MANAJEMEN HUMAS
Nama Kelompok :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan izin, karunia, rahmat
dan hidayahnya kami bisa menyelesaikan makalah manajemen Pendidikan kami yaitu
tentang Manajemen Humas yang mana itu semua sudah dikerjakan dengan baik
walaupun dialamnya pun masih ada kekurangan dan itu lah hakikat manusia. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen kami yaitu Bapak M. Fakhrur Saifudin,
M.Pd yang mana selaku dosen mata kuliah manajemen Pendidikan yang sudah memberi
tugas ini.
Kami berharap makalah yang kami buat ini bisa berguna dalam menambah ilmu
dan wawasan kita tentang pa itu manajemen humas serta apa saja yang ada di dalam
manajemen humas. Kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun agar isi
yang terdapat di dalam makalah ini bisa lebih baik lagi karena kami menyadari bahwa di
dalam makalah ini pasti banyak kekurangan dan kelebihan, maka dari itu kami sangat
membutuhkan kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini bisa dipahami bagi siapa saja yang membaca makalah ini.
Setidaknya laporan yang telah kami susun ini bisa berguna bagi kami sendiri ataupun
pada orang-orang yang membacanya. Kami mohon maaf apabila ada terjadi kesalahan
kata yang kurang berkenan dan sekali lagi kami memohon untuk kritik dan saran yang
membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang :......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah :.................................................................................................................2
C. Tujuan :....................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Pengertian Manajemen Humas :............................................................................................3
B. Ruang Lingkup Manajemen Humas :....................................................................................6
C. Landasan Humas Pendidikan :...............................................................................................8
D. Kepemimpinan Humas Pendidikan :...................................................................................13
E. Fungsi Manajemen Humas :.................................................................................................15
F. Humas Dalam Administrasi Sekolah :.................................................................................18
BAB III...............................................................................................................................................20
PENUTUP..........................................................................................................................................20
A. Kesimpulan :..........................................................................................................................20
B. Daftar Pustaka :.....................................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang :
Lembaga pendidikan khususnya sekolah, tidak bisa terlepas dari manajemen,
karena manajemen tersebut merupakan hal utama yang tidak bisa dipisahkan dari
proses pendidikan secara keseluruhan. Tanpa adanya manajemen, tidak mungkin
tujuan pendidikan dapat terwujud secara optimal, efektif dan efisien. Untuk itu, perlu
adanya dukungan dari berbagai pihak agar proses pendidikan di sekolah dapat
terlaksana dengan baik. Hal tersebut terjadi karena keberhasilan pendidikan tidak
hanya ditentukan oleh proses pendidikan di sekolah saja, tetapi juga ditentukan oleh
lingkungan keluarga dan masyarakat Penyelenggaraan sekolah yang baik. Tingkat
partisipasi masyarakat dalam proses pendidikan di sekolah ini nampaknya
memberikan pengaruh yang besar bagi kemajuan sekolah, kualitas pelayanan
pembelajaran di sekolah yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kemajuan
dan prestasi belajar anak-anak di sekolah.
Sesuai tugasnya, Humas memiliki peran ganda dalam kinerjanya yaitu fungsi
internal dan eksternal. Selain itu, manajemen humas penting dilakukan untuk
mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen. Manajemen humas dalam
pendidikan itu sendiri perlu dilakukan karena ;(1) Humas merupakan suatu kegiatan
yang sangat diperlukan dalam semua pelaksanaan pekerjaan dan memiliki sarana
untuk mengenalkan diri kepada masyarakat luas tentang apa yang sedang dan akan
dikerjakan, (2) Humas merupakan alat untuk menyebarkan gagasan kepada orang lain,
(3) Humas dapat digunakan sebagai sarana untuk memperoleh bantuan yang
diperlukan dari orang atau badan lain, (4) Humas mendorong usaha seseorang atau
suatu lembaga untuk membuka diri agar diberikan masukan dengan kritik dan saran
dari orang lain, (5) Humas memenuhi keingintahuan manusia dalam rangka
memenuhi naluri untuk selalu berkembang.
1
B. Rumusan Masalah :
C. Tujuan :
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Humas :
Public Relations atau Humas adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan,
direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling pegertian antara
sebuah lembaga/ institusi dengan masyarakat (Rahmat 2016:12).
Pengertian lain humas adalah segala bentuk kontak dan hubungan yang
diadakan oleh suatu organisasi dengan semua bentuk “publik” baik internal
maupun eksternal, hubungan ini adalah meliputi semua bentuk komunikasi. Untuk
terbentuknya komunikasi harus terdapat unsur “menerima dan memberi” atau
dialog-dialog dengan pihak-pihak yang berhubungan, dan unsur-unsur yang
terdapat didalam meliputi (1) fungsi manajemen, (2) fungsi komunikasi, (3) fungsi
penelitian dan penilaian, (4) suatu fungsi yang dirancang untuk meningkatkan
saling pengertian, keserasian, dan masukan yang demokratis ke dalam suatu
proses pengambilan keputusan.
3
Menurut The British Institute of Public Relations, humas adalah suatu
usaha yang sengaja dilakukan, direncanakan secara terus-menerus untuk
menciptakan dan memelihara saling pengertian antara suatu organisasi dengan
masyarakatnya.
2. Tujuan dan Fungsi Humas :
Tujuan utama humas adalah menciptakan, mempertahankan, dan
melindungi reputasi organisasi/perusahaan, memperluas prestis, menampilkan
citra-citra yang mendukung. Riset menunjukkan bahwa konsumen lebih sering
melakukan keputusan pembelian berdasarkan citra perusahaan. Dijelaskan juga
dengan sederhana tujuan humah sebagai berikut :
a. Mengevaluasi sikap dan opini public.
b. Formulasi dan implementasi prosedur dan policy organisasi atas komunikasi
dengan publik.
c. Mengkoordinasikan progam-progam.
d. Mengembangkan hubungan dan “good-will” lewat proses komunikasi dua
arah.
e. Mengembangkan hubungan positif antar organisasi dan publik.
Tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan kehumasan dalam proses komunikasi dua
ara tegolong dua golongan besar yaitu:
a. Fungsi Konstruktif :
4
Djanalis menganalogikan fungsi ini sebagai “perata jalan”. Jadi humas
merupakan “garda” terdepan yang dibelakangnya terdiri dari “rombngan”
tujuan-tujuan perusahaa. Ada tujuan marketing, tujuan produksi, tujuan
personalia dan sebagainya, peranan humas dalam hal ini mempersiapkan
mental publik untuk menerima kebijakan organiasi/lembaga, humas
menyiapkan “mental” organisasi untuk memahami kepentingan publik, humas
mengevaluasi perilaku, publik maupun organisasi untuk direkomendasikan
kepada manajemen, humas menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling
pengertian, saling percaya, dan saling membantu terhadap tujuan-tujuan publik
organisasi yang diwakilinya. Fungsi konstriktif ini mendorong humas
membuat aktifitas ataupun kegiatan-kegiatan yang terencana,
berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif, termasuk di sini humas
bertindak secara preventif.
b. Fungsi Koreaktif :
apabila kita mengibaratkan fungsi konstruktif sebagai “perata jalan”, maka
fungsi koreaktif berperan sebagai “pemadam kebakaran” yakni apabila api
sudah terlanjur menjalar dan membakar organisasi , maka peranan yang dapat
dimainkan oleh humas adalah memadamkan ap tersebut. Artinya apabila
sebuah organisasi terjadi masalah-masalah krisis dengan publik, maka humas
harus berperan dalam mengatasi terselesaikannya masalah tersebut (Frida,
2002:2224)
5
c) menyampaikan fakta-fakta dan pendapat kepada para pelaksana tugas guna
membantu mereka dan memberikan pelayanan yang mengesankan dan
memusatkan publik.
6
B. Ruang Lingkup Manajemen Humas :
2. Membina hubungan ke dalam (publik internal/ publik yang menjadi bagian dari
dalam organisasi itu sendiri) :
Tujuan hubungan masyarakat ke dalam ialah pada hakikatnya untuk
meningkatkan kegairahan bekerja para guru, tenaga akademik, karyawan lembaga
yang bersangkuta. Secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Employee Relations. Memelihara hubungan khusus antata manajemen
dengan guru dlaam kepegawaian secara formal. Misalnya mengenai
penempatkan, pemindahan, kenaikan pangkat, pemberhentian, pension,
dan sebagainya.
b. Human Relations. Memelihara hubungan khusu antata sesame warga
dalam seklah secara informal, sebagai manusia (secara manusiawi).
7
c. Labour Relations. Memelihara hubungan antara kepala sekolah dengan
komite serta turut menyelesaikan masalah-masalah yang timbul.
d. Stockholder Relations, Industrial Relations. Sesuai dengan sifat dan
kebutuhan sekolah yaitu mengadakan hubungan dengan pemegang saham.
8
g. Melakukan Home visit bersama BP/BK, Wali Kelas, jika adasiswa yang
sakit, atau siswa yang jarang masuk sekolah.
9
pekerjaan para anggotanya, yang harus direncanakan, diorganisasikan,
dipimpin dan dikendalikan.
Dalam pelaksanaan pekerjaannya, seorang praktisi humas akan
menggunakan konsep konsep manajemen untuk mempermudah pelaksanaan
tugas tugasnya, seperti membuat rencana, melakukan persiapan persiapan,
melakukan aksi dan komunikasi, dan ditutup dengan tindakan pengendalian
yang disebut evaluasi. Proses humas sepenuhnya rnengacu kepada pendekatan
manajerial. Dalam suatu rencana strategis, perusahaan menetapkan garis garis
besar tindakan strategis yang akan diambil dalam kurun waktu tertentu ke
depan. Berapa lama waktu yang akan dicakup, tentu amat bervariasi. Di masa
lalu para ahli menyebut sekitar 25 tahun, tetapi dewasa ini jarang sekali
perusahaan yang berani menetapkan arahnya untuk 25 tahun ke depan.
Sebagian besar membuatnya dalam 5 10 tahun. Alasannya cukup masuk akal,
yakni perubahan yang terjadi belakangan ini sangat sulit diterka arahnya.
Masing masing perubahan itu saling terkait, sehingga perkiraan terjauh yang
dapat diduga menjadi amat terbatas.
Untuk melihat ke depan, lembaga pendidikan perlu melihat ke
belakang, yakni hal hal yang telah dicapai di masa lalu, harapan yang
dijanjikan dari prestasi itu, dan persepsi yang muncul dari lingkungannya.
Seorang praktisi humas tidaklah dibenarkan mengabaikan pelaksanaan
penyusunan rencana jangka panjang ini. la perlu turut aktif mengobservasi
pendapat dan harapan tersebut. Karena prosesnya melibatkan banyak pihak,
suatu rencana jangka panjang yang berhasil disatukan sering disebut pula
suatu konsensus‖. Rencana jangka panjang inilah yang menjadi pegangan bagi
para praktisi humas untuk menyusun berbagai rencana teknis, dan langkah
komunikasi yang akan diambil sehari hari. Untuk dapat bertindak secara
strategis, kegiatan humas harus menyatu dengan visi atau misi organisasinya,
yakni alasan organisasi atau perusahaan untuk tetap hidup. Dari sinilah
seorang praktisi humas dapat menetapkan objective/tujuannya dan bekerja
berdasarkan tujuan tersebut. Sama seperti bagian atau divisi lain di dalam
perusahaan, untuk memberi kontribusi kepada rencana jangka panjang itu,
praktisi humas dapat melakukan langkah langkah sebagai berikut :
a. Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beredar di dalam
maupun di luar perusahaan.
10
b. Menelurusi dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perubahan
yang terjadi secara historis. Perubahan ini umumnya disertai
dengan perubahan sikap perusahaan terhadap publiknya dan
sebaliknya.
c. Melakukan analisis SWOT. SWOT adalah kependekan dari
Strengths (ke kuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities
(peluang), dan Threats (ancaman). Meski tidak perlu menganalisis
hal hal yang berada di luar jangkauannya, seorang praktisi humas
perlu melakukan analisis yang berbobot mengenai persepsi dari
luar dan dalam perusahaan atas SWOT yang dimiliki.
11
karyawan, pengrusakan, dan sikap tidak terpuji, agar kapal dapat berlayar dengan
selamat ke tujuannya. Humas memberi sumbangan yang sangat besar bagi
perusahaan dengan mengembangkan hubungan hubungan yang harmonis dengan
stakeholdersnya agar perusahaan dapat mengembangkan kemampuannya mencapai
misinya. Pearce dan Robinson mengembangkan langkah langkah strategic
management sebagai berikut:
a. menentukan misi perusahaan, termasuk di dalamnya adalah pernyataan
yang umum mengenai maksud pendirian, filosofi, dan sasaran
b. mengembangkan company profile yang mencerminkan kondisi internal
perusahaan dan kemampuan yang dimilikinya.
c. penilaian terhadap lingkungan eksternal perusahaan, baik dari segi
semangat kompetitif maupun secara umum.
d. analisis terhadap peluang yang tersedia dari lingkungan (yang melahirkan
pilihan-pilihan).
e. identifikasi atas pilihan yang dikehendaki yang tidak dapat digenapi untuk
memenuhi tuntutan misi perusahaan.
f. pemilihan strategi atas tujuan jangka panjang dan garis besar strategi yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
g. mengembangkan tujuan tahunan dan rencana jangka pendek yang selaras
dengan tujuan jangka panjang dan garis besar strategi.
h. implementasi atas hal dengan menggunakan sumber yang tercantum pada
anggaran (budget) dan memadukan rencana tersebut dengan sumber daya
manusia, struktur, teknologi, dan sistem balas jasa yang memungkinkan.
i. review dan evaluasi atas hal-hal yang telah dicapai dalam setiap periode
jangka pendek sebagai suatu proses untuk melakukan kontrol dan sebagai
input bagi pengambilan keputusan di masa depan.
12
kedudukan humas idealnya ditempatkan pada posisi ini. Artinya, humas amat
strategis dan mempunyai jalur yang langsung kepada pemegang saham, top
eksekutif, dan masyarakat. Pada lapisan kedua, duduk para kepala cabang dengan
kebijakan yang menyangkut segmen pasar atau jasa khusus. Pada lapisan yang
terakhir (fungsional) terdapat fungsi operasi, seperti keuangan, akunting, sumber
daya manusia, pemasaran, dan bahkan humas. Pada lapisan yang terakhir inilah
sering kali dalam prakteknya humas ditempatkan. Karena kedudukannya yang
tidak sesuai dengan peranannya, di masa-masa lalu sering sekali terlihat humas
tidak dapat menjalankan peranannya secara strategis. Bagian ini diberi tugas
melaksanakan tujuan perusahaan, tanpa mengikutkannya dalam perumusannya.
Pada lapisan ini seorang praktisi humas memang menjadi sangat serba salah. la
dituntut menjalin hubungan dengan pihak pihak yang strategis dan sering dianggap
sebagai juru bicara. Tetapi sebenarnya ia tak lebih dari sekadar pelaksana biasa
yang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di lapisan atas dan bahkan tidak tahu
apakah yang dilakukannya itu sesuai dengan aspirasi mereka. Oleh karena itu
efektivitas pekerjaan humas amat tergantung pada persepsi pemimpin perusahaan
yang tercermin dari penempatan dan ruang lingkup pekerjaan yang didelegasikan
kepadanya.
Di bawah ini menjelaskan model strategic management dalam kegiatan
humas ada Tiga tahapan pertama yang mempunyai cakupan luas, sehingga lebih
bersifat analisis. Empat langkah selanjutnya merupakan penjabaran dari tiga tahap
pertama yang diterapkan pada unsur yang berbeda beda. Model Strategic
Management untuk Humas, antara lain:
a. Tahap Stakeholders Sebuah perusahaan/organisasi mempunyai
hubungan dengan publiknya bilamana perilaku organisasi tersebut
mempunyai pengaruh terhadap stakeholdersnya atau sebaliknya.
Humas harus melakukan survei untuk terus membaca perkembangan
lingkungannya, dan membaca perilaku organisasinya serta
menganalisis konsekuensi yang akan timbul. Komunikasi yang
dilakukan secara kontinu dengan stakeholders ini membantu organisasi
untuk tetap stabil.
b. Tahap Publik terbentuk ketika perusahaan/organisasi menyadari adanya
problem tertentu. Pendapat ini berdasakan hasil penelitian Grunig dan
Hunt yang menyimpulkan bahwa publik muncul sebagai akibat adanya
13
problem dan bukan sebaliknya. Dengan kata lain publik selalu eksis
bilamana ada problem yang mempunyai potensi akibat (konsekuensi)
terhadap mereka. Maka publik bukanlah suatu kumpulan massa umum
biasa, mereka sangat selektif dan spesifik terhadap suatu kepentingan
tertentu. Oleh karena itu humas perlu terus-menerus mengidentifikasi
publiknya yang muncul terhadap berbagai problem. Biasanya
dilakukan melalui wawancara mendalam pada suatu focus group.
c. Tahap Isu Publik yang muncul sebagai konsekuensi dari adanya
problem selalu mengorganisasi dan menciptakan isu. Yang dimaksud
dengan isu di sini bukanlah isu dalam arti kabar burung atau kabar tak
resmi yang berkonotasi negatif (bahasa aslinya rumor), melainkan
suatu tema yang dipersoalkan. Mulanya pokok persoalan demikian luas
dan mempunyai banyak pokok, tetapi kemudian akan terjadi kristalisasi
sehingga pokoknya menjadi jelas karena pihak pihak yang terkait
saling melakukan diskusi. Humas perlu mengantisipasi dan bersifat
responsif terhadap isu isu tersebut. Langkah ini di dalam manajemen
dikenal sebagai Issues Management.
1. Karakteristik sekolah :
Pendidikan bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan kepada peserta
didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat,
warga negara, dan anggota umat manusia.
Lembaga pendidikan berfungsi sebagai :
a. Peletak dasar perkembangan pribadi anak untuk menjadi warga negara
yang baik.
b. Peletak dasar kemampuan dasar anak.
c. Penyelenggara pendidikan awal untuk persiapan melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, yaitu pendidikan menengah.
Kemampuan dasar utama yang diberikan kepada anak adalah kemampuan
yang membuat bisa berpikir kritis dan imajinatif yang tercermin dalam modus
kemampuan menulis, berhitung, dan membaca.
14
Ditinjau dari komponennya, unsur atau elemen dalam organisasi sekolah antara
lain :
15
a. sumber daya manusia.
b. sumber daya material.
c. atribut organisasi.
d. iklim internal organisasi.
e. lingkungan organisasi sekolah.
Ditinjau dari karakteristik, sekolah merupakan suatu sistem organisai sekolah
yang ditinjau dari dua sisi, yaitu sisi struktur organisasi yang mengacu pada
framework organisasi dan perilaku organisasi mengacu pada aspek-aspek tingkah
laku manusia dalam organisasi. Bila diterapkan dalam organisasi sekolah, ada 3
komponen yang berkaitan dengan budaya organisasi sekolah, yaitu : (1) institusi
atau lembaga yang perannya dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin
organisasi sekolah, (2) guru-guru sekolah sebagai individu yang memiliki
kepribadian dan kebutuhan profesional maupun kebutuhan sosial, dan (3)
interaksi dari kedua komponen tersebut.
16
3. Peran Kepala Sekolah
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, kepala sekolah memiliki gaya
kepemimpinan yang sangat mempengaruhi kinerja para tenaga kependidikan di
lingkungan kerjanya untuk meningkatkan poduktivitas kerja demi mencapai
tujuan, danmewujudkan visi menjadi aksi. Dalam konteks lingkungan sekolah,
seseorang kepala sekolah juga perlu memiliki kepemimpinan yang
transformasional yang memiliki karakteristik salah satunya adalah
mengidentifikasi diri sebagai agen perubahan, berani dan tangguh, percaya pada
orang lain, dll.
Dua peranan kepala sekolah yaitu sebagai administrator pendidikan dan
sebagai supervisor pendidikan. Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan
tugasnya banyak ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan
merupakan faktor yang paling penting dalam menunjang tercapainya tujuan
organisasi sekolah.
17
18
2. Pengorganisasian :
19
yaitu proses pengukuran kinerja serta pengambilan tindakan untuk menjamin
hasil yang diharapkan.
Menurut rumusan tersebut, inti dari evaluasi adalah penyediaan informasi yang
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis
dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan serta penyusunan program selanjutnya.
4. Pengendalian :
20
Proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu: (a) penetapan standar
pelaksanaan; (b) penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan; (c) pengukuran
pelaksanaan kegiatan nyata; (d) pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan
standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan; dan (e) pengambilan
tindakan koreksi, bila diperlukan.
Karyawan atau pekerja merupakan aset yang cukup penting dalam suatu
perusahaan. Nyataya karyawan itu sendiri terkait erat dengan status atau
kedudukan yang saling berbeda antara satu orang dengan yang lainnya,
mempunyai perbedaan-perbedaan yang cukup mencolok. Misalnya dapat dilihat
pada tingkat kemampuan, pengalaman, pendidikan, pangkat, gaji, usia, dan lain
sebagainya.
Hubungan masyarakat internal atau hubungan kepegawaian (employee relations)
adalah sekelompok orang-orang yang sedang bekerja di suatu organisasi atau
perusahaan yang jelas baik secara fungsional, organisasi maupun bidang teknis
dan jenis pekerjaan (tugas) yang dihadapinya. Employee relations (hubungan
kepegawaian) tersebut tidak dilihat dalam pengertian yang sempit, yaitu sama
dengan hubungan industrial yang hanya menekankan pada unsur-unsur proses
produksi, dan upah yang terkait dengan lingkungan kerja.
21
berhubungan dengan masyrakat diarahkan pada terciptanya kerja sama yang harmonis
antara sekolah dan masyarakat.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan :
B. Daftar Pustaka :
1. Rahmat, Abdul. 2016. Manajemen Humas Sekolah. Yogyakarta: Media Akademi.
2. Hadi, Abdul. 2018. "Perkembangan dan Konsep Dasar Manajemen Humas dalam
Dunia Pendidikan:Tinjauan Historis". At-Ta'lim. Vol 4, No 2, Hal 2-18.
3. https://studylibid.com/doc/234052/modul-manajemen-public-relations--tm1-.
4. https://nanopdf.com/queue/skom4332-m1_pdf?queue_id=-
1&x=1591836573&z=MTI1LjE2MC42NS42Nw==
23