Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

STAFFING DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Untuk Melengkapai Tugas Mata Kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Nurhasanah, M. Pd

Disusun Oleh :

Sri Andini

2021020527

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH HAMZAH FANSURI

SUBULUSSALAM, ACEH

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, banyak nikmat yang Allah berikan kepada


manusia tetapi sangatlah sedikit yang kita ingat, puji syukur kita panjatkan
kehadirat, Tuhan semesta alam, yang mana dengan rahmat, taufik, dan hidayah,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Staffing Dalam Lembaga
Pendidikan Islam”. Yang mana dalam penyelesaiannya, tentunya tidak lepas dari
kontribusi banyak pihak.

Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada pihak yang bersangkutan, Secara khusus, Dosen pembimbing dan teman-
teman sekalian, yang telah memberikan arahan dan dukungan yang begitu besar
sehingga dapat tersusunnya makalah ini dengan baik, meskipun dalam
pengharapan yang besar dari penulis menginginkan bahwasanya makalah ini lepas
dari kesalahan, namun pasti selalu ada yang kurang, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar makalah ini dapat lebih
baik lagi nantinya. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi
semua pembaca.

Subulussalam, 4 Juni 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Masalah.............................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Perencanaan Sumber Daya Manusia.............................................................3
B. Rekruitmen Sumber Daya Manusia..............................................................4
C. Proses Seleksi Sumber Daya Manusia..........................................................5
D. Penilaian Sumber Daya Manusia..................................................................6
E. Meningkatkan Profesionalisme Sumber Daya Manusia...............................8
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Yang dapat kita ketahui, dalam pendidikan Islam mengalami kemajuan
yang cukup signifikan. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya jumlah
lembaga pendidikan Islam diIndonesia. Berasal dari kondisi inilah, maka sangat
diperlukan adanya sistem manajemen yang berkualitas, guna mengimbangi
keberadaan lembaga pendidikan Islam yang menjadi apa yangdibutuhkan
masyarakat. Didalam sistem menajemen selalu berkaitan dengan staffing atau
disebut kepegawaian.
Staffing adalah merupakan salah satu bentuk fungsi manajemen berupa
penyusunan personil pada suatu lembaga/organisasi sejak dari merekrut,
pengembangannya dengan usaha agar tenaga kepegawaiannya menghasilkan hasil
yang secara maksimal untuk ditujukan mencapai tujuan besar dalam
organisasi/lembaga. Kepegawaian disini sangat perlu guna untuk memudahkan
dan melancarkan jalannya sebuah manajemen dalam lembaga pendidikan islam,
sedangkan pada pengertian SDM (Sumber Daya Manusia) adalah perorangan
produktif yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik itu dalam
institusi/lembaga/perusahaan yang memiliki fungsi sebagai aset sehingga harus
dilatih dan dikembangkan kemampuannya sesuai dengan yang diinginkan pihak
yang bersangkutan.
Pada pembahasan makalah kali ini pemakalah akan membahas tentang
staffing atau tata cara pengelolaan karyawan mulai dari proses perencanaan dan
pelaksanaannya sampai pada proses peningkatan profesionalitas sumber daya
manusia tersebut.

2
B. Rumusan Masalah
1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

2. Rekruitmen Sumber Daya Manusia

3. Proses Seleksi Sumber Daya Manusia

4. Penilaian Sumber Daya Manusia

5. Meningkatkan Profesionalisme Sumber Daya Manusia

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulisan makalah ini


mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai, sebagi berikut:

1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

2. Rekruitmen Sumber Daya Manusia

3. Proses Seleksi Sumber Daya Manusia

4. Penilaian Sumber Daya Manusia

5. Meningkatkan Profesionalisme Sumber Daya Manusia


BAB II

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Public Relations mempunyai dua pengertian, yaitu Public Relations dalam


arti teknik komunikasi dan Public Relations sebagai metode komunikasi.
Penggunaan teori dan metode Public Relations secara jurnalistik, propaganda,
periklanan dan publisita bertujuan untuk memunculkan dan membentuk pengertin
(good will), dukungan dan citra positif dari publik baik internal maupun
eksternal1.

Secara umum Public Relations adalah proses interaksi dengan tujuan


menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan bagi kedua belah
pihak, menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik,
dengan tujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan, saling adanya
pengertian, dan citra yang baik.

Public Relation dalam suatu lembaga pendidikan adalah sebagai jembatan


atau mediasi antara sekolah dengan publiknya sehingga tiap-tiap unsur dalam
sekolah perlu merancang hubungannya dengan berbagai elemen masyarakat agar
tercapai hubungan yang serasi dan harmonis.

1
Ahmad Bairizki, Public Relations dalam Prespektif Perguruan Tinggi, (Mataram, Pustaka
Aksara, 2021), hlm. 6

3
A. Tujuan Public Relations
Tujuan merupakan sesuatu yang mengarahkan humas, sehingga
tidak melenceng, atau salah sasaran. Misalnya kita berpergian ke surabaya,
dan surabaya adalah tujuan utama kita. Maka kita akan diarahkan untuk
melalui jalan – jalan yang menuju surabaya. Karena humas adalah fungsi
manajemen dalam melaksanakan kegiatan komunikasi, maka pada
dasarnya tujuan public relations (humas) adalah komunikasi. Tujuan
terseut diimplementasikan kedalam program – program humas. Agar
program - program tersebut berjalan dengan baik, salah satunya agar
mendapat publisitas media. Antara lain press-release, website, company
profile, dan produk-produk tulisan lainnya.2

Tujuan humas pertama kali adalah berupaya untuk saling


pengertian antara organisasii dan publiknya. Melalui kegiatan komunikasi
maka diharapkan antara organisasi dan publik dapat kecukupan dalam
informasi yang opini.

Dalam realitas praktik kehumasan diberbagai organisasi


(pemerintah, perusahaan/bisnis), tujuan public relations (humas) secara
universal antara lain adalah :

 Menciptakan pemahaman publik.


 Membangun citra dan reputasi positif korporat.
 Mengawal tangggung jawab sosial dan public servise communication.
 Membangu opini public yang favourable.
 Membentuk goowill dan kerja sama.

2
Rachmat Krisyantono, Tujuan Public Relations, (Jakarta, kencana, 2021), hlm.57

4
B. Peran dan Fungsi Public Relations
Peran adalah harapanan publik terhadap apa yang seharusnya dilakukan
oleh humas sesuai dengan kedudukan dan fungsinya sebagai seorang humas. Jadi
humas dikatakan berperan apabila dia mampu melaksanakan fungsi dengan baik,
yakni melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik3.

Manager atau pimpinan politikus yang modern, seharusnya


menjadi Public Relations minded dan menyadari bila mana tidak
mendalami fungsi Public Relations dan peraturannya. Hal ini dikatakan
juga oleh Anne van der Meiden dalam bukunya Public Relations een
Kennismaking. Dia bertanggung jawab terhadap fungsinya yang telah
ditentukan, semuanya ditulis secara nyata dari awal perencanaan sampai
dengan evaluasi secara detail.

Dapat dikatakan bahwa Public Relations terlibat dan bersifat


integratif dalam management organisasi tempat ia bekerja. Dia harus
memberi identitas organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu
mengkomuniksikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan
mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut.
Dengan demikian pihak lain mau dan tertarik dengan senang hati, serta
merasa puas membangun relasi maupun menggunakan produk atau
jasanya.
1. Kesuksesan Public Relations terletak pada apakah organisasi dan produk
atau jasanya diakui dan diterima publik.
2. Public Relations secara terus menerus mengadakan komunikasi dan dialog
dengan publik internal dan eksternal.
3. Public Relations merupakan instrumen dalam management yang dengan
secara continue memberi informasi kepada kelompok publik terkait.

3
Rachmat Krisyantono, Peran dan Fungsi Humas, (Jakarta, kencana, 2021), hlm. 91

5
4. Public Relations merupakan fungsi management yang didasarkan pada
analisis terhadap pengaruh yang kuat dari lingkungan, apa efek dan
dampak nya terhadap publik internal dan eksternal, peraturan yang setelah
5. diolah menjadi perencanaan yang nyata untuk direalisasikan, demi
keuntungan dua belah pihak.

Dalam bukunya Edwin Emery menyatakan “upaya yang terencana


dan terorganisasi dari sebuah perusahaan atau lembaga untuk menciptakan
hubungan-hubungan yang saling bermanfa’at dengan berbagai publiknya”.
Dalam fungsinya, Public Relations – public internal secara terus menerus diberi
informasi mengenai peraturan, seluk beluk organisasi atau perusahaan yang harus
mereka ketahui dan menambah daya ikut memiliki dan keterlibatannya semakin
meningkat.

Fungsi Public Relations yang dilaksanakan dengan baik benar-benar


merupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan
peraturan, budaya organisasi atau perusahaan, suasana kerja yang
kondusif, peka terhadap karyawan yang perlu pendekatan khusus, perlu
dimotivasi dalam meningkatkan kinerjanya dan lain-lain4.

C. Ruang Lingkup Public Relations

Kita dapat membedakan humas dari iklan, pertama-tama dari segi


tujuannya. Tujuannya periklanan adalah penjualan melalui persuasi.
Sedangkan tujuan humas adalah penyajian berbagai informasi dan
pendidikan atau penyuluhan untuk menciptakan saling pemahaman.
Upaya-upaya periklanan akan jauh lebih berhasil apabila didahului dengan
kegiatan humas. Tentu saja, karena suatu produk akan lebih mudah dijual
jika konsumen sudah mengetahui dan memahami keberadaannya.
Kegiatan terpadu humas dan periklanan itu sering disebut sebagai
“pendidikan pasar”. Ini merupakan contoh nyata betapa humas mampu

4
Silih Agung Wasesa, Jim Macmanara, Pondasi dan Fungsi Public Relations, (Jakarta, Gramedia
Pustaka Utama, 2006), hlm. 99

6
mendukung strategi pemasaran. Humas itu memang merupakan
kegiatan praktis dan bisa diandalkan guna meraih pangsa pasar yang tak
akan dapat direbut bila kita semata-mata mengandalkan periklanan saja.
Hal ini terutama sekali berlaku apabila produknya, baik itu berupa barang
maupun jasa, atau pasarnya benar-benar baru. Banyak produk yang gagal
dijual semata-mata karena pasarnya sendiri tidak terdidik dengan baik
dalam kondisi pasar seperti itu, periklanan yang tidak didukung oleh
kegiatan humas hanya akan memboroskan biaya. Dengan digunakannya
riset pemasaran untuk mengetahui calon konsumen yang paling tepat,
tentu saja segala bentuk, alat maupun wahana iklan yang ideal dan paling
efektif akan mudah ditentukan.

Barangkali anda mengira bahwa humas itu hanya terdiri dari


urusan hubungan pers atau hubungan media, karena radio dan televisi juga
sering dilibatkan. Namun sesungguhnya, humas jauh lebih luas dari
sekedar penyelanggaraan hubungan yang baik antara pihak perusahaan
atau organisasi dengan pihak media. Humas modern mencakup semua
urusan yang harus diperhatikan oleh semua organisasi atau perusahaan
public atau swasta, komersial maupun nirlaba. Bidang yang diurusnya
bahkan lebih luas dari bidang pemasaran atau periklanan. Pihak yang
harus dilayaninya bukan hanya konsumen, melainkan semua pihak yang
memang terkait dengan suatu organisasi atau perusahaan, yaitu mulai dari
masyarakat secara keseluruhan, para pemilik atau pemegang saham,
pegawai, dll5.

Salah satu bidang perhatian humas saat ini adalah penanganan


situasi krisis yang setiap saat bisa melanda perusahaan. Yaitu, mulai dari
aksi pemogokan para pekerja, unjuk rasa masyarakat, hingga ancaman
pengambil alihan saham-saham perusahaan di bursa. 

5
Silih Agung Wasesa dan Jim Macmanara, Strategi Public Relations, (Jakarta, Gramedia Pustaka
Utama, 2006), hlm. 5

7
D. Kode Etika Public Relation
Kode etik merupakan aturan-aturan susila yang ditetapkan bersama
dan ditaati bersama oleh seluruh anggota yang bergabung dalam suatu
profesi. Jadi, kode etik merupakan persetujuan bersama yang timbul secara
murni dari diri pribadi para anggota. Kode etik merupakan serangkaian
dari diri pribadi para anggota. Kode etik merupakan serangkaian peraturan
yang disepakati bersama guna menyatakan sikap atau prilaku para anggota
profesi. Kode etik lebih mengingatkan pembinaan para anggota sehingga
mampu memberikan sumbangan yang berguna dalam pelayanaannya
kepada masyarakat6.

6
Ahmad Bairizki, Pelayanan Informasi Publik, (Mataram, Pustaka Aksara, 2021), hlm. 152

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Public Relations merupakan instrumen dalam management yang dengan


secara continue memberi informasi kepada kelompok publik terkait. Fungsi Public
Relations merupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan
peraturan, budaya organisasi, suasana kerja yang kondusif, peka terhadap
karyawan yang perlu pendekatan khusus, dan motivasi dalam meningkatkan
kinerja.

Kita dapat membedakan humas dari iklan, pertama-tama dari segi


tujuannya. Tujuannya periklanan adalah penjualan melalui persuasi. Sedangkan
tujuan humas adalah penyajian berbagai informasi dan pendidikan atau
penyuluhan untuk menciptakan saling pemahaman. Humas terutama berurusan
dengan para editor dan produser di media, sedangkan periklanan banyak
berhubungan dengan media sebagai penjual ruang atau siaran iklan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, M. Linggar. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta: PT Bumi Aksara,


2005.

Rumanti, Sr Maria Asumpta. Dasar-dasar Public Relation. Jakarta: PT Grasindo,


2005.

Rachmat Krisyantono. Best Practice Humas. Jakarta: PT Kencana, 2021.

Silih Agung Wasesa, Jim Macmanara. Strategi Public Relations. Jakarta, PT


Gramedia Pustaka Utama, 2006.

Ahmad Bairizki, Public Relations dalam Prespektif Perguruan Tinggi. Mataram,


PT Pustaka Aksara, 2021.

Anda mungkin juga menyukai