Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MANAJEMEN HUMAS

Tugas Individu

ORGANISASI KEGIATAN KEHUMASAN

Nama : Muhammad Madin Maulana


Kelas : MPI 4 A
Dosen Pengampu : Dr. H. Tatang Farhanul Hakim, M.pd

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


INSTITUT NAHDLATUL ULAMA
TASIKMALAYA
Jln. Argasari No.31, Argasari Kec.Cihideung (0265)346140 Website :
www.stainutasik.ac.id Email : stainu47@yahoo.com
Kota Tasikmalaya 46112
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana
dengan rahmat dan karunianya yang luar biasa kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang Manajemen Humas sebagai Ilmu
Pengetahuan.

Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Manajemen
Humas Islam yang diberikan oleh Dosen Bpk. Dr. H. Tatang Farhanul Hakim,
M.pd. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan
pengetahuan tentang Manajemen Humas sebagai Ilmu Pengetahuan yang dapat di
terapakan dalam kehidupan kita pada saat menjadi seorang pendidik.

Akhirnya Makalah ini dapat kami selesaikan berkat bimbingan dan


arahan dari dosen pembimbing yang memberikan bahan-bahan materi, dan
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
banyak memberikan dukungan dan motivasi dalam penyusunan makalah ini.

Apabila dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan, baik dari segi isi
maupun teknik penulisannya, untuk itu kami mengharapkan kritik, saran dan
bimbingan dari semua pihak untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Tasikmalaya, 10 Maret 2023


DAFTAR IS

I
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

A. Latar Belakang.....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................2

C. Tujuan...................................................................................................................2

A. FUNGSI HUMAS DALAM SEBUAH ORGANISASI......................................3

a. Penyusunan Kegiatan / Programing...............................................................3

b. Keterpautan (Relationships)............................................................................3

c. Penulisan & Penyuntingan..............................................................................4

d. Informasi (Information)...................................................................................4

e. Produksi (Production)......................................................................................4

f. Peristiwa Khusus (Special Events)..................................................................5

g. Pidato (Speaking).............................................................................................5

h. Penelitian dan Penilaian...................................................................................5

B. ORGANISASI PROFESI HUMAS.....................................................................6

1. PERHUMAS......................................................................................................6

2. APPRI................................................................................................................6

3. Organisasi Profesi Humasi Di Luar Negeri.....................................................7

C. KEDUDUKAN PUBLIC RELATIONS DALAM ORGANISASI....................9

D. TUGAS HUMAS DALAM ORGANISASI.......................................................11

E. KEGIATAN-KEGIATAN HUMAS..................................................................13

a. Humas Internal...............................................................................................13

b. Humas Eksternal............................................................................................16

BAB III PENUTUP........................................................................................................20

 KESIMPULAN...................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang
sengaja dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan
saling pengertian antara sebuah lembaga/institusi dengan masyarakat. Humas (PR)
adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan,
meramalkan konsekuensinya, memberikan pengarahan kepada pimpinan
institusi/lembaga dan melaksanakan program-program terencana yang dapat
memenuhi kepentingan baik institusi maupun lembaga tersebut maupun
masyarakat yang terkait.
Public Relations (PR) merupakan fungsi manajemen untuk mencapai
target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan
rinci, mencari fakta, merencanakan, mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi
hasil-hasil apa yang telah dicapainya. Public relation atau hubungan masyarakat
masih merupakan bidang baru terutama di Indonesia. Lahirnya public relations
seperti yang dipraktekan sekarang ialah karena adanya kemajuan-kemajuan dalam
berbagai macam bidang itu. Kemajuan yang sekaligus merupakan juga kekuatan-
kekuatan dalam masyarakat, memisahkan manusia kedalam berbagai kelompok
atau golongan, yang masing-masing mempunyai tujuan sendiri dan berusaha
untuk mencapai tujuan itu dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka untuk menciptakan kerja sama, public
relations merupaka suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini, dimana orang-
orangnya bergerak diberbagai bidang, misalnya dalam bidang industri,
perusahaan, pendidikan, pemerintahan, kerokhanian, social ekonomi, politik
perburuan dan sebagainya. Banyak orang tidak percaya dan sulit mempercayai
bahwa humas bermanfaat bagi organisasi atau lembaganya, anggapan itu
dikarenakan kesalahan penerapan humas itu sendiri, penerapan humas terkadang
cenderung tidak terintegrasi dengan bagian yang lain, dan tidak terencana dengan
baik , padahal humas tidak beda dengan fungsi manajemen yang lainnya, yang
memerlukan perencanaan, pengorganisasian, aksi dan evaluasi, dalam arti kerja

1
humas haruslah terencana dengan baik, dan dirumuskan tujuannya serta
ditentukan tingkat keberhasilannya.
Pendekatan public relations memang tidak harus dilihat semata-mata
sebagai aparat kelembagaan, seperti dalam wujud Bagian Humas atau Biro
Humas. Yang utama, memang, penerapannya sebagai metode komunikasi oleh
tiap karyawannya. Mengingat diperlukan waktu panjang untuk mengusahakan tiap
karyawan mampu menerapkan public relations sebagai metode komunikasi dalam
kehidupan dan kegiatan sehari-harinya, hadirnya public relations sebagai lembaga
di lingkungan pemerintah kabupaten dan kota masih diperlukan. Selain dua
pendekatan itu, masih dimungkinkan pendekatan ketiga yakni peran humas
dirangkap top manager atau perangkat pemerintah lain.
Dalam era ini humas sebagai salah satu fungsi manajemen dalam
lingkungan pemerintah kabupaten atau kota perlu tetap dipertahankan bahkan
harus ditingkatkan perannya. Peningkatan perannya dengan jalan memperbarui
dan menyesuaikan konsep humas pemerintah yang selama ini kita kenal, dan
menerapkan konsep public relations dalam manajemen modern selaras tuntutan
dan tantangan era Orde Reformasi, era Masyarakat Informasi dan era Otonomi
Daerah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi humas dalam sebuah organisasi?
2. Apasaja Organisasi Profesi Humas?
3. Bagaimana Kedudukan humas dalam Organisasi ?
4. Bagaimana tugas humas dalam organisasi?
5. Apa kegiatan-kegiatan humas dalam organisasi?

C. Tujuan
1. Mengetahui fungsi humas dalam sebuah organisasi.
2. Mengetahui Organisasi Profesi Humas.
3. Mengetahui kedudukan humas dalam organisasi.
4. Mengetahui tugas humas dalam organisasi.
5. Mengetahui kegiatan-kegiatan humas dalam organisasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. FUNGSI HUMAS DALAM SEBUAH ORGANISASI


Fungsi atau peranan adalah harapan publik terhadap apa yang seharusnya
dilakukan oleh public relations sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang
public relations. Jadi, public relations dikatakan berfungsi apabila dia mampu
melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik, berguna atau tidak dalam
menunjang tujuan perusahaan dan menjamin kepentingan publik (Kriyantono,
2008: 21)
Secara garis besar fungsi public relations adalah:
a. Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya
(maintain good communication)
b. Melayani kepentingan publik dengan baik (serve public’s interest)
c. Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain good
morals & manners)
Fungsi humas dalam sebuah organisasi pada umumnya, antara lain :
a. Penyusunan Kegiatan / Programing
Meliputi :
 Analisa masalah dan alternatif
 Penetapan tujuan dan publik (kelompok yang dukungan atau pengertiannya
diperlukan).
 Pemberian saran serta perencanaan aktivitas
Programming ini bisa juga termasuk penyusunan anggaran dari persetujuan
terhadap tanggungjawab orang-orang tertentu (termasuk non humas). Misal
Direktur Utama dari perusahaan seringkali merupakan gambaran kunci dalam
aktivitas humas.
b. Keterpautan (Relationships)
Keterpautan atau keterkaitan humas merupakan fungsi tertentu, seorang
humas bisa lebih mengembangkan keterampilannya dalam mengumpulkan
informasi dari manajemen, rekan internal perusahaan, serta dari Eksternal
perusahaan (luar organisasi). Pengembangan ketrampilan melalui :

3
 Secara kontinyu mengevaluasi apa yang telah dilaksanakan
 Merumuskan rekomendasi
 Mengusahakan persetujuan manajemen dalam sebuah keputusan
Banyak kegiatan humas menuntut keterkaitan dengan dan melalui hubungan
kerjasama ; staf personalia, staf direksi, staf pemasaran.
Petugas Humas dikatakan efektif apabila ‘’dapat berpengaruh
terhadap orang lain ‘’
Petugas Humas adalah “mewakili” dan “bekerja” atas nama
organisasinya, berhubungan secara formal dan nonformal termasuk dengan ;
lembaga pemerintah, pendidikan, masyarakat umum
c. Penulisan & Penyuntingan
Petugas Humas seringkali berhubungan dengan kelompok besar dalam
masyarakat, maka membutuhkan alat/role yang dinamakan dengan :
 “Kata-kata tercetak”, yaitu : siaran berita (news release), brosur, pidato,
naskah, artikel majalah promosi, informasi produk (barang/jasa) yang
dimiliki.
 “Materi Teknis”, yaitu : publikasi tentang para pekerja, surat berita (news-
letter), laporan pemegang saham dan komuniasi manajemen lainnya.
 Syarat alat mutlak dan harus terdapat pada alat-alat komunikasi diatas adalah
menggunakan gaya penulisan yang jelas, secara efektif mengkomunikasikan
hal-hal yang diperlukan
d. Informasi (Information)
 Informasi adalah aktifitas Humas yang umum dilakukan, dengan menunjuk
saluran yang tepat bagi penyebaran materi. Bisa melalui : surat kabar, stasiun
radio, majalah dagang/majalah umum.
 Humas harus mengetahui terlebih dahulu pengetahuan tentang surat kabar
dan media yang ditunjuk, berikut spesialisasinya serta minat dari editornya.
 “anda harus memperoleh editor yang tepat dari media komunikasi yang tepat
dengan berita yang tepat pada saat yang tepat”.
e. Produksi (Production)
a) Memilih cara-cara penting dalam berkomunikasi, melalui :
 Brosur

4
 Laporan khusus
 Program multimedia
b) Humas tidak perlu menjadi seorang ahli dalam seni, tipografi, fotografi, akan
tetapi pengetahuan tentang teknik tersebut diperlukan bagi perencanaan dan
pengawasan kehumasan.
c) Petugas Humas memiliki keharusan mengembangkan pengetahuan yang
seyogyanya mendukung fungsi-fungsi produksi, untuk menghasilkan cara
berkomunikasi yang efektif dan efisien.
f. Peristiwa Khusus (Special Events)
a) Bisa dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya :
 Konferensi Pers
 Pameran
 Pertunjukan khusus
 Perayaan ulang tahun
 Kontes dan program berhadiah
 Kunjungan / lawatan khusus
 Pertemuan khusus
b) Tujuannya adalah untuk menarik perhatian dan memperoleh penerimaan dari
masyarakat.
c) Perlu perhatian khusus dari hal yang sekecil mungkin, sampai dengan
publisitas dan laporan khusus.
g. Pidato (Speaking)
a) Pekerjaan Humas menuntut keterampilan dan kemampuan dalam
berkomunikasi tatap muka dan mencari forum yang cocok.
b) Mempersiapkan pidato bagi orang lain dan ataupun menyampaikan pidato,
menjadi keahlian penting dalam kehumasan.
c) Efektif menyampaikan pesannya kepada orang dan kelompok, bisa
mempengaruhi orang lain, dan menjadi penyampai pesan yang baik untuk
orang lain.
h. Penelitian dan Penilaian
a) Aktivitas pertama yang harus dilakukan seorang Humas adalah “Fact-
Finding” artinya “pengumpulan fakta”.

5
b) Kegiatan ini bersifat sangat pribadi melalui wawancara, pengkajian materi,
percakapan yang sifatnya informal.
c) Pengumpulan data juga bisa melalui ; teknik survei dan penelitian opini.
d) Setelah program selesai, humas harus mempelajari hasilnya dan menilai
pelaksanaan dan keefektifan program, untuk dilaporkan kepada manajemen.

B. ORGANISASI PROFESI HUMAS


1. PERHUMAS
Pada tanggal 15 Desember 1972 para praktisi humas di Indonesia
mendirikan Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) di
jakarta. Berikut tujuan-tujuan PERHUMAS adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan perkembangan dan keterampilan profesional hubungan
masyarakat di Indonesia.
2) Memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai hubungan
masyarakat.
3) Meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman diantara para
anggotanya.
4) Menyelenggarakan hubungan dengan organisasi-organisasi serumpun
dengan bidang hubungan masyarakat, di dalam maupun diluar negeri.
Tahun 1977 Perhumas memprakarsai berdirinya organisasi humas di Asia
Tenggara yaitu FAPRO (Federation of ASEAN Public Relations Organization) di
Kuala Lumpur. Indonesia melalui Perhumas ditunjuk menjadi tuan rumah
konferensi FAPRO di jakarta.
Sebagai organisasi resmi, Perhumas telah menetapkan kode etik profesi dan
telah terdaftar di Departermen Dalam Negeri dan Departermen Penerangan waktu
itu, serta tercatat dan diakui oleh International public Relations
Association (IPRA), yang merupakan organisasi profesi di tingkat internasional.

2. APPRI
Di Indonesia juga terdapat organisasi yanng menghimpun perusahaan
humas, yakni APPRI (Asosiasi Perusahaan Public Relations). APRI didirikan

6
pada 10 April 1987 di Jakarta bersifat independen. Tujuan Apri Adalah sebagai
berikut:
1) Menghimpun, membina dan mengarahkan potensi perusahaan public
relations nasional, agar secara aktif, positif, dan kreatif, turut serta dalam
usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, berlandaskan
pancasila dan UUD 1945.
2) Mewujudkan fungsi public relations yang sehat, jujur dan bertanggung
jawab, sesuai dengan kode praktik dan kode etik yang lazim berlaku secara
nasional dan internasional.
3) Mengembangan dan mewujudkan kepentingan asosiasi dengan memberikan
kesempatan kepada para anggota dengan konsultasi dan kerjasama serta
memberikan saran bagi pemerintah.
4) Memberi informasi kepada klien bahwa anggota APPRI memenuhi syarat
untuk memberikan nasihat dalam bidang public relations dan akan bertindak
untuk klien menurut kemampuan profesionalnya.
5) Merupakan sarana untuk para anggotanya dalam soal-soal kepentingan
usaha dan profesi, dan menjadi forum koordinasi praktik publik relations.
6) Merupakan medium bagi masyarakat umum untuk mengetahui mengenai
pengalaman dan kualifikasi para anggotanya.
7) Membantu mengembangkan kepercayaan umum atas jasa public relations.
APPRI juga telah menetapkan kode etik profesi dan memberlakukan pada
anggotanya. Sampai sejauh ini anggota APPRI telah berkiprah di tingkat
internasional.

3. Organisasi Profesi Humasi Di Luar Negeri


Berikut beberapa profil organisasi profesi dari negara-negara di Dunia,
antara lain yaitu:
1) PRSA (Public Relations Sociaty of American)
Berkantor pusat di New York, PRSA berdiri tahun 1947. PRSA memiliki
tujuan sebagai berikut:
a. Untuk menyatukan mereka yang melakukan kegiatan di bidang humas.

7
b. Untuk mempertimbangkan segala masalah yang dihadapi bidanb
kehumasan.
c. Untuk merumuskan, memajukan, menjelaskan tujuan, fungsi humas dan
seterusnya kepada kelompok-kelompokusaha.
d. Untuk memperbaiki hubungan pelaksanaan humas dengan para majikan dan
klien.
e. Untuk memajukan dan berusaha mempertahankan standar yang tinggi
pelayanan umum dan tingkah laku.
f. Untuk bertukar pikiran dan pengalaman. Serta untuk menerbitkan pamflet,
buku, monografi, majalah dan sebagainya.
g. Untuk menggiatkan, menyediakan sarana dan kesempatan bagi riset serta
memberikan, menghibahkan, dan menseponsori pemberian beasiswa.
2) Institute Public Relations of British (IPR)
IPR merupakan organisasi humas di nggris didirikan secara resmi dan
mendapat pengakuan pada tahun 1964, tujuan PR adalah sebagai berikut :
a. Untuk memajukan perkembangan humas.
b. Untuk mendorong dan memupuk ketaatan pada standar profesional yang
tinggi untuk para anggotanya.
c. Untuk mengatur diskusi, konferusik, pertemuan, dan lain-lain mengenai
masalah yanag menjadi pertimbangan bersama.dan secara umun bertindak
sebagai wadah bagi pertukayan gagasan mengenai praktek kehumasan.
3) Netherlands Society of Public Relations
Beberapa tokoh pers terkemuka di Belanda merintis suatu perhimpunan
profesi humas yang pada tahun 1952 telah mendapat izin dari kerajaan, dengan
nama Netherlands Society of Public Relations dan pada tahun 1979 namanya
diganti menjadi NGPR (Vereniging voor Public Relations en
Voorlichting/Asosiasi PR dan informasi)

4. Organisasi Profesi Humas Internasional


Organisasi humas tingkat internasional terbentuk pada Mei 1955 dalam
suatu pertemuan di Stratfort-Upon-Avon, Dengan tujuan sebagai berikut:

8
1) Menyediakan jalur bagi pertukaran gagasan dan pengalaman profesional
antara mereka yang berurusan dalam kegiatan humas mengenai kepentingan
internasional.
2) Mengadakansuatu rotasi apabila anggotanya setiap saat memerlukan
pemberitahuan dan bimbingan.
3) Membantu mencapai kualitas tertinggi tentang praktik kehumasan umumnya
di seluruh negara dan terutama di bidang internasional.
4) Meningkatkan praktik kehumasan di semua bidang kegiatan di dunia dan
memajukan nilai-nilai dan pengaruhnya melalui promosi ilmu pengetahuan.
5) Meninjau dan mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang
mempengaruhi praktik kehumasan yang biasa terjadi di berbagai negara
termasuk masalah-masalah seperti status profesi sebagai kode etik profesi.
6) Menebitkan berbagai buleti, majalah atau terbitan-terbitan lain, seperti
“Who’s Who” dibidang humas internasional.
7) Mengerjakan kegiatan-kegiatan lain yang mungkin menguntungkan para
anggotanya.
Keanggotaan IPRA terbuka bagi semua orang yang bertanggung jawab
penuh bagi rencana dan pelaksanaan suatu bagian penting dan berkaitan dengan
semua kegiatan dari suatu badan hukum, perusahaan,perserikatan, pemerintah atau
organisasi lain yang membina hubungan baik dan produktif dengan publik atan
khalayak ramai.

C. KEDUDUKAN PUBLIC RELATIONS DALAM ORGANISASI


Bahwa kedudukan humas/PR adalah menilai sikap masyarakat (public)
agar tercipta keserasian antara masyarakat dan kebijaksanaan organisasi/instansi.
Karena mulai dari aktivitas, program Humas, tujuan (goal) dan hingga sasaran
(target) yang hendak dicapai oleh organisasi/instansi tersebut tidak terlpas dari
dukungan, serta kepercayaan citra positif dari pihak publiknya. Dalam
menjalankan fungsinya seorang PR/Humas, sebagai pejabat humas dituntut untuk
memiliki empat kemampuan, yaitu:

9
a. Memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan
berdasarkan fkata di lapangan, perencanaan kerja komunikasi dan mampu
mengevaluasi suatu problematic yang dihadapinya.
b. Kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi
yang kreatif, inovatif, dinamis dan menarik bagi publiknya sebagai target
sasarannya.
c. Kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum, merekayasa
pandangan atau opini public (crystallizing public opinion) yang searah
dengan kebijakan organisasi instansi yang diwakilinya itu dalam posisi
yang saling mnguntungkan.
d. Kemampuan PR/Humas menjalin suasana saling percaya toleransi, saling
menghargai, good will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik
publik internal maupun eksternal.

Dan peran ideal yang harus dimiliki oleh praktisi Humas (public relations
practitioner) dalam suatu organisasi/instansi, antara lain:

a. Menjelaskan tujuan-tujuan (clarifying goals) organisasi kepada pihak


publiknya. Tugas tersebut akan terpenuhi dengan baik, apabila PR/Humas
bersangkutan lebih memahami atau meyakini pesan/informasi yang akan
disampaikan itu.
b. Bertindak sebagai radar, tetapi juga harus mampu memperlancar
pelaksanaan public policynya. Jangan sampai pesan atau informasi
tersebut membingungkan atau menghasilkan sesuatu yang kadang-kadang
tidak jelas arahnya, sehingga pesan-pesan akan menjadi sulit untuk
diterima oleh public.
c. Pihak PR/Humas harus memiliki kemampuan untuk melihat ke depan atau
memprediksi sesuatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan
akan data atau sumber informasi actual dan factual, yang menyangkut
kepentingan organisasi maupun publiknya.

10
D. TUGAS HUMAS DALAM ORGANISASI
Secara umum Public Relations di artikan sebagai suatu kegiatan
membangun hubungan dengan public. Hubungan yang di maksud adalah
hubungan yang di sertai niat baik antara perusahaan atau organisasinya dengan
publiknya.
Pembentukan divisi PR dalam sebuah organisasi atau perusahaan
bertujuam untuk membantu atau mendukung apa yang menjadi tujuan spesifik
dari perusahaan tersebut, yang kemudian di lanjutkan dengan dikembangkannya
hubungan yang harmonis dengan public. International Center of Public Relation
mengemukakan sepuluh cara PR dalam mendukung tujuan perusahaan, yakni :
1) Mempromosikan barang atau jasa
2) Mendeteksi key issue dan peluang peluang yang mempemgaruhi perusahaan
3) Menetapkan organization posture dalam berhubungan dengan public
4) Meningkatkan goodwill terhadap seluruh karyawan
5) Menvegah dan menyelesaikan masalah ketenagakerjaan
6) Meningkatrkan goodwill pemegang saham
7) Menghindarkan kesalahpahaman atau kecurigaan public terharap perushaan
8) Menginvestigasi perilaku kelompok kelompok yang mempengaruhi
organisasi
9) Memformulisasikan kebijakan kebijakan dan cara penerapannya
10) Memperhatikan perubahan – perubahan yang berhubungan dengan Public
Relation. Dalam PR two- way communication adalah hal yang sangat
mendasar. Ini di karenakan komunikasi timbal balik akan menciptakan
mutual understanding dan public support, yang pada gilirannya nanti akan
menimbulkan goodwill.
Tujuan di atas sangat inhern dengan tujuan perusahaan karena prinsip
pokok public relation bertolak dari organisasi. PR tidak pernah terpisah dari
organisasi. Nama baik oraganisasi tidak tergantung pada apa yang di kerjakan,
tetapi terletak pada bagaimana organisasi tersebut menempatkan diri agar di
terima di sukai public. Agar semakin di kenal, prinsip banyak bicara banyak
bekerja perlu di realisasikan. Untuk dapat di kenal perlu ada usaha untuk
memperkenalkan diri kepada pihak lain.

11
Pr memegang peranan yang sangat sentral dalam usaha memperkenalkan
diri agar semakin di kenal dan di cintai public. Sebagai fungsi menejemen
strategis, PR ideal adalah PR yang menjebatani kepentingan organisasi kepada
public. Misalnya, Public Relation menjalankan fungsi sebagai pemberi informasi
tentang peraturan baru yang di terapkan di dalam perusahaan.
Fungsi strategis lainnya adalah memperkenalkan kegiatan organisasi
kepada public. Bila hubungan antara organisasi dengan public berjalan baik, maka
akan sangat mudah untuk memperkenalkan kegiatan organisasi kepada public.
Perkenalan yang efektif akan menghasilkan partisipasi public dalam suatu
kegiatan. Tujuan terakhirnya selalu bermuara pada terjalinnya hubungan baik
antara organisasi dan public.
Fungsi PR yang tidak kalah penting adalah memberi masukan kepada
pemimpin organisasi. Disini PR harus dapat memberikan konseling dan menjadi
konselor yang baik bagi managemen. Fungsi PR yang berada di tengah tengah
yang mampu bergaul ke atas dan ke bawah sekaligus. Apa yang di perankan oleh
PR harus benar benar mencerminkan visi, misi, dan nilai nilai dasar organisasi.
Dalam upaya membina hubungan dengan public, membentuk citra baru bagi
perusahaan, maka seorang PR harus mampu membuat program yang
mencerminkan visi, misi dan nilai nilai dasar organisasi, bila semua peran di
jalankan dengan semestinya, maka dukungan dari segmen public akan terjalin
secara otomatis. Produk dan jasa yang di hasilkan pun akan menjadi objek
perhatian public.
Menurut Grunig dan Hun, sebuah sistem terdiri dari aspek-aspek;
lingkungan (Enveronment), pembatas (Boundary), masukan (Input),keluaran
(Output), proses (troughtput), dan umpan balik (feedback). Selain itu, bentuk
sistem organisasi terbagi menjadi tertutup dan terbuka. Organisasi tertutup adalah
sistem organisasi yang tidak berinteraksi dengan lingkungannya, dalam artian
semua elemen dan kebutuhan organsiasi dapat dipenuhi oleh internal organisasi.
Sedangkan organisasi terbuka adalah sebaliknya, membutuhkan elemen dan
interaksi dengan lingkungan luar.
Bagaimana keberadaan dan peran humas di dalam struktur organisasi ? ada
beberapa faktor yang mempengaruhi keberadaan humas dalam struktur organisasi;

12
(1) besar kecilnya organisasi, dan (2) kemauan pemimpinnya. Dalam organisasi
Humas terdapat dua peran besar bagi humas, yaitu sebagai teknisi dan manajer.
Sebagai manajer humas berperan sebagai:
1. Expert preciber (ahli atau penasehat manajemen)
Praktisi humas dianggap sebagai seorang ahli yang bisa memberi solusi
bagi permasalahan humas sebuah organisasi dan manajemen.
2. Communications facilitator
Praktisi humas bertindak sebagai perantara, penghubung, penerjemah
serta mediator, menjaga terwujudnya komunikasi dua arah antara organisasi
dan publiknya.
3. Problem solving process facilitator
Humas dilibatkan dalam memecahkan masalah organisasi, meskipun
peranannya masih dalam koridor komunikasi.
Sedangkan Dozier mengidentifikasi dua peran tingkat menengah, yaitu:
1. Media relations role. Tugas praktisi humas memastikan media selalu
mendapat informasi dari organisasi apa saja yang dibutuhkan dan
dikhawatirkan media.
2. Communication and laison role. Humas bertugas sebagai perwakilan dari
organisai dalam kegiatan-kegiatan untuk menciptakan peluang berkomunikasi
antara organisasi dan publiknya.

E. KEGIATAN-KEGIATAN HUMAS
Pekerjaan-pekerjaan humas yang dihadapi para petugasnya baik pimpinan
humas ataupun bukan, sesungguhnya ada banyak. Keragaman pekerjaan yang
mereka tangani, tergantung pula dari kebijakan pimpinan organisasi / perusahaan /
instansi dimana mereka bekerja, baik humas internal ataupun humas eksternal
a. Humas Internal
Internal relations (hubungan internal) adalah kegiatan PR untuk membina
hubungan dengan publik internal, seperti karyawan, para manajer, top
management, dan para pemegang saham (stockholders) agar citra dan reputasi
organisasi atau perusahaan tetap positif dimata public internal.
a) Hubungan Karyawan

13
Sebuah organisasi, lembaga atau perusahaan jangan berharap memperoleh
hubungan komunitas yang baik apabila para karyawannya tidak diberikan
informasi atau diberikan informasi yang salah. Kegagalan yang serius dalam
komunikasi karyawan menciptakan kelambanan pegawai, ketidakefisienan,
produktivitas menurun, semangat kerja menurun, mungkin timbul pemogokan,
serta masalah lain yang menimbulkan dan merugikan organisasi, lembaga atau
perusahaan, misalnya penjualan produk jasa menurun, keuntungan berkurang,
juga citra dan reputasinya menjadi negatif (Moore, 2004 : 348).
Dalam melakukan hubungan dengan karyawan, banyak cara dan media
yang dapat digunakan oleh pihak perusahaan. Diantaranya:
a) Komunikasi lisan antar personal. Komunikasi lisan antarpersonal merupakan
metode berhubungan dengan karyawan yang paling efektif.
b) Sistem pidato secara kelompok. Di pabrik atau di kantor, sistem ini biasanya
digunakan untuk menyebarkan informasi penting secara cepat dan tepat,
tanpa harus memanggil karyawan dari pekerjaannya. Siaran dari manajemen
puncak melalui pengeras suara yang disebar di setiap unit pabrik atau kantor.
c) Sistem informasi telepon. Untuk memberikan informasi kepada karyawan
tentang masalah organisasi, lembaga, atau perusahaan, beberapa perusahaan
besar telah menggunakan pelayanan informasi melalui telepon kepada
karyawannya.
d) Rapat merupakan media komunikasi yang lazim dilaksanakan manajemen
dengan karyawan.
e) Siaran televisi terbatas. Siaran televisi terbatas (internal) yang
menggambarkan kemajuan dan pelaksanaan perusahaan digunakan
perusahaan besar dalam melakukan komunikasi dengan para karyawannya.
f) Gelanggang terbuka (open house). Gelanggang terbuka yang ditunjukan
untuk karyawan dan keluarganya memberikan kesempatan kepada pihak
manajemen untuk berkomunikasi dengan para karyawan.
g) Kunjungan pelaksana ke berbagai bagian.
h) Surat manajemen. Surat manajemen yang memaparkan masalah perusahaan
yang sangat penting disebarkan kepada karyawan oleh pengawas atau dikirim
ke rumah karyawan.

14
 Surat kabar atau majalah karyawan.
 Papan pengumuman
 Pameran produk, bahan baku dan produk akhir memberikan kesan
kepada karyawan berkenaan dengan peranannya dalam menghasilkan
produk tersebut.
 Laporan keuangan. Untuk memberikan informasi kepada karyawan
tentang keuangan perusahaan dan memperbaiki kesalahpahaman tentang
penghasilan, laporan keuangan sementara dan laporan keuangan tahunan
disebarkan kepada karyawan.
 Iklan surat kabar atau majalah perusahaan. Iklan yang dipasang di surat
kabar atau majalah perusahaan memberikan informasi kepada karyawan
dan keluarganya tentang kegiatan perusahaan.
 Buku penuntun atau pedoman karyawan. Digunakan untuk memberikan
informasi kepada karyawan tentang kebijaksanaan, prosedur, jam kerja,
gaji, keuntungan serta ketentuan dan peraturan.
 Amplop daftar gaji. Amplop daftar gaji digunakan untuk memberikan
informasi kepada karyawan tentang perubahan gaji, pensiunan, dan
asuransi kelompok.
 Kaset, film dan slaid media komunikasi karyawan yang utama. Pita serta
film digunakan untuk memberikan informasi kepada karyawan baru
tentang sejarah perusahaan, organisasi, produk dan ketentuan karyawan.
 Rak baca yang diisi buku mini tentang masalah perusahaan, politik,
ekonomi, sosial, kesehatan, penghematan, keamanan, hobi, masakan,
olahraga dan hal-hal yang menarik lainya untuk para karyawan.
b) Hubungan Pemegang Saham 
Tujuan hubungan pemegang saham adalah untuk membangkitkan
perhatian pemilik pada perusahaan; menciptakan suatu pengertian yang lebih baik
antara perusahaan dan para pemilik saham dengan komunitas finansial; membujuk
para pemegang saham untuk memakai dan menganjurkan pembelian produk
perusahaan; mengurangi pergantian para pemegang saham dan mempromosikan
pemilikan saham sebagai suatu investasi jangka panjang; mengurangi kritik
pemegang saham dan oposisi terhadap manajemen; memantapkan pasaran untuk

15
jaminan perusahaan; meningkatkan prestise atau gengsi sebuah perusahaan di
antara para pemilik; mendapatkan kesetiaan para pemegang saham untuk
menjamin pengendalian operasi oleh manajemen; memperoleh dukungan para
pemegang saham sebagai suatu sumber modal baru; menciptakan minat para
investor baru dan meningkatkan modal tambahan; mendapat rekomendasi yang
baik dengan jaminan perusahaan dari para penasihat investasi dan analis jaminan;
dan mendapat dukungan pemegang saham untuk proyek-proyek PR (Moore, 2004
: 365)

b. Humas Eksternal
External relations (hubungan eksternal) adalah kegiatan PR yang
melakukan hubungan dengan publik eksternal sebuah organisasi atau perusahaan,
seperti pers, pendidik, dan para pemuka pendapat. Sebagai analogi, seorang PR itu
satu kaki berada di organisasi atau perusahaan dan satu kakinya lagi berada di
publik. Artinya, kaki seorang PR itu harus merentang.
a) Hubungan Pemasok
Ketergantungan para pengusaha kepada para pemasok (supplier)
komponen produk meningkat selama bahan dan proses yang semakin khusus
menjadi terlihat dalam produksi peralatan yang ilmiah dan rumit, serta produk-
produk teknis yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan industri, militer, dan
publik konsumen meningkat. Dalam hubungan ini, kedudukan pemasok semakin
bertambah penting. Para pengusaha pabrik percaya kepada pemasok bahan
mentah, suku cadang, aksesoris, perkakas, dan mengoperasikan perbekalan untuk
produksi dan operasi. Para pemasok makanan, obat-obatan, perangkat keras,
pakaian, perabot rumah, bahan bakar, dan beribu-ribu produk lainnya untuk dijual
kembali kepada komsumen utama (Moore, 2004 : 403-404).
b) Hubungan Komunitas
Komunitas adalah sekelompok orang yang hidup di tempat yang sama,
berpemerintahan sama, dan mempunyai kebudayaan dan sejarah yang umumnya
turun-temurun. Orang hidup dalam komunitas dengan lembaga-lembaganya yang
membuat mereka saling bergantung satu dengan lainnya. Mereka tidak dapat
menikmati kehidupan yang baik tanpa lembaga-lembaga tersebut. Begitu pula

16
lembaga itu hanya dapat hidup dengan izin mereka. Organisasi bisnis ada di antara
lembaga-lembaga komunitas yang lebih penting. Bisnis membantu komunitas
dengan menyediakan pekerjaan tetap, gaji yang layak, dan keuntungan finansial;
dengan membeli barang-barang dan jasa dari pemasok lokal; dengan membayar
pajak untuk kelangsungan pemerintahan setempat; dengan menyumbangkan
proyek sosial dan kebudayaan; dengan menjalani semua peran kehormatan
sebagai warga yang baik. Dengan demikian, lembaga bisnis yang maju berada
pada posisi untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas tersebut (Moore,
2004:415).
c) Hubungan Pemerintah
Suatu perkembangan penting dalam PR adalah terjadinya hubungan yang
lebih erat antara perusahaan, asosiasi dan perserikatan dengan pemerintah, serta
semakin meluasnya keterlibatan lembaga-lembaga swasta dalam permasalahan
masyarakat (dimana selama ini permasalahan masyarakat lebih banyak ditangani
pemerintah). Kepentingan bisnis dan pemerintah menjadi satu serta saling
menguntungkan, dan kalangan bisnis tidak menganggap lagi pemerintah sebagai
lawan, tetapi sebagai mitra kerja (Moore, 2004 : 469)

d) Hubungan Konsumen
Kegiatan hubungan konsumen dari beberapa perusahaan industri dan
perdagangan berpusat pada publik pelanggan. Para pelanggan merupakan salah
satu aset perusahaan yang paling berharga. Mereka merupakan sumber penjualan
barang, testimonial, dan acuan; mereka merupakan sumber utama pelanggan baru.
Hanya dibutuhkan waktu dan pengeluaran sedikit untuk mempertahankan seorang
pelanggan daripada mencari pelanggan baru. Perusahaan berusaha
mempertahankan itikad baik para pelanggan dengan berhubungan secara teratur
melalui perwakilan perdagangan, melalui surat, pertemuan, penelitian, dan dengan
pengiriman per pos surat kabar atau majalah dan buku perusahaan secara teratur.
Kepuasan pelanggan sangat bergantung pada pemakaian dan pemeliharaan yang
tepat dari berbagai produk. Buku mini menerangkan pengolahan makanan dan
minuman yang tepat. Buku pedoman menyajikan bimbingan kepada para
pelanggan dalam menjalankan dan memlihara produk mekanik yang tepat. Para

17
pelanggan secara berkesinambungan diberi informasi mengenai perkembangan
produk dan perlengkapan baru untuk memungkinkan mereka melakukan
penghematan, kepuasan, jaminan keamanan, meningkatkan daya guna dalam
penggunaannya (Moore, 2004 : 506).
Menurut Seitel (2001 : 455) tujuan hubungan konsumen antara lain (1)
mempertahankan pelanggan lama, (2) menarik pelanggan baru, (3)
memasarkan/memperkenalkan produk atau jasa baru, (4) memudahkan
penanganan keluhan pelanggan dan (5) mengurangi biaya. Costumer relations
dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain plant tour, iklan, film, pameran,
publisitas, brosur, dan special events.
e) Hubungan dengan media massa dan pers (media & press relations)
Hubungan dengan media dan pers merupakan sebagai alat, pendukung
atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai
kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan
pihak publik. Dengan hubungan baik dengan media dan pers, perusahaan bisa
mengontrol, mencegah, dan meminimalisir pemberitaan-pemberitaan negatif atau
salah tentang perusahaan di media massa. Hubungan dengan pers dapat dilakukan
melalui kontak formal dan kontak informal. Bentuk hubungan melalui kontak
formal antara lain konfrensi pers, wisata pers (press tour), taklimat pers (press
briefing), dan resepsi pers. Sedangkan bentuk hubungan melalui kontak informal
antara lain keterangan pers, wawancara pers, dan jumpa pers (press gathering).
Jenis kegiatan yang umum dilakukan, diantaranya :
1. Menyusun dan mendistribusikan siaran berita (news release), foto-foto,
artikel untuk konsumsi publik.
2. Mengorganisasikan konferensi pers, acara kunjungan media massa
3. Menjalankan fungsi sebagai penyedia informasi utama bagi media massa
4. Mengatur wawancara kalangan media massa dengan pihak manajemen
5. Mengelola berbagai bentuk materi komunikasi internal dan media
informasi lainnya.
6. Memproduksi jurnal-jurnal eksternal untuk distributor, pemakai jasa,
konsumen langsung

18
7. Membuat dan menulis bahan cetakan ; sejarah perusahaan, laporan
tahunan, poster-poster pendidikan dan sebagainya
8. Menyiapkan instrumen audio visual ; lembaran slide presentasi dan kaset
video rekaman, berikut distribusi, penyusunan katalog, pameran dan lain-
lain.
9. Mempersiapkan dan memelihara berbagai bentuk identitas perusahaan ;
logo perusahaan (komposisi warna, tipografi dan hiasan) jenis kendaraan
dinas, pakaian seragam pegawai.
10. Mewakili perusahaan pada acara pertemuan ekternal lainnya.
11. Mempersiapkan survey-survey pendapat dan berbagai penelitian lainnya.
12. Mengawasi tugas-tugas periklanan—hubungan dengan biro iklan---bila
fungsi periklanan dibebankan kepada Humas.
13. Berhubungan baik dengan kalangan politisi dan birokrat.
14. Pengatur penyelenggaraan acara resmi perusahaan dan kunjungan pejabat
penting, tamu kehormatan dan tokoh lainnya ke perusahaan.
15. Menganalisis dan mengevaluasi umpan balik dari upaya untuk mencapai
tujuan perusahaan.

19
BAB III
PENUTUP

 KESIMPULAN
Jadi, seorang praktisi humas harus memiliki perencanaan yang matang
dalam membuat suatu program kerja dan harus secara efisien menjalankan proses
tersebut. Perencanaan dan Pemrograman dijadikan kompas kinerja yang akan
menjadi patokan dan skala dalam menjalankan fungsi management. Perencanaan
itu sendiri terdiri dari anggaran humas internal dan anggaran biro humas. Seorang
praktisi PR harus memikirkan langkah apa saja yang akan diambil dalam
mewujudkan suatu sistem yang baik dan terencana agar tidak salah arah dalam
proses kinerjanya.
 Perencanaan yang baik serta pembentukan suatu program yang efektif dan
efisien akan berdampak positif bagi perusahaan dan organisasi bersangkutan. Hal
ini secara otomatis menguntungkan secara materi bagi perusahaan dalam jangka
waktu tertentu dari hasil kinerja tersebut. Membuat program juga harus
direncanakan secara matang agar program yang akan dipilih dan dijalankan akan
efektif dan akan menghasilkan hasil yang maksimal. Dapat disimpulkan bahwa
dalam menjalankan fungsi management, seorang humas harus memfikirkan
tentang langkah apa yang akan diambil dan kemana nasib perusahaan akan
dibawanya, kemudian membuat suatu kegiatan perencanaan yang baik dengan
disertakan program-program dan media apa yang akan dipilih agar secara efektif
meningkatkan minat positif bagi khalaya;

20
DAFTAR PUSTAKA

Jefkins Frank, 2003, edisi V, Public Relations, Penerbit Erlangga, Jakarta


Beard Mike, 2004, Edisi III, Manajemen Departemen Public Relation, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Abdurrachman, Oemi. 2001. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Penerbitan
PT. Citra Aditya Bakti

Kusunastuti,Frida. 2001. Dasar-Dasar Humas . Jakarta : GhaliaIndonesia

  http:// peran kerja humas.com/

21

Anda mungkin juga menyukai