Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

MANAJEMEN HUMAS

Nama Kelompok :

1. Sri Rahayu (1800003063).


2. Putri Masyitoh (1800003064).
3. Annisa Maulida R. (1800003065).
4. Arya Hananditya (1800003066).

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
T.P 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan izin, karunia, rahmat
dan hidayahnya kami bisa menyelesaikan makalah manajemen Pendidikan kami yaitu
tentang Manajemen Humas yang mana itu semua sudah dikerjakan dengan baik
walaupun dialamnya pun masih ada kekurangan dan itu lah hakikat manusia. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen kami yaitu Bapak M. Fakhrur Saifudin,
M.Pd yang mana selaku dosen mata kuliah manajemen Pendidikan yang sudah memberi
tugas ini.
Kami berharap makalah yang kami buat ini bisa berguna dalam menambah ilmu
dan wawasan kita tentang pa itu manajemen humas serta apa saja yang ada di dalam
manajemen humas. Kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun agar isi
yang terdapat di dalam makalah ini bisa lebih baik lagi karena kami menyadari bahwa di
dalam makalah ini pasti banyak kekurangan dan kelebihan, maka dari itu kami sangat
membutuhkan kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini bisa dipahami bagi siapa saja yang membaca makalah ini.
Setidaknya laporan yang telah kami susun ini bisa berguna bagi kami sendiri ataupun
pada orang-orang yang membacanya. Kami mohon maaf apabila ada terjadi kesalahan
kata yang kurang berkenan dan sekali lagi kami memohon untuk kritik dan saran yang
membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang datang.

Yogyakarta, 8 Juni 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang :......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah :.................................................................................................................2
C. Tujuan :....................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Pengertian Manajemen Humas :............................................................................................3
B. Ruang Lingkup Manajemen Humas :....................................................................................6
C. Landasan Humas Pendidikan :...............................................................................................8
D. Kepemimpinan Humas Pendidikan :...................................................................................13
E. Fungsi Manajemen Humas :.................................................................................................15
F. Humas Dalam Administrasi Sekolah :.................................................................................18
BAB III...............................................................................................................................................20
PENUTUP..........................................................................................................................................20
A. Kesimpulan :..........................................................................................................................20
B. Daftar Pustaka :.....................................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang :
Lembaga pendidikan khususnya sekolah, tidak bisa terlepas dari manajemen,
karena manajemen tersebut merupakan hal utama yang tidak bisa dipisahkan dari
proses pendidikan secara keseluruhan. Tanpa adanya manajemen, tidak mungkin
tujuan pendidikan dapat terwujud secara optimal, efektif dan efisien. Untuk itu, perlu
adanya dukungan dari berbagai pihak agar proses pendidikan di sekolah dapat
terlaksana dengan baik. Hal tersebut terjadi karena keberhasilan pendidikan tidak
hanya ditentukan oleh proses pendidikan di sekolah saja, tetapi juga ditentukan oleh
lingkungan keluarga dan masyarakat Penyelenggaraan sekolah yang baik. Tingkat
partisipasi masyarakat dalam proses pendidikan di sekolah ini nampaknya
memberikan pengaruh yang besar bagi kemajuan sekolah, kualitas pelayanan
pembelajaran di sekolah yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kemajuan
dan prestasi belajar anak-anak di sekolah.
Sesuai tugasnya, Humas memiliki peran ganda dalam kinerjanya yaitu fungsi
internal dan eksternal. Selain itu, manajemen humas penting dilakukan untuk
mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen. Manajemen humas dalam
pendidikan itu sendiri perlu dilakukan karena ;(1) Humas merupakan suatu kegiatan
yang sangat diperlukan dalam semua pelaksanaan pekerjaan dan memiliki sarana
untuk mengenalkan diri kepada masyarakat luas tentang apa yang sedang dan akan
dikerjakan, (2) Humas merupakan alat untuk menyebarkan gagasan kepada orang lain,
(3) Humas dapat digunakan sebagai sarana untuk memperoleh bantuan yang
diperlukan dari orang atau badan lain, (4) Humas mendorong usaha seseorang atau
suatu lembaga untuk membuka diri agar diberikan masukan dengan kritik dan saran
dari orang lain, (5) Humas memenuhi keingintahuan manusia dalam rangka
memenuhi naluri untuk selalu berkembang.

1
B. Rumusan Masalah :

1. Apa pengertian dari manajemen humas ?


2. Apa saja ruang lingkup yang ada di manajemen humas ?
3. Apa saja landasan humas Pendidikan ?
4. Apa saja yang ada didalam kepemimpinan humas Pendidikan ?
5. Apa saja fungsi manajemen humas ?
6. Apa saja yang ada dalam kedudukan humas dalam administrasi sekolah ?

C. Tujuan :

1. Untuk mengetahui pengertian dari manajemen humas.


2. Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen humas.
3. Untuk mengetahui landasan humas Pendidikan
4. Untuk mengetahui kepemimpinan humas Pendidikan.
5. Untuk mengetahui fungsi manajemen humas.
6. Untuk mengetahui kedudukan humas dalam administrasi sekolah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Humas :

Manajemen merupakan suatu proses/ ilmu untuk merencanakan,


mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala
aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Sedangkan public
relations yang sering kita sebut dengan humas atau hubungan masyarakat mempunyai
dua pengertian. Pertama, public relations diartikan sebagai technique of
communication (teknik komunikasi) dan kedua, Public Relations diartikan sebagai
method of communication (metode komunikasi). Public relation ialah peran
manajemen untuk menggapai suatu goal tertentu yang memiliki program kerja pasti,
jelas dan terperinci, mencari fakta, rencana, komunikasi sampai mengasesmen seluruh
prestasi yang sudah dicapai. Hubungan masyarakat merupakan sebuah seni ilmu
social dimana ilmu tersebut mencakup analisa, perencanaan, penentuan, pengarahan,
pelaksanaan program-program terencana yang dapat memenuhi kepentingan atau
tujuan pada instansi atau organisasi dengan masyarakat terkait.

1. Humas :
Public Relations atau Humas adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan,
direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling pegertian antara
sebuah lembaga/ institusi dengan masyarakat (Rahmat 2016:12).
Pengertian lain humas adalah segala bentuk kontak dan hubungan yang
diadakan oleh suatu organisasi dengan semua bentuk “publik” baik internal
maupun eksternal, hubungan ini adalah meliputi semua bentuk komunikasi. Untuk
terbentuknya komunikasi harus terdapat unsur “menerima dan memberi” atau
dialog-dialog dengan pihak-pihak yang berhubungan, dan unsur-unsur yang
terdapat didalam meliputi (1) fungsi manajemen, (2) fungsi komunikasi, (3) fungsi
penelitian dan penilaian, (4) suatu fungsi yang dirancang untuk meningkatkan
saling pengertian, keserasian, dan masukan yang demokratis ke dalam suatu
proses pengambilan keputusan.

3
Menurut The British Institute of Public Relations, humas adalah suatu
usaha yang sengaja dilakukan, direncanakan secara terus-menerus untuk
menciptakan dan memelihara saling pengertian antara suatu organisasi dengan
masyarakatnya.
2. Tujuan dan Fungsi Humas :
Tujuan utama humas adalah menciptakan, mempertahankan, dan
melindungi reputasi organisasi/perusahaan, memperluas prestis, menampilkan
citra-citra yang mendukung. Riset menunjukkan bahwa konsumen lebih sering
melakukan keputusan pembelian berdasarkan citra perusahaan. Dijelaskan juga
dengan sederhana tujuan humah sebagai berikut :
a. Mengevaluasi sikap dan opini public.
b. Formulasi dan implementasi prosedur dan policy organisasi atas komunikasi
dengan publik.
c. Mengkoordinasikan progam-progam.
d. Mengembangkan hubungan dan “good-will” lewat proses komunikasi dua
arah.
e. Mengembangkan hubungan positif antar organisasi dan publik.

Tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan kehumasan dalam proses komunikasi dua
ara tegolong dua golongan besar yaitu:

a. Komunikasi Internal (personil/anggota institusi) :


1. memberikan informasi sebanya-banyaknya dan jelas mengenai institusi.
2. menciptakan kesadarkan anggota mengenai peran institusi dalam
masyarakat.
3. menyediakan sarana untuk memperoleh umpan balik dari anggotanya.

b. Komunikasi Eksternal (masyarakat/publik) :


1. informasi yang benar dan wajar mengenai institusi.
2. kesadaran mengenai peran institusi dalam tata kehidupan umumnya dan
pendidian khususnya.
3. motivasi untuk menyampaikan umpan balik.

Ada dua fungsi humas berikut penjelasannya :

a. Fungsi Konstruktif :

4
Djanalis menganalogikan fungsi ini sebagai “perata jalan”. Jadi humas
merupakan “garda” terdepan yang dibelakangnya terdiri dari “rombngan”
tujuan-tujuan perusahaa. Ada tujuan marketing, tujuan produksi, tujuan
personalia dan sebagainya, peranan humas dalam hal ini mempersiapkan
mental publik untuk menerima kebijakan organiasi/lembaga, humas
menyiapkan “mental” organisasi untuk memahami kepentingan publik, humas
mengevaluasi perilaku, publik maupun organisasi untuk direkomendasikan
kepada manajemen, humas menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling
pengertian, saling percaya, dan saling membantu terhadap tujuan-tujuan publik
organisasi yang diwakilinya. Fungsi konstriktif ini mendorong humas
membuat aktifitas ataupun kegiatan-kegiatan yang terencana,
berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif, termasuk di sini humas
bertindak secara preventif.
b. Fungsi Koreaktif :
apabila kita mengibaratkan fungsi konstruktif sebagai “perata jalan”, maka
fungsi koreaktif berperan sebagai “pemadam kebakaran” yakni apabila api
sudah terlanjur menjalar dan membakar organisasi , maka peranan yang dapat
dimainkan oleh humas adalah memadamkan ap tersebut. Artinya apabila
sebuah organisasi terjadi masalah-masalah krisis dengan publik, maka humas
harus berperan dalam mengatasi terselesaikannya masalah tersebut (Frida,
2002:2224)

3. Tugas dan Kewajiban Humas


Tugas dan kewajiban humas sebagai berikut :
a) menyampaikan informasi dari perusahaan secara lisan, tertulis atau visual
kepada publiknnya, sehingga masyarakat memperoleh pengertian yang
benar dan tepat mengenai kondisi perusahaan , tujuan dan kegiatannya.
b) melakukan studi dan analisis atas reaksi serta tanggapan publik terhadap
kebijakan dan langkah tindakan perusahaan, termasuk segala macam
pendapat publik yang memengaruhi perusahaan, memberi informasi
kepada penjabat (eksekutif) tentang Public Acceptance atau Non
Acceptance atas cara-cara pelayanan perusahaan kepada masyarakat.

5
c) menyampaikan fakta-fakta dan pendapat kepada para pelaksana tugas guna
membantu mereka dan memberikan pelayanan yang mengesankan dan
memusatkan publik.

6
B. Ruang Lingkup Manajemen Humas :

Adapun ruang lingkup tugas humas sebagai berikut :


1. Membina Hubungan Keluar (Publik Eksternal/masyarakat) :
Hubungan masyarakat keluar (Humas Eksternal) turut menentukan keberhasilan
kegiatan hubungan masyarakat suatu badan atau lembaga.
Berikut macam-macamnya :
a. Press Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan pers
umumnya dengan media massa seperti pers, radio, film, dan televise yang
utama adalah pers.
b. Government Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Lembaga atau instansi
resmi yang berhubungan dengan kegiatan sekolah.
c. Community Relatins. Mengatur dan memelihara hubungan dengan
masyarakat setempat.
d. Supplier Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan para
levaransir (pemborong), kontraktor agar segala kebutuhan perusahaan
dapat diterima secara teratur serta denga harga dan syarat-syarat yang
wajar.
e. Customer Relations. Mengatur dan memelihara hubungan dengan para
langganan, sehingga hubungan itu selalu dalam situasi bahwa langganlah
yang sangat membutuhkan pendidikan, bukan sebaliknya.

2. Membina hubungan ke dalam (publik internal/ publik yang menjadi bagian dari
dalam organisasi itu sendiri) :
Tujuan hubungan masyarakat ke dalam ialah pada hakikatnya untuk
meningkatkan kegairahan bekerja para guru, tenaga akademik, karyawan lembaga
yang bersangkuta. Secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Employee Relations. Memelihara hubungan khusus antata manajemen
dengan guru dlaam kepegawaian secara formal. Misalnya mengenai
penempatkan, pemindahan, kenaikan pangkat, pemberhentian, pension,
dan sebagainya.
b. Human Relations. Memelihara hubungan khusu antata sesame warga
dalam seklah secara informal, sebagai manusia (secara manusiawi).

7
c. Labour Relations. Memelihara hubungan antara kepala sekolah dengan
komite serta turut menyelesaikan masalah-masalah yang timbul.
d. Stockholder Relations, Industrial Relations. Sesuai dengan sifat dan
kebutuhan sekolah yaitu mengadakan hubungan dengan pemegang saham.

Ruang Lingkup bidang kerja Humas di sekolah ini adalahdapat dikelompokkan


dalam beberapa bidang yang meliputi :
a. Koordinasi dengan Kepala sekolah dan unsur pimpinan lain.
b. Kerjasama dengan BP/BK dalam menangani masalahkemampuan, minat
dan kekeluargaan.
c. Kerjasama dengan warga sekolah.
d. Kerjasama dengan tokoh masyarakat.
e. Kerja sama dengan aparat pemerintahan Kelurahan.
f. Menjalin silaturahmi antar Alumni.
g. Kerjasama dengan perguruan tinggi tentang kemajuanpendidikan.
h. Mengembangkan persaudaraan dengan lingkungan yangharmonis.
i. Menjalin kerjasama dengan Kantin sekolah, pengurus OSIStentang
kebersihan lingkungan.

Disamping hal-hal tersebut diatas waka/PP Humasmelaksanakan kegiatan-kegiatan


sebagai berikut :

a. Melakukan Koordinasi secara Kontinue dengan semua unsurpimpinan dan


Tata Usaha.
b. Menerima tamu umum yang berkaitan dengan tugaskehumasan.
c. Penyampaian informasi terkai tdengan Sertifikasi, LiburSekolah dan
informasi-informasi lain yang ada kaitannyadengan guru dan
persekolahan.
d. Menuliskan berbagai informasi dipapan pengumuman gurukaitannya
dengan rapat dinas, rapat awal tahun, rapatkelulusan, rapat akhir tahun dan
kenaikan kelas.
e. Mempersiapkan agenda rapat, dan menyampaikan guru yangtidak hadir
pada saat belajar kepada guru piket.
f. Mempersiapkan pertemuan-pertemuan dengan penguruskomite, jika ada
hal yang perlu dibicarakan.

8
g. Melakukan Home visit bersama BP/BK, Wali Kelas, jika adasiswa yang
sakit, atau siswa yang jarang masuk sekolah.

C. Landasan Humas Pendidikan :

1. Humas sebagai alat manajemen Pendidikan :


Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha elemen pendidikan dan penggunaan sumber daya-sumber
daya sekolah agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa dalam tugas yang ada dilaksanakan
secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Dalam pendidikan, terdapat beberapa substansi penting manajemen, yaitu sebagai


berikut :
a. Manajemen merupakan suatu proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
oleh sekolah sebelumnya.
b. Dalam upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sekolah, manajemen
melaksanakan fungsi-fungsi tertentu.
c. Penggunaan istilah “leading” menekankan pada pembimbingan dan
keteladanan, sedangkan “motivating” menekankan pada penyadaran kepada
bawahan agar tergerak untuk melakukan kegiatan yang diharapkan oleh
pimpinan. Sedangkan fungsi “staffing” dapat ditempatkan sebagai fungsi
terpisah dari fungsi-fungsi lain, atau dapat dirangkum dalam satu istilah
organizing.
d. Manajemen dapat dirumuskan juga sebagai suatu proses mencapai tujuan
organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan,
pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian sumber daya organisasi.
Jadi, untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan, perlu
menggunakan seluruh sumber daya yang terdapat dalam organisasi, termasuk

9
pekerjaan para anggotanya, yang harus direncanakan, diorganisasikan,
dipimpin dan dikendalikan.
Dalam pelaksanaan pekerjaannya, seorang praktisi humas akan
menggunakan konsep konsep manajemen untuk mempermudah pelaksanaan
tugas tugasnya, seperti membuat rencana, melakukan persiapan persiapan,
melakukan aksi dan komunikasi, dan ditutup dengan tindakan pengendalian
yang disebut evaluasi. Proses humas sepenuhnya rnengacu kepada pendekatan
manajerial. Dalam suatu rencana strategis, perusahaan menetapkan garis garis
besar tindakan strategis yang akan diambil dalam kurun waktu tertentu ke
depan. Berapa lama waktu yang akan dicakup, tentu amat bervariasi. Di masa
lalu para ahli menyebut sekitar 25 tahun, tetapi dewasa ini jarang sekali
perusahaan yang berani menetapkan arahnya untuk 25 tahun ke depan.
Sebagian besar membuatnya dalam 5 10 tahun. Alasannya cukup masuk akal,
yakni perubahan yang terjadi belakangan ini sangat sulit diterka arahnya.
Masing masing perubahan itu saling terkait, sehingga perkiraan terjauh yang
dapat diduga menjadi amat terbatas.
Untuk melihat ke depan, lembaga pendidikan perlu melihat ke
belakang, yakni hal hal yang telah dicapai di masa lalu, harapan yang
dijanjikan dari prestasi itu, dan persepsi yang muncul dari lingkungannya.
Seorang praktisi humas tidaklah dibenarkan mengabaikan pelaksanaan
penyusunan rencana jangka panjang ini. la perlu turut aktif mengobservasi
pendapat dan harapan tersebut. Karena prosesnya melibatkan banyak pihak,
suatu rencana jangka panjang yang berhasil disatukan sering disebut pula
suatu konsensus‖. Rencana jangka panjang inilah yang menjadi pegangan bagi
para praktisi humas untuk menyusun berbagai rencana teknis, dan langkah
komunikasi yang akan diambil sehari hari. Untuk dapat bertindak secara
strategis, kegiatan humas harus menyatu dengan visi atau misi organisasinya,
yakni alasan organisasi atau perusahaan untuk tetap hidup. Dari sinilah
seorang praktisi humas dapat menetapkan objective/tujuannya dan bekerja
berdasarkan tujuan tersebut. Sama seperti bagian atau divisi lain di dalam
perusahaan, untuk memberi kontribusi kepada rencana jangka panjang itu,
praktisi humas dapat melakukan langkah langkah sebagai berikut :
a. Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beredar di dalam
maupun di luar perusahaan.

10
b. Menelurusi dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perubahan
yang terjadi secara historis. Perubahan ini umumnya disertai
dengan perubahan sikap perusahaan terhadap publiknya dan
sebaliknya.
c. Melakukan analisis SWOT. SWOT adalah kependekan dari
Strengths (ke kuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities
(peluang), dan Threats (ancaman). Meski tidak perlu menganalisis
hal hal yang berada di luar jangkauannya, seorang praktisi humas
perlu melakukan analisis yang berbobot mengenai persepsi dari
luar dan dalam perusahaan atas SWOT yang dimiliki.

2. Model Strategic Management Untuk Humas Pendidikan :


Selain berkonotasi jangka panjang, strategic management juga menyandang
konotasi strategi. Kata strategi sendiri mempunyai pengertian yang terkait dengan
hal hal seperti kemenangan, kehidupan, atau daya juang. Artinya, menyangkut hal-
hal yang berkaitan dengan mampu atau tidaknya perusahaan atau organisasi
menghadapi tekanan yang muncul dari dalam maupun dari luar. Kalau dapat, maka
organisasi/perusahaan tersebut akan terus hidup, kalau tidak, ia akan mati seketika.
Hidup yang dipertaruhkan sendiri merupakan suatu cakupan waktu yang panjang,
bukan sekadar bertahan lalu mati. Maka itu strategi membenarkan perusahaan atau
organisasi melakukan tindakan pahit seperti amputasi (pengurangan unit usaha,
dirumahkannya karyawan, pemangkasan, dan lain lain) sepanjang hal itu dilakukan
demi kehidupan perusahaan/organisasi dalam jangka panjang. Strategic
management juga dimaksudkan agar perusahaan atau organisasi dapat dikendalikan
dengan baik untuk mencapai tujuannya.
Strategic management memulai pekerjaannya dengan mencari tahu di mana
lokasi perusahaan atau organisasi berada pada hari ini dan menyatukan mimpi-
mimpi itu dalam suatu kesepakatan bersama. Mimpi itu dalam istilah strategic
management disebut mission/misi Humas, sebagai salah satu komponen kapal itu,
diadakan untuk tujuan strategis, yaitu untuk membaca rintangan yang muncul dari
luar, misalnya ketentuan pemerintah yang mematikan, ketidakpahaman karyawan
atas sikap penduduk di sekitar pabrik sehingga penduduk bersikap melawan,
tindakan pesaing, boikot dari konsumen, sampai pada kesalahan perusahaan yang
dibuat tanpa sengaja terhadap publiknya, maupun dari dalam, seperti pemogokan

11
karyawan, pengrusakan, dan sikap tidak terpuji, agar kapal dapat berlayar dengan
selamat ke tujuannya. Humas memberi sumbangan yang sangat besar bagi
perusahaan dengan mengembangkan hubungan hubungan yang harmonis dengan
stakeholdersnya agar perusahaan dapat mengembangkan kemampuannya mencapai
misinya. Pearce dan Robinson mengembangkan langkah langkah strategic
management sebagai berikut:
a. menentukan misi perusahaan, termasuk di dalamnya adalah pernyataan
yang umum mengenai maksud pendirian, filosofi, dan sasaran
b. mengembangkan company profile yang mencerminkan kondisi internal
perusahaan dan kemampuan yang dimilikinya.
c. penilaian terhadap lingkungan eksternal perusahaan, baik dari segi
semangat kompetitif maupun secara umum.
d. analisis terhadap peluang yang tersedia dari lingkungan (yang melahirkan
pilihan-pilihan).
e. identifikasi atas pilihan yang dikehendaki yang tidak dapat digenapi untuk
memenuhi tuntutan misi perusahaan.
f. pemilihan strategi atas tujuan jangka panjang dan garis besar strategi yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
g. mengembangkan tujuan tahunan dan rencana jangka pendek yang selaras
dengan tujuan jangka panjang dan garis besar strategi.
h. implementasi atas hal dengan menggunakan sumber yang tercantum pada
anggaran (budget) dan memadukan rencana tersebut dengan sumber daya
manusia, struktur, teknologi, dan sistem balas jasa yang memungkinkan.
i. review dan evaluasi atas hal-hal yang telah dicapai dalam setiap periode
jangka pendek sebagai suatu proses untuk melakukan kontrol dan sebagai
input bagi pengambilan keputusan di masa depan.

Strategic management mempunyai area kegiatan dalam 3 lapisan, yakni


pada (1) lapisan korporat atau organisasi secara menyeluruh; (2) lapisan bisnis atau
lapisan khusus, dan (3) lapisan fungsional. President, chairman, CEO (Chief
Executive Officer), direktur utama, direktur, atau pejabat teras atas lainnya adalah
orang orang yang mengambil keputusan strategis pada lapisan pertama. Di
perusahaan besar yang menyadari betapa kompleksnya masalah yang dihadapi dan
besar kemungkinan menjadi sorotan masyarakat atas segala aktivitasnya,

12
kedudukan humas idealnya ditempatkan pada posisi ini. Artinya, humas amat
strategis dan mempunyai jalur yang langsung kepada pemegang saham, top
eksekutif, dan masyarakat. Pada lapisan kedua, duduk para kepala cabang dengan
kebijakan yang menyangkut segmen pasar atau jasa khusus. Pada lapisan yang
terakhir (fungsional) terdapat fungsi operasi, seperti keuangan, akunting, sumber
daya manusia, pemasaran, dan bahkan humas. Pada lapisan yang terakhir inilah
sering kali dalam prakteknya humas ditempatkan. Karena kedudukannya yang
tidak sesuai dengan peranannya, di masa-masa lalu sering sekali terlihat humas
tidak dapat menjalankan peranannya secara strategis. Bagian ini diberi tugas
melaksanakan tujuan perusahaan, tanpa mengikutkannya dalam perumusannya.
Pada lapisan ini seorang praktisi humas memang menjadi sangat serba salah. la
dituntut menjalin hubungan dengan pihak pihak yang strategis dan sering dianggap
sebagai juru bicara. Tetapi sebenarnya ia tak lebih dari sekadar pelaksana biasa
yang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di lapisan atas dan bahkan tidak tahu
apakah yang dilakukannya itu sesuai dengan aspirasi mereka. Oleh karena itu
efektivitas pekerjaan humas amat tergantung pada persepsi pemimpin perusahaan
yang tercermin dari penempatan dan ruang lingkup pekerjaan yang didelegasikan
kepadanya.
Di bawah ini menjelaskan model strategic management dalam kegiatan
humas ada Tiga tahapan pertama yang mempunyai cakupan luas, sehingga lebih
bersifat analisis. Empat langkah selanjutnya merupakan penjabaran dari tiga tahap
pertama yang diterapkan pada unsur yang berbeda beda. Model Strategic
Management untuk Humas, antara lain:
a. Tahap Stakeholders Sebuah perusahaan/organisasi mempunyai
hubungan dengan publiknya bilamana perilaku organisasi tersebut
mempunyai pengaruh terhadap stakeholdersnya atau sebaliknya.
Humas harus melakukan survei untuk terus membaca perkembangan
lingkungannya, dan membaca perilaku organisasinya serta
menganalisis konsekuensi yang akan timbul. Komunikasi yang
dilakukan secara kontinu dengan stakeholders ini membantu organisasi
untuk tetap stabil.
b. Tahap Publik terbentuk ketika perusahaan/organisasi menyadari adanya
problem tertentu. Pendapat ini berdasakan hasil penelitian Grunig dan
Hunt yang menyimpulkan bahwa publik muncul sebagai akibat adanya

13
problem dan bukan sebaliknya. Dengan kata lain publik selalu eksis
bilamana ada problem yang mempunyai potensi akibat (konsekuensi)
terhadap mereka. Maka publik bukanlah suatu kumpulan massa umum
biasa, mereka sangat selektif dan spesifik terhadap suatu kepentingan
tertentu. Oleh karena itu humas perlu terus-menerus mengidentifikasi
publiknya yang muncul terhadap berbagai problem. Biasanya
dilakukan melalui wawancara mendalam pada suatu focus group.
c. Tahap Isu Publik yang muncul sebagai konsekuensi dari adanya
problem selalu mengorganisasi dan menciptakan isu. Yang dimaksud
dengan isu di sini bukanlah isu dalam arti kabar burung atau kabar tak
resmi yang berkonotasi negatif (bahasa aslinya rumor), melainkan
suatu tema yang dipersoalkan. Mulanya pokok persoalan demikian luas
dan mempunyai banyak pokok, tetapi kemudian akan terjadi kristalisasi
sehingga pokoknya menjadi jelas karena pihak pihak yang terkait
saling melakukan diskusi. Humas perlu mengantisipasi dan bersifat
responsif terhadap isu isu tersebut. Langkah ini di dalam manajemen
dikenal sebagai Issues Management.

D. Kepemimpinan Humas Pendidikan :

1. Karakteristik sekolah :
Pendidikan bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan kepada peserta
didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat,
warga negara, dan anggota umat manusia.
Lembaga pendidikan berfungsi sebagai :
a. Peletak dasar perkembangan pribadi anak untuk menjadi warga negara
yang baik.
b. Peletak dasar kemampuan dasar anak.
c. Penyelenggara pendidikan awal untuk persiapan melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, yaitu pendidikan menengah.
Kemampuan dasar utama yang diberikan kepada anak adalah kemampuan
yang membuat bisa berpikir kritis dan imajinatif yang tercermin dalam modus
kemampuan menulis, berhitung, dan membaca.

14
Ditinjau dari komponennya, unsur atau elemen dalam organisasi sekolah antara
lain :

15
a. sumber daya manusia.
b. sumber daya material.
c. atribut organisasi.
d. iklim internal organisasi.
e. lingkungan organisasi sekolah.
Ditinjau dari karakteristik, sekolah merupakan suatu sistem organisai sekolah
yang ditinjau dari dua sisi, yaitu sisi struktur organisasi yang mengacu pada
framework organisasi dan perilaku organisasi mengacu pada aspek-aspek tingkah
laku manusia dalam organisasi. Bila diterapkan dalam organisasi sekolah, ada 3
komponen yang berkaitan dengan budaya organisasi sekolah, yaitu : (1) institusi
atau lembaga yang perannya dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin
organisasi sekolah, (2) guru-guru sekolah sebagai individu yang memiliki
kepribadian dan kebutuhan profesional maupun kebutuhan sosial, dan (3)
interaksi dari kedua komponen tersebut.

2. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah :


Kepemimpinan adalah perilaku yang ada pada diri seseorang untuk
berinteraksi dengan lingkungan dan berperan serta didalamnya untuk mencapai
tujuan hidupnya. Kepemimpinan membutuhkan orang yang mempunyai
kemampuan dalam melaksanakan roda organisasi dengan cara apapun untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kemampuan tersebut
adalah mempengaruhi, mengajak, mendorong, menuntun dan memaksa.
Kepemimpinan melibatkan unsur : penggunaan pengaruh dan semua hubungan
merupakan upaya kepemimpinan, pentingnya proses komunikasi, kejelasan dan
tepatnya komunikasi mempengaruhi perilaku dan tepatnya komunikasi
mempengaruhi perilaku dan prestasi pengikut, berfokus pada pencapaian tujuan
individu, kelompok dan organisasi. Dalam organisasi sekolah, kepala sekolah
adalah pemimpin tertinggi disekolah yang akan berpengaruh dalam kemajuan
sekolah.
Dalam gaya demokratis, seorang pemimpin selalu mengikut sertakan seluruh
bawahannya dalam pengambilan keputusan. Kepala sekolah dalam gaya
demokratis melaksanakan tugasnya atas dasar musyawarah, unsur-unsur
demokrasinya harus nampak dalam seluruh tata kehidupan di sekolah. Selain itu
ada pula gaya partisipatif, gaya efektif, dan gaya tidak efektif.

16
3. Peran Kepala Sekolah
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, kepala sekolah memiliki gaya
kepemimpinan yang sangat mempengaruhi kinerja para tenaga kependidikan di
lingkungan kerjanya untuk meningkatkan poduktivitas kerja demi mencapai
tujuan, danmewujudkan visi menjadi aksi. Dalam konteks lingkungan sekolah,
seseorang kepala sekolah juga perlu memiliki kepemimpinan yang
transformasional yang memiliki karakteristik salah satunya adalah
mengidentifikasi diri sebagai agen perubahan, berani dan tangguh, percaya pada
orang lain, dll.
Dua peranan kepala sekolah yaitu sebagai administrator pendidikan dan
sebagai supervisor pendidikan. Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan
tugasnya banyak ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan
merupakan faktor yang paling penting dalam menunjang tercapainya tujuan
organisasi sekolah.

E. Fungsi Manajemen Humas :


1. Perencanaan :
Perencanaan sebagai fungsi manajemen dilakukan pada tahap pertama
sebelum melaksanakan kebijakan, program dan kegiatan. Perencanaan sebagai
cetak biru (blu print) atas kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan organisasi.
Dari beberapa pengertian perencanaan yang telah dikemuka-kan ada beberapa
persamaan pendapat menyangkut beberapa as-pek perencanaan.

Aspek-aspek perencanaan tersebut yaitu:


a. Perencanaan sebagai suatu proses.
b. Perencanaan berorientassi masa depan.
c. Perencanaan berorientasi pada pencapaian tujuan organisasi kegiatan-
kegiatan.
d. Perencanaan menjabarkan kegiatan-kegiatan.
e. Perencanaan sebagai kegiatan untuk mengidentifikasikan sumber daya
yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan-keg-iatan.
f. Perencanaan merupakan kegiatan mempersiapkan sejumlah alternatif.

17
18
2. Pengorganisasian :

Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang membagi tugastugas yang


harus dikerjakan, serta menata sumberdayasumberdaya yang ada untuk
mengerjakan tugas-tugas tersebut. Fungsi pengorganisasian termasuk seluruh
kegiatan manajerial yang menerjemahkan rencana kegiatan yang diperlukan ke
dalam sebuah struktur tugas dan kewenangannya. Dalam artian praktis, fungsi
pengorganisasian meliputi perancangan tanggung jawab, kewenangan setiap
jabatan individual, dan penetapan jabatan-jabatan tersebut dikelompokkan dalam
bagian-bagian tertentu.

Hasil dari fungsi pengorganisasian adalah struktur organisasi.


a. Penentuan staf atau staffing :
merupakan kegiatan yang dipusatkan pada manajemen sumber daya manusia.
Fungsi staffing mencakup penetapan tipe orang-orang yang akan dipekerjakan;
menarik pekerja yang prospektif; menyeleksi pekerja; menetapkan standar
kinerja; memberikan kompensasi kepada pekerja; mengevaluasi kinerja;
memberikan nasehat dan penyuluhan kepada pekerja, melatih serta
mengembangkan para pekerja.
b. Pemimpinan atau leading :
Dengan rumusan yang berbeda, namun menggambarkan cakupan yang hampir
sama dan saling melengkapi, leading sebagai fungsi manajemen merupakan
proses upaya menggerakkan semangat dan inspirasi untuk mencapai tujuan.
c. Pemberian motivasi :
Istilah motivating mempunyai makna dan lingkup yang lebih luas daripada
leading, yaitu mencakup upaya-upaya pembentukan perilaku manusia,
mencakup kepemimpinan, komunikasi, kelompok kerja, modifikasi perilaku,
pelimpahan wewenang, pengayaan jabatan, kepuasan kerja, pemenuhan
kebutuhan, perubahan organisasional serta moril manajerial.
d. Pengendalian :
Para pakar umumnya sependapat untuk menggunakan istilah controlling
sebagai fungsi terakhir dari manajemen. Adapun yang dimaksud dengan
controlling adalah proses yang menjamin bahwa kegiatan aktual sesuai dengan
yang direncanakan. Schermerhorn juga memberikan pengertian yang sama,

19
yaitu proses pengukuran kinerja serta pengambilan tindakan untuk menjamin
hasil yang diharapkan.

3. Monitoring dan Evaluasi :

Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan


sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the worth and merit) dari
tujuan yang dicapai, desain, implementasi, dan dampak untuk membantu membuat
keputusan, membantu pertanggung jawaban dan meningkatkan pemahaman
terhadap fenomena.

Menurut rumusan tersebut, inti dari evaluasi adalah penyediaan informasi yang
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis
dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan serta penyusunan program selanjutnya.

4. Pengendalian :

Pengendalian (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah


pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif
tanpa disertai fungsi pengawasan. the process s by which manager determine
wether actual operation are consis-tent with plans. Pengawasan manajemen adalah
suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan –
tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan
kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan
mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang
diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan
dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.

Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar


pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan
organisasi tercapai. Apa-bila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan
itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.

20
Proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu: (a) penetapan standar
pelaksanaan; (b) penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan; (c) pengukuran
pelaksanaan kegiatan nyata; (d) pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan
standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan (e) pengambilan
tindakan koreksi, bila diperlukan.

5. Employee Relations Sebagai Kegiatan Humas :

Karyawan atau pekerja merupakan aset yang cukup penting dalam suatu
perusahaan. Nyataya karyawan itu sendiri terkait erat dengan status atau
kedudukan yang saling berbeda antara satu orang dengan yang lainnya,
mempunyai perbedaan-perbedaan yang cukup mencolok. Misalnya dapat dilihat
pada tingkat kemampuan, pengalaman, pendidikan, pangkat, gaji, usia, dan lain
sebagainya.
Hubungan masyarakat internal atau hubungan kepegawaian (employee relations)
adalah sekelompok orang-orang yang sedang bekerja di suatu organisasi atau
perusahaan yang jelas baik secara fungsional, organisasi maupun bidang teknis
dan jenis pekerjaan (tugas) yang dihadapinya. Employee relations (hubungan
kepegawaian) tersebut tidak dilihat dalam pengertian yang sempit, yaitu sama
dengan hubungan industrial yang hanya menekankan pada unsur-unsur proses
produksi, dan upah yang terkait dengan lingkungan kerja.

F. Humas Dalam Administrasi Sekolah :

Dalam manajemen pendidikan di sekolah humas mempunyai kedudukan. Yang


mana kedudukan humas tersebut dalam organisasi sekolah telah dikemukakan oleh
Suryosubroto1 sebagai berikut: pertama, Jika dilihat dari sudut pandang manajemen,
humas adalah suatu realisasi fungsi komunikasi sementara tugas humas itu sendiri
merupakan salah satu fungsi manajemen. Kedua, Jika ditinjau dari sudut pandang
administrasi pendidikan, humas adalah bagian atau salah satu komponen kegiatan
administrasi pendidikan, dalam hal ini di sekolah. Realisasinya adalah kegiatan yang
dilakukan sekolah bersamasama dengan masyarakat. Kegiatan sekolah yang

21
berhubungan dengan masyrakat diarahkan pada terciptanya kerja sama yang harmonis
antara sekolah dan masyarakat.

Memang pada kenyataannya posisi humas dalam struktur organisasi sekolah di


Indonesia baik sekolah negeri maupun sekolah swasta sangat beragam. Hal ini
dikarenakan faktor eksistensi sekolah disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada
di masing-masing sekolah, seperti jumlah siswa, manajemen sekolah, peraturan yang
berlaku, dan sebagainya

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan :

B. Daftar Pustaka :
1. Rahmat, Abdul. 2016. Manajemen Humas Sekolah. Yogyakarta: Media Akademi.
2. Hadi, Abdul. 2018. "Perkembangan dan Konsep Dasar Manajemen Humas dalam
Dunia Pendidikan:Tinjauan Historis". At-Ta'lim. Vol 4, No 2, Hal 2-18.
3. https://studylibid.com/doc/234052/modul-manajemen-public-relations--tm1-.
4. https://nanopdf.com/queue/skom4332-m1_pdf?queue_id=-
1&x=1591836573&z=MTI1LjE2MC42NS42Nw==

23

Anda mungkin juga menyukai