Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

HUBUNGAN MASYARAKAT SEKOLAH

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas kelompok

pada mata kuliah Pengelolaan Pendidikan

Dosen Pengampu :
Tuti Nurhayati M.pd

Di Susun Oleh :

Eulis Sri Mulyati


Neni Suryani

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) MANGGALA

PROGRAM STUDI S1 PIAUD

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Hubungan Masyarakat Sekolah "

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pengelolaan Pendidikan, selain itu makalah ini dibuat untuk
memperdalam pemahaman tentang implementasi kepemimpinan yang ada di
lingkungan pendidikan dengan baik dan benar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tuti Nurhayati, M.Pd, selaku
Dosen mata kuliah Pengelolaan Pendidikan yang telah memberikan bimbingan dan
dorongan sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Penulis menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan para pembaca pada umumnya. Penulis mengharapkan saran dan kritik
dari berbagai pihak yang membangun.

Manggala, 11 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…................................................................................ ii
DAFTAR ISI…............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN…........................................................................... 1
A. Latar Belakang…................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah…........................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan…............................................................................. 2

BAB II LANDASAN TEORI…..................................................................... 4


A. Pengertian Hubungan Masyarakat….................................................. 4
B. Asas-Asas Humas…........................................................................... 5
C. Prinsip-Prinsip Humas Pendidikan…................................................. 7
D. Peran Hubungan Masyarakat….......................................................... 11
E. Tujuan Hubungan Masyarakat…........................................................ 12
F. Tugas Hubungan Masyarakat…......................................................... 12
G. Aplikasi Hubungan Masyarakat…..................................................... 13
H. Ruang Lingkup Humas Pendidikan…................................................ 14
I. Jenis Kegiatan Humas Pendidikan….................................................. 15
J. Upaya dalam Mengatasi Kendala…................................................... 16
K. Bentuk Hubungan Masyarakat…....................................................... 17
L. Pelaksana Fungsi Humas Pendidikan…............................................. 18
M. Proses Hubungan Masyarakat…........................................................ 19
N. Media Hubungan Masyarakat…........................................................ 19
O. Peran Humas dalam Rangka Membangun Citra Positif Sekolah…... 20
BAB III PENUTUP….................................................................................... 28
A. Kesimpulan…………………………………………………………. 28
B. Saran………………………………………………………………... 29
DAFTAR PUSTAKA 30
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam berjalannya pelaksanaan kegiatan pendidikan didalam satuan
pendidikan diperlukan suatu fungsi manajemen yang tersistematis dan terencana
untuk membantu dalam memperbaiki layanan-layanan organisasi pendidikan, divisi
yang menjalankan hal ini disebut dengan Humas. bergantung pada proses
komunikasi dua arah yang komprehensif pada dan dari publik internal dan
eksternal, dengan tujuan mengembangkan pemahaman yang lebih baik terhadap
peran, sasaran, dan pencapaian serta kebutuhan organisasi.
Didalam program pelaksanaannya humas didalam pendidikan berfungsi untuk
menafsirkan sikap public, dan juga dapat mengidentifikasi dan membantu dalam
perumusan kebijakan dan juga prosedur dalam kepentingan publik, selain itujuga
humas didalam satuan pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting yakni dalam
kegiatan penyebaran infromasi lembaga dan kegiatan apa saja yang dapat
mendorong keterlibatan yang dapat menghasilkan suatu hal yang positif dan
mendorong dukungan dan pemahaman public dalam menerima infromasi tersebut.
Lalu mengapa Humas didalam sekolah sangat penting dalam terlaksananya
program pendidikan ? Dalam era globalisasi saat ini membutuhkan komunikasi baik
internal maupun eksternal sekolah secara dramais. Maka dari itu diperlukan
kemampuan yang professional untuk mengembangkan dan menjalankan rencana
komunikasi yang baik melalui tatap muka, melalui media elektronik maupun media
cetak agar terjalin hubungan yang baik, baik didalam maupun diluar satuan
pendidikan. Urgensi Humas didalam sekolah harus diketahui dan dipahami oleh
pendidik dan calon pendidik agar dapat melaksanakan fungsi manajemen didalam
sekolah dengan baik, maka dari itu penulis mengangkat judul “Hubungan
Masyarakat Sekolah” didalam makalah ini yang berisikan pembahasan serta hasil
observasi dari pelaksanaan Humas didalam sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hubungan Masyarakat Sekolah?
2. Sebutkan asas-asas Humas!
3. Apa saja prinsip-prinsip Humas Pendidikan?
4. Bagaimana peran Hubungan Masyarakat?
5. Sebutkan tujuan Hubungan Masyarakat!
6. Apa saja tugas Humas Pendidikan?
7. Bagaimana aplikasi Humas dalam dunia Pendidikan?
8. Apa saja ruang lingkup Humas Pendidikan?
9. Sebutkan jenis kegiatan Hubungan Masyarakat!
10. Apa saja hambatan dalam Humas?
11. Sebutkan upaya dalam menghadapi kendala pada Humas!
12. Apa saja bentuk Hubungan Masyarakat?
13. Siapa pelaksana Humas Pendidikan?
14. Bagaimana proses Hubungan Masyarakat?
15. Apa saja media Hubungan Masyarakat?
16. Sebutkan peran humas dalam rangka membangun citra positif sekolah!
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Humas sekolah
2. Untuk mengetahui asas-asas Humas
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Humas
4. Untuk mengetahui peran Humas
5. Untuk mengetahui tujuan Humas
6. Untuk mengetahui tugas Humas
7. Untuk mengetahui aplikasi Humas dalam dunia pendidikan
8. Untuk mengetahui ruang lingkup Humas
9. Untuk mengetahui jenis kegiatan Humas
10. Untuk mengetahui hambatan dalam humas
11. Untuk mengetahui upaya dalam menghadapi kendala pada Humas
12. Untuk mengetahui bentuk Humas
13. Untuk mengetahui pelaksana Humas
14. Untuk mengetahui proses Hubungan Masyarakat
15. Untuk mengetahui media Humas
16. Untuk mengetahui peran humas dalam rangka membangun citra positif
sekolah
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Hubungan Masyarakat


Menurut Haris Munandar (1992: 9) menerjemahkan definisi humas dari Franks
Jefkins yaitu “ humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi
yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan
semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan – tujuan spesifik yang
berlandaskan pada saling pengertian. “ Sedangkan R. Sudiro Muntahar (1985: 5)
mengartikan “ humas sebagai suatu kegiatan usaha yang berencana yang
menyangkut itikad baik, rasa simpati, saling mengerti, untuk memperoleh
pengakuan, penerimaan dan dukungan masyarakat melalui komunikasi dan sarana
lain (media massa) untuk mencapai manfaat dan kesepakatan bersama.” Dari dua
pendapat diatas pada dasarnya mempunyai dua pengertian yang sama tentang
humas yaitu humas merupakan komunikasi yang terencana dengan menggunakan
media kepada khalayaknya dan digunakan untuk mencapai tujan bersama dalam
sebuah organisasi.
Berikut adalah beberapa pengertian tentang Public Relations (Hubungan
Masyarakat) menurut para pakar, diantaranya:
1. Wahjosumidjo Hubungan masyarakat adalah suatu proses pengembangan
hubungan. lembaga pendidikan dengan masyarakat yang bertujuan
memungkinkan orang tua dan warga wilayah perpartipasi aktif dan penuh
arti didalam kegiatan pendidikan di sekolah
2. Onong Uchjana Efendi Hubungan masyarakat adalah kegiatan berencana
untuk menciptakan membina dan memelihara sikap budi yang
menyenangkan bagi organisasi di satu pihak dan publik di pihak lain, untuk
mencapainya yaitu dengan jalan komunikasi yang baik dan luas secara
timbal balik.
Lembaga pendidikan sesungguhnya melaksanakan fungsi rangkap terhadap
masyarakat yaitu memberi layanan dan sebagai agen pembaru atau penerang.
Dikatakan fungsi layanan karena ia melayani kebutuhan-kebutuhan

2
masyarakat, dan disebut fungsi pemimpin sebab ia memimpin masyarakat
disertai dengan penemuan-penemuannya untuk memajukan kehidupan masyarakat.
Hubungan kerja sama lembaga dengan masyarakat, mengikuti perubahan-
perubahan lingkungan dengan pendekatan situasional, memungkinkan lembaga itu
tetap berdiri. Sebab ia berada dan hidup bersama masyarakat dan sekaligus menjadi
penerang atau inovator bagi masyarakat. Inilah yang perlu diusahakan oleh para
manajer pendidikan.
Setiap aktivitas pendidikan, terutama yang bersifat inovatif, sepatutnya
dikomunikasikan terlebih dahulu kepada warga masyarakat atau orang tua. Agar
mereka sebagai salah satu penanggung jawab lembaga tahu dan memahami
mengapa aktivitas tersebut diadakan. Pemahaman ini akan menghindarkan suasana
tegang pada lingkungan belajar, yaitu lembaga pendidikan dan masyarakat
sekitarnya. Seperti dilakukan oleh beberapa sekolah dalam menentukan besar
sumbangan pembangunan gedung misalnya, selalu didahului oleh komunikasi
antara sekolah dengan para orang tua siswa disertai dengan deskripsi kegunaannya.

B. Asas-Asas Humas
Dalam menjalankan kegiatan-kegiatannya, humas perlu memperhatikan asas-
asas sebagai berikut (Syamsi dalam Suryosubroto, 2012):
1. Pemberitaan yang resmi dan objektif.
2. Keberesan intern instansi.
3. Mempertimbangkan dan mengusahakan dukungan public.
4. Melangsungkan hubungan.
5. Memperhatikan opini public.
Peningkatan mutu dan kegiatan Humas bukan merupakan layanan lip service,
informasi yang dimunculkan harus merupakan informasi yang resmi dan apa
adanya serta tidak dilebih-lebihkan atau dikurangi. Keresmian informasi/berita
dapatdibuktikan dengan adanya persetujuan dari pimpinan terhadap informasi yang
akan disebarkan kepa.da publik.
Keberesan intern instansi bermakna bahwa humas harus didukung dengan
integritas kelembagaan yang baik, sebagai contoh perilaku pegawai yang beretika,
struktur tugas yang jelas, disiplin dan peraturan yang ditegakkan dan prosedur
pekerjaan yang jelas dan mudah dipahami. Dengan demikian tata kelola lembaga
dan tata kelola bidang/unit humas harus baik dan tertib.
Selanjutnya asas mempertimbangkan dan mengusahakan hubungan publik
yakni bahwa segala bentuk kegiatan humas tidak boleh mengabaikan kepentingan
publik dan ditujukan utamanya untuk menjalin hubungan dengan publik. Sebagai
contoh dalam pelaksanaan kegiatan humas perlu memperhatikan kepentingan
publik, apakah akan menyebabkan gangguan atau dampak negatif. Bilamana ada
resiko munculnya dampak negatif maka tenaga humas perlu menempuh cara untuk
meminimalisirnya atau bahkan mengeliminirnya dan mengganti dengan kegiatan
lain.
Asas keempat melangsungkan hubungan, yang berarti bahwa hubungan
kerjasama antara lembaga dengan publik internal/eksternal dapat berjalan secara
konkrit. Hubungan kerjasama diimplementasikan secara operasional dan lebih baik
lagi jika terukur. Sebagai contoh implementasi surat perjanjian kerjasama
dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan riil dan dapat diukur keberhasilannya
dengan indikator-indikator yang ditetapkan sebelumnya. Singkatnya, asas ini
bermakna bahwa hubungan yang sudah terjalin antar lembaga atau lembaga dengan
masyarakat dapat terus langgeng.
Asas kelima yakni memperhatikan opini publik. Istilah opini berakar kata dari
bahasa latin yaitu “onis” yang berarti harapan. Dari kata onis kemudian terdapat
pengembangan kata “opinari” yang berarti berpikir atau menduga. Istilah ini
kemudian bersanding dengan “publicus” yang bermakna milik masyarakat luas.
Opini publik penting untuk diperhatikan karena respon publik adalah bagian dari
indikator keberhasilan humas.
Petugas humas juga dapat meraba pandangan masyarakat tentang apa yang
seharusnya diupayakan lembaga pendidikan dari opini publik yang berkembang.
Tidak semua pengambilan keputusan lembaga selalu sejalan dengan opini publik,
terutama jika kebijakan bertentangan dengan kemauan publik. Tugas humas dalam
hal ini bukanlah memaksakan publik tunduk terhadap kehendak lembaga namun
memberikan pengertian sejelas-jelasnya agar publik mengubah pandangannya.
Terbentuknya opini publik berproses dari adanya konsensus individu-individu.
Konsensus ini terbentuk dari opiniopini pribadi, dan opini pribadi tersebut
dipengaruhi oleh belief (kepercayaan tentang sesuatu), attitude (sikap atau apa yang
dirasakan/dipikirkan seseorang) dan perception (persepsi). Persepsi sendiri
terbentuk dari pengalaman masa lalu, latar belakang budaya, nilai-nilai yang dianut,
juga berita terkini yang berkembang.
Opini publik dapat tersusun dengan natural, namun juga dapat dikembangkan.
Untuk mengetahui opini publik, petugas humas dapat mengobservasi melalui media
massa, dengan cara meneliti, melalui wawancara, atau angket. Opini publik dapat
dipengaruhi oleh keberadaan propaganda, yaitu upaya oleh seseorang atau
kelompok untuk mempengaruhi opini atau tindakan orang lain dengan cara
memasukan ide atau pesan melalui media komunikasi massal, mulut ke mulut, dan
penggunaan opinion leader atau yang di abad informasi ini dikenal dengan
influencer.
Asas keenam yaitu peningkatan mutu dan kegiatan bermakna bahwa kegiatan
humas harus selalu diupayakan terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas. Ukuran
kualitas dapat dilihat dari proses kegiatan humas dan bagaimana manfaat hasil
kegiatan humas secara kualitatif, sedangkan secara kuantitas semisal dapat ditinjau
dari penambahan mitra, penambahan ruang lingkup kerjasama, dan besaran dana
atau dukungan materiil yang diberikan.

C. Prinsip-Prinsip Humas Pendidikan


Prinsip yang mesti ditegakkan dalam penyelenggaraan kegiatan humas pada
lembaga pendidikan, yaitu:
1. Keterpaduan
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah
dengan masyarakat harus terpadu, dalam arti apa yang dijelaskan,
disampaikan dan disuguhkan kepada masyarakat harus informasi yang
terpadu antara informasi kegiatan akademik maupun informasi kegiatan
yang bersifat non akademik. Biasanya sering terjadi sekolah tidak
menginformasikan atau menutupi sesuatu yang sebenarnya menjadi
masalah sekolah dan perlu bantuan atau dukungan orang tua murid.
Oleh sebab itu sekolah harus sedini mungkin mengantisipasi kemungkinan
adanya salah persepsi, salah interpretasi tentang informasi yang disajikan
dengan melengkapi informasi yang akurat dan data yang lengkap,
sehingga dapat diterima secara rasional oleh masyarakat. Hal ini sangat
penting untuk meningkatkan penilaian dan kepercayaan masyarakat atau
orang tua murid terhadap sekolah, atau dengan kata lain transparansi
sekolah sangat diperlukan, lebih-lebih dalam era reformasi dan abad
informasi ini, masyarakat akan semakin kritis dan berani memberikan
penilaian secara langsung tentang sekolah.
2. Berkelanjutan
Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan sekolah dengan
masyarakat, harus dilakukan secara terus menerus. Jadi pelaksanaan
hubungan sekolah dengan masyarakat tidak hanya dilakukan secara
insedental atau sewaktu-waktu, misalnya satu kali dalam satu tahun atau
sekali dalam satu semester, hanya dilakukan oleh sekolah pada saat akan
meminta bantuan keuangan kepada orang tua atau masyarakat. Hal inilah
yang menyebabkan masyarakat selalu beranggapan apabila ada panggilan
sekolah untuk datang ke sekolah selalu dikaitkan dengan uang. Akibatnya
mereka cenderung untuk tidak menghadiri atau sekedar mewakilkan
kepada orang lain untuk menghadiri undangan sekolah. Apabila ini
terkondisi, maka sekolah akan sulit mendapat dukungan yang kuat dari
semua orang tua murid dan masyarakat.
Perkembangan informasi, perkembangan kemajuan sekolah,
permasalahan-permasalahan sekolah bahkan permasalahan belajar siswa
selalu muncul dan berkembang setiap saat, karena itu maka diperlukan
penjelasan informasi yang terus menerus dari sekolah untuk masyarakat
atau orang tua murid, sehingga mereka sadar akan pentingnya
keikutsertaan mereka dalam meningkatkan mutu pendidikan putra-
putrinya.
3. Kesederhanaan
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah dengan
masyarakat yang dilakukan baik komunikasi personal maupun komunikasi
kelompok pihak pemberi informasi (sekolah) dapat menyederhanakan
berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat. Informasi yang
disajikan kepada masyarakat melalui pertemuan langsung maupun melalui
media hendaknya disajikan dalam bentuk sederhana sesuai dengan kondisi
dan karakteristik pendengar (masyarakat setempat). Prinsip kesederhanaan
ini juga mengandung makna bahwa: informasi yang disajikan dinyatakan
dengan kata-kata yang penuh persahabatan dan mudah dimengerti. Banyak
masyarakat yang tidak memahami istilah-istilah yang sangat ilmiah, oleh
sebab itu penggunaan istilah sedapat mungkin disesuaikan dengan tingkat
pemahaman masyarakat.
4. Ketercakupan
Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup
semua aspek, faktor atau substansi yang perlu disampaikan dan diketahui
oleh masyarakat, misalnya program ekstra kurikuler, kegiatan kurikuler,
remedial teaching dan lain-lain kegiatan. Prinsip ini juga mengandung
makna bahwa segala informasi hendaknya:
a. Lengkap, artinya tidak satu informasipun yang harus ditutupi atau
disimpan, padahal masyarakat atau orang tua murid mempunyai hak
untuk mengetahui keberadaan dan kemajuan sekolah dimana anaknya
belajar. Oleh sebab itu informasi kemajuan sekolah, masalah yang
dihadapi sekolah serta prestasi yang dapat dicapai sekolah harus
dinformasikan kepada masyarakat.
b. Akurat, artinya informasi yang diberikan memang tepat dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, dalam kaitannya ini juga berarti bahwa
informasi yang diberikan jangan dibuat-buat atau informasi yang
obyektif.
c. Up to date, berarti informasi yang diberikan adalah informasi
perkembangan, kemajuan, masalah dan prestasi sekolah terakhir.
5. Konstruktivitas
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya konstruktif
dalam arti sekolah memberikan informasi yang konstruktif kepada
masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan memberikan respon hal-
hal positif tentang sekolah serta mengerti dan memahami secara detail
berbagai masalah yang dihadapi sekolah. Apabila hal tersebut dapat
mereka mengerti, akan merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong
mereka untuk memberikan bantuan kepada sekolah sesuai dengan
permasalahan sekolah yang perlu mendapat perhatian dan pemecahan
bersama. Hal ini menuntut sekolah untuk membuat daftar masalah yang
perlu dikomunikasikan secara terus menerus kepada sasaran masyarakat
tertentu. Prinsip ini juga berarti dalam penyajian informasi hendaknya
obyektif tanpa emosi dan rekayasa tertentu, termasuk dalam hal ini
memberitahukan kelemahan-kelemahan sekolah dalam memacu
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Penjelasan yang konstruktif akan menarik bagi masyarakat dan akan
diterima oleh masyarakat tanpa prasangka tertentu, hal ini akan
mengarahkan mereka untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan
sekolah. Untuk itu informasi yang ramah, obyektif berdasarkan data-data
yang ada pada sekolah. 6. Kesesuaian dengan kondisi
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya disesuaikan dengan
keadaan di dalam lingkungan masyarakat tersebut. Penyesuaian dalam hal ini
termasuk penyesuaian terhadap aktivitas, kebiasaan, budaya (culture) dan bahan
informasi yang ada dan berlaku di dalam kehidupan masyarakat. Bahkan
pelaksanaan kegiatan hubungan dengan masyarakat pun harus disesuaikan dengan
kondisi masyarakat. Misalnya saja masyarakat daerah pertanian yang setiap pagi
bekerja di sawah, tidak mungkin sekolah mengadakan kunjungan (home visit) pada
pagi hari. Dari uraian-uraian di atas dapat dikatakan bahwa asas dan prinsip humas
mengatur tentang bagaimana aktivitas humas seharusnya, yang tidak hanya harus
sistematis dalam bekerja namun juga mampu menyesuaikan diri dengan norma dan
nilai/etika yang dianut publik.
D. Peran Hubungan Masyarakat
Berbicara mengenai peran hubungan masyarakat sangat erat hubungannya
dengan fungsi humas. Menurut F. Rachmadi ( 1992 : 21 ) “Fungsi utama humas
adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga /
organisasi dengan publiknya, intern maupun ektern dalam rangka menamkan
pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya
menciptakan Iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga atau
organisasi.“
Selanjutnya Rosady Ruslan ( 2005 : 10) menjelaskan secara rinci empat peran
utama humas adalah sebagai berikut :
1) Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga
yang diwakili dengan publiknya;
2) Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif
dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya;
3) Peranan back up Pariwisata,yakni sebagai pendukung dalam fungsi
Pariwisata organisasi atau perusahaan.
4) Membentuk corporate image, artinya peranan humas berupaya
menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya. Dalam berbagai
situasi dan kondisi yang penuh tantangan di era globalisasi humas
mempunyai peran utama yaitu bertindak sebagai komunikator, mediator
dan bertindak sebagai pendukung Pariwisata.
Dari pendapat di atas, fungsi utama dari hubungan masyarakat adalah
menumbuhkan hubungan baik dengan publiknya baik intern maupun ekstern
sehingga tercipta opini publik yang menguntungkan lembaga / organisasi terkait.

E. Tujuan Hubungan Masyarakat


Pada tahap perencanaan program humas, hal yang pertama yangharus
dilakukan adalah penetapan tujuan. Frida Kusumastuti (2002: 20) merupakan
tujuan humas adalah sebagai berikut :
1) Terpeliharanya saling pengertian
2) Menjaga dan membentuk saling percaya
3) Memelihara dan menciptakan kerjasama
Dari pendapat tersebut tujun humas pada intinya adalah menciptakan dan
memelihara hubungan saling percaya dengan publik dalam rangka menjalin
kerjasama yang baik.

F. Tugas Hubungan Masyarakat


Menurut F. Rachmadi ( 1992 : 23 ) dijelaskan beberapa tugas humas adalah:
1) Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi /
pesan secara lisan, tertulis atau melalui gambar ( visual ) kepada publik,
sehingga publik mempunyai pengertian yang hal ikhwal perusahaan atau
lembaga, segenap tujuan serta kegiatan yang dilakukan.
2) Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum /
masyarakat.
3) Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan
perusahaan / lembaga, maupun segala macam pendapat ( public acceptance
dan nonn – acceptance ).
4) Penyelenggaraan hubungan baik dengan masyarakat dan media massa untuk
memperoleh penerimaan publik ( public favour ), pendapat umum ( public
opinion ) dan perubahan sikap.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa tugas pokok dari humas
adalah bertanggung jawab atas segala informasi yang diberikan kepada publiknya
kemudian menganalisi reksi publik terhadap suatu lembaga atau organisasi.
G. Aplikasi Humas dalam Dunia Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu sektor publik yang bersifat strategis untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam Undang-Undang no 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional diatur tentang peran serta masyarakat dalam
pendidikan. Sejatinya keberadaan pendidikan tidak dapat terpisah dari masyarakat.
Kebijakan-kebijakan pemerintah tentang pendidikan membutuhkan pengertian dan
dukungan publik. Begitu jugadengan program-program sekolah, yang tidak dapat
dijalankan dengan optimal tanpa adanya dukungan dari stakeholder terkait. Oleh
karena itu fungsi Public Relations dianggap penting dalam pendidikan. Fungsi
humas dalam pendidikan setidaknya mencakup tujuh point di bawah ini:
1. Mengembangkan pengertian masyarakat tentang semua aspek pelaksanaan
program pendidikan di sekolah.
2. Untuk dapat menetapkan, bagaimana haeapan masyarakat terhadap sekolah
dan apa harapan-harapanya mengenai tujuan pendidikan di sekolah.
3. Untuk memperoleh bantuan secukupnya dari masyarakat kepada sekolahnya,
baik finansial, materiil maupun moril.
4. Menimbulkan rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap kualitas
pendidikan.
5. Mengikutsertakan masyarakat secara kooperatif dalam usaha memecahkan
persoalan pendidikan dan meningkatkan kerjasama antara sekolah dengan
masyarakat.
6. Memperkokoh tujuan serta peningkatan kualitas hidup dan penghidupan
masyarakat.
7. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah. Dengan
demikian fungsi humas pada pendidikan erat sekali kaitannya dengan peran
serta masyarakat dalam pendidikan atau yang selanjutnya disebut juga dengan
partisipasi masyarakat dalam pendidikan.
H. Ruang Lingkup Humas Pendidikan
Humas pendidikan adalah aplikasi humas dalam bidang pendidikan, khususnya
yaitu upaya lembaga dalam mengelola hubungannya dengan masyarakat agar
tujuan-tujuan lembaga tercapai. Humas pendidikan dapat juga dimaknai segala
aktivitas yang diwujudkan untuk menciptakan kerjasama yang harmonis antara
lembaga pendidikan dengan publik melalui usaha memperkenalkan lembaga
pendidikan beserta seluruh kegiatannya kepada masyarakat untuk memperoleh
simpati dan pengertian mereka.
Perbedaan mencolok humas pendidikan dengan humas di bidang lainnya
adalah pada kultur edukatif yang melekat pada aktivitas-aktivitas kehumasan
lembaga pendidikan. Humas pendidikan bahkan juga turut mengedukasi publik
selain mengefektikan komunikasi lembaga pendidikan dengan masyarakat. Bidang
kerja humas pendidikan berkaitan dengan urusan lembaga pendidikan baik yang
bersifat akademik maupun administratif. Oleh karena itu kegiatan humas
pendidikan praktis selalu terkait dengan kebijakankebijakan akademik maupun
administratif lembaga pendidikan seperti sosialisasi layanan pendidikan,
penyampaian kebijakan kurikulum atau keuangan, mengupayakan kerjasama
dengan mitra potensial, dan penyelenggaraan seremoni atau protokoler lembaga
pendidikan.
1. Jenis Kegiatan Humas Pendidikan
Beberapa contoh kegiatan humas pendidikan oleh lembaga pendidikan adalah
sebagai berikut:
1. Hubungan sekolah dengan orang tua murid, yaitu
a. Mengadakan pertemuan antara pihak sekolah dengan wali murid.
b. Pihak sekolah mengunjungi orangtua.
c. Pihak sekolah mengirim surat ke orangtua siswa.
d. Melibatkan orang tua siswa dalam hal merencanakan kurikulum kegiatan
ekstrakurikuler dan lain-lain

2. Hubungan guru/tenaga pendidik dengan masyarakat, yaitu :


a. Guru dapat menjadi sponsor pada kegiatan yang menguntungkan seperti
kegiatan pengumpulan dana bagi masyarakat yang tertimpa musibah.
b. Ikut berpartisipasi bersama masyarakat untuk kerja bakti bersih-bersih
lingkungan atau membuat perpustakaan keliling.
c. Mengembangkan sebuah kegiatan yang untuk para sesepuh yang ada di
lingkungan persekolahan dan lain-lain.
3. Hubungan komunikasi antara siswa dengan masyarakat, yaitu :
a. Presentasi musik.
b. Menampilkan drama.
c. Pergi ke tempat-tempat yang menarik, seperti musium, air port, dll
d. Ikut perlombaan olah raga.
e. Wisuda penerimaan ijazah.
f. Program bekerja sambil belajar seperti dilapangan bisnis, industri, dan
semacamnya.
4. Hubungan sekolah dengan Komite Sekolah, yaitu :
a. Memberikan pengertian Komite Sekolah tentang tanggung jawabnya.
b. Pemeliharaan hubungan yang baik antara sekolah dengan Komite Sekolah.
c. Menyusun rencana kerja Komite Sekolah.
d. Menampung saran, pendapat Komite Sekolah untuk sekolah.
5. Hubungan sekolah/lembaga dengan instansi lainnya, yaitu :
a. Menjalin kerja sama dengan instansi lainnya, baik instansi pemerintah
maupun swasta.
b. Mengkoordinasikan kepentingan sekolah dengan pihak lainnya.
c. Ikut menyukseskan program-program pemerintah.
Dari penjelasan diatas, maka secara umum kegiatan humas dapat dikategorikan
menjadi dua, yaitu kegiatan eksternal dan internal. Kategorisasi ini dibedakan atas
dasar publik yang menjadi sasarannya. Humas eksternal menyasar publik di luar
lembaga sedangkan humas internal ditujukan pada warga lembaga seperti peserta
didik dan tenaga pendidik/kependidikan.

I. Hambatan Hubungan Masyarakat


1. Kendala / hambatan Hubungan Masyarakat Dalam menjalin hubungan
antara sekolah dengan masyarakat ada beberapa kendala mendasar yaitu :
a. Kurangnya pemahaman masyarakat tetang pendidikan dan juga
pemahaman warga sekolah tentang apa dan bagaimana harusnya
pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat dibangun.
b. Kurangnya Komunikasi ntara warga sekolah dan warga masyarakat ,
sehingga tercipta komunikasi satu arah antara sekolah dan warga
masyarakat / wali murid dan pada akhirnya sekolah tidak tahu
keinginan masyarakatnya tetapi memaksakan keinginannya pada
masyarakat atau wali murid yang pada saat itu hanya terlibat pada aspek
pembiayaan saja.

J. Upaya dalam Mengatasi Kendala


Upaya – upaya dalam mengatasi kendala – kendala yang kemungkinan terjadi
adalah sebagai berikut :
1) Sekolah harus memberikan informasi yang terpadu kepada masyarakat,
sehingga masyarakat mau mengetahui seluruh program – program yang
diadakan di sekolah.
2) Hubungan sekolah dengan masyarakat harus dilakukan secara terus
menerus, sehingga masyarakat tidak akan beranggapan bahwa mereka
hanya dibutuhkan pada saat pembiaayaan saja.
3) Setiap program yang diadakan oleh sekolah harus menyesuaikan
karakteristik masyarakat dengan cara mengkonsultasikan dengan tokoh
masyarakat.
4) Dalam melaksanakan hubungan tersebut, tidak hanya membahas financial
sekolah melainkan membahas secara komplek masalah pendidikan yang
terkait dengan pengembangan sekolah secara akurat dan up to date.
Dari uraian tersebut di atas telah dijelaskan bahwa dalam menjalin hubungan
antara sekolah dengan masyarakat, ada beberapa kendala mendasar yang juga
sangat berdampak pada keharmonisan hubungan tersebut sehingga hubungan antar
sekolah dengan masyarakat menjadi tidak lancar.Serta dijelaskan pula upaya
mengatasi kendala tersebut, agar hambatan / kendala yangmengganggu hubungan
yang terjalin antara sekolah dengan masyarakat dapat dihindari.

K. Bentuk Hubungan Masyarakat


Oemi Aburrachman (1995:34) membagi hubungan masyarakat ke dalam dua
bentuk yaitu :
1) Internal Humas
2) External Humas
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana (2008:362)
menjelaskan bentuk – bentuk hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai berikut
1) Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dan warga masyarakat
2) Hubungan sekolah dengan alumni
3) Hubungan sekolah dengan dunia usaha / dunia kerja
4) Hubungan sekolah dengan instansi lain
5) Hubungan dengan lembaga / badan – badan pemerintah swasta
Selanjutnya dijelaskan kegiatan humas eksternal dan kegiatan humas internal
oleh B. Suryosubroto (2004:163) sebagai berikut :
1) Kegiatan Eksternal
a. Secara langsung ( tatap muka )
b. Secara tidak langsung ( melalui media )
2) Kegiatan Internal
a. Secara langsung ( tatap muka )
b. Secara tidak langsung ( melalui media tertentu )
Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat diketahui bahwa hubungan
masyarakat dalam suatu lembaga pendidikan (sekolah ) dapat berupa hubungan
dengan publik eksternal maupun hubungan dengan publik internal, serta kegiatan
yang dilakukan humas dalam menjalankan tugasnya mencakup kegiatan internal
yang merupakan kegiatan publisitas kedalam, sasarannya orang – orang yang
berbeda di dalam suatu badan atau organisasi dan kegiatan eksternal yang
merupakan kegiatan publisitas keluar yang sasarannya adalah mayarakat di luar
organisasi.

L. Pelaksana Fungsi Humas Pendidikan


Siapakah pelaksana fungsi humas pada lembaga pendidikan? Pada sekolah
menengah atas di Indonesia terdapat wakil kepala sekolah bidang Humas, begitu
juga pada perguruan tinggi terdapat wakil rektor Bidang kerjasama yang menaungi
unit atau departemen humas. Sayangnya belum semua lembaga pendidikan di
Indonesia beruntung dalam hal ketenagaan bidang humas karena keterbatasan
lembaga atau masih sederhananya kebutuhan lembaga. Sekolah dasar sebagai
contoh, banyak yang menganggap kebutuhan akan humas pendidikan belum merata
karena kompleksitas kebutuhan yang beragam di antara sekolah dasar. Dalam hal
ini Kepala Sekolah berperan multi tasking, termasuk dalam dimensi tugas
kehumasan.
Sejatinya semua warga lembaga pendidikan mengemban misi humas, karena
setiap warga lembaga menyandang nama lembaga. Untuk itu semua warga
sekolah/lembaga pendidikan wajib menjaga nama baik lembaga. Lain halnya pada
lini struktural/birokrasi, pemerintah telah menetapkan keberadaan petugas khusus
bidang humas yang disebut dengan Pranata Humas pada instansi-instansi tertentu,
termasuk diantaranya Dinas Pendidikan di Kabupaten/Kota. Posisi ini adalah
jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab,
wewenang, untuk Secara lebih spesifik, fungsi humas pendidikan di sekolah
mencakup tujuh pokok berikut:
a. Mengembangkan pengertian masyarakat tentang semua aspek pelaksanaan
program pendidikan di sekolah.
b. Untuk dapat menetapkan, bagaimana haeapan masyarakat terhadap sekolah
dan apa harapan-harapanya mengenai tujuan pendidikan di sekolah.
c. Untuk memperoleh bantuan secukupnya dari masyarakat kepada sekolahnya,
baik finansial, materiil maupun moril.
d. Menimbulkan rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap kualitas
pendidikan.
e. Mengikutsertakan masyarakat secara kooperatif dalam usaha memecahkan
persoalan pendidikan dan meningkatkan kerjasama antara sekolah dengan
masyarakat.
f. Memperkokoh tujuan serta peningkatan kualitas hidup dan penghidupan
masyarakat.
g. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah

M. Proses Hubungan Masyarakat


Menurut F. Rachmadi (1992:111) yang mengutip pendapat dari Cultip dan
Center kegiatan humas dilakukan melalui proses sebagai berikut :
1) Penemuan Fakta ( fact finding )
2) Perencanaan ( planning )
3) Komunikasi ( communicating )
4) Evaluasi ( evaluation )
Dari pendapat tersebut dijelaskan tentang tahapan – tahapan proses humas,
pada intinya hubungan masyarakat ( humas ) merupakan penemuan fakta dan
perencanaa untuk mengetahui situasi dan opini publik dengan cara berkomunikasi
kemudian mengevaluasinya untuk mengetahui pengaruhnya terhadap publik.
N. Media Hubungan Masyarakat
Menurut F. Rachmadi (1992:87)menjelaskan tentang media komunikasi yang
digunakan oleh organisasi humas meliputi :
1) Media berita ( news media )
2) Media siaran ( broadcast media )
3) Media komunikasi tatap muka atau komunikasi tradisional
Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana (2008:364) ada
beberapa media yang dapat digunakan yaitu :
1) Media langsung
a. Rapat – rapat formal
b. Pekan pendidikan
c. Hari ulang tahun sekolah
d. Karya wisata atau widya wisata
e. Kunjungan rumah anak
2) Media tidak langsung
a. Media cetak
b. Media elektronik
Dari dua pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa pada intinya media
komunikasi merupakan saluran media komunikasi secara langsung maupun secara
tidak langsung.
O. Peran Humas dalam Rangka Membangun Citra Positif Sekolah
Sekolah merupakan system terbuka dan untuk bertahan tergantung pada
pengaruh elemen-elemen lingkungan (Nurdin & Sibaweh, 2019). Untuk
mendapatkan citra positif dari lingkungan para pelaksana humas memiliki peranan
sebagai berikut :
1) Memperbesar dorongan mawas diri
2) Memudahkan / meringankan beban sekolah dalam membangun serta
meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah.
3) Memungkinkan upaya peningkatan profesi mengajar guru
4) Opini masyarakat tentang sekolah akan lebih positif / benar
5) Masyarakaat akan ikut serta memberikan kontrol / koreksi terhadap sekolah
sehingga sekolah akan lebih hati – hati.
6) Dukungan moral masyarakat akan tumbuh terhadap sekolah sehingga
memudahkan mendapatkan bantuan material.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu hal penting yang terdapat di dalam ke organisasian sekolah yaitu
Humas (Hubungan Masyarakat). Tugas dan fungsi utama dari Humas sendiri ialah
sebagai penghubung antara masyarakat yang terdapat di ruang lingkup sekolah
maupun ruang lingkup masyarakat luar. Penghubung yang dimaksud ialah
Humasmenjembatani setiap bagian dalam sekolah, hubungan siswa dengan
kesiswaan, kebutuhan siswa dengan sarana prasarana sekolah, hubungan siswa
dengan kurikulum di sekolah, dan sebagainya.
Peran lain dari Humas sekolah selain perannya dalam kegiatan akademik
berfungsi pula dalam kegiatan non-akademik. Salah satu contohnya ialah dalam hal
memperingati hari besar nasional atau hari libur nasional. Dalam hal ini humas
bekerja sama dengan kesiswaan, kurikulum, sarana prasarana, dan bendahara
sekolah. Humas bertugas merencanakan pelaksanaan mulai dari perencanaan awal
hingga berlangsungnya acara.
B. Saran
Menurut kelompok kami walaupun tugas dan peran Humas di sekolah sudah
berjalan sesuai prosedur dengan baik, namun perlu ditingkatkan pemahaman serta
kualitas dalam proses penerimaan informasi khususnya yang berbasis internet.
Artinya baik pihak sekolah maupun para muridnya harus lebih selektif dalam
menerima berbagai informasi yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Nurdin D & Sibaweh I. (2019). Pengelolaan Pendidikan: dari Teori menuju


Implementasi. Rajawali per: Depok.
Agus, Nurtanio dan Rahmania Utari. 2017. HUMAS PENDIDIKAN.Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Anggoro, M. Linggar. 2002. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
https://tugasmereka.blogspot.com/2017/11/makalah-humas-pendidikan.html
Ii, B. A. B., Teori, A. D., & Masyarakat, H. (1992). No Title.
Ii, B. A. B., & Teori, A. K. (n.d.). No Title. 10–33.
Ii, B. A. B., Teori, A. K., & Masyarakat, M. H. (n.d.). Husaini Usman, Manajemen
Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 3. 12. 12–
103.

Anda mungkin juga menyukai