Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN HASIL MINIRISET

“ ANALISIS IMPLEMENTASI DAN MUTU LAYANAN MANAJEMEN BERBASIS


SEKOLAH DI MIN 5 ASAHAN ”

Disusun oleh :

KELOMPOK 3

1. Ade Prita Putri M. :1202411005

2. Hemaliana Nur Afni : 1203111083

3. Magda Simbolon : 1202411007

4. Melita Sagala : 1202411001

Kelas : Reg F-PGSD 2020

Mata Kuliah : Manajemen Kelas

Dosen pengampu : Dra. Sorta Simanjuntak, MS.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan laporan hasil mini riset untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Kelas dengan tepat waktu. Melalui tugas ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dra. Sorta Simanjuntak, MS. selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Kelas yang
telah memberikan pengarahan, motivasi, serta ilmunya yang sangat bermanfaat untuk kami.

Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan kata-kata yang kurang berkenan, kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga dengan
selesainya tugas kelompok ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Medan, 08 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................................... 1
B. Batasan Masalah ................................................................................................................. 2
C. Tujuan Survei ..................................................................................................................... 2
D. Manfaat ............................................................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................................ 3
KAJIAN TEORI ....................................................................................................................... 3
A. Pengertian Umum Manajemen ........................................................................................... 3
B. Fungsi-Fungsi Manajemen ................................................................................................. 4
C. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) .............................................................. 6
D. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah....................................................................... 6
E. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) .................................................................... 7
F. Manajemen Komponen Sekolah ........................................................................................ 8
G. MBS sebagai Manajemen Peningkatan Mutu .................................................................... 9
BAB III .................................................................................................................................... 10
METODE PENELITIAN....................................................................................................... 10
A. Jenis Penelitian ................................................................................................................. 10
B. Lokasi Penelitian .............................................................................................................. 10
C. Sampel / Responden ......................................................................................................... 10
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................... 10
E. Teknik Analisis Data ........................................................................................................ 10
BAB IV..................................................................................................................................... 11
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................... 11
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .............................................................................................. 11
B. Gambaran Hasil ................................................................................................................ 11
BAB V ...................................................................................................................................... 13
PENUTUP ............................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan....................................................................................................................... 13
C. Saran ................................................................................................................................. 13

iii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebuah negara disebut maju apabila sumber daya manusianya memiliki kualitas.
Kualitas tersebut dihasilkan salah satunya dari bidang pendidikan. Karena kualitas ini
yang nantinya akan dijadikan daya saing di tengah era globalisasi. Kualitas itu sendiri
adalah pribadi yang serasi, selaras, dan seimbang dalam berbagai aspek. Dari hal tersebut
maka pendidikan dituntut untuk memiliki program pengajaran yang jelas, sarana dan
prasarana yang memadai, pendidik yang terampil, dan lain hal sebagainya. Namun, dalam
kenyataannya pendidikan belum sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat.
Hal ini ditandai dengan masih rendahnya mutu pendidikan yang terjadi disetiap
sekolah. Menurut Survei yang dilakukan oleh Programme For International Student
Assessement (PISA) pada tahun 2015, Indonesia berada diposisi 69 dari 76 peserta survei
PISA. Rincian hasil survei meliputi sains sebesar 403 poin, matematika sebesar 386 poin
dan membaca sebesar 397 poin. Melalui hasil survei tersebut maka Indonesia masih
tertinggal jauh untuk terus memperbaiki mutu pendidikan.
Mutu pendidikan yang masih rendah berakibat pada hasil lulusan yang masih rendah,
baik kompetensi akademik ataupun non-akademik dan kejuruan, lulusan yang kurang
diserap dalam dunia kerja maupun untuk melanjutkan sekolah kejenjang berikutnya.
Sehingga, membuat masyarakat merasa pesimis terhadap sekolah. Hal ini terjadi
disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah menejemen pendidikan. Sejarahnya
sistem pendidikan dilakukan dengan model sentralistik. Pengambilan kebijakan hanya
dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah atau sekolah sebagai penerima dan bersifat
pasif. Sehingga, banyak sekali pengambilan keputusan tidak sesuai dengan keadaan nyata
atau riil dalam lapangan. Kesenjangan kebutuhan dan garis keputusan kadang tidak sesuai
dengan keperluan di sekolah.
MBS atau manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari School Based
Management. Tujuan utama manajemen berbasis sekolah adalah untuk mengembangkan
prosedur kebijakan sekolah, memecahkan masalah-masalah umum, memanfaatkan semua
potensi individu yang tergabung dalam tim tersebut. Sehingga sekolah selain dapat
mencetak orang yang cerdas serta emosional tinggi, juga dapat mempersiapkan tenaga –
tenaga pembangunan. Menurut Mulyasa (2004: 13), tujuan utama Manajemen Berbasis
Sekolah adalah meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Peningkatan
efisiensi diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya yang ada, partisipasi
masyarakat, dan penyederhanaan birokrasi. Peningkatan mutu diperoleh melalui
partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah, peningkatan profesionalisme guru,
adanya hadiah dan hukuman sebagai kontrol, serta hal lain yang dapat
menumbuhkembangkan suasana yang kondusif.

B. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dapat diketahui bahwa masih terdapat
permasalahan 8 standar nasional pendidikan di tingkat SD/MI. Maka dari itu, penulis akan
mengkaji 3 permasalahan yang berkaitan dengan standar penilaian nasional di MIN 5 Asahan.
3 permasalahan standar nasional pendidikan tersebut antara lain: standar proses, standar
pendidikan dan tenaga kependidikan, dan standar sarana dan prasarana.

C. Tujuan Survei
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan 3 permasalahan terkait Standar Nasional
Pendidikan di MIN 5 Asahan.

D. Manfaat
Mengetahui permasalahan terkait Standar Nasional Pendidikan di MIN 5 Asahan.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Umum Manajemen


Istilah manajemen berasal dari bahasa Inggiris dengan kata dasar manage" yang berarti
kelola, jadi manajemen berarti pengelolaan. Kata pengelolaan dapat diartikan sebagai
penggunaan sumber daya baik berupa material maupun personal secara efektif untuk
mencapai sasaran Pengelolaan merupakan proses yang memberikan pengawasan terhadap
semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan tertentu.
Pemahaman yang jelas akan konsep dasar manajemen ini dapat dilakukan dengan
menganalisis pandangan tentang manajemen itu sendiri. Beberapa pandangan tentang manaje
men, diantaranya adalah sebagai berikut (Swarno, 1984)

1) Manajemen sebagai suatu sistem (management as a system), maksudnya sebagai suatu


kerangka kerja yang terdiri dari berbagai bagian/ komponen yang secara keseluruhan
saling berkaitan dan diorganisir sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
2) Manajemen sebagai suatu proses (management as a process), maksudnya serangkaian
kegiatan yang diarahkan pada pencapaian tujuan dengan pemanfaatan sumber yang
ada secara maksimal.
3) Manajemen sebagai suatu fungsi (management as a function) maksudnya manajemen
mempunyai serangkaian kegiatan-kegiatan terlentu yang dapat dilakukan
sendirisendiri tanpa menunggu salesal nya kegiatan yang lain, sekalipun kegiatan-
kegiatan yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dalam rangka pencapaian
tujuan suatu organisasi.

Beberapa ahli mencoba mendefenisikan istilah manajemen itu sepert bawah in

1. H.Koontz & Donnel yang mengatakan bahwa "management involve getting things
done through a with people" (manajemen berhubungan dengan pencapaian suatu
tujuan yang dilakukan melalui de dengan orang-orang lain)
2. DR.R.Makharita, yang mengemukakan bahwa "management is the untilization of
available or potentia resources is achieving a given ends" (manajemen adalah
pemanfaatan sember-sember daya yang tersedia atau yang berpotensial di dalam
mencapai tujuan

3
3. Ir. Tom Degenaars mengatakan management is defined as a process dealing with a
guided group activity and based on distinct obyektives which have to be achieved by
the involment of human and non-human resources" (Manajemen di defenisikan
sebagai sutu proses yang berhubungan dengan bimbingan kegiatan kelompok dan
berdasarkan atas tujuan yang jelas yang harus dicapai dengan menggunakan
sumbersumber tenaga manusia dan sumber yang bukan tenaga manusia. Managemant
resources (sumber/ sarana manajeman) ialah orang, (man), uang (money), material
(material), peralatan mesin (machine), metode (method), waktu (time), dan prasarana
lainnya seperti tanah, gedung, alat angkutan, dan sebagainaya.
4. George R.Terry yang mengatakan management is distinct pocess consisting of
planning,organizing actuating, and controlling, untilifing in each both science and art
and followed in order to accomplish predetermined objectives" (Artinya, manajemen
adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan tindakan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan lainnya.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa manajemen adalah
suatu proses pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan suatu organisasai lembaga yang telah ditentukan sebelumnya. Lebih dari situ
lagi dijelaskan bahwa manajemen adalah merupakan kemampuan untuk mendayagunakan
segala sumber daya baik sumber daya manusa atau sumber daya material lainnya secara
efektif dan efisien bagi pencapaian tujuan suatu organisasi yang telah digariskan sebelumnya.
Dengan demikian disimpulkan bahwa konsep manajemen dapat dimakmal dengan
mengandung tiga hal yakni: proses, pendayagunaan, serta seluruh sumber daya organisasi
yang telah ditetapkan. Maksudnya manajemen dikatakan sebagai suatu proses karena didalam
pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan langkah-langkah tertentu secara terintegrasi bagi
pencapaian tujuan.

B. Fungsi-Fungsi Manajemen
Manajemen sebagai suatu proses berlangsung dalam suatu rangkaian berurutan yang saling
berkaitan satu sama lain, pengertian proses mengacu kepada serangkaian kegitan yang
dimulai dari penetuan sasaran ( tujuan) sampai berakhimya sasaran/tercapainya tujuan.
Rangkaian kegiatan tersebut di awali dengan perumusan tujuan- perencanaan, lalu
dilanjutkan dengan pelaksanaan, dan selama pelaksaan dilakukan pengawasan dan atau

4
penilaian, diakhin dengan pemberian umpan balik/tindak lanjut (follow up) Rangkaian
kegiatan tersebut sering disebut dengan fungsi manajemen atau proses manajemen. Fungsi,
artinya kegiatan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam usaha mencapau tujuan.
Fungsi manajemen telah banyak dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah:

a. William H. Newman dengan mengklasifikasikan fungsi manajemen atas lima kegiatan


dengan akronomi POASCO, yakni:
(1) Planning perencanaan
(2) Organizing-pengorganisasian
(3) Assembling resource - pengumpulan sumber
(4) Supervising-pengandalan
(5) Concrolling-pengawasan

b. Dalton E Mc Farland, membaginya atas tiga fungsi dengan akronomi POCO, yakni: (1)
Planning
(2) Organizing
(3) Controlling

c. H. Koontz & O'Donnel, mengklasifikasikannya atas lima protes dengan akronimi


PODICO yakni:
(1) Planning
(2) Organizing
(3) Sraffing
(4) Directing
(5) controlling

d. Luther Gulick membaginya atas tujuh fungsi dengan akronomi POSDCORB yakni: (1)
Planning
(2) Organizing
(3) sraffing
(4) directing
(5) coordinanting
(6) reporting
(7) Budgeting

5
C. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Menurut Sri Minarti (2012:50), Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) secara bahasa
berasal dari tiga kata, yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah proses
menggunakan sumber daya secara efektif untk mencapai sasaran. Berbasis memiliki kata
dasar basis yang berarti dasar atau asas. Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar
serta tempat untuk menerima dan memberikan pelajaran. Berdasarkan penjelasan tersebut,
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat diartikan sebagai penggunaan sumber daya yang
berasaskan pada sekolah dalam proses pembelajaran.

Suparlan (2013:49), mendefinisikan MBS sebagai satu strategi untuk meningkatkan


sekolah dengan menyerahkan otoritas pengambilan keputusan secara signifikan dari negara
dan Kabupaten kepada satuan pendidikan secara individual. MBS menyediakan para kepala
sekolah, guru-guru, para siswa, dan para orang tua siswa untuk melakukan pengawasan
secara kelebih besar terhadap proses pendidikan dengan memberikan tanggung jawab untuk
pengambilan anggaran, personel dan kurikulum.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa MBS merupakan suatu strategi
pengelolaan penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang menekankan pada pengerahan dan
pendayagunaan sumber internal sekolah dan lingkungannya secara efektif dan efisien
sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas dan bermutu. Dengan kata lain, penerapan
MBS disatuan pendidikan sekolah sesungguhnya terkait dengan bagaimana proses penentuan
kebijakan sekolah harus ditetapkan oleh sekolah.

D. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah


Levacic, seperti yang di kutip oleh Ibrahim Bafadhal, (2006:82) menjelaskan bahwa
dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), ada tiga karakteristik yang menjadi ciri khas dan
harus dikedepankan dari yang lain pada manajemen tersebut, ketiga karakteristik tersebut,
yaitu :

(1) Kekuasaan dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan peningkatan mutu pendidikan yang didesentralisasikan kepada para
stakeholder sekolah;
(2) Domain manajemen peningkatan mutu pendidikan yang mencangkup keseluruhan
aspek peningkatan mutu pendidikan, mencangkup kurikulum, kepegawaian,
keuangan, sarana dan prasarana, penerimaan dan siswa baru;

6
(3) Walaupun keseluruhan domain manajemen peningkatan mutu pendidikan
didesentralisasikan kepada sekolah-sekolah, diperlukan regulasi yang mengatur fungsi
kontrol pusatterhadap keseluruhan pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawab
pemerintah.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Saeful Sagala (2009:161) yang menyatakan
karakteristik MBS adalah : (a) Prestasi pembelajaran dan manajemen sekolah yang efektif;
(b) kepemimpinan sekolah yang visioner dan berjiwa entrepreneurship; (c) menempatkan
kewenangan yang bertumpu pada sekolah dan masyarakat; (d) senantiasa melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik; (e) melakukan analisisi kebutuhan, perencanaan,
pengemabangan dan evaluasi kinerja sesuai dengan visi dan misi untuk mencapai target
sekolah; (f) kesejahteraan personil sekolah yang cukup; (g) pengelolaan dan pengunaan
anggaran yang tepat sasaran dan dapat dipertanggung jawabkan.

E. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)


Rohiat (2009:8) Manajemen Berbasis Sekolah bertujuan untuk meningkatkan kinerja
sekolah melalui pemberian kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada kepala
sekolah yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tata pengelolaan sekolah yang baik,
yaitu partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Kinerja sekolah meliputi peningkatan
kualitas, efektivitas, efisiensi, produktivitas dan inovasi pendidikan.

Menurut Syarifuddin (2008:158), menyatakan bahwa tujuan MBS adalah pemberian


otonomi sekolah dan peningkatan partisipasi masyarakat yang tinggi untuk mencapai
efesiensi, mutu dan pemerataan pendidikan. Sedangkan menurut Zainudin (2008:63), pada
prinsipnya MBS bertujuan untuk memberdayakan sekolah dalam menetapkan berbagai
kebijakan internal sekolah yang mengarah pada peningkatan mutu dan kinerja sekolah secara
keseluruhan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa tujuan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) adalah peningkatan mutu pendidikan, yaitu dengan memandirikan sekolah untuk
mengelola lembaga bersama pihak-pihak terkait (guru, siswa, masyarakat, wali murid, dan
instansi lain) sehingga sekolah dan masyarakat tidak perlu lagi menunggu instruksi dari atas
dalam mengambil langkah-langkah untuk memajukan pendidikan. Mereka dapat
mengembangkan suatu visi pendidikan sesuai dengan keadaan setempat dan melaksanakan
visi tersebut secara mandiri.

7
F. Manajemen Komponen Sekolah
Ruang lingkup dan bidang kajian manajemen sekolah juga merupakan ruang lingkup dan
bidang kajian manajemen pendidikan. Namun demikian, manajemen pendidikan mempunyai
jangkauan yang lebih luas dibandingkan manajemen sekolah. Permendiknas No 19 Tahun
2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
yang menjelaskan mengenai penerapan Manajemen pada satuan pendidikan. Setidaknya
terdapat tujuh komponen manajemen sekolah yang dikelola dengan baik dalam rangka
pelaksanaa MBS, yaitu :

1. Manajemen Kurikulum

Kurikulum adalah semua mata pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan
kepada siswa selama mengikuti suatu pendidikan tertentu agar setiap anak dapat mencapai
suatu tujuan pendidikan yang diharapkan dengan kata lain kurikulum merupakan inti bidang
pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. (Arikunto dan
Yuliana, 2009:131). Sedangkan pengembangan kurikulum adalah istilah komperhensif
dimana di dalamnya mencangkup perencanaan, penerapan dan evaluasi.

2. Manajemen Kesiswaan

Manajemen Kesiswaan merupakan suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang
berkaitan dengan siswa, yaitu mulai dari masuknya siswa sampai dengan keluarnya siswa
tersebut dari sekolah atau lembaga. (2012:159). Ruang lingkup manajemen peserta didik
meliputi penerimaan peserta didik baru, pengenalan atau masa orientasi peserta didik baru,
penempatan peserta didik, pelayanan minat dan bakat, pembinaan disiplin, penelusuran
alumni, layanan khusus siswa, dan penatalaksanaan peserta didik (Kemendikbud,2013:41).
Menurut Sri Minarti (2012:159) Manajemen Kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai
kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar
tertib, teratur, serta dapat mencapai tujuan kependidikan sekolah.

3. Manajemen Tenaga Kependidikan

Manajemen tenaga kependidikan merupakan salah satu bentuk pengelolaan manusia yang
bekerja di suatu sekolah secara efektif untuk menghasilkan sebuah tatanan sistem atau proses
pendidikan yang baik. Manajemen tenaga kependidikan/ pegawai disekolah bertujuan untuk
mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil
optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Mulyasa (2009:42).

8
4. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Manajemen Sarana dan Prasarana pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk memberikan
pelayanan secara profesional di bidang sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka
terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Adapun manfaat yag dapat
diperoleh dengan dilakukannya perencanaan sarana dan prasarana pendidikan, yaitu:

1) Dapat membantu dalam menentukan tujuan


2) Meletakkan dasar-dasar dan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan;
Menghilangkan ketidakpastian

Dapat dijadikan sebagai suatu pedoman dasar ntuk melakukan pengawasan, pengendalian,
dan penilaian agar nantinya kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

G. MBS sebagai Manajemen Peningkatan Mutu


Konsep pengelolaan ini menekankan kepada kemandirian dan kreativitas sekolah di
dalam mengelola sumber daya pendidikan melalui kerja sama dengan pemerintah dan
masyarakat di dalam pengambilan keputusan untuk memenuhi tujuan peningkatan mutu
sekolah. Sekolah harus dapat menentukan target mutu (dalam arti luas) yang ingin dicapai
untuk setiap kurun waktu, merencanakannya, melaksanakan dan mengevaluasi dirinya untuk
kemudian menentukan target pencapaian mutu untuk tahun berikutnya. Dengan demikian,
sekolah dapat mandiri tetapi masih dalam rangka acuan kebijakan nasional dan bertanggung
jawab (memiliki akuntabilitas).

9
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis metode penelitian yang dipilih adalah deskriptif analisis, adapun pengertian dari
metode deskriptif analitis menurut (Sugiono: 2009; 29) adalah suatu metode yang berfungsi
untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau
sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum.

B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Penetapan lokasi penelitian
merupakan tahap yang sangat penting dalam penelitian deskriftif, karena dengan
ditetapkannya lokasi penelitian berarti objek dan tujuan sudah ditetapkan sehingga
mempermudah penulis dalam melakukan penelitian. Lokasi ini bisa di wilayah atau suatu
lembaga tertentu dalam masyarakat. Adapun lokasi yang dipilih peneliti dalam penelitian ini
adalah di MIN 5 Asahan.

C. Sampel / Responden
Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang
dipilih dari populasi. (Sekaran & Bougie, 2013: 241). Responden yang dipilih peneliti ialah
guru kelas 1 sampai kelas 6 di MIN 5 Asahan.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan
atau Research and Development (R&D). Metode Research and Development (R&D) menurut
Sugiyono (2016) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk tujuan menghasilkan
produk tertentu, serta untuk menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini, peneliti
mengembangkan instrument angket implementasi dan mutu layanan manajemen berbasis
sekolah.

E. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan metode korelasi kuantitatif
dengan angket. Data berupa angket merupakan data primer pada penelitian ini. Data angket
disebar pada hari Senin, 08 Mei 2023.

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian


Profil MIN 5 Asahan
• Kepala Madrasah : SARTIJI, S.Pd.I
• Akreditasi : A
• Waktu Belajar: Pagi
• Alamat : Jalan Lintas Sumatera KM 4,5 Hessa Perlompongan, Kec. Air Batu, Kab.
Asahan
• Kode Pos : 21272
• NSM : 111112090006
• NPSN : 60703595
• Status : Negeri
• Bentuk Pendidikan : MI
• Penyelenggara : Perorangan
• SK Pendirian Sekolah : 5154 TAHUN 1995
• Tanggal SK Pendirian : 1995-11-25
• SK Izin Operasional : Kd.02.06/5/PP.00.1/2663/2009
• Tanggal SK Izin Operasional : 2009-07-28
• No. SK. Akreditasi : 1452/BAN-SM/SK/2019
• Tanggal SK. Akreditas : 12-12-2019
• No. Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat

B. Gambaran Hasil
1. Standar Proses
Gambaran hasil survey yang telah dilakukan pada standar prosesnyanya dalam
pembelajaran, bahwa ketika guru melakukan proses belajar mengajar dengan siswa,
kegiatan tersebut berjalan kurang efektif dikarenakan pada saat proses belajar
mengajar bahwa sebagian guru tidak menggunakan perangkat pembelajaran, guru
hanya menggunakan metode ceramah yang membuat siswa merasa jenuh pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Guru yang berkualitas akan selalu menyusun suatu
perencanaan untuk proses pembelajarannya, sehingga tidak ada alasan guru ketika
mengajar di kelas tanpa perencanaan pembelajaran. Salah satu aspek dalam

11
perencanaan pembelajaran yaitu guru menyusun suatu perangkat pembelajaran yang
akan digunakan selama proses pembelajarannya.

2. Standar Pendidik dan Kependidikan


Dari hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan dengan kepala Sekolah
bahwa untuk pendidik dan bagian kependidikan lainnya sudah direapkan absensi
digital melalui fingerprint atau yang dikenal dengan sebutan absensi dengan
menggunakan sidik jari sehingga tingkat efektifitas dalam hal disiplin bisa dibilang
tinggi. Untuk ruang tenaga pendidik dan ruang tenaga kependidikan lainya sudah
dipisah sehingga lebih memudahkan dalam hal proses pengadministrasian sekolah.
Untuk tingkat disiplin guru maupun tenaga pendidikan lain, bisa dibilang tidak terlalu
tinggi karena masih ada guru yang tidak full berada di sekolah sampai pulang dimana
guru kadang jika ada jam yang kosong bisa dimanfaatkan guru untuk pulang atau
kegiatan lainnya.

3. Standar Sarana dan Prasarana


Dari hasil pengamatan dan wawancara yang telah penulis lakukan dengan kepala
sekolah MIN 5 Asahan, bahwa jika dilihat dari standar sarana dan prasarana sekolah
tidak begitu lengkap. Untuk media pembelajaran seperti infokus hanya ada 1. Hal ini
pastinya berdampak pada proses pembelajaran yang dilakukan jika model
pembelajaran yang digunakan adalah TPACK. Tapi untuk sarana lainnya seperti
lapangan olahraga, aula, kamar mandi guru dan siswa, alat alat olahraga, printer, dsb
sudah tersedia lengkap.

12
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa implementasi dan mutu layanan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) telah terlihat secara kuat pada peningkatan mutu
pendidikan di MIN 5 Asahan, hal ini terbukti sebagai berikut:

1. Kemandirian sekolah dalam memenuhi ketersediaan tenaga pendidik dan


kependidikan sudah tercukupi, dan kemandirian sekolah dalam memenuhi
ketersediaan sarana dan prasarana sudah tercukupi dan memadai.
Kemitraan/kerjasama sekolah sudah baik, hal ini dilihat hubungan internal sekolah
sudah terjalin dengan baik melalui raker, brifieng dan MGMP. Kemitraan dengan
pihak eksternal, sekolah sudah menjalin dengan 13 lembaga dengan dibuktikan MoU.
Bentuk Partisipasi, bentuk partisipasi dilihat melalui dukungan dana, fasilitas dan
tenaga dari stakeholder dalam penyelenggaraan program sekolah. Transparansi
sekolah sudah baik, hal ini dilihat dari keterbukaan sekolah dalam menyampaikan
informasi melalui kegiatan rapat, papan pengumuman sekolah maupun website
sekolah. Akuntabilitas sekolah dilihat dari akuntabilitas keuangan yang dilakukan
dengan membuat laporan pertanggungjawaban sekolah (LPJ sekolah). Hasil
laporannya dilaporkan kepada pihak dinas pendidikan pusat, dinas pendidikan
provinsi, komite sekolah, serta BPK (Badan Pemeriksa Keuangan).
2. Dampak yang ditimbulkan adanya implementasi dan mutu layanan manajemen
berbasis sekolah di MIN 5 Asahan antara lain: 1) Sekolah memiliki kemandirian
dalam mengembangkan SDM. 2) Menumbuhkan rasa tanggung jawab warga sekolah
dalam menjalankan tugas dan fungsinya. 3) Berkembangnya kreativitas sekolah dalam
melaksanakan program. 4) Prestasi yang dicapai sekolah, berdasarkan hasil penelitian
ini dapat dijelaskan bahwa MIN 5 Asahan mengalami peningkatan prestasi baik
akademik maupun non akademik.

C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diberikan saran sebagai
berikut:

13
1. Sekolah hendaknya meningkatkan pemahaman seluruh elemen sekolah dalam
implementasi dan mutu layanan manajemen berbasis sekolah.
2. Sekolah lebih meningkatkan lagi keterlibatan atau partisipasi seluruh elemen sekolah
dalam implementasi dan mutu layanan MBS.
3. Sekolah hendaknya melakukan monitoring dan evaluasi dari implementasi dan mutu
layanan MBS.

14
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen. 2023. Bahan Ajar Manajemen Kelas. Medan: UNIMED

15

Anda mungkin juga menyukai