Oleh :
NIM : 5222111586
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis mendapat bimbingan dan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan Proposal PTK
Tata Cara Pengurusan
Jenazah Melalui Model Problem Based Learning Berbantuan Media Animasi (Penelitian Tindakan
Kelas Pelajaran PAI Kelas XI SMA Al Muslim Bekasi
merupakan Salah Satu Tugas Praktek Pengalaman Lapangan (PPL 3) Pada Kegiatan PPG Dalam
Jabatan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Angkatan 3 Tahun 2022.
Keberhasilan Penulisan Laporan PTK ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada :
Laporan PTK ini mendapat karunia dan kemuliaan dari Allah SWT. Kritik dan saran sangat kami
harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis
PENDAHULUAN
Pada dasarnya, semua problematika yang terjadi pada jenjang pendidikan salah satunya
adalah dalam segi Religius, Nasionalis, Gotong Royong, Integritas dan Mandiri pada siswa.
Era digital tidak bisa dihindari lagi. Kita tidak bisa melarang anak untuk menggunakan HP,
membuka internet karena memang sudah waktunya jangan sampai anak-anak kita justru
ketinggalan zaman atau gagap teknologi (Gaptek). Seiring perkembangan zaman sebagai orang
tua harus menyadari bahwa sekarang ini adalah era dimana informasi dan teknologi berkembang
dengan pesat. Tinggal bagaimana kita mengarahkan anak-anak untuk menggunakan teknologi
ke hal-hal yang positif.
Salah satu penyebab terjadinya lemahnya karakter anak bangsa tersebut adalah lemahnya
pendidikan karakter yang ada di Indonesia, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat. Karena seberapa baik dan sempurnanya suatu konsep tidak akan bisa
menyelesaikan permasalahan sampai tuntas tanpa adanya penekanan dalam membentuk
karakter yang baik. Maka kita sebagai orang dewasa harus menasehati dan mengingatkan ke
anak bahwa di internet banyak hal-hal yang boleh dan tidak boleh ditiru. Harus ada pendidikan
mengenai bagaimana menggunakan internet dengan bijak karena dengan adanya pendidikan
tersebut maka anak akan terlindungi dari hal-hal negatif
Dalam prosesnya, kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan yang
didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Walaupun perubahan dan
pembaruan kurikulum terus dilakukan namun masih belum mampu menjawab berbagai
permasalahan dan tuntutan zaman. Hal ini lah yang mendasari pengembangan kurikulum 2013
yang diharapkan mampu melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada pada kurikulum
sebelumnya, serta menjawab tantangan internal dan eksternal yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia dalam menyiapkan generasi yang produktif, kreratif, inovatif, dan afektif. Kebijakan
kurikulum 2013 dimaksudkan untuk menyempurnakan berbagai kekurangan yang ada pada
kurikulum sebelumnya yang disusun dengan mengembangkan dan memperkuat sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang (Machali, 2014).
Pada kurikulum 2013 pembelajaran lebih ditekankan pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan yang dapat mengembangkan sikap spiritual dan sosial sesuai dengan karakteristik
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti sehingga diharapkan menumbuhkan sifat religius sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Dirangkum dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no. 65 tahun 2013, ada beberapa
prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 yang mendorong untuk diterapkannya model
pembelajaran PBL, diantarannya adalah sebagai berikut : (1) Dari peserta didik diberitahu menuju
peserta didik mencari tahu, (2) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar
berbasis aneka sumber belajar, (3) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah, (4) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat, (5) Pemberdayaan yang
menerapkan nilai dengan memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, (6) Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran (Asari, 2015).
Pembelajaran yang berbasis pada masalah (PBL) menumbuhkan kemampuan siswa untuk
mengidentifikasi informasi apa saja yang diperlukan untuk aplikasi tertentu di mana dan
bagaimana mencari informasi tersebut, bagaimana mengorganisasikannya ke dalam kerangka
kerja secara konseptual yang bermakna, dan bagaimana mengkomunikasikan informasi yang
diorganisasikan sedemikian rupa. Pembelajaran berbasis masalah dianggap telah menjadi obat
yang efektif untuk salah satu masalah yang paling mencolok dalam pendekatan tradisional untuk
ilmu mengajar, yaitu; kecenderungan luar biasa untuk beralih dari abstrak menuju pemahaman
yang konkret, dengan memperkenalkan masalah yang menarik dan relevan di awal yang
memungkinkan menambah perhatian dan minat siswa sehingga memungkinkan mereka untuk
mengalami sendiri proses nyata dalam pembelajaran jenazah (Moutinho, Torres, Fernandes, &
Vasconcelos, 2015).
PBL menangani langsung sejumlah kritik terhadap Pendidikan Agama Islam saat ini yang
diidentifikasi sebelumnya. Dalam PBL, siswa memperoleh pengetahuan ilmiah dalam konteks di
mana ia akan digunakan. Siswa umumnya lebih cenderung akan mempertahankan apa yang telah
mereka pelajari dan menerapkan pengetahuannya secara tepat ketika suatu konsep
terintegrasi(Chaharbaghi & Cox, 1995).
Mengacu pada Permendiknas no. 41 tahun 2007 tentang standar proses menyatakan
bahwa dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik, maka proses pembelajaran harus
bersifat fleksibel, bervariasi dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan
pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Dalam pembelajaran jenazah, model PBL dirasa sangat tepat untuk digunakan karena
model pembelajaran ini lebih menekankan pada masalah kehidupan nyata yang bermakna bagi
siswa dan siswa dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan bukti- bukti nyata
yang terdapat pada lingkungan sekitar. Pada penelitian yang dilakukan oleh Abdur Rahman Asari
(2015) pada proses pembelajannya, PBL menuntut agar siswa mampu merumuskan
permasalahan, mengidentifikasi cara yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
tersebut, mengambil keputusan tentang cara yang akan ditempuh, melengkapi bahan dan
perlengkapan yang diperlukan untuk memecahkan masalah, mengumpulkan data yang
diperlukan serta memeriksa kebenaran proses & hasilnya, dan mampu untuk memutuskan
jawaban dari permasalahan tersebut. Selain penerapan PBL, penggunaan multimedia video
animasi dalam pembelajaran dinilai mampu untuk menjadikan pembelajaran menjadi lebih efektif
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan masalah
peneliti sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi tata cara pengurusan jenazah sebelum
diterapkan model Problem Based Learning berbantuan video animasi?
2. Bagaimana proses penerapan model Problem Based Learning berbantuan video animasi
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tata cara pengurusan jenazah ?
3. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi tata cara pengurusan jenazah melalui model
Problem Based Learning berbantuan video animasi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian PTK ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi tata cara pengurusan jenazah sebelum
diterapkan model Problem Based Learning berbantuan video animasi
2. Untuk mengetahui proses penerapan model Problem Based Learning berbantuan video
animasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tata cara pengurusan jenazah
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi tata cara pengurusan jenazah melalui
model Problem Based Learning berbantuan video animasi
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun
praktis. Manfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat untuk mengembangan ilmu
pengetahuan. Manfaat praktis bermanfaat bagi berbagai pihak untuk memperbaiki kinerja,
terutama bagi sekolah, guru dan siswa.
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi sekolah dalam mengembangkan
siswanya terutama dalam hal proses pembelajaran fiqih, khususnya peningkatan hasil
belajar materi pokok ibadah jenazah.
b. Bagi siswa
Diharapkan para siswa dapat terjadi peningkatan hasil belajar pada pembelajaran fiqih
materi ibadah jenazah.
c. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan baru khususnya proses
pembelajaran dengan Problem Based Learning berbantuan media Animasi pada
pembelajaran fiqih materi ibadah jenazah.
E. Penelitian Terdahulu
Dari beberapa penelitian yang pemah dilakukan, penelitian ini berbeda dengan penelitian
yang dilakukan sebelumnya, karena mengambil wilayah penelitiaan yang berbeda serta kajian
yang berbeda. Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di SMA AL Muslim Bekasi. Penelitian ini
akan mengkaji tentang upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi jenazah melalui
model Problem Based Learning berbantuan video. Metode dan teori yang digunakan dalam
penelitian ini yakni menggunakan penelitian kuantitatif.
Berdasarkan penelitian terdahulu di atas, maka peneliti beranggapan bahwa terdapat persamaan
penelitian dengan penggunaan media video yang akan dilakukan yakni meneliti tentang
peningkatan hasil belajar siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh
seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar
tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan
memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan
kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada bebagai bidang termasuk pendidikan.
Hasil Belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu
product) menunjuk pada suatu perolehan akibat
dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara
fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapat karena adanya kegiatan
mengubah bahan (raw material) menjadi barang jadi (finished goods). Hal yang sama
berlaku untuk memberikan batasan bagi istilah hasil panen, hasil penjualan, hasil
pembangunan, termasuk hasil belajar. Dalam siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan
jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan
belajar-mengajar, setelah mengalami belajar, siswa berubah prilakunya dibanding
sebelumnya.
Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia
memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah
ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa
dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam
bentuk raport pada setiap semester.
Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh
seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan
yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah
ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar
terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar siswa menurut W. Winkel (dalam buku
Psikologi Pengajaran 1989:82) adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi
belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.
Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung:
Jemmars, 1980:25) hasil belajarsiswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan,
ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam
menentukan keberhasilan siswa.
Menurut Purwanto (2011:46) hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi
setelah mengikuti pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dalam domain kognitif,
afektif dan psikomotorik. Dalam domain kognitif diklasifikasikan menjadi kemampuan
hapalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam domain afektif
hasil belajar meliputi level penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi.
Sedang domain psikomotorik terdiri dari level persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing,
gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreativititas.
Menurut Arsyad (2005:1) pengertian hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah
laku pada diri seseorang yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada
tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. Perubahan diarahkan pada diri siswa
secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Menurut Aqib (2010:51) hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut
kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Karena menurut Driscoll dalam Smaldino (2011:11)
belajar didefinisikan sebagai perubahan terus menerus dalam kemampuan yang berasal
dari pengalaman pembelajar dan interaksi pembelajar dengan dunia.
Menurut Dimyati (2006:20) pengertian hasil belajar merupakan suatu puncak proses
belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat
berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil
belajar siswa yang dapat diukur dengan segera atau secara langsung. Dampak pengiring
adalah hasil belajar siswa yang tampak secara tidak langsung atau merupakan transfer
hasil belajar. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa.
Menurut Sudjana (2009:22) hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah
yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ketiga ranah tersebut menjadi
obyek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling
banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa
dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku
siswa yang terjadi setelah mengikuti pembelajaran. Perubahan tersebut meliputi aspek
kognitif (kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi),
afektif (penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi) dan psikomotorik
(persepsi kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan
kreativititas). Hasilnya dituangkan dalam bentuk angka atau nilai.
Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi
belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa
suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa
suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-
masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita
berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain
bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan
berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai. Untuk mengetahui tercapai
tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap
menyajikan suatu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh
mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi
penelitian ini adalah untuk memberikan umpan balik pada guru dalam rangka memperbaiki
proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum
berhasil. Karena itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya
memenuhi tujuan pembelajaran khusus dari bahan tersebut.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (hal 120- 121) mengungkapkan,
bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar siswa tersebut dapat
dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkunya, tes
prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian, sebagai berikut:
a) Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok bahasan
tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa
terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dalam waktu tertentu.
b) Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah
diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran
daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar atau hasil belajar
siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
c) Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan
pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua
bahan pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tarap atau tingkat
keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes
sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking)
atau sebagai ukuran mutu sekolah.
Cara meningkatkan prestasi belajar anak memang tidak mudah. Hal ini mengingat
mood dari seorang anak akan cepat sekali berubah. Itu sebabnya diperlukan kreatifitas dari
orang tua atau guru. Berikut ini ulasan mengenai cara meningkatkan prestasi belajar anak
yang dapat diterapkan sehari-hari antara lain:
Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah model
pembelajaran yang mengutamakan penyelesaian masalah umum yang lazim terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Seperti yang dikemukakan oleh Shoimin (2017, hlm. 129) bahwa
Problem Based Learning artinya menciptakan suasana belajar yang mengarah terhadap
permasalahan sehari-hari (Shoimin, 2017, hlm. 129).
Melengkapi pernyataan tersebut, Panen (dalam Rusmono 2014, hlm. 74) menyatakan
bahwa dalam model pembelajaran dengan pendekatan Problem Based Learning, siswa
diharapkan untuk terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskannya untuk
mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk
melakukan pemecahan masalah.
Masalah adalah hal paling nyata yang akan menjadi hambatan utama dalam kehidupan
kenyataan. Menghadapi masalah akan mengajarkan bagaimana cara terbaik dalam menjalani
hidup. Mengapa? Karena siswa langsung mempelajari bagaimana caranya menghadapi
berbagai kesenjangan harapan yang akan selalu mereka temui dalam hidup. Saat hal tersebut
terjadi, karakter (sikap) dan daya nalar (kognisi) mereka akan teruji dan terlatih dalam sekali
tepuk. Untuk memastikan kesahihan pengertian model PBL, berikut adalah beberapa
pendapat para ahli mengenai definisi Problem Based Learning.
1) Delisle
Delisle dalam Abidin (2014, hlm. 159) menyatakan bahwa Problem Based Learning
merupakan model pembelajaran yang dikembangkan untuk membantu guru
mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah pada
siswa selama mereka mempelajari materi pembelajaran.
2) Tim Kemdikbud
Tim Kemdikbud (2013b) dalam Abidin (2014, hlm. 159) memandang model PBL sebagai
bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
3) Duch
Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pengajaran
yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks dalam pembelajaran agar
siswa dapat belajar berpikir kritis dan meningkatkan keterampilan memecahkan
masalah sekaligus memperoleh pengetahuan. (Duch, 1995 dalam Shoimin, 2017, hlm.
130).
4) Finkle dan Torp
Finkle dan Torp (dalam Shoimin, 2017, hlm. 130) mengungkapkan bahwa Problem Based
Learning merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang
mengembangkan secara stimultan strategi pemecahan masalah, dasar-dasar
pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para siswa dalam peran aktif
sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik.
5) Torp dan Sage
Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang difokuskan untuk
menjembatani siswa agar memperoleh pengalaman belajar dalam mengorganisasikan,
meneliti, dan memecahkan masalah-masalah kehidupan yang kompleks (Torp dan Sage
dalam Abidin, 2014, hlm. 160).
b. Sintaks Problem Based Learning
Sintaks model pembelajaran Problem Based Learning menurut Warsono & Hariyanto
(2013, hlm. 151) adalah sebagai berikut.
1) Memberikan orientasi masalah kepada siswa dengan menjelaskan tujuan
pembelajaran serta bahan dan alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
2) Membantu mendefinisikan masalah dan mengorganisasikan siswa dalam belajar
menyelesaikan masalah.
3) Guru mendorong siswa untuk mencari informasi yang sesuai dan mecari penjelasan
pemecahan masalahnya.
4) Mendukung siswa untuk mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
5) Guru membantu siswa melakukan refleksi terhadap hasil penyelidikannya dan
proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Sementara itu, langkah pembelajaran Problem Based Learning menurut Shoimin
(2017, hlm. 131) adalah:
1) menjelaskan tujuan pembelajaran meliputi menjelaskan logistik yang dibutuhkan
dan memotivasi siswa dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih,
2) membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan permasalahan tersebut,
3) mendorong siswa dalam mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk
penjelasan masalah, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah,
4) membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan laporan hasil karya yang
sesuai seperti laporan,
5) guru membantu siswa untuk melakukan evaluasi terhadap penyelidikan mereka.
Segala hal di dunia ini tentunya akan hadir dengan kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Tak luput dari ketidaksempurnaan tersebut, Problem Based Learning juga
memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri yang akan dipaparkan dalam penjelasan di
bawah ini.
1) Kelebihan PBL
Kelebihan atau manfaat model pembelajaran PBL menurut Kurniasih & Sani (2016,
hlm. 48) adalah dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar untuk mentransfer
pengetahuan yang baru serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan
ketrampilan kreatif. Selain itu, Shoimin (2017, hlm. 132) mengungkapkan beberapa
kelebihan model pembelajaran berbasis masalah yang meliputi:
a) mendorong siswa untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah pada
dunia nyata,
b) membangun pengetahuan siswa melalui aktivitas belajar,
c) mempelajari materi yang sesuai dengan permasalahan,
d) terjadi aktivitas ilmiah melalui kerja kelompok pada siswa,
e) kemampuan komunikasi akan terbentuk melalui kegiatan diskusi dan
presentasi hasil pekerjaan,
f) melalui kerja kelompok siswa yang mengalami kesulitan secara individual
dapat diatasi.
2) Kekurangan PBL
Sementara itu, kelemahan penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning menurut Shoimin (2017, hlm. 132) antara lain:
a) tidak semua materi pembelajaran dapat menerapkan PBL, guru harus tetap
berperan aktif dalam menyajikan materi (dan akan kesulitan dalam kelas
gemuk);
b) keragaman siswa yang tinggi dalam suatu kelas akan menyulitkan dalam
pembagian tugas berdasarkan masalah nyata.
Selain itu, menurut Abidin (2014, hlm. 163) kekurangan dalam model
pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut.
a) Siswa yang terbiasa mendapatkan informasi yang diperoleh dari guru sebagai
narasumber utama akan merasa kurang nyaman dengan cara belajar sendiri
dalam pemecahan masalah.
b) Jika siswa tidak mempunyai rasa kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari
sulit untuk dipecahkan maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba
memecahkan masalahnya.
c) Tanpa adanya pemahaman siswa terhadap mengapa mereka harus berusaha
untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari maka mereka tidak akan
belajar apa yang ingin mereka pelajari.
d. Manfaat Problem Based Learning
Selain berbagai kelebihan di atas, Warsono & Hariyanto (2013, hlm. 152)
mengemukakan pendapat bahwa kekuatan atau manfaat utama penerapan model
pembelajaran PBL adalah sebagai berikut.
1) Siswa akan tertantang untuk menyelesaikan masalah yang akan membuat siswa
menjadi terbiasa menghadapi masalah
2) Solidaritas sosial akan terpupuk dengan adanya diskusi dengan teman satu
kelompok,
3) Guru dengan siswa akan semakin akrab
4) Siswa akan terbiasa menerapkan metode eksperimen karena ada kemungkinan
suatu masalah yang harus diselesaikan siswa melalui eksperimen
3. Video Animasi
a. Pengertian video animasi
Pengertian Media Video Animasi Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar antara
guru dengan siswa, maka diperlukannya suatu pendukung untuk terlaksananya proses
pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Salah satu
pendukungnya yaitu media pembelajaran. Media pembelajaran penting untuk digunakan,
karena media pembelajaran dapat membantu proses belajar mengajar menjadi lebih aktif,
kreatif, menarik, dan memberi suasans belajar yang baru.
Banyak sekali media pembelajaran yang bisa dipakai untuk mendukung proses belajar,
tetapi disini peneliti akan membahas tentang media pembelajaran berbasis video animasi.
Media video animasi merupakan media pembelajaran yang menggunakan unsur gambar
yang bergerak diiringi dengan suara yang melengkapi seperti sebuah video atau film.
Pengertian media video animasi menurut (Laily Rahmayanti 2016:431) mengemukakan
animasi yang dapat bergerak dengan diikuti audio sesuai dengan karakter animasi.
Adapun pengertian media video animasi menurut (Husni 2021:17) mengemukakan
berbeda dalam durasi waktu yang telah 55 ditentukan, sehingga menciptakan kesan
bergerak dan juga terdapat suara yang mendukung pergerakan gambar itu, misalnya suara
pecakapan atau dialog dan suara-
sehingga dapat berubah posisi. Selain pergerakan objek dapat mengalami perubahan
bentuk dan warna.
Sedangkan Pendapat lainnya yang menjelaskan pengertian media video animasi yaitu
bentuk dari pengembangan yang terdiri dari beberapa gambar yang menceritakan suatu
kejadian/peristiwa dari potongan- potongan gambar yang dijadikan menjadi satu dan
dijadikan gambar bergerak yang diambil dari kehidupan sehari-
bambang (Dina Fitriana 2014:9)
alat yang dapat dijadikan pembantu proses belajar mengajar, dapat merangsang pikiran,
perasaan, motivasi peserta didik melalui ilustrasi gambar yang bergerak disertai suara narasi
dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat
Pendapat diatas sejalan dengan pendapat lainnya yang menjelaskan pengertian video
animasi dengan berbantuan aplikasi atau metode lain. Menurut (Nuswantoro and Vicky Dwi
merupakan video animasi kartun yang dapat diisi oleh materi-materi pelajaran dan dapat
dijadikan media pembelajaran untuk sekolah dasar karena sifatnya yang menarik dan
berupa gambar yang berkesan hidup (bergerak) dilengkapi audio yang dibuat menggunakan
aplikasi pemograman sederhana di komputer sehingga dapat menyimpan pesan
pembelajaran berbasis powtoon merupakan video animasi kartun yang diisi oleh materi-
materi pelajaran dan dapat dijadikan media pembelajaran untuk sekolah dasar karena
sifatnya yang menarik dan terkesan lucu dan
Persamaan pengertian media video animasi dari analisis beberapa teori diatas, maka
penulis menemukaan bahwa ada beberapa pengertian teori yang sama. Pengertian teori
tentang media video animasi yang sama yaitu dijelaskan oleh (Laily Rahmayanti 2016),
(Widyawardani et al. 2021), (Wulandari 2019), (Husni 2021), (Johari et al. 2014), (Widiyasanti
2018), (Prasetyo and Baehaqie 2016),(Kurniawan 2015), (Dina Fitriana 2014), dan (Nursalam
and Fallis 2013). Dari ke sepuluh teori diatas menjelaskan mengenai video animasi yaitu
bahwa media video animasi adalah media pembelajaran yang berupa media audio visual
dengan dlengkapi gambar atau frame yang bergerak secara bergantian dan dilengkapi
dengan audio sebagai pelengkapnya.
Media video animasi ini menjadi alat pendukung atau perangkat pembelajaran bagi guru
dalam membantu proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Selain itu, penulis juga menemukan perbedaan penjelasan video animasi dari tiga belas teori
diatas. Perbedaan dijelaskan oleh (Nuswantoro and Vicky Dwi Wicaksono 2019),
(Lenggogeni and Siti Roqoyyah 2021), dan (Jerry et al. 2018). Perbedaan pengertian media
video animasi menurut ketiga teori diatas, dapat dilihat pada aplikasi atau hal lain yang
membantu mewujudkan terciptanya suatu video. Seperti media video animasi dengan
berbantuan powtoon, scratch, adobe flash dan lain sebagainya pengertiannya pun akan
diawali atau diakhiri dengan media yang dipakainya. Misalnya video animasi dengan
berbantuan powton maka pengertiannya akan menjadi pengertian media video animasi
berbasis powton. Karena, untuk membuat video diperlukan beberapa apliksi pendukung
agar hasil dari video yang dibuat bagus dan menarik perhatian yang menontonnya.
Dari beberapa teori diatas yang menjelaskan tentang pengertian media video animasi,
dapat ditarik kesimpulan bahwa media video animasi adalah media pembelajaran berupa
video yang dilengkapi dengan audio dan gambar yang bergerak hal ini didukung oleh jurnal
dari Zanaefis (2012). Media video nanimasi ini sangat beraneka ragam Media video animasi
ini dapat dibuat dengan menggunakan aplikasi pendukung lainnya. Walaupun terdapat
beberapa pengertian media video animasi yang sama dan berbeda, namun hal tersebut
dapat membantu peneliti menambah wawasan yang luas tentang media pengertian video
animasi. Media video animasi dapat dijadikan salah satu media pembelajaran yang 57
membantu siswa untuk menambah semangat dalam belajar, mempermudah memahami
materi ajar dan memotivasi siswa untuk belajar
ini dapat ditayangkan dengan bantuan layar LCD proyektor di depan kelas dan dapat terlihat
seisi kelas 2) Pergerakan satu frame dengan frame lainnya. Selain itu, Daryanto (dalam Dina
itu sebagai berikut :
hendaklah bagus dari segi seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. 4) Memiliki pesan
yang disampaikannya cepat dan mudah diingat. Adapun pendapat lain mengemukakan
karakteristik (Nursalam and Fallis 2013:27) menjelaskan bahwa : 1) Dapat menyampaikan
pesan dan ide tertentu. 2) Menarik perhatian, sederhana namun memberi kesan yang kuat
sesuai dengan tujuan pembelajaran. 5) Sangat baik menjelaskan suatu proses dan
keterampilan; mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon
Senada dengan yang dikemukakan diatas menurut oleh Munadi : 2010 menjelaskan
n
bahwa : 1) Mengatasi jarak dan waktu. 59 2) Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa
dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa yang satu ke masa yang lain. 4) Dapat
diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan. 5) Pesan yang disampaikannya cepat
imajinasi. 8) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih
yang akan dibedah di dalam kelas. 10) Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat
manipulasi tertentu sesuai dengan tuntutan pesan yang ingin disampaikan sebagai contoh
obyek-obyek yang terjadi pada masa lampau dapat dimanipulasi digabungkan dengan masa
diatas, dapat disimpulkan bahwa pendapat diatas memiliki persamaan dan perbedaan.
and Badrun Kartowagiran 2016), (Andriani 2019), Isminiati 2019 dan (Usman and Husnan
harus sesuai dengan silabus, kompetensi dasar, dan kompetensi inti. Selain itu pada
apun persamaan lainnya yang
dikemukakan oleh (Widyawardani, Riski dan Maureen 2021), (Jerry et al. 2018) menjelaskan
4. Materi Jenazah
a. Pengertian Pengurusan jenazah
Pengurusan Jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/ muslimah.
Sebagian muslim harus melibatkan diri untuk mengurusnya, tidak boleh semuanya abai,
cuek atau masa bodoh, meskipun hukumnya fardhu kifayah, kecuali bila hanya terdapat
satu orang saja, maka hukumnya .
Maksud dari fardhu kifayah adalah jika sebagian kaum muslimin sudah melaksanakan,
maka kaum muslim yang lainnya tidak terkena kewajiban/ dosa. Sebaliknya, jika tidak ada
satu pun, maka berdosa semuanya, tentu yang terkena dosa adalah kaum muslim yang
berada tidak jauh dari tempat tinggal jenazah.
Mengurus jenazah meliputi 4 (empat) kegiatan: (1) memandikan, (2) mengkafani, (3)
menyalatkan, dan (4) menguburkan.
mengguyurkan air yang dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali, atau lebih
dari itu, jika kalian anggap perlu, dan jadikanlah yang terakhirnya dengan kapur
barus (wewangian) atau yang sejenis,
Ketika kami telah selesai, kami memberi tahu Beliau. Kemudian Beliau memberikan
kain Beliau kepada kami seraya berkata: Pakaikanlah ini kepadanya. Maksudnya
pakaian Beliau (H.R. Bukhari).
perang Uhud, dan tidak ada buat kain kafannya, kecuali selembar kain burdah.
Jika kepalanya ditutup, terbukalah kakinya dan jika kakinya ditutup, tersembul
kepalanya, maka Nabi Saw. menyuruh kami menutupi kepalanya dan menaruh
rumput izhir pada
Jenazah Perempuan
Kain kafan untuk jenazah perempuan terdiri dari 5 (lima) lembar kain, urutannya
sebagai berikut.
a) Lembar 1 untuk menutupi seluruh badan.
b) Lembar 2 sebagai kerudung kepala.
c) Lembar 3 sebagai baju kurung.
d) Lembar 4 menutup pinggang hingga kaki.
e) Lembar 5 menutup pinggul dan paha.
Adapun tata cara mengafani jenazah perempuan adalah sebagai berikut:
a) Susun kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian
dengan tertib. Lalu, angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan
letakkan di atas kain kafan sejajar, serta taburi dengan wangi-wangian atau
dengan kapur barus.
b) Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan
kapas.
c) Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
d) Pakaikan sarung, juga baju kurungnya.
e) Rapikan rambutnya, lalu julurkan ke belakang.
f) Pakaikan kerudung.
g) Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua
ujung kain kiri dan kanan lalu digulungkan ke dalam.
h) Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan.
a) Berniat (di dalam hati) shalat jenazah. Boleh juga dilafalkan bagi yang terbiasa
melakukannya. Adapun contohnya sebagai berikut:
b) Takbiratul Ihram (takbir pertama), setelah itu membaca Q.S. al- Fatihah
c) Lakukan takbir yang kedua, lanjutkan membaca shalawat atas Nabi Muhammad
Saw. (usahakan membaca shalawat yang lengkap seperti bacaan shalat pada
tahiyyat akhir).
d) Takbir lagi yang ketiga, lalu berdoa kepada jenazah, bacaannya adalah:
e) Disunnahkan memasukkan jenazah ke liang lahat dari arah kaki kuburan, lalu
diturunkan ke dalam liang kubur secara perlahan.
B. Kerangka Berpikir
Apabila berbicara mengenai hasil belajar, hasil belajar akan dapat diraih dengan maksimal
atau lebih baik apabila seorang siswa mempunyai minat belajar yang tinggi. Hal tersebut juga
bisa dikatakan bahwa minat belajar berjalan seiringan dengan hasil belajar yang baik pula.
Adapaun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi, minat, bakat,
kondisi fisik, perhatian, lingkungan sekitar dan lainya. Sehingga apabila ditinjau dari uraian
beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut maka bisa dikatakan bahwa,
hasil belajar dapat diraih dengan lebih baik lagi apabila seorang siswa mempunyai minat untuk
meraih hasil belajar yang baik.
Maka dari itu keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran, diantaranya
adalah penggunaan media presentasi. Pengggunaan media yang tepat akan membantu guru
maupun siswa dalam proses pembelajaran. Dari media pembelajaran presentasi yang sesuai
dengan hasil belajar siswa adalah menggunakan media presentasi Animasi. Media
pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa, karena software ini dapat
memvisualisasikan proses dari awal sampai akhir.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kali ini, penulis bertindak sebagai pelaku tindakan. Dalam penelitian ini,
kehadiran peneliti sebagai pelaku tindakan, artinya peneliti menjadi guru yang melaksanakan PTK
di kelas. Salain sebagai pelaku tindakan, peneliti pada penelitian ini adalah sebagai pengamat
aktivitas siswa. aktivitas siswa mulai dari kegiatan awal sampai penutup peneliti mengamatinya.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sma Al-Muslim Tambun, kelas yang akan dijadikan objek
penelitain adalah kelas XI IPA 1. Adapun Pemilihan kelas XI IPA 1 sebagai objek penelitian
dikarenakan kelas XI IPA 1. Alasan pemilihan kelas XI Ipa 1, karena mereka sudah bisa diajak untuk
pembelajaran aktif serta dirasa pas untuk penerapan media animasi. Dengan penerapan di lokasi
ini, penerapan media pembelajaran berbasis video animasi untuk meningkatkan hasil belajar
siswa diharapkan dapat terealisasi.
F. Analisis Data
Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan, serta
menyusun kedalam kategorisasi, mengklasifikasikan untuk menjawab pertanyaan pokok: (1)
tema apa yang dapat ditemukan pada data, (2) Seberapa jauh data dapat mendukung
tema/arah/tujuan penelitian. Analisis data dilakukan setelah proses pengumpulan data. Peneliti
harus mampu menganalis data yang telah ia peroleh karena itu sangat berkaitan dengan hasil
penelitian. Hasil penelitian ini adalah yang menjadi nilai tambah terhadap suatu penelitian.
Supardi mengungkapkan walaupun data yang dikumpulkan lengkap dan valid jika peneliti tidak
mampu menganalisisnya maka datanya tidak akan memiliki nilai ilmiah yang dapat digunakan
untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis data deskriptif kualitatif, yaitu
digambarkan dengan kata-kata atau kalimat. Maksudnya adalah setelah data hasil observasi,
wawancara, dokumentasi penulis kumpulkan, kemudian disusun berdasarkan urutan
pembahasan yang telah direncanakan. Selanjutnya penulis melakukan interpretasi (pendapat)
secukupnya dalam usaha memahami kenyataan yang ada untuk menarik kesimpulan.
Proses analisis data dilakukan oleh peneliti adalah melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1. Pengumpulan data, dimulai dari berbagai sumber yaitu dari beberapa informasi dan
pengamatan langsung yang telah dituliskan dalam catatan lapangan, transkip wawancara
dan dokumentasi, setelah dibaca dan dipalajari serta ditelaah, maka langkah berikutnay
mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi yang
akan membuat rangkuman inti.
2. Proses pemilihan, yang selanjutnya menyusun dalam satuan-satuan yang kemudian di
integrasikan pada langkah berikutnya, dengan membuat koding. Koding merupakan
symbol dan singkatan yang diterapkan pada sekelompok kata-kata yang bisa berupa
kalimat atau paragraf dari catatan di lapangan.
3. Pemeriksaan keabsahan data, setelah selesai tahap ini mulailah pada tahap pembahasan
hasil penelitian.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa diperlukan adanya nilai. Nilai yang diperoleh ini
didapat dengan skor hasil test yang yang bermacam-macam. Tes itu bisa berupa ulangan harian,
UTS, UAS, kuis, dan lain sebagainya. Skor pengukuran hasil belajar menjadi bermakna dan dapat
digunakan untuk mengambil keputusan setelah diubah menjadi nilai.
Berdasarkan itu nilai menjadi kehadiran nilai menjadi penting untuk mengetahui hasil
belajar siswa. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai adalah sebagai berikut: Nilai=
Misalnya: pada sebuah tes yang terdiri dari 50 butir soal, siswa A menjawab dengan benar
sebanyak 35 butir soal. Bila skor tertinggi di kelas adalah 35 dan penilaian didasarkan pada dan
skala yang digunakan adalah 0-100, maka nilai A adalah (35/50) x 100 = 70. Selanjutnya
pengambilan keputusan atas nilai tersebut mengacu kepada standar minimal ketuntasan yang
diharapkan.
G. Pengecekan Keabsahan Temuan
Menurut Moleong, yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan
harus memenuhi:
a. Mendemonstrasikan Nilai yang benar
b. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan
c. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat dengan konsistensi dari prosedurnya
dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya.
Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data maka menggunakan teknik
sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong yaitu: 1) Ketekunan Pengamat, 2) Triangulasi 3)
Kecukupan refrensial.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau bisa
dikenal dengan classroom action research. Penelitian Tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. (Arikunto, 2006). Menurut Supardi (2006), penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk
memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas
dengan melihat kondisi siswa. Menurut Aqib (2011), penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
2011), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan ketika sekelompok orang (siswa)
diidentifikasi permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu tindakan untuk
mengatasinya. Menurut Kemmis dan Taggart (Padmono, 2010), penelitian tindakan kelas adalah
suatu penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta- pesertanya dalam situasi sosial
untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta
pemahaman mereka terhadap praktik-praktek itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-
praktek tersebut.
Menurut Hopkins (1993), penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan
(Planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil
tindakan (Observation and evaluation). Sedangkan prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas
terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang
diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).
Berdasarkan prosedur PTK seperti yang telah digambarkan dan dijelaskan di atas,
selanjutnya dijelaskan lagi menjadi beberapa siklus, yang akhirnya menjadi kumpulan dari
beberapa siklus.
1. Prosedur Tindakan
a. Tindakan Siklus I
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:
a) Meminta izin dari kepala sekolah SMA AL Muslim
b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berkaitan dengan
materi jenazah menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
c) Merumuskan media pembelajaran yang digunakan
d) Menentukan Teknik pengamatan
e) Peneliti mendesain alat evaluasi
f) Merancang jadwal penelitian
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
a) Perencanaan Peneliti menyiapkan rencana pembelajaran yang dilengkapi
dengan skenario tindakan. Skenario tindakan ini berisi langkah-langkah yang
harus ditempuh guru dan peserta didik.
b) Pelaksanaan
Implementasi Tindakan dilaksanakan sesuai dengan persiapan- persiapan yang
telah dilakukan sebelumnya. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari proses
kegiatan belajar mengajar, evaluasi dan refleksi yang dilakukan pada akhir
siklus. Pada siklus I peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar mengenai
sejarah jenazah, pengertian jenazah dan dasar/dalil jenazah dengan
menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media Animasi.
3) Tahap Observasi
Observasi pada penelitian ini dilakukan terhadap proses aktivitas siswa dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Sasarannya kepada aktivitas
siswa secara individual dalam pembelajaran sejarah jenazah, pengertian jenazah dan
dasar/dalil jenazah dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan
media animasi. Peneliti dibantu oleh rekan guru (observer) yang akan mengamati
jalannya kegiatan belajar mengajar dalam setiap siklusnya. Hasil dari pengamatan
observer didiskusikan sebagai bahan pertimbangan bagi perencanaan pada siklus
selanjutnya. Evaluasi pada siklus I dilakukan dengan cara memberikan tes soal kepada
siswa untuk dikerjakan secara individu. Evaluasi dilaksanakan di akhir pertemuan pada
setiap tindakan.
4) Tahap Refleksi
Refleksi pada siklus I dilaksanakan segera setelah tahap implementasi tindakan dan
observasi diakhir siklus selesai. Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas
hasil yang telah dilaksanakan dalam tindakan pada siklus I. Hasil refleksi dijadikan dasar
untuk perbaikan pada siklus (tindakan) selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi dan
hasil tes siklus I, jika hasil belajar siswa meningkat dalam pembelajaran jenazah,
pengertian jenazah dan dasar/dalil jenazah dengan menggunakan model Problem
Based Learning berbantuan media animasi maka penelitian dilanjutkan ke siklus II
b. Tindakan Siklus 2
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:
a) Meminta izin dari kepala sekolah SMA AL Muslim
b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berkaitan dengan
materi jenazah menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
c) Merumuskan media pembelajaran yang digunakan
d) Menentukan Teknik pengamatan
e) Peneliti mendesain alat evaluasi
f) Merancang jadwal penelitian
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
3) Tahap Observasi
Observasi pada siklus II dilakukan sama seperti pada siklus I. Hasil dari pengamatan
observer didiskusikan sebagai bahan pertimbangan bagi perencanaan pada siklus
selanjutnya. Evaluasi pada siklus II dilakukan dengan cara memberikan tes soal kepada
siswa untuk dikerjakan secara individu. Evaluasi dilaksanakan di akhir pertemuan pada
setiap tindakan
4) Tahap Refleksi
Refleksi pada siklus II dilaksanakan segera setelah tahap implementasi tindakan dan
observasi selesai. Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil yang telah
dilaksanakan dalam tindakan pada siklus II. Hasil refleksi dijadikan dasar untuk perbaikan
pada siklus (tindakan) selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes siklus II, jika
hasil belajar siswa meningkat dalam pembelajaran jenis dan syarat-syarat jenazah dengan
menggunakan model problem based learning berbantuan media animasi maka
penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya.
I. Subjek Penelitian
Subyek pada penelitian ini adalah kelas XI IPS 1 yang jumlahnya adalah 30 siswa..
Berikut tabel jumlah anak kelas XI IPA 1 SMA Al Muslim.
No. Nama Siswa
1. Adinda Meiza Yusranti
2 Adrean Farand
5 Fadhila Az Zahra
6 Gendis Gitapati
25 Rahmat Ramadhan
J. Instumen Penelitian
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berfungsi sebagai pedoman
bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas agar dapat berjalan
efektif dan efisien. RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi
yang telah dijabarkan di dalam silabus.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat berorientasi pada pembelajaran
terpadu yang dikembangkan menggunakan model connected. Komponen-komponen
yang terdapat dalam RPP adalah terdiri dari kolom identitas, KI, KD, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan yang ingin dicapai, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran yang meliputi pendahuluan,
inti dan penutup, dan penilaian pembelajaran.
2. Instrumen Penilaian
Penilaian adalah pengumpulan informasi dari hasil belajar siswa. Secara umum penilaian
hasil belajar dibagi menjadi tiga aspek, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Instrumen penilaian yang digunakan guru sangat beragam sesuai kondisi lapangan yang
dirasakan oleh guru tersebut.
a. Penilaian Pengetahuan
Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dilaporkan dalam bentuk angka, predikat, dan
deskripsi. Angka menggunakan rentang nilai 0 sampai dengan 100. Predikat disajikan dalam
huruf A, B, C, dan D. Rentang predikat (interval) ini ditentukan oleh Satuan Pendidikan dengan
mempertimbangkan KKM. Teknik penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis, lisan, dan
penugasan.
1) Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya secara tertulis, antara lain
berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen tes
tertulis dikembangkan dengan mengikuti langkah- langkah berikut.
3. Lembar Observasi
Lembar Observasi adalah lembar kerja yang berfungsi untuk mengobservasi dan
mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar
mengajar di kelas. Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh observer untuk mengamati
kinerja guru dan aktivitas belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Dalam observasi ini peneliti melakukan suatu pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap gejala/fenomena yang diselediki. Peneliti juga
membuat pedoman observasi yang disesuaikan dengan alat penelitian sebagai tempat
pencatatan penting dalam melakukan observasi. Semua data yang diperoleh melalui
pengamatan dicatat pada buku catatan yang tersedia. Observasi yang dilakukan pada
penelitian ini dilakukan pada dua subyek yaitu aktivitas guru dan aktivitas peserta didik.
Keterangan
No. Aspek yang dinilai
Skor Catatan
1. Perumusan indikator
2. Perumusan tujuan belajar
3. Penetapan sumber belajar
4. Penilaian kegiatan pembelajaran
5. Penilaian proses pembelajaran
6. Penilaian hasil belajar
Jumlah
skor
Skor
No Hal yang Diamati Komponen Materi
1 2 3 4
Kesesuaian dengan isi kurikulum:
a. Materi sesuai dengan SK
yangtercantum pada silabus
1 b. Materi sudah sesuai dengan KD
yangtercantum pada RPP
c. Materi sudah sesuai dengan
tujuanpembelajaran
Sistematika penyampaian Materi:
a. Penyajian materi sesuai urutan
b. Penyajian materi sudah
2
mengikutiinduktif dan deduktif
c. Penyajian materi sudah merujuk
darikonkrit ke abstrak
Urgensi:
a. Sangat dibutuhkan peserta didik
3
b. Dapat diaplikasikan dalam kehidupan
c. Diujikan dalam Tes
Menarik:
a. Materi didukung media yang sesuai
4 b. Materi didukung metode
yangmenyenangkan
c. Materi dapat direspon secara antusias
Keterangan;
4 : Sangat Sesuai 2 : Tidak Sesuia
3 : Sesuai 1 : Sangat Tidak Sesuai
Keterangan;
4 : Sangat Baik 3 : Baik 2 : Tidak Baik 1 : Sangat Tidak Baik
b) Komponen Siswa
Tabel 3.8 Komponen Siswa Siklus 1 dan 2
Skor
No Hal yang Diamati Siswa
1 2 3 4
Keaktifan Siswa:
a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran
1
b. Siswa aktif bertanya
c. Siswa aktif mengajukan ide
Perhatian Siswa:
a. Diam, tenang
2
b. Terfokus pada materi
c. Antusias
Kedisiplinan:
a. Kehadiran/absensi
3
b. Datang tepat waktu
c. Pulang tepat waktu
Penugasan/Resitasi:
a. Mengerjakan semua tugas
4 b. Ketepatan mengumpulkan tugas
sesuaiwaktunya
c. Mengerjakan sesuai dengan perintah
Keterangan;
4 : Sangat Baik 2 : Tidak Baik
3 : Baik 1 : Sangat Tidak Baik
Lembar kerja siswa (LKPD) merupakan salah satu sarana untuk membantu dan
mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang
efektif antara siswa dengan pendidik, sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam
peningkatan prestasi belajar.
Widjajanti (2008:1) mengatakan lembar kerja siswa (LKPD) merupakan salah satu sumber
belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan
pembelajaran. LKPD yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi
dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi.
Sementara itu, menurut Depdiknas (2008) lembar kerja siswa (LKPD) adalah lembaran-
lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan biasanya berupa
petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Keuntungan penggunaan LKPD
adalah memudahkan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar
mandiri dan belajar memahami serta menjalankan suatu tugas tertentu.
Teknik pengumpul data merupakan cara yang ditempuh peneliti untuk mengumpulkan
data dengan alat pengumpul data yang cocok untuk digunakan dalam penelitian. Sugiyono
(2010: 224) menjelaskan teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dari
penjelasan tersebut peneliti harus menentukan teknik yang digunakan dalam penelitannya.
Sehubungan dengan itu, Hadari Nawawi (2012: 100) mengatakan teknik pengumpulan data
dapat dibedakan menjadi lima teknik penelitan sebagai cara yang dapat di tempuh untuk
mengumpulkan data, yaitu: teknik observasi langsung, teknik observasi tidak langsung,
komunikasi langsung, komunikasi tidak langsung, teknik pengukuran, dan teknik studi
documenter
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui instrumen-instrumen yang dibuat, adapun instrumen-
instrumen tersebut meliputi instrumen RPP, evaluasi (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan), lembar observasi serta lembar kerja siswa (LKPD). Hal ini dimaksudkan agar
data yang terkumpul adalah data valid siswa dalam pembelajaran yang dilakukan.
Pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil lembar
kerja peserta didik (LKPD), lembar observasi, lembar penilaian produk, dan lembar
penilaian presentasi. Teknik pengumpulan data diperoleh dari berbagai sumber seperti
pada tabel 3.1 dibawah ini:
Teknik
Sumber Jenis Sumber
No Jenis Data Pengumpulan Data
Data Penelitian
1 Observer Aktivitas
siswaselama Observasi Lembar observasi
pembelajaran
2 Siswa Hasil tiap Pengisian LKPD Lembar kerja
Sumber Teknik Jenis Sumber
No Data Jenis Data Pengumpulan Data Penelitian
tahapan pada proses peserta didik
pembelajaran pembelajaran (LKPD) & lembar
penilaian kinerja
3 Siswa Keterampilan Mengobservasi
dan keterampilan siswa Lembar penilaian
kemampuan dalam presentasi presentasi
siswa dalam
presentasi
2. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan membuat daftar nilai siswa yang meliputi nilai hasil
belajar, nilai rata-rata kelas serta menghitung prosentase siswa yang memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) dengan membuat tabel serta grafik atau diagram perkembangan
hasil belajar siswa dari tiap siklus. Adapun grafik atau diagram yang akan digunakan adalah
diagram batang.
L. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses pengolahan data dengan tujuan untuk menemukan informasi
yang berguna yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan untuk solusi suatu
permasalahan, khususnya yang berkaitan dengan penelitian. Ada beberapa metode dan teknik
untuk melakukan analisis tergantung pada industri dan tujuan analisis. Semua metode analisis
data ini sebagian besar didasarkan pada dua jenis teknik analisis data yaitu, teknik analisis data
kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian.
1. Teknik analisis data kuantitatif, merupakan teknik pengolahan data dimana datanya
merupakan data numerik. Teknik ini akan berfokus pada kuantitasnya dan tidak
membutuhkan penjelasan dari setiap jawaban pendek yang diberikan oleh responden.
2. Teknik analisis data kualitatif, merupakan teknik pengolahan data dimana datanya
berbentuk non numerik serta terfokus pada kualitas nya. Semakin lengkap penjelasan
yang ada di data tersebut, maka akan semakin bagus datanya.
Melakukan analisis data butuh usaha dan kreativitas untuk menemukan sebuah jalan keluar
dalam penyelesaian masalah penelitian. Setiap penelitian memiliki karakteristik dan pandangan
yang berbeda-beda. Tidak bisa disamaratakan antara penelitian satu dengan peneliti yang
lainnya. Sehingga teknik yang digunakan pasti akan berbeda pula.
Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data secara
kuantitatif. Data yang yang diperoleh, diolah serta dianalisis sebagai berikut:
1. Lembar observasi
Dalam proses pembelajaran diperoleh data mengenai bagaimana aktivitas peneliti dan
siswa pada proses pembelajaran berbasis proyek berlangsung. Kemudian hasil observasi
aktivitas peneliti dan siswa tersebut dinilai dengan ketentuan sebagai berikut :
Data yang diperoleh dalam LKPD pembelajaran berbasis proyek kemudian diolah sebagai
berikut :
No Nilai Kategori
Persentase
1 Sangat kurang
kreatif
2 56-59 Kurang kreatif
3 60-75 Cukup kreatif
4 76-85 Kreatif
5 86-100 Sangat kreatif
A. Deskripsi Data
1. Profil dan Sejarah Singkat SMA AL-Muslim Tambun
Pada tahun ajaran 2022-2023 ini, SMA Al Muslim akan mencoba menerapkan Kurikulum
2013 dengan fleksibilitas pembelajaran yang tinggi. Dua tahun pandemi membelajarkan
bagaimana Gen-Z belajar. David Stillman dan Jonah Stillman dalam bukunya Gen Z @Work:
How The Next Generation is Transforming the Workplace (2017) memberikan gambaran
tentang karakter Gen Z. Mereka mengidentifikasi tujuh karakter utama Gen Z, yaitu: phygital,
fear of missing out (FOMO), hiper kustomisasi, terpacu, weconomist, do it yourself (DIY), dan
realistis.
Gen Z berkarakter phygital karena mereka lahir setelah era 1995, dimana segala aspek di
dunia fisik memiliki wujud yang ekuivalen di dunia maya. Menurut generasi ini, dunia fisik dan
dunia maya bukan dua dunia yang terpisah. Gen Z berkarakter hiper kustomisasi karena
mereka hidup di dunia maya yang sangat cair. Mereka selalu ingin memiliki identitas unik yang
membuatnya tidak suka dengan sesuatu yang sama dengan orang lain. Mereka tidak
menyukai produk standar dan seragam. Mereka mengkostumisasi apa pun yang mereka ingin.
Kustomisasi merupakan penghargaan untuk kehadiran mereka.
Al Muslim mengembangkan kurikulum kepemimpinan (leadership),, yang menjadi dasar
pelaksanaan semua program yang disusun oleh sekolah. Karakteristik leadership yang
teridentifikasi dipadukan dalam berbagai pembelajaran proyek agar melatih mereka berpikir
kritis dan mengambil keputusan sebagai latihan problem solving di dunia nyata. Terlebih lagi,
pembelajaran proyek harus didasari oleh pentingnya literasi sebagai basis berpikir kritis yang
mereka terapkan.
2. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi lembaga pendidikan yang mampu mengembangkan dan menghasilkan
generasi muslim yang siap menjadi khalifatullah fil- dan
berakhlak mulia.
Indikator Visi:
1. Unggul dalam bidang keagamaan
2. Unggul dalam akhlak
3. Memiliki jiwa leadership dan kewirausahaan
4. Peduli terhadap lingkungan sekitar
5. Unggul dalam perolehan nilai ujian
6. Diterima di perguruan tinggi pilihan peserta didik
7. Mampu berkomunikasi dalam bahasa asing
8. Unggul dalam prestasi akademik
9. Unggul dalam prestasi nonakademik (olahraga dan seni)
b. Misi
Membangun dan menyelenggarakan sistem pendidikan yang komprehensip serta
menyiapkan lulusan untuk menjadi generasi muslim yang berkemampuan sebagai
dan berakhlak mulia.
3. Jumlah siswa
Jumlah peserta didik sampai tahun ajaran 2022/2023, dengan rincian sebagai berikut:
a. Kelas X : 111 siswa
b. Kelas XI : 160 siswa
c. Kelas XII : 160 siswa
Adapun jumlah total siswa adalah 431 siswa
4. Struktur organisasi
a. Sarana dan prasarana
Terdiri dari 15 ruang kelas yang dilengkapi oleh LCD dan AC.
1. 2 Laboratorium IPA, 1 Laboratorium Bahasa, dan 1 Laboratorium komputer.
2. 1 perpustakaan dilengkapi dengan komputer, AC dan buku-buku penunjang.
3. 1 Aula/tempat sholat
4. 1 ruang uks
5. 1 ruang osis
6. Kantin Sekolah
7. Mobil sekolah
8. Ruang bimbingan konseling
9. Ruang guru
10. Toilet laki-laki dan perempuan pada setiap lantai
11. Ruang tata usaha
12. Lapangan olahraga dan parkir.
B. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Peneliti melakukan pengamatan kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas
XI IPA 1 SMA AL-Muslim Tambun. Pengamatan dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 22 dan
29 November 2022, pukul 08:00. Hasil pengamatan tersebut dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
a) Guru berada di kelas ketika semua siswa sudah berada di kelas. Pada saat pelajaran
dimulai masih banyak siswa yang belum siap mendengarkan guru, tetapi ada juga
sebagian siswa yang sudah siap belajar.
b) Metode pembelajaran yang digunakan guru adalah ceramah. Guru menjelaskan materi
pelajaran dan siswa mendengarkan.
c) Waktu pembelajaran lebih banyak dipergunakan untuk Tanya jawab secara langsung,
kurang adanya pemanfaatan media
d) Masih banyak siswa yang belum mengerti tentang materi tersebut karena siswa malu dan
tidak percaya diri yang mengakibatkan siswa tidak semangat untuk belajar.
e) Prestasi belajar yang masih rendah. Hal ini terlihat dari ulangan siswa yang belum
mencapai KKM 75 kurang dari 85%.
Tabel 4.1
Nilai ulangan harian siswa kelas XI IPA 1
No. Nama Siswa Nilai Penilaian Harian
1. Adinda Meiza Yusranti 70
2 Adrean Farand 86
5 Fadhila Az Zahra 88
6 Gendis Gitapati 69
25 Rahmat Ramadhan 59
2. Siklus I
Pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada
tanggal 5 Desember 2022. Dalam setiap pertemuan, peneliti melakukan evaluasi untuk menilai
sejauh mana perkembangan yang telah dicapai oleh peserta didik serta untuk mengevaluasi
penggunaan media pembelajaran online seesawdalam pembelajaran PAI materi tata cara
pengurusan jenazah.
a. Perencanaan Siklus 1
Kegiatan pembelajaran yang ditekankan dalam penelitian ini adalah keterampilan
menulis, sehingga rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh peneliti pun lebih
ditekankan dalam aspek menulis. Namun, tentu saja tanpa mengabaikan keterampilan membaca,
berbicara dan mendengar peserta didik. Hal ini karena keempat keterampilan tersebut tidak dapat
dipisahkan dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam.
Untuk setiap pertemuan pembelajaran berlangsung selama 3x45 menit. Sebelum siklus
pertama dilaksanakan peneliti melakukan beberapa tahap persiapan, antara lain:
1) Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
2) Menyiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti peningkatan siswa
dalam pembelajaran di dalam kelas, yaitu berupa pedoman observasi sebagaimana
dalam lampiran, dan peneliti juga menyiapkan sebuah sejumlah pertanyaan dan jawaban
yang digunakan untuk evaluasi pada siklus I ini.
3) Peneliti menyiapkan media pembelajaran
b. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanan siklus I ini, dilaksanakan dengan 1 kali pertemuan, seperti yang telah
disebutkan dalam perencanaan di atas. Pertemuan pertama pada hari Senin tanggal 5 Desember
2022 dengan pembahasan tentang materi tata cara pengurusan jenazah. Untuk setiap pertemuan
pembelajaran berlangsung selama 3x45 menit dengan menggunakan metode diskusi. Adapun
rincian dari dua pertemuan ini adalah sebagai berikut:
Pertemuan I
Pada pertemuan I ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 5 Desember 2022 dengan
alokasi waktu 3x45 menit. Dilakukan pada jam pelajaran ke-2 dan 3, yakni pada jam 08.00-10.00
WIB. Pertemuan I ini menggunakan media animasi dengan pembahasan tata cara pengurusan
jenazah. Adapun skenario pembelajaran pada siklus I pertemuan I ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan
berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan
baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
Tata cara pengurusan jenazah (memandikan, mengkafani, menyolatkan dan menguburkan)
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan
yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 105 Menit )
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
(stimullasi/ 1. Peserta didik bersama guru saling memberi dan menjawab salam serta
menyampaikan kabar serta berdoa (4 C/ Communication & Religius)
pemberian
2. Guru menanyakan kabar, kerapihan pakaian, kebersihan (PPK/mandiri/disiplin)
rangsangan) 3. Guru mengecek kesiapan belajar Peserta didik dan melakukan presensi
pada Digislamic
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (4C/ communication)
5. Guru menyampaikan apersepsi materi sebelumnya dan menunjukan dalil
yang berkaitan dengan kematian
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
1. Guru membagi kelas dalam kelompok yang terdiri dari 4 5 orang siswa
secara heterogen
2. Guru memberikan LKPD untuk didiskusikan dalam kelompok kasus-kasus
yang berkaitan dengan pengurusan jenazah dan cara mengatasinya.
(4C/Critical Thingking)
3. Guru memotivasi peserta didik untuk ikut berperan aktif dalam proses
pembelajaran dan pemecahan masalah
4. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
pertemuan pertama
Mengorganisasi 1. Guru menginstruksikan peserta didik untuk membuka bahan ajar Tata cara
Siswa untuk pengurusan jenazah pada Digislamic, yaitu video pembelajaran, Modul
Peserta didik :
5 Fadhila Az Zahra 87
6 Gendis Gitapati 79
7 Hashifah Nabila Kirana 78
25 Rahmat Ramadhan 90
1. Siklus Kedua
a. Perencanaan
Tahap kedua ini merupakan tahap perbaikan dari siklus yang pertama, untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam evaluasinya. Penulis berusaha memperbaiki hasil
yang didapat pada reflleksi. Pada siklus kedua ini peneliti melakukan tindakan selama 1 kali
pertemuan (3 x 45 menit). Penulis membagi waktu total 90 menit dengan cara 60 menit untuk
pembelajaran termasuk penerapan materi dan 30 menit untuk mengadakan evaluasi. Sama
seperti siklus pertama, sebelum pelaksanaan siklus yang kedua ini peneliti mempersiapkan
beberapa hal sebagai tahap perencanaan dalam sebuah penelitian tindakan kelas yaitu:
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelelajaran (RPP) tentang tata cara berpakain
dalam Islam (RPP lihat dilampiran)
2) Menyiapkan materi, materi yang akan dibahas adalah tata cara berpakaian dalam Islam
3) Menyiapkaan sumber-sumber belajar, seperti Modul PAI, Buku PAI kelas XI Yudhistira dan
sumber-sumber lain yang relevan.
4) Video animasi, Blog, Slideshare, Gambar dan menyiapkan power point.
Dalam tindakan sikus kedua ini, peneliti membagi menjadi 1 kali pertemuan. Peneliti
membagi 1 kali pertemuan, karena waktu yang digunakan untuk pembelajaran masih mempunyai
siswa waktu, oleh karena itu sebaiknya siswa waktu itu digunakan sebagai evaluasi PTK. Adapun
langkah-langkah penerapannya secara garis besar adalah sebagai berikut:
5 Fadhila Az Zahra 90
6 Gendis Gitapati 85
25 Rahmat Ramadhan 60
C. Analisis Data
Data penelitian sebagaimana telah diraikan di atas merupakan hasil dari analisis data yang
telah dilakukan, diantaranya sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
a. Lembar Observasi Guru
Data hasil observasi guru
100.00%
88.80%
90.00%
80.00% 70.77%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Presentase
Siklus 1 Siklus 2
Gambar 4.11 Diagram perbandingan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II
Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus I jumlah
yang didapatkan yaitu 70,7% masih belum mencapai intervensi tindakan yang diharapkan.
Namun, setelah dilakukan siklus II jumlah yang mendapatkan nilai post test dengan KKM
meningkat sebanyak 88,8%. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi tindakan yang
diharapkan telah tercapai.
d. Wawancara Siswa
Wawancara siswa dilakukan pada setiap siklus yaitu siklus I dan siklus II. Pada siklus I,
siswa merasa antusias karena handphone yang selama ini dibawa bisa dimanfaatkan untuk
pembelajaran. Namun, pada siklus I ini sebagian siswa masih belum begitu mengerti dengan
langkah-langkah dan cara menggunakan media animasi tersebut, sehingga berdampak pada
pemahaman siswa pada materi tata cara pengurusan jenazah.
D. Pembahasan
Dalam siklus pertama yang dilakukan selama dua kali pertemuan dan dilanjutkan dengan
evaluasi ini, penulis mendapat beberapa hasil pengamatan. Hasil pengamatan yang berisi tentang
kelebihan dan kekurangan ketika pelaksanaan penerapaan pembelajaran dengan video animasi
dilaksanakan. Selanjutnya beberapa kekurangan tersebut akan dicantumkan dalam refleksi.
Setelah itu hasil refleksi diupayakan menjadi perbaikan kedepannya. Adapun hasil refleksi siklus
kedua adalah sebagai berikut:
1. Pada hasil belajar, terjadi peningkatan hasil. Peningkatan itu bisa diketahui dari hasil
belajar siswa diantaranya jika pada pra siklus hasil belajar siswa yaitu 11 siswa, evaluasi
siklus pertama siswa yang remidi ada 6 siswa, maka pada evaluasi siklus yang kedua ini
berkurang menjadi 3 siswa. rata-rata hasil belajar juga meningkat yaitu sebesar 8,1. Hasil
ini diperoleh dari 79,8 (evaluasi siklus pertama) 88,8 (evaluasi siklus kedua).
2. Guru sudah bisa menguasai kelas. Guru harus bisa mempertahankan dalam
keberhasilan menguasai kelas sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.
3. Siswa menjadi semangat dalam mengikuti rangkian proses belajar-mengajar. Semangat
siswa ini perlu dipertahankan oleh guru dengan cara meng-onkan siswa berupa ice
breaking dan yel-yel penyemangat.
4. Siswa mulai terbiasa dalam penggunaan media ini. Selanjutnya media animasi yang
seperti pada penelitian ini perlu diterapkan, untuk pembelajaran yang lebih maksimal
kedepannya.
5. Siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran selanjutnya, perlu adanya
arahan guru yang konsisten, sehingga keaktifan siswa lebih terarah.
6. Ada beberapa siswa yang masih suka bergurau. Selanjutnya perlu tindakan dari guru
berupa ketegasan, nasihat, dan semacamnya agar meminimalisir siswa yang bergurau
katika proses belajar mengajar berlangsung.
7. Media ini mempunyai kelemahan akan terbatasnya penggunaan jika koneksi internet
atau jaringan kurang mendukung, oleh karena itu dalam pembelajaran pastikan jaringan
internet yang ada memadai dan bisa digunakan oleh peserta didik per kelas atau guru
menampilkan juga dalam proyektor/LCD
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan pembelajaran berbantuan media animasi pada materi tata cara pengurusan
jenazah pada pembelajaran PAI secara berkelanjutan. Dilaksanakan dalam dua siklus terbukti
dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswa. Hal tersebut dibuktikan dari rata-rata pencapaian
hasil belajar siswa pada materi tata cara pengurusan jenazah. Pada siklus I pencapaian nilai
rata-rata hasil belajar siswa yaitu 79,81% dan pada siklus II meningkat menjadi 84,51 % dengan
presentase nilai pencapaian KKM siswa siklus I yaitu 70,77% dan siklus II 88,8 %.
Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI dengan menggunakan media
animasi adalah sebesar 28,1%. Jadi , pembelajaran menggunakan media animasi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA AL Muslim.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi guru
Bagi para guru bidang studi PAI khususnya, dan guru-guru bidang studi lainnya pada
umumnya dapat menjadi bahan acuan di dalam proses pembelajaran serta dalam rangka
meingkatkan hasil belajar siswa diesuaikan dengan kebutuhan mata pelajaran.
2. Bagi sekolah
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukkan dalam upaya
pembinaan dan pengembangan guru secara efektif, sehingga mendukung pencapaian
tujuan program pendidikan.
3. Bagi siswa
Dengan menggunakan pembelajaran menggunakan media animasi, siswa diharapkan
dapat lebih termotivasi dalam memahami materi pelajaran.
4. Bagi peneliti
Jika banyak kesalahan dalam penelitian ini, bagi peneliti selanjutnya yang ingin
mengembangkan lebih lanjut metode ini, agar bisa lebih memperbaikinya dari penelitian
ini.
DAFTAR PUSTAKA
2013. https://doi.org/10.13140/2.1.1389.2644
William, D. C., Pedersen, S., & Liu, M. (1998). An Evaluation of the Use of
ProblemBased Learning Software By Middle School Students.
Journalof Universal Computer Science, 4(4), 466 483.
Cipta
A. Kompetensi Inti
KI-1:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (C) :
1. Setelah melihat tayangan video interaktif/artikel (ICT/ Literasi digital) (C) pada proses
pembelajaran siswa (A) dapat menerapkan (B, A5) penyelenggaraan jenazah sesuai
dengan ketentuan syariat Islam dengan benar. (D)
2. Setelah melihat tayangan video interaktif/artikel (C) pada proses pembelajaran siswa
(A) dapat memiliki kepedulian (B, A5) terhadap jenazah dalam kehidupan sehari-hari.
(D)
3. Setelah melihat tayangan video interaktif/artikel pada proses pembelajaran siswa
dapat menjelaskan kandungan dalil naqli tentang kepedulian terhadap jenazah
dengan benar.(C2)
4. Setelah melihat tayangan video interaktif/artikel pada proses pembelajaran siswa
dapat mengklasifikasikan syarat-syarat tata cara penyelenggaraan jenazah menurut
hukum Islam dengan benar.(C2)
5. Setelah melihat tayangan video interaktif/artikel pada proses pembelajaran siswa
dapat mendemonstrasikan tata cara penyelenggaraan jenazah sesuai dengan ajaran
Islam dengan benar. (C3)
6. Setelah melihat tayangan video interaktif/artikel pada proses pembelajaran siswa
dapat menganalisis pelaksanaan penyelenggaraan jenazah dengan benar. (C4)
7. Setelah melihat tayangan video interaktif/artikel pada proses pembelajaran siswa
dapat menyimpulkan manfaat penyelenggaraan jenazah dengan benar. (C5)
8. Setelah melihat tayangan video/artikel pada proses pembelajaran siswa dapat
menyajikan paparan tentang penyelesaian kasus tata cara penyelenggaraan jenazah
dengan benar(P3)
9. Setelah melihat tayangan video/artikel pada proses pembelajaran siswa dapat
menyajikan prosedur tatacara penyelenggaraan jenazah dengan benar(P3)
Integrasi GE : Pilar VI Keterampilan Hidup
Integrasi Leadership : Bersikap diri Positif yang baik
D. Materi Pembelajaran
Faktual :
Kematian merupakan ketentuan Allah Swt. (sunatullah). Tidak ada seorang pun yang
dapat menghindarinya. Kematian merupakan hal yang pasti, cepat atau lambat, pasti
akan datang. Semua makhluk hidup akan merasakan mati. Tidak ada seorang pun, baik
kaya miskin, berpangkat atau orang biasa, tua muda, maupun yang siap atau tidak siap,
semuanya akan menjemput kematian.
Kenapa harus ada kematian? Begitu juga kenapa ada kehidupan? Keduanya siklus hidup
yang harus dilalui manusia. Hidup berarti pilihan, tergantung manusia, mau memilih di
jalan kebenaran atau keburukan. Allah Swt. sudah memberikan segalanya, saat manusia
berada di dunia diberinya panca indera, akal, qalbu (hati nurani), diturunkan para Nabi
dan Rasul agar diteladani, dan di antaranya dibarengi dengan wahyu. Apalagi adanya
hidup dan mati itu sebagai ujian bagi manusia, siapa yang paling baik amalnya
Konseptual :
Pelaksanaan tatacara penyelenggaraan jenazah
Dalil- dalil al-
Syarat syarat penyelenggaraan jenazah
Praktik penyelenggaraan jenazah
Hikmah penyelenggaraan jenazah
Prosedural
Menjelaskan kandungan dalil naqli tentang kepedulian terhadap jenazah.
Mengklasifikasikan syarat-syarat tata cara penyelenggaraan jenazah menurut
hukum Islam
Mendemonstrasikan tata cara penyelenggaraan jenazah
Menganalisis pelaksanaan penyelenggaraan jenazah
Menyimpulkan manfaat penyelenggaraan jenazah.
Metakognitif:
Menyajikan paparan tentang penyelesaian kasus yang berkaitan dengan
penyelenggaraan jenazah.
Menyajikan prosedur penyelenggaraan jenazah
E. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
2) Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
3) Metode : ceramah, diskusi, Tanya jawab dan demonstrasi
F. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
Al-Q
Ppt : terlampir
Video link : https://www.youtube.com/watch?v=KpTV-_wDUoQ
LKPD : terlampir
Artikel link : https://www.merdeka.com/peristiwa/ridwan-kamil-14-hari-yang-sangat-
melelahkan-kematian-eril-kehilangan-dahsyat.html
Alat/Bahan :
Laptop & infocus
G. Sumber Belajar
Buku Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI, Kemendikbud,
Internet
Buku refensi yang relevan,
LCD Proyektor
Film kecelakaan dan Tawuran Pelajar
Tafsir al-
Kitab asbabunnuzul dan asbabul wurud
Lingkungan setempat
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
Guru :
Orientasi
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Peserta didik :
Pilihan Jawaban
Setuju
Ragu-
Tidak
Ragu
Melakukan
No Sikap yang diamati Ya Tidak
1 Menunjukkan sikap peduli terhadap sesama dalam
bentuk pengurusan jenazah
2 Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kerja sama dalam
penyelenggaraan jenazah di masyarakat
Petunjuk Penskoran :
Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
D. Penilaian Pengetahuan
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 2 dan 4
E. 1, 3, dan 5
Kelas/Semester : XI/ 1
Disajikan Perhatikan pernyataan C2 PG D
2
Informasi faktual berikut ini! Level 2
siswa dapat
(Aplikasi/
mengklasifikasik 1) Dimulai dari kepala MOTS)
an tata cara terlebih dahulu dan
menguburkan
dilakukan lewat arah
jenazah
kaki.
2) Memasukkan jenazah
ke dalam kubur
hendaknya dimulai
dari kaki.
3) Jenazah diletakkan
dalam posisi
telentang dengan
memakai ganjalan.
4) Pipi dan kaki jenazah
ditempelkan ke tanah
dengan membuka
kafan.
5) Terlebih dahulu
membuka tali
pengikat badan,
kepala, dan kakinya.
Melalui pernyataan
tersebut, yang
termasuk kaifaiat
menguburkan jenazah
ditandai dengan nomor
... .
a. 1), 2) dan 3)
b. 2), 3) dan 4)
c. 1), 3) dan 5)
d. 1), 4) dan 5)
e. 2), 3) dan 5)
Kompetensi Dasar : 3.7 Menganalisis pelaksanaan
penyelenggaraan jenazah
3 Disajikan gambar Perhatikan gambar dan C3 PG D
pernyataan-pernyataan Level 3
berikut. (Penalara
n/ HOTS)
informasi faktual 1) Jenazah laki-laki
siswa dapat sebaiknya dibungkus
menganalisis tata dengan tiga helai kain
cara mengkafani kafan, dan wanita
A. 1, 2, dan 4
B. 2, 3, dan 5
C. 1, 2, 4, dan 5
D. 1, 2, dan 3
E. 3, 4, dan 5
A. shalat ghaib
B. shalat jarak jauh
C. berdoa bersama
D. tahlilan bersama
E. shalat jenazah
biasa
5 Disajikan makna Terjemahan doa saat Level 3 PG
doa , siswa dapat shalat jenazah sebagai (Penalara
menelaah doa berikut: n/
atas takbir ketiga ampunilah ia, rahmatilah ia, HOTS)
yang dibacakan selamatkanlah ia,
dalam sholat maafkanlah ia,
jenazah muliakanlah ia,
lapangkanlah tempatnya,
jadikanlah surga sebagai
Ini
adalah doa yang dibaca
ketika ... .
A. takbir kedua
B. takbir ketiga
C. takbir pertama
D. takbir keempat
E. setelah shalat jenazah
6 Disajikan Informasi Kebersihan lahir batin C2 PG A
faktual siswa seharusnya menjadi sikap
dapat hidup setiap muslim. Hal
mengklasifikasika ini bukan saja saat hidup,
n syarat jenazah tetapi juga saat kematian.
yang bisa Adapun syarat-syarat
dimandikan dalam jenazah dimandikan adalah
Islam ... .
A. tata cara
menyelenggarakan
jenazah
B. tata cara memandikan
jenazah
C. peringatan tentang
kematian
D. persiapan shalat jenazah
E. tata cara shalat jenazah
siswa dapat
menganalisis
ketentuan dalam
sholat jenazah
yang sesuai
dengan syariat
Islam
Berdasarkan gambar
tersebut, pendapat kalian
yang sesuai yaitu?
a. Imam berdiri di posisi
tengah/perut jenazah
perempuan
b. Imam berdiri di posisi
kepala jenazah
perempuan
c. Imam berdiri di posisi
tengah/perut jenazah laki-
laki
d. Imam berdiri di posisi
kepala jenazah laki-laki
e. Imam berdiri di posisi kaki
jenazah perempuan
1. Tes Tulis
Teknik : Tertulis
Bentuk : Pilihan Ganda
Instrumen tes tulis bentuk pilihan ganda tata cara pengurusan jenazah
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 2 dan 4
E. 1, 3, dan 5
2. Perhatikan pernyataan berikut ini!
1) Dimulai dari kepala terlebih dahulu dan dilakukan lewat arah kaki.
2) Memasukkan jenazah ke dalam kubur hendaknya dimulai dari kaki.
3) Jenazah diletakkan dalam posisi telentang dengan memakai ganjalan.
4) Pipi dan kaki jenazah ditempelkan ke tanah dengan membuka kafan.
5) Terlebih dahulu membuka tali pengikat badan, kepala, dan kakinya.
Melalui pernyataan tersebut, yang termasuk kaifaiat menguburkan jenazah ditandai
dengan nomor ... .
a. 1), 2) dan 3)
b. 2), 3) dan 4)
c. 1), 3) dan 5)
d. 1), 4) dan 5)
e. 2), 3) dan 5)
3. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut.
1) Jenazah laki-laki sebaiknya dibungkus dengan tiga helai kain kafan, dan wanita
dengan lima helai.
2) Jika jenazahnya laki-laki hendaknya orang yang mengafaninya juga laki-laki.
3) Tiap helai kain kafan dihamparkan di atas tikar dan diberi harum-haruman.
4) Jenazah diletakkan di atas kain kafan dengan posisi tangan diangkat seperti
sedang takbir ihram.
5) Seluruh tubuh jenazah dibalut dengan kain kafan kecuali muka dibiarkan
terbuka.
Dari pernyataan tersebut, pernyataan yang termasuk ketentuan syariat dalam mengafani
A. 1, 2, dan 4
B. 2, 3, dan 5
C. 1, 2, 4, dan 5
D. 1, 2, dan 3
E. 3, 4, dan 5
4. Sebuah pesawat udara Sriwijaya Air SJ 182 mengalami kecelakaan pada Sabtu (9/1)
pukul 14.40 WIB dan seluruh penumpangnya dinyatakan hilang dan tewas, sebagai
salah satu keluarga korban, tata cara pelaksanakan shalat jenazah yang dilakukan
Andi yaitu dengan ...
A. shalat ghaib
B. shalat jarak jauh
C. berdoa bersama
D. tahlilan bersama
E. shalat jenazah biasa
5. Terjemahan doa saat shalat jenazah sebagai berikut:
rahmatilah ia, selamatkanlah ia, maafkanlah ia, muliakanlah ia, lapangkanlah
Ini adalah doa yang
dibaca ketika ... .
A. takbir kedua
B. takbir ketiga
C. takbir pertama
D. takbir keempat
E. setelah shalat jenazah
6. Kebersihan lahir batin seharusnya menjadi sikap hidup setiap muslim. Hal ini bukan
saja saat hidup, tetapi juga saat kematian. Adapun syarat-syarat jenazah
dimandikan adalah ... .
A. Islam, didapati bagian tubuhnya walaupun sedikit
B. Islam, harus diperoleh tubuhnya secara utuh
C. baligh, berakal dan dalam keadaan suci
D. Jenazah yang mati dalam kondisi wajar
E. semua jenazah yang beragama Islam
kunci jawaban
No Kunci
1 D
2 D
3 D
4 A
5 B
6 A
7 B
8 C
9 D
10 A
Pedoman Penilaian:
Jumlah Skor
Nilai = x 100
Skor maksimal
F. PENILAIAN KETERAMPILAN
a. Penilaian Praktik Teknik : Lisan
b. Bentuk : Pelafalan
c. Intrumen : Demontrasikan tata cara pengurusan jenazah berdasarkan syariat islam!
Ds
t
Keterangan :
1. Skor maksimal tiap item (a/b/c/d/e) maksimal 10
2. Skor Perolehan = a+b+c+d+e
3. Nilai (N) = Skor Perolehan x 100
50
2.
Rubrik Pengamatannya sebagai berikut:
Aspek yang Juml Ketuntas Tindak
N Nama Peserta dinilai Nil an Lanjut
ah
o. Didik ai
1 2 3 4 Skor T TT R P
Ds
t
2) Arti
a) Jika peserta didik dapat mengartikan dengan benar, skor 100.
b) Jika peserta didik dapat mengartikan dengan benar dan kurang sempurna,
skor 75.
c) Jika peserta didik tidak benar mengartikan, skor 50.
d) Jika peserta didik tidak dapat mengartikan, skor 25.
3) Isi
a) Jika peserta didik dapat menjelaskan dengan benar, skor 100.
b) Jika peserta didik dapat menjelaskan dengan mendekati benar, skor 75.
c) Jika peserta didik dapat menjelaskan dengan tidak benar, skor 50.
d) Jika peserta didik tidak dapat menjelaskan, skor 25.
4) Dan Lain-lain
Guru dapat mengembangkan skor tersebut jika ditemui kriteria penilaian lain
berdasarkan bentuk perilaku peserta didik pada situasi dan kondisi yang
berkembang
3. Penilaian Diskusi
Peserta didik berdiskusi tentang memahami makna .
Aspek dan rubrik penilaian:
1) Kejelasan dan ke dalaman informasi
(a) Jika kelompok tersebut dapat memberikan kejelasan dan ke dalaman
informasi lengkap dan sempurna, skor 100.
(b) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan ke dalaman
informasi lengkap dan kurang sempurna, skor 75.
(c) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan ke dalaman
informasi kurang lengkap, skor 50.
(d) Jika kelompok tersebut tidak dapat memberikan penjelasan dan ke dalaman
informasi, skor 25.
Contoh Tabel:
Aspek yang Ketuntas Tindak
Dinilai an Lanjut
Nama Peserta Jumla
No. Kejelasan dan Nilai
didik h Skor
Kedalaman T TT R R
Informasi
Dst.
Dst.
Dst.
4. Remedial
Peserta didik yang belum menguasai materi (belum mencapai ketuntasan belajar)
akan dijelaskan kembali oleh guru. Guru melakukan penilaian kembali dengan soal
yang sejenis atau memberikan tugas individu terkait dengan topik yang telah
dibahas. Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan,
contoh: pada saat jam belajar, apabila masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran
(30 menit setelah jam pelajaran selesai).
Sekolah : ........................
Kelas/Semester : ........................
Mat Pelajaran : ........................
Ulangan Harian Ke : ........................
Tanggal Ulangan Harian : ........................
Bentuk Ulangan Harian : ........................
Materi Ulangan Harian : ........................
(KD/Indikator : ........................
KKM : ........................
dst,
5. Pengayaan
Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik yang sudah menguasai materi
sebelum waktu yang telah ditentukan, diminta untuk soal-soal pengayaan berupa
pertanyaan-pertanyaan yang lebih fenomenal dan inovatif atau aktivitas lain yang
relevan dengan topik pembelajaran. Dalam kegiatan ini, guru dapat mencatat dan
memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan.
teks peserta didik kepada orang tuanya dengan memberikan komentar dan paraf.
Dapat juga dengan mengunakan buku penghubung kepada orang tua tentang
perubahan perilaku peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran atau
berkomunikasi langsung, dengan pernyataan tertulis atau lewat telepon tentang
perkembangan kemampuan terkait dengan materi.
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap/karakter kepemimpinan peserta
diri positif yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering dilakukan sesuai pernyataan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan dan
sring tidak melakukan sesuai pernyataan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Skor diperoleh x 4 = Skor akhir
Skor maksimal
Lampiran
Materi
Pengertian Pengurusan jenazah
Pengurusan Jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/ muslimah.
Sebagian muslim harus melibatkan diri untuk mengurusnya, tidak boleh semuanya abai,
cuek atau masa bodoh, meskipun hukumnya fardhu kifayah, kecuali bila hanya terdapat
satu orang saja, maka hukumnya .
Maksud dari fardhu kifayah adalah jika sebagian kaum muslimin sudah
melaksanakan, maka kaum muslim yang lainnya tidak terkena kewajiban/ dosa. Sebaliknya,
jika tidak ada satu pun, maka berdosa semuanya, tentu yang terkena dosa adalah kaum
muslim yang berada tidak jauh dari tempat tinggal jenazah.
Dalil yang berkaitan dengan kematian yaitu :
َ َ ۡ ُ َ َ َٰ َ ۡ َ ۡ َ ۡ ُ َ ُ ُ َ ۡ َّ َ ُ َ َّ ۡ ُ َ َٓ َۡ ُل
ُِّار َّ
ُّ ٱل َ ُِّ كُّنف ٖسُّذائِقةُّٱل َم ۡو
ُّ ُّتُِّإَونماُّتوفونُّأجوركمُّيومُّٱلقِيمةُُِّّفمنُّزح ِزحُّع ِن ُّ
ُ ُ ۡ ُ َٰ َ َ َّ ٓ َ ۡ َ ُ ۡ َ ۡ َ َّ َ َ َ ۡ َ َ َ َ ۡ َ َ َٰ ُ ل
ُّ ُّ١٨٥ُِّور
ُّ خلُّٱۡلن ُّةُّفقدُّفازَُّۗوماُّٱۡليوُّةُّٱدلنيُّاُّإَِّلُّمتعُّٱلغر
ِ وأد
185. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak
lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan
Mengurus jenazah meliputi 4 (empat) kegiatan: (1) memandikan, (2) mengkafani, (3)
menyalatkan, dan (4) menguburkan.
Tata cara memandikan jenazah
Adapun dalam pelaksanaan memandikan jenazah terdapat syarat dan
ketentuan yang harus diperhatikan dalam Islam. Adapun syarat-syarat wajib dalam
memandikan jenazah yaitu :
Artinya:
Rasulullah Saw. menemui kami saat kematian putri kami, lalu
daun bidara tiga kali, lima kali, atau lebih dari itu, jika kalian anggap perlu, dan
jadikanlah yang terakhirnya dengan kapur barus (wewangian) atau yang
sejenis,
kami memberi tahu Beliau. Kemudian Beliau memberikan kain Beliau kepada
kami seraya berkata: Pakaikanlah ini kepadanya. Maksudnya pakaian Beliau
(H.R. Bukhari).
- Jenazah Laki-laki
g) Bentangkan kain kafan sehelai demi helai, yang paling bawah lebih lebar dan
luas serta setiap lapisan diberi kapur barus.
h) Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas kain
kafan memanjang lalu ditaburi wangi-wangian.
i) Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, qubul dan dubur) yang mungkin
masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
j) Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar
sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti tersebut selembar demi lembar dengan
cara yang lembut.
k) Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah kain kafan 3 (tiga)
atau 5 (lima) ikatan.
l) Jika kain kafan tidak cukup menutupi seluruh badan jenazah, tutuplah bagian
kepalanya, dan bagian kakinya boleh terbuka, namun tutup dengan daun kayu,
rumput atau kertas. Jika tidak ada kain kafan, kecuali sekadar menutup aurat,
tutuplah dengan apa saja yang ada.
Rasulullah Saw. bersabda yang artinya: Kami hijrah bersama Rasulullah Saw.
dengan mengharapkan ridha Allah Swt., kami sangat berharap diterima pahala
kami, karena di antara kami ada yang meninggal sebelum memperoleh hasil
perang Uhud, dan tidak ada buat kain kafannya, kecuali selembar kain burdah.
Jika kepalanya ditutup, terbukalah kakinya dan jika kakinya ditutup, tersembul
kepalanya, maka Nabi Saw. menyuruh kami menutupi kepalanya dan menaruh
H.R. Bukhari)
- Jenazah Perempuan
Kain kafan untuk jenazah perempuan terdiri dari 5 (lima) lembar kain,
urutannya sebagai berikut.
g) Berniat (di dalam hati) shalat jenazah. Boleh juga dilafalkan bagi yang terbiasa
melakukannya. Adapun contohnya sebagai berikut:
h) Takbiratul Ihram (takbir pertama), setelah itu membaca Q.S. al- Fatihah
i) Lakukan takbir yang kedua, lanjutkan membaca shalawat atas Nabi
Muhammad Saw. (usahakan membaca shalawat yang lengkap seperti bacaan
shalat pada tahiyyat akhir).
j) Takbir lagi yang ketiga, lalu berdoa kepada jenazah, bacaannya adalah:
sebagai berikut:
3) Sunnah menguburkan
f) Menyegerakan mengusung/membawa jenazah ke pemakaman, tanpa harus
tergesa-gesa.
g) Pengiring tidak dibenarkan duduk, sebelum jenazah diletakkan.
h) Disunnahkan menggali kubur secara mendalam agar jasad jenazah terjaga
dari jangkauan binatang buas, atau agar baunya tidak merebak keluar.
i) Lubang kubur yang dilengkapi liang lahat (jenazah muslim), bukan syaq
(jenazah non muslim). Syaq adalah liang yang dibuat khusus di dasar kubur
pada bagian tengahnya. Berikut ini bentuk dari keduanya:
Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang lahat, dan tali-temali selain
kepala dan kaki dilepas, maka rongga liang lahat tersebut ditutup dengan
papan kayu/bambu dari atasnya (agak menyamping).
Setelah itu, keluarga terdekat memulai menimbun kubur dengan
memasukkan 3 genggaman tanah, yang dilanjutkan penimbunan sampai
selesai.
Hendaklah meninggikan makam kira-kira sejengkal, sebagai tanda agar
tidak dilanggar kehormatannya.
Kemudian ditaburi dengan bunga sebagai tanda sebuah makam dan
diperciki air yang harum dan wangi
Setelah selesai penguburan diakhiri dengan doa yang isinya, antara lain
memohon: ampunan, rahmat, keselamatan, dan keteguhan (dalam
menjawab beberapa pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir).
Rasulullah Saw. mengingatkan agar tidak membuat bangunan di atas
kuburan tersebut, seperti diberi semen, marmer atau batu pualam yang
harganya mahal.
hal ini bertujuan bukan sekadar tidak berlama-lama menanggung kesedihan, tetapi
juga memberikan semangat untuk meneruskan hidup secara normal bagi keluarga
sebagai berikut:
a) Memberikan bantuan moril dan materil untuk mengurangi kesulitan dan kesedihan
bagi ahli keluarga yang ditinggalkan.
b) Menemani, ikut bersimpati dan berempati, memberi juga hiburan dan nasehat,
agar ahli keluarga yang ditinggalkan menerima musibah ini dengan sabar dan
tabah.
c) Mendoakan yang meninggal agar diampuni segala khilaf dan salah, dilimpahkan
segala rahmat, mendapatkan nikmat kubur, dan diteguhkan dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, serta segala cita dan harapan
yang lain.
d) Menjadikan sebagai ibrah (pelajaran) bersama, muhasabah diri (introspeksi diri),
bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati (Q.S. Ali Imran/3: 185).
Ziarah Kubur
Manfaat lain dari ziarah kubur juga didapat dari peziarah, antara lain:
mengingatkan diri sendiri, bahwa suatu saat dirinya akan dijemput kematian;
melembutkan hati, agar tidak sombong dan menolak kebenaran; membiasakan
meneteskan air mata, karena hidupnya banyak khilaf dan salah; serta setiap manusia
akan mempertanggungjawabkan segala perilakunya di akhirat kelak.
LEMBAR KERJA PESERTA
DIDIK
Nama Sekolah : SMA AL Muslim
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran : PAI
Kelas : XI
Penyusun : Ainun Jariah, S Pd I
Aktivitas Siswa:
Setelah kamu mengamati gambar di atas, coba berikan tanggapanmu tentang
pesan-pesan yang ada pada gambar tersebut!
LKPD 2 Tata Cara Pengurusan Jenazah
Ada banyak peristiwa menyedihkan yang kita amati dalam kehidupan sehari-
hari, Apakah itu musibah banjir, tanah longsor, angin putting beliung, kecelakaan di
jalan raya, gempa bumi, dan lain sebagainya. Kita seharusnya menjadikan peristiwa
tersebut sebagai pelajaran berharga sehingga kita terselamatkan dari musibah
tersebut. Bila usaha maksimal sudah dilakukan, tetapi kita masih tertimpa juga, itulah
yang disebut takdir, kita perlu tawakal, ikhlas, dan sabar menerimanya. Perhatikan
peristiwa berikut ini!
1. Kecelakaan maut itu telah merenggut puluhan nyawa. Penyebabnya adalah ada anak
di bawah umur (kurang lebih 12 tahun) mengendarai mobil dan melaju dengan
kecepatan tinggi. Tiba-tiba tidak bisa mengendalikan mobilnya dan menabrak
kendaraan yang ada di depannya, akhirnya terjadilah tabrakan beruntun. Sebagian
korban dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.
Sayang, sebelas orang harus berakhir hidupnya disebabkan oleh kesalahan manusia
(human error). Berdasarkan kasus tersebut apa yang harus dilakukan orang yang masih
hidup dalam mengurus 11 orang yang meninggal dunia? Berikan alasanmu!
2. Jika seorang perempuan meninggal, dan di tempat itu tidak ada perempuan, suami,
atau mahramnya, tidak boleh dimandikan oleh laki-laki yang lain. Begitu juga jika yang
meninggal adalah seorang laki-laki, sedangkan di sana tidak ada laki-laki, istri atau
mahramnya. Bagaimana yang harus dilakukan orang yang masih hidup dalam
pengurusan jenazah terutama dalam memandikan jenazah?
Aktivitas Siswa:
Kamu diminta untuk mengkritisi peristiwa di atas dari beberapa sudut pandang!
(contoh dari sudut agama, sosial, dan lainnya)!
EVALUASI PEMBELAJARAN
PENILAIAN AKM & SURVEY KARAKTER
Nama : Ainun Jariah
No Soal AKM
berikut ini !
No Pernyataan Benar Salah
1 Kewajiban v
masyarakat
muslim, jika ada
seseorang
meninggal,
untuk
melaksanakan
kegiatan-kegiatan
yang urutannya
sebagai
berikut:
memandikan,
menyalatkan
mengafani, dan
menguburkan
2 ESSAY
3 ESSAY
Aku juga tidak punya kain kafan, siapa yang memakamkan dan
memandikan ayahku? Tanya anak itu. Beliau segera memerintahkan Abu
Bakar r.a. dan Umar r.a. untuk menjenguk jenazah itu. Betapa terkejutnya
Abu Bakar dan Umar, mayat itu berubah menjadi seekor babi hutan. Kedua
sahabat itu kembali untuk melapor kepada Rasulullah Saw.
Survey Karakter
KD 1 & 2 :
2.7 Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kerja sama dalam penyelenggaraan
jenazah di masyarakat
No SURVEY KARAKTER
C. Penilaian Diri
Pilihan Jawaban
Sangat
Setuju
Setuju
Setuju
Ragu-
an
1. Meyakini bahwa 4
kehidupan di akhirat lebih
kekal.
mengalami kematian.
3. Kita harus peduli
terhadap orangyang
terkena musibah, 4
karena ia sangat
membutuhkan
pertolongan dari orang
lain.
JUMLAH SKOR 2
0
https://drive.google.com/drive/folders/1LjIEjEPldlIYE8oRVFARci4YN50rndPp?us
p=sharing
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
J. Kompetensi Inti
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
syariat Islam
2.7 Menunjukkan sikap tanggung 2.7.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab
jawab dan kerja sama dalam dan kerja sama dalam
masyarakat masyarakat
2.7.2 Memiliki kepedulian terhadap jenazah
dalam kehidupan sehari-hari.
3.7 Menganalisis pelaksanaan 3.7.6 Menjelaskan pengertian memandikan
penyelenggaraan jenazah dan mengkafani jenazah sesuai syariat
Islam
3.7.7 Mengklasifikasikan syarat-syarat tata
cara memandikan dan mengkafani
jenazah sesuai syariat Islam
3.7.8 Menyimpulkan hikmah memandikan
dan mengkafani jenazah sesuai syariat
Islam
4.7 Menyajikan prosedur 4.7.3 Mempraktekkan tata cara
penyelenggaraan jenazah memandikan dan mengkafani
jenazah sesuai syariat Islam.
L. Tujuan Pembelajaran
10. Setelah melihat tayangan video interaktif/artikel pada proses pembelajaran siswa
dapat menerapkan penyelenggaraan jenazah sesuai dengan ketentuan syariat Islam
dengan benar. (A5)
11. Setelah melihat tayangan video interaktif/artikel pada proses pembelajaran siswa
dapat memiliki kepedulian terhadap jenazah dalam kehidupan sehari-hari.(A5)
12. Setelah melihat tayangan video interaktif pada proses pembelajaran siswa dapat
menjelaskan pengertian memandikan dan mengkafani jenazah sesuai syariat Islam
dengan benar (C2)
13. Setelah melihat tayangan video interaktif pada proses pembelajaran siswa dapat
mengklasifikasikan syarat-syarat tata cara memandikan dan mengkafani jenazah
dengan benar (C2)
14. Setelah melihat tayangan video interaktif pada proses pembelajaran siswa dapat
Menyimpulkan hikmah memandikan dan mengkafani jenazah dengan benar (C5)
15. Setelah melihat tayangan video/artikel pada proses pembelajaran siswa dapat
Mempraktekkan tata cara memandikan dan mengkafani jenazah sesuai syariat Islam
dengan benar. (P3)
16. Setelah melihat tayangan video/artikel pada proses pembelajaran siswa dapat
menyajikan paparan tentang tatacara memandikan dan mengkafani jenazah.dengan
benar (P3)
Integrasi GE : Pilar VI Keterampilan Hidup
Integrasi Leadership : Bersikap diri Positif yang baik
M. Materi Pembelajaran
Faktual :
Kematian merupakan ketentuan Allah Swt. (sunatullah). Tidak ada seorang pun yang
dapat menghindarinya. Kematian merupakan hal yang pasti, cepat atau lambat, pasti
akan datang. Semua makhluk hidup akan merasakan mati. Tidak ada seorang pun,
baik kaya miskin, berpangkat atau orang biasa, tua muda, maupun yang siap atau tidak
siap, semuanya akan menjemput kematian.
Kenapa harus ada kematian? Begitu juga kenapa ada kehidupan? Keduanya siklus
hidup yang harus dilalui manusia. Hidup berarti pilihan, tergantung manusia, mau
memilih di jalan kebenaran atau keburukan. Allah Swt. sudah memberikan segalanya,
saat manusia berada di dunia diberinya panca indera, akal, qalbu (hati nurani),
diturunkan para Nabi dan Rasul agar diteladani, dan di antaranya dibarengi dengan
wahyu. Apalagi adanya hidup dan mati itu sebagai ujian bagi manusia, siapa yang
paling baik amalnya
Konseptual :
Pelaksanaan tatacara penyelenggaraan jenazah
Tata cara memandikan jenazah
Tata cara mengkafani jenazah
Tata cara menyolati jenazah
Tata cara menguburkan jenazah
Prosedural
Menjelaskan tata cara memandikan jenazah
Menjelaskan tata cara mengkafani jenazah
Menjelaskan tata cara menyolati jenazah
Menjelaskan tata cara menguburkan jenazah
Metakognitif:
Menyajikan paparan tentang tatacara penyelenggaraan jenazah.
Menyajikan paparan tentang hikmah dan manfaat tatacara penyelenggaraan
jenazah.
N. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
2) Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
3) Metode : Ceramah, diskusi, Tanya jawab dan demonstrasi
O. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
Al-
Ppt : terlampir
Video link : https://www.youtube.com/watch?v=Uk8XC-TINxs
LKPD : terlampir
Artikel link : https://www.merdeka.com/peristiwa/ridwan-kamil-14-hari-yang-sangat-
melelahkan-kematian-eril-kehilangan-dahsyat.html
Alat/Bahan :
Laptop & infocus
P. Sumber Belajar
Buku Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI, Kemendikbud,
Internet
https://www.youtube.com/watch?v=Uk8XC-TINxs
https://digislamic.id/#/login
Buku refensi yang relevan,
LCD Proyektor
Tafsir al-
Kitab asbabunnuzul dan asbabul wurud
Lingkungan setempat
Q. Langkah-Langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
Guru :
Orientasi
Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini
dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang
materi :
Tata cara pengurusan jenazah (memandikan, mengkafani, menyolatkan dan
menguburkan)
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM
pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 105 Menit )
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
(stimullasi/ 11. Peserta didik bersama guru saling memberi dan menjawab
salam serta menyampaikan kabar serta berdoa (Religius)
pemberian
12. Guru menanyakan kabar, kerapihan pakaian, kebersihan
rangsangan) (mandiri/disiplin)
13. Guru mengecek kesiapan belajar Peserta didik dan
melakukan presensi pada Digislamic
14. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (communication)
15. Guru menyampaikan apersepsi materi sebelumnya dan
menanyakan kegiatan pembelajaran sebelumnya di RPP 1
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
Terlampir
Link Video
https://www.youtube.com/watch?v=Uk8XC-TINxs
Link pengumpulan tugas
Digislamic
Peserta didik :
Pilihan Jawaban
Setuju
Ragu-
Tidak
Ragu
Melakukan
No Sikap yang diamati Ya Tidak
1 Menunjukkan sikap peduli terhadap sesama dalam
bentuk pengurusan jenazah
2 Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kerja sama dalam
penyelenggaraan jenazah di masyarakat
S. Kompetensi Inti
KI-1:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
syariat Islam
U. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melihat tayangan video interaktif pada proses pembelajaran siswa dapat
menerapkan penyelenggaraan jenazah sesuai dengan ketentuan syariat Islam
dengan benar. (A5)
2. Setelah melihat tayangan video interaktif pada proses pembelajaran siswa dapat
memiliki kepedulian terhadap jenazah dalam kehidupan sehari-hari.(A5)
3. Setelah melihat tayangan video interaktif pada proses pembelajaran siswa dapat
menjelaskan pengertian menyolatkan dan menguburkan jenazah sesuai syariat Islam
dengan benar (C2)
4. Setelah melihat tayangan video interaktif pada proses pembelajaran siswa dapat
mengklasifikasikan syarat-syarat tata cara menyolatkan dan menguburkan jenazah
dengan benar (C2)
5. Setelah melihat tayangan video interaktif pada proses pembelajaran siswa dapat
Menyimpulkan hikmah menyolatkan dan menguburkan jenazah dengan benar (C5)
6. Setelah melihat tayangan video/artikel pada proses pembelajaran siswa dapat
Mempraktekkan tata cara menyolatkan dan menguburkan jenazah sesuai syariat
Islam dengan benar. (P3)
7. Setelah melihat tayangan video/artikel pada proses pembelajaran siswa dapat
menyajikan paparan tentang makna, dalil, dan hikmah tatacara menyolatkan dan
menguburkan jenazah dengan benar (P3)
Integrasi GE : Pilar VI Keterampilan Hidup
Integrasi Leadership : Bersikap diri Positif yang baik
V. Materi Pembelajaran
Faktual :
Pengurusan Jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/ muslimah.
Sebagian muslim harus melibatkan diri untuk mengurusnya, tidak boleh
semuanya abai, cuek atau masa bodoh, meskipun hukumnya fardhu kifayah,
kecuali bila hanya terdapat satu orang saja, maka hukumnya .
Maksud dari fardhu kifayah adalah jika sebagian kaum muslimin sudah
melaksanakan, maka kaum muslim yang lainnya tidak terkena kewajiban/ dosa.
Sebaliknya, jika tidak ada satu pun, maka berdosa semuanya, tentu yang terkena
dosa adalah kaum muslim yang berada tidak jauh dari tempat tinggal jenazah.
Mengurus jenazah meliputi 4 (empat) kegiatan: (1) memandikan, (2) mengkafani, (3)
menyalatkan, dan (4) menguburkan
Konseptual :
1. Tata cara menyolati jenazah yang meliputi :
a. Pihak yang paling utama menyolatkan
b. Syarat sah sholat jenazah
c. Sunah sholat jenazah
d. Rukun sholat jenazah
e. Tata cara sholat jenazah
2. Tata cara menguburkan jenazah
a. Sunnah menguburkan
b. Tata cara menguburkan jenazah
c. Takziah
d. ziarah
Prosedural
Menjelaskan tata cara menyolati jenazah
Pihak yang paling utama menyolatkan
Syarat sah sholat jenazah
Sunah sholat jenazah
Rukun sholat jenazah
Tata cara sholat jenazah
Menjelaskan tata cara menguburkan jenazah
Sunnah menguburkan
Tata cara menguburkan jenazah
Takziah
Ziarah
Metakognitif:
Menyajikan paparan tentang tatacara penyelenggaraan jenazah.
Menyajikan paparan tentang hikmah dan manfaat tatacara penyelenggaraan
jenazah.
W. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
2) Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
3) Metode : Ceramah, diskusi, Tanya jawab dan demonstrasi
X. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
Al-
Ppt : terlampir
Video link :
https://www.youtube.com/watch?v=Uk8XC-TINxs
https://www.youtube.com/watch?v=TJMnAkf8-cI
https://www.youtube.com/watch?v=g7qHgusT1FU
LKPD : terlampir
Alat/Bahan :
Laptop & infocus
Y. Sumber Belajar
Buku Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI, Kemendikbud,
Internet
https://www.youtube.com/watch?v=Uk8XC-TINxs
https://www.youtube.com/watch?v=TJMnAkf8-cI
https://www.youtube.com/watch?v=g7qHgusT1FU
https://digislamic.id/#/login
Buku refensi yang relevan,
LCD Proyektor
Tafsir al-
Kitab asbabunnuzul dan asbabul wurud
Lingkungan setempat
Z. Langkah-Langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
Guru :
Orientasi
Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini
dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang
materi :
Tata cara pengurusan jenazah (menyolatkan dan menguburkan)
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM
pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 105 Menit )
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
(stimullasi/ 16. Peserta didik bersama guru saling memberi dan menjawab
salam serta menyampaikan kabar serta berdoa (Religius)
pemberian
17. Guru menanyakan kabar, kerapihan pakaian, kebersihan
rangsangan) (mandiri/disiplin)
18. Guru mengecek kesiapan belajar Peserta didik dan
melakukan presensi pada Digislamic
19. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (communication)
20. Guru menyampaikan apersepsi materi sebelumnya dan
menanyakan kegiatan pembelajaran sebelumnya di RPP 1
Peserta didik :
Pilihan Jawaban
Setuju
Ragu-
Tidak
Ragu
5.
4
kepedulian sosial, agar jangan
abai kepada pihak lain yang
terkena musibah.
JUMLAH SKOR 20
Lampiran 3 :
Pewawancara :
Responden :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Pewawancara :
Responden :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Skor
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1. Menyiapkan alat-alat, ruangan, dan
media
2. Memeriksa kesiapan siswa
3. Melakukan kegiatan apersepsi
4. Menyampaikan Indikator pencapaian
kompetensi
5. Melaksanakan pembelajaran secara
runtut
6. Menguasai kelas
7. Merespon partisipasi keaktifan siswa
8. Membantu siswa dalam membentuk
sikap tekun dan kritis
9. Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi
10. Melakukan refleksi atau membuat
kesimpulan dengan melibatkan
peserta didik/siswa
Skor rata-rata (%)
(jumlah nilai keseluruhan:10) x 20
Keterangan :
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Cukup Baik
2 : Kurang
1 : Sangat Kurang
Lampiran 6 :
Hasil Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II
Skor
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1. Tempat duduk masing-masing siswa
2. Kesiapan siswa menerima
pembelajaran
3. Menjelaskan mengenai kompetensi
yang akan dicapai
4. Keterlibatan dalam proses
pembelajaran
5. Interaksi antara guru, siswa, dan
materi pembelajaran
6. Mengemukakan pendapat ketika
diberi kesempatan
7. Kerjasama tim
Skor rata-rata (%)
(jumlah nilai keseluruhan:10) x 20
Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Cukup Baik
2 : Kurang
1 : Sangat Kurang
Lampiran 7 :