NPM: 12383509200056
PENDAHULUAN
menghadapi berbagai tantangan yang membutuhkan perhatian serius semua pihak. Good
governance atau tata pemerintahan yang baik merupakan bagian dari paradigma baru yang
berkembang dan memberikan nuansa yang cukup mewarnai terutama pasca krisis multi
dimensi seiring dengan tuntutan era reformasi. Situasi dan kondisi ini menuntut adanya
kepemimpian nasional masa depan yang diharapkan mampu menjawab tantangan bangsa
Indonesia mendatang. Perkembangan situasi nasional dewasa ini dicirikan dengan tiga
3. Ketidakpastian yang relatif tinggi (bencana alam yang silih berganti, situasi ekonomi yang
Selain itu, kesenjangan proses komunikasi politik yang terjadi di Indonesia antara
pemerintah dengan rakyatnya maupun partai yang mewakili rakyat dengan konstituennya
menjadikan berbagai fenomena permasalahan sulit untuk dipahami dengan logika awam
komitmen dari berbagai pihak, tidak hanya pemerintah dan para politikus namun
masyarakat juga perlu untuk memberikan andil terhadap pembangunan good governance
tersebut. Untuk itu, pemahaman yang kompleks tentang good governance perlu dipahami
oleh semua pihak sebagai bagian dari upaya untuk mendukung ketercapaian pemerintahan
yang bersih. Karena pentingnya hal tersebut, makalah ini untuk difokuskan kepada
PEMBAHASAN
Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan
bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien,
penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik
maupun secara administratif menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan
politican framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha.
Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses
pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara
bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor
swasta bagi penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu Negara
Good Governance diIndonesia sendiri mulai benar – benar dirintis dan diterapkan sejak
meletusnya era Reformasi yang dimana pada era tersebut telah terjadi perombakan sistem
pemerintahan yang menuntut proses demokrasi yang bersih sehingga Good
Governancemerupakan salah satu alat Reformasi yang mutlak diterapkan dalam
pemerintahan baru. Akan tetapi, jika dilihat dari perkembangan Reformasi yang sudah
berjalan selama 15 tahun ini, penerapan Good Governance di Indonesia belum dapat
dikatakan berhasil sepenuhnya sesuai dengan cita – cita Reformasi sebelumnya. Masih
banyak ditemukan kecurangan dan kebocoran dalam pengelolaan anggaran dan akuntansi
yang merupakan dua produk utama Good Governance.
Clean Government berasal dari kata bahasa Inggris yang bila diterjemahkan secara
harfiah dalam bahasa Indonesia berarti “pemerintah yang bersih”. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, pemerintah adalah sekelompok orang yang secara bersama-sama
memikul tanggung jawab terbatas untuk menggunakan kekuasaan; menjalankan wewenang
dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi dan politik suatu negara atau bagian-
bagiannya.
Dalam pasal 1 ayat (1) dan pasal 2 undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun
1999 tentang penyelenggara Negara yang bersih dan bebasdari korupsi kolusi dan
nepotisme, berkaitan dengan CLEAN GOVERNMENT, disebutkan bahwa penyelenggara
Negara adalah :
Sedangkan ketentuan clean government sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat (2) dan ayat
(7) UU No. 28 tahun 1999 adalah penyelenggara negara yang
1. Asas kepastian hukum, adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan peraturan dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggara negara.
2. Asas tertib penyelenggaraan negara, adalah asas yang menjadi landasan keteraturan,
keserasian dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan negara.
3. Asas kepentingan umum, adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan
cara yang aspiratif, akomodatif dan selektif.
4. Asas keterbukaan, adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak pribadi,
golongan dan rahasia negara.
5. Asas proporsionalitas, adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban penyelenggara negara.
6. Asas profesionalitas, adalah asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode
etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir
dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegangn kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketentuan clean government yang kedua menyebutkan tentang penyelenggara Negara yang
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Bahkan dalam literature lain, istilah clean
government hanya dikonsepsikan sebagai pemerintaah yang bersih dari unsur KKN.
BAB III
PENUTUP
I.KESIMPULAN