Oleh :
CABANG SAMARINDA
TAHUN 2019
1
KATA PENGANTAR
ii
Penulis menyadari penulisan makalah ini belum sempurna, baik dari
segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan makalah ini.
Penulis,
Contents
Oleh................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................5
A. Latar Belakang..................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................9
A. Kesimpulan 16
B. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................18
LAMPIRAN-LAMPIRAN.........................................................................19
......................................................................................................................21
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
6
sebagai prinsip dasar kesadaran dalam berfikir dan bertindak, maka kader-kader
HMI diharapkan mampu menjadi generasi emas serta SDM yang optimal agar
terwujudnya masyarakat cita seperti yang dicita-citakan oleh para kader HMI.
Semenjak berdirinya 1947 hingga 2019 telah berapa banyak insan-insan yang
telah lahir dari rahim perkaderan HMI. Gambaran insan cita HMI sebagaimana
termuat dalam tafsir tujuan HMI dengan kriteria, karakteristik dan kualitas-
kualitas yang harus dimilikinya. Sebagaimana termuat dalam pasal 5 AD HMI itu
adalah jalan menuju insan cita HMI, akan tetapi ada beberapa watak azasi yang
harus dimiliki dan ini harus senantiasa melekat pada diri seorang insan HMI
sebagaimana termuat dalam pedoman perkaderan HMI. Diantaranya adalah
cenderung kepada kebenaran, bebas dan merdeka, obejktif, progresif, kreatif dan
selalu menjunjung tinggi ilmu pengetahuan yang dinafasi islam sebagai sumber
nilai.
Bagi insan HMI, ilmu pengetahuan adalah sebuah candu yang dimana
kader HMI selalu haus akan ilmu pengetahuan dan setiap gerak geriknya itu
selalu dinafasi dengan islam. Sebagaimana firman Allah yang artinya “Dan
mereka yang berjuang di jalanku (kebenaran) maka akan aku tunjukkan jalannya
(mencapai tujuan) Sesungguhnya tuhan itu cinta pada orang-orang yang selalu
berbuat (progresif)”. (QS.Al-Ankabut:69).
PEMBAHASAN
Dasar Motivasi yang paling dalam bagi HMI adalah ajaran Islam. Karena
Islam adalah ajaran fitrah, maka pada dasarnya tujuan dan mission Islam adalah
juga merupakan tujuan daripada kehidupan manusia yang fitri, yaitu tunduk
kepada fitrah kemanusiannya. Tujuan kehidupan manusia yang fitri adalah
kehidupan yang menjamin adanya kesejahteraan jasmani dan rohani secara
seimbang atau dengan kata lain kesejahteraan materil dan kesejahteraan spirituil.
Kesejahteraan yang akan terwujud dengan adanya amal saleh (kerja kemanusiaan)
yang dilandasi dan dibarengi dengan keimanan yang benar. Dalam amal
kemanusiaaan inilah manusia akan dapatkan kebahagiaan dan kehidupan yang
sebaik-baiknya. Bentuk kehidupan yang ideal secara sederhana kita rumuskan
dengan “kehidupan yang adil dan makmur”. Yang biasa diartikan sebagai
‘Masyarakat Cita” di dalam HMI.
Untuk menciptakan kehidupan yang demikian . Anggaran dasar
menegaskan kesadaran mahasiswa Islam Indonesia untuk merealisasikan nilai-
nilai ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Dalam
Kebijaksanaan/Perwakilan serta mewujudkan Keadilan Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia dalam rangka mengabdikan diri kepada ALLAH SWT.
Perwujudan daripada pelaksanaan nilai-nilai tersebut adalah berupa amal
saleh atau kerja kemanusiaan. Dan kerja kemanusiaan ini akan terlaksana secara
benar dan sempurna apabila dibekali dan didasari oleh iman dan ilmu
pengetahuan. Karena inilah hakekat tujuan HMI tidak lain adalah pembentukan
manusia yang beriman dan berilmu serta mampu menunaikan tugas kerja
kemanusiaan (amal saleh). Pengabdian dan bentuk amal saleh inilah pada
hakekatnya tujuan hidup manusia, sebab dengan melalui kerja kemanusiaan,
manusia mendapatkan kebahagiaan.
Kualitas Insan Cita HMI merupakan dunia cita yang terwujud oleh HMI
di dalam pribadi seorang manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan serta
mampu melaksanakan tugas kerja kemanusiaan. Kualitas tersebut sebagaimana
dalam pasal tujuan (Pasal 4 AD HMI) adalah sebagai berikut :
a. Kualitas Insan Akademis
a) Berpendidikan Tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional,
obyektif dan kritis.
b) Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang
diketahui dan dirahasiakan.
c) Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai
dengan ilmu pilihannya, baik secara teoritis maupun tekhnis dan
sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur,
mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan.
Dalam hal ini, HMI berhasil menciptakan kultur yang mantap dan mapan,
hal tersebut merupakan modal yang sangat berharga bagi kader-kader HMI
dalam memperbaiki diri dan organisasi hingga HMI menjadi pencetak
pemimpin-pemimpin masa depan Indonesia, tentu saja yang berkualitas, baik
dan melawan penindasan. Di dalam ber-HMI atau berorganisasi pada
hakikatnya adalah melatih “kesabaran” dan belajar “melayani”. Salah satu
cara paling ampuh untuk menaklukkan sifat angkuh adalah dengan “rendah
hati” atau mendedikasikan diri untuk melayani orang-orang. Nabi Muhammad
SAW berkata “belum sempurna iman seseorang sebelum ia mencintai
saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” (HR.Bukhari dan
Muslim). Karena
ketika hal tersebut dilakukan secara tulus dan bertujuan, semua itu menjadi
proses penyucian jiwa dan penjernihan emosi (penguatan iman). Bahkan
semua aktifitas keorganisasian menjadi latihan penyeimbang pikiran dan jiwa
dengan tubuh. Dan pada akhirnya akan melahirkan jiwa yang tangguh. Allah
SWT berfirman : “Jadikan Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu”
(QS.alBaqarah 2:45).
Dengan banyaknya dinamika yang terjadi baik itu dari internal dan
eksternal, kader-kader Himpunan Mahasiswa Islam harus bangkit membenahi
diri dan organisasi. Sebelum merencanakan masa depan yang lebih baik demi
terwujudnya “masyarakat adil makmur (masyarakat cita)”, kader-kader
Himpunan Mahasiswa Islam terlebih dahulu harus bertransformasi. Kader-
kader HMI harus mentransformasikan karakternya terlebih dahulu. Mereka
harus mampu menyisihkan karakter buruk manusia Indonesia dan berubah
menjadi manusia yang berkarakter sesuai ajaran islam.
Kelima kualitas insan tersebut juga disebut dengan kader yang memiliki
maksimalisasi “iman-ilmu-amal”. Mereka inilah muslim intelektual dan
profesional, atau akder yang berakhlakul karimah. Mereka ini memiliki
kesalehan individual (mampu memimpin dirinya sendiri). Serta memiliki
kesalehan sosial (mampu memimpin masyarakat). Inti dari tujuan hidup atau
cita-cita para insan ilahiyah ini semata-mata hanya untuk mendapatkan
keridhaan Allah SWT, baik bagi dirinya maupun masyarakatnya, di dunia dan
akhirat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Menghadapi era modern yang penuh dengan lajunya arus globalisasi yang
didominasi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini
mengharuskan HMI kembali ketujuan awal membentuk manusia Indonesia
menjadi manusia yang cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual.
Dengan menyelaraskan antara dunia dengan ukhrawi.
B. Saran
2. HMI bukan sebuah organisasi yang hidup pada ruang hampa. Ia tumbuh dan
berkembang diatas dunia, pada sebuah wilayah yang disebut Indonesia.
Dunia dan segala sesuatu yang ada diatasnya terus mengalami perubahan
dan perkembangan, termasuk Indonesia. Maka HMI harus mampu merespon
perubahan zaman yang beragam, menerjemahkan tujuan, dan melakukan
visualisasi terhadap masa depan, tanpa meninggalkan marwah dan cita-cita
awalnya.
DAFTAR PUSTAKA
Said Muniruddin, 2014, “Bintang Arasy”, Penerbit Syiah Kuala University Press,
Banda Aceh.
PB HMI, 2015, “ Tujuan HMI”, dalam Hasil-Hasil Keputusan Kongres HMI XXIX
di Pekanbaru PB HMI, Jakarta.
Ali Syari’ati , “Ideologi Kaum Intelektual” , Penerbit Free Islamic Literatures Inc,
Housten, Texas.
Basic Training : Panduan untuk kader HMI , Penerbit Bidang PA HMI Cabang
Ciputat, Periode 2016-2017.
Suharsono, 1997, “HMI: Pemikiran dan Masa Depan”, Penerbit CIIIS Press,
Yogyakarta.
E-mail : pigiadim@gmail.com
Demikian data yang saya berikan benar adanya dan saya bersedia menjadi calon
peserta pada pelaksanaan intermediate training (LK II) tahun 2019 yang diselenggarakan oleh
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Samarinda dengan mengikuti ketentuan dan
aturan yang ada.
Hormat saya