Disusun Oleh :
Lala Lailatul (1194060038)
Ilham Juliana (1194060030)
Maulana Ilyas (1194060041)
Alsi Fadilah (1194060005)
Indah Sulistiawati Gunawan (1194060031)
Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini hingga selesai. Shalawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada Nabi besar yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
Sahabat, tabiin, dan kita selaku umatnya. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada Ibu Paryati, S.Sos., M.Si. selaku dosen Mata Kuliah Spesialisasi Kehumasan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan karena penulis masih dalam tahap pembelajaran. Namun, penulis tetap
berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat penulis harapkan untuk
perbaikan dan penyempurnaan pada makalah penulis berikutnya. Untuk itu penulis
ucapkan terima kasih.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB 1................................................................................................................................1
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Peran Humas (Hubungan Masyarakat) atau Public Relations sangat dibutuhkan
oleh hampir semua bentuk organisasi atau lembaga, bersifat komersial maupun tidak
komersial, dari perusahaan industri, organisasi profesi, institusi pendidikan,
organisasi sosial budaya, sampai pemerintahan.
Humas pendidikan meliputi pembicaraan hubungan masyarakat yang luas yang
pesannya berupa masalah-masalah pendidikan. Untuk itu, bidang kehumasan di
sebuah lembaga pendidikan haruslah mampu mengkomunikasikan hal tersebut
secara sempurna, sehingga menimbulkan keyakinan dan kepercayaan bahwa proses
yang dijalankan putera-puteri mereka dilembaga pendidikan itu akan memberikan
efek positif bagi masa depan peserta didik tersebut.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan Humas dilembaga
pendidikan.
2. Untuk mengetahui dan memahami apa fungsi dan tujuan dari humas pendidikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Cristian yang dikutip Bonar (1993) mengartikan humas sebagai suatu usaha sadar guna
memengaruhi orang lain melalui komunikasi yang disampaikannya agar dapat berpikir
baik, menghargai, mendukung, serta bersimpati terhadap organisasinya (Bonar, 1993).
Sementara itu Jefkins (2003) mendefinisikan humas sebagai keseluruhan upaya yang
dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan
memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan
segenap khalayaknya (Jefkins, 2003). Humas juga diartikan sebagai usaha yang
direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan
mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya
(Hidayah, 2015).
Merujuk pada beberapa pengertian humas yang di atas, dapat disimpulkan bahwa humas
adalah suatu kegiatan yang diatur sedemikian rupa, berlangsung secara terprogram,
kontinu, dan teratur dalam sebuah program organisasi, dan bukan kegiatan yang
dilakukan secara sembarangan dan asal-asalan, dilakukan oleh seorang atau beberapa
orang yang ahli dalam mengatur tatakelola komunikasi yang baik sehingga terciptanya
kepercayaan dan citra positif dari masyarakat. Lembaga pendidikan merupakan salah
satu bagian penting dalam kehidupan seorang anak, selain lingkungan keluarga dan
2
masyarakat. Secara umum, lembaga pendidikan adalah tempat dimana seorang peserta
didik dirangsang untuk belajar di bawah pengawasan dan pendidikan guru (Mulyana,
2009). Lembaga pendidikan juga dijadikan sebagai tempat yang utama bagi peserta
didik dalam tahap perkembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dengan
demikian, lembaga pendidikan dapat diartikan sebagai tempat belajar peserta didik
melalui kegiatan pengajaran, pendidikan, dan latihan yang dilakukan pendidik terhadap
peserta didiknya agar terbentuk keterampilan sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Merujuk pada pengertian humas dan lembaga pendidikan di atas, maka humas lembaga
pendidikan dapat dipahami sebagai bagian dari humas (public relations) secara
umum, dimana kegiatan sehari- harinya banyak mengadopsi dan mengadaptasi dari
kegiatan humas yang banyak diterapkan oleh dunia usaha dengan menyesuaikan nilai-
nilai yang dianut dalam lembaga pendidikan seperti saling menghormati dan menunjung
tinggi kejujuran diantara lembaga pendidikan dengan masyarakat.
Dengan demikian, dapat dimaknai bahwa humas lembaga pendidikan adalah kegiatan
yang sengaja dilakukan oleh lembaga, direncanakan secara baik dan berlangsung secara
kontinu dalam mengadakan dan membina hubungan yang harmonis dengan orang tua
peserta didik sebagai pengguna (user), dengan memberi penjelasan yang secukupnya
sesuai kebijakan lembaga pendidikan serta tindakan agar masyarakat (pengguna) dapat
memahami, mempercayai, dan memberikan dukungan terhadap program-program yang
diselenggarakan lembaga pendidikan.
3
komunikasi organisasi. Sementara itu, Cutlip dan Center sebagaimana ditulis Anwar
(2015) menyatakan bahwa humas memiliki fungsi:
1. Hubungan internal
2. Publisitas
3. Advertising
4. Penciptaan berita dan peristiwa
5. Public affairs
6. Lobbying
7. Pengelolaan isu
8. Hubungan investor.
Selain ketua yayasan, humas lembaga pendidikan (biasanya wakil ketua yayasan) juga
memiliki peran yang sangat besar dalam pengelolaan lembaga. Selain mempromosikan
program-program lembaga pendidikan kepada orang tua peserta didik atau masyarakat,
humas juga berperan dalam menegakkan citra lembaga agar tidak menimbulkan
kesalahan dalam memahami dan memaknai sekolah. Kepuasan orang tua peserta didik
yang menyekolahkan anaknya di sebuah lembaga pendidikan harus terus diwujudkan.
4
Terdapat 4 (empat) peran humas lembaga pendidikan, diantaranya adalah sebagai: 1)
penghubung, 2) pengomunikasi, 3) pendukung, dan 4) publikator. Keempatnya akan
diuraikan berikut ini:
1. Penghubung
Humas lembaga pendidikan berperan sebagai penghubung antara lembaga (ketua
yayasan, kepala sekolah/madrasah, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan)
dengan masyarakat (orang tua peserta didik). Oleh karenanya, humas diharuskan
memiliki keterampilan dalam: a) membangun hubungan yang baik antara lembaga
yang diwakilinya dengan masyarakat, mengupayakan; b) menciptakan suasana
saling percaya dan pengertian antara lembaga dengan masyarakat; c) menciptakan
kerjasama dan toleransi antara lembaga dengan masyarakat. Keberadaan humas
menjadi penting dalam menghubungkan dan menyambungkan program-program
yang ditawarkan kepada orang tua peserta didik dengan harapan adanya dukungan
dan kerjasama yang baik dalam menyukseskan program lembaga pendidikan.
2. Pengomunikasi.
Secara individu, pendidik yang ditugasi menjadi humas sekolah harus memiliki
kemampuan asi baik lisan maupun tulisan, langsung maupun tidak langsung,
melalui media cetak atau pun elektronik. Komunikasi lembaga pendidikan dengan
orang tua peserta didik juga bisa melalui whatsapp group online. Ketua yayasan
atau kepala sekolah selaku manajer dapat memberikan tugas kepada guru yang
dipercaya mampu menjadi humas lembaga pendidikan untuk menjadi admin
dalam whatsapp group online sekolah. Perannya, sebagai komunikator.
3. Pendukung.
Humas lembaga pendidikan merupakan pendukung program lembaga atau
yayasan. Artinya, dipandang penting manakala berperan sesuai perannya secara
baik. Banyaknya program yang ditawarkan sekolah kadang tidak mendapat
dukungan dari orang tua peserta didik. Hal ini dimungkinkan karena kurang
optimalnya peran humas sebagai pendukung program sekolah sehingga tidak
tersampaikan pesannya kepada orang tua peserta didik.
4. Publikator.
Humas lembaga pendidikan juga memiliki peran sebagai publikator, yakni orang
5
yang diberi tugas untuk mempublikasikan hasil-hasil kegiatan lembaga
kepada masyarakat. Publikasi akukan melalui media cetak maupun online
seperti Koran, bulletin, majalah, jurnal, website sekolah, media sosial (Facebook,
Instagram, Whatsapp Group, line), dan sebagainya. Tujuan publikasi ini agar
prestasi yang telah dicapai oleh peserta didik di lembaga pendidikan dapat
diketahui oleh orang tua mereka sehingga orang tua memiliki kepuasan dan
kebanggaan karena telah menitipkan anak-anaknya di sekolah tersebut.
Berfungsi atau pun tidak humas di lembaga pendidikan, dapat dilihat dari ciri-ciri yang
melekat padanya. Diantara ciri-ciri humas lembaga pendidikan adalah sebagai berikut:
Keempat ciri-ciri di atas harus dijalankan secara baik oleh humas lembaga pendidikan
guna mendukung visi, misi, dan tujuan lembaga pendidikan yang bermutu. Hal ini tentu
harus disadari oleh ketua yayasan atau kepala sekolah sebagai manajer. Artinya, ketua
6
yayasan atau kepala sekolah harus memiliki kemampuan yang baik. dalam manajemen
humas sehingga keberadaan humas sekolah benar- benar menjadi sebuah keniscayaan
dan membangun sekolah yang diminati masyarakat pun dapat diwujudkan. Namun jika
ketua yayasan atau kepala sekolah tidak memiliki kemampuan tersebut, ia dapat
menunjuk seorang guru (biasanya wakil kepala sekolah) yang dianggap mumpuni dalam
bidang kehumasan dengan memberikan surat tugas yang ditandatangani oleh ketua
yayasan atau kepala sekolah. Penunjukkan ini tentu harus diimbangi dengan
kemampuan guru dalam kehumasan terlepas dari latarbelakang pribadinya.
7
program dan pengambilan keputusan bersama”.
3. Perlu adanya “jaminan komitmen lembaga pendidikan-masyarakat
sesuai tingkat kemajuan masyarakat”.
8
Hubungan lembaga pendidikan/ sekolah dengan masyarakat merupakan bentuk dari
hubungan sosial antara pihak sekolah dengan masyarakat. Soekanto (2011) menyatakan
“Pengertian hubungan sosial dipegunakan untuk menggambarkan suatu keadaan dalam
mana dua orang atau lebih terlibat dalam suatu proses perilaku. Proses perilaku tersebut
terjadi berdasarkan tingkah-laku para pihak yang masing-masing memperhitungkan
perilaku pihak lain dengan cara yang mengandung arti bagi masing-masing”. Hubungan
sekolah dengan masyarakat mencakup hubungan sekolah dengan sekolah lain, sekolah
dengan pemerintah setempat, sekolah dengan instansi dan jawatan lain, dan sekolah
dengan masyarakat pada umumnya”. Istilah hubungan sekolah dengan masyarakat
disebut juga dengan “humas”.
Apabila sekolah dipandang sebagai suatu organisasi sosial maka organisasi tersebut
mempunyai lingkungan di mana ia memperoleh pengaruh dan membutuhkan hubungan:
Humas internal adalah hubungan masyarakat yang di jalin oleh dan di
antara unsur-unsur yang ada di dalam ruang lingkup sekolah”.
Humas eksternal adalah humas yang di jalin oleh dan diantara sekolah
dengan lembaga negri, lembaga swasta dan perseorangan di luar organisasi
sekolah yang bersangkutan”.
Ada tiga jenis hubungan sekolah dengan masyarakat, ketiga jenis tersebut adalah:
1) Hubungan edukatif, maksudnya adalah ”hubungan kerjasama dalam hal
mendidik murid antara guru dan wali siswa dalam keluarga”.
2) Hubungan kultural, maksudnya ”usaha kerjasama antar sekolah dan
masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan
mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada”.
3) Hubungan institusional, maksudnya “ hubungan kerja sama antara sekolah
dan lembaga-lembaga resmi baik swasta maupun pemerintahan setempat.
9
BAB III
KESIMPULAN
Humas adalah suatu kegiatan yang diatur sedemikian rupa yang dilakukan oleh
seorang atau beberapa orang yang ahli dalam mengatur komunikasi yang baik sehingga
terciptanya kepercayaan dan citra positif dari masyarakat, dan lembaga pendidikan
adalah tempat utama yang dijadikan peserta didik dalam tahap perkembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Secara keseluruhan, terdapat 4 (empat) peran humas
lembaga pendidikan, diantaranya adalah sebagai penghubung, pengomunikasi,
pendukung, dan publikator. Humas juga memiliki fungsi diantaranya, fungsi
membangun, fungsi pengelolaan, dan mempertahankan hubungan baik dan bermanfaat
antara lembaga dengan masyarakat. Merujuk pada penjelasan humas dan lembaga
pendidikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, humas lembaga pendidikan adalah
kegiatan yang dilakukan oleh lembaga, dengan memberi penjelasan yang secukupnya
sesuai kebijakan lembaga pendidikan serta tindakan agar masyarakat (pengguna) dapat
memahami, mempercayai, dan memberikan dukungan terhadap program yang
diselenggarakan lembaga pendidikan dengan meng implementasi kan pelaksanaan
manajemen kehumasan di dalam lembaga pendidikan dalam tahap perencanaan
(planning), tahap pengorganisasian (organizing), tahap pengarahan (actuating), dan
tahap pengawasan (controlling).
DAFTAR PUSTAKA
https://wawasanpengajaran.blogspot.com/2017/11/pengertian-humas-di-lembaga-
pendidikan.html
10
https://manajpendidikan.wordpress.com/2012/06/06/fungsi-tujuan-serta-tugas-
humas-di-lembaga-pendidikan/
11