Anda di halaman 1dari 12

Accelerat ing t he world's research.

Jurnal-02
tovan stia

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Evaluasi Ot onomi Daerah Di Jawa Barat Tahun 2007: Berdasarkan Indeks Pemerint ahan Berb…
Caroline Paskarina

Tat a pemerint ahan yang baik


jhont ry t erang

Perencanaan Mewujudkan Kehidupan Pemerint ahan dan Sosial Yang Islami di Desa Tonrong Rijang Ka…
Pipin Hanapiah, Ahmad Must anir
Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol. 1 No. 3 Juni 2012 19

MEMBANGUN KEPERCAYAAN
DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE
Oleh : Juanda Nawawi

ABSTRAK

Tulisan ini mencoba mengungkapkan good governance sebagai sebuah paradigma dapat
terwujud bila dibangun diatas kepercayaan pada tiga pilar pendukungnya yaitu negara, sektor
swasta, dan masyarakat. Negara dengan birokrasi pemerintahannya dituntut untuk
melaksanakan pelayanan publik yang baik. Sektor swasta sebagai pengelola sumber daya
diluar negara dan birokrasi pemerintahan harus memberi kontribusi dalam usaha pengelolaan
sumber daya tersebut. Tata kelola pemerintahan yang baik dapat terwujud apabila didukung
dengan prinsip yang dapat membangkitkan kepercayaan berupa partisipasi, penegakan hukum,
transparansi, responsif, kesetaraan dan keadilan, dan akuntabilitas.

PENDAHULUAN ada yang memaknai Good Governance


Citra pemerintahan buruk yang sebagai kinerja suatu lembaga
ditandai dengan syaratnya tindakan korupsi, pemerintahan, perusahaan atau organisasi
kolusi dan nepotisme telah melahirkan kemasyarakatan. Istilah ini merujuk pada
ketidakpercayaan masyarakat pada institusi arti asli Governing yang berarti mengarah-
pemerintahan baik di pusat maupun di kan atau mengendalikan atau
daerah, yang berlangsung baik pada masa mempengaruhi masalah publik dalam suatu
pemerintahan sebelumnya maupun pada negeri. Karena itu Good Governance dapat
era reformasi. Salah satu isu reformasi yang diartikan sebagai tindakan atau tingkah laku
digulirkan oleh pemangku kepentingan yang didasarkan pada nilai-nilai yang
pemerintahan adalah Good Governance, bersifat mengarahkan, mengendalikan atau
secara berangsur istilah tata kelola mempengaruhi masalah publik untuk
pemerintahan yang baik menjadi populer mewujudkan nilai-nilai itu dalam tindakan
dikalangan pemerintahan, swasta maupun dan kehidupan keseharian. Dengan
masyarakat secara umum. demikian ranah Good Governance tidak
Istilah Good Governance sering terbatas pada negara melalui birokrasi
disebut dalam berbagai kesempatan dan pemerintahan, tetapi juga pada ranah
dimaknai secara berlainan, bahkan menjadi masyarakat sipil yang di representasikan
konsep yang populer dalam banyak debat oleh organisasi non pemerintah seperti
akademik dan politik Kontemporer. Satu sisi lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan
Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol. 1 No. 3 Juni 2012 20

juga sektor swasta singkatnya, tuntutan secara sinergis, tidak saling berbenturan,
terhadap tata kelola pemerintahan yang baik memperoleh dukungan dan kepercayaan
tidak selayaknya ditujukan hanya kepada dari rakyat dan lepas dari gerakan-gerakan
penyelenggara negara atau pemerintahan, anarkis yang bisa menghambat proses
melainkan juga pada masyarakat diluar jalannya pemerintahan. Pemerintahan juga
pemerintahan yang secara bersemangat bisa dikatakan baik jika pembangunan dapat
menuntut penyelenggaraan pemerintahan dilakukan dengan biaya yang sangat
yang baik. minimal menuju cita kesejahteraan dan
Pada dasarnya konsep Good kemakmuran sebagai basis model dari
Governance memberikan rekomendasi pada pemerintahan. Pemerintahan dapat
sistem pemerintahan yang demokratis yang dikatakan baik, jika produktif, inovatif dan
menekankan kesetaraan antara lembaga- memperlihatkan hasil dengan indikator
lembaga negara baik ditingkat pusat kemampuan ekonomi, rakyat meningkat
maupun daerah, sektor swasta, dan baik dalam aspek produktifitas maupun
masyarakat. Good Governance atau tata dalam daya belinya, kesejahteraan
kelola pemerintahan yang baik berdasarkan spritualitasnya terus meningkat dengan
pada pandangan ini suatu kesepakatan indikator rasa aman, tenang dan bahagia
menyangkut pengaturan negara yang yang baik. Proses pelaksanaan
diciptakan bersama oleh pemerintah, pemerintahan sebagai wujud pelaksanaan
masyarakat dan sektor swasta. amanah pemerintahannya juga harus
Kesepakatan tersebut mencakup dilakukan dengan penuh transparansi,
keseluruhan bentuk mekanisme, proses dan manajemen yang akuntabel, serta dukungan
lembaga-lembaga dimana warga dan kepercayaan publik.
kelompok masyarakat mengutarakan Good Governance sebagai sebuah
kepentingannya, menggunakan hak paradigma dapat terwujud bila ketiga pilar
hukumnya, memenuhi kewajiban dan pendukungnya saling meletakkan
menjembatani perbedaan diantara mereka. kepercayaan antara satu sama lain yaitu
Berdasar pada konsep tersebut negara dengan birokrasi pemerintahannya
diatas, maka pemerintahan yang baik dalam dituntut untuk merubah pola pelayanan dari
ukuran proses maupun hasilnya. Semua birokrasi elitis menjadi birokrasi populis agar
unsur dalam pemerintahan bisa bergerak masyarakat dan swasta dapat memberi
Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol. 1 No. 3 Juni 2012 21

kepercayaan. Sektor swasta sebagai kepercayaan memainkan peran setiap kali


pengelola sumber daya diluar negara dan kebijakan baru diumumkan (Ocampo, 2006).
birokrasi pemerintahan mendapat dukungan Kepercayaan (trust), baik dalam
kepercayaan dari negara dan masyarakat, bentuk sosial maupun politik, adalah
dan pada akhirnya keterlibatan organisasi sineqna non (syarat mutlak) pemerintahan
kemasyarakatan sebagai kekuatan yang baik. Tata pemerintahan yang baik dan
perimbang mendapat kepercayaan dari kepercayaan yang saling membutuhkan
negara dan swasta. satu sama lain, kepercayaan menumbuhkan
tata pemerintahan yang baik. Tiga
KEPERCAYAAN DAN GOOD mekanisme penyebab utama yang
GOVERNANCE beroperasi antara kepercayaan dan tata
Kepercayaan sangat penting artinya kelola pemerintahan yang baik yaitu : (1)
bagi tata kelola pemerintahan yang baik. Mekanisme kausal sosial kemasyarakatan,
Kepercayaan adalah suatu hubungan (2) Mekanisme kausal ekonomi efisiensi,
interpersonal dan konsep organisasi yang dan (3) Mekanisme kausal politik legitimasi
kompleks (Bok, 1997), (Kramer dan Tylor, pemerintahan demokratis melahirkan
1995). Kepercayaan terjadi ketika pihak kepercayaan, kepercayaan merupakan
yang memiliki persepsi tertentu yang prasyarat bagi tata kelola pemerintahan
menguntungkan satu sama lain yang yang demokratis, dan pentingnya hubungan
memungkinkan hubungan untuk mencapai sosial kemasyarakatan antara kepercayaan
hasil yang diharapkan. Seseorang dan pemerintahan yang baik melibatkan
mempercayai, kelompok atau lembaga akan utamanya membangun dan memelihara
terbebas dari kekhawatiran dan kebutuhan semangat masyarakat sipil. Dalam
untuk memonitor perilaku pihak lain, masyarakat dimana orang tidak percaya
sebagian atau seluruhnya. Kepercayaan satu sama lain dan memilih untuk tidak
adalah cara yang efisien untuk menurunkan terlibat dalam kegiatan yang berarti dalam
biaya transaksi dalam hubungan sosial, jaringan assosiasi sosial. Ada kemungkinan
ekonomi dan politik (Fukuyama, 1995). besar masyarakat memiliki legitimasi politik
Kepercayaan adalah juga jauh lebih dari itu. yang rendah yang diberikan kepada
Ini adalah fondasi dari semua hubungan pemerintah dan wakil-wakilnya. Sebuah
manusia dan interaksi institusional, dan masyarakat sipil yang kuat menjadi
Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol. 1 No. 3 Juni 2012 22

penengah yang efektif antara rakyat dan kata lain, pemerintah dalam menerapkan
pemerintah. Karena itu, ia merupakan arena kebijakan-kebijakan yang meningkatkan
penting dari representasi dan agregasi daya saing, harus mempertimbangkan
kepentingan. Hubungan sosial masalah kesenjangan sosial. Selanjutnya
kemasyarakatan yang baik dapat hubungan politik legitimasi yaitu
melahirkan kepercayaan sosial. Berkenan membangun kepercayaan politik kearah
dengan kepercayaan warga negara satu pemerintahan yang baik. Hubungan politik
sama lain sebagai anggota komunitas legitimasi antara kepercayaan dan tata
sosial, bahwa keterlibatan masyarakat pemerintahan yang baik. Legitimasi
dalam suatu komunitas dan kepercayaan mewujudkan persetujuan yang sesuai warga
interpersonal diantara anggotanya negara untuk pemerintah yang berkuasa.
berkontribusi pada meningkatnya Jika warga menganggap bahwa pemerintah
kepercayaan masyarakat secara berhak memegang dan menggunakan
keseluruhan dalam suatu masyarakat kekuasaan, maka pemerintah menikmati
tertentu. Hubungan tatap muka bersama legitimasi politik. Diantara faktor utama
anggota masyarakat dalam asosiasi legitimasi adalah kepercayaan sosial.
masyarakat tidak hanya memungkinkan Legitimasi ini mudah dicapai (Gilley, 2006)
orang untuk saling mengenal satu sama lain jika ada kepercayaan warga dalam
yang lebih baik dalam hal pribadi, tetapi juga pemerintahan dan perwakilan mereka,
memungkinkan mereka untuk memperluas dengan demikian, kepercayaan politik yang
perasaan positif yang berasal dari mengarah ke tata pemerintahan yang baik
pengalaman warga terhadap orang lain memberi kontribusi terhadap pembangunan
dalam masyarakat dan pemerintahan. legitimasi politik. Legitimasi politik, pada
Meningkatkan kepercayaan sosial melalui gilirannya, lebih merangsang dan
penerapan kebijakan politik dan ekonomi memperluas kepercayaan politik sehingga
yang sehat juga penting untuk berkontribusi untuk demokratisasi
pemerintahan yang baik dan efektif. pemerintahan. Salah satu cara untuk
Meningkatkan kepercayaan melalui mempromosikan kepercayaan melalui
pembuatan kebijakan ekonomi yang efektif penguatan legitimasi politik adalah untuk
membawa pemerintahan yang baik hanya membawa masyarakat lebih dekat dengan
jika keterkaitan efisiensi ekonomi. Dengan
Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol. 1 No. 3 Juni 2012 23

pemerintah mereka dan pemerintah mereka kurangnya kredibilitas menimbulkan


kepada mereka. ketidakpercayaan dan kemungkinan untuk
waktu yang lama, oleh karena itu setiap
PILAR KEPERCAYAAN DALAM organisasi dan kebijakan juga merupakan
MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE tindakan potensial dapat membangun
Dalam mewujudkan tata kelola kepercayaan (Porte, 1996).
pemerintahan yang baik dapat ditopang Kedua ; Penegakan hukum, partisipasi
oleh beberapa pilar kepercayaan ; pertama masyarakat dalam proses politik dan
pertisipasi, semua warga masyarakat perumusan-perumusan kebijakan publik
berhak terlibat dalam pengambilan memerlukan sistem dan aturan-aturan
keputusan, baik langsung maupun melalui hukum. Tanpa diimbangi oleh sebuah
lembaga perwakilan yang sah untuk hukum dan penegakannya yang kuat,
mewakili kepentingan mereka. Partisipasi partisipasi akan berubah menjadi proses
menyeluruh tersebut dibangun diatas politik yang anarkis. Pelaksanaan
kepercayaan masyarakat bahwa mereka pemerintahan yang baik juga harus ditata
telah diberi kebebasan untuk berkumpul dan oleh sebuah sistem dan aturan hukum yang
mengungkapkan pendapat serta kapasitas kuat serta memiliki kepastian, kepercayaan
berpartisipasi secara konstruktif, hanya dapat terbangun apabila ada penegakan
dengan partisipasi merasa memiliki hukum yang konsisten dan non diskriminatif,
kepercayaan diri untuk ikut terlibat dan sebaliknya kepercayaan kepada pemerintah
bertanggung jawab dalam pengelolaan pudar jika hukum tidak dapat ditegakkan
pemerintahan, pada sisi lain dengan tingkat dan hukum bersifat diskriminatif. Problema
partisipasi masyarakat dalam pengambilan pemberantasan korupsi dan penegakan
keputusan memberi legitimasi kepada hukum masih menjadi isu utama di era
pemerintah dalam pembuatan kebijakan demokratisasi dan reformasi yang paling
yang kredibel. Kredibilitas adalah perbuatan banyak menjadi sorotan publik. Pola
sesuai perkataan (Blinder, 2000). Dalam hal penyikapan publik dan kekecewaan pada
ini kredibilitas langsung berkaitan dengan kinerja penegak hukum dalam
gagasan kepercayaan politik karena pemberantasan korupsi bermuara pada
sebagai instansi pemerintah memproduksi carut-marut penanganan korupsi yang
kebijakan yang berulang kali, dan banyak berputar pada tarikan kepentingan
Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol. 1 No. 3 Juni 2012 24

politik kekuasaan. Dari berbagai persoalan pemerintahnya masing-masing. Oleh karena


hukum, tampak kesangsian publik terkait itu, menjadi aksionea untuk menyatakan
perbaikan kondisi penanganan kasus-kasus bahwa pemerintah yang ingin membangun
korupsi. Korupsi muncul sebagai salah satu atau membutuhkan kekuatan kepercayaan,
faktor politik yang paling penting yang pertama dan terutama adalah bekerja
memberikan kontribusi bagi penurunan untuk menegakkan hukum dan
tingkat kepercayaan dalam pemerintahan memberantas korupsi. Pemerintahan yang
baik di negara maju maupun di negara baik dengan muda dapat dihancurkan oleh
berkembang. Ada dua peringatan penting variabel korupsi. Dampak negatif dari
tentang hubungan kepercayaan dan korupsi korupsi tidak dapat dipungkiri ketika muncul
berkaitan yaitu legitimasi sistem politik dan pada tata kelola pemerintahan yang baik,
pemerintahan yang baik. Salah satunya korupsi melemahkan kepercayaan sosial,
adalah bahwa tidak cukup bagi para menjadi tugas dan prioritas pemerintah,
pemimpin dan lembaga politik untuk swasta dan masyarakat dalam membangun
memerangi korupsi, mereka juga harus kepercayaan melalui penegakan hukum,
munculnya korup, peringatan kedua pemberantasan korupsi dan juga hadirnya
mengenai hubungan antara kepercayaan pemerintahan yang efektif.
dan korupsi adalah bahwa orang mungkin Ketiga ; Transparansi, sasaran
percaya kepada pemerintah dan penegak penyelenggaraan pemerintahan dewasa ini
hukum, mereka bahkan meskipun ada adalah kepercayaan yang diperintah
beberapa tingkat korupsi yang dirasakan terhadap pemerintah sebagai output.
atau nyata. Nampaknya korupsi sebagai isu Maksudnya disini adalah yang diperintah
penting dalam kepercayaan politik, jika percaya kepada pemerintah karena bukti
seorang pejabat politik yang jujur, tetapi bukan janji. Kepercayaan tersebut timbul
muncul sebagai korup. Hukum pencegahan karena pemerintah mampu dan mau untuk
atau tampilnya peraturan, telah membuat memenuhi janji yang telah disampaikan.
munculnya tindak pidana korupsi itu sendiri Kemampuan untuk menjawab atau
(Warren, 2006), kepercayaan dan korupsi memenuhi janji kepada orang lain atau diri
menunjukkan bahwa warga negara di mana- sendiri tersebut adalah tanggung jawab.
mana adalah waspada terhadap kurangnya Pemerintah yang bertanggungjawab adalah
kejujuran dan perilaku yang tidak etis di pemerintah yang mampu menjawab atau
Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol. 1 No. 3 Juni 2012 25

memenuhi janji kepada warganya. Untuk mencakup pengertian bahwa informasi


mewujudkan pertanggungjawaban tersedia secara cuma-cuma dan dapat
pemerintah terhadap warganya salah satu diakses secara mudah dan langsung, dan
cara dilakukan dengan menggunakan transparansi dibangun atas dasar arus
prinsip transparansi (keterbukaan). Melalui informasi yang bebas. Seluruh proses
transparansi penyelenggaraan pemerintahan, lembaga-lembaga dan
pemerintahan, masyarakat diberikan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-
kesempatan untuk mengetahui kebijakan pihak yang berkepentingan, dan informasi
yang akan telah diambil oleh pemerintah. yang tersedia harus memadai agar dapat
Juga melalui transparansi penyelenggaraan dimengerti dan dipantau.
pemerintahan tersebut, masyarakat dapat Keempat ; Responsif, pemerintah
memberikan Feedback atau Outcomes harus memahami kebutuhan masyarakat-
terhadap kebijakan yang telah diambil oleh nya, jangan menunggu mereka menyampai-
pemerintah. Makna dari transparansi dalam kan keinginan-keinginan itu, tetapi mereka
penyelenggaraan pemerintahan dapat secara proaktif mempelajari dan
dilihat dalam dua hal yaitu wujud menganalisis kebutuhan-kebutuhan mereka,
pertanggungjawaban pemerintah kepada untuk kemudian melahirkan kebijakan
rakyat dan upaya peningkatan manajemen strategis guna memenuhi kepentingan
pengelolaan dan penyelenggaraan umum. Sesuai dengan asas responsif, maka
pemerintahan yang baik dan mengurangi setiap unsur pemerintah harus memiliki etik
kesempatan praktek kolusi, korupsi dan yakni etik individual menuntut mereka agar
nepotisme (KKN). Transparansi berarti memiliki kriteria kapabilitas dan loyalitas
masyarakat harus dapat memperoleh profesional. Sedang etik sosial menuntut
informasi secara bebas dan mudah tentang mereka agar memiliki sentifitas terhadap
proses dan pelaksanaan keputusan yang berbagai kebutuhan publik. Kedua etik
diambil. Di dalam Good Governance apabila diaplikasikan demi kepentingan
transparansi adalah merupakan salah satu publik maka akan terbangun kepercayaan.
prinsip artinya segala keputusan yang Responsif yakni pemerintah harus peka dan
diambil dan penerapannya dibuat dan cepat tanggap terhadap persoalan-
dilaksanakan sesuai korider hukum dan persoalan masyarakat untuk membuat opini
peraturan yang berlaku. Hal ini juga bahwa pemerintah membangun
Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol. 1 No. 3 Juni 2012 26

kepercayaan. Salah satu fungsi yang harus guna mencapai tingkat kepuasan dan
terus menerus dibangun oleh pemerintah kepercayaan masyarakat.
dalam mewujudkan tata kelola Kelima ; kesetaraan dan keadilan,
pemerintahan yang baik adalah harus lebih sebagai sebuah bangsa beradab, dan terus
banyak memberi pelayanan kepada berupaya menuju cita tata kelola
rakyatnya untuk membangun kepercayaan, pemerintahan yang baik, proses
keharmonisan, stabilitas dan integritas. pengelolaan pemerintahan itu harus
Peran pemerintah lebih sebagai pelayanan memberikan peluang, kesempatan,
masyarakat yang tidak bertujuan pelayanan dan treatment yang sama dalam
memperoleh keuntungan atau profit, dimana koridor kejujuran dan keadilan. Tidak ada
lebih mementingkan terpenuhinya kepuasan seorang atau sekelompok orangpun yang
pelanggan dan bukan memenuhi apa yang teraniaya dan tidak memperoleh apa yang
menjadi kemauan birokrasi itu sendiri. menjadi haknya. Pola pengelolaan
Kepuasan masyarakat dapat menimbulkan pemerintahan membutuhkan kejujuran dan
kepercayaan kepada pemerintah. Dalam keadilan yang melahirkan kepercayaan dan
praktek pemerintahan dengan adanya memperoleh legitimasi yang kuat dari publik
kepercayaan rakyat dan swasta kepada dan akan memperoleh dukungan serta
pemerintah, kebanyakan rakyat lebih dulu partisipasi yang baik dari rakyat. Kesetaraan
memberikan apresiasi atas pelayanan dan keadilan dalam pemilihan pelayanan
pemerintahnya. Dalam perkembangannya, publik berkoselasi positif dalam membangun
pelayanan masyarakat ternyata bukan kepercayaan semua unsur Governance.
sekedar pelayanan dasar saja, namun Para pejabat publik, unsur-unsur dalam
pelayanan yang lebih luas menyangkut masyarakat sipil, dan dunia usaha sama-
berbagai kepentingan pengguna hasil dan sama memiliki kepentingan terhadap
penerima pelayanan. Dari pengalaman perbaikan kinerja layanan publik.
emperik, perluasan jangkauan target Setidaknya ada tiga alasan yang
pelayanan dan sistem pelayanan melatarbelakangi bahwa pembaharuan
diharapkan akan menumbuhkan kreativitas pelayanan publik dapat mendorong praktek
pemerintah yang responsif dalam Good Governance yaitu ; perbaikan kinerja
meningkatkan kualitas pelayanan publik pelayanan publik dinilai penting oleh semua
stakeholders, yaitu pemerintah, warga
Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol. 1 No. 3 Juni 2012 27

pengguna, dan para pelaku pasar. sangat penting untuk meyakinkan mereka
Pemerintah berkepentingan dengan upaya semua bahwa Good Governance bukan
perbaikan pelayanan publik karena jika hanya mitos tetapi dapat menjadi realitas
berhasil memperbaiki pelayanan publik, apabila pemerintah dan unsur-unsur non
akan dapat memperbaiki biaya birokrasi, pemerintah bekerja keras dan mampu
yang pada gilirannya dapat menimbulkan menggalang semua potensi yang dimilikinya
kepercayaan dan kesejahteraan warga untuk mewujudkan Good Governance.
pengguna dan efisiensi mekanisme pasar. Keenam ; Akuntabilitas merupakan
Reformasi pelayanan publik akan kewajiban untuk memberikan pertanggung-
memperoleh dukungan luas menuju tata jawaban atau menjawab dan menerangkan
kelola pemerintahan yang baik. Pelayanan kinerja atas tindakan seseorang/badan
publik adalah ranah dari ketiga unsur hukum/pimpinan suatu organisasi kepada
Governance melakukan interaksi yang pihak yang memiliki hak atau kemenangan
sangat intensif. Melalui penyelenggaraan untuk meminta keterangan atau
layanan publik, pemerintah, warga sipil, dan pertanggungjawaban. Akuntabilitas publik
para pelaku pasar berinteraksi secara merupakan landasan bagi proses
intensif sehingga apabila pemerintah dapat penyelenggaraan pemerintahan. Ia
memperbaiki kualitas layanan publik, maka diperlukan karena aparatur pemerintah
manfaatnya dapat dirasakan secara harus mempertanggungjawabkan tindakan
langsung oleh masyarakat dan para pelaku dan pekerjaannya kepada publik dan
pasar. Hal seperti ini penting dilakukan agar organisasi tempat kerjanya. Akuntabilitas
warga dan pelaku pasar semakin percaya sebagai persyaratan mendasar untuk
bahwa pemerintah tanpa diskriminasi pada mencega penyalagunaan kewenangan yang
semua golongan masyarakat serta bertindak didelegasikan dan menjamin kewenangan
adil dan telah serius melakukan perubahan. diarahkan pada pencapaian tujuan nasional
Adanya kepercayaan (trust) antara yang diterima secara luas dengan tingkat
pemerintah dan unsur-unsur non efisiensi, efektivitas, kejujuran, dan
pemerintah merupakan prasyarat yang kepercayaan. Akuntabilitas merupakan
sangat penting untuk menggalang salah satu prinsip dalam mewujudkan tata
dukungan yang luas bagi pengembangan kelola pemerintahan yang baik, dan dapat
praktek Good Governance. Kepercayaan melahirkan kepercayaan masyarakat. Asas
Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol. 1 No. 3 Juni 2012 28

Akuntabilitas berarti pertanggungjawaban tanggungjawab pribadi, tapi juga karena


pejabat publik terhadap masyarakat yang sifat dari pekerjaan dan tanggungjawab
memberinya delegasi dan kewenangan merupakan kepentingan pribadi pemerintah,
untuk mengurus berbagai urusan dan masalah akuntabilitas menjadi lebih rumit
kepentingan mereka. Setiap pejabat publik pada lembaga publik bukan semata-mata
dituntut untuk mempertanggungjawabkan karena sifat individu pelaku dan kurangnya
semua kebijakan, perbuatan, moral, tanggungjawab pribadi, tetapi disebabkan
maupun netralitas sikapnya terhadap karena sifat pekerjaan dan pertanggung-
masyarakat, demikian pula unsur-unsur non jawaban merupakan kepentingan pribadi
pemerintah dituntut untuk mempertanggung- pemerintah sendiri. Individu birokrat
jawabkan semua aktivitas sehubungan seringkali dan melampaui kewenangannya
dengan keikutsertaan mereka dalam (Peters, 1984). Pemerintah harus dapat
pengelolaan pemerintahan. Pengembangan bertanggungjawab dan mempertanggung-
asas akuntabilitas dalam kerangka Good jawabkan segala sikap, perilaku, dan
Governance tiada lain agar para pejabat kebijakannya kepada publik dalam bingkai
atau unsur-unsur yang diberi kewenangan melaksanakan apa yang menjadi tugas,
mengelola urusan publik itu senantiasa wewenang dan tanggung jawab yang
terkontrol dan tidak memiliki peluang diberikan kepadanya. Segala sikap,
melakukan penyimpangan untuk tindakan dan kebijakan pemerintah harus
melakukan KKN. Dengan asas ini mereka dipertanggungjawabkan kepada rakyat,
tetap produktivitas profesionalnya sehingga karena rakyat disamping sebagai pemegang
berperan besar dalam memenuhi berbagai kedaulatan tertinggi negara, juga karena
aspek kepentingan publiknya. Namun rakyat yang memiliki segala sumber daya
demikian pertanggungjawaban pejabat pembangunan termasuk kekuasaan yang
publik dalam melaksanakan tugas, diberikan kepada pemerintah dalam
wewenang, dan tanggung jawabnya menjalankan pemerintahan. Pertanggung-
seringkali diharapkan pada banyak jawaban dapat menimbulkan kepercayaan
permasalahan yang pada gilirannya dapat jika para pemegang kekuasaan dapat
menimbulkan ketidak percayaan publik. mempertanggungjawabkan segala
Permasalahan tersebut bukan saja karena kebijakan yang diambil. Pertanggung-
sifat individual pegawai dan kurangnya jawaban para pemegang kekuasaan kepada
Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol. 1 No. 3 Juni 2012 29

yang memberi kekuasaan ditampung agar transparansi, responsif, kesetaraan dan


rakyat dapat mengetahui apa yang keadilan, dan akuntabilitas.
dilakukan oleh mereka, juga sekaligus
DAFTAR PUSTAKA
rakyat dapat melakukan kontrol atas apa
Azyumardi, Azra (2000). Demokrasi Hak
yang dilakukan oleh para pemegang Asasi Manusia, Masyarakat Madani :
kekuasaan tadi. Mekanisme pertanggung- Tim ICCE UIN Jakarta.

jawaban pada hakekatnya sebagai media Bok, D (1997). Measuring The Perfurmance
Of Government : In Why Peopel Don’t
kontrol rakyat dan swasta terhadap Trust Government? Nye, S Yoseph
pemerintah. P.D Zelikow and De King (eds)
Cambridge : Harvard University Press.
PENUTUP
Blinder, A. S (2000). Central Bank Credibility
Good Governance sebagai sebuah : Why Do We Care ? How Do We Built
It, The American Ekonomic Review.
paradigma dapat terwujud bila dibangun
diatas kepercayaan pada tiga pilar Fukuyama, F (1995). The Social Witnes and
The Creations Of Prosperity, New
pendukungnya dan dapat berfungsi secara York : Free Press.
baik yaitu negara, sektor swasta, dan Gilley, B (2006). The Determinants Of State
masyarakat. Negara dengan birokrasi Legitimacy ; International Political
Science Review, New York.
pemerintahannya dituntut untuk
Joko Widodo (2001). Good Governance;
melaksanakan pelayanan publik yang baik. Tokoh Dari Dimensi Akuntabilitas Dan
Sektor swasta sebagai pengelola sumber Kontrol Birokrasi Pada Era
Desentralisasi Dan Otonomi Daerah,
daya diluar negara dan birokrasi Insan Cendekia ; Surabaya.
pemerintahan harus memberi kontribusi Kramer, R.M and T.R. Taylor (1995). Trust
dalam usaha pengelolaan sumber daya In Organizations ; Prontiers of Theozy
an Research, Thousan d Oaks, Calef,
tersebut. Penerapan cita tata kelola Sage : New York.
pemerintahan yang baik mensyaratkan Peri K. Blind (2006). Building Trust in
keterlibatan masyarakat dan organisasinya Goverment in The Twenty First
Century ; Review of Litrature and
sebagai kekuatan pengembang negara. Emerguing Is swes : Vienna, Australia.
Tata kelola pemerintahan yang baik dapat
Peter.B.Guy (1991). The Polities of
terwujud apabila didukung dengan prinsip Bureancracy , Logman Inc, New York
and London.
yang dapat membangkitkan kepercayaan
berupa partisipasi, penegakan hukum, Ocampo (2006). Congratulatory Message ;
The Regional Forum of Reinventing
Goverment in Asia Seoul, Korea.

Anda mungkin juga menyukai