Anda di halaman 1dari 20

ORGANISASI DAN KEPEMUDAAN

PUBLIC RELATIONS DAN PROGRESSIF HMI DI ERA KEKINIAN

DiajukanUntuk Memenuhi Syarat Mengikuti Intermediate Training (Latihan Kader II)


HMI Cabang Jakarta Selatan.

DISUSUN OLEH

Nama : SYAKBAN

Jabatan : Ketua Komisariat Fakultas Ekonomi Universitas Jabal Ghafur Sigli

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM CABANG SIGLI – ACEH

1439 / 2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang, dan
tak lupa pula kami panjatkan puji syukur atas kehadhirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang membahas tentang “ PUBLIC RELATIONS DAN PROGRESSIF HMI DI ERA
KEKINIAN”. Dan juga kami berterima kasih kepada Panitia Intermediate Training (Latihan
Kader II ) HMI Cabang Jakarta Selatan telah memberikan tugas ini kepada kami.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai referensi buku, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh referensi-
referensi yang telah banyak membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat di terima dan berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai organisasi di bidang humas. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami berharap adanya kritikan dan saran yang membangun jadi
lebih baik lagi.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan.

SIGLI, 14 JANUARI 2018

SYAKBAN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................... 2
C. Tujuan penulisan ................................................................................................. 2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian hubungan masyarakat (public relations)……………………………. 3
B. Tujuan public relations ...................................................................……………. 4
C. kedudukan public relations dalam mencapai tujuan HMI.................................... 4

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 12
B. Saran ..................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kondisi bangsa yang sedang berada di ambang kehancuran, serta butanya para
generasi muda terhadap pengetahuan agama pada saat itu, serta para komunis yang terus
menerus menyesatkan ummat islam di Indonesia membuat seorang anak muda yang bernama
Lafran Pane bertekad melahirkan sebuah organisasi yang dapat mewadahi seluruh generasi
bangsa agar mereka terselamatkan dari jurang kehancuran, maka diberilah nama organisasi
tersebut Himpunan Mahasiswa Islam atau lebih di kenal dengan singkatan (HMI).

Harapan Organisasi HMI dideklarasikan (antara lain) sebagai organisasi mahasiswa


yang independen, kader Umat dan Bangsa, dan tidak menjadi underbouw sebuah partai
politik, termasuk partai politik Islam. Wajar jika Jenderal (Besar) Sudirman saat itu
menyambut HMI sebagai Harapan Masyarakat Indonesia karena dalam HMI berkumpul
orang terpelajar, yang tentunya diharapkan dapat memberi manfaat bagi masa depan
bangsanya. Ada warna ke-Islaman dan ke-Bangsaan sejak kelahirannya. Tidak
mengherankan, ketika RI menghadapi perang kemerdekaan melawan Belanda, mereka juga
mendirikan pasukan bersenjata yang dikenal sebagai Korp Mahasiswa. Dengan cita-cita
pendirian HMI seperti itu, harus diakui, tidaklah mudah memegang khittah HMI di tengah
lingkungan keumatan dan kebangsaan selama ini. Pluralisme yang mewarnai umat dan
bangsa tentu menyulitkan formula HMI sebagai kader umat dan bangsa.

Public Relations merupakan pemikiran yang dipraktekkan secara konsepsional oleh


Bapak Public relations yaitu Ivy Lee (Penemu Public Relations Modern)
dan mengembangkannya menjadi objek studi ilmiah oleh para cendikiawan. Public Relations
timbul karena adanya ketergantungan antar individu, individu dan kelompok, maupun antar
kelompok dengan masyarakat. Kualitas informasi dan keintensifan komunikasi yang terjadi
membuat hubungan dalam sebuah Publik menjadi sesuatu yang sangat penting demi
kelangsungan individu, kelompok maupun masyarakat. Hubungan yang sehat terjadi
bilamana terdapat kepercayaan dari publik-publik atas keterbukaan dan kejujuran sebuah
kelompok, organisasi maupun masyarakat.

1
B. RumusanMasalah

Adapun Rumusan Masalah dalam Penulisan Makalah ini adalah:


1. Apa Pengertian dan Fugsi Public Relations ?
2. Bagaimanakah Tujuan dan konsep dasar Public Relations ?

3. Bagaimana Kedudukan Public Relations dalam HMI untuk mencapai masyarakat Adil
Makmur yang diridhai Allah Subhaanahuwata’ala?

C. Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan Penulisan Makalah ini adalah, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Pengertian dan Fungsi Public Relations.


2. Untuk mengetahui Tujuan dan Konsep Dasar Public Relations.
3. Untuk mengetahui kedudukan Public Relations dalam HMI untuk mencapai masyarakat
Adil Makmur yang diridhai Allah Subhaanahuwata’ala.
4. Sebagai Syarat untuk mengikuti Intermediate Training (LK-II) yang dilaksanakan oleh
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta Selatan, Pada 26 – 4 Februari 2018
bertempat di Graha Insan Cita Depok – Jakarta Selatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hubungan masyarakat ( Public Relations )


Dalam organisasi, kader berfungsi sebagai tenaga penggerak organisasi, calon
pemimpin dan benteng organisasi. Secara kualitatif, kader memiliki mutu, kesanggupan kerja
dan berkorban lebih besar dari anggota biasa. Kader itu anggota inti organisasi yang akan
menjadi benteng jika ada “serangan” dari luar dan penahan penyelewengan dari dalam.
Dalam sebuah organisasi, kader merupakan seseorang yang sedang dalam pembinaan
yangtidak selalu akan memegang tongkat estafet tampuk pemimpin, tetapi yang pasti akan
dipercaya memegang amanat organisasi. Terkait dengan fungsinya itu, untuk menjadi kader
organisasi yang berkualitas, setiap anggota harus menjalani pendidikan, latihan, dan proses
perkaderan lainnya yang tertera pada pedoman perkaderan HMI.

Seiring dengan pesatnya pembangunan dalam berbagai bidang dan memasuki era
globalisasi, maka makin terasa pula kebutuhan peran seorang Public Relations dalam
menunjang efektifitas Kader Himpunan Mahasiswa Islam. Misalnya dalam bidang industri,
perusahaan, pendidikan, pemerintahan, kerohanian, sosial, ekonomi, politik, perburuhan dan
lain sebagainya.

Public Relations menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu organisasi yang
bersifat komersial maupun yang non komersial. Apa yang biasa di sebut sebagai Public
Relations terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang
bersangkutan dengan publik ataupun siapa saja yang menjalin kontak dengannya.

Public Relations (PR) menurut Frank Jefkins adalah suatu bentuk komunikasi yang
terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian. PR menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan (management by
objectives). Dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil atau tingkat kemajuan yang telah
dicapai harus bisa diukur secara jelas, mengingat PR merupakan kegiatan yang nyata.
Kenyataan ini dengan jelas menyangkal anggapan keliru yang mengatakan bahwa PR
merupakan kegiatan yang abstrak. Sedangkan British Institute Public Relations
mendefinisikan PR adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan
saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.

3
B. Tujuan Public Relations

Adapun Tujuan didirikan HMI seperti yang tertera di Pasal 4 AD adalah ‘’Terbinanya
Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi yang Bernafaskan Islam dan Bertanggung jawab atas
terwujudnya masyarakat Adil Makmur yang diridhoi Allah Subhanahuwata’ala’’. Tujuan
Public Relations adalah untuk meningkatkan kegairahan kerja para bawahan atau para
karyawan dan bagaimana membangun hubungan yang harmonis antara pimpinan dan
bawahan yang menekankan pada internal publik.

Sebab Public Relations dibentuk atau digiatkan guna menunjang manajemen yang
berupaya mencapai tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuannya seorang Public Relations
harus mengembangkan goodwill dan memperoleh opini publik favorable atau menciptakan
kerja sama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai publik. Kegiatan Public
Relations harus dikerahkan ke dalam (internal Public Relations) maupun keluar
perusahaan/organisasi (eksternal Public Relations).

C. KEDUDUKAN PUBLIC RELATIONS DALAM MENCAPAI TUJUAN HMI


1. Kedudukan Public Relations dalam HMI
Bahwa kedudukan Public Relations adalah menilai sikap masyarakat (public) agar
tercipta keserasian antara masyarakat dan kebijaksanaan organisasi/instansi. Karena mulai
dari aktivitas, program Humas, tujuan (goal) dan hingga sasaran (target) yang hendak dicapai
oleh organisasi/instansi tersebut tidak terlpas dari dukungan, serta kepercayaan citra positif
dari pihak publiknya.

Proses panjang perkaderan HMI tidak dinilai dari berapa lama seseorang menjadi
kader HMI yang aktif. Sebab pada kenyataannya banyak pula kader-kader HMI terlibat
dalam proses panjang kepengurusan tetapi tidak memenuhi kualifikasi sebagai insan cita.

Kualifikasi Kualitas Insan Cita kader HMI:


1. Kualitas Insan Akademis :

a. Berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif, dan kritis.


b. Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang diketahui dan
dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan menghadapi suasana sekelilingnya dengan
kesadaran.

4
c. Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan ilmu yang
dipilihnya, baik secara teoritis maupuan teknis dan sanggup bekerja secara ilmiah yaitu
secara bertahap, teratur, mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip
perkembangan.

2. Kualitas Insan Pencipta :

a. Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada, dan
bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan bersikap
dengan bertolak dari apa yang ada (yaitu Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan
kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan.

b. Bersifat independen dan terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari dengan sikap
demikian potensi, kreatifnya dapat berkembang dan menemukan bentuk yang indah-
indah.

c. Dengan ditopang kemampuan akademisnya dia mampu melaksanakan kerja kemanusiaan


yang disemangati ajaran Islam.

3. Kualitas Insan Pengabdi :

a. Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan orang banyak atau untuk sesama umat.

b. Sadar membawa tugas insan pengabdi bukanya hanya membuat dirinya baik, tetapi juga
membuat kondisi sekelilingnya menjadi baik.

c. Insan akademis, pencipta dan pengabdi adalah yang pasrah cita-citanya yang ikhlas
mengamalkan ilmunya untuk kepentingan sesamanya.

4. Kualitas Insan yang bernafaskan Islam :

a. Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola pikir dan pola lakunya tanpa
memakai merk Islam. Islam akan menjadi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan
dengan mission Islam. Dengan demikian Islam telah menafasi dan menjiwai karyanya.

b. Ajaran Islam telah berhasil membentuk “unity of personality” dalam dirinya. Nafas Islam
telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari split personality tidak pernah ada
dilema antara dirinya sebagai warga negara dan dirinya sebagai muslim insan ini telah
meng-integrasi-kan masalah suksesnya dalam pembangunan Nasional bangsa ke dalam
suksesnya perjuangan umat Islam Indonesia dan sebaliknya.

5
5. Kualitas insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang
diridhoi Allah SWT :

a. Insan akademis, Pencipta dan Pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab
atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.

b. Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat yang dari perbuatannya sadar bahwa


menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral.

c. Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi persoalan-persoalan dan


jauh dari sikap apatis.

d. Rasa tanggung jawab taqwa kepada Allah SWT, yang menggugah untuk mengambil
peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur
yang diridhoi Allah SWT.

e. Korektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha mewujudkan


masyarakat yang adil dan makmur.

Lima kualitas insan cita yang diuraikan di atas merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Lahirnya insan cita tidak berdiri dalam satu bagian dari lima kualitas yang
dijabarkan, tetapi merupakan akumulasi dari semuanya. Bahwa lima kualitas insan cita harus
diawali dari proses terendah, kemudian berproses perlahan untuk sampai kepada puncak
kualitas insan cita. Setiap kader harus melalui proses dari basic training, kemudian aktif
dalam kegiatan di HMI, baik yang kegiatan akademis maupun yang non akademis.

Dalam proses mencapai tujuan HMI, Setiap Kader harus mampu menjalankan
fungsinya untuk menjadi seorang Public Relations, dituntut untuk memiliki empat
kemampuan, yaitu:

a. Memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan berdasarkan fakata di


lapangan, perencanaan kerja komunikasi dan mampu mengevaluasi suatu problematic yang
dihadapinya.

b. Kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi yang kreatif,
inovatif, dinamis dan menarik bagi publiknya sebagai target sasarannya.

c. Kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum, merekayasa pandangan atau opini


public (crystallizing public opinion) yang searah dengan kebijakan organisasi instansi yang
diwakilinya itu dalam posisi yang saling menguntungkan.

6
d. Kemampuan PR/Humas menjalin suasana saling percaya toleransi, saling menghargai,
good will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik public internal maupun eksternal.

Dan peran ideal yang harus dimiliki oleh praktisi Humas (public relations practitioner)
dalam suatu organisasi/instansi, antara lain:

1) Menjelaskan tujuan-tujuan (clarifying goals) organisasi kepada pihak publiknya. Tugas


tersebut akan terpenuhi dengan baik, apabila PR/Humas bersangkutan lebih memahami atau
meyakini pesan/informasi yang akan disampaikan itu.

2) Bertindak sebagai radar, tetapi juga harus mampu memperlancar pelaksanaan publicnya.
Jangan sampai pesan atau informasi tersebut membingungkan atau menghasilkan sesuatu
yang kadang-kadang tidak jelas arahnya, sehingga pesan-pesan akan menjadi sulit untuk
diterima oleh public.

3) Pihak PR/Humas harus memiliki kemampuan untuk melihat kedepan atau memprediksi
sesuatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan akan data atau sumber informasi
actual dan factual, yang menyangkut kepentingan organisasi maupun publiknya.

2. Peran Public Relations dalam Organisasi


Proses peranan Public Relations (tahapan fact finding, planning, communicating, dan
evaluation) sepenuhnya mengacu pada pendekatan manajerial. Kemudian manajemen Public
Relations dapat dirumuskan sebagai suatu proses dari kelompok orang-orang yang secara
koordinatif, memimpin kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.
Strategi sebuah organisasi (yang membedakan lingkup arah dan tujuan jangka
panjang) ditentukan setelah melakukan analisis dan pengambilan keputusan. Pada umumnya
orang, baik dalam lingkungan atau diluar lingkungan organisasi, akan memberikan kontribusi
pada proses tersebut. Setelah mengembangkan sebuah strategi selanjutnya
mengkomunikasikannya sehingga dapat di implementasikan dan mendapat dukungan. Public
Relations memiliki peran penting dalam proses tersebut, baik dalam membantu membangun
strategi itu sendiri atau dalam mengkomunikasikannya.
Public relations berkaitan dengan pemikiran-pemikiran pada tingkat manajemen.
Dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana sebuah organisasi menyusun kebijakan sehingga
memperlihatkan sebuah kinerja yang bertanggung jawab. Ini berkaitan dengan kenyataan
bahwa penampilan yang bertanggung jawab merupakan dasar penerimaan publik terhadap
sebuah organisasi. Kinerja yang bertanggung jawab biasanya dicirikan dengan antara lain,
perusahaan bertindak sesuai dengan kepentingan publik, perusahaan harus benar secara

7
hukum, dan perusahaan harus berpedoman pada moralitas. Jika salah satu dari unsur ini
dilanggar oleh perusahaan, maka reputasi perusahaan berada dalam taruhannya.
Masalah Public Relations muncul manakala perusahaan melanggar salah satu unsur
tersebut. Ini berarti public relationship sebuah organisasi menjadi tanggung jawab para
pengelola organisasi tersebut. Sehingga tidak salah bila ada yang mengatakan bahwa
perusahaan juga menjalankan kegiatan public relations. Public relationship sebuah
perusahaan tidak semata-mata menjadi tanggung jawab bidang Public Relations. Ia harus
menjadi tanggung jawab para pemimpin puncak dalam sebuah perusahaan ataupun
organisasi.
Konsekuensi konsep ini adalah praktisi public relations menjadi penasehat bagi
manajemen sehingga menghasilkan kebijakan yang masuk akal dan bisa diterima oleh publik,
karena kebijakan dan tindakan organisasi sesuai dengan kepentingan publik. Public relations
juga menjadi bagian penting dari pembuat keputusan pada tingkat korporat, yang ikut
membantu perubahan organisasi. Dalam hal ini public relations harus menjadi bagian dari
manajemen puncak dalam sebuah perusahaan atau organisasi.
Dalam konsep public relations sebagai fungsi komunikasi, penting difahami bahwa
kegiatan utama public relations adalah melakukan komunikasi. Maka dikatakan bahwa public
relations sebagai fungsi staff khusus yang melayani para pemimpin organisasi, khususnya
dalam membantu organisasi berkomunikasi dengan publik-publiknya. Sebenarnya, setiap
manajer dalam organisasi terlibat dan bertanggung jawab dalam komunikasi organisasi. Ini
sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa sebenarnya berorganisasi adalah
berkomunikasi. Namun demikian, public relations punya tanggung jawab tambahan dan
spesifik.

Peran Public Relations tersebut diharapkan menjadi “mata” dan “telinga” serta
“tangan kanan” bagi top manajemen dari organisasi, ruang lingkup tugasnya meliputi:

a. Membina hubungan kedalam (Publik Internal), yaitu publik yang menjadi bagian dari
perusahaan/organisasi itu sendiri. Efektifitas hubungan publik internal memerlukan suatu
kombinasi antara :

 Sistem manajemen yang sifatnya terbuka ( open management ).


 Kesadaran pihak manajemen terhadap nilai dan pentingnya memelihara komunikasi
timbal balik dengan para karyawan.
 Kemampuan Public Relations yang memiliki keterampilan manajerial ( manager skill
serta berpengalaman).

8
b. Membina hubungan keluar (Publik Eksternal), yaitu publik umum atau masyarakat
mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif publik terhadap lembaga yang
diwakilinya. Jadi peranan humas atau Public Relations tersebut dua arah seperti dijelaskan
diatas yaitu beorientasi kedalam (inward looking).Public Relations ada untuk memastikan
bahwa pesan yang dibawa tepat disajikan kepada publik. Pesan ini bisa mengenai produk dan
dengan mempertimbangkan :

 Kinerjanya
 Perusahaan dan etikanya
 Kesehatan keuangan perusahaan
 Reputasinya sebagai atasan yang baik dan penuh perhatian

Walaupun organisasi bisa berjalan tanpa Public Relations, mereka yang menggunakan
Public Relations secara efektif akan lebih mudah menjual produknya, merekrut dan
mempertahankan staf serta berurusan dengan rekan luar organisasinya. Dalam setiap
kegiatan Public Relations memiliki peranan yang sangat besar. Peranan Public Relations
diharapkan menjadi kepercayaan bagi top manajemen dari perusahaan, yang ruang lingkup
tugasnya antara lain meliputi aktivitas.
Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan). Apabila seseorang
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya, maka ia
telah menjalankan peranannya. Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang
yang memiliki kedudukan atau status. Antara kedudukan dan peranan tidak dapat dipisahkan.
Dan Tidak ada peranan tanpa kedudukan

3. Strategi Public Relations


Adapun tahap-tahap kegiatan strategi public relations :
pertama, komponen sasaran, umumnya adalah para stakeholders dan publik yang mempunyai
kepentingan yang sama. Kedua, komponen sarana yang pada strategi public relations
berfungsi untuk mengarahkan.

a. Program strategi
Landasan umum dalam proses penyusunan strategi public realtions, yang berkaitan
dengan fungsi-fungsi PR/Humas secara integral melekat pada manajemen suatu
perusahaan/lembaga yaitu sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi permasalahannya yang muncul.

9
2. Identifikasi unit-unit sasarannya.
3. Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai sasarannya.
4. Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran.
5. Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi public relations.
6. Mengidentifikasi dan evaluasi terhadap perubahan kebijaksanaan.
7. Menjabarkan strategi public relations.

b. Strategi operasional humas


Manfaat yang dapat dicapai dari pendekatan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan yang jelas dan rinci.
2. Agar aktivitas Humas dalam mewakili HMI dapat dipertegas berkenaan dengan batas-
batas wewenang dan tanggungjawab dalam memberikan keterangan.
3. Mengetahui secara langsung dengan tepat tentang “latar belakang” suatu proses
perencanaan, kebijaksanaan, arah dan tujuan organisasi yang hendak dicapai.
4. Dengan berhubungan secara langsung dan segera dengan pimpinan puncak, tanpa melalui
perantara pejabat/departemen lain.
5. Sebagai suatu akibat yang ditimbulkan dari keputusan yang diambil dan kebijaksanaan
telah dijalankan oleh pihak lembaga/organisasi.
6. Dapat secara langsung memberikan sumbang saran, ide dan rencana atau program kerja
kehumasan dalam rangka untuk memperbaiki, atau mempertahankan nama baik.

Aspek-aspek pendekatan atau strategi Humas :


1. Startegi operasional
2. Pendekatan persuasive dan edukatif
3. Pendekatan tanggung jawab social humas
4. Pendekatan kerja sama
5. Pendekatan koordinatif dan integrative

Paradigma organisasi modern saat ini, lebih menekankan pada aspek fungsional dan
efesiensi. Dalam kaitannya paradigma ini, maka PB HMI mestinya menyadari bahwa,
struktur organisasi yang ada dalam kelembagaan HMI harus di-pres seefesien mungkin dan
mendorong manajemen fungsional bekerja secara masif dalam tata kelola organisasi. Di HMI
saat ini terkesan memiliki struktur yang besar tapi miskin fungsi. Bidang-bidang yang ada,
cenderung bersifat akomodatif untuk menampung gemuknya kepentingan structural di PB
HMI.

10
Dengan kondisi yang demikian, perlu ada reformasi system di PB HMI. Termasuk
melakukan pengikisan beberapa bidang-bidang yang dianggap tidak bersinergi dengan
kebutuhan dasar organisasi. Diantara bidang-bidang tersebut adalah : a). keahlian
pengembangan profesi, dan b). informasi dan komunikasi. Lembaga-lembaga ini mestinya di
dorong kearah lembaga kekaryaan dan keprofesian. Karena kedua bidang ini berkaitan erat
dengan pola dan tata kerja yang sangat teknis. Selama ini, PB HMI cenderung menafikkan
keberlansungan lembaga kekaryaan. Akibatnya kadar kekaryaan dan keprofesionalan kader
HMI menjadi semakin redup. Jika kedua bidang ini diberdayakan oleh lembaga-lembaga
kekaryaan PB HMI, akan jauh lebih professional dari pada batas akomodasi politik yang
kemudian kedua lembaga tersebut menjadi sebatas pelengkap penderita. Dengan demikian
paradigma organisasi moderen yang berpijak pada profesionalitas, efesiensi dan berkualitas
dapat terwujud di HMI.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah disampaikan diatas kita telah mengetahui betapa
pentingnya kedudukan Public Relations bagi organisasi dan bagi reputasi organisasi.
Perubahan politik, sosial dan teknologi dalam masyarakat luas, ditambah dengan munculnya
ekonomi global, telah semakin mengukuhkan perlunya program – program Public Relations
diterapkan melalui strategi yang teratur pada setiap tingkatan usaha. Hal yang juga tidak
boleh dilupakan adalah setiap karyawan atau anggota organisasi merupakan perwakilan dari
sebuah perusahaan atau organisasi, dan segala prilakunya akan mencerminkan citra
keseluruhan perusahaan atau organisasi.

Untuk memberikan rasa nyaman dalam organisasi. Setiap perusahaan atau organisasi
harus memiliki visi dan aspirasi. Dengan menciptakan, menerapkan, memonitor, dan
mengukur strategi Public Relationsnya yang profesional, sehingga nantinya setiap organisasi
dapat merasa nyaman atas dirinya sendiri, dan para karyawan atau anggota organisasi juga
merasa nyaman terhadap pimpinannya.

B. SARAN

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber
yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari
makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar
pustaka makalah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Nasir Siregar., Manifesto Politik HMI, Cetakan Pertama, Penerbit Padepokan
Salemba, Jakarta, 2010.

Drs. Suryadi, Strategi mengelola Public Relations Organisasi, Cetakan Pertama, Penerbit
Edsa Mahkota, Jakarta, 2007.

Maya Diah Nirwana, Dasar – Dasar Public Relations, Penerbit Muhammadiyah University
Press, Sidoarjo, 2002.

M.Syahril Wasahua, Menggugat Perilaku Elitis Kader HMI, Cetakan Pertama, Alifiru
Institute, Jakarta, 2010.

Prof. Drs. OnongUchjana Effendy, MA., Hubungan Masyarakat SuatuStudiKomunikologis,


Cetakan Keenam, Penerbit PT RemajaRosdakarya, Bandung, 2001.

Dr. Arni, Muhammad., KomunikasiOrganisasi, Cetakan ketujuh, Penerbit PT BumiAksara,


Jakarta, 2005.

Jefkins, Frank., Public Relations, Edisi Kelima, Direvisi Oleh Daniel Yadin,
PenerbitErlangga, Jakarta, 2003.

Beard, Mike., ManajemenDepartemen Public Relations, Edisi Kedua, PenerbitErlangga,


Jakarta, 2001.

Dr. Arni, Muhammad., KomunikasiOrganisasi, Cetakan Ketujuh, Penerbit PT BumiAksara,


Jakarta, 2005.

Dr. Arni, Muhammad., KomunikasiOrganisasi, Cetakan Ketujuh, Penerbit PT BumiAksara,


Jakarta, 2005.
Dr. Arni, Muhammad., KomunikasiOrganisasi, Cetakan Ketujuh, Penerbit PT BumiAksara,
Jakarta, 2005.
Jefkins, Frank., Public Relations, Edisi Kelima, Direvisi Oleh Daniel Yadin,
PenerbitErlangga, Jakarta, 2003.

13
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Syakban

Cabang : HMI Cabang Sigli

Alamat : Gampong dayah usen kec. Meurah dua kab. Pdie jaya prov. aceh

Dengan ini menyatakan makalah yang berjudul “PUBLIC RELATIONS DAN PROGRESSIF
HMI DI ERA KEKINIAN” Dengan Tema yang di tunjuk yaitu “ORGANISASI DAN
KEPEMUDAAN” benar bebas dari plagiat, dan apabila pernyataan ini terbukti tidak benar
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat untuk di pergunakan sebagaimana mestinya.

SIGLI, 14 JANUARI 2018

SYAKBAN

14
BIODATA PESERTA

INTERMEDIATE TRAINING (LATIHAN KADER 2)

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

CABANG JAKARTA SELATAN

: Syakban

Nama : Dayah usen 10 februari 1992

Tempat/TanggalLahir

No. Telepon : 0852 9414 6261

E-mail : seakan.syamir92@gmail.com

Alamat : Gampong dayah usen kec. Meurah dua kab. Pidie jaya prov.
Aceh

Asal Cabang : Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Sigli- Aceh

Asal Komisariat : komisariat ekonomi UNIGHA Sigli

Jabatan Struktural di : Ketua Umum Komisariat Ekonomi


HMI

Tahun Masuk LK I
: 2014

Tujuan Mengikuti LK 2
:Melanjutkan jenjang, Untuk menambah ilmu, wawasan, teman,
dan pengabdian

15
:

16
Pengalaman Perkaderan / Pelatihan

A.Internal HMI :

1. Panitia basic training lk I


2. saweu sikula ( go to school )

3. Bedah buku Farmasi Nalar Aceh

4. Studen Work Camp (swc)

B.Eksternal HMI :

1. Sekretaris BEM ekonomi 2013/2014

2. Koordinator Mahasiswa 2014/2015

3. Kabid humas KNPI Pidie Jaya 2015/2016

4. Relawan TIK Pidie Jaya

5. Ketua Umum Komisariat Ekonomi 2017/2018

Demikian data yang saya berikan benar adanya, dan saya bersedia menjadi peserta pada
pelaksanaan Intermediate Training (Latihan Kader 2) yang diselenggarakan oleh Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta Selatan dengan mengikuti ketentuan dan aturan
yang ada

Billahit Taufiq Wal hidayah

Wassalamu`Alaikum Wr.Wb.

Sigli, 14 januari 2018

(SYAKBAN)

Anda mungkin juga menyukai