Anda di halaman 1dari 37

MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT

MAKALAH

Untuk memenuhi Tugas Makalah mata kuliah Manajemen Hubungan Masyarakat


diampu oleh Ibu Prof. Dr. Maisyaroh, M.Pd

Oleh:
Meita Natasya Sinaga NIM 220131609552
Nandhita Putri Bintari NIM 220131610252
Ramadhani Eva Yunizar NIM 220131603106
Retno Nur Cahyo SP NIM 220131610835

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
NOVEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Manajemen Hubungan
Masyarakat". Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Prof. Dr. Maisyaroh, M.Pd pada mata kuliah Manajemen Hubungan Masyarakat.
Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang manajemen humas bagi
para pembaca. Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
kami baik secara moral maupun materi. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca. Semoga laporan ini bisa menambah wawasan dan
bermanfaat untuk para pembaca. Demikian yang dapat kami sampaikan, terima kasih.

Malang, 22 November 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3

C. Tujuan ............................................................................................................. 3

D. Manfaat ........................................................................................................... 3

E. Metodologi Penilitian ..................................................................................... 4

F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 4

G. Gambaran Umum Sekolah ............................................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................... 6

A. Pengertian Humas ......................................................................................... 10

B. Peran Humas ................................................................................................. 12

C. Tugas dan Fungsi Humas ............................................................................... 9

D. Sasaran Kegiatan Humas .............................................................................. 15

E. Publikasi ....................................................................................................... 16

F. Manajemen Humas........................................................................................... 18

BAB III PAPARAN DATA ....................................................................................... 17

A. Instrumen Hasil Wawancara ......................................................................... 17

ii
BAB IV PENJELASAN ............................................................................................ 28

A. Implementasi Humas di SMA Jenderal Sudirman kalipare .......................... 28

BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 29

A. Simpulan ....................................................................................................... 29

B. Dokumentasi ................................................................................................. 34

C. Surat Izin Observasi ..................................................................................... 35

DAFTAR RUJUKAN ................................................................................................ 36

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen humas adalah rangkaian langkah yang melibatkan penelitian,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program komunikasi yang akan
dilaksanakan oleh sebuah lembaga. Fungsi humas sangat penting dalam
mendukung manajemen dan mencapai tujuan suatu lembaga. Dalam menjalankan
tugasnya, humas akan mengadopsi konsep manajemen Public Relations untuk
mempermudah pelaksanaan program komunikasi dan sekaligus memberikan
dukungan terhadap agenda kerja humas. Fungsi humas dapat dianggap sebagai
bagian dari fungsi manajemen karena berperan sebagai perantara antara lembaga
dan publik targetnya. Ini mencakup kegiatan evaluasi terhadap sikap publik dan
pelaksanaan program-program untuk membentuk hubungan yang positif dan saling
pengertian antara lembaga dan publiknya (Rimayanti Rimayanti et al., 2019).

Manajemen Humas atau Public Relations merupakan bentuk komunikasi yang


diterapkan di berbagai jenis organisasi, termasuk sekolah, baik yang bersifat
komersial maupun non-komersial. Perannya sangat signifikan dalam lembaga
pendidikan, baik dalam menjalankan fungsi internal maupun mengelola hubungan
dengan pihak eksternal. Saat ini, keberadaan humas menjadi kebutuhan esensial
bagi setiap organisasi atau sekolah (Morisaan, 2008). Tujuan utama dari humas
adalah mencapai citra positif dari publik targetnya. Selain menciptakan citra positif
tersebut, humas juga bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkannya
agar tidak mengalami penurunan atau perubahan menjadi citra negatif. Dalam
konteks ini, manajemen humas menjadi suatu keharusan untuk menjaga agar citra
lembaga tetap terjaga dan menjalin hubungan baik dengan publik targetnya. Di
dalam lembaga pendidikan, peran humas menjadi sangat penting untuk
mempertahankan citra positif yang telah dicapai. Memiliki citra yang baik akan
menciptakan opini positif, meningkatkan peluang penerimaan calon siswa, dan

1
2

memberikan keunggulan kepada lembaga pendidikan tersebut. Selain itu, humas


juga perlu menjaga hubungan yang baik dengan masyarakat, karena hal tersebut
akan membentuk persepsi, keyakinan, dan ketertarikan masyarakat terhadap
lembaga pendidikan tersebut.

SMA Jenderal Sudirman Kalipare, yang berlokasi di Jl. Jenderal Sudirman No.
31, Kalipare Malang, termasuk salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMA) yang
menarik perhatian masyarakat, terbukti dari tingginya animo siswa yang ingin
bergabung. Dalam konteks ini, peran humas menjadi sangat krusial dalam upaya
membangun citra positif SMA Jenderal Sudirman Kalipare. Selain itu, fungsi
humas juga berperan sebagai sarana sosialisasi untuk memperkenalkan sekolah
kepada masyarakat, sehingga informasi mengenai SMA Jenderal Sudirman dapat
dipahami dengan lebih baik. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat memberikan
dukungan terhadap segala kegiatan yang diadakan oleh SMA Jenderal Sudirman.
SMA Jenderal Sudirman unggul dalam bidang akademik dan non-akademik, yang
tercermin melalui beragam kegiatan ekstrakurikuler. Prestasi yang diraih oleh
sekolah ini tidak hanya memberikan nilai positif bagi SMA Jenderal Sudirman,
tetapi juga membangun citra yang baik di mata masyarakat.

Manajemen humas di Sekolah Menengah Atas (SMA) Jenderal Sudirman


Kalipare memiliki peran penting dalam menjaga citra positif lembaga. SMA
Jenderal Sudirman Kalipare, yang telah berdiri sejak tahun 1983, telah mengalami
perjalanan yang tidak mudah untuk bertahan hingga saat ini dengan berbagai
pencapaian yang telah berhasil diraih. Berdasarkan informasi dari website resmi
SMA Jenderal Sudirman Kalipare, SMA Jenderal Sudirman Kalipare berhasil
meraih akreditasi A, menjadikannya salah satu sekolah swasta favorit di Daerah
Kalipare Kabupaten Malang. Dengan hal itu, Pihak humas SMA Jenderal Sudirman
Kalipare terus berupaya dengan sungguh-sungguh untuk mempertahankan citra
positif lembaga tersebut.

Mempertahankan citra positif bukanlah tugas yang mudah karena melibatkan


beberapa tahapan proses yang harus dilalui. Dalam menjalankan proses ini, praktisi
3

humas perlu mengaplikasikan konsep manajemen humas yang mencakup analisis,


perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dengan demikian, hasil yang diperoleh
dapat sesuai dengan harapan, termasuk terjalinnya hubungan yang baik dengan
publik sasaran sehingga citra positif dapat terjaga. Upaya pemeliharaan citra SMA
Jenderal Sudirman Kalipare dilakukan untuk memastikan berlanjutnya hubungan
yang positif, saling pengertian, dan mendapatkan kepercayaan publik. Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan dalam setiap kegiatan
yang dilakukan oleh pihak sekolah. Dengan adanya kepercayaan tersebut, praktisi
humas sekolah dapat lebih mudah menjalankan program kegiatan karena telah
memperoleh dukungan. Pentingnya menjaga dan membangun hubungan yang
harmonis menjadi fokus agar kepercayaan tersebut tetap terjaga.

Dengan mengamati kesuksesan manajemen humas di sekolah tersebut, penulis


tertarik untuk melakukan penelitian mengenai strategi manajemen humas yang
diterapkan di sekolah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami
bagaimana madrasah tersebut berhasil menarik minat masyarakat (publik) untuk
berkolaborasi dan bersaing ketat dalam mengarahkan putra-putri mereka untuk
bergabung dengan sekolah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode analisis
deskriptif dan pendekatan kualitatif untuk memberikan gambaran mengenai
manajemen humas di SMA Jenderal Sudirman Kalipare.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, rumusan masalah
penelitian ini adalah mengenai peran Manajemen humas di SMA Jenderal
Sudirman Kalipare.

C. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami peranan manajemen humas di
SMA Jenderal Sudirman Kalipare.

D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi praktisi humas dan
individu yang tertarik atau tengah mengembangkan pemahaman dalam bidang
4

kehumasan. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi mengenai manajemen


humas, khususnya dalam konteks SMA Jenderal Sudirman, untuk menjaga citra
positif. Selain itu, hasil penelitian juga dapat menjadi masukan berharga bagi SMA
Jenderal Sudirman dengan menyediakan panduan terkait langkah-langkah
penentuan masalah, perencanaan program, dan evaluasi yang dilakukan dalam
rangka memelihara citra positif lembaga tersebut.

E. Metodologi Penilitian
Penelitian ini mengadopsi pendekatan deskriptif kualitatif, yang
menitikberatkan pada analisis proses dan pemikiran secara induktif terkait
dinamika hubungan antar fenomena yang diamati. Penekanan pada penggunaan
logika ilmiah (Gunawan, 2013). Metode penelitian kualitatif bertujuan untuk
memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian, seperti perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan aspek lainnya. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara dan pencatatan dokumen.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab yang dilakukan secara lisan
kepada subjek penelitian, khususnya kepada pihak humas SMA Jenderal Sudirman
Kalipare. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi atau
keterangan yang diperlukan guna mengumpulkan data. Metode ini melibatkan
pertanyaan langsung kepada pihak yang berwenang dalam bidang humas.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merujuk pada data yang diperoleh dengan mengumpulkan


informasi yang sudah disediakan oleh instansi. Dalam konteks metode ini, data
diperoleh dan dikumpulkan dengan cara membuat catatan-catatan kecil, dan
menyusun gambaran umum sekolah. Dokumentasi juga mencakup pengumpulan
bahan untuk lampiran guna memperkuat hasil penelitian.
5

G. Gambaran Umum Sekolah


SMA Jenderal Sudirman Kalipare adalah salah satu satuan pendidikan dengan
jenjang SMA Swasta yang ada di Kalipare, Kec. Kalipare, Kab. Malang, Jawa
Timur. Dalam menjalankan kegiatannya, SMA Jenderal Sudirman Kalipare berada
di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

1. Visi SMA Jenderal Sudirman Kalipare:

Terwujudnya Lembaga SMAS Jenderal Sudirman Kalipare yang


religious,Tangguh dan berwawasan global. Visi tersebut cerminan cita-cita sekolah
yang berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian, sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, norma dan harapan Masyarakat.

2. Misi SMA Jenderal Sudirman Kalipare


a. Melaksanakan kegiatan dan pembinaan akhlak mulia dan budi pekerti.
b. Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas sekolah sebagai pusat
pengembangan pendidikan berdasarkan standard nasional dan global.
c. Melaksanakan Pendidikan dan pengembangan untuk meningkatkan sumber
daya manusia (SDM).
d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan minat dan bakat berbasis
kebutuhan global yang berorientasi masa depan.

3. Struktur Organisasi
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Humas
Manajemen humas merupakan upaya yang diarahkan pada pembentukan
keterhubungan antara suatu organisasi dan masyarakat melalui interaksi
komunikasi saling berbalik, dengan tujuan menciptakan kepercayaan dan
membentuk citra yang positif, Ruslan dalam (Divina et al., 2023). Fokus dari humas
adalah memengaruhi persepsi masyarakat agar mereka mengenal dan memahami
aktivitas lembaga, sehingga lembaga tersebut dapat dikenal dan mendapat
dukungan positif, Nasution dalam (Divina et al., 2023).

Humas merupakan bagian dari manajemen yang menilai pandangan, sikap, dan
tindakan masyarakat, mengenali kebijakan dan prosedur individu atau organisasi
dengan tujuan masyarakat, serta merancang dan melaksanakan program tindakan
untuk mendapatkan pemahaman dan dukungan masyarakat (Frazier, 2005). Humas
sebagai bagian dari fungsi manajemen yang menilai opini publik, menentukan
kebijakan dan prosedur pribadi atau organisasi untuk kepentingan publik, serta
merencanakan dan melaksanakan kegiatan program untuk memperoleh pengertian,
dukungan, dan pengertian public. Peran humas adalah membantu organisasi dan
khalayaknya beradaptasi dengan cara yang saling menguntungkan. Melalui
usahanya, humas memberikan kontribusi terhadap upaya organisasi untuk
mencapai kerjasama antar kelompok masyarakat. Selain itu, hubungan masyarakat
juga membantu organisasi berkomunikasi dan berkomunikasi secara efektif dengan
khalayak utama. Proses hubungan masyarakat merupakan upaya berkelanjutan
manajemen untuk mendapatkan niat baik dan pemahaman dari pelanggan,
karyawan, dan masyarakat melalui analisis, perbaikan diri, dan pertanyaan yang
relevan (Uchjana & Onong, 2004).

Menurut kamus yang diterbitkan oleh Institut of Public Relations (IPR), sebuah
lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa pada November 1987, "Humas

6
7

adalah keseluruhan usaha yang dilakukan secara terencana dan berkelanjutan


dengan tujuan menciptakan serta menjaga niat baik dan saling pengertian antara
suatu organisasi dengan seluruh publiknya." Dengan kata lain, humas merupakan
serangkaian kegiatan yang terorganisir secara sistematis sebagai bagian dari
kampanye atau program terpadu, yang dilaksanakan secara berkesinambungan dan
teratur. Penting untuk dicatat bahwa kegiatan humas tidak dapat dilakukan secara
sembarangan dan spontan (Linggar & Aggoro, 2002).

Seperti bagian divisi lain dalam perusahaan, praktisi humas memiliki peran
penting dalam memberikan kontribusi terhadap rencana kerja jangka panjang.
Untuk mencapai hal ini, langkah-langkah yang dapat diambil oleh praktisi humas
termasuk (Soemirat & Ardianto, 2010):

1. Mengkomunikasikan fakta dan opini, baik yang tersebar di dalam maupun di


luar perusahaan. Informasi ini dapat diperoleh melalui kliping media massa
dalam periode tertentu, analisis naskah pidato dari pimpinan perusahaan, serta
melalui wawancara khusus dengan pihak yang memiliki kepentingan atau
dianggap penting.
2. Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari sejarah perusahaan.
Ini melibatkan pemahaman terhadap sikap perusahaan terhadap publiknya dan
sebaliknya, berdasarkan informasi historis.
3. Melakukan analisis SWOT (Strengths/kekuatan, Weaknesses/kelemahan,
Opportunities/peluang, dan Threats/ancaman). Meskipun tidak perlu
menganalisis aspek-aspek yang berada di luar jangkauan, praktisi humas perlu
melakukan analisis yang mendalam terkait persepsi internal dan eksternal
perusahaan terhadap faktor-faktor SWOT yang dimilikinya.

Manajemen humas merupakan upaya terencana dan berkelanjutan untuk


membentuk hubungan positif antara suatu organisasi dan masyarakat. Fokusnya
adalah menciptakan kepercayaan dan citra positif dengan memengaruhi persepsi
masyarakat terhadap aktivitas lembaga. Humas, sebagai bagian dari fungsi
manajemen, menilai pandangan dan tindakan masyarakat, merancang program
8

tindakan, dan membantu adaptasi organisasi dengan khalayaknya. Proses hubungan


masyarakat dilakukan secara berkelanjutan untuk mendapatkan niat baik dan
pemahaman dari pelanggan, karyawan, dan masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa,
manajemen humas tidak hanya aktivitas spontan, melainkan usaha terorganisir
dalam kampanye atau program terpadu untuk mencapai hubungan yang positif
dengan publik.

B. Peran Humas
Menurut Stainberg, tujuan utama dari fungsi Humas adalah menciptakan
persepsi positif di kalangan publik terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
organisasi yang bersangkutan. Empat ahli lain, termasuk Marshall dan rekan-
rekannya dalam administrasi publik, menyusun tujuan Humas sebagai berikut
(Ruslan & Rosady, 2003):

1. Tujuan positif, di mana humas berupaya untuk memperoleh dan meningkatkan


penilaian positif serta dukungan masyarakat terhadap suatu organisasi atau
badan.
2. Tujuan defensif, di mana humas berusaha membela organisasi dari tanggapan
negatif masyarakat, terutama jika serangan tersebut dianggap tidak beralasan
atau tidak adil.

Tujuan utama dari fungsi humas adalah menjaga dan membentuk persepsi
positif dalam kognisi (pengetahuan), afeksi (emosi), dan perilaku publik terhadap
organisasi atau lembaga. Dengan demikian, rumusan yang paling tepat mengenai
tujuan Humas adalah sebagai berikut (Kusumastuti, 2002):

1. Memastikan dan membentuk saling pengertian (aspek kognisi), tujuan utama


humas adalah membuat publik dan organisasi/lembaga saling mengenal, dan
tugasnya adalah memfasilitasi pemahaman mutual untuk menciptakan
pengertian yang lebih baik.
2. Menjaga dan membentuk saling kepercayaan (aspek afeksi), fokus humas
adalah pada tujuan emosional, yaitu membina sikap positif dan kepercayaan
timbal balik antara organisasi dan publik.
9

3. Memelihara dan menciptakan kerjasama (aspek psikomotor), tujuan


selanjutnya adalah menggunakan komunikasi untuk memastikan terbentuknya
bantuan dan kerjasama nyata. Artinya, upaya komunikasi diarahkan pada
termanifestasinya dukungan dan kerjasama dalam bentuk perilaku konkret.

Bagi lembaga pendidikan, peran humas meliputi upaya pemasaran dan


membangun citra positif untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat terhadap
lembaga tersebut. Selain itu, humas juga menyangkut pemeliharaan dan
pengelolaan hubungan baik di dalam lembaga, khususnya antar pegawai, karena
hubungan baik dengan lingkungan internal sangat penting dalam membangun dan
memelihara reputasi lembaga itu sendiri. Humas pada lembaga pendidikan tidak
hanya bertugas membina dan memelihara hubungan baik dengan publik eksternal,
atau masyarakat.Untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat, humas harus
menjaga hubungan baik dan mendengarkan baik-baik keinginan dan pendapat
masyarakat (Pohan, 2018).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peran humas mencakup


pemasaran, pembangunan citra positif, serta pengelolaan hubungan baik di internal
(antar karyawan) dan eksternal (dengan masyarakat). Kesimpulannya, Humas
menjadi kunci dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga
pendidikan melalui manajemen persepsi dan hubungan yang efektif dengan
berbagai pihak terkait.

C. Tugas dan Fungsi Humas


1. Tugas Humas
Tugas utama humas adalah merencanakan, melaksanakan, dan menjaga
hubungan yang positif secara berkelanjutan dengan semua pihak yang telah
disebutkan sebelumnya, dengan tujuan mencapai efektivitas dan memperoleh
keuntungan dari berbagai bentuk hubungan tersebut.
10

Terdapat tiga tugas utama humas dalam organisasi atau lembaga yang erat
kaitannya dengan tujuan dan fungsi humas. Ketiga tugas tersebut sebagai berikut
(Kusumastuti, 2002):

a. Menginterpretasikan, menganalisis, dan mengevaluasi perilaku publik, untuk


kemudian memberikan rekomendasi kepada manajemen dalam merumuskan
kebijakan organisasi atau lembaga.
b. Menyatukan kepentingan organisasi atau lembaga dengan kepentingan publik,
dengan maksud memastikan keselarasan dan kecocokan di antara keduanya.
c. Mengevaluasi program-program organisasi atau lembaga, khususnya yang
terkait dengan publik, untuk memastikan keberhasilan dan dampak positif yang
diinginkan.

2. Fungsi Humas

Fungsi humas menurut pakar humas internasional, seperti Cutlip & Center, dan
Canfield dalam (Ruslan & Rosady, 2003):

a. Fungsi humas melekat pada manajemen lembaga atau organisasi, membantu


dalam mencapai tujuan bersama.
b. Membina hubungan yang harmonis antara lembaga/organisasi dan publiknya
sebagai khalayak sasaran.
c. Mengidentifikasi semua aspek yang terkait dengan opini, persepsi, dan
tanggapan masyarakat terhadap lembaga/organisasi yang diwakilinya, atau
sebaliknya.
d. Melayani keinginan publik dan memberikan masukan kepada pimpinan
manajemen untuk mencapai tujuan dan manfaat bersama.
e. Menciptakan komunikasi dua arah yang timbal balik, mengatur arus informasi,
publikasi, dan pesan dari lembaga/organisasi ke publiknya atau sebaliknya,
dengan tujuan menciptakan citra positif bagi kedua belah pihak.
11

Fungsi humas pada lembaga pendidikan melibatkan beberapa aspek, antara lain
(Pohan, 2018):

a. Humas bertindak sebagai perantara dalam komunikasi di lembaga pendidikan,


baik secara langsung melalui interaksi tatap muka maupun secara tidak
langsung melalui media atau pers.
b. Menciptakan, mendukung, dan menunjang kegiatan yang berkontribusi pada
proses publikasi lembaga pendidikan. Dalam hal ini, humas memiliki peran
penting dalam memasarkan dan mempromosikan lembaga pendidikan.
c. Menjaga hubungan baik dengan masyarakat atau publik internal dan
menciptakan citra positif untuk lembaga pendidikan. Pemeliharaan hubungan
yang baik dengan masyarakat dilakukan untuk membangun kepercayaan dari
publik terhadap lembaga tersebut.

Fungsi humas pada umumnya, melibatkan peran krusial dalam mendukung


manajemen, membangun hubungan harmonis dengan publik, mengidentifikasi
persepsi masyarakat, melayani keinginan publik, dan menciptakan komunikasi dua
arah. Sedangkan dalam konteks lembaga pendidikan, humas berperan sebagai
mediator komunikasi, mendukung kegiatan publikasi untuk memasarkan lembaga,
serta menjaga hubungan baik dengan masyarakat untuk membangun citra positif.
Kesimpulannya, fungsi humas pada lembaga pendidikan mencerminkan prinsip-
prinsip humas internasional yang diadaptasi ke dalam konteks pendidikan.

D. Sasaran Kegiatan Humas


Sasaran humas adalah publik, yaitu kelompok dalam masyarakat dengan
kepentingan yang serupa. Dalam praktiknya, publik dibagi menjadi dua kategori
(Rosady & Ruslan, 2006):

1. Publik Internal

Melibatkan karyawan atau anggota organisasi/lembaga. Ini mencakup


karyawan yang memiliki kepentingan terkait kesejahteraan, seperti gaji, promosi
jabatan, atau penghargaan prestasi kerja. Publik ini juga mencakup pemegang
12

saham yang peduli dengan investasi yang aman dan keamanan aset, serta pengelola
yang memiliki kepentingan terhadap peningkatan kinerja organisasi/lembaga.

2. Publik Eksternal

Terdiri dari individu atau kelompok yang berada di luar organisasi/lembaga.


Contohnya termasuk komunitas lokal (tetangga) yang peduli dengan keamanan,
kebanggaan, keindahan, dan kesehatan lingkungan, serta peluang kerja dan
peningkatan penghasilan. Publik eksternal juga mencakup media yang memiliki
kepentingan terhadap peristiwa-peristiwa, mitra pengelolaan sumber daya alam,
pajak, tenaga kerja, dan sebagainya.

E. Publikasi
Publikasi adalah aktivitas di mana individu atau kelompok mengumumkan hasil
penelitian, diskusi, atau informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh
masyarakat. Keputusan untuk melakukan publikasi ditentukan oleh relevansi dan
kebermanfaatan hasil yang akan dipublikasikan. Oleh karena itu, tujuan utama
publikasi adalah memberikan informasi kepada publik. Salah satu tugas umum
humas adalah melakukan publisitas, yang merupakan usaha untuk menempatkan
berita tentang individu, organisasi, atau perusahaan di media massa. Dengan kata
lain, publisitas merupakan upaya dari orang atau organisasi untuk mendapatkan
liputan di media massa. Sementara publisitas lebih menitikberatkan pada proses
komunikasi satu arah, humas, sebaliknya, menekankan pada proses komunikasi dua
arah. Publisitas dianggap sebagai salah satu alat penting dalam praktik humas,
karena humas akan kesulitan menjalankan fungsinya tanpa adanya publisitas
(Morisaan, 2008).
13

Publikasi seringkali menjadi metode yang digunakan oleh humas untuk


mempromosikan lembaga mereka, umumnya dilakukan melalui dua pendekatan
(Erwin, 2015):

1. Publikasi lembaga melalui kegiatan tidak langsung


Kegiatan ini melibatkan komunikasi dengan masyarakat melalui media
perantara seperti radio, media cetak, televisi, pameran, dan internet.
2. Publikasi lembaga melalui kegiatan langsung
Kegiatan langsung adalah upaya publikasi yang dilakukan secara
langsung tanpa melibatkan perantara media. Ini mencakup interaksi tatap muka
seperti rapat bersama, konsultasi dengan tokoh masyarakat, bazar sekolah, dan
ceramah.

Dalam kegiatan publikasi lembaga atau sekolah, seorang profesional


hubungan masyarakat perlu memahami pasar yang menjadi target publikasi agar
promosi yang dilakukan dapat mencapai sasaran yang tepat. Media publikasi yang
dapat digunakan meliputi:

1. Media Cetak

Media ini mencakup penerbitan seperti brosur yang menggunakan kata, foto,
dan gambar dengan berbagai warna untuk menyampaikan informasi atau hiburan.
Keuntungan media cetak adalah kemampuannya menjangkau berbagai lapisan
masyarakat dengan biaya yang tergolong murah (Pasallo, 2013). Namun,
komunikasi melalui media cetak terbatas pada satu arah, tergantung pada konsep
penulis.

2. Media Elektronik

Terdiri dari televisi dan radio. Keuntungan media ini terletak pada
kemampuannya menjangkau audiens yang lebih luas daripada media cetak.
Keberhasilan penyebaran informasi melalui televisi bergantung pada program yang
disiapkan dan keberagaman acara, seperti ceramah umum, wawancara, diskusi, dan
lainnya. Sementara radio memiliki keunggulan seperti persiapan teks sebelum
14

siaran, tidak dipengaruhi faktor komunikator, dan dapat mencapai daerah terpencil
(Wahyuni, 2018).

3. Media Sosial

Media ini, juga dikenal sebagai jejaring sosial, melibatkan situs web dan
aplikasi yang memungkinkan pengguna membuat dan berbagi konten serta
berpartisipasi dalam jaringan sosial. Media sosial memungkinkan komunikasi tak
terbatas ruang, waktu, dan jarak, dan dapat dilakukan tanpa pertemuan langsung.
Beberapa platform media sosial meliputi Facebook, Twitter, dan Instagram (Watie,
2016).

F. Manajemen Humas
1. Perencanaan

Perencanaan merupakan tahap awal yang penting dalam sebuah kegiatan, yang
melibatkan penyusunan program untuk dimensi waktu yang dapat dibagi menjadi
long term (jangka panjang, 10 tahun ke atas), medium term (jangka menengah, 3-8
tahun), dan short term (jangka pendek, 1 tahun ke depan). Perencanaan juga
melibatkan dimensi spasial yang berkaitan dengan ruang dan batasan wilayah,
seperti cakupan wilayah regional dan nasional, serta perencanaan tata ruang. Selain
itu, dimensi teknis perencanaan mencakup tingkat makro, mikro, sektoral,
kawasan, dan proyek. Perencanaan adalah suatu proses yang melibatkan
penyusunan dan penetapan tujuan, identifikasi arah tujuan, serta cara untuk
mencapai tujuan tersebut (Arsyad & Azhar, 2003). Perencanaan mencakup
keputusan mengenai penetapan tujuan yang terdiri dari unsur tujuan dan pedoman.
Dalam konteks humas, tugas utamanya adalah merencanakan, mengemas, dan
memasarkan tujuan lembaga dengan cara membangun citra yang optimal. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan langkah awal dalam
memutuskan pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien dalam periode
waktu tertentu (Malayu & Hasibuan, 2007).
15

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah proses pembagian kerja, penentuan hubungan antar


pekerjaan, serta penyediaan lingkungan kerja dan fasilitas untuk mencapai efisiensi
dalam proses kerja (Siswanto, 2008). Pengorganisasian mencakup penentuan
aktivitas, penugasan kelompok, pendelegasian wewenang, dan pengaturan
hubungan wewenang (Ahmad, 2006). Kesimpulannya, pengorganisasian
melibatkan pembagian tugas dan tanggung jawab kepada individu yang kompeten.

Pelaksanaan fungsi pengorganisasian melibatkan beberapa tahap, yaitu:

a. Merinci pekerjaan untuk menentukan berbagai tugas yang diperlukan untuk


mencapai tujuan.
b. Membagi pekerjaan menjadi kelompok kegiatan untuk memudahkan penentuan
penanggung jawab sesuai dengan kualifikasi keahliannya.
c. Mengelompokkan keterkaitan antar pekerjaan
d. Menetapkan mekanisme kerja yang sesuai dengan koordinasi pekerjaan untuk
mencegah konflik antar anggota, dan melakukan monitoring untuk
menyesuaikan langkah-langkah guna meningkatkan efektivitas organisasi
(Fattah, 2006).
3. Pelaksanaan

Pelaksanaan humas sekolah melibatkan proses komunikasi dan kerjasama


dengan orang tua atau wali murid, serta masyarakat umum. Interaksi komunikasi
dan kolaborasi ini memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan sekolah.
Melalui komunikasi dan penyampaian informasi, dapat terjalin hubungan yang
harmonis dan menciptakan kesan serta citra positif terhadap sekolah.

4. Evaluasi

Evaluasi humas dapat dijelaskan sebagai suatu kegiatan yang mengumpulkan


informasi tentang kinerja suatu hal, yang nantinya informasi tersebut digunakan
untuk menentukan alternatif keputusan yang tepat. Fokus pada pengkajian evaluasi
di sini lebih difokuskan pada evaluasi program, terutama terkait dengan
16

kepentingan pimpinan atau manajer. Kepala Sekolah melakukan evaluasi terhadap


berbagai program dan kegiatan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat,
baik pemerintah, swasta, stakeholders, maupun masyarakat umum. Hal ini
bertujuan untuk menilai kinerja lembaga pendidikan yang dipimpinnya dalam
menjalin hubungan dengan masyarakat, termasuk dalam pencarian dukungan, ide,
sumber belajar, dan pembiayaan sekolah (Ariyanti & Anggung, 2021).
BAB III

PAPARAN DATA

A. Instrumen Hasil Wawancara


Adapun hasil observasi kelompok kami di SMA JENDRAL SUDIRMAN yang
di narasumberi oleh ibu Dra. Umamah selaku kepala humas.

NO INSTRUMEN WAWANCARA HASIL OBSERVASI


1. Bagaimana proses komunikasi antara Proses komunikasi antara sekolah dan
sekolah dan masyarakat sekitar masyarakat sekitar, sekolah melakukan
dilakukan? Apakah ada saluran kegiatan berupa mengundang masyarakat
komunikasi yang efektif? dalam program sekolah, seperti kegiatan
tasyakuran, selain itu humas sekolah juga
memanfaatkan media sosial untuk
menyampaikan informasi terkini,
mempublikasikan prestasi siswa, dan menjalin
interaksi dengan orang tua melalui platform
online atau median sosial berupa instagram.
Penyelenggaraan pertemuan rutin antara pihak
sekolah dan komite dilakukan sekolah untuk
dijadikan forum berbagi informasi dan sebagai
wadah untuk mendengarkan masukan dari
masyarakat sekitar, serta menciptakan saluran
komunikasi dua arah yang lebih efektif.

17
18

2. Apakah sekolah memiliki program atau Biasanya sekolah mengadakan sosialisasi pada
kegiatan khusus untuk meningkatkan orang tua siswa atau masyarakat terkait dengan
partisipasi orang tua dalam kehidupan progaram sekolah pada awal tahun ajaran baru.
sekolah? Tak hanya itu, sekolah juga mengadakan
pertemuan rutin antara guru dan orang tua
untuk membahas perkembangan individual
siswa, serta menyelenggarakan acara seperti
festival sekolah yang melibatkan partisipasi
orang tua, sehingga dapat memperkuat
keterlibatan mereka dalam kehidupan sekolah.
Selain itu, adanya swadaya masyarakat dalam
membangun RKB (Ruang Kelas Bersih)
melibatkan kontribusi dan partisipasi aktif dari
anggota masyarakat untuk meningkatkan
fasilitas pembelajaran di sekolah. Hal ini dapat
mencakup penyediaan tenaga kerja sukarela,
sumbangan material, atau dukungan finansial
untuk pembangunan dan perawatan ruang
kelas.
3. Bagaimana sekolah merencanakan dan Pihak sekolah merencanakan dan
melaksanakan pertemuan rutin dengan melaksanakan pertemuan rutin dengan orang
orang tua siswa? tua siswa melalui rapat sosialisasi program
sekolah, pelaksanaan ujian, ziarah, dan
penerimaan PIP, sekolah juga
menyelenggarakan pertemuan rutin berupa
forum diskusi berkala tentang perkembangan
akademis dan non-akademis siswa. Selain itu
,pihak sekolah juga memanfaatkan teknologi
seperti aplikasi pesan instan berupa whatshap
untuk berkomunikasi antara guru dengan orang
tua atau masyarakat, sehingga dengan adanya
forun tersebut diharapkan orang tua atau
masyarakat bisa mudah untuk berkomunikasi
dengan pihak sekolah. Langkah-langkah ini
membantu membangun komunikasi terus-
menerus antara sekolah dan orang tua,serta
menciptakan hubungan yang lebih erat untuk
mendukung perkembangan siswa.
19

4. Apakah pihak sekolah memiliki Strategi yang dilakukan sekolah untuk


strategi khusus untuk memastikan menmastikan informasi sekolah dapat
bahwa informasi terkait sekolah tersampaikan secara jelas dan tepat waktu pada
disampaikan secara jelas dan tepat masyarakat yaitu dengan membentuk tim
waktu kepada masyarakat? humas yang aktif dan responsif yang dapat
membantu memastikan bahwa komunikasi
dengan masyarakat berjalan lancar, dengan
menyediakan saluran terbuka bagi pertanyaan
dan umpan balik. Dengan demikian, strategi
ini membantu memastikan informasi sekolah
tersampaikan secara efisien dan efektif kepada
seluruh komunitas sekolah.
5. Apakah ada saluran komunikasi khusus Sekolah memiliki media komunikasi khusus
atau platform digital atau manual yang seperti grup paguyupan wali murid melalui
digunakan untuk berkomunikasi WhatsApp dan Instagram yang digunakan
dengan orang tua dan masyarakat? untuk menyampaikan informasi dan menjawab
pertanyaan orang tua, penggunaan situs web
sekolah yang teratur diperbarui yang menjadi
saluran digital yang efektif. Selain itu, pihak
sekolah dapat merencanakan pertemuan secara
langsung, seperti forum orang tua-guru atau
sesi tatap muka berkala, untuk memastikan
komunikasi yang lebih mendalam dan
melibatkan partisipasi aktif dari orang tua dan
masyarakat.
20

6. Apakah ada staf yang memiliki Ada, staf yang memiliki tanggung jawab
tanggung jawab khusus terkait khusus terkait manajemen humas digital
manajemen humas digital? biasanya bertugas untuk mengelola platform
digital sekolah, seperti situs web resmi sekolah
dan media sosial. Tugas tugas dari staf tersebut
meliputi publikasi informasi terbaru,
merespons pertanyaan dan umpan balik dari
masyarakat, serta memastikan konsistensi dan
relevansi konten yang disampaikan, dan
memastikan bahwa pesan yang disampaikan
sesuai dengan visi dan misi sekolah.
7. Jika ada platform online, bagaimana Sekolah membuat grup whatshap wali murid di
sekolah memastikan bahwa portal ini setiap kelas, dengan begitu menjadi strategi
mudah diakses dan dimengerti oleh tambahan untuk memastikan bahwa semua
semua orang tua? orang tua dapat memanfaatkan portal online
tersebut dengan maksimal, karena sekarang
sudah banyak wali murid yang mengenal
media sosial whatshap
21

8. Bagaimana staf pendidikan, Sekolah mengadakan pembinaan khusus bagi


administratif, dan guru bekerja siswa yang bermasalah yang melibatkan wali
bersama untuk mencapai tujuan murid, staf pendidikan, administratif, dan guru
hubungan sekolah dengan masyarakat? dapat bekerja bersama untuk mencapai tujuan
hubungan sekolah dengan masyarakat melalui
koordinasi yang erat. Ini mencakup
penyelenggaraan pertemuan rutin antara guru
dan orang tua untuk membahas perkembangan
siswa, menggandeng staf administratif untuk
menyampaikan informasi terkini, serta
memanfaatkan pertemuan guru sekolah untuk
membangun strategi komunikasi yang efektif.
Dengan demikian, kolaborasi di berbagai
tingkatan staf dapat menciptakan hubungan
yang positif antara sekolah dan masyarakat,
mendukung pencapaian tujuan bersama dalam
pendidikan.
9. Apakah terdapat kampanye atau Ya, terdapat kampanye atau program khusus
program khusus untuk meningkatkan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kesadaran orang tua tentang peran kesadaran orang tua tentang peran mereka
mereka dalam menciptakan lingkungan dalam menciptakan lingkungan belajar yang
belajar yang efektif? efektif, kampanye tersebut biasanya dilakukan
melalui rapat wali murid yang diselenggarakan
oleh pihak sekolah.
22

10. Pihak sekolah biasanya mengadakan Pihak sekolah menggunakan strategi publikasi,
komunikasi dengan tokoh masyarakat seperti mengirimkan postingan di instagram
menggunakan teknik yang seperti apa? serta pemasangan banner tentang kegiatan dan
prestasi sekolah kepada media lokal yang
kemudian dapat menjangkau tokoh
masyarakat. Selain itu, mengadakan acara
khusus atau undangan pribadi kepada tokoh
masyarakat untuk menghadiri kegiatan sekolah
dapat menjadi teknik yang efektif dalam
membangun hubungan dan mendapatkan
dukungan mereka, serta melibatkan tokoh
masyarakat dalam program atau proyek
sekolah dalam proses pembangunan sarana dan
prasarana sekolah yang dapat menjadi cara
untuk meningkatkan interaksi dan komunikasi
yang lebih dalam.
11. Apakah sekolah memiliki program Iya, terkait dengan program pengadaan sarpras,
kemitraan bersama dengan tokoh seperti pembuatan paving dan batako untuk
masyarakat dalam mendukung program membangun ruang kelas.
atau kegiatan tertentu di sekolah?
23

12. Apakah pihak sekolah mengadakan Selain kerjasama dalam kegiatan PHBI dengan
kerjasama dengan instansi peme-rintahtakmir masjid, penyaluran bantuan duafa, dan
dan swasta? berupa kegiatan apa? Ramadhan berkah, pihak sekolah juga
menjalin kemitraan dengan beberapa kampus
untuk menyalurkan siswa yang ingin
melanjutkan pendidikannya, dan beberapa
bursa kerja untuk menyalurkan siswa yang
sudah lulus. Melalui kerjasama ini, sekolah
dapat memberikan peluang yang lebih baik
bagi siswa dalam menghadapi tantangan di
dunia kerja setelah lulus sekolah.
13. Bagaimana sekolah memantau Sekolah dapat memantau efektivitas program
efektivitas program hubungan sekolah hubungan sekolah dengan masyarakat melalui
dengan masyarakat? beberapa metode evaluasi. Ini melibatkan
survei kepada orang tua, siswa, dan
masyarakat sekitar untuk mengukur persepsi
mereka terhadap program tersebut. Selain itu,
analisis data mengenai partisipasi orang tua
dalam kegiatan sekolah, tingkat kehadiran
pada pertemuan, dan tanggapan terhadap
informasi yang disampaikan dapat
memberikan gambaran tentang sejauh mana
program tersebut berhasil. Penggunaan
indikator kinerja, seperti peningkatan
partisipasi orang tua atau peningkatan
pemahaman masyarakat tentang kebijakan
sekolah, juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas program.
Mengadakan pertemuan evaluasi internal
secara berkala dengan staf dan melibatkan
tokoh masyarakat dalam diskusi dan membuat
perbaikan jika diperlukan.
14. Bagaimana sekolah menilai pencapaian Sekolah dapat menilai pencapaian tujuan
tujuan yang telah ditetapkan dalam dalam program humas dengan analisis
program hubungan sekolah dengan partisipasi orangtua dalam program sekolah,
masyarakat? umpan balik dari masyarakat, serta pertemuan
internal dan eksternal sekolah dengan
masyarakat.
BAB IV

PENJELASAN

A. Implementasi Humas di SMA Jenderal Sudirman kalipare


Berdasarkan hasil observasi di SMA Jenderal Sudirman Kalipare, proses
komunikasi antara sekolah dan masyarakat sekitar dilakukan melalui beberapa
kegiatan, seperti mengundang masyarakat dalam program sekolah, memanfaatkan
media sosial untuk menyampaikan informasi terkini, dan penyelenggaraan pertemuan
rutin antara pihak sekolah dan komite untuk dijadikan forum berbagi informasi dan
sebagai wadah untuk mendengarkan masukan dari masyarakat sekitar. Selain itu,
sekolah juga menciptakan saluran komunikasi dua arah yang lebih efektif. Prinsip
integritas yang diterapkan dalam komunikasi di SMA Jenderal Sudirman Kalipare
tersebut bertujuan untuk membina hubungan kerjasama yang erat dengan masyarakat
dan orang tua murid, dengan fokus pada peningkatan kualitas pendidikan. Dalam hal
terdapat permasalahan di sekolah, pihak sekolah selalu transparan dalam memberikan
informasi kepada masyarakat dan orang tua murid. Tujuannya adalah agar masyarakat
dapat mengetahui masalah yang dihadapi sekolah, sehingga dapat memberikan
dukungan yang dibutuhkan. Pemeliharaan karakter integritas menjadi nilai kolektif
yang dihargai tinggi oleh masyarakat, dengan harapan dapat memberikan kontribusi
positif dalam meningkatkan citra masyarakat dan memajukan lingkungannya.
Keberadaan karakter integritas dalam masyarakat dianggap sebagai faktor kunci yang
mampu mendorong kemajuan dan peningkatan mutu pendidikan, sebagaimana
diungkapkan oleh (Kurniawan & Rahayu, 2020). Berdasarkan penjelasan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa segala kegiatan sekolah, termasuk yang bersifat akademik
dan nonakademik, perlu disampaikan secara terbuka kepada masyarakat tanpa
menyembunyikan informasi apapun. Pendekatan ini bertujuan untuk mengajak
masyarakat bekerja sama dalam mendukung berbagai program sekolah, khususnya
dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Transparansi tersebut dianggap kunci
untuk mencapai kesuksesan dan partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung visi
dan misi sekolah.

24
25

Sekolah sering mengadakan program atau kegiatan khusus untuk meningkatkan


partisipasi orang tua dalam kehidupan sekolah. Beberapa contoh kegiatan yang
dilakukan sekolah meliputi, sosialisasi pada orang tua siswa atau masyarakat terkait
dengan progaram sekolah pada awal tahun ajaran baru, pertemuan rutin antara guru
dan orang tua untuk membahas perkembangan individual siswa, mengadakan festival
sekolah yang melibatkan partisipasi orang tua, sehingga dapat memperkuat keterlibatan
mereka dalam kehidupan sekolah, swadaya masyarakat dalam membangun RKB
(Ruang Kelas Bersih) melibatkan kontribusi dan partisipasi aktif dari anggota
masyarakat untuk meningkatkan fasilitas pembelajaran di sekolah, seperti penyediaan
tenaga kerja sukarela, sumbangan material, atau dukungan finansial untuk
pembangunan dan perawatan ruang kelas.

Dalam meningkatkan partisipasi orang tua tersebut, sekolah juga menerapkan


prinsip integritas dalam menjaga hubungan komunikasi bersama masyarakat. Integritas
menjadi dasar utama dalam merencanakan kinerja yang optimal di semua bidang
organisasi (Syahrudin & Thoharudin, 2020). Integritas inilah yang menjadi landasan
terbentuknya kerjasama yang kuat di dalam struktur organisasi. Informasi yang
diberikan kepada masyarakat atau orang tua murid dilakukan secara terpadu baik
akademik maupun nonakademik, dan masyarakat sangat mendukung hal itu.
Komunikasi sekolah dengan masyarakat dalam menjalin kerjasama cukup baik, dan
informasi yang diberikan kepada masyarakat atau orang tua murid tidak hanya
dilakukan oleh humas tetapi seluruh guru disekolah juga ikut serta dalam menjalin
komunikasi.

Berdasarkan hasil observasi di SMA Jenderal Sudirman Kalipare, sekolah


merencanakan dan melaksanakan pertemuan rutin dengan orang tua siswa melalui
beberapa kegiatan, seperti rapat sosialisasi program sekolah, pelaksanaan ujian, ziarah,
penerimaan PIP, serta forum diskusi berkala tentang perkembangan akademis dan non-
akademis siswa. Selain itu, sekolah juga memanfaatkan teknologi seperti aplikasi pesan
instan berupa WhatsApp untuk berkomunikasi antara guru dengan orang tua atau
masyarakat, sehingga dengan adanya forum tersebut diharapkan orang tua atau
26

masyarakat bisa mudah untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah. Langkah-langkah


ini membantu membangun komunikasi terus-menerus antara sekolah dan orang tua,
serta menciptakan hubungan yang lebih erat untuk mendukung perkembangan siswa.

Dalam pengimplementasian humas, SMA Jenderal Sudirman Kalipare, sekolah


memiliki strategi khusus untuk memastikan bahwa informasi terkait sekolah
disampaikan secara jelas dan tepat waktu kepada masyarakat. Salah satu strategi yang
dilakukan sekolah adalah dengan membentuk tim humas yang aktif dan responsif yang
dapat membantu memastikan bahwa komunikasi dengan masyarakat berjalan lancar,
dengan menyediakan saluran terbuka bagi pertanyaan dan umpan balik. Dengan
demikian, strategi ini membantu memastikan informasi sekolah tersampaikan secara
efisien dan efektif kepada seluruh komunitas sekolah. Penanganan tersebut perlu
diberikan, karena dapat mempengaruhi jalannya kegiatan operasional sebuah sekolah.
Seorang individu yang menyampaikan pesan atau informasi (komunikator) harus
mampu menyampaikan informasinya dengan jelas kepada penerima pesan, sehingga
maksudnya dapat dipahami dengan baik dan mencegah terjadinya perbedaan persepsi
di antara para penerima pesan (Oktavia, 2016).

SMA Jenderal Sudirman Kalipare, sudah memiliki beberapa saluran


komunikasi khusus atau platform digital dan manual yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan orang tua dan masyarakat. Salah satu saluran komunikasi digital
khusus yang dimiliki sekolah adalah grup paguyupan wali murid melalui WhatsApp
dan Instagram yang digunakan untuk menyampaikan informasi dan memastikan
informasi tersebut dapat dijangkau dan menjawab pertanyaan orang tua. Selain itu,
sekolah juga menggunakan situs web sekolah yang teratur diperbarui sebagai saluran
digital yang efektif. Di SMA Jenderal Sudirman Kalipare memiliki staf yang
bertanggung jawab khusus terkait manajemen humas digital biasanya bertugas untuk
mengelola platform digital sekolah, seperti situs web resmi sekolah dan media sosial.
Tugas - tugas dari staf tersebut meliputi publikasi informasi terbaru, merespons
pertanyaan dan umpan balik dari masyarakat, serta memastikan konsistensi dan
relevansi konten yang disampaikan, dan memastikan bahwa pesan yang disampaikan
27

sesuai dengan visi dan misi sekolah. Sedangkan teknik manual merupakan teknik yang
digunakan tanpa menggunakan alat serta mesin dalam hubungan lembaga pendidikan
dengan masyarakat, dalam hal ini pihak melakukan perencanaan pertemuan secara
langsung, seperti forum orang tua-guru atau sesi tatap muka berkala, untuk memastikan
komunikasi yang lebih mendalam dan melibatkan partisipasi aktif dari orang tua dan
masyarakat. Selain itu pihak sekolah juga melakukan pemasangan banner tentang
kegiatan dan prestasi sekolah. kepada media lokal yang kemudian dapat menjangkau
tokoh masyarakat.

Pihak humas di SMA Jenderal Sudirman Kalipare memiliki program kemitraan


bersama dengan tokoh masyarakat dalam mendukung program atau kegiatan tertentu
di sekolah sebagai contoh pelibatan proyek sekolah dalam proses pembangunan sarana
dan prasarana sekolah. Kegiatan tersebut adalah pembuatan paving dan batako untuk
membangun ruang kelas. Kemitraan lain yang terjalin dengan SMA Jenderal Sudirman
Kalipare adalah kerjasama dalam kegiatan PHBI dengan takmir masjid berupa
penyaluran bantuan duafa, dan Ramadhan berkah, selain itu pihak sekolah juga
menjalin kemitraan dengan beberapa kampus untuk menyalurkan siswa yang ingin
melanjutkan pendidikannya, dengan hal itu pihak sekolah melakukan kegiatan Goes to
Campus sebagai bentuk pengenalan siswa terhadap perguruan tinggi dan bekerja sama
dengan beberapa bursa kerja untuk menyalurkan siswa yang sudah lulus. Melalui
kerjasama ini, sekolah dapat memberikan peluang yang lebih baik bagi siswa dalam
menghadapi tantangan di dunia kerja setelah lulus sekolah. Dengan adanya berbagai
rogram pendidikan yang inovatif dan berkualitas, sekolah memanfaatkan hal tersebut
sebagai wadah promosi, dengan begitu sekolah dapat lebih efektif menyampaikan nilai-
nilai unik dan potensi yang dimiliki, sehingga masyarakat merasa tertarik untuk
bergabung dan memberikan kesempatan terbaik bagi perkembangan anak-anak
mereka.

Untuk memantau efektivitas program hubungan sekolah dengan masyarakat


sekolah melakukan evaluasi melalui beberapa metode evaluasi. Evaluasi ini melibatkan
survei kepada orang tua, siswa, dan masyarakat sekitar untuk mengukur persepsi
28

mereka terhadap program tersebut. Selain itu, analisis data mengenai partisipasi orang
tua dalam kegiatan sekolah, tingkat kehadiran pada pertemuan, dan tanggapan terhadap
informasi yang disampaikan. dapat memberikan gambaran tentang sejauh mana
program tersebut berhasil. Penggunaan indikator kinerja, seperti peningkatan
partisipasi orang tua atau peningkatan pemahaman masyarakat tentang kebijakan
sekolah, juga dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas program. Mengadakan
pertemuan evaluasi internal secara berkala dengan staf dan melibatkan tokoh
masyarakat dalam diskusi dan membuat perbaikan jika diperlukan. Selain itu pihak
sekolah dapat menilai pencapaian tujuan dalam program humas dengan menggunakan
analisis partisipasi orangtua dalam program sekolah, umpan balik dari masyarakat,
serta pertemuan internal dan eksternal sekolah dengan masyarakat.
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
SMA Jenderal Sudirman adalah pendekatan yang beragam untuk menjalankan
proses komunikasi dengan masyarakat sekitar. Salah satu metode yang diidentifikasi
adalah kegiatan partisipatif, seperti undangan kepada masyarakat dalam program-
program sekolah, seperti tasyakuran. Pendekatan ini dapat menciptakan ikatan antara
sekolah dan masyarakat, memungkinkan pertukaran langsung informasi dan
pengalaman. Selain itu, penggunaan media sosial oleh humas sekolah juga
memungkinkan akses lebih cepat kepada masyarakat, tidak hanya memungkinkan
interaksi langsung dan respons cepat dari orang tua atau masyarakat sekitar.

SMA Jendral Sudirman telah mengimplementasikan berbagai program dan khusus


untuk meningkatkan partisipasi orang tua dalam kehidupan sekolah. Salah satu
pendekatan yang diidentifikasi adalah sosialisasi pada orang tua siswa atau masyarakat
pada awal tahun ajaran baru. Melalui kegiatan ini, sekolah dapat memperkenalkan
program-program baru, tata tertib sekolah, serta memberikan informasi penting lainnya
kepada orang tua. Sosialisasi bertujuan untuk menciptakan pemahaman yang lebih baik
tentang kehidupan sekolah dan mendorong keterlibatan orang tua sejak dini.

Pertemuan rutin antara guru dan orang tua juga menjadi strategi efektif dalam
meningkatkan partisipasi. Diskusi ini menciptakan kesempatan bagi orang tua untuk
menyampaikan masukan atau keprihatinan mereka, membangun komunikasi terbuka
antara sekolah dan orang tua.

29
30

B. Dokumentasi
31

C. Surat Izin Observasi


DAFTAR RUJUKAN

Ahmad, I. (2006). Al-Idarah fi Al-Islam. Terj.Dimyauddin Djuwaini, Manajemen


Syariah: sebuah Kajian Historis dan Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo.
Ariyanti, N., & Anggung, M. M. P. (2021). Evaluasi Manajemen Hubungan
Masyarakat dan Sekolah (Studi Kasus di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah
Purwodadi Pasuruan). Idarah (Jurnal Pendidikan Dan Kependidikan), 5(2),
103–126. https://doi.org/10.47766/idarah.v5i2.133
Arsyad, & Azhar. (2003). Pokok-pokok Manajemen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Divina, A., Saifullah, A., & Misyaroh. (2023). Strategi Manajemen Humas dalam
Meningkatkan Citra Pendidikan Dasar. Jurnal.Ustjogja.Ac.Id, 5(3), 389–400.
Erwin, I. (2015). Memebangun Citra Publik dalam Lembaga Pendidikan Islam.
Universum, 9, 265–274.
Fattah, N. (2006). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Frazier, M. (2005). Humas Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kulitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Kurniawan, H., & Rahayu, S. (2020). Pemeranan dan Internalisasi Karakter Integritas
Dalam Pelayanan Literasi Masyarakat. Integritas: Jurnal Antikorupsi, 6(2), 341–
354. https://doi.org/10.32697/integritas.v6i2.680
Kusumastuti. (2002). Dasar Dasar Humas. Jakarta: Ghaila Indonesia.
Linggar, & Aggoro. (2002). Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Malayu, & Hasibuan. (2007). Manajemen Dasar, pengertian, dan masalah. Jakarta:
Bumi Aksara.
Morisaan. (2008). Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas
Profesional. Jakarta: Kencana.
Oktavia, F. (2016). Upaya Komunikasi Interpersonal Kepala Desa Borneo Sejahtera
Dengan Masyarakat Desa Long Lunuk. Ilmu Komunikasi, 4 (1).
Pasallo, F. A. S. (2013). Peran media massa cetak dalam menigkatkan pariwisata
danau dua rasa. Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(4), 91.
Pohan, Z. (2018). Peran Humas ( Public Relathions ). Jurnal Sintesa, 18(1), 103–110.
Rimayanti Rimayanti, Ruhiyat, & Rasib, A. (2019). Manajemen Humas dalam
Memelihara Citra Perusahaan. Reputation : Jurnal Hubungan Masyarakat, Vol 2

32
No 1.
Rosady, & Ruslan. (2006). PR dan Komunikasi metode penelitian. Jakarta: PT
Grafindo Persada.
Ruslan, & Rosady. (2003). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi.
Jakarta: PT Raja Grafindo.
Siswanto. (2008). Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Soemirat, S., & Ardianto, E. (2010). Dasar-dasar Public Relations. Bandung:
Rosdakarya.
Syahrudin, H., & Thoharudin, M. (2020). Pengaruh Integritas Kelompok terhadap
Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Jembatan: Jurnal Ilmiah Manajemen, 17(2), 99–116.
Uchjana, & Onong. (2004). Humas Relations dan Public Relations. Bandung:
Mandar Maju.
Wahyuni, N. Y. (2018). Pencitraan: Upaya Membangun Public Opinion Bagi
Lembaga Pendidikan Islam. Al-Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
2(1), 64–79. https://doi.org/10.33650/al-tanzim.v2i1.249
Watie, E. D. S. (2016). Komunikasi dan Media Sosial (Communications and Social
Media). Jurnal The Messenger, 3(2), 69.
https://doi.org/10.26623/themessenger.v3i2.270

33

Anda mungkin juga menyukai