BAB II
KERANGKA DASAR TEORI
maka terlebih dahulu penulis kemukakan beberapa pendapat mengenai teori itu
sendiri dari para ahli antara lain, menurut Emory Cooper (dalam Umar,2004:50)
mengatakan teori adalah suatu kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variabel
yang berkaitan satu sama lain secara sistematis dan telah digeneralisasi sehingga
fenomena
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori dan konsep merupakan
melakukan suatu penelitian, di mana teori dan konsep tersebut dapat memberikan
8
meluas kurang lebih tahun 1980, dan di Indonesia Good Governance mulai di kenal
secara lebih dalam pada tahun 1990 sebagai wacana penting yang muncul dalam
perubahan dramatis pada tahun 1998, Indonesia telah memulai berbagai inisiatif yang
yang lebih luas. Ini sebagai awal penting dalam menyebarluaskan gagasan yang
Good Governance dipandang sebagai paradigma baru dan menjadi ciri yang perlu ada
(masyarakat). Oleh sebab itu , Good Governance sektor publik diartikan sebagai
suatu proses tata kelola pemerintahan yang baik, dengan melibatkan stakeholder,
daya seperti sumber daya alam, keuangan, dan manusia bagi kepentingan rakyat yang
9
masalah publik, menggelolakan sumber daya publik dan menjamin realisasi hak asasi
manusia. Dalam konteks ini, Good Governance memiliki hakekat yang esensial yaitu
bebas dari penyalahgunaan wewenang dan korupsi serta dengan pengakuan hak
Good Governance bsa di artikan sebagai tata kelola yang baik dimana sesuai
(society)”
sehingga sumber daya Negara yang berada dalam pengelolaan pemerintah benar-
Negara.
kegiatan kenegaraan, tetapi lebuh jauh dari itu melibatkan pula sektor swasta dan
sangat penting penyimpangan yang terjadi di dalam pasar dapat di hindari. Dalam
dalamnya termasuk lembaga politik dan lembaga sektor publik. Peran pemerintah
mekanisme pasar yang benar seingga penyimpangan yang terjadi di dalam pasar
dapat di hindari.
2. Sektor swasta: pelaku sektor swasta mencakup perusahaan swasta yang aktif dalam
yang berinteraksi secara sosial, politik dan ekonomi. Dalam bidang pendidikan ada
disebut dengan perubahan dalam distribusi kewenangan yaitu telah terjadi distribusi
keputusan, masyarakat dan juga pihak swasta pun berkesempatan untuk terlibat dalam
pengambilan keputusan.
main dan lingkungan ekonomi dan institusi yang memberikan kebebasan kepada
organisasi untuk secara ketat mengikat, meningkatkan nilai jangka panjang pemilik,
Dilihat dari berbagai forum Good Governance sudah menjadi isu penting
pemerintah semakin banyak yang bisa di jalankan. Peran yang dimiliki oleh
pemerintah selain peran strategi di masa yang akan datang menurut Eddie Wibowo
(2004:21) adalah:
berkelanjutan.
miskin.
8. Melindungi lingkungan.
9. Mempromosikan kesejahtraan.
Tanpa memiliki organisasi yang efisien, suatu Negara akan sulit untuk
kuat yang kompetitif dan masyarakat sipil (civil society) yang mandiri”.
13
baik dan penerapannya sesuai dengan peraturan yang berlaku, peduli terhadap
partisipatif.
dan peraturan.
6. Demokrasi (Democracy)
publik.
- Bekerja tinggi.
- Taat azas.
oleh masyarakat.
jabatan.
11. Kemitraan dengan Dunia Usaha Swasta & Masyarakat (Private Sector &
Inequality)
mampu.
Protection)
perlindungan/konservasinya.
Indonesia (ADKASI), dan Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (ADKESI), Tahun
18
2001.
1. Prinsip Partisipasi
daerah.
pembela kebenaran.
3. Prinsip Transparansi
daerah dan,
19
4. Prinsip Kesetaraan
- Berkurangnnya kasus diskriminasi.
gender.
- Adanya visi dan strategi yang jelas dan mapan dengan ketentuan hukum
yang sesuai,
- Adanya dukungan dari pelaku dalam pelaksanaan visi dan strategi, dan
7. Prinsip Akuntabilitas
- Meningkatya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah daerah,
masyarakat dan,
20
8. Prinsip Pengawasan
- Meningkatnya masukan dari masyarakat terhadap penyimpangan
- Berkurangnnya penyimpangan-penyimpangan
masyarakat,
- Berkurangnnya KKN,
dipenuhi dalam pelaksanaan good governance yang berkaitan dengan control dan
Disini dapat dilihat bahwa arah kedepan dari good governance adalah membangun
the professional government, bukan dalam arti pemerintah yang dikelola oleh para
teknokrat. Namun oleh siapa saja yang mempunyai kualifikasi profesional, yaitu
mereka yang mempunyai ilmu dan pengetahuan yang mampu mentransfer ilmu
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa,
publik.
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang ada. Nilai akuntabilitas pelayanan
adalah bagian dari pemenuhan terhadap pelayanan public untuk menjunjung tinggi
dasar untuk mewujudkan tercapainya pemerintahan yang baik. Jika dianalisi secara
spesifik, bahwa pelayanan adalah pemberian hak dasar kepada warga Negara atau
pelayanan juga merupakan bagian dari makna yang tidak terpisahkan dari
secara keseluruhan aspek pelayanan dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
dipenuhi sesuai dengan ketentuannya. Pelayanan publik menjadi suatu sistem yang
Negara secara baik dan profesional baik jasa, barang atau adsministratif sebagai
secara profesional, akuntabel dan optimal. Pelayanan yang optimal adalah harapan
semua masyarakat agar tercpta kualitas pelayanan yang lebih baik. Optimalisasi
pelayanan publik menurut pendapat Indri dan Hayat (2015), adalah memberikan
prilaku dalam pemberian layanan. Sumber daya manusia menjadi indikator penting
sebagai penerima layanan. Oleh karena itu, kompetensi dan akuntabilitas yang
komperhensif menjadi keniscayaan, karena hal itu terkait dengan tugas dan fungsi
yang melekat dalam dirinya. Aparatur Negara adalah kunci keberhasilan pelayanan
public pada instansi atau lembaga pemerintah. Jika aparaturnya kompeten, maka
puas dengan pelayanan yang diberikan jika pelayanan yang di lakukan sesuai
dan profesional. Sehingga keberadaan pemberi layanan dengan berbagai cara dan
metodenya dan penerima layanan dengan berbagai syarat dan ketentuannya dapat
lainnya. (UU No.25 /2009). Pemenuhan terhadap ruang lingkup pelayanan publik
untuk masyarakat.
Sementara pelayana barang publik seperti yang tercantum dalam Pasal 5 ayat (3),
yaitu meliputi:
daerah;
b. Penggadaan dan penyaluran barang milik publik yang dilakukan oleh suatu
badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau selurunya bersumber dari
pendapatan dan belanja daerah atau badan usaha yang modal pendiriannya
26
Sementara itu, pada aspek pelayanan jasa public, diatur dalam ayat (4), yaitu:
a. Penyediaan jasa publik oleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruh
anggaran daerah;
b. Penyediaan jasa publik oleh suatu badan usaha yang modal pendirinya sebagai
yang di pisahkan;
pendapatan dan belanja Negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah
perundang-undangan.
Sementara itu, pelayanan publik dalam aspek adsministratifnya, diatur dalam ayat (7),
yaitu:
Negara.
27
Negara yang baik, masyarakat juga tidak hanya menuntut kepada pemerintah atas
pelayanan yang prima. Tetapi harus mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Oleh karena itu, sistem pelayanan menjadi pengaturan yang ketat dalam
pelayanan. Bukan siapa yang melakukan, tetapi siapa yang membutuhkan. Sehingga
good governance salah satunya adalah dipengaruhi oleh kualitas pelayanan public
Setiap instansi pemerintah yang menerapkan pelayanan publik secara baik dan
kinerja dengan memaksimalkan potensi sumber daya manusia yang kompeten dan
berdaya saing, mempunyai implikasi yang positif terhadap kualitas kinerja. Kualitas
kinerja dengan dengan kemampuan dan soft skill yang dimiliki setiap aparatur,
dalam pelayanan publik. Kepastian hukum terhadap hak dan kewajiban warga Negara
pelayanan secara baik dan berkualitas, dengan pelayanan yang cepat, mudah, murah,
dibutuhkan masyarakat dalam hal pelayanan publik menjadi kewajiban bagi aparatur
untuk melayaninya. Tetapi, harus diperhatikan pula oleh masyarakat, sistem dan cara
peraturan yang berlaku dalam penerapan pelayanan publik. Misalny cara perpanajang
KIR mobil dan pembuatan KIR baru, masyarakat harus tau syarat dan ketentuan
pembuatan atau cara perpanjang KIR mobil. Begitu pula aparatur juga harus
mengetahui tentang ketentuan yang berlaku dalam pembuatan atau perpanjang KIR
mobil, baik dalam segi waktu penyelesaian maupun aspek biayanya. Sehingga jika ini
dipenuhi secara baik, pelayanan publik akan berjalan dengan baik sesuai dengan asas-
asas pelayanan publik. Asas pelayan publik terdiri yang tertuang dalam Pasal 4 UU
publik yang baik, tentunya menjadi harapan penting bagi masyarakat, mulai dari
sikap aparatur yang memberikan pelayanan, bentuk pelayanan yang sesuai dengan
pelayanan. Jika pelayanan baik, masyarakat akan merasa puas atas diterimanya
pelayanan yang diberikan. Kepuasan masyarakat menjadi acuan baik atau buruknya
pelayanan publik.
perundang-undangan; dan
konsekuensi hukum kepada siapa yang memberikan pelayanan kepada siapa yang
Indonesia masih mengalami berbagai kendala dan tantangan. Sofian dalam Safroni
memberikan ruang yang luas bagi elemen politik untuk berkompetisi dalam
dalam ruang-ruang publik. Hal itu berdampak pada jalannya pemerintahan. Koalisi
yang cepat dan mudah. Pemerintah harus terus memacu pengembangan dan
terkendala, baik secara langsung atau tidak langsung. Pelayanan publik harus
keterampilan yang memadai, dan siakp dan prilaku yang baik sehingga
ynag dibutuhkan oleh jabatan. Kemudian dalam ayat (2) memberikan penegasan
bahwa penyelengaraan seleksi PNS terdiri dari 3 (tiga) tahapan, meliputi seleksi
33
4. Reward dan punishment. Salah satu lemahnya dalam pelayanan publik adalah
masih belum meratanya reward yang diterima aparatur pelayanan publik yang
bagi aparatur untuk memacu semangat yang tinggi dalam bekerja dan
tidak di pandang dengan sebelah mata, hal itu merupakan bagian dari motivasi
kepada aparatur yang lain untuk bekerja secara lebih baik. Semangat dan motivasi
melalui reward adalah cara efektif untuk melahirkan nilai-nilai kreativitas dan
Unsur yang paling penting dalam mewujudkan pelayanan publik yang baik dan
berkualitas adalah kompetensi sumber daya alam aparatur yang di topang oleh
intelektualitas yang tinggi serta prilaku yang baik. Pemberian pelayanan bukan
terletak kepada apa yang diberikan dan apa yang diterimanya, tetapi lebih kepada
bagaimana cara memberikan pelayanan tersebut . Jika cara pemberian yang baik
keniscayaan penerimaan yang baik atau penilaian yang baik terhadap aparatur
34
pelayanan publik.
pada umumnya diterima sebagai bagian dari upaya demokratisasi. Dalam konsep
governance ada tiga stakeholder utama yang saling berinteraksi dan menjalankan
fungsinya masing-masing, yaitu state (Negara atau pemerintah), private sector (sektor
swasta atau dunia usaha), dan society (masyarakat). Institusi pemerintahan berfungsi
menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif, sektor dunia usaha
interaksi sosial, ekonomi, dan politik termasuk mengajak kelompok masyarakat untuk
aparat pemerintahan sudah cukup memahami bahwa untuk masa yang akan datang,
peran mereka akan berubah, namun yang menjadi masalah besar adalah adanya
pemerintahan yang baik, adalah pemerintah yang dekat dengan masyarakat dan dalam
pelayanan publik yang baik, hal ini sejalan dengan esensi kebijakan desentralisasi dan
dan Debirokratisasi mutlak harus terus menerus dilakukan baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah, serta perlu dilakukan evaluasi secara berkala agar
Pelayanan Publik, Pembentukan pelayanan publik satu atap (one stop services),
perubahan pola pikir yang berpengaruh terhadap perubahan yang lebih baik terhadap
sikap mental dan perilaku aparat pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan
publik. Tidak kalah pentingnya, pelayanan publik yang baik akan berpengaruh untuk
menurunkan atau mempersempit terjadinya KKN dan pungli yang selama ini telah
dilakukan pada jalur yang benar, memiliki nilai strategis dan bermanfaat bagi
X Y
GOOD GOVERNANCE PELAYANAN PUBLIK
2.5 Hipotesis
kata hypo dan thesis. Hipo berarti kurang dari, sedangkan tesis berarti pendapat. Jadi,
hipotesis ialah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara.
(conjectural) tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis selalu
masalah, perumusan masalah, tujuan, dan landasan maka hipotesis yang diajukan
yang berkaitan dengan suatu objek. Konsep diciptakan dengan menggolongkan dan
jelas di dalam penelitian. Maka definisi konsepsional dari dari penelitian ini adalah :
dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dan investasi yang
(2002:34)
bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat
adanya interaksi antara konsumen denga pegawai atau hal-hal lain yang