Anda di halaman 1dari 175

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI


TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH MELALUI MODEL PROBLEM BASED
LEARNING BERBANTUAN VIDEO ANIMASI
Diajukan sebagai Tugas Akhir pada Kegiatan Pendidikan Profesi Guru
(PPG) dalam Jabatan Angkatan III bagi Guru PAI Tahun 2022
Dosen Pembimbing;
.

Oleh :

Ainun Jariah S.Pd.I

NIM : 5222111586

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN (PPG)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis mendapat bimbingan dan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan Proposal PTK
Tata Cara Pengurusan
Jenazah Melalui Model Problem Based Learning Berbantuan Media Animasi (Penelitian Tindakan
Kelas Pelajaran PAI Kelas XI SMA Al Muslim Bekasi
merupakan Salah Satu Tugas Praktek Pengalaman Lapangan (PPL 3) Pada Kegiatan PPG Dalam
Jabatan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Angkatan 3 Tahun 2022.

Keberhasilan Penulisan Laporan PTK ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Dr Asep Nursobah., selaku Dosen Pembimbing yang menginspirasi.


2. Teman-teman / peserta PPG Daljab Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Angkatan
3 Tahun 2022.
3. Suami, anak-anak dan keluarga tercinta, yang selalu memotivasi.
4. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan Laporan PTK ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Laporan PTK ini mendapat karunia dan kemuliaan dari Allah SWT. Kritik dan saran sangat kami
harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Bekasi, November 2022

Penulis

Ainun Jariah, S.Pd.I


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. i


LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
ABSTRAK ......................................................................................................... x
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................8
E. Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................................... 8
F. KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 11
1. Hasil Belajar ............................................................................................... 11
2. Macam-Macam Model ............................................................................ 17
3. Pembelajaran Materi Ibadah Jenazah ............................................... 31
4. Kerangka Berpikir ................................................................................... 37
G. METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode Penelitian...................................................................................48
2. Subjek Penelitian ................................................................................... 53
3. Instrumen Penelitian.......................................................................... 54
4. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 63
5. Teknik Analisis Data .......................................................................... 64
6. Tempat Dan Waktu Penelitian ......................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 101
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagai orang Islam yang beriman, kita sebaiknya meneladani Rasulullah S.A.W, dalam
bersikap dan berprilaku. Beliau adalah guru pertama yang mengajar dan mendidik para
sahabatnya sehingga mereka menjadi anak-anak didik yang terbaik. Rasulullah S.A.W sebagai
penyampai wahyu berupa ayat-ayat Allah yang agung memiliki metode atau strategi
pengajaran yang beragam. Diantara metode atau cara pengajaran yang dilakukan oleh beliau
antara lain, metode ceramah, metode praktik, menggunakan gambar, metode tanya jawab,
dengan cara berdialog, dan lain sebagainya.
Jabatan guru merupakan jabatan profesional yang mengendaki guru harus bekerja
secara profesional. Guru memang harus bekerja secara profesional. profesional adalah ahli di
dalam bidangnya. Guru yang profesional adalah guru yang ahli dalam bidang keguruannya.
Seorang guru yang profesional dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi, seperti yang
diamanatkan dalam Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa
guru sebagai penggagas perubahan di tengah masyarakat, dituntut untuk menguasai
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi.
Berdasarkan itu semua guru, di dalam penguasaannya dalam pedagogik yang berkaitan
dengan kemampuan belajar dan mengajar di kelas, guru harus mempunyai strategi atau cara
pembelajaran yang baik dan efesien. Semua orang tahu bahwa dalam semua ikhtisar
pendidikan guru mempunyai peranan kunci, disamping faktor-faktor lain seperti sarana
prasarana, biaya, kurikulum, sistem pengelolaan, dan peserta didik sendiri.
Intinya guru adalah pemimpin di dalam kegiatan belajar dan mengajar di kelas. Berhasil
dan tidaknya kegiatan pembelajaran adalah ditentukan oleh seorang guru. Guru Sebagai
pemimpin pembelajaran di kelas guru dituntut untuk menjadikan suasana pembelajaran di
kelas menjadi terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Tujuan dari pendidikan sangat mulia yaitu bagaimana generasi yang akan datang menjadi
cerdas, berpikir kritis, berani menghadapi tantangan, inovatif, dan berakhlak mulia. Di era digital
yang serba, bebas, serba terbuka. Informasi bisa kita dapatkan dari manapun, sehingga kita
sebagai pendidik harus mempersiapkan diri guna menghadapi gempuran pengaruh-pengaruh
yang tidak sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa kita. Tidak semua pengaruh dari luar itu
bersifat negatif (buruk) misalnya pergaulan bebas, Narkoba, pornografi, pornoaksi tapi banyak
juga yang bersifat positif (baik) misalnya informasi yang kita dapatkan lancar dan cepat, dalam
melakukan transaksi bisnis sangat cepat, mempermudah literasi, menjadi tempat membuka usaha.

Pada dasarnya, semua problematika yang terjadi pada jenjang pendidikan salah satunya
adalah dalam segi Religius, Nasionalis, Gotong Royong, Integritas dan Mandiri pada siswa.
Era digital tidak bisa dihindari lagi. Kita tidak bisa melarang anak untuk menggunakan HP,
membuka internet karena memang sudah waktunya jangan sampai anak-anak kita justru
ketinggalan zaman atau gagap teknologi (Gaptek). Seiring perkembangan zaman sebagai orang
tua harus menyadari bahwa sekarang ini adalah era dimana informasi dan teknologi berkembang
dengan pesat. Tinggal bagaimana kita mengarahkan anak-anak untuk menggunakan teknologi
ke hal-hal yang positif.

Salah satu penyebab terjadinya lemahnya karakter anak bangsa tersebut adalah lemahnya
pendidikan karakter yang ada di Indonesia, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat. Karena seberapa baik dan sempurnanya suatu konsep tidak akan bisa
menyelesaikan permasalahan sampai tuntas tanpa adanya penekanan dalam membentuk
karakter yang baik. Maka kita sebagai orang dewasa harus menasehati dan mengingatkan ke
anak bahwa di internet banyak hal-hal yang boleh dan tidak boleh ditiru. Harus ada pendidikan
mengenai bagaimana menggunakan internet dengan bijak karena dengan adanya pendidikan
tersebut maka anak akan terlindungi dari hal-hal negatif

Walaupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat berkembang,


namun permasalahan di dalam dunia pendidikan masih menjadi problematika bagi beberapa
negara, khususnya Indonesia. Lemahnya kemampuan siswa dalam menggunakan kemampuan
berfikirnya untuk menyelesaikan masalah menjadi tantangan bagi para pendidik dalam
mengembangkan kemampuan dan potensi peserta didik yang sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional seperti yang tercantum pada UU No. 20 tahun 2003. Kemampuan pemecahan masalah
merupakan proses bagaimana mengatasi suatu persoalan yang bersifat menantang yang tidak
dapat diselesaikan dengan prosedur rutin yang sudah biasa dilakukan/diketahui (Indarwati,
Wahyudi, & Ratu, 2014). Kurangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dapat
diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya disebabkan oleh proses pembelajaran yang
sifatnya tekstual sehingga minat dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran pun rendah.
Sedangkan, proses pembelajaran Fikih materi jenazah yang diharapkan adalah yang dapat
mengembangkan keterampilan proses, pemahaman konsep, sikap ilmiah siswa, serta
mendasarkan pada kegiatan jenazah yang berkembang di masyarakat. Hal ini lah yang mendasari
penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) berbantuan media Powerpoit pada
pembelajaran jenazah di madrasah ibtidaiyah. Sebab dalam PBL, siswa memperoleh pengetahuan
ilmiah dalam konteks di mana ia akan digunakan. Siswa lebih cenderung mempertahankan apa
yang mereka pelajari dan menerapkan pengetahuan itu secara tepat ketika suatu konsep
terintegrasi(Chaharbaghi & Cox, 1995).

Selain implementasi model pembelajaran PBL, penggunaan multimedia dalam


pembelajaran juga memberikan pengaruh terhadap kegiatan pembelajaran, seperti yang
dikemukan oleh Gilakjani (2012) terdapat 3 alasan yang logis penggunaan multimedia dalam
pembelajaran di kelas, yaitu menambah minat belajar siswa, meningkatkan pemahaman siswa,
dan meningkatkan daya ingat siswa.

Dalam prosesnya, kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan yang
didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Walaupun perubahan dan
pembaruan kurikulum terus dilakukan namun masih belum mampu menjawab berbagai
permasalahan dan tuntutan zaman. Hal ini lah yang mendasari pengembangan kurikulum 2013
yang diharapkan mampu melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada pada kurikulum
sebelumnya, serta menjawab tantangan internal dan eksternal yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia dalam menyiapkan generasi yang produktif, kreratif, inovatif, dan afektif. Kebijakan
kurikulum 2013 dimaksudkan untuk menyempurnakan berbagai kekurangan yang ada pada
kurikulum sebelumnya yang disusun dengan mengembangkan dan memperkuat sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang (Machali, 2014).

Pada kurikulum 2013 pembelajaran lebih ditekankan pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan yang dapat mengembangkan sikap spiritual dan sosial sesuai dengan karakteristik
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti sehingga diharapkan menumbuhkan sifat religius sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Dirangkum dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no. 65 tahun 2013, ada beberapa
prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 yang mendorong untuk diterapkannya model
pembelajaran PBL, diantarannya adalah sebagai berikut : (1) Dari peserta didik diberitahu menuju
peserta didik mencari tahu, (2) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar
berbasis aneka sumber belajar, (3) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah, (4) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat, (5) Pemberdayaan yang
menerapkan nilai dengan memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, (6) Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran (Asari, 2015).

Pembelajaran yang berbasis pada masalah (PBL) menumbuhkan kemampuan siswa untuk
mengidentifikasi informasi apa saja yang diperlukan untuk aplikasi tertentu di mana dan
bagaimana mencari informasi tersebut, bagaimana mengorganisasikannya ke dalam kerangka
kerja secara konseptual yang bermakna, dan bagaimana mengkomunikasikan informasi yang
diorganisasikan sedemikian rupa. Pembelajaran berbasis masalah dianggap telah menjadi obat
yang efektif untuk salah satu masalah yang paling mencolok dalam pendekatan tradisional untuk
ilmu mengajar, yaitu; kecenderungan luar biasa untuk beralih dari abstrak menuju pemahaman
yang konkret, dengan memperkenalkan masalah yang menarik dan relevan di awal yang
memungkinkan menambah perhatian dan minat siswa sehingga memungkinkan mereka untuk
mengalami sendiri proses nyata dalam pembelajaran jenazah (Moutinho, Torres, Fernandes, &
Vasconcelos, 2015).

PBL menangani langsung sejumlah kritik terhadap Pendidikan Agama Islam saat ini yang
diidentifikasi sebelumnya. Dalam PBL, siswa memperoleh pengetahuan ilmiah dalam konteks di
mana ia akan digunakan. Siswa umumnya lebih cenderung akan mempertahankan apa yang telah
mereka pelajari dan menerapkan pengetahuannya secara tepat ketika suatu konsep
terintegrasi(Chaharbaghi & Cox, 1995).
Mengacu pada Permendiknas no. 41 tahun 2007 tentang standar proses menyatakan
bahwa dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik, maka proses pembelajaran harus
bersifat fleksibel, bervariasi dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan
pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.

Dalam pembelajaran jenazah, model PBL dirasa sangat tepat untuk digunakan karena
model pembelajaran ini lebih menekankan pada masalah kehidupan nyata yang bermakna bagi
siswa dan siswa dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan bukti- bukti nyata
yang terdapat pada lingkungan sekitar. Pada penelitian yang dilakukan oleh Abdur Rahman Asari
(2015) pada proses pembelajannya, PBL menuntut agar siswa mampu merumuskan
permasalahan, mengidentifikasi cara yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
tersebut, mengambil keputusan tentang cara yang akan ditempuh, melengkapi bahan dan
perlengkapan yang diperlukan untuk memecahkan masalah, mengumpulkan data yang
diperlukan serta memeriksa kebenaran proses & hasilnya, dan mampu untuk memutuskan
jawaban dari permasalahan tersebut. Selain penerapan PBL, penggunaan multimedia video
animasi dalam pembelajaran dinilai mampu untuk menjadikan pembelajaran menjadi lebih efektif

Sebagai contohnya adalah media video mampu menghadirkan pengalaman langsung,


misalnya untuk menjelaskan ketentuan tata cara memandikan, mengkafani, menyolati dan
menguburkan jenazah, siswa dapat melihat langsung melalui tayangan video di multimedia
dengan berbagai penjelasan suara dan efek animasi yang mengesankan. Hal tersebut akan
membantu anak dalam memahami dan mempelajari materi pelajaran dengan mudah &
menyenangkan sehingga mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa menjadi lebih
konkret. Dengan proses pembelajaran yang lebih menyenangkan diharapkan siswa lebih mampu
mengingat makna pembelajaran sehingga prestasi dalam pembelajaran materi jenazah
mengalami peningkatan menjadi lebih baik. Maka peneliti akan melakukan penelitian dengan
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI TATA CARA
PENGURUSAN JENAZAH MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN VIDEO
ANIMASI (Penelitian Tindakan Kelas Pelajaran PAI Kelas XI SMA AL Muslim Bekasi)
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan masalah
peneliti sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi tata cara pengurusan jenazah sebelum
diterapkan model Problem Based Learning berbantuan video animasi?
2. Bagaimana proses penerapan model Problem Based Learning berbantuan video animasi
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tata cara pengurusan jenazah ?
3. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi tata cara pengurusan jenazah melalui model
Problem Based Learning berbantuan video animasi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian PTK ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi tata cara pengurusan jenazah sebelum
diterapkan model Problem Based Learning berbantuan video animasi
2. Untuk mengetahui proses penerapan model Problem Based Learning berbantuan video
animasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tata cara pengurusan jenazah
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi tata cara pengurusan jenazah melalui
model Problem Based Learning berbantuan video animasi

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun
praktis. Manfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat untuk mengembangan ilmu
pengetahuan. Manfaat praktis bermanfaat bagi berbagai pihak untuk memperbaiki kinerja,
terutama bagi sekolah, guru dan siswa.

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan teori pembelajaran sehingga


dapat memperbaiki mutu pendidikan dan meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Penggunaan
model dan media pembelajaran yang tepat dapat mendukung pencapain tujuan pembelajaran.
Dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan video animasi, pembelajaran
menjadi lebih bervariasi. Dengan demikian hasil belajar siswa pada pelajaran PAI dapat
meningkat.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi sekolah dalam mengembangkan
siswanya terutama dalam hal proses pembelajaran fiqih, khususnya peningkatan hasil
belajar materi pokok ibadah jenazah.
b. Bagi siswa
Diharapkan para siswa dapat terjadi peningkatan hasil belajar pada pembelajaran fiqih
materi ibadah jenazah.
c. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan baru khususnya proses
pembelajaran dengan Problem Based Learning berbantuan media Animasi pada
pembelajaran fiqih materi ibadah jenazah.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berfungsi memberikan pemaparan tentang penelitian sebelumnya


yang telah dilakukan dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Powtoon Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti
Di Sman 2 Sidoarjo yang dilakukan oleh fachriatul ivadah yang mengatakan bahwa multimedia
powtoon meningkatkan aktivitas belajar siswa, serta media powtoon efektif meningkatkan hasil
belajar.

Dari beberapa penelitian yang pemah dilakukan, penelitian ini berbeda dengan penelitian
yang dilakukan sebelumnya, karena mengambil wilayah penelitiaan yang berbeda serta kajian
yang berbeda. Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di SMA AL Muslim Bekasi. Penelitian ini
akan mengkaji tentang upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi jenazah melalui
model Problem Based Learning berbantuan video. Metode dan teori yang digunakan dalam
penelitian ini yakni menggunakan penelitian kuantitatif.
Berdasarkan penelitian terdahulu di atas, maka peneliti beranggapan bahwa terdapat persamaan
penelitian dengan penggunaan media video yang akan dilakukan yakni meneliti tentang
peningkatan hasil belajar siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh
seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar
tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan
memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan
kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada bebagai bidang termasuk pendidikan.
Hasil Belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu
product) menunjuk pada suatu perolehan akibat
dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara
fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapat karena adanya kegiatan
mengubah bahan (raw material) menjadi barang jadi (finished goods). Hal yang sama
berlaku untuk memberikan batasan bagi istilah hasil panen, hasil penjualan, hasil
pembangunan, termasuk hasil belajar. Dalam siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan
jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan
belajar-mengajar, setelah mengalami belajar, siswa berubah prilakunya dibanding
sebelumnya.
Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia
memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah
ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa
dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam
bentuk raport pada setiap semester.
Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh
seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan
yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah
ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar
terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar siswa menurut W. Winkel (dalam buku
Psikologi Pengajaran 1989:82) adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi
belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.
Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung:
Jemmars, 1980:25) hasil belajarsiswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan,
ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam
menentukan keberhasilan siswa.
Menurut Purwanto (2011:46) hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi
setelah mengikuti pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dalam domain kognitif,
afektif dan psikomotorik. Dalam domain kognitif diklasifikasikan menjadi kemampuan
hapalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam domain afektif
hasil belajar meliputi level penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi.
Sedang domain psikomotorik terdiri dari level persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing,
gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreativititas.
Menurut Arsyad (2005:1) pengertian hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah
laku pada diri seseorang yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada
tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. Perubahan diarahkan pada diri siswa
secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Menurut Aqib (2010:51) hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut
kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Karena menurut Driscoll dalam Smaldino (2011:11)
belajar didefinisikan sebagai perubahan terus menerus dalam kemampuan yang berasal
dari pengalaman pembelajar dan interaksi pembelajar dengan dunia.
Menurut Dimyati (2006:20) pengertian hasil belajar merupakan suatu puncak proses
belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat
berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil
belajar siswa yang dapat diukur dengan segera atau secara langsung. Dampak pengiring
adalah hasil belajar siswa yang tampak secara tidak langsung atau merupakan transfer
hasil belajar. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa.
Menurut Sudjana (2009:22) hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah
yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ketiga ranah tersebut menjadi
obyek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling
banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa
dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku
siswa yang terjadi setelah mengikuti pembelajaran. Perubahan tersebut meliputi aspek
kognitif (kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi),
afektif (penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi) dan psikomotorik
(persepsi kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan
kreativititas). Hasilnya dituangkan dalam bentuk angka atau nilai.
Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi
belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa
suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa
suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-
masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita
berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain
bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan
berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai. Untuk mengetahui tercapai
tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap
menyajikan suatu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh
mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi
penelitian ini adalah untuk memberikan umpan balik pada guru dalam rangka memperbaiki
proses belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum
berhasil. Karena itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya
memenuhi tujuan pembelajaran khusus dari bahan tersebut.

b. Indikator Hasil Belajar Siswa


Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
1) Ketercapaian Daya Serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik secara
individual maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya
dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM)
2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa, baik
secara individual maupun kelompok. Namun demikian, menurut Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain (dalam buku Strategi Belajar Mengajar 2002:120) indikator
yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.
3) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum Hasil belajar
dipengaruhi 3 hal atau faktor Faktor-faktor tersebut akan saya uraikan dibawah ini,
yaitu:
a) Faktor Internal (faktor dalam diri)
Faktor internal yang mempengaruhi Hasil belajar yang pertama adalah Aspek
fisiologis. Untuk memperoleh hasil Hasil belajar yang baik, kebugaran tubuh dan
kondisi panca indera perlu dijaga dengan cara: makanan/minuman bergizi,
istirahat, olah raga. Tentunya banyak kasus anak yang prestasinya turun karena
mereka tidak sehat secara fisik.
Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek psikologis ini meliputi:
inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan kepribadian. Factor psikologis ini
juga merupakan factor kuat dari Hasil belajar, intelegensi memang bisa
dikembangkang, tapi sikap, minat, motivasi dan kepribadian sangat dipengaruhi
oleh factor psikologi diri kita sendiri. Oleh karena itu, berjuanglah untuk terus
mendapat suplai motivasi dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan mantapkan
sikap demi masa depan yang lebih cerah. Berprestasilah.
b) Faktor Ekternal (faktor diluar diri)
Selain faktor internal, Hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor
eksternal meliputi beberapa hal, yaitu:
I. Lingkungan sosial, meliputi: teman, guru, keluarga dan masyarakat.
Lingkungan sosial, adalah lingkungan dimana seseorang bersosialisasi,
bertemu dan berinteraksi dengan manusia disekitarnya. Hal pertama
yang menjadi penting dari lingkungan sosial adalah pertemanan, dimana
teman adalah sumber motivasi sekaligus bisa menjadi sumber menurunnya
prestasi. Posisi teman sangat penting, mereka ada begitu dekat dengan kita,
dan tingkah laku yang mereka lakukan akan berpengaruh terhadap diri kita.
Kalau kalian sudah terlanjur memiliki lingkungan pertemanan yang lemah
akan motivasi belajar, sebisa mungkin arahkan teman-teman kalian untuk
belajar. Setidaknya dengan cara itu kaluan bisa memposisikan diri sebagai
seorang pelajar
II. Guru adalah seorang yang sangat berhubungan dengan Hasil belajar.
Kualitas guru di kelas, bisa mempengaruhi bagaimana kita balajar dan
bagaimana minat kita terbangun di dalam kelas. Memang pada kenyataanya
banyak siswa yang merasa guru mereka tidak memberi motivasi belajar, atau
mungkin suasana pembelajaran yang monoton. Hal ini berpengaruh terhadap
proses pembelajaran.
III. Keluarga juga menjadi faktor yang mempengaruhi Hasil belajar seseorang.
Biasanya seseorang yang memiliki keadaan keluarga yang berantakan
(broken home) memiliki motivasi terhadap prestasi yang rendah,
kehidupannya terlalu difokuskan pada pemecahan konflik kekeluargaan
yang tak berkesudahan. Maka dari itu, bagi orang tua, jadikanlah rumah
keluarga kalian surga, karena jika tidak, anak kalian yang baru lahir beberapa
tahun lamanya, belum memiliki konsep pemecahan konflik batin yang kuat,
mereka bisa stress melihat tingkah kalian wahai para orang tua yang suka
bertengkar, dan stress itu dibawa ke dalam kelas.
IV. Yang terakhir adalah masyarakat, sebagai contoh seorang yang hidup
dimasyarakat akademik mereka akan mempertahankan gengsinya dalam hal
akademik di hadapan masyarakatnya. Jadi lingkungan masyarakat
mempengaruhi pola pikir seorang untuk berprestasi. Masyarakat juga,
dengan segala aktifitas kemasyarakatannya mepengaruhi tidakan seseorang,
begitupun juga berpengaruh terhadap siswa dan mahasiswa.
V. Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah, peralatan, alam
(cuaca). Non-sosial seperti hal nya kondiri rumah (secara fisik), apakah rapi,
bersih, aman, terkendali dari gangguan yang menurunkan Hasil belajar.
Sekolah juga mempengaruhi Hasil belajar, dari pengalaman saya, ketika anak
pintar masuk sekolah biasa-biasa saja, prestasi mereka bisa mengungguli
teman-teman yang lainnya. Tapi, bila disandingkan dengan prestasi
temannya yang memiliki kualitas yang sama saat lulus, dan dia masuk sekolah
favorit dan berkualitas, prestasinya biasa saja. Artinya lingkungan sekolah
berpengaruh. cuala alam, berpengaruh terhadap hasil belajar.
4) Penilaian Hasil Belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (hal 120- 121) mengungkapkan,
bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar siswa tersebut dapat
dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkunya, tes
prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian, sebagai berikut:

a) Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok bahasan
tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa
terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dalam waktu tertentu.
b) Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah
diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran
daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar atau hasil belajar
siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
c) Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan
pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua
bahan pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tarap atau tingkat
keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes
sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking)
atau sebagai ukuran mutu sekolah.

c. Cara Meningkatkan Hasil Belajar

Cara meningkatkan prestasi belajar anak memang tidak mudah. Hal ini mengingat
mood dari seorang anak akan cepat sekali berubah. Itu sebabnya diperlukan kreatifitas dari
orang tua atau guru. Berikut ini ulasan mengenai cara meningkatkan prestasi belajar anak
yang dapat diterapkan sehari-hari antara lain:

1) Menjadikan Anak Aktif


2) Cara Belajar yang Beragam
3) Memberikan Hadiah atas Prestasi Anak
4) Mendukung Anak Dalam Belajar
5) Menerapkan Metode Bermain dan Belajar
6) Memberikan Solusi pada Anak
7) Adanya Intermezo dalam Belajar
8) Cara mengajar dengan selingan olahraga
9) Membantu Mengembangkan Bakat Anak
10) Jujur Pada Anak
11) Tidak Mematahkan Semangat Anak
12) Peduli Terhadap Anak
13) Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan
14) Memberikan Nasehat untuk Anak
15) Memberikan Pujian atas Prestasi Anak
1. Macam Macam Model Pembelajaran

Menurut Hamdayama (2016, hlm. 132-182) macam-macam model pembelajaran


adalah sebagai berikut:

a. Model Pembelajaran Inquiry


Model inquiry (inkuiri) menggunakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan proses berpikir secara kritis serta analitis kepada siswa agar
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan
secara mandiri melalui penyelidikan ilmiah.
b. Model Pembelajaran Kontekstual
Merupakan model dengan konsep belajar yang membuat guru untuk mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Prinsip pembelajaran
kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya
monoton dan mencatat.
c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Nama lainnya dalam bahasa inggris adalah Problem Based Learningyang dapat
diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan para
proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Pemecahan masalah
menjadi langkah utama dalam model ini.
d. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah kerangka konseptual rangkaian kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Kelompok-kelompok tersebut
bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
e. Model Pembelajaran Project Based Learning

Model pembelajaran project based learning atau pembelajaran berbasis proyek


adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan nyata
sebagai inti pembelajaran. Dalam pembelajaran project based learning siswa
akan melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintetis, dan pengolahan
informasi lainnya untuk menghasilkan berbagai bentuk belajar yang beragam.
Penulis dalam penlitian ini menggunakan model Problem Based Learning
berbantuan media video, jadi pembahasannya adalah sebagai berikut:

2. Model Problem Based Learning


a. Pengertian Model Problem Based Learning

Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah model
pembelajaran yang mengutamakan penyelesaian masalah umum yang lazim terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Seperti yang dikemukakan oleh Shoimin (2017, hlm. 129) bahwa
Problem Based Learning artinya menciptakan suasana belajar yang mengarah terhadap
permasalahan sehari-hari (Shoimin, 2017, hlm. 129).

Melengkapi pernyataan tersebut, Panen (dalam Rusmono 2014, hlm. 74) menyatakan
bahwa dalam model pembelajaran dengan pendekatan Problem Based Learning, siswa
diharapkan untuk terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskannya untuk
mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk
melakukan pemecahan masalah.

Masalah adalah hal paling nyata yang akan menjadi hambatan utama dalam kehidupan

kenyataan. Menghadapi masalah akan mengajarkan bagaimana cara terbaik dalam menjalani
hidup. Mengapa? Karena siswa langsung mempelajari bagaimana caranya menghadapi
berbagai kesenjangan harapan yang akan selalu mereka temui dalam hidup. Saat hal tersebut
terjadi, karakter (sikap) dan daya nalar (kognisi) mereka akan teruji dan terlatih dalam sekali
tepuk. Untuk memastikan kesahihan pengertian model PBL, berikut adalah beberapa
pendapat para ahli mengenai definisi Problem Based Learning.

1) Delisle
Delisle dalam Abidin (2014, hlm. 159) menyatakan bahwa Problem Based Learning
merupakan model pembelajaran yang dikembangkan untuk membantu guru
mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah pada
siswa selama mereka mempelajari materi pembelajaran.
2) Tim Kemdikbud
Tim Kemdikbud (2013b) dalam Abidin (2014, hlm. 159) memandang model PBL sebagai

bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
3) Duch
Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pengajaran
yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks dalam pembelajaran agar
siswa dapat belajar berpikir kritis dan meningkatkan keterampilan memecahkan
masalah sekaligus memperoleh pengetahuan. (Duch, 1995 dalam Shoimin, 2017, hlm.
130).
4) Finkle dan Torp
Finkle dan Torp (dalam Shoimin, 2017, hlm. 130) mengungkapkan bahwa Problem Based
Learning merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang
mengembangkan secara stimultan strategi pemecahan masalah, dasar-dasar
pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para siswa dalam peran aktif
sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik.
5) Torp dan Sage
Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang difokuskan untuk
menjembatani siswa agar memperoleh pengalaman belajar dalam mengorganisasikan,
meneliti, dan memecahkan masalah-masalah kehidupan yang kompleks (Torp dan Sage
dalam Abidin, 2014, hlm. 160).
b. Sintaks Problem Based Learning
Sintaks model pembelajaran Problem Based Learning menurut Warsono & Hariyanto
(2013, hlm. 151) adalah sebagai berikut.
1) Memberikan orientasi masalah kepada siswa dengan menjelaskan tujuan
pembelajaran serta bahan dan alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
2) Membantu mendefinisikan masalah dan mengorganisasikan siswa dalam belajar
menyelesaikan masalah.
3) Guru mendorong siswa untuk mencari informasi yang sesuai dan mecari penjelasan
pemecahan masalahnya.
4) Mendukung siswa untuk mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
5) Guru membantu siswa melakukan refleksi terhadap hasil penyelidikannya dan
proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Sementara itu, langkah pembelajaran Problem Based Learning menurut Shoimin
(2017, hlm. 131) adalah:
1) menjelaskan tujuan pembelajaran meliputi menjelaskan logistik yang dibutuhkan
dan memotivasi siswa dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih,
2) membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan permasalahan tersebut,
3) mendorong siswa dalam mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk
penjelasan masalah, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah,
4) membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan laporan hasil karya yang
sesuai seperti laporan,
5) guru membantu siswa untuk melakukan evaluasi terhadap penyelidikan mereka.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning

Segala hal di dunia ini tentunya akan hadir dengan kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Tak luput dari ketidaksempurnaan tersebut, Problem Based Learning juga
memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri yang akan dipaparkan dalam penjelasan di
bawah ini.

1) Kelebihan PBL
Kelebihan atau manfaat model pembelajaran PBL menurut Kurniasih & Sani (2016,
hlm. 48) adalah dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar untuk mentransfer
pengetahuan yang baru serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan
ketrampilan kreatif. Selain itu, Shoimin (2017, hlm. 132) mengungkapkan beberapa
kelebihan model pembelajaran berbasis masalah yang meliputi:
a) mendorong siswa untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah pada
dunia nyata,
b) membangun pengetahuan siswa melalui aktivitas belajar,
c) mempelajari materi yang sesuai dengan permasalahan,
d) terjadi aktivitas ilmiah melalui kerja kelompok pada siswa,
e) kemampuan komunikasi akan terbentuk melalui kegiatan diskusi dan
presentasi hasil pekerjaan,
f) melalui kerja kelompok siswa yang mengalami kesulitan secara individual
dapat diatasi.
2) Kekurangan PBL
Sementara itu, kelemahan penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning menurut Shoimin (2017, hlm. 132) antara lain:
a) tidak semua materi pembelajaran dapat menerapkan PBL, guru harus tetap
berperan aktif dalam menyajikan materi (dan akan kesulitan dalam kelas
gemuk);
b) keragaman siswa yang tinggi dalam suatu kelas akan menyulitkan dalam
pembagian tugas berdasarkan masalah nyata.
Selain itu, menurut Abidin (2014, hlm. 163) kekurangan dalam model
pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut.
a) Siswa yang terbiasa mendapatkan informasi yang diperoleh dari guru sebagai
narasumber utama akan merasa kurang nyaman dengan cara belajar sendiri
dalam pemecahan masalah.
b) Jika siswa tidak mempunyai rasa kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari
sulit untuk dipecahkan maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba
memecahkan masalahnya.
c) Tanpa adanya pemahaman siswa terhadap mengapa mereka harus berusaha
untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari maka mereka tidak akan
belajar apa yang ingin mereka pelajari.
d. Manfaat Problem Based Learning
Selain berbagai kelebihan di atas, Warsono & Hariyanto (2013, hlm. 152)
mengemukakan pendapat bahwa kekuatan atau manfaat utama penerapan model
pembelajaran PBL adalah sebagai berikut.
1) Siswa akan tertantang untuk menyelesaikan masalah yang akan membuat siswa
menjadi terbiasa menghadapi masalah
2) Solidaritas sosial akan terpupuk dengan adanya diskusi dengan teman satu
kelompok,
3) Guru dengan siswa akan semakin akrab
4) Siswa akan terbiasa menerapkan metode eksperimen karena ada kemungkinan
suatu masalah yang harus diselesaikan siswa melalui eksperimen

e. Tujuan Problem Based Learning


Hosnan (2014, hlm. 298) menjelaskan bahwa tujuan utama dari model PBL bukan
sekedar menyampaikan pengetahuan kepada siswa namun juga mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah serta kemampuan siswa
itu sendiri yang secara aktif dapat memperoleh pengetahuannya sendiri.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Al-Tabany (2017, hlm. 71) yang menyatakan
bahwa model Problem Based Learningberusaha untuk membantu siswa menjadi
pembelajar yang mandiri dan otonom.
Melalui bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan
mereka untuk mengajukan pertanyaan dan mencari penyelesaian terhadap masalah nyata
oleh mereka sendiri, siswa secara tidak langsung akan belajar untuk menyelesaikan tugas-
tugas itu secara mandiri dalam hidupnya kelak.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari PBL adalah agar
siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, mandiri
dalam belajar, dan memiliki keterampilan sosial yang tinggi dalam kehidupan.

3. Video Animasi
a. Pengertian video animasi
Pengertian Media Video Animasi Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar antara
guru dengan siswa, maka diperlukannya suatu pendukung untuk terlaksananya proses
pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Salah satu
pendukungnya yaitu media pembelajaran. Media pembelajaran penting untuk digunakan,
karena media pembelajaran dapat membantu proses belajar mengajar menjadi lebih aktif,
kreatif, menarik, dan memberi suasans belajar yang baru.
Banyak sekali media pembelajaran yang bisa dipakai untuk mendukung proses belajar,
tetapi disini peneliti akan membahas tentang media pembelajaran berbasis video animasi.
Media video animasi merupakan media pembelajaran yang menggunakan unsur gambar
yang bergerak diiringi dengan suara yang melengkapi seperti sebuah video atau film.
Pengertian media video animasi menurut (Laily Rahmayanti 2016:431) mengemukakan

animasi yang dapat bergerak dengan diikuti audio sesuai dengan karakter animasi.
Adapun pengertian media video animasi menurut (Husni 2021:17) mengemukakan

berbeda dalam durasi waktu yang telah 55 ditentukan, sehingga menciptakan kesan
bergerak dan juga terdapat suara yang mendukung pergerakan gambar itu, misalnya suara
pecakapan atau dialog dan suara-

sehingga dapat berubah posisi. Selain pergerakan objek dapat mengalami perubahan
bentuk dan warna.
Sedangkan Pendapat lainnya yang menjelaskan pengertian media video animasi yaitu

bentuk dari pengembangan yang terdiri dari beberapa gambar yang menceritakan suatu
kejadian/peristiwa dari potongan- potongan gambar yang dijadikan menjadi satu dan
dijadikan gambar bergerak yang diambil dari kehidupan sehari-
bambang (Dina Fitriana 2014:9)
alat yang dapat dijadikan pembantu proses belajar mengajar, dapat merangsang pikiran,
perasaan, motivasi peserta didik melalui ilustrasi gambar yang bergerak disertai suara narasi
dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat

Pendapat diatas sejalan dengan pendapat lainnya yang menjelaskan pengertian video
animasi dengan berbantuan aplikasi atau metode lain. Menurut (Nuswantoro and Vicky Dwi
merupakan video animasi kartun yang dapat diisi oleh materi-materi pelajaran dan dapat
dijadikan media pembelajaran untuk sekolah dasar karena sifatnya yang menarik dan

berupa gambar yang berkesan hidup (bergerak) dilengkapi audio yang dibuat menggunakan
aplikasi pemograman sederhana di komputer sehingga dapat menyimpan pesan

pembelajaran berbasis powtoon merupakan video animasi kartun yang diisi oleh materi-
materi pelajaran dan dapat dijadikan media pembelajaran untuk sekolah dasar karena
sifatnya yang menarik dan terkesan lucu dan
Persamaan pengertian media video animasi dari analisis beberapa teori diatas, maka
penulis menemukaan bahwa ada beberapa pengertian teori yang sama. Pengertian teori
tentang media video animasi yang sama yaitu dijelaskan oleh (Laily Rahmayanti 2016),
(Widyawardani et al. 2021), (Wulandari 2019), (Husni 2021), (Johari et al. 2014), (Widiyasanti
2018), (Prasetyo and Baehaqie 2016),(Kurniawan 2015), (Dina Fitriana 2014), dan (Nursalam
and Fallis 2013). Dari ke sepuluh teori diatas menjelaskan mengenai video animasi yaitu
bahwa media video animasi adalah media pembelajaran yang berupa media audio visual
dengan dlengkapi gambar atau frame yang bergerak secara bergantian dan dilengkapi
dengan audio sebagai pelengkapnya.
Media video animasi ini menjadi alat pendukung atau perangkat pembelajaran bagi guru
dalam membantu proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Selain itu, penulis juga menemukan perbedaan penjelasan video animasi dari tiga belas teori
diatas. Perbedaan dijelaskan oleh (Nuswantoro and Vicky Dwi Wicaksono 2019),
(Lenggogeni and Siti Roqoyyah 2021), dan (Jerry et al. 2018). Perbedaan pengertian media
video animasi menurut ketiga teori diatas, dapat dilihat pada aplikasi atau hal lain yang
membantu mewujudkan terciptanya suatu video. Seperti media video animasi dengan
berbantuan powtoon, scratch, adobe flash dan lain sebagainya pengertiannya pun akan
diawali atau diakhiri dengan media yang dipakainya. Misalnya video animasi dengan
berbantuan powton maka pengertiannya akan menjadi pengertian media video animasi
berbasis powton. Karena, untuk membuat video diperlukan beberapa apliksi pendukung
agar hasil dari video yang dibuat bagus dan menarik perhatian yang menontonnya.
Dari beberapa teori diatas yang menjelaskan tentang pengertian media video animasi,
dapat ditarik kesimpulan bahwa media video animasi adalah media pembelajaran berupa
video yang dilengkapi dengan audio dan gambar yang bergerak hal ini didukung oleh jurnal
dari Zanaefis (2012). Media video nanimasi ini sangat beraneka ragam Media video animasi
ini dapat dibuat dengan menggunakan aplikasi pendukung lainnya. Walaupun terdapat
beberapa pengertian media video animasi yang sama dan berbeda, namun hal tersebut
dapat membantu peneliti menambah wawasan yang luas tentang media pengertian video
animasi. Media video animasi dapat dijadikan salah satu media pembelajaran yang 57
membantu siswa untuk menambah semangat dalam belajar, mempermudah memahami
materi ajar dan memotivasi siswa untuk belajar

b. Karakteristik video animasi

ini dapat ditayangkan dengan bantuan layar LCD proyektor di depan kelas dan dapat terlihat
seisi kelas 2) Pergerakan satu frame dengan frame lainnya. Selain itu, Daryanto (dalam Dina
itu sebagai berikut :

visual 2) Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengkomodasi


respon pengguna 3) Bersifat mandiri dalam pengertian memberi kemudahan dan
kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna dapat menggunakan tanpa bimbingan
orang lain.

Sebagaimana menurut Sharon (dalam Hendra Eka 2017:28) menjelaskan bahwa


bar harus
menunjukkan situasi yang sebenarnya seperti yang dilihat orang. 2) Sederhana yaitu

hendaklah bagus dari segi seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. 4) Memiliki pesan
yang disampaikannya cepat dan mudah diingat. Adapun pendapat lain mengemukakan
karakteristik (Nursalam and Fallis 2013:27) menjelaskan bahwa : 1) Dapat menyampaikan
pesan dan ide tertentu. 2) Menarik perhatian, sederhana namun memberi kesan yang kuat
sesuai dengan tujuan pembelajaran. 5) Sangat baik menjelaskan suatu proses dan
keterampilan; mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon

Senada dengan yang dikemukakan diatas menurut oleh Munadi : 2010 menjelaskan
n
bahwa : 1) Mengatasi jarak dan waktu. 59 2) Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa

dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa yang satu ke masa yang lain. 4) Dapat
diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan. 5) Pesan yang disampaikannya cepat

imajinasi. 8) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih

yang akan dibedah di dalam kelas. 10) Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat

Sedangkan pendapat lainnya tentang karakteristiik menurut (Riyana 2007:7),

dapat dilihat secara kas


dihasilkan dengan pengambilan gambar oleh kamera dapat diperbanyak (cloning). 3)

manipulasi tertentu sesuai dengan tuntutan pesan yang ingin disampaikan sebagai contoh
obyek-obyek yang terjadi pada masa lampau dapat dimanipulasi digabungkan dengan masa

yang luar biasa tele

informasi yang paling baru, hangat dan aktual atau kekinian.

diatas, dapat disimpulkan bahwa pendapat diatas memiliki persamaan dan perbedaan.

and Badrun Kartowagiran 2016), (Andriani 2019), Isminiati 2019 dan (Usman and Husnan
harus sesuai dengan silabus, kompetensi dasar, dan kompetensi inti. Selain itu pada
apun persamaan lainnya yang
dikemukakan oleh (Widyawardani, Riski dan Maureen 2021), (Jerry et al. 2018) menjelaskan

belajar. Sharon dan Nursalam memiliki persamaan bahw

4. Materi Jenazah
a. Pengertian Pengurusan jenazah
Pengurusan Jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/ muslimah.
Sebagian muslim harus melibatkan diri untuk mengurusnya, tidak boleh semuanya abai,
cuek atau masa bodoh, meskipun hukumnya fardhu kifayah, kecuali bila hanya terdapat
satu orang saja, maka hukumnya .
Maksud dari fardhu kifayah adalah jika sebagian kaum muslimin sudah melaksanakan,
maka kaum muslim yang lainnya tidak terkena kewajiban/ dosa. Sebaliknya, jika tidak ada
satu pun, maka berdosa semuanya, tentu yang terkena dosa adalah kaum muslim yang
berada tidak jauh dari tempat tinggal jenazah.
Mengurus jenazah meliputi 4 (empat) kegiatan: (1) memandikan, (2) mengkafani, (3)
menyalatkan, dan (4) menguburkan.

b. Tata cara memandikan jenazah


Adapun dalam pelaksanaan memandikan jenazah terdapat syarat dan ketentuan
yang harus diperhatikan dalam Islam. Adapun syarat-syarat wajib dalam memandikan
jenazah yaitu :
1) Syarat jenazah yang dimandikan adalah :
a) Beragama Islam
b) Didapati tubuhnya (walaupun hanya sebagian). Hal ini terjadi pada jenazah yang
biasanya mengalami kecelakaan. Jika ada lukanya, bersihkan terlebih dahulu (jika
memnungkinkan) .
c) Bukan karena mati syahid (mati dalam peperangan membela agama Islam)
2) Syarat orang yang memandikan jenazah
a) Muslim, berakal, dan baligh
b) Berniat memandikan jenazah
c) Kepribadiannya jujur dan shaleh
d) Terpercaya, amanah, dan mengetahui hukum memandikan mayat, serta dapat
menjaga aib jenazah.
e) jenis kelamin sama, jenazah laki-laki dimandikan oleh lakilaki, jenazah perempuan
dimandikan oleh perempuan, kecuali suami istri atau mahramnya.
3) Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam memandikan jenazah:
- Tempat mandi, air bersih, sidr/daun bidara/sabun mandi, sarung tangan, sedikit
kapas, dan air kapur barus.
4) Tata cara memandikan jenazah :
a) Jenazah dibaringkan di balai atau tempat lain yang memiliki standar, hindari
terkena hujan, sinar matahari dan tertutup (tidak terlihat kecuali oleh orang yang
memandikan dan mahramnya).
b) Diperintahkan menutupi mayit dengan pakaian yang melindungi seluruh
tubuhnya agar auratnya tidak terlihat.
c) Pihak yang memandikan memakai sarung tangan, air yang digunakan untuk
memandikan mayit adalah air suci, dan disunnahkan mencampurnya dengan sidr
(bidara), atau larutan kapur barus.
d) Menyiram air ke seluruh badan secara merata dari kepala sampai ke kaki
(disunatkan tiga kali atau lebih), dengan mendahulukan anggota badan sebelah
kanan lalu bagian sebelah kiri.
e) Bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari
tangan dan kaki serta rambutnya.
f) Membersihkan kotoran dan najis yang melekat pada anggota badan jenazah,
khususnya di bagian perut dengan cara menekan bagian bawah perut dan
bersamaan dengan itu angkatlah sedikit bagian kepala dan badan, sehingga
kotoran yang ada di dalamnya dapat keluar.
g) Mewudhukan jenazah, sebagaimana wudhu akan shalat setelah semuanya
bersih.
h) Terakhir disirami dengan larutan kapur barus dan harum-haruman
Artinya:

mengguyurkan air yang dicampur dengan daun bidara tiga kali, lima kali, atau lebih
dari itu, jika kalian anggap perlu, dan jadikanlah yang terakhirnya dengan kapur
barus (wewangian) atau yang sejenis,
Ketika kami telah selesai, kami memberi tahu Beliau. Kemudian Beliau memberikan
kain Beliau kepada kami seraya berkata: Pakaikanlah ini kepadanya. Maksudnya
pakaian Beliau (H.R. Bukhari).

c. Tata Cara Mengkafani Jenazah

Mengafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan sesuatu


yang dapat menutupi tubuhnya, walau hanya sehelai kain dari ujung rambut sampai ujung
kaki, meskipun para fuqaha (ahli _ qh), memilahnya antara batas minimal dan batas
sempurna. Kain kafan yang dipergunakan hendaknya berwarna putih dan diberi
wewangian, bila mengkafani lebih dari ketentuan batas, maka hukumnya makruh, sebab
dianggap berlebihan.

Batas minimal mengafani jenazah, baik laki-laki maupun perempuan, adalah


selembar kain yang dapat menutupi seluruh tubuh jenazah, sedangkan batas sempurna
bagi jenazah laki-laki adalah 3 lapis kain kafan. Sementara, untuk jenazah perempuan
adalah 5 lapis: terdiri 2 lapis kain kafan, ditambah kerudung, baju kurung dan kain.
1) Hal-hal yang Disunnahkan dalam Mengkafani Jenazah
a. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan
menutupi seluruh tubuh jenazah.
b. Kain kafan hendaknya berwarna putih.
c. Jumlah kain kafan untuk jenazah laki-laki hendaknya 3 (tiga) lapis, sedangkan
bagi jenazah perempuan 5 (lima) lapis.

Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani jenazah,


kain kafan hendaknya diberi wangiwangian terlebih dahulu. Tidak berlebih-lebihan
dalam mengkafani jenazah.

2) Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengafani Jenazah


a. Kain kafan diperoleh dengan cara halal, yakni dari harta peninggalan jenazah,
ahli waris, atau diambil dari baitul mal (jika tersedia), atau dibebankan kepada
orang Islam yang mampu.
b. Kain kafan hendaknya bersih, berwarna putih dan sederhana (tidak terlalu mahal
dan tidak terlalu murah)
3) Tata Cara Mengafani Jenazah
Mengkafani jenazah dibagi menjadi 2 (dua) berdasarkan jenis kelaminnya.
Rinciannya sebagai berikut.
Jenazah Laki-laki
a) Bentangkan kain kafan sehelai demi helai, yang paling bawah lebih lebar dan
luas serta setiap lapisan diberi kapur barus.
b) Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas
kain kafan memanjang lalu ditaburi wangi-wangian.
c) Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, qubul dan dubur) yang
mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
d) Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar
sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti tersebut selembar demi lembar
dengan cara yang lembut.
e) Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah kain kafan 3
(tiga) atau 5 (lima) ikatan.
f) Jika kain kafan tidak cukup menutupi seluruh badan jenazah, tutuplah bagian
kepalanya, dan bagian kakinya boleh terbuka, namun tutup dengan daun kayu,
rumput atau kertas. Jika tidak ada kain kafan, kecuali sekadar menutup aurat,
tutuplah dengan apa saja yang ada.
Rasulullah Saw. bersabda yang artinya: Kami hijrah bersama Rasulullah Saw.
dengan mengharapkan ridha Allah Swt., kami sangat berharap diterima pahala
kami, karena di antara kami ada yang meninggal sebelum memperoleh hasil

perang Uhud, dan tidak ada buat kain kafannya, kecuali selembar kain burdah.
Jika kepalanya ditutup, terbukalah kakinya dan jika kakinya ditutup, tersembul
kepalanya, maka Nabi Saw. menyuruh kami menutupi kepalanya dan menaruh
rumput izhir pada

Jenazah Perempuan
Kain kafan untuk jenazah perempuan terdiri dari 5 (lima) lembar kain, urutannya
sebagai berikut.
a) Lembar 1 untuk menutupi seluruh badan.
b) Lembar 2 sebagai kerudung kepala.
c) Lembar 3 sebagai baju kurung.
d) Lembar 4 menutup pinggang hingga kaki.
e) Lembar 5 menutup pinggul dan paha.
Adapun tata cara mengafani jenazah perempuan adalah sebagai berikut:
a) Susun kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian
dengan tertib. Lalu, angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan
letakkan di atas kain kafan sejajar, serta taburi dengan wangi-wangian atau
dengan kapur barus.
b) Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan
kapas.
c) Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
d) Pakaikan sarung, juga baju kurungnya.
e) Rapikan rambutnya, lalu julurkan ke belakang.
f) Pakaikan kerudung.
g) Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua
ujung kain kiri dan kanan lalu digulungkan ke dalam.
h) Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan.

d. Tata cara menyalatkan Jenazah


Proses ketiga setelah jenazah itu dikafani adalah menyalatkan. Adapun
ketentuannya sebagai berikut:

1) Pihak yang paling utama menyalatkan jenazah


Urutan pihak yang paling utama untuk melaksanakan shalat jenazah adalah:
a) Orang yang diwasiatkan oleh si jenazah dengan syarat tidak fasik atau tidak ahli

b) ulama atau pemimpin terkemuka di tempat tinggal jenazah;


c) orang tua si jenazah dan seterusnya ke atas;
d) nak-anak si jenazah dan seterusnya ke bawah;
e) keluarga terdekat, dan
f) kaum muslim seluruhnya.
2) Syarat Shalat Jenazah
a) Syarat shalat jenazah seperti pelaksanaan shalat biasa, yakni: suci dari hadats
besar dan kecil, suci badan dan tempat dari najis, menutupi aurat dan
menghadap kiblat.
b) Jika jenazah laki-laki, posisi imam berdiri sejajar dengan kepalanya. Sebaliknya,
jika jenazah perempuan, posisi berdirinya sejajar dengan perutnya.
c) Jenazah diletakkan di arah kiblat orang yang menyalatkan, kecuali shalat di atas
kubur atau shalat gaib.
3) Sunat Shalat Jenazah
a) Mengangkat tangan setiap kali takbir.
b) Merendahkan suara bacaan (sirr), seperti bacaan pada Shalat Dzuhur atau
Ashar.
c) Membaca terlebih dahulu.
d)
memungkinkan, tetapi jika tidak memungkinkan boleh lebih dari 3 shaf, bahkan
jika jamaahnya sedikit, tetap dibuat 3 shaf).
4) Rukun Shalat Jenazah
a) Berniat.
b) Berdiri bagi yang mampu (kecuali bila ada udzurnya).
c)
d) Setelah takbir pertama, membaca Q.S. Al-Fatihah.
e) Setelah takbir kedua, membaca shalawat Nabi Saw.
f) Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk jenazah.
g) Salam setelah takbir keempat
5) Tata Cara Shalat Jenazah
Shalat jenazah dilaksanakan sebagai berikut.

a) Berniat (di dalam hati) shalat jenazah. Boleh juga dilafalkan bagi yang terbiasa
melakukannya. Adapun contohnya sebagai berikut:
b) Takbiratul Ihram (takbir pertama), setelah itu membaca Q.S. al- Fatihah
c) Lakukan takbir yang kedua, lanjutkan membaca shalawat atas Nabi Muhammad
Saw. (usahakan membaca shalawat yang lengkap seperti bacaan shalat pada
tahiyyat akhir).
d) Takbir lagi yang ketiga, lalu berdoa kepada jenazah, bacaannya adalah:

e) Lanjutkan takbir yang keempat, yang diiringi dengan doa:

f) Diakhiri dengan membaca salam


Keterangan : Bacaan doa pada takbir ketiga dan keempat, ada

e. Tata cara menguburkan Jenazah


Ada beberapa ketentuan terkait dengan menguburkan jenazah, yaitu sebagai
berikut:
1) Sunnah menguburkan
a) Menyegerakan mengusung/membawa jenazah ke pemakaman, tanpa harus
tergesa-gesa.
b) Pengiring tidak dibenarkan duduk, sebelum jenazah diletakkan.
c) Disunnahkan menggali kubur secara mendalam agar jasad jenazah terjaga dari
jangkauan binatang buas, atau agar baunya tidak merebak keluar.
d) Lubang kubur yang dilengkapi liang lahat (jenazah muslim), bukan syaq (jenazah
non muslim). Syaq adalah liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian
tengahnya. Berikut ini bentuk dari keduanya:

e) Disunnahkan memasukkan jenazah ke liang lahat dari arah kaki kuburan, lalu
diturunkan ke dalam liang kubur secara perlahan.

2) Tata cara menguburkan:


a) Waktunya Menguburkan jenazah boleh kapan saja, namun ada 3 waktu yang
sebaiknya dihindari, yakni:
 Matahari baru saja terbit, tunggu sampai meninggi.
 Matahari saat berada di tengah-tengah (saat panas terik
 yang menyengat/saat waktu dzuhur tiba), sampai condong
 ke barat.
 Saat matahari hampir terbenam, hingga ia terbenam
 sempurna.
b) Urutan dan tahapannya
 Jenazah diangkat untuk diletakkan di dalam kubur. Lakukan secara
perlahan.
 Jenazah dimasukkan ke dalam kubur, dimulai dari kepala
terlebih dahulu dan dilakukan lewat arah kaki. Jika tidak
memungkinkan, boleh menurunkannya dari arah kiblat.
 Di dalam liang lahat, jenazah diletakkan dalam posisi miring
di atas lambung kanan bagian bawah, dan menghadap kiblat.
 Pipi dan kaki jenazah supaya ditempelkan ke tanah dengan membuka kain
kafannya. Begitu pula tali-tali pengikat dilepas.
 Waktu menurunkan jenazah ke liang lahat, hendaknya membaca doa
sebagai berikut:
 Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang lahat, dan tali-temali selain
kepala dan kaki dilepas, maka rongga liang lahat tersebut ditutup dengan
papan kayu/bambu dari atasnya (agak menyamping).
 Setelah itu, keluarga terdekat memulai menimbun kubur dengan
memasukkan 3 genggaman tanah, yang dilanjutkan penimbunan sampai
selesai.
 Hendaklah meninggikan makam kira-kira sejengkal, sebagai tanda agar
tidak dilanggar kehormatannya.
 Kemudian ditaburi dengan bunga sebagai tanda sebuah makam dan
diperciki air yang harum dan wangi
 Setelah selesai penguburan diakhiri dengan doa yang isinya, antara lain
memohon: ampunan, rahmat, keselamatan, dan keteguhan (dalam
menjawab beberapa pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir).
 Rasulullah Saw. mengingatkan agar tidak membuat bangunan di atas
kuburan tersebut, seperti diberi semen, marmer atau batu pualam yang
harganya mahal.

B. Kerangka Berpikir

Apabila berbicara mengenai hasil belajar, hasil belajar akan dapat diraih dengan maksimal
atau lebih baik apabila seorang siswa mempunyai minat belajar yang tinggi. Hal tersebut juga
bisa dikatakan bahwa minat belajar berjalan seiringan dengan hasil belajar yang baik pula.
Adapaun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi, minat, bakat,
kondisi fisik, perhatian, lingkungan sekitar dan lainya. Sehingga apabila ditinjau dari uraian
beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut maka bisa dikatakan bahwa,
hasil belajar dapat diraih dengan lebih baik lagi apabila seorang siswa mempunyai minat untuk
meraih hasil belajar yang baik.
Maka dari itu keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran, diantaranya
adalah penggunaan media presentasi. Pengggunaan media yang tepat akan membantu guru
maupun siswa dalam proses pembelajaran. Dari media pembelajaran presentasi yang sesuai
dengan hasil belajar siswa adalah menggunakan media presentasi Animasi. Media
pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa, karena software ini dapat
memvisualisasikan proses dari awal sampai akhir.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif. Menurut
Boghdan dan Taylor, sebagaimana yang telah dikutip oleh Lexy Moleong menjelaskan bahwa
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data dreskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Adapun jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK
merupakan suatu penelitian yang akar permasalahnnya muncul di kelas dan dirasakan langsung
oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan
dalam tindakan kelas diperoleh dari lamunan seorang peneliti. Permasalahan yang ada di dalam
kelas tentunya ada, dan bermacam-macam, contohnya siswa yang tidak bersemangat,
penggunaan metode dan stretegi yang kurang variatif, rendahnya nilai siswa dan lain sebagainya.
PTK termasuk penelitian dengan pendekatan kualitatif, walaupun data yang dikumpulkan
dapat berupa data kuantitatif dan kualitatif. PTK mempunyai memiliki beberapa karakteristik
sebagi berikut:
1) (On the job problem oriented) didasarkan pada masalah yang benar-benar dihadapi oleh
guru dalam proses belajar mengajar di kelas.
2) (Problem solving oriented) beroreientasi pada pemecahan masalah.
3) (improvement-oriented) berorientasi pada peningkatan mutu.
4) (Cyclic) siklus, konsep tindakan dalam PTK ditetapkan melalui utaran yang terdiri dari
beberapa tahap daur ulang.
5) (Action oriented) selalu didasarkan pada adanya tindakan.
Ada dua tujuan utama yang dapat dicapai dalam PTK, yaitu:
1. PTK ini bertujuan untuk memperbaiki, meningkatkan dan mengadakan perubahan ke
arah yang lebih baik sebagai upaya pemecahan masalah.
2. Menentukan model dan prosedur tindakan yang memberikan jaminan terhadap upaya
pemecahan masalah yang mirip atau sama, dengan melakukan modifikasi dan
penyesuian seperlunya.
Adapun PTK yang digunakan pada penelitian ini adalah model Kemmis & McTaggart. Model
Kemmis & McTaggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan Kurt
Lewin sebagimana yang diutarakan di atas. Hanya saja, komponen acting (tindakan) dengan
observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Pada model ini siklus dimulai dari 1. Plan
(rencana), 2. Acting (tindakan) dan observing (pengamatan), serta, 3. Reflection (refleksi).

B. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kali ini, penulis bertindak sebagai pelaku tindakan. Dalam penelitian ini,
kehadiran peneliti sebagai pelaku tindakan, artinya peneliti menjadi guru yang melaksanakan PTK
di kelas. Salain sebagai pelaku tindakan, peneliti pada penelitian ini adalah sebagai pengamat
aktivitas siswa. aktivitas siswa mulai dari kegiatan awal sampai penutup peneliti mengamatinya.

C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sma Al-Muslim Tambun, kelas yang akan dijadikan objek
penelitain adalah kelas XI IPA 1. Adapun Pemilihan kelas XI IPA 1 sebagai objek penelitian
dikarenakan kelas XI IPA 1. Alasan pemilihan kelas XI Ipa 1, karena mereka sudah bisa diajak untuk
pembelajaran aktif serta dirasa pas untuk penerapan media animasi. Dengan penerapan di lokasi
ini, penerapan media pembelajaran berbasis video animasi untuk meningkatkan hasil belajar
siswa diharapkan dapat terealisasi.

D. Data dan Sumber Data


Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen, dan lain-lain. Dalam hal ini, data penelitian diperoleh dari
sumber data yang terbagi atas:
a. Sumber personal, yakni data yang diperoleh berupa jawaban lisan. Misalnya, dari kepala
sekolah, para wakil kepala sekolah, dewan guru, guru mata pelajaran, siswa, dan civitas
akademika yang lain.
b. Sumber tempat atau lokasi, sumber data yang menyajikan tampilan berupa objek yang
diteliti.
c. Sumber paper, berupa data yang menyajikan tulisan, arsip, foto dan lain-lain.
d. Pengambilan data diperoleh dari sumber yang dapat memberikan informasi yang
relevan dengan masalah yang diteliti. Dalam mengumpulkan data melalui wawancara
secara terus-menerus dan baru akan berhenti setelah informasi yang diperoleh sama
dari satu informan ke informan lainnya.

E. Teknik Pengumpulan Data


Pada bagian ini dikemukakan bahwa, dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data
yang utama adalah observasi paricipant, wawancara mendalam studi dokumentasi, dan gabungan
ketiganya atau triangulasi. Berikut akan penulis jelaskan beberapa teknik pengumpulan data pada
penelitian ini:
1. Interview (wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil. Wawancara biasanya ditujukan kepada orang-orang tertentu yang
dianggap penting. Orang-orang yang dimaksud tersebut diantaranya adalah: kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, dewan guru, guru mata pelajaran, siswa, dan lain-lain yang bersangkutan
terhadap penelitian.
Mengenai alat yang digunakan dalam wawancara, diataranya: buku cacatan, handphone,
tape recoder, camera, handycam, dan lain sebagainya. Wawancara yang akan digunakan yaitu
terdiri dari dua macam, yaitu:
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
Dalam melakukanwawancara terstruktur harus menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis dan opsi jawabannya juga telah disediakan oleh peneliti.
b. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang ditanyakan. Dalam wawancara tidak terstruktur ini peneliti belum
mengeatahui secara pasti apa yang akan diperoleh oleh peneliti. Pada wawancara tidak
terstruktur ini peneliti bebas menanyakan apa saja yang berkaitan dengan hal yang akan
diteliti tanpa mengikuti alur wawancara.
c. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuisioner.39 Yaitu jika teknik
pengumpulan data yang lain biasanya selalu berhungungan dengan orang, maka observasi
mempunyai ciri khusus. Ciri khusus ini yaitu tidak dengan orang, tetapi juga objek-objek alam
yang lain.
Sutrisno Hadi dalam Sugiono mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Penggunaan alat-alat yang mendukung seperti alat tulis, camera, handycam, diperlukan untuk
menyimpan hasil teknik observasi ini. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan
bila, penelitian bekenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar. Dalam penelitian ini, teknik observasi ini tentu
diperlukan, karena peneliti akan memneliti lingkup yang kecil yaitu kelas.
Dalam penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan jenis observasi berperan serta
(participant observation). Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau orang yang akan digunakan sebagai sumber data penelitian.
Karena pada observasi berperan serta ini peneliti ikut langsung, maka data yang diperoleh
data yang akan diperoleh akan semakin nyata dan lengkap.
d. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Catatan peristiwa yang
sudah berlalu dalam hal penelitian ini bisa disimpan dengan berbagai alat-alat baik eketronik
maupun non elektronik. Macam-macam dokuman ini bisa berbentuk tulisan, gambar, video,
dan lain sebagainya.

F. Analisis Data
Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan, serta
menyusun kedalam kategorisasi, mengklasifikasikan untuk menjawab pertanyaan pokok: (1)
tema apa yang dapat ditemukan pada data, (2) Seberapa jauh data dapat mendukung
tema/arah/tujuan penelitian. Analisis data dilakukan setelah proses pengumpulan data. Peneliti
harus mampu menganalis data yang telah ia peroleh karena itu sangat berkaitan dengan hasil
penelitian. Hasil penelitian ini adalah yang menjadi nilai tambah terhadap suatu penelitian.
Supardi mengungkapkan walaupun data yang dikumpulkan lengkap dan valid jika peneliti tidak
mampu menganalisisnya maka datanya tidak akan memiliki nilai ilmiah yang dapat digunakan
untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis data deskriptif kualitatif, yaitu
digambarkan dengan kata-kata atau kalimat. Maksudnya adalah setelah data hasil observasi,
wawancara, dokumentasi penulis kumpulkan, kemudian disusun berdasarkan urutan
pembahasan yang telah direncanakan. Selanjutnya penulis melakukan interpretasi (pendapat)
secukupnya dalam usaha memahami kenyataan yang ada untuk menarik kesimpulan.
Proses analisis data dilakukan oleh peneliti adalah melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1. Pengumpulan data, dimulai dari berbagai sumber yaitu dari beberapa informasi dan
pengamatan langsung yang telah dituliskan dalam catatan lapangan, transkip wawancara
dan dokumentasi, setelah dibaca dan dipalajari serta ditelaah, maka langkah berikutnay
mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi yang
akan membuat rangkuman inti.
2. Proses pemilihan, yang selanjutnya menyusun dalam satuan-satuan yang kemudian di
integrasikan pada langkah berikutnya, dengan membuat koding. Koding merupakan
symbol dan singkatan yang diterapkan pada sekelompok kata-kata yang bisa berupa
kalimat atau paragraf dari catatan di lapangan.
3. Pemeriksaan keabsahan data, setelah selesai tahap ini mulailah pada tahap pembahasan
hasil penelitian.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa diperlukan adanya nilai. Nilai yang diperoleh ini
didapat dengan skor hasil test yang yang bermacam-macam. Tes itu bisa berupa ulangan harian,
UTS, UAS, kuis, dan lain sebagainya. Skor pengukuran hasil belajar menjadi bermakna dan dapat
digunakan untuk mengambil keputusan setelah diubah menjadi nilai.
Berdasarkan itu nilai menjadi kehadiran nilai menjadi penting untuk mengetahui hasil
belajar siswa. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai adalah sebagai berikut: Nilai=
Misalnya: pada sebuah tes yang terdiri dari 50 butir soal, siswa A menjawab dengan benar
sebanyak 35 butir soal. Bila skor tertinggi di kelas adalah 35 dan penilaian didasarkan pada dan
skala yang digunakan adalah 0-100, maka nilai A adalah (35/50) x 100 = 70. Selanjutnya
pengambilan keputusan atas nilai tersebut mengacu kepada standar minimal ketuntasan yang
diharapkan.
G. Pengecekan Keabsahan Temuan
Menurut Moleong, yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan
harus memenuhi:
a. Mendemonstrasikan Nilai yang benar
b. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan
c. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat dengan konsistensi dari prosedurnya
dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya.
Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data maka menggunakan teknik
sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong yaitu: 1) Ketekunan Pengamat, 2) Triangulasi 3)
Kecukupan refrensial.

H. Jenis Dan Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau bisa
dikenal dengan classroom action research. Penelitian Tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. (Arikunto, 2006). Menurut Supardi (2006), penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk
memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas
dengan melihat kondisi siswa. Menurut Aqib (2011), penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk

2011), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan ketika sekelompok orang (siswa)
diidentifikasi permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu tindakan untuk
mengatasinya. Menurut Kemmis dan Taggart (Padmono, 2010), penelitian tindakan kelas adalah
suatu penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta- pesertanya dalam situasi sosial
untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta
pemahaman mereka terhadap praktik-praktek itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-
praktek tersebut.

Menurut Hopkins (1993), penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan
(Planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil
tindakan (Observation and evaluation). Sedangkan prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas
terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang
diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

Keempat fase siklus meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan


(observation) dan tindak lanjut refleksi (reflection). Penelitian ini dibagi dalam dua siklus yang
disesuaikan dengan alokasi waktu dan topik yang dipilih. Kemmis dan Mc Taggart menjelaskan
bahwa masing- masing siklus terdiri dari empat langkah yaitu:

1) Perencanaan (Planning), yaitu persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan Penellitian


Tindakan Kelas, seperti: menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan pembuatan
media pembelajaran.
2) Pelaksanaan Tindakan (Acting), yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan, skenario
kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan serta prosedur tindakan yang akan
diterapkan.
3) Observasi (Observe), Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan semua rencana
yang telah dibuat dengan baik, tidak ada penyimpangan-penyimpangan yang dapat
memberikan hasil yang kurang maksimal dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Kegiatan observasi dapat dilakukan dengan cara memberikan lembar observasi atau
dengan cara lain yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.
4) Refleksi (Reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi atau hasil
yang diperoleh atas yang terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan yang telah
dirancang. Berdasarkan langkah ini akan diketahui perubahan yang terjadi. Bagaimana
dan sejauh mana tindakan yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau
mengatasi masalah secara signifikan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu perbaikan
tindakan dalam bentuk replanning dapat dilakukan.

Berdasarkan prosedur PTK seperti yang telah digambarkan dan dijelaskan di atas,
selanjutnya dijelaskan lagi menjadi beberapa siklus, yang akhirnya menjadi kumpulan dari
beberapa siklus.

1. Prosedur Tindakan
a. Tindakan Siklus I
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:
a) Meminta izin dari kepala sekolah SMA AL Muslim
b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berkaitan dengan
materi jenazah menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
c) Merumuskan media pembelajaran yang digunakan
d) Menentukan Teknik pengamatan
e) Peneliti mendesain alat evaluasi
f) Merancang jadwal penelitian
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
a) Perencanaan Peneliti menyiapkan rencana pembelajaran yang dilengkapi
dengan skenario tindakan. Skenario tindakan ini berisi langkah-langkah yang
harus ditempuh guru dan peserta didik.
b) Pelaksanaan
Implementasi Tindakan dilaksanakan sesuai dengan persiapan- persiapan yang
telah dilakukan sebelumnya. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari proses
kegiatan belajar mengajar, evaluasi dan refleksi yang dilakukan pada akhir
siklus. Pada siklus I peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar mengenai
sejarah jenazah, pengertian jenazah dan dasar/dalil jenazah dengan
menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media Animasi.
3) Tahap Observasi
Observasi pada penelitian ini dilakukan terhadap proses aktivitas siswa dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Sasarannya kepada aktivitas
siswa secara individual dalam pembelajaran sejarah jenazah, pengertian jenazah dan
dasar/dalil jenazah dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan
media animasi. Peneliti dibantu oleh rekan guru (observer) yang akan mengamati
jalannya kegiatan belajar mengajar dalam setiap siklusnya. Hasil dari pengamatan
observer didiskusikan sebagai bahan pertimbangan bagi perencanaan pada siklus
selanjutnya. Evaluasi pada siklus I dilakukan dengan cara memberikan tes soal kepada
siswa untuk dikerjakan secara individu. Evaluasi dilaksanakan di akhir pertemuan pada
setiap tindakan.
4) Tahap Refleksi
Refleksi pada siklus I dilaksanakan segera setelah tahap implementasi tindakan dan
observasi diakhir siklus selesai. Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas
hasil yang telah dilaksanakan dalam tindakan pada siklus I. Hasil refleksi dijadikan dasar
untuk perbaikan pada siklus (tindakan) selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi dan
hasil tes siklus I, jika hasil belajar siswa meningkat dalam pembelajaran jenazah,
pengertian jenazah dan dasar/dalil jenazah dengan menggunakan model Problem
Based Learning berbantuan media animasi maka penelitian dilanjutkan ke siklus II

b. Tindakan Siklus 2
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:
a) Meminta izin dari kepala sekolah SMA AL Muslim
b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berkaitan dengan
materi jenazah menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
c) Merumuskan media pembelajaran yang digunakan
d) Menentukan Teknik pengamatan
e) Peneliti mendesain alat evaluasi
f) Merancang jadwal penelitian
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Implementasi Tindakan dilaksanakan sesuai dengan persiapan- persiapan yang telah


dilakukan sebelumnya. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari proses kegiatan belajar
mengajar, evaluasi dan refleksi yang dilakukan pada akhir siklus. Pada siklus II peneliti
melaksanakan kegiatan belajar mengajar jenis dan syarat-syarat jenazah dengan
menggunakan model problem based learning berbantuan media animasi dengan focus
perbaikan hasil refleksi siklus I.

3) Tahap Observasi

Observasi pada siklus II dilakukan sama seperti pada siklus I. Hasil dari pengamatan
observer didiskusikan sebagai bahan pertimbangan bagi perencanaan pada siklus
selanjutnya. Evaluasi pada siklus II dilakukan dengan cara memberikan tes soal kepada
siswa untuk dikerjakan secara individu. Evaluasi dilaksanakan di akhir pertemuan pada
setiap tindakan
4) Tahap Refleksi

Refleksi pada siklus II dilaksanakan segera setelah tahap implementasi tindakan dan
observasi selesai. Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil yang telah
dilaksanakan dalam tindakan pada siklus II. Hasil refleksi dijadikan dasar untuk perbaikan
pada siklus (tindakan) selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes siklus II, jika
hasil belajar siswa meningkat dalam pembelajaran jenis dan syarat-syarat jenazah dengan
menggunakan model problem based learning berbantuan media animasi maka
penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya.

I. Subjek Penelitian
Subyek pada penelitian ini adalah kelas XI IPS 1 yang jumlahnya adalah 30 siswa..
Berikut tabel jumlah anak kelas XI IPA 1 SMA Al Muslim.
No. Nama Siswa
1. Adinda Meiza Yusranti
2 Adrean Farand

3 Deandra Kimiko Shafira Zahra

4 Dzaki Ilham Khoirudin

5 Fadhila Az Zahra

6 Gendis Gitapati

7 Hashifah Nabila Kirana

8 Khaila Azzahra Keisya

9 M. Hazwan Ghaisan Jaffar

10 Mahbub Abdul Fatiy

11 Mikail El Shirazy Aysir Wibowo

12 Mikayla Ardhia Rayya

13 Muchammad Rifqi Zhaffrandi

14 Muhammad Al Muqtafi Liamrillah

15 Muhammad Ardhan Hakim

16 Muhammad Bintang Ramadhan


17 Muhammad Jabil Ismail Syah

18 Muhammad Maymun Sichtaviata Khalif

19 Muhammad Yusuf Malikirrahman

20 Nandadiya Reikhannun Yanuary

21 Nasywa Naqa Naurah

22 Prasetyo Adhi Widodo

23 Radya Pradipta Ilyasa

24 Rafa Nureka Rasyida

25 Rahmat Ramadhan

26 Shofi Ghina Al Zhara

27 Taqy Atha Ghaly

J. Instumen Penelitian
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berfungsi sebagai pedoman
bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas agar dapat berjalan
efektif dan efisien. RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi
yang telah dijabarkan di dalam silabus.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat berorientasi pada pembelajaran
terpadu yang dikembangkan menggunakan model connected. Komponen-komponen
yang terdapat dalam RPP adalah terdiri dari kolom identitas, KI, KD, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan yang ingin dicapai, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran yang meliputi pendahuluan,
inti dan penutup, dan penilaian pembelajaran.
2. Instrumen Penilaian

Penilaian adalah pengumpulan informasi dari hasil belajar siswa. Secara umum penilaian
hasil belajar dibagi menjadi tiga aspek, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Instrumen penilaian yang digunakan guru sangat beragam sesuai kondisi lapangan yang
dirasakan oleh guru tersebut.

a. Penilaian Pengetahuan

Penilaian Pengetahuan merupakan hasil nilai kompetensi siswa dalam menggunakan


akal pikiran mereka dalam menyerap materi yang diajarkan oleh guru. Penilaian pengetahuan
merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan siswa yang meliputi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif serta kecakapan berpikir tingkat rendah hingga
tinggi.

Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dilaporkan dalam bentuk angka, predikat, dan
deskripsi. Angka menggunakan rentang nilai 0 sampai dengan 100. Predikat disajikan dalam
huruf A, B, C, dan D. Rentang predikat (interval) ini ditentukan oleh Satuan Pendidikan dengan
mempertimbangkan KKM. Teknik penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis, lisan, dan
penugasan.

1) Tes Tertulis

Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya secara tertulis, antara lain
berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen tes
tertulis dikembangkan dengan mengikuti langkah- langkah berikut.

a) Melakukan analisis KD.


b) Menyusun kisi-kisi soal sesuai dengan KD.
c) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan mengacu pada kaidah-kaidah penulisan
soal.
d) Menyusun pedoman penskoran.
e) Melakukan penskoran berdasarkan pedoman penskoran.
2) Tes Lisan

Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan, perintah, kuis yang diberikan pendidik


secara lisan dan siswa merespon pertanyaan tersebut secara lisan. Tes lisan bertujuan
menumbuhkan sikap berani berpendapat, mengecek penguasaan pengetahuan untuk
perbaikan pembelajaran, percaya diri, dan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
Langkah-langkah pelaksanaan tes lisan sebagai berikut:
a) Melakukan analisis KD.
b) Menyusun kisi-kisi soal sesuai dengan KD.
c) Membuat pertanyaan atau perintah.
d) Menyusun pedoman penilaian
e) Memberikan tindak lanjut hasil tes lisan
3) Penugasan

Penugasan adalah pemberian tugas kepada siswa untuk mengukur pengetahuan


dan memfasilitasi siswa memperoleh atau meningkatkan pengetahuan. Tugas dapat
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai karakteristik tugas. Tugas tersebut
dapat dilakukan di sekolah, di rumah, atau di luar sekolah.

3. Lembar Observasi

Lembar Observasi adalah lembar kerja yang berfungsi untuk mengobservasi dan
mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar
mengajar di kelas. Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh observer untuk mengamati
kinerja guru dan aktivitas belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Dalam observasi ini peneliti melakukan suatu pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap gejala/fenomena yang diselediki. Peneliti juga
membuat pedoman observasi yang disesuaikan dengan alat penelitian sebagai tempat
pencatatan penting dalam melakukan observasi. Semua data yang diperoleh melalui
pengamatan dicatat pada buku catatan yang tersedia. Observasi yang dilakukan pada
penelitian ini dilakukan pada dua subyek yaitu aktivitas guru dan aktivitas peserta didik.

1) Lembar Observasi Kegiatan Guru


Prinsip kinerja guru yang menjadi penilaian dalam penelitian ini adalah :
a) Lembar observasi RPP guru
Table 3.2 Lembar observasi RPP guru

Keterangan
No. Aspek yang dinilai
Skor Catatan
1. Perumusan indikator
2. Perumusan tujuan belajar
3. Penetapan sumber belajar
4. Penilaian kegiatan pembelajaran
5. Penilaian proses pembelajaran
6. Penilaian hasil belajar
Jumlah
skor

Keterangan: skor diisi angka 1-5


1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = sangat baik

a) Pedoman observasi guru siklus 1 dan 2


Tabel 3.3 Pedoman observasi guru siklus 1 dan 2
No. Aspek yang dinilai Rendah Sedang Tinggi
1. Kesesuaian RPP
2. Penyampaian materi jelas
3. Penggunaan waktu sesuai
rencana
4. Penggunaan metode
5. Perhatian terhadap peserta
didik
6. Memberi motivasi peserta didik
Keterangan: diberi tanda ceklis
b) Komponen Guru
Tabel 3.4 Komponen Guru
Skor
No Hal yang Diamati Guru
1 2 3 4
Penguasaan Materi:
a. Kelancaran menjelaskan materi
1 b. Kemampuan menjawab pertanyaan
c. Keragaman pemberian contoh
Sistematika penyajian:
a. Ketuntasan uraian materi
2
b. Uraian materi mengarah pada tujuan
c. Urutan materi sesuai dengan SKKD
Penerapan Metode:
a. Ketepatan pemilihan metode sesuai
3 materi
b. Keseuaian urutan sintaks dengan
metodeyang digunakan
Penggunaan Media:
a. Ketepatan pemilihan media dengan
4
materi
b. Ketrampilan menggunakan media
c. Media memperjelas terhadap materi
Performance:
a. Kejelasan suara yang diucapkan
5 b. Kekomunikatifan guru dengan siswa
c. Keluwesan sikap guru dengan siswa
Pemberian Motivasi:
a. Keantusiasan guru dalam mengajar
6 b. Kepedulian guru terhadap siswa
c. Ketepatan pemberian reward
danpunishman
Keterangan;
4 : Sangat Baik 3 : Baik 2 : Tidak Baik 1 : Sangat Tidak Baik
c) Komponen Materi
Tabel 3.5 Komponen Materi

Skor
No Hal yang Diamati Komponen Materi
1 2 3 4
Kesesuaian dengan isi kurikulum:
a. Materi sesuai dengan SK
yangtercantum pada silabus
1 b. Materi sudah sesuai dengan KD
yangtercantum pada RPP
c. Materi sudah sesuai dengan
tujuanpembelajaran
Sistematika penyampaian Materi:
a. Penyajian materi sesuai urutan
b. Penyajian materi sudah
2
mengikutiinduktif dan deduktif
c. Penyajian materi sudah merujuk
darikonkrit ke abstrak
Urgensi:
a. Sangat dibutuhkan peserta didik
3
b. Dapat diaplikasikan dalam kehidupan
c. Diujikan dalam Tes
Menarik:
a. Materi didukung media yang sesuai
4 b. Materi didukung metode
yangmenyenangkan
c. Materi dapat direspon secara antusias

Keterangan;
4 : Sangat Sesuai 2 : Tidak Sesuia
3 : Sesuai 1 : Sangat Tidak Sesuai

d) Komponen Pengelolaan Kelas

Tabel 3.6 Komponen Pengelolaan Kelas

Hal yang Diamati Komponen Skor


No
Pengelolaan Kelas 1 2 3 4
Tujuan :
a. Ketepatan
1
b. Keefektifan
c. Pencapaian target kompetensi
Ruang:
a. Standarisasi ruangan
2
b. Kebersihan ruangan
c. Kenyamanan ruangan
Tempat Duduk:
a. Kerapian tempat duduk
3 b. Pengaturan tempat duduk
c. Pengaturan jarak duduk antar siswa
Siswa:
a. Kemampuan menstimulus untuk
4 bertanya
b. Kemampuan memotivasi menjawab
c. Kemampuan menciptakan interaksi

Keterangan;
4 : Sangat Baik 3 : Baik 2 : Tidak Baik 1 : Sangat Tidak Baik

1) Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik


a) Pedoman Observasi Siswa Siklus 1 dan 2
Tabel 3.7 Pedoman Observasi Siswa Siklus 1 dan 2
No. Aspek yang dinilai Renda Sedan Tinggi
h g
1. Keaktifan memperhatikan Penjelasan
Guru
Kesungguhan peserta didik dalam
2.
mengikuti pembelajaran
3. Rasa ingin tahu peserta didik

Keterangan: diberi tanda ceklis

b) Komponen Siswa
Tabel 3.8 Komponen Siswa Siklus 1 dan 2

Skor
No Hal yang Diamati Siswa
1 2 3 4
Keaktifan Siswa:
a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran
1
b. Siswa aktif bertanya
c. Siswa aktif mengajukan ide
Perhatian Siswa:
a. Diam, tenang
2
b. Terfokus pada materi
c. Antusias
Kedisiplinan:
a. Kehadiran/absensi
3
b. Datang tepat waktu
c. Pulang tepat waktu
Penugasan/Resitasi:
a. Mengerjakan semua tugas
4 b. Ketepatan mengumpulkan tugas
sesuaiwaktunya
c. Mengerjakan sesuai dengan perintah
Keterangan;
4 : Sangat Baik 2 : Tidak Baik
3 : Baik 1 : Sangat Tidak Baik

4. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

Lembar kerja siswa (LKPD) merupakan salah satu sarana untuk membantu dan
mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang
efektif antara siswa dengan pendidik, sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam
peningkatan prestasi belajar.

Widjajanti (2008:1) mengatakan lembar kerja siswa (LKPD) merupakan salah satu sumber
belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan
pembelajaran. LKPD yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi
dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi.

Sementara itu, menurut Depdiknas (2008) lembar kerja siswa (LKPD) adalah lembaran-
lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan biasanya berupa
petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Keuntungan penggunaan LKPD
adalah memudahkan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar
mandiri dan belajar memahami serta menjalankan suatu tugas tertentu.

K. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpul data merupakan cara yang ditempuh peneliti untuk mengumpulkan
data dengan alat pengumpul data yang cocok untuk digunakan dalam penelitian. Sugiyono
(2010: 224) menjelaskan teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dari
penjelasan tersebut peneliti harus menentukan teknik yang digunakan dalam penelitannya.
Sehubungan dengan itu, Hadari Nawawi (2012: 100) mengatakan teknik pengumpulan data
dapat dibedakan menjadi lima teknik penelitan sebagai cara yang dapat di tempuh untuk
mengumpulkan data, yaitu: teknik observasi langsung, teknik observasi tidak langsung,
komunikasi langsung, komunikasi tidak langsung, teknik pengukuran, dan teknik studi
documenter

1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui instrumen-instrumen yang dibuat, adapun instrumen-
instrumen tersebut meliputi instrumen RPP, evaluasi (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan), lembar observasi serta lembar kerja siswa (LKPD). Hal ini dimaksudkan agar
data yang terkumpul adalah data valid siswa dalam pembelajaran yang dilakukan.
Pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil lembar
kerja peserta didik (LKPD), lembar observasi, lembar penilaian produk, dan lembar
penilaian presentasi. Teknik pengumpulan data diperoleh dari berbagai sumber seperti
pada tabel 3.1 dibawah ini:

Tabel 3. 9 Teknik pengumpulan data

Teknik
Sumber Jenis Sumber
No Jenis Data Pengumpulan Data
Data Penelitian
1 Observer Aktivitas
siswaselama Observasi Lembar observasi
pembelajaran
2 Siswa Hasil tiap Pengisian LKPD Lembar kerja
Sumber Teknik Jenis Sumber
No Data Jenis Data Pengumpulan Data Penelitian
tahapan pada proses peserta didik
pembelajaran pembelajaran (LKPD) & lembar
penilaian kinerja
3 Siswa Keterampilan Mengobservasi
dan keterampilan siswa Lembar penilaian
kemampuan dalam presentasi presentasi
siswa dalam
presentasi

2. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan membuat daftar nilai siswa yang meliputi nilai hasil
belajar, nilai rata-rata kelas serta menghitung prosentase siswa yang memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) dengan membuat tabel serta grafik atau diagram perkembangan
hasil belajar siswa dari tiap siklus. Adapun grafik atau diagram yang akan digunakan adalah
diagram batang.
L. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses pengolahan data dengan tujuan untuk menemukan informasi
yang berguna yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan untuk solusi suatu
permasalahan, khususnya yang berkaitan dengan penelitian. Ada beberapa metode dan teknik
untuk melakukan analisis tergantung pada industri dan tujuan analisis. Semua metode analisis
data ini sebagian besar didasarkan pada dua jenis teknik analisis data yaitu, teknik analisis data
kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian.

1. Teknik analisis data kuantitatif, merupakan teknik pengolahan data dimana datanya
merupakan data numerik. Teknik ini akan berfokus pada kuantitasnya dan tidak
membutuhkan penjelasan dari setiap jawaban pendek yang diberikan oleh responden.
2. Teknik analisis data kualitatif, merupakan teknik pengolahan data dimana datanya
berbentuk non numerik serta terfokus pada kualitas nya. Semakin lengkap penjelasan
yang ada di data tersebut, maka akan semakin bagus datanya.

Melakukan analisis data butuh usaha dan kreativitas untuk menemukan sebuah jalan keluar
dalam penyelesaian masalah penelitian. Setiap penelitian memiliki karakteristik dan pandangan
yang berbeda-beda. Tidak bisa disamaratakan antara penelitian satu dengan peneliti yang
lainnya. Sehingga teknik yang digunakan pasti akan berbeda pula.

Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data secara
kuantitatif. Data yang yang diperoleh, diolah serta dianalisis sebagai berikut:

1. Lembar observasi

Dalam proses pembelajaran diperoleh data mengenai bagaimana aktivitas peneliti dan
siswa pada proses pembelajaran berbasis proyek berlangsung. Kemudian hasil observasi
aktivitas peneliti dan siswa tersebut dinilai dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Mengidentifikasi lembar observasi selama proses pembelajaran


b) Memberikan skor dengan rentang skor 1-4
c) Menghitung jumlah skor pada lembar observasi
d) Melakukan perhitungan dengan rumus :
e) Menafsirkan nilai observasi yang diperoleh siswa
Persentasi penilaian hasil observasi keterlaksanaan aktivitas siswa dan peneliti
diinterpretasikan ke dalam tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.10 nilai observasi aktivitas siswa (Arikunto, 2010).

No Persentase Aktivitas Kategori


Siswa
1 Sangat kurang
2 56-59 Kurang baik
3 60-75 Cukup baik
4 76-85 Baik
5 86-100 Sangat baik
2. Lembar kerja peserta didik (LKPD)

Data yang diperoleh dalam LKPD pembelajaran berbasis proyek kemudian diolah sebagai
berikut :

a) Menganalisis jawaban-jawaban siswa yang ada pada LKPD.


b) Memberi skor pada setiap aspek yang ada dalam LKPD sesuai dengan kisi-kisi LKPD.
c) Menjumlahkan skor yang didapat oleh siswa pada setiap LKPD.
d) Mengubah skor yang didapat pada bentuk nilai pada masing-masing kelompok
menggunakan rumus
e) Menafsirkan nilai siswa berdasarkan ketentuan pada tabel:

Tabel 3.11 interpretasi nilai LKPD (Surapranata, 2006)

No Rentang Nilai Kategori


1 30-39 Sangat kurang
kreatif
2 40-55 Kurang kreatif
3 55-65 Cukup kreatif
4 66-80 Kreatif
5 81-100 Sangat kreatif

a. Nilai yang diperoleh diinterpretasikan pada tabel 3.6 berikut:


Tabel 3.14 persentase penilaian presentasi (Arikunto, 2010)

No Nilai Kategori
Persentase
1 Sangat kurang
kreatif
2 56-59 Kurang kreatif
3 60-75 Cukup kreatif
4 76-85 Kreatif
5 86-100 Sangat kreatif

M. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Al Muslim Bekasi. SMA Al Muslim Bekasi.Kegiatan


Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan mulai pada tanggal 28 November 2022 pada
pra siklus/Tindakan, tanggal 5 Desember 2022 pada siklus I yang dilalui dengan satu
kali pertemuan, dan tanggal 12 Desember 2022 pada siklus II yang dilalui juga dengan
satu kali pertemuan. Berikut adalah tabel jadwal Penelitian Tindakan Kelas (PTK):

Table 3.15 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas


No Fase Tindakan Waktu Materi
1 Pra Ketentuan pengurusan
28 November 2022
siklus/tindakan jenazah berdasarkan kasus

2 Siklus I 5 Desember 2022 Tata cara memandikan dan


mengkafani jenazah
3 Siklus II 12 Desember 2022
Tata cara menyolatkan dan
menguburkan jenazah
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
1. Profil dan Sejarah Singkat SMA AL-Muslim Tambun
Pada tahun ajaran 2022-2023 ini, SMA Al Muslim akan mencoba menerapkan Kurikulum
2013 dengan fleksibilitas pembelajaran yang tinggi. Dua tahun pandemi membelajarkan
bagaimana Gen-Z belajar. David Stillman dan Jonah Stillman dalam bukunya Gen Z @Work:
How The Next Generation is Transforming the Workplace (2017) memberikan gambaran
tentang karakter Gen Z. Mereka mengidentifikasi tujuh karakter utama Gen Z, yaitu: phygital,
fear of missing out (FOMO), hiper kustomisasi, terpacu, weconomist, do it yourself (DIY), dan
realistis.
Gen Z berkarakter phygital karena mereka lahir setelah era 1995, dimana segala aspek di
dunia fisik memiliki wujud yang ekuivalen di dunia maya. Menurut generasi ini, dunia fisik dan
dunia maya bukan dua dunia yang terpisah. Gen Z berkarakter hiper kustomisasi karena
mereka hidup di dunia maya yang sangat cair. Mereka selalu ingin memiliki identitas unik yang
membuatnya tidak suka dengan sesuatu yang sama dengan orang lain. Mereka tidak
menyukai produk standar dan seragam. Mereka mengkostumisasi apa pun yang mereka ingin.
Kustomisasi merupakan penghargaan untuk kehadiran mereka.
Al Muslim mengembangkan kurikulum kepemimpinan (leadership),, yang menjadi dasar
pelaksanaan semua program yang disusun oleh sekolah. Karakteristik leadership yang
teridentifikasi dipadukan dalam berbagai pembelajaran proyek agar melatih mereka berpikir
kritis dan mengambil keputusan sebagai latihan problem solving di dunia nyata. Terlebih lagi,
pembelajaran proyek harus didasari oleh pentingnya literasi sebagai basis berpikir kritis yang
mereka terapkan.
2. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi lembaga pendidikan yang mampu mengembangkan dan menghasilkan
generasi muslim yang siap menjadi khalifatullah fil- dan
berakhlak mulia.
Indikator Visi:
1. Unggul dalam bidang keagamaan
2. Unggul dalam akhlak
3. Memiliki jiwa leadership dan kewirausahaan
4. Peduli terhadap lingkungan sekitar
5. Unggul dalam perolehan nilai ujian
6. Diterima di perguruan tinggi pilihan peserta didik
7. Mampu berkomunikasi dalam bahasa asing
8. Unggul dalam prestasi akademik
9. Unggul dalam prestasi nonakademik (olahraga dan seni)
b. Misi
Membangun dan menyelenggarakan sistem pendidikan yang komprehensip serta
menyiapkan lulusan untuk menjadi generasi muslim yang berkemampuan sebagai
dan berakhlak mulia.

3. Jumlah siswa
Jumlah peserta didik sampai tahun ajaran 2022/2023, dengan rincian sebagai berikut:
a. Kelas X : 111 siswa
b. Kelas XI : 160 siswa
c. Kelas XII : 160 siswa
Adapun jumlah total siswa adalah 431 siswa

4. Struktur organisasi
a. Sarana dan prasarana
Terdiri dari 15 ruang kelas yang dilengkapi oleh LCD dan AC.
1. 2 Laboratorium IPA, 1 Laboratorium Bahasa, dan 1 Laboratorium komputer.
2. 1 perpustakaan dilengkapi dengan komputer, AC dan buku-buku penunjang.
3. 1 Aula/tempat sholat
4. 1 ruang uks
5. 1 ruang osis
6. Kantin Sekolah
7. Mobil sekolah
8. Ruang bimbingan konseling
9. Ruang guru
10. Toilet laki-laki dan perempuan pada setiap lantai
11. Ruang tata usaha
12. Lapangan olahraga dan parkir.
B. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Peneliti melakukan pengamatan kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas
XI IPA 1 SMA AL-Muslim Tambun. Pengamatan dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 22 dan
29 November 2022, pukul 08:00. Hasil pengamatan tersebut dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
a) Guru berada di kelas ketika semua siswa sudah berada di kelas. Pada saat pelajaran
dimulai masih banyak siswa yang belum siap mendengarkan guru, tetapi ada juga
sebagian siswa yang sudah siap belajar.
b) Metode pembelajaran yang digunakan guru adalah ceramah. Guru menjelaskan materi
pelajaran dan siswa mendengarkan.
c) Waktu pembelajaran lebih banyak dipergunakan untuk Tanya jawab secara langsung,
kurang adanya pemanfaatan media
d) Masih banyak siswa yang belum mengerti tentang materi tersebut karena siswa malu dan
tidak percaya diri yang mengakibatkan siswa tidak semangat untuk belajar.
e) Prestasi belajar yang masih rendah. Hal ini terlihat dari ulangan siswa yang belum
mencapai KKM 75 kurang dari 85%.
Tabel 4.1
Nilai ulangan harian siswa kelas XI IPA 1
No. Nama Siswa Nilai Penilaian Harian
1. Adinda Meiza Yusranti 70
2 Adrean Farand 86

3 Deandra Kimiko Shafira Zahra 79

4 Dzaki Ilham Khoirudin 69

5 Fadhila Az Zahra 88

6 Gendis Gitapati 69

7 Hashifah Nabila Kirana 85

8 Khaila Azzahra Keisya 74

9 M. Hazwan Ghaisan Jaffar 95

10 Mahbub Abdul Fatiy 68

11 Mikail El Shirazy Aysir Wibowo 68


12 Mikayla Ardhia Rayya 72

13 Muchammad Rifqi Zhaffrandi 74

14 Muhammad Al Muqtafi Liamrillah 89

15 Muhammad Ardhan Hakim 88

16 Muhammad Bintang Ramadhan 70

17 Muhammad Jabil Ismail Syah 69

Muhammad Maymun Sichtaviata 69


18
Khalif
19 Muhammad Yusuf Malikirrahman 68

20 Nandadiya Reikhannun Yanuary 73

21 Nasywa Naqa Naurah 87

22 Prasetyo Adhi Widodo 79

23 Radya Pradipta Ilyasa 72

24 Rafa Nureka Rasyida 89

25 Rahmat Ramadhan 59

26 Shofi Ghina Al Zhara 74

27 Taqy Atha Ghaly 90

Nilai Rata-Rata 2073 : 27 = 76.7

% Pencapaian KKM 11 : 27 x 100 =


40,74%

2. Siklus I
Pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada
tanggal 5 Desember 2022. Dalam setiap pertemuan, peneliti melakukan evaluasi untuk menilai
sejauh mana perkembangan yang telah dicapai oleh peserta didik serta untuk mengevaluasi
penggunaan media pembelajaran online seesawdalam pembelajaran PAI materi tata cara
pengurusan jenazah.
a. Perencanaan Siklus 1
Kegiatan pembelajaran yang ditekankan dalam penelitian ini adalah keterampilan
menulis, sehingga rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh peneliti pun lebih
ditekankan dalam aspek menulis. Namun, tentu saja tanpa mengabaikan keterampilan membaca,
berbicara dan mendengar peserta didik. Hal ini karena keempat keterampilan tersebut tidak dapat
dipisahkan dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam.
Untuk setiap pertemuan pembelajaran berlangsung selama 3x45 menit. Sebelum siklus
pertama dilaksanakan peneliti melakukan beberapa tahap persiapan, antara lain:
1) Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
2) Menyiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti peningkatan siswa
dalam pembelajaran di dalam kelas, yaitu berupa pedoman observasi sebagaimana
dalam lampiran, dan peneliti juga menyiapkan sebuah sejumlah pertanyaan dan jawaban
yang digunakan untuk evaluasi pada siklus I ini.
3) Peneliti menyiapkan media pembelajaran

b. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanan siklus I ini, dilaksanakan dengan 1 kali pertemuan, seperti yang telah
disebutkan dalam perencanaan di atas. Pertemuan pertama pada hari Senin tanggal 5 Desember
2022 dengan pembahasan tentang materi tata cara pengurusan jenazah. Untuk setiap pertemuan
pembelajaran berlangsung selama 3x45 menit dengan menggunakan metode diskusi. Adapun
rincian dari dua pertemuan ini adalah sebagai berikut:
Pertemuan I
Pada pertemuan I ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 5 Desember 2022 dengan
alokasi waktu 3x45 menit. Dilakukan pada jam pelajaran ke-2 dan 3, yakni pada jam 08.00-10.00
WIB. Pertemuan I ini menggunakan media animasi dengan pembahasan tata cara pengurusan
jenazah. Adapun skenario pembelajaran pada siklus I pertemuan I ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru :

Orientasi

 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan
berdoa untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman


peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi

 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
 Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan
baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
 Tata cara pengurusan jenazah (memandikan, mengkafani, menyolatkan dan menguburkan)
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan

 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan
yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 105 Menit )

Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

Stimulation KEGIATAN LITERASI

(stimullasi/ 1. Peserta didik bersama guru saling memberi dan menjawab salam serta
menyampaikan kabar serta berdoa (4 C/ Communication & Religius)
pemberian
2. Guru menanyakan kabar, kerapihan pakaian, kebersihan (PPK/mandiri/disiplin)

rangsangan) 3. Guru mengecek kesiapan belajar Peserta didik dan melakukan presensi
pada Digislamic
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (4C/ communication)
5. Guru menyampaikan apersepsi materi sebelumnya dan menunjukan dalil
yang berkaitan dengan kematian
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

Orientasi Siswa CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)


pada Masalah
Tahap 1:

1. Guru menyajikan sebuah permasalahn melalui sebuah gambar dan kasus


pada PPT dan video (TPACK).
2. Siswa mengamati gambar dan kasus serta video untuk memusatkan
perhatian pada topik tata cara pengurusan jenazah. (Saintifik Mengamati)
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan
pertanyaan atas masalah yang ada dalam gambar kasus dan video
interaktif tersebut yang berhubungan dengan materi tata pengurusan
jenazah. (4C/ Critical Thingking)
Orientasi peserta didik pada masalah

1. Guru membagi kelas dalam kelompok yang terdiri dari 4 5 orang siswa
secara heterogen
2. Guru memberikan LKPD untuk didiskusikan dalam kelompok kasus-kasus
yang berkaitan dengan pengurusan jenazah dan cara mengatasinya.
(4C/Critical Thingking)
3. Guru memotivasi peserta didik untuk ikut berperan aktif dalam proses
pembelajaran dan pemecahan masalah
4. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
pertemuan pertama

Mengorganisasi 1. Guru menginstruksikan peserta didik untuk membuka bahan ajar Tata cara
Siswa untuk pengurusan jenazah pada Digislamic, yaitu video pembelajaran, Modul

Belajar pembelajaran, dan LKPD


Link digislamic
https://digislamic.id/#/login
LKPD
Terlampir
Link Video
https://www.youtube.com/watch?v=Uk8XC-TINxs
Link pengumpulan tugas
Digislamic
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

Peserta didik diskusi kelompok mengenai kasus yang berkaitan


dengan pengurusan jenazah dan cara mengatasinya yang harus
didiskusikan serta pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
untuk memecahkan masalah pada LKPD (Critical thinking, kreatif,
Mandiri, Bernalar Kritis).

Membimbing COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING


Penyelidikan (BERPIKIR KRITIK)
Individual dan
 Peserta didik berdiskusi dalam kelompok mengumpulkan informasi melalui
Kelompok
aplikasi Jamboard untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri
dalam merumuskan masalah terkait materi dalam LKPD (Collaboration,
Communication, Mandiri, Bernalar Kritis).
 Peserta didik mengidentifikasikan alternatif solusi terkait masalah yang
dirumuskan dari hasil membaca modul pembelajaran, maupun pengalaman
hidup. (Critical thinkin, kreatif, Mandiri, Bernalar Kritis).
 Guru membimbing siswa dalam memecahkan masalah

Mengembangkan CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
dan Menyajikan
1. Peserta didik dibimbing guru melakukan analisis terhadap pemecahan
Hasil Karya.
masalah yang telah ditemukan peserta didik. Collaboration,
Communication, Mandiri, Bernalar Kritis).
2. Mendiskusikan hasil pengamatan dengan memperhatikan pertanyaan-
pertanyaan pada LKPD
3. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok dan ditanggapi oleh
kelompok lain. (Colaboration, Critical Thinking, Bernalar Kritis, Kreatif)

4. Setiap siswa melakukan presentasi dari laporan penyelesaian LKPD yang


telah selesai dikerjakan oleh siswa. (Keterampilan Abad 21:
Communication)

5. Guru memberikan penghargaan serta penguatan kepada siswa atas hasil


presentasi siswa.

6. Siswa lain memberikan apresiasi.


1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

7. Guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi yang telah


dipelajari peserta didik dengan soal-soal yang telah dipersiapkan

Menganalisis dan COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)


Mengevaluasi
 Peserta didik membuat kesimpulan dengan bimbingan guru tentang
Proses
poin/konsep penting (tata cara memandikan, mengkafani, menyolati, dan
Pemecahan menguburkan jenazah) yang didapat dari kegiatan pembelajaran. (Critical
Masalah. thinkin, kreatif, Mandiri, Bernalar Kritis).
 Guru memeriksa pekerjaan siswa untuk penilaian portofolio.
 Peserta didik bersama guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai
materi yang dipelajari tersebut. (Creatif Thinking, Collaboration, Bernalar
Kritis).

Catatan : Selama pembelajaran tentang kepedulian terhadap jenazah berlangsung, guru
mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin,
rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa
ingin tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup (15 Menit)

Peserta didik :

Penutup (10 Menit)


 Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dan memberi penguatan dengan merangkum
kembali tentang tata cara memandikan, mengkafani, menyolatkan dan menguburkan beserta
dengan masalah dan cara menanganinya
 Mengagendakan materi yang harus dipelajari terlebih dahulu pada pertemuan berikutnya tentang
mendemonstrasikan masing-masing proses pengurusan jenazah
 rjaan siswa yang
selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran.
 Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan
benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran
 Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran kepada kelompok yang memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
Siklus I ini terdiri dari 1 kali pertemuan, yang mana pada setiap pertemuan dalam
pembelajarannya peneliti menggunakan media animasi tentunya dibarengi dengan metode
lainnya. Adapun hasil observasi dari siklus pertama secara umum dapat dikatakan berlangsung
dengan baik. Peserta didik mampu mengikuti pembelajaran dengan baik pula. Namun, ditengah-
tengah kegiatan pembelajaran berlangsung, beberapa jaringan peserta didik cenderung lambat
atau lemot. Sebagaian peserta didik tertinggal dengan temannya yang lain untuk aktif dalam
aplikasi tersebut. Guru kemudian memberikan bantuan jaringan internet yang lebih stabil.
Pada pertemuan pertama siklus I ini peserta didik dituntut untuk aktif mengeluarkan
pendapat dan dituntut untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pembelajaran, pada
pertemuan ini peserta didik sudah aktif bertanya ketika sesi diskusi Tanya jawab dan siswa
mengeluarkan pendapatnya, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang terkendala jaringan atau
kondisi handphone yang kurang stabil.
Peneliti terus memotivasi siswa yang masih belum aktif dalam proses pembelajaran,
Pertemuan kedua siklus I ini diawali dengan mengulas kembali materi yang sudah dipelajari
sebelumnya karena pelajaran hari ini masih berkaitan dengan materi sebelumnya. Kemudian
peserta didik diajak untuk mempelajari mengenai tata cara pengurusan jenazah.
Pada pertemuan kedua ini guru materi mengenai tata cara pengurusan jenazah dengan
berbantuan video animasi dengan analisis kasus yang dipilih oleh peneliti untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik. Peserta didik menganalisis kasus-kasus terbaru mengenai pengurusan
jenazah berhubungan dengan sub tema dan peserta didik diminta untuk berkomentar mengenai
kasus tersebut di setiap kelompok lain.
c. Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi. Observasi yang dilakukan peneliti pada siklus ini berupa hasil
kegiatan yang telah dilakukan. Adapun data yang diperoleh sebagai berikut:
1. Lembar Observasi Guru
Dari hasil skor pada lembar observasi guru menunjukkan bahwa jumlah rata-rata
aktivitas guru pada siklus I berada pada kategori baik dengan nilai rata-rata
77%.(Terampir)
2. Lembar Observasi Siswa
Dari hasil skor pada lembar observasi siswa menunjukkan bahwa jumlah rata-rata
aktivitas siswa pada siklus I berada pada kategori baik dengan nilai rata-rata 79,81.
d. Refleksi Siklus I
Selama siklus I berlangsung, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan belajar
mengajar berlangsung dengan baik. Meskipun pada siklus I masih ditemui beberapa kendala.
Diantaranya:
1) Terdapat beberapa siswa yang kesulitan karena jaringan yang kurang stabil dalam
mengerjakan atau membuka LKPD
2) Pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, masih ada beberapa peserta didik mulai
kurang memperhatikan.
3) Sebagaian peserta didik terlihat asyik berbicara dengan teman-temannya dan bermain
sendiri
Berdasarkan dari beberapa refleksi dan analisis di atas tentang kendala-kendala yang
masih dihadapi pada siklus I ini maka peneliti akan melanjutkan pada siklus II dengan mengambil
beberapa langkah-langkah dengan harapan beberapa kendala yang ada pada siklus I ini bisa
teratasi, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Guru memberikan pengertian kepada siswa tentang media yang digunakan ini adalah
untuk mengatasi masalah yang ada dalam pembelajaran berlangsung, khususnya
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2) Guru bisa lebih banyak memberikan motivasi untuk terus belajar serta dorongan kepada
peserta didik untuk berperan aktif dan tentang pentingnya materi yang dipelajari.
3) Guru lebih menguasai kelas (kreatif) agar peserta didik bisa diam dan memperhatikan
pelajaran yang sedang berlangsung
4) Guru menyiapkan jaringan wifi di kelas yang lebih stabil
Setelah penggunaan media animasi pada siklus I ini, peserta didik menunjukkan
beberapa perubahan. Sebagaian nilai menulis peserta didik meningkat. Bahkan beberapa peserta
didik mampu memperoleh nilai maksimal meskipun tidak semuanya.
Tabel 4.4 Nilai Penilaian Harian Siklus I
No. Nama Siswa Nilai Penilaian Harian
1. Adinda Meiza Yusranti 80
2 Adrean Farand 96

3 Deandra Kimiko Shafira Zahra 65

4 Dzaki Ilham Khoirudin 61

5 Fadhila Az Zahra 87

6 Gendis Gitapati 79
7 Hashifah Nabila Kirana 78

8 Khaila Azzahra Keisya 79

9 M. Hazwan Ghaisan Jaffar 70

10 Mahbub Abdul Fatiy 78

11 Mikail El Shirazy Aysir Wibowo 84

12 Mikayla Ardhia Rayya 55

13 Muchammad Rifqi Zhaffrandi 70

14 Muhammad Al Muqtafi Liamrillah 92

15 Muhammad Ardhan Hakim 87

16 Muhammad Bintang Ramadhan 78

17 Muhammad Jabil Ismail Syah 80

Muhammad Maymun Sichtaviata 83


18
Khalif
19 Muhammad Yusuf Malikirrahman 95

20 Nandadiya Reikhannun Yanuary 77

21 Nasywa Naqa Naurah 90

22 Prasetyo Adhi Widodo 88

23 Radya Pradipta Ilyasa 85

24 Rafa Nureka Rasyida 86

25 Rahmat Ramadhan 90

26 Shofi Ghina Al Zhara 57

27 Taqy Atha Ghaly 85

Nilai Rata-Rata 2155 : 27 = 79.81

% Pencapaian KKM 21 : 27 x 100 =


70,77%

1. Siklus Kedua
a. Perencanaan
Tahap kedua ini merupakan tahap perbaikan dari siklus yang pertama, untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam evaluasinya. Penulis berusaha memperbaiki hasil
yang didapat pada reflleksi. Pada siklus kedua ini peneliti melakukan tindakan selama 1 kali
pertemuan (3 x 45 menit). Penulis membagi waktu total 90 menit dengan cara 60 menit untuk
pembelajaran termasuk penerapan materi dan 30 menit untuk mengadakan evaluasi. Sama
seperti siklus pertama, sebelum pelaksanaan siklus yang kedua ini peneliti mempersiapkan
beberapa hal sebagai tahap perencanaan dalam sebuah penelitian tindakan kelas yaitu:
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelelajaran (RPP) tentang tata cara berpakain
dalam Islam (RPP lihat dilampiran)
2) Menyiapkan materi, materi yang akan dibahas adalah tata cara berpakaian dalam Islam
3) Menyiapkaan sumber-sumber belajar, seperti Modul PAI, Buku PAI kelas XI Yudhistira dan
sumber-sumber lain yang relevan.
4) Video animasi, Blog, Slideshare, Gambar dan menyiapkan power point.

b. Pelaksanaan dan Pengamatan Tindakan

Dalam tindakan sikus kedua ini, peneliti membagi menjadi 1 kali pertemuan. Peneliti
membagi 1 kali pertemuan, karena waktu yang digunakan untuk pembelajaran masih mempunyai
siswa waktu, oleh karena itu sebaiknya siswa waktu itu digunakan sebagai evaluasi PTK. Adapun
langkah-langkah penerapannya secara garis besar adalah sebagai berikut:

1) Peneliti menyediakan video animasi dan LKPD.


2) Peserta didik berkomentar dengan bebas secara bergiliran, kira-kira ide apa yang
dimunculkan setelah melihat kasus dalam video tersebut. Peserta didik boleh
mengeluarkan pendapat yang berbeda, karena pikiran manusia juga berbeda-beda.
3) Pendidik sudah mempersiapkan rumusan jawaban yang tepat mengenai kasus tersebut,
sehingga peserta didik merasa dapat penjelasan sekaligus dapat pula menyaksikan video
animasinya.

Pertemuan Ketiga (05 Desember 2022)


Tidak jauh berbeda pada pertemuan siklus pertama. Pada pertemuan pertama siklus
kedua ini pelajaran dilaksanakan pada tanggal 05 Desember 2022 dan pada jam ke-2 sampai ke-
4 yaitu pada jam 08.00 10.00. Pada pertemuan yang pertama ini, awalnya penulis berusaha
mempersiapkan baik-baik komponen pembelajaran, mulai dari rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), yang meliputi pembukaan, pembelajaran inti, penutup, dan evaluasi.
c. Evaluasi Siklus 2
Seperti biasa, kegiatan apersepsi dilaksanakan yang berbeda, karena pikiran manusia
juga berbeda-beda. Pendidik sudah memersiapkan rumusan jawaban yang tepat mengenai
gambar tersebut, sehingga peserta didik merasa dapat penjelasan sekaligus dapat pula
menyaksikan gambarnya.
Pertemuan Ketiga (05 Desember 2022)
Tidak jauh berbeda pada pertemuan siklus pertama. Pada pertemuan pertama siklus
kedua ini pelajaran dilaksanakan pada tanggal 05 Desember 2022 dan pada jam ke-2 sampai ke-
4 yaitu pada jam 08.00 10.00. Pada pertemuan yang pertama ini, awalnya penulis berusaha
mempersiapkan baik-baik komponen pembelajaran, mulai dari rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), yang meliputi pembukaan, pembelajaran inti, penutup, dan evaluasi.
Kegiatan Inti
Setelah kegiatan apersepsi dilaksanakan, peneliti menyampikan pembelajarannya.
Metode ini ditampilkan dengan video animasi mengenai pengurusan, yang kemudian secara
berkelompok siswa menganalisis video dengan mengerjakan LKPD yang terdapat di digislamic.
Kemudian siswa mempresentasikan dan mempraktekkan ketentuan memandikan dan
mengkafani jenazah.
Pada pertemuan ketiga ini, penulis tetap konsisten menggunakan media animasi.
Berdasarkan hasil refleksi. Peneliti menggunakan kasus-kasus yang berbeda dan berkaitan
dengan materi pembelajaran. Inilah yang kemudian dianalisis secara kelompok oleh siswa.
Peneliti mengajak siswa agar aktif dengan cara sering untuk mengajak berdialog dengan siswa
untuk lebih percaya diri dalam memberikan analisisnya pada LKPD yang diberikan guru. Siswa
yang masih bergurau penulis mencoba tegas dalam menghadapinya dengan cara memberi
peringatan yang mendidik seperti, menanyai pelajaran dan memperingatinya.
Evaluasi dan Refleksi
Pada pertemuan ketiga ini, peneliti mengadakan evaluasi setelah proses pembelajaran.
Telah diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 mengalami peningkatan yang pesat. Jika
pada evaluasi siklus pertama yang memperoleh nilai diatas kriteria ketuntasan minimal (KKM)
sejumlah 21 siswa, maka pada evaluasi siklus kedua ini menjadi 24 siswa yang memperoleh hasil
diatas KKM. Jika dihitung peningkatan nilai rata-rata dari siklus pertama ke siklus kedua sebesar
5,1. Peningkatan hasil yang telah diperoleh ini tentu sangat pesat terjadi. Berikut ini hasil evaluasi
yang kedua:
Tabel Nilai Penilaian Harian Siklus II
No. Nama Siswa Nilai Penilaian Harian

1. Adinda Meiza Yusranti


85
2 Adrean Farand 80
3 Deandra Kimiko Shafira Zahra 66

4 Dzaki Ilham Khoirudin 80

5 Fadhila Az Zahra 90

6 Gendis Gitapati 85

7 Hashifah Nabila Kirana 90

8 Khaila Azzahra Keisya 82

9 M. Hazwan Ghaisan Jaffar 85

10 Mahbub Abdul Fatiy 90

11 Mikail El Shirazy Aysir Wibowo 90

12 Mikayla Ardhia Rayya 72

13 Muchammad Rifqi Zhaffrandi 88

14 Muhammad Al Muqtafi Liamrillah 95

15 Muhammad Ardhan Hakim 88

16 Muhammad Bintang Ramadhan 88

17 Muhammad Jabil Ismail Syah 80

Muhammad Maymun Sichtaviata


95
18 Khalif

19 Muhammad Yusuf Malikirrahman 87

20 Nandadiya Reikhannun Yanuary 85

21 Nasywa Naqa Naurah 89

22 Prasetyo Adhi Widodo 95

23 Radya Pradipta Ilyasa 88

24 Rafa Nureka Rasyida 90

25 Rahmat Ramadhan 60

26 Shofi Ghina Al Zhara 80

27 Taqy Atha Ghaly 79

Nilai Rata-Rata 2282 : 27 = 84,51

% Pencapaian KKM 24 : 27 x 100 =


88,8%
Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti mendapat beberapa hasil pengamatan,
diantaranya:
1) Guru sudah bisa menguasai kelas. Dikatakan demikian karena siswa sudah kondusif
dan antusias dalam proses belajar mengajar.
2) Siswa menjadi semangat dalam mengikuti rangkian proses belajar-mengajar. Ini
terbukti dengan semua siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh
peneliti. Ini dikarenakan siswa sudah di on-kan sejak awal dengan ice breaking.
3) Siswa mulai terbiasa dan mengerti langkah-langkah pembelajaran dalam penggunaan
metode ini.
4. Wawancara Guru
Hasil wawancara guru pada siklus II sama seperti siklus I, bahwa penerapan media
animasi cocok untuk diterapkan dalam pelajaran PAI. (Terlampir)
5. Wawancara Siswa
Hasil wawancara siswa pada siklus II mengenai penerapan media animasi mendapatkan
respon yang sangat baik. Selain siswa senang dengan proses pembelajaran dengan metode
tersebut, siswa juga memahami materi pembelajaran yang mereka pelajari.
d. Refleksi (Reflecting)
Data di atas menunjukkan bahwa tingkat hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
siklus I dengan nilai post test yaitu 70,7% dan pada siklus II ini secara keseluruhan mengalami
peningkatan hasil belajar menjadi 88,8%.
Berdasarkan hasil refleksi dari kegiatan siklus II, maka hasil belajar yang dicapai sudah
baik yang ditandai dengan adanya peningkatan pada nilai post test siswa yang melebihi KKM
yang sudah ditetapkan oleh sekolah yaitu 75 dengan ketuntasan nilai rata-rata 88,8. Oleh
karena itu, penelitian dianggap cukup sampai siklus II.

C. Analisis Data
Data penelitian sebagaimana telah diraikan di atas merupakan hasil dari analisis data yang
telah dilakukan, diantaranya sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
a. Lembar Observasi Guru
Data hasil observasi guru
100.00%
88.80%
90.00%
80.00% 70.77%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Presentase

Siklus 1 Siklus 2

Gambar 4.10 Diagram data hasil observasi guru


Berdasarkan hasil skor pada lembar observasi guru yang terlihat pada diagram di atas
menunjukkan bahwa jumlah rata-rata aktivitas siswa pada siklus I berada pada kategori baik
dengan nilai rata-rata 79,8% dengan kategori baik, sedangkan hasil presentase kegiatan
guru yang diperoleh pada siklus II sebesar 84,5% dengan kategori sangat baik. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya peningkatan kegiatan guru pada siklus I dan siklus II, setelah
diterapkan pembelajaran mengggunakan media animasi.
b. Lembar Observasi Siswa
Berdasarkan hasil skor pada lembar observasi siswa yang terlihat siswa menunjukkan
bahwa jumlah rata-rata aktivitas siswa pada siklus I berada pada kategori baik dengan nilai
rata-rata 79%. Dari hasil observasi tersebut aktivitas siswa terlihat belum terbiasa dengan
pembelajaran menggunakan media animasi, mereka masih harus menyesuaikan dengan
langkah-langkah analisis video sesuai dengan lembar LKPD dalam pembelajaran.
Adapun pada aktivitas siklus II, siswa terlihat semakin meningkat menjadi 84,5% dengan
kategori sangat baik. Hal ini disebabkan karena siswa sudah memahami langkah-langkah
penggunaan video animasi dan mereka terlihat semakin antusias dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran menggunakan media tersebut. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran
menggunkan media animasi dapat diterima di kelas oleh siswa.

c. Hasil Tes Siswa


Gambar 4 .11
Hasil Belajar siswa siklus 1 & 2
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
1 2 3

Gambar 4.11 Diagram perbandingan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II
Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus I jumlah
yang didapatkan yaitu 70,7% masih belum mencapai intervensi tindakan yang diharapkan.
Namun, setelah dilakukan siklus II jumlah yang mendapatkan nilai post test dengan KKM
meningkat sebanyak 88,8%. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi tindakan yang
diharapkan telah tercapai.
d. Wawancara Siswa
Wawancara siswa dilakukan pada setiap siklus yaitu siklus I dan siklus II. Pada siklus I,
siswa merasa antusias karena handphone yang selama ini dibawa bisa dimanfaatkan untuk
pembelajaran. Namun, pada siklus I ini sebagian siswa masih belum begitu mengerti dengan
langkah-langkah dan cara menggunakan media animasi tersebut, sehingga berdampak pada
pemahaman siswa pada materi tata cara pengurusan jenazah.

D. Pembahasan
Dalam siklus pertama yang dilakukan selama dua kali pertemuan dan dilanjutkan dengan
evaluasi ini, penulis mendapat beberapa hasil pengamatan. Hasil pengamatan yang berisi tentang
kelebihan dan kekurangan ketika pelaksanaan penerapaan pembelajaran dengan video animasi
dilaksanakan. Selanjutnya beberapa kekurangan tersebut akan dicantumkan dalam refleksi.
Setelah itu hasil refleksi diupayakan menjadi perbaikan kedepannya. Adapun hasil refleksi siklus
kedua adalah sebagai berikut:
1. Pada hasil belajar, terjadi peningkatan hasil. Peningkatan itu bisa diketahui dari hasil
belajar siswa diantaranya jika pada pra siklus hasil belajar siswa yaitu 11 siswa, evaluasi
siklus pertama siswa yang remidi ada 6 siswa, maka pada evaluasi siklus yang kedua ini
berkurang menjadi 3 siswa. rata-rata hasil belajar juga meningkat yaitu sebesar 8,1. Hasil
ini diperoleh dari 79,8 (evaluasi siklus pertama) 88,8 (evaluasi siklus kedua).
2. Guru sudah bisa menguasai kelas. Guru harus bisa mempertahankan dalam
keberhasilan menguasai kelas sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.
3. Siswa menjadi semangat dalam mengikuti rangkian proses belajar-mengajar. Semangat
siswa ini perlu dipertahankan oleh guru dengan cara meng-onkan siswa berupa ice
breaking dan yel-yel penyemangat.
4. Siswa mulai terbiasa dalam penggunaan media ini. Selanjutnya media animasi yang
seperti pada penelitian ini perlu diterapkan, untuk pembelajaran yang lebih maksimal
kedepannya.
5. Siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran selanjutnya, perlu adanya
arahan guru yang konsisten, sehingga keaktifan siswa lebih terarah.
6. Ada beberapa siswa yang masih suka bergurau. Selanjutnya perlu tindakan dari guru
berupa ketegasan, nasihat, dan semacamnya agar meminimalisir siswa yang bergurau
katika proses belajar mengajar berlangsung.
7. Media ini mempunyai kelemahan akan terbatasnya penggunaan jika koneksi internet
atau jaringan kurang mendukung, oleh karena itu dalam pembelajaran pastikan jaringan
internet yang ada memadai dan bisa digunakan oleh peserta didik per kelas atau guru
menampilkan juga dalam proyektor/LCD
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penerapan pembelajaran berbantuan media animasi pada materi tata cara pengurusan
jenazah pada pembelajaran PAI secara berkelanjutan. Dilaksanakan dalam dua siklus terbukti
dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswa. Hal tersebut dibuktikan dari rata-rata pencapaian
hasil belajar siswa pada materi tata cara pengurusan jenazah. Pada siklus I pencapaian nilai
rata-rata hasil belajar siswa yaitu 79,81% dan pada siklus II meningkat menjadi 84,51 % dengan
presentase nilai pencapaian KKM siswa siklus I yaitu 70,77% dan siklus II 88,8 %.
Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI dengan menggunakan media
animasi adalah sebesar 28,1%. Jadi , pembelajaran menggunakan media animasi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA AL Muslim.

B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi guru
Bagi para guru bidang studi PAI khususnya, dan guru-guru bidang studi lainnya pada
umumnya dapat menjadi bahan acuan di dalam proses pembelajaran serta dalam rangka
meingkatkan hasil belajar siswa diesuaikan dengan kebutuhan mata pelajaran.
2. Bagi sekolah
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukkan dalam upaya
pembinaan dan pengembangan guru secara efektif, sehingga mendukung pencapaian
tujuan program pendidikan.
3. Bagi siswa
Dengan menggunakan pembelajaran menggunakan media animasi, siswa diharapkan
dapat lebih termotivasi dalam memahami materi pelajaran.
4. Bagi peneliti
Jika banyak kesalahan dalam penelitian ini, bagi peneliti selanjutnya yang ingin
mengembangkan lebih lanjut metode ini, agar bisa lebih memperbaikinya dari penelitian
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Asari, A. R. 2015. Mengupayakan Pembelajaran Yang Sesuai Tuntutan


Kurikulum

2013. https://doi.org/10.13140/2.1.1389.2644

Chaharbaghi, K., & Cox, R. (1995). Problem-based Learning : Potential


and

Implementation Issues, 6(April 1994), 249 256.

Diputra, K. S. 2016. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Tematik


Integratif Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar, 5(2).

Gilakjani, A. . 2012. The significant role of multimedia in motivating EFL


interest in English language learning. I.J.Modern
Education and Computer Science, 4(4), 57 66.

Indarwati, D., Wahyudi, & Ratu, N. (2014). Peningkatan Kemampuan


Pemecahan Masalah Matematika Melalui Penerapan Problem
Based Learninguntuk Siswa Kelas V SD. Satya Widya, 30(1), 17
27.

Lee, Y., & Keckley, K. 2006. Effects of a teacher-made multimedia program


on teaching driver education: A case study. Teaching
Exceptional Children Plus, 2(5), 2006.

Machali, I. 2014. Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam


Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045, IIII, 71 94.
https://doi.org/10.14421/jpi.2014.31.71-94

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 200). Peraturan Menteri


Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 22 tahun 2006
Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Moutinho, S., Torres, J., Fernandes, I., & Vasconcelos, C. 2015. Problem-
Based Learning And Nature Of Science : A Study With Science
Teachers. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 191, 1871
1875. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.04.324

Shah, I., & Khan, M. 2015. Impact of Multimedia-aided Teaching on


Academic Achievement and Attitude at Elementary
Level. US-China Education Review, 5(5), 349 360.

Vaughan, T. 2011. Multimedia: Making It Works, Eight Edition. New York:


McGraw-Hill Companies.

William, D. C., Pedersen, S., & Liu, M. (1998). An Evaluation of the Use of
ProblemBased Learning Software By Middle School Students.
Journalof Universal Computer Science, 4(4), 466 483.

Abidin, Y. 2014. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum


2013.

Bandung: PT Refika Aditama.

Al-Tabany, T. 2017. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan


Kontektual. Jakarta: Kencana.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam


Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Rusmono, R. 2014. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based


LearningItu Perlu Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru
(Edisi Kedua). Bogor:Ghalia Indonesia.

Shoimin, A. 2017. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum


2013.

Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Warsono & Hariyanto. 2013. Pembelajaran Aktif. Bandung: PT


RemajaRosdakarya.
https://serupa.id/problem-based-learning/

Arsyad, A. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada


Aqib, Z. 2010. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya :
Penerbit Insan Cendekia

Djaali. 2008. Pengukuran dalm Bidang Pendidikan. Jakarta : PT Grasindo


Dimyati,dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT
Rineka

Cipta

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Kerlinger, F. N. 2006. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta :


GadjahMada University Press.

Kustandi, C. dan Bambang S. 2011. Media Pembelajaran Manual


danDigital. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Purwanto, M. N. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya Sadiman, A. S. (dkk). 2010. Media Pendidikan : Pengertian
Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Pers.


LAMPIRAN 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMA AL-Muslim Tambun - Bekasi


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Pelaksanaan tatacara penyelenggaraan jenazah
Alokasi Waktu : 3 Jam Pelajaran @45 Menit (Pertemuan 1)

A. Kompetensi Inti
 KI-1:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
 KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,

 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator

1.7 Menerapkan 1.7.1 Menerapkan penyelenggaraan


penyelenggaraan jenazah jenazah sesuai dengan ketentuan
sesuai dengan ketentuan syariat Islam
syariat Islam

2.7 Menunjukkan sikap tanggung 2.7.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab


jawab dan kerja sama dalam dalam penyelenggaraan jenazah di

penyelenggaraan jenazah di masyarakat

masyarakat 2.7.2 Menunjukkan sikap kerja sama dalam


penyelenggaraan jenazah di
masyarakat
2.7.3 Memiliki kepedulian terhadap jenazah
dalam kehidupan sehari-hari.
3.7 Menganalisis pelaksanaan 3.7.1 Menjelaskan kandungan dalil naqli
penyelenggaraan jenazah tentang kepedulian terhadap jenazah.
3.7.2 Mengklasifikasikan syarat-syarat tata
cara penyelenggaraan jenazah
menurut hukum Islam.
3.7.3 Mendemonstrasikan tata cara
penyelenggaraan jenazah
3.7.4 Menganalisis pelaksanaan
penyelenggaraan jenazah
3.7.5 Menyimpulkan manfaat
penyelenggaraan jenazah.
4.7 Menyajikan prosedur 4.7.1 Menyajikan paparan tentang
penyelenggaraan jenazah penyelesaian kasus yang berkaitan
dengan penyelenggaraan jenazah.
4.7.2 Menyajikan prosedur
penyelenggaraan jenazah

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (C) :
1. Setelah melihat tayangan video interaktif/artikel (ICT/ Literasi digital) (C) pada proses
pembelajaran siswa (A) dapat menerapkan (B, A5) penyelenggaraan jenazah sesuai
dengan ketentuan syariat Islam dengan benar. (D)
2. Setelah melihat tayangan video interaktif/artikel (C) pada proses pembelajaran siswa
(A) dapat memiliki kepedulian (B, A5) terhadap jenazah dalam kehidupan sehari-hari.
(D)
3. Setelah melihat tayangan video interaktif/artikel pada proses pembelajaran siswa
dapat menjelaskan kandungan dalil naqli tentang kepedulian terhadap jenazah
dengan benar.(C2)
4. Setelah melihat tayangan video interaktif/artikel pada proses pembelajaran siswa
dapat mengklasifikasikan syarat-syarat tata cara penyelenggaraan jenazah menurut
hukum Islam dengan benar.(C2)
5. Setelah melihat tayangan video interaktif/artikel pada proses pembelajaran siswa
dapat mendemonstrasikan tata cara penyelenggaraan jenazah sesuai dengan ajaran
Islam dengan benar. (C3)
6. Setelah melihat tayangan video interaktif/artikel pada proses pembelajaran siswa
dapat menganalisis pelaksanaan penyelenggaraan jenazah dengan benar. (C4)
7. Setelah melihat tayangan video interaktif/artikel pada proses pembelajaran siswa
dapat menyimpulkan manfaat penyelenggaraan jenazah dengan benar. (C5)
8. Setelah melihat tayangan video/artikel pada proses pembelajaran siswa dapat
menyajikan paparan tentang penyelesaian kasus tata cara penyelenggaraan jenazah
dengan benar(P3)
9. Setelah melihat tayangan video/artikel pada proses pembelajaran siswa dapat
menyajikan prosedur tatacara penyelenggaraan jenazah dengan benar(P3)
Integrasi GE : Pilar VI Keterampilan Hidup
Integrasi Leadership : Bersikap diri Positif yang baik
D. Materi Pembelajaran
Faktual :
Kematian merupakan ketentuan Allah Swt. (sunatullah). Tidak ada seorang pun yang
dapat menghindarinya. Kematian merupakan hal yang pasti, cepat atau lambat, pasti
akan datang. Semua makhluk hidup akan merasakan mati. Tidak ada seorang pun, baik
kaya miskin, berpangkat atau orang biasa, tua muda, maupun yang siap atau tidak siap,
semuanya akan menjemput kematian.

Kematian menjemput seseorang dengan beragam sebab, dan beraneka


ragam cara kematian itu. Di Indonesia, setiap hari 50 orang meninggal karena
narkoba; 85% kematian di jalan raya didominasi anak muda, belum lagi yang
dijemput kematian di rumah sakit, di atas ranjang tanpa penyebab yang pasti,
dan beribu macam kematian yang menimpa anak manusia, bahkan ada yang
baru berusia seminggu, sebulan, bahkan belum setahun sudah ditimpa kematian.

Kenapa harus ada kematian? Begitu juga kenapa ada kehidupan? Keduanya siklus hidup
yang harus dilalui manusia. Hidup berarti pilihan, tergantung manusia, mau memilih di
jalan kebenaran atau keburukan. Allah Swt. sudah memberikan segalanya, saat manusia
berada di dunia diberinya panca indera, akal, qalbu (hati nurani), diturunkan para Nabi
dan Rasul agar diteladani, dan di antaranya dibarengi dengan wahyu. Apalagi adanya
hidup dan mati itu sebagai ujian bagi manusia, siapa yang paling baik amalnya
Konseptual :
 Pelaksanaan tatacara penyelenggaraan jenazah
 Dalil- dalil al-
 Syarat syarat penyelenggaraan jenazah
 Praktik penyelenggaraan jenazah
 Hikmah penyelenggaraan jenazah

Prosedural
 Menjelaskan kandungan dalil naqli tentang kepedulian terhadap jenazah.
 Mengklasifikasikan syarat-syarat tata cara penyelenggaraan jenazah menurut
hukum Islam
 Mendemonstrasikan tata cara penyelenggaraan jenazah
 Menganalisis pelaksanaan penyelenggaraan jenazah
 Menyimpulkan manfaat penyelenggaraan jenazah.

Metakognitif:
 Menyajikan paparan tentang penyelesaian kasus yang berkaitan dengan
penyelenggaraan jenazah.
 Menyajikan prosedur penyelenggaraan jenazah

E. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
2) Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
3) Metode : ceramah, diskusi, Tanya jawab dan demonstrasi

F. Media Pembelajaran
Media :
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
 Al-Q
 Ppt : terlampir
 Video link : https://www.youtube.com/watch?v=KpTV-_wDUoQ
 LKPD : terlampir
 Artikel link : https://www.merdeka.com/peristiwa/ridwan-kamil-14-hari-yang-sangat-
melelahkan-kematian-eril-kehilangan-dahsyat.html

Alat/Bahan :
 Laptop & infocus

G. Sumber Belajar
 Buku Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI, Kemendikbud,
 Internet
 Buku refensi yang relevan,
 LCD Proyektor
 Film kecelakaan dan Tawuran Pelajar
 Tafsir al-
 Kitab asbabunnuzul dan asbabul wurud
 Lingkungan setempat

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru :

Orientasi

 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada


Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi

 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan


pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi

 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari


dalam kehidupan sehari-hari.
 Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini
dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang
materi :
 Tata cara pengurusan jenazah (memandikan, mengkafani, menyolatkan dan
menguburkan)
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan

 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM


pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 105 Menit )

Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

Stimulation KEGIATAN LITERASI

(stimullasi/ 6. Peserta didik bersama guru saling memberi dan menjawab


salam serta menyampaikan kabar serta berdoa (4 C/
pemberian
Communication & Religius)

rangsangan) 7. Guru menanyakan kabar, kerapihan pakaian, kebersihan


(PPK/mandiri/disiplin)
8. Guru mengecek kesiapan belajar Peserta didik dan
melakukan presensi pada Digislamic
9. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (4C/
communication)
10. Guru menyampaikan apersepsi materi sebelumnya dan
menunjukan dalil yang berkaitan dengan kematian

Orientasi Siswa CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)


pada Masalah
Tahap 1:

4. Guru menyajikan sebuah permasalahn melalui sebuah


gambar dan kasus pada PPT dan video (TPACK).
5. Siswa mengamati gambar dan kasus serta video untuk
memusatkan perhatian pada topik tata cara pengurusan
jenazah. (Saintifik Mengamati)
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk


mengajukan pertanyaan atas masalah yang ada dalam
gambar kasus dan video interaktif tersebut yang
berhubungan dengan materi tata pengurusan jenazah. (4C/
Critical Thingking)
Orientasi peserta didik pada masalah

5. Guru membagi kelas dalam kelompok yang terdiri dari 4 5


orang siswa secara heterogen
6. Guru memberikan LKPD untuk didiskusikan dalam kelompok
kasus-kasus yang berkaitan dengan pengurusan jenazah
dan cara mengatasinya. (4C/Critical Thingking)
7. Guru memotivasi peserta didik untuk ikut berperan aktif
dalam proses pembelajaran dan pemecahan masalah
8. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada pertemuan pertama

Mengorganisasi 2. Guru menginstruksikan peserta didik untuk membuka bahan


Siswa untuk ajar Tata cara pengurusan jenazah pada Digislamic, yaitu

Belajar video pembelajaran, Modul pembelajaran, dan LKPD


Link digislamic
https://digislamic.id/#/login
LKPD
Terlampir
Link Video
https://www.youtube.com/watch?v=Uk8XC-TINxs
Link pengumpulan tugas
Digislamic

Peserta didik diskusi kelompok mengenai kasus yang


berkaitan dengan pengurusan jenazah dan cara
mengatasinya yang harus didiskusikan serta
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab untuk
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

memecahkan masalah pada LKPD (Critical thinking,


kreatif, Mandiri, Bernalar Kritis).

Membimbing COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL


Penyelidikan THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Individual dan
 Peserta didik berdiskusi dalam kelompok mengumpulkan
Kelompok
informasi melalui aplikasi Jamboard untuk menciptakan dan
membangun ide mereka sendiri dalam merumuskan masalah
terkait materi dalam LKPD (Collaboration, Communication,
Mandiri, Bernalar Kritis).
 Peserta didik mengidentifikasikan alternatif solusi terkait
masalah yang dirumuskan dari hasil membaca modul
pembelajaran, maupun pengalaman hidup. (Critical thinkin,
kreatif, Mandiri, Bernalar Kritis).
 Guru membimbing siswa dalam memecahkan masalah

Mengembangkan CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
dan Menyajikan
8. Peserta didik dibimbing guru melakukan analisis terhadap
Hasil Karya.
pemecahan masalah yang telah ditemukan peserta didik.
Collaboration, Communication, Mandiri, Bernalar Kritis).
9. Mendiskusikan hasil pengamatan dengan memperhatikan
pertanyaan-pertanyaan pada LKPD
10. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok dan
ditanggapi oleh kelompok lain. (Colaboration, Critical
Thinking, Bernalar Kritis, Kreatif)

11. Setiap siswa melakukan presentasi dari laporan


penyelesaian LKPD yang telah selesai dikerjakan oleh siswa.
(Keterampilan Abad 21: Communication)

12. Guru memberikan penghargaan serta penguatan kepada


siswa atas hasil presentasi siswa.

13. Siswa lain memberikan apresiasi.


1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

14. Guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi yang


telah dipelajari peserta didik dengan soal-soal yang telah
dipersiapkan

Menganalisis dan COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)


Mengevaluasi
 Peserta didik membuat kesimpulan dengan bimbingan guru
Proses
tentang poin/konsep penting (tata cara memandikan,
Pemecahan mengkafani, menyolati, dan menguburkan jenazah) yang
Masalah. didapat dari kegiatan pembelajaran. (Critical thinkin, kreatif,
Mandiri, Bernalar Kritis).
 Guru memeriksa pekerjaan siswa untuk penilaian portofolio.
 Peserta didik bersama guru melakukan evaluasi hasil belajar
mengenai materi yang dipelajari tersebut. (Creatif Thinking,
Collaboration, Bernalar Kritis).

Catatan : Selama pembelajaran tentang kepedulian terhadap jenazah
berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi
sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh
menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup (15 Menit)

Peserta didik :

Penutup (10 Menit)


 Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dan memberi penguatan dengan
merangkum kembali tentang tata cara memandikan, mengkafani, menyolatkan dan
menguburkan beserta dengan masalah dan cara menanganinya
 Mengagendakan materi yang harus dipelajari terlebih dahulu pada pertemuan
berikutnya tentang mendemonstrasikan masing-masing proses pengurusan jenazah

pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran.
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

 Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja


dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran
 Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran kepada kelompok yang memiliki
kinerja dan kerjasama yang baik.

I. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Penilaian Skala Sikap

pernyataan-pernyataan yang tersedia!

Lembar Pengamatan Sikap Spiritual

Nama Peserta Didik :


Kelas :
Tanggal Pengamatan :
Materi Pokok :

Pilihan Jawaban

No. Pernyataan Skor


Sangat
Setuju
Setuju

Setuju
Ragu-

Tidak
Ragu

1. Meyakini bahwa kehidupan 4


di akhirat lebih kekal.
2. Meyakini bahwa setiap
kehidupan akan 4
mengalami kematian.
3. Kita harus peduli
terhadap orangyang
terkena musibah, karena 4
ia sangat membutuhkan
pertolongan dari orang
lain.
4. Meyakini bahwa dengan
membantu orang lain yang
kesusahan, maka padat 4
saat kita kesusahan akan
banyak yang membantu.
5. Meyakini bahwa setiap
perbuatan yang dilakukan 4
di dunia akan dibalas kelak
di akhirat.
JUMLAH SKOR 20

1. Lembar Pengamatan Sikap Sosial

IPK : Menunjukkan prilaku peduli terhadap jenazah dalam kehidupan


sehari-hari

Nama Peserta Didik :


Kelas :
Tanggal Pengamatan :
Materi Pokok :

Melakukan
No Sikap yang diamati Ya Tidak
1 Menunjukkan sikap peduli terhadap sesama dalam
bentuk pengurusan jenazah
2 Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kerja sama dalam
penyelenggaraan jenazah di masyarakat

3 Menunjukkan sikap tolong menolong dalam menghadapi


musibah kematian dengan mengurus jenazah
Jumlah

Petunjuk Penskoran :
Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

D. Penilaian Pengetahuan

KISI-KISI SOAL TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

Materi Pokok : Tata Cara Pegurusan Jenazah


No Indikator Level Bentuk Kunci
Soal
Soal Soal Kognitif Soal jawaban

1 Disajikan Informasi Perhatikan gambar dan C2 PG D


faktual siswa pernyataan-pernyataan Level 2
dapat berikut! (Aplikasi/
mengklasifikasikan MOTS)
tata cara 1) Seorang muslimah tidak
mengkafani dalam boleh menyalatkan
Islam
jenazah laki-laki muslim.
2) Bila jenazahnya laki-laki,
letak imam alat jenazah
sejajar dengan kepala
jenazah.
3) Laki-laki muslim tidak
boleh menyalatkan
jenazah wanita
muslimah.
4) Bila jenazahnya wanita,
letak imam alat jenazah
sejajar dengan bagian
tengah badan jenazah.
5) alat jenazah gaib harus
menghadap di mana
jenazah itu dimakamkan.
Dari pernyataan-
pernyataan tersebut,
pernyataan yang
termasuk ke dalam
ketentuan syariat
tentang alat jenazah

A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 2 dan 4
E. 1, 3, dan 5
Kelas/Semester : XI/ 1
Disajikan Perhatikan pernyataan C2 PG D
2
Informasi faktual berikut ini! Level 2
siswa dapat
(Aplikasi/
mengklasifikasik 1) Dimulai dari kepala MOTS)
an tata cara terlebih dahulu dan
menguburkan
dilakukan lewat arah
jenazah
kaki.
2) Memasukkan jenazah
ke dalam kubur
hendaknya dimulai
dari kaki.
3) Jenazah diletakkan
dalam posisi
telentang dengan
memakai ganjalan.
4) Pipi dan kaki jenazah
ditempelkan ke tanah
dengan membuka
kafan.
5) Terlebih dahulu
membuka tali
pengikat badan,
kepala, dan kakinya.
Melalui pernyataan
tersebut, yang
termasuk kaifaiat
menguburkan jenazah
ditandai dengan nomor
... .
a. 1), 2) dan 3)
b. 2), 3) dan 4)
c. 1), 3) dan 5)
d. 1), 4) dan 5)
e. 2), 3) dan 5)
Kompetensi Dasar : 3.7 Menganalisis pelaksanaan
penyelenggaraan jenazah
3 Disajikan gambar Perhatikan gambar dan C3 PG D
pernyataan-pernyataan Level 3

berikut. (Penalara
n/ HOTS)
informasi faktual 1) Jenazah laki-laki
siswa dapat sebaiknya dibungkus
menganalisis tata dengan tiga helai kain
cara mengkafani kafan, dan wanita

yang sesuai dengan lima helai.


2) Jika jenazahnya laki-
laki hendaknya orang
yang mengafaninya
juga laki-laki.
3) Tiap helai kain kafan
dihamparkan di atas
tikar dan diberi
harum-haruman.
4) Jenazah diletakkan di
atas kain kafan
dengan posisi tangan
diangkat seperti
sedang takbir ihram.
5) Seluruh tubuh
jenazah dibalut
dengan kain kafan
kecuali muka
dibiarkan terbuka.
Dari pernyataan tersebut,
pernyataan yang termasuk
ketentuan syariat dalam
mengafani jenazah ialah

A. 1, 2, dan 4
B. 2, 3, dan 5
C. 1, 2, 4, dan 5
D. 1, 2, dan 3
E. 3, 4, dan 5

4 Disajikan sebuah Sebuah pesawat udara C3 PG A


kasus tentang Sriwijaya Air SJ 182 mengalami Level 3
kecelakaan pada Sabtu (9/1) (Penalara
pukul 14.40 WIB dan seluruh n/ HOTS)
dapat menganalisis penumpangnya dinyatakan
tata cara hilang dan tewas, sebagai
menyolatkan salah satu keluarga korban,
jenazah dalam tata cara pelaksanakan shalat
kasus tersebut jenazah yang dilakukan Andi
yaitu dengan ...

A. shalat ghaib
B. shalat jarak jauh
C. berdoa bersama
D. tahlilan bersama
E. shalat jenazah
biasa
5 Disajikan makna Terjemahan doa saat Level 3 PG
doa , siswa dapat shalat jenazah sebagai (Penalara
menelaah doa berikut: n/
atas takbir ketiga ampunilah ia, rahmatilah ia, HOTS)
yang dibacakan selamatkanlah ia,
dalam sholat maafkanlah ia,
jenazah muliakanlah ia,
lapangkanlah tempatnya,
jadikanlah surga sebagai
Ini
adalah doa yang dibaca
ketika ... .
A. takbir kedua
B. takbir ketiga
C. takbir pertama
D. takbir keempat
E. setelah shalat jenazah
6 Disajikan Informasi Kebersihan lahir batin C2 PG A
faktual siswa seharusnya menjadi sikap
dapat hidup setiap muslim. Hal
mengklasifikasika ini bukan saja saat hidup,
n syarat jenazah tetapi juga saat kematian.
yang bisa Adapun syarat-syarat
dimandikan dalam jenazah dimandikan adalah
Islam ... .

A. Islam, didapati bagian


tubuhnya walaupun
sedikit
B. Islam, harus diperoleh
tubuhnya secara utuh
C. baligh, berakal dan
dalam keadaan suci
D. Jenazah yang mati
dalam kondisi wajar
E. semua jenazah yang
beragama Islam

4.7 Menyajikan prosedur


penyelenggaraan jenazah
7 Disajikan informasi Perhatikan pernyataan di C3 PG B
faktual siswa bawah ini!
dapat 1) Bapak
menganalisis 2) Ibu
ketentuan Islam 3) Kakek
mengenai orang 4) Mahram pihak laki-laki
yang berhak 5) Perempuan
memandikan Orang-orang yang
jenazah jika disyariatkan untuk
jenazahnya laki- memandikan jenazah jika
laki mayatnya seorang laki-laki
adalah....
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 3), dan 4)
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 3), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)

8 Disajikan sebuah Kehati-hatian menjalani C3 PG C


ayat QS AL-Imran kehidupan, harus menjadi
siswa dapat prinsip setiap muslim. Hal
menentukan isi ini, sejalan dengan Q.S. Ali
kandungan yang Imran/3: 185) yang isi
terdapat dalam kandungannya menjelaskan
ayat tersebut tentang ... .

A. tata cara
menyelenggarakan
jenazah
B. tata cara memandikan
jenazah
C. peringatan tentang
kematian
D. persiapan shalat jenazah
E. tata cara shalat jenazah

9 siswa dapat Perhatikan pernyataan berikut C4 PG D


menganalisis tata ini!
cara menguburkan 1) Dimulai dari kepala
terlebih dahulu dan
jenazah
dilakukan lewat arah
kaki.
2) Memasukkan jenazah ke
dalam kubur hendaknya
dimulai dari kaki
3) Jenazah diletakkan
dalam posisi telentang
dengan memakai
ganjalan.
4) Pipi dan kaki jenazah
ditempelkan ke tanah
dengan membuka kafan.
5) Terlebih dahulu
membuka tali pengikat
badan, kepala, dan
kakinya.
Melalui pernyataan tersebut,
yang termasuk kaifaiat
menguburkan jenazah
ditandai dengan nomor ... .
A. 1), 2) dan 3)
B. 2), 3) dan 4)
C. 1), 3) dan 5)
D. 1), 4) dan 5)
E. 2), 3) dan 5)
10 Disajikan sebuah Perhatikanlah gambar di C4 PG A
gambar praktek bawah ini!

siswa dapat
menganalisis
ketentuan dalam
sholat jenazah
yang sesuai
dengan syariat
Islam

Berdasarkan gambar
tersebut, pendapat kalian
yang sesuai yaitu?
a. Imam berdiri di posisi
tengah/perut jenazah
perempuan
b. Imam berdiri di posisi
kepala jenazah
perempuan
c. Imam berdiri di posisi
tengah/perut jenazah laki-
laki
d. Imam berdiri di posisi
kepala jenazah laki-laki
e. Imam berdiri di posisi kaki
jenazah perempuan
1. Tes Tulis
Teknik : Tertulis
Bentuk : Pilihan Ganda
Instrumen tes tulis bentuk pilihan ganda tata cara pengurusan jenazah

Isilah soal di bawah ini dengan jawaban yang Tepat

1. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!


1) Seorang muslimah tidak boleh menyalatkan jenazah laki-laki muslim.
2) Bila jenazahnya laki-laki, letak imam alat jenazah sejajar dengan kepala jenazah.
3) Laki-laki muslim tidak boleh menyalatkan jenazah wanita muslimah.
4) Bila jenazahnya wanita, letak imam alat jenazah sejajar dengan bagian tengah
badan jenazah.
5) alat jenazah gaib harus menghadap di mana jenazah itu dimakamkan.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut, pernyataan yang termasuk ke dalam ketentuan
syariat tentang alat

A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 2 dan 4
E. 1, 3, dan 5
2. Perhatikan pernyataan berikut ini!
1) Dimulai dari kepala terlebih dahulu dan dilakukan lewat arah kaki.
2) Memasukkan jenazah ke dalam kubur hendaknya dimulai dari kaki.
3) Jenazah diletakkan dalam posisi telentang dengan memakai ganjalan.
4) Pipi dan kaki jenazah ditempelkan ke tanah dengan membuka kafan.
5) Terlebih dahulu membuka tali pengikat badan, kepala, dan kakinya.
Melalui pernyataan tersebut, yang termasuk kaifaiat menguburkan jenazah ditandai
dengan nomor ... .
a. 1), 2) dan 3)
b. 2), 3) dan 4)
c. 1), 3) dan 5)
d. 1), 4) dan 5)
e. 2), 3) dan 5)
3. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut.
1) Jenazah laki-laki sebaiknya dibungkus dengan tiga helai kain kafan, dan wanita
dengan lima helai.
2) Jika jenazahnya laki-laki hendaknya orang yang mengafaninya juga laki-laki.
3) Tiap helai kain kafan dihamparkan di atas tikar dan diberi harum-haruman.
4) Jenazah diletakkan di atas kain kafan dengan posisi tangan diangkat seperti
sedang takbir ihram.
5) Seluruh tubuh jenazah dibalut dengan kain kafan kecuali muka dibiarkan
terbuka.
Dari pernyataan tersebut, pernyataan yang termasuk ketentuan syariat dalam mengafani

A. 1, 2, dan 4
B. 2, 3, dan 5
C. 1, 2, 4, dan 5
D. 1, 2, dan 3
E. 3, 4, dan 5
4. Sebuah pesawat udara Sriwijaya Air SJ 182 mengalami kecelakaan pada Sabtu (9/1)
pukul 14.40 WIB dan seluruh penumpangnya dinyatakan hilang dan tewas, sebagai
salah satu keluarga korban, tata cara pelaksanakan shalat jenazah yang dilakukan
Andi yaitu dengan ...
A. shalat ghaib
B. shalat jarak jauh
C. berdoa bersama
D. tahlilan bersama
E. shalat jenazah biasa
5. Terjemahan doa saat shalat jenazah sebagai berikut:
rahmatilah ia, selamatkanlah ia, maafkanlah ia, muliakanlah ia, lapangkanlah
Ini adalah doa yang
dibaca ketika ... .
A. takbir kedua
B. takbir ketiga
C. takbir pertama
D. takbir keempat
E. setelah shalat jenazah

6. Kebersihan lahir batin seharusnya menjadi sikap hidup setiap muslim. Hal ini bukan
saja saat hidup, tetapi juga saat kematian. Adapun syarat-syarat jenazah
dimandikan adalah ... .
A. Islam, didapati bagian tubuhnya walaupun sedikit
B. Islam, harus diperoleh tubuhnya secara utuh
C. baligh, berakal dan dalam keadaan suci
D. Jenazah yang mati dalam kondisi wajar
E. semua jenazah yang beragama Islam

7. Perhatikan pernyataan di bawah ini!


1) Bapak
2) Ibu
3) Kakek
4) Mahram pihak laki-laki
5) Perempuan
Orang-orang yang disyariatkan untuk memandikan jenazah jika mayatnya
seorang laki-laki adalah....
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 3), dan 4)
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 3), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)
8. Kehati-hatian menjalani kehidupan, harus menjadi prinsip setiap muslim. Hal ini,
sejalan dengan Q.S. Ali Imran/3: 185) yang isi kandungannya menjelaskan tentang ...
.

A. tata cara menyelenggarakan jenazah


B. tata cara memandikan jenazah
C. peringatan tentang kematian
D. persiapan shalat jenazah
E. tata cara shalat jenazah

9. Perhatikan pernyataan berikut ini!


1) Dimulai dari kepala terlebih dahulu dan dilakukan lewat arah kaki.
2) Memasukkan jenazah ke dalam kubur hendaknya dimulai dari kaki
3) Jenazah diletakkan dalam posisi telentang dengan memakai ganjalan.
4) Pipi dan kaki jenazah ditempelkan ke tanah dengan membuka kafan
5) Terlebih dahulu membuka tali pengikat badan, kepala, dan kakinya.
Melalui pernyataan tersebut, yang termasuk kaifaiat menguburkan jenazah ditandai
dengan nomor ... .
A. 1), 2) dan 3)
B. 2), 3) dan 4)
C. 1), 3) dan 5)
D. 1), 4) dan 5)
E. 2), 3) dan 5)
10. Perhatikanlah gambar di bawah ini!

Berdasarkan gambar tersebut, pendapat kalian yang sesuai yaitu?


a. Imam berdiri di posisi tengah/perut jenazah perempuan
b. Imam berdiri di posisi kepala jenazah perempuan
c. Imam berdiri di posisi tengah/perut jenazah laki-laki
d. Imam berdiri di posisi kepala jenazah laki-laki
e. Imam berdiri di posisi kaki jenazah perempuan

BERIKUT LINK SOAL G FORM


https://forms.gle/rCS3hUDptTJr4EvN9

kunci jawaban
No Kunci
1 D
2 D
3 D
4 A
5 B
6 A
7 B
8 C
9 D
10 A
Pedoman Penilaian:
Jumlah Skor
Nilai = x 100
Skor maksimal

F. PENILAIAN KETERAMPILAN
a. Penilaian Praktik Teknik : Lisan
b. Bentuk : Pelafalan
c. Intrumen : Demontrasikan tata cara pengurusan jenazah berdasarkan syariat islam!

No Nam Memandika Sholat jenazah Mengkafani Skor Nila


a n jenazah peroleha i
n
(N)

Tertib Bacaa Geraka Uruta Kerapiha


n n n n
(a)
(b) (c) (d) (e)

Ds
t

Keterangan :
1. Skor maksimal tiap item (a/b/c/d/e) maksimal 10
2. Skor Perolehan = a+b+c+d+e
3. Nilai (N) = Skor Perolehan x 100
50

2.
Rubrik Pengamatannya sebagai berikut:
Aspek yang Juml Ketuntas Tindak
N Nama Peserta dinilai Nil an Lanjut
ah
o. Didik ai
1 2 3 4 Skor T TT R P

Ds
t

Aspek yang dinilai : 1. Kelancaran


2. Artinya
3. Isi
4. Dan lain-lain Skor dikembangkan
100

Rubrik penilaiannya adalah:


1) Kelancaran
a) Jika peserta didik dapat membaca sangat lancar, skor 100.
b) Jika peserta didik dapat membaca lancar, skor 75.
c) Jika peserta didik dapat membaca tidak lancar dan kurang sempurna, skor
50.
d) Jika peserta didik tidak dapat membaca , skor 25

2) Arti
a) Jika peserta didik dapat mengartikan dengan benar, skor 100.
b) Jika peserta didik dapat mengartikan dengan benar dan kurang sempurna,
skor 75.
c) Jika peserta didik tidak benar mengartikan, skor 50.
d) Jika peserta didik tidak dapat mengartikan, skor 25.

3) Isi
a) Jika peserta didik dapat menjelaskan dengan benar, skor 100.
b) Jika peserta didik dapat menjelaskan dengan mendekati benar, skor 75.
c) Jika peserta didik dapat menjelaskan dengan tidak benar, skor 50.
d) Jika peserta didik tidak dapat menjelaskan, skor 25.

4) Dan Lain-lain
Guru dapat mengembangkan skor tersebut jika ditemui kriteria penilaian lain
berdasarkan bentuk perilaku peserta didik pada situasi dan kondisi yang
berkembang

3. Penilaian Diskusi
Peserta didik berdiskusi tentang memahami makna .
Aspek dan rubrik penilaian:
1) Kejelasan dan ke dalaman informasi
(a) Jika kelompok tersebut dapat memberikan kejelasan dan ke dalaman
informasi lengkap dan sempurna, skor 100.
(b) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan ke dalaman
informasi lengkap dan kurang sempurna, skor 75.
(c) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan ke dalaman
informasi kurang lengkap, skor 50.
(d) Jika kelompok tersebut tidak dapat memberikan penjelasan dan ke dalaman
informasi, skor 25.

Contoh Tabel:
Aspek yang Ketuntas Tindak
Dinilai an Lanjut
Nama Peserta Jumla
No. Kejelasan dan Nilai
didik h Skor
Kedalaman T TT R R
Informasi

Dst.

2) Keaktifan dalam diskusi


(a) Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 100.
(b) Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 75.
(c) Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 50.
(d) Jika kelompok tersebut tidak aktif dalam diskusi, skor 25.
Contoh Tabel:
Aspek yang Ketuntas Tindak

Nama Peserta Dinilai Jumla an Lanjut


No. Nilai
didik Keaktifan dalam h Skor
T TT R R
Diskusi

Dst.

3) Kejelasan dan kerapian presentasi/ resume


(a) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan sangat
jelas dan rapi, skor 100.
(b) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan jelas dan
rapi, skor 75.
(c) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan sangat
jelas dan kurang rapi, skor 50.
(d) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan kurang
jelas dan tidak rapi, skor 25.
Contoh Tabel:
Aspek yang Ketuntas Tindak
Dinilai an Lanjut
Nama Peserta Jumla
No. Kejelasan dan Nilai
didik h Skor
Kerapian T TT R R
Presentasi

Dst.
4. Remedial
Peserta didik yang belum menguasai materi (belum mencapai ketuntasan belajar)
akan dijelaskan kembali oleh guru. Guru melakukan penilaian kembali dengan soal
yang sejenis atau memberikan tugas individu terkait dengan topik yang telah
dibahas. Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan,
contoh: pada saat jam belajar, apabila masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran
(30 menit setelah jam pelajaran selesai).

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ........................
Kelas/Semester : ........................
Mat Pelajaran : ........................
Ulangan Harian Ke : ........................
Tanggal Ulangan Harian : ........................
Bentuk Ulangan Harian : ........................
Materi Ulangan Harian : ........................
(KD/Indikator : ........................
KKM : ........................

Nama Indikator yang Bentuk


Nilai Nilai Setelah Ket.
No Peserta Belum Tindakan
Ulangan Remedial
Didik Dikuasai Remedial

dst,

5. Pengayaan
Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik yang sudah menguasai materi
sebelum waktu yang telah ditentukan, diminta untuk soal-soal pengayaan berupa
pertanyaan-pertanyaan yang lebih fenomenal dan inovatif atau aktivitas lain yang
relevan dengan topik pembelajaran. Dalam kegiatan ini, guru dapat mencatat dan
memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan.

6. Interaksi Guru dengan Orang Tua


Interaksi guru dengan orang tua perlu dilakukan, salah satunya adalah, guru

teks peserta didik kepada orang tuanya dengan memberikan komentar dan paraf.
Dapat juga dengan mengunakan buku penghubung kepada orang tua tentang
perubahan perilaku peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran atau
berkomunikasi langsung, dengan pernyataan tertulis atau lewat telepon tentang
perkembangan kemampuan terkait dengan materi.

Bekasi, Juli 2022

Kepala SMA AL-MUSLIM TAMBUN Guru Mata


Pelajaran,

Dra Reni Nurhidayati Ainun Jariah,


S.Pd.I
Catatan Kepala Sekolah

PEDOMAN OBSERVASI SIKAP/KARAKTER SIKAP DIRI POSITIF YANG BAIK

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap/karakter kepemimpinan peserta

diri positif yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering dilakukan sesuai pernyataan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan dan
sring tidak melakukan sesuai pernyataan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

Nama Peserta didik =____________________________________


Kelas =____________________________________
Tgl Pengamatan =____________________________________
Materi Pokok =
________________________________________________

No. Aspek Pengamatan Skor


1 2 3 4
1. Menunjukkan kemampuannya di depan orag
2. Mencoba hal baru
3. Berani mengambil keputusan
4. Melakukan segala sesuatu tanpa ragu
Jumlah Skor

Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Skor diperoleh x 4 = Skor akhir
Skor maksimal

Lampiran
Materi
Pengertian Pengurusan jenazah
Pengurusan Jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/ muslimah.
Sebagian muslim harus melibatkan diri untuk mengurusnya, tidak boleh semuanya abai,
cuek atau masa bodoh, meskipun hukumnya fardhu kifayah, kecuali bila hanya terdapat
satu orang saja, maka hukumnya .
Maksud dari fardhu kifayah adalah jika sebagian kaum muslimin sudah
melaksanakan, maka kaum muslim yang lainnya tidak terkena kewajiban/ dosa. Sebaliknya,
jika tidak ada satu pun, maka berdosa semuanya, tentu yang terkena dosa adalah kaum
muslim yang berada tidak jauh dari tempat tinggal jenazah.
Dalil yang berkaitan dengan kematian yaitu :
َ َ ۡ ُ َ َ َٰ َ ۡ َ ۡ َ ۡ ُ َ ُ ُ َ ۡ َّ َ ُ َ َّ ۡ ُ َ َٓ َۡ ‫ُل‬
ُِّ‫ار‬ َّ
ُّ ‫ٱل‬ َ ُِّ ‫كُّنف ٖسُّذائِقةُّٱل َم ۡو‬
ُّ ُّ‫تُِّإَونماُّتوفونُّأجوركمُّيومُّٱلقِيمةُُِّّفمنُّزح ِزحُّع ِن‬ ُّ

ُ ُ ۡ ُ َٰ َ َ َّ ٓ َ ۡ ‫َ ُ ۡ َ ۡ َ َّ َ َ َ ۡ َ َ َ َ ۡ َ َ َٰ ُ ل‬
ُّ ُّ١٨٥ُِّ‫ور‬
ُّ ‫خلُّٱۡلن ُّةُّفقدُّفازَُّۗوماُّٱۡليوُّةُّٱدلنيُّاُّإَِّلُّمتعُّٱلغر‬
ِ ‫وأد‬
185. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak
lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan

Mengurus jenazah meliputi 4 (empat) kegiatan: (1) memandikan, (2) mengkafani, (3)
menyalatkan, dan (4) menguburkan.
Tata cara memandikan jenazah
Adapun dalam pelaksanaan memandikan jenazah terdapat syarat dan
ketentuan yang harus diperhatikan dalam Islam. Adapun syarat-syarat wajib dalam
memandikan jenazah yaitu :

5) Syarat jenazah yang dimandikan adalah :


d) Beragama Islam
e) Didapati tubuhnya (walaupun hanya sebagian). Hal ini terjadi pada jenazah
yang biasanya mengalami kecelakaan. Jika ada lukanya, bersihkan terlebih
dahulu (jika memnungkinkan) .
f) Bukan karena mati syahid (mati dalam peperangan membela agama Islam)
6) Syarat orang yang memandikan jenazah
f) Muslim, berakal, dan baligh
g) Berniat memandikan jenazah
h) Kepribadiannya jujur dan shaleh
i) Terpercaya, amanah, dan mengetahui hukum memandikan mayat, serta dapat
menjaga aib jenazah.
j) jenis kelamin sama, jenazah laki-laki dimandikan oleh lakilaki, jenazah
perempuan dimandikan oleh perempuan, kecuali suami istri atau mahramnya.
7) Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam memandikan jenazah:
Tempat mandi, air bersih, sidr/daun bidara/sabun mandi, sarung tangan, sedikit
kapas, dan air kapur barus.
8) Tata cara memandikan jenazah :
i) Jenazah dibaringkan di balai atau tempat lain yang memiliki standar, hindari
terkena hujan, sinar matahari dan tertutup (tidak terlihat kecuali oleh orang
yang memandikan dan mahramnya).
j) Diperintahkan menutupi mayit dengan pakaian yang melindungi seluruh
tubuhnya agar auratnya tidak terlihat.
k) Pihak yang memandikan memakai sarung tangan, air yang digunakan untuk
memandikan mayit adalah air suci, dan disunnahkan mencampurnya dengan
sidr (bidara), atau larutan kapur barus.
l) Menyiram air ke seluruh badan secara merata dari kepala sampai ke kaki
(disunatkan tiga kali atau lebih), dengan mendahulukan anggota badan
sebelah kanan lalu bagian sebelah kiri.
m) Bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari
tangan dan kaki serta rambutnya.
n) Membersihkan kotoran dan najis yang melekat pada anggota badan jenazah,
khususnya di bagian perut dengan cara menekan bagian bawah perut dan
bersamaan dengan itu angkatlah sedikit bagian kepala dan badan, sehingga
kotoran yang ada di dalamnya dapat keluar.
o) Mewudhukan jenazah, sebagaimana wudhu akan shalat setelah semuanya
bersih.
p) Terakhir disirami dengan larutan kapur barus dan harumharuman

Artinya:
Rasulullah Saw. menemui kami saat kematian putri kami, lalu

daun bidara tiga kali, lima kali, atau lebih dari itu, jika kalian anggap perlu, dan
jadikanlah yang terakhirnya dengan kapur barus (wewangian) atau yang
sejenis,
kami memberi tahu Beliau. Kemudian Beliau memberikan kain Beliau kepada
kami seraya berkata: Pakaikanlah ini kepadanya. Maksudnya pakaian Beliau
(H.R. Bukhari).

Tata Cara Mengkafani Jenazah

Mengafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan


sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya, walau hanya sehelai kain dari ujung
rambut sampai ujung kaki, meskipun para fuqaha (ahli _ qh), memilahnya antara
batas minimal dan batas sempurna. Kain kafan yang dipergunakan hendaknya
berwarna putih dan diberi wewangian, bila mengkafani lebih dari ketentuan
batas, maka hukumnya makruh, sebab dianggap berlebihan.

Batas minimal mengafani jenazah, baik laki-laki maupun perempuan,


adalah selembar kain yang dapat menutupi seluruh tubuh jenazah, sedangkan
batas sempurna bagi jenazah laki-laki adalah 3 lapis kain kafan. Sementara, untuk
jenazah perempuan adalah 5 lapis: terdiri 2 lapis kain kafan, ditambah kerudung,
baju kurung dan kain.

4) Hal-hal yang Disunnahkan dalam Mengkafani Jenazah


f. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan
menutupi seluruh tubuh jenazah.
g. Kain kafan hendaknya berwarna putih.
h. Jumlah kain kafan untuk jenazah laki-laki hendaknya 3 (tiga) lapis,
sedangkan bagi jenazah perempuan 5 (lima) lapis.

Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani


jenazah, kain kafan hendaknya diberi wangiwangian terlebih dahulu. Tidak
berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.

5) Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengafani Jenazah


c. Kain kafan diperoleh dengan cara halal, yakni dari harta peninggalan
jenazah, ahli waris, atau diambil dari baitul mal (jika tersedia), atau
dibebankan kepada orang Islam yang mampu.
d. Kain kafan hendaknya bersih, berwarna putih dan sederhana (tidak terlalu
mahal dan tidak terlalu murah)
6) Tata Cara Mengafani Jenazah
Mengkafani jenazah dibagi menjadi 2 (dua) berdasarkan jenis kelaminnya.
Rinciannya sebagai berikut.

- Jenazah Laki-laki

g) Bentangkan kain kafan sehelai demi helai, yang paling bawah lebih lebar dan
luas serta setiap lapisan diberi kapur barus.
h) Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas kain
kafan memanjang lalu ditaburi wangi-wangian.
i) Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, qubul dan dubur) yang mungkin
masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
j) Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar
sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti tersebut selembar demi lembar dengan
cara yang lembut.
k) Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah kain kafan 3 (tiga)
atau 5 (lima) ikatan.
l) Jika kain kafan tidak cukup menutupi seluruh badan jenazah, tutuplah bagian
kepalanya, dan bagian kakinya boleh terbuka, namun tutup dengan daun kayu,
rumput atau kertas. Jika tidak ada kain kafan, kecuali sekadar menutup aurat,
tutuplah dengan apa saja yang ada.
Rasulullah Saw. bersabda yang artinya: Kami hijrah bersama Rasulullah Saw.
dengan mengharapkan ridha Allah Swt., kami sangat berharap diterima pahala
kami, karena di antara kami ada yang meninggal sebelum memperoleh hasil

perang Uhud, dan tidak ada buat kain kafannya, kecuali selembar kain burdah.
Jika kepalanya ditutup, terbukalah kakinya dan jika kakinya ditutup, tersembul
kepalanya, maka Nabi Saw. menyuruh kami menutupi kepalanya dan menaruh
H.R. Bukhari)

- Jenazah Perempuan

Kain kafan untuk jenazah perempuan terdiri dari 5 (lima) lembar kain,
urutannya sebagai berikut.

f) Lembar 1 untuk menutupi seluruh badan.


g) Lembar 2 sebagai kerudung kepala.
h) Lembar 3 sebagai baju kurung.
i) Lembar 4 menutup pinggang hingga kaki.
j) Lembar 5 menutup pinggul dan paha.
Adapun tata cara mengafani jenazah perempuan adalah sebagai berikut:

i) Susun kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian


dengan tertib. Lalu, angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan
letakkan di atas kain kafan sejajar, serta taburi dengan wangi-wangian atau
dengan kapur barus.
j) Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan
kapas.
k) Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
l) Pakaikan sarung, juga baju kurungnya.
m) Rapikan rambutnya, lalu julurkan ke belakang.
n) Pakaikan kerudung.
o) Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua
ujung kain kiri dan kanan lalu digulungkan ke dalam.
Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan.

Tata cara menyalatkan Jenazah


Proses ketiga setelah jenazah itu dikafani adalah menyalatkan. Adapun
ketentuannya sebagai berikut:

6) Pihak yang paling utama menyalatkan jenazah


Urutan pihak yang paling utama untuk melaksanakan shalat jenazah adalah:
g) Orang yang diwasiatkan oleh si jenazah dengan syarat tidak fasik atau tidak

h) ulama atau pemimpin terkemuka di tempat tinggal jenazah;


i) orang tua si jenazah dan seterusnya ke atas;
j) nak-anak si jenazah dan seterusnya ke bawah;
k) keluarga terdekat, dan
l) kaum muslim seluruhnya.

7) Syarat Shalat Jenazah


d) Syarat shalat jenazah seperti pelaksanaan shalat biasa, yakni: suci dari hadats
besar dan kecil, suci badan dan tempat dari najis, menutupi aurat dan
menghadap kiblat.
e) Jika jenazah laki-laki, posisi imam berdiri sejajar dengan kepalanya.
Sebaliknya, jika jenazah perempuan, posisi berdirinya sejajar dengan
perutnya.
f) Jenazah diletakkan di arah kiblat orang yang menyalatkan, kecuali shalat di
atas kubur atau shalat gaib.
8) Sunat Shalat Jenazah
e) Mengangkat tangan setiap kali takbir.
f) Merendahkan suara bacaan (sirr), seperti bacaan pada Shalat Dzuhur atau
Ashar.
g) Membaca terlebih dahulu.
h)
memungkinkan, tetapi jika tidak memungkinkan boleh lebih dari 3 shaf,
bahkan jika jamaahnya sedikit, tetap dibuat 3 shaf).
9) Rukun Shalat Jenazah
h) Berniat.
i) Berdiri bagi yang mampu (kecuali bila ada udzurnya).
j)
k) Setelah takbir pertama, membaca Q.S. Al-Fatihah.
l) Setelah takbir kedua, membaca shalawat Nabi Saw.
m) Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk jenazah.
n) Salam setelah takbir keempat

10) Tata Cara Shalat Jenazah


Shalat jenazah dilaksanakan sebagai berikut.

g) Berniat (di dalam hati) shalat jenazah. Boleh juga dilafalkan bagi yang terbiasa
melakukannya. Adapun contohnya sebagai berikut:
h) Takbiratul Ihram (takbir pertama), setelah itu membaca Q.S. al- Fatihah
i) Lakukan takbir yang kedua, lanjutkan membaca shalawat atas Nabi
Muhammad Saw. (usahakan membaca shalawat yang lengkap seperti bacaan
shalat pada tahiyyat akhir).
j) Takbir lagi yang ketiga, lalu berdoa kepada jenazah, bacaannya adalah:

k) Lanjutkan takbir yang keempat, yang diiringi dengan doa:

l) Diakhiri dengan membaca salam


Keterangan : Bacaan doa pada takbir ketiga dan keempat, ada

Tata cara menguburkan Jenazah


Ada beberapa ketentuan terkait dengan menguburkan jenazah, yaitu

sebagai berikut:

3) Sunnah menguburkan
f) Menyegerakan mengusung/membawa jenazah ke pemakaman, tanpa harus
tergesa-gesa.
g) Pengiring tidak dibenarkan duduk, sebelum jenazah diletakkan.
h) Disunnahkan menggali kubur secara mendalam agar jasad jenazah terjaga
dari jangkauan binatang buas, atau agar baunya tidak merebak keluar.
i) Lubang kubur yang dilengkapi liang lahat (jenazah muslim), bukan syaq
(jenazah non muslim). Syaq adalah liang yang dibuat khusus di dasar kubur
pada bagian tengahnya. Berikut ini bentuk dari keduanya:

j) Disunnahkan memasukkan jenazah ke liang lahat dari arah kaki kuburan,


lalu diturunkan ke dalam liang kubur secara perlahan.

4) Tata cara menguburkan:


b) Waktunya Menguburkan jenazah boleh kapan saja, namun ada 3 waktu yang
sebaiknya dihindari, yakni:
 Matahari baru saja terbit, tunggu sampai meninggi.
 Matahari saat berada di tengah-tengah (saat panas terik
 yang menyengat/saat waktu dzuhur tiba), sampai condong
 ke barat.
 Saat matahari hampir terbenam, hingga ia terbenam
 sempurna.
c) Urutan dan tahapannya
 Jenazah diangkat untuk diletakkan di dalam kubur. Lakukan secara
perlahan.
 Jenazah dimasukkan ke dalam kubur, dimulai dari kepala
terlebih dahulu dan dilakukan lewat arah kaki. Jika tidak
memungkinkan, boleh menurunkannya dari arah kiblat.
 Di dalam liang lahat, jenazah diletakkan dalam posisi miring
di atas lambung kanan bagian bawah, dan menghadap kiblat.
 Pipi dan kaki jenazah supaya ditempelkan ke tanah dengan membuka kain
kafannya. Begitu pula tali-tali pengikat dilepas.
 Waktu menurunkan jenazah ke liang lahat, hendaknya membaca doa
sebagai berikut:

 Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang lahat, dan tali-temali selain
kepala dan kaki dilepas, maka rongga liang lahat tersebut ditutup dengan
papan kayu/bambu dari atasnya (agak menyamping).
 Setelah itu, keluarga terdekat memulai menimbun kubur dengan
memasukkan 3 genggaman tanah, yang dilanjutkan penimbunan sampai
selesai.
 Hendaklah meninggikan makam kira-kira sejengkal, sebagai tanda agar
tidak dilanggar kehormatannya.
 Kemudian ditaburi dengan bunga sebagai tanda sebuah makam dan
diperciki air yang harum dan wangi
 Setelah selesai penguburan diakhiri dengan doa yang isinya, antara lain
memohon: ampunan, rahmat, keselamatan, dan keteguhan (dalam
menjawab beberapa pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir).
 Rasulullah Saw. mengingatkan agar tidak membuat bangunan di atas
kuburan tersebut, seperti diberi semen, marmer atau batu pualam yang
harganya mahal.

Sebagai bagian dari kepedulian sosial dan ikhtiar mempererat tali


persaudaraan, maka semestinya jika ada keluarga, tetangga, teman dan karib

adalah menghibur, yaitu mengunjungi dan menghibur keluarga yang ditinggalkan


sebelum jenazah dikuburkan atau dalam waktu tiga hari sesudahnya.

hal ini bertujuan bukan sekadar tidak berlama-lama menanggung kesedihan, tetapi
juga memberikan semangat untuk meneruskan hidup secara normal bagi keluarga
sebagai berikut:

a) Memberikan bantuan moril dan materil untuk mengurangi kesulitan dan kesedihan
bagi ahli keluarga yang ditinggalkan.
b) Menemani, ikut bersimpati dan berempati, memberi juga hiburan dan nasehat,
agar ahli keluarga yang ditinggalkan menerima musibah ini dengan sabar dan
tabah.
c) Mendoakan yang meninggal agar diampuni segala khilaf dan salah, dilimpahkan
segala rahmat, mendapatkan nikmat kubur, dan diteguhkan dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, serta segala cita dan harapan
yang lain.
d) Menjadikan sebagai ibrah (pelajaran) bersama, muhasabah diri (introspeksi diri),
bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati (Q.S. Ali Imran/3: 185).

Ziarah Kubur

Kematian mengajarkan banyak hal, agar setiap manusia menyadari bahwa


cepat atau lambat, kematian itu pasti datang. Misalnya anjuran untuk ziarah kubur.
Melalui kegiatan ini, setiap muslim dapat mengunjungi kuburan ahli kuburnya, atau
kaum muslim dengan tujuan dapat melihat, membersihkan kuburan, dan mendoakan
ahli kubur.

Manfaat lain dari ziarah kubur juga didapat dari peziarah, antara lain:
mengingatkan diri sendiri, bahwa suatu saat dirinya akan dijemput kematian;
melembutkan hati, agar tidak sombong dan menolak kebenaran; membiasakan
meneteskan air mata, karena hidupnya banyak khilaf dan salah; serta setiap manusia
akan mempertanggungjawabkan segala perilakunya di akhirat kelak.
LEMBAR KERJA PESERTA
DIDIK
Nama Sekolah : SMA AL Muslim
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran : PAI
Kelas : XI
Penyusun : Ainun Jariah, S Pd I

A. Kompetensi Dasar & Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


1.7 Menerapkan penyelenggaraan jenazah sesuai dengan ketentuan syariat Islam
2.7 Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kerja sama dalam penyelenggaraan
jenazah di masyarakat
3.7 Menganalisis pelaksanaan penyelenggaraan jenazah
4.7 Menyajikan prosedur penyelenggaraan jenazah

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


1. Menerapkan penyelenggaraan jenazah sesuai dengan ketentuan syariat Islam
2. Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam penyelenggaraan jenazah di
masyarakat
3. Menunjukkan sikap kerja sama dalam penyelenggaraan jenazah di masyarakat
4. Memiliki kepedulian terhadap jenazah dalam kehidupan sehari-hari.
5. Menjelaskan kandungan dalil naqli tentang kepedulian terhadap jenazah.
6. Mengklasifikasikan syarat-syarat tata cara penyelenggaraan jenazah menurut
hukum Islam.
7. Mendemonstrasikan tata cara penyelenggaraan jenazah
8. Menganalisis pelaksanaan penyelenggaraan jenazah
9. Menyimpulkan manfaat penyelenggaraan jenazah.
10. Menyajikan paparan tentang penyelesaian kasus yang berkaitan dengan
penyelenggaraan jenazah.
11. Menyajikan prosedur penyelenggaraan jenazah

B. Tujuan Pembelajaran (TP)

Peserta didik dapat :

1. Menerapkan penyelenggaraan jenazah sesuai dengan ketentuan syariat


Islam
2. Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam penyelenggaraan jenazah di
masyarakat
3. Menunjukkan sikap kerja sama dalam penyelenggaraan jenazah di
masyarakat
4. Memiliki kepedulian terhadap jenazah dalam kehidupan sehari-hari.
5. Menjelaskan kandungan dalil naqli tentang kepedulian terhadap jenazah.
6. Mengklasifikasikan syarat-syarat tata cara penyelenggaraan jenazah menurut
hukum Islam.
7. Mendemonstrasikan tata cara penyelenggaraan jenazah
8. Menganalisis pelaksanaan penyelenggaraan jenazah
9. Menyimpulkan manfaat penyelenggaraan jenazah.
10. Menyajikan paparan tentang penyelesaian kasus yang berkaitan dengan
penyelenggaraan jenazah.
11. Menyajikan prosedur penyelenggaraan jenazah dengan benar
Integrasi GE : Pilar VI Keterampilan Hidup

Integrasi Leadership : Bersikap diri Positif yang baik

Amatilah gambar dibawah ini !

Aktivitas Siswa:
Setelah kamu mengamati gambar di atas, coba berikan tanggapanmu tentang
pesan-pesan yang ada pada gambar tersebut!
LKPD 2 Tata Cara Pengurusan Jenazah
Ada banyak peristiwa menyedihkan yang kita amati dalam kehidupan sehari-
hari, Apakah itu musibah banjir, tanah longsor, angin putting beliung, kecelakaan di
jalan raya, gempa bumi, dan lain sebagainya. Kita seharusnya menjadikan peristiwa
tersebut sebagai pelajaran berharga sehingga kita terselamatkan dari musibah
tersebut. Bila usaha maksimal sudah dilakukan, tetapi kita masih tertimpa juga, itulah
yang disebut takdir, kita perlu tawakal, ikhlas, dan sabar menerimanya. Perhatikan
peristiwa berikut ini!
1. Kecelakaan maut itu telah merenggut puluhan nyawa. Penyebabnya adalah ada anak
di bawah umur (kurang lebih 12 tahun) mengendarai mobil dan melaju dengan
kecepatan tinggi. Tiba-tiba tidak bisa mengendalikan mobilnya dan menabrak
kendaraan yang ada di depannya, akhirnya terjadilah tabrakan beruntun. Sebagian
korban dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.
Sayang, sebelas orang harus berakhir hidupnya disebabkan oleh kesalahan manusia
(human error). Berdasarkan kasus tersebut apa yang harus dilakukan orang yang masih
hidup dalam mengurus 11 orang yang meninggal dunia? Berikan alasanmu!
2. Jika seorang perempuan meninggal, dan di tempat itu tidak ada perempuan, suami,
atau mahramnya, tidak boleh dimandikan oleh laki-laki yang lain. Begitu juga jika yang
meninggal adalah seorang laki-laki, sedangkan di sana tidak ada laki-laki, istri atau
mahramnya. Bagaimana yang harus dilakukan orang yang masih hidup dalam
pengurusan jenazah terutama dalam memandikan jenazah?

Aktivitas Siswa:
Kamu diminta untuk mengkritisi peristiwa di atas dari beberapa sudut pandang!
(contoh dari sudut agama, sosial, dan lainnya)!

EVALUASI PEMBELAJARAN
PENILAIAN AKM & SURVEY KARAKTER
Nama : Ainun Jariah

Tempat Tugas : SMA AL MUSLIM

Tugas : Membuat Instrumen Akm & Survey Karakter

Kompetensi Dasar : 3 .7 Menganalisis pelaksanaan penyelenggaraan jenazah

No Soal AKM

1 Benar dan Salah

Berdasarkan infografis di atas, tentukanlah pernyataan berikut yang

berikut ini !
No Pernyataan Benar Salah

1 Kewajiban v

masyarakat
muslim, jika ada
seseorang
meninggal,
untuk
melaksanakan
kegiatan-kegiatan
yang urutannya
sebagai

berikut:
memandikan,
menyalatkan
mengafani, dan
menguburkan

2 ESSAY

Kecelakaan maut di daerah tol cikampek sabtu lalu telah merenggut


puluhan nyawa. Penyebabnya adalah ada anak di bawah umur (kurang
lebih 12 tahun) mengendarai mobil dan melaju dengan kecepatan tinggi.
Tiba-tiba tidak bisa mengendalikan mobilnya dan menabrak kendaraan
yang ada di depannya, akhirnya terjadilah tabrakan beruntun. Sebagian
korban dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan
medis. Sayang, sebelas orang harus berakhir hidupnya disebabkan oleh
kesalahan manusia (human error).

3 ESSAY

Jika seorang perempuan meninggal, dan di tempat itu tidak ada


-tayamum-
k boleh dimandikan oleh laki-laki yang lain. Begitu juga jika
yang meninggal adalah seorang laki-laki, sedangkan di sana tidak ada laki-
laki, istri atau mahramnya, mayat itu di-tayamum-kan saja. Apa yang terjadi
di lingkunganmu?
4 Jenazah Berubah Jadi Babi Hutan

Saat Rasulullah Saw. bersama para sahabatnya, datanglah seorang

Aku juga tidak punya kain kafan, siapa yang memakamkan dan
memandikan ayahku? Tanya anak itu. Beliau segera memerintahkan Abu
Bakar r.a. dan Umar r.a. untuk menjenguk jenazah itu. Betapa terkejutnya
Abu Bakar dan Umar, mayat itu berubah menjadi seekor babi hutan. Kedua
sahabat itu kembali untuk melapor kepada Rasulullah Saw.

Mendengar laporan kedua sahabatnya, Rasulullah Saw sendiri


mendatangi rumah anak itu. Beliau berdoa, akhirnya jenazah itu kembali
dalam wujud manusia. Kemudian, Nabi menyalatkan dan meminta sahabat
untuk memakamkan. Betapa herannya para sahabat, ketika jenazah itu
akan dimakamkan, berubah kembali menjadi babi hutan. Melihat kejadian
itu, Rasulullah bertanya kepada anak itu, apa yang dikerjakan ayahmu

meninggalkan shalat selama hidupnya. Ia akan menjadi babi hutan di hari

(Disadur dari 1001 Kisah Teladan, Islamic Electronic Book)

Berdasarkan kisah di atas, tentukanlah pernyataan berikut yang benar

No Pernyataan Benar Salah

Rasulullah dan sahabat v

menyaksikan azab seseorang yang


meninggalnya berubah menjadi
babi hutan dikarenakan durhaka
kepada orangtua

Dalam kisah tersbut seorang yang v

meninggalkan sholat semasa


hidupnya ketika meninggal tidak
ada satupun yang mengurus

Berdasarkan infografis di atas, tentukanlah pernyataan berikut yang


benar atau salah dengan me
berikut ini !
No Pernyataan Benar Salah
Jenazah yang meninggal covid v

boleh dimakamkan dalam jumlah


lebih dari satu dan disholatkan
setelah dikuburkan

Survey Karakter

KD 1 & 2 :

1.7 Menerapkan penyelenggaraan jenazah sesuai dengan ketentuan


syariat Islam

2.7 Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kerja sama dalam penyelenggaraan
jenazah di masyarakat

No SURVEY KARAKTER

1 Kelas Nathan sedang melaksanakan diskusi mengenai tata cara


pengurusan jenazah. Guru mempersilakan setiap siswa untuk
menyampaikan pendapatnya. Nathan ingin sekali menyampaikan
pendapatnya, namun dia ragu dengan pendapatnya sendiri. Tindakan apa
yang seharusnya dilakukan Nathan?

a. Tetap menyampaikan pendapatnya daripada tidak menyampaikan sama


sekali
b. Memastikan kembali kebenaran pendapatnya yang mencari informasi
atau bacaan yang memperkuat pendapatnya baru kemudian
menyampaikan pendapatnya
c. Mengurungkan niat untuk menyampaikan pendapatnya
d. Meminta teman sebangku untuk menyampaikan pendapatnya
e. Meminta pendapat teman sebangkunya mengenai pendapat yang akan ia
sampaikan
2 Pada era sekarang, penyebaran informasi semakin tidak terbendung
sehingga sulit membedakan mana berita yang sesuai dengan fakta dan
mana berita yang bohong atau hoaks. Sikap anda sebagai generasi
milenial menghadapi kondisi tersebut adalah . . . . . .

a. Membaca dengan serius berita yang dibaca


b. Mengenali sumber berita akurat atau tidaknya dengan cara
membandingkannya dengan sumber lain yang sejenis
c. Membaca keseluruhan informasi secara lengkap
d. Membatasi penggunaan media sosial untuk hal hal yang penting saja
e. Membaca beberapa sumber agar lebih valid
3 Asep adalah seorang muslim yang taat. Saat sedang melaksanakan
presentasi kelompok tentang tata cara memandikan jenazah dengan
teman-temannya, terdengar suara azan berkumandang. Bagaimana
seharusnya tindakan Asep ?

a. Meminta izin kepada teman-temannya untuk melaksanakan ibadah sholat


terlebih dahulu
b. Tetap mengikuti presentasi kelompok karena takut ketinggalan informasi
c. Mengikuti presentasi kelompok sampai selesai, setelah itu baru
melaksanakan ibadah sholat
d. Mengusulkan agar presentasi kelompok dihentikan saat azan
berkumandang
e. Mengusulkan untuk dihentikan dan mengajak teman-temannya yang
sesama muslim untuk terlebih dahulu melaksanakan ibadah shalat
4 Ayah Andhika adalah seorang ketua RT. Suatu ketika, saat sedang
membersihkan rumah, Andhika tidak sengaja mendengarkan obrolan
ayahnya dengan salah seorang warga. Andhika mendengar bahwa
masyarakat disekitar daerahnya sedang membutuhkan dana untuk
pembelian kurung batang. Sikap Andhika mendengar hak tersebut adalah
......

a. Meminta ayahnya untuk membantu warga untuk membelikan kurung


batang
b. Bekerja sama dengan teman-temannya untuk memberikan sumbangan
kepada warga agar dibelikan kurung batang
c. Memecahkan tabungan untuk diberikan kepada warga yang sedang
membutuhkan kurung batang
d. Berusaha menyisihkan uang jajan sekolahnya yang kemudian
digunakan untuk membantu warga yang membutuhkan kurung
batang
e. Menanyakan langsung ke ayahnya, dan memaksa ayahnya untuk
membelikan kurung batang
5 Rumah Putri mendapat giliran menjadi tempat belajar kelompok. Saat itu,
putrid dan teman-temannya sedang berdiskusi membahas tata cara
mengkafani jenazah sesuai dengan syariat Islam. Kegiatan kelompok
tersebut berlangsung cukup hangat. Apa yang sebaiknya putri lakukan
untuk menghadapi kondisi tersebut?

a. Mengikuti semua gagasan yang disampaikan teman-temannya


b. Menyampaikan semua gagasan yang dimiliki
c. Tidak berbicara agar kegiatan kelompok tersebut cepat selesai
d. Menyampaikan gagasan jika hanya diminta oleh teman-temannya
e. Mendengarkan pendapat teman teman dan memperhatikannya

C. Penilaian Diri

Pilihan Jawaban
Sangat
Setuju
Setuju

Setuju
Ragu-

No. Pernyata Skor


Tidak
Ragu

an

1. Meyakini bahwa 4
kehidupan di akhirat lebih
kekal.

2. Meyakini bahwa setiap


kehidupan akan 4

mengalami kematian.
3. Kita harus peduli
terhadap orangyang
terkena musibah, 4

karena ia sangat
membutuhkan
pertolongan dari orang
lain.

4. Meyakini bahwa dengan


membantu orang lain
yang kesusahan, maka 4

padat saat kita


kesusahan akan banyak
yang membantu.

5. Meyakini bahwa setiap


perbuatan yang 4

dilakukan di dunia akan


dibalas kelak di akhirat.

JUMLAH SKOR 2
0

Ppt dalam bentuk link

https://drive.google.com/drive/folders/1LjIEjEPldlIYE8oRVFARci4YN50rndPp?us
p=sharing

Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA AL-Muslim Tambun - Bekasi


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Pelaksanaan tatacara penyelenggaraan jenazah
Alokasi Waktu : 3 Jam Pelajaran @45 Menit (Pertemuan 2)

J. Kompetensi Inti
 KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
 KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,

 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan

K. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator

1.7 Menerapkan 1.7.1 Menerapkan penyelenggaraan


penyelenggaraan jenazah jenazah sesuai dengan ketentuan

sesuai dengan ketentuan syariat Islam

syariat Islam
2.7 Menunjukkan sikap tanggung 2.7.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab
jawab dan kerja sama dalam dan kerja sama dalam

penyelenggaraan jenazah di penyelenggaraan jenazah di

masyarakat masyarakat
2.7.2 Memiliki kepedulian terhadap jenazah
dalam kehidupan sehari-hari.
3.7 Menganalisis pelaksanaan 3.7.6 Menjelaskan pengertian memandikan
penyelenggaraan jenazah dan mengkafani jenazah sesuai syariat
Islam
3.7.7 Mengklasifikasikan syarat-syarat tata
cara memandikan dan mengkafani
jenazah sesuai syariat Islam
3.7.8 Menyimpulkan hikmah memandikan
dan mengkafani jenazah sesuai syariat
Islam
4.7 Menyajikan prosedur 4.7.3 Mempraktekkan tata cara
penyelenggaraan jenazah memandikan dan mengkafani
jenazah sesuai syariat Islam.

4.7.4 Menyajikan paparan tentang tatacara


memandikan dan mengkafani jenazah.

L. Tujuan Pembelajaran
10. Setelah melihat tayangan video interaktif/artikel pada proses pembelajaran siswa
dapat menerapkan penyelenggaraan jenazah sesuai dengan ketentuan syariat Islam
dengan benar. (A5)
11. Setelah melihat tayangan video interaktif/artikel pada proses pembelajaran siswa
dapat memiliki kepedulian terhadap jenazah dalam kehidupan sehari-hari.(A5)
12. Setelah melihat tayangan video interaktif pada proses pembelajaran siswa dapat
menjelaskan pengertian memandikan dan mengkafani jenazah sesuai syariat Islam
dengan benar (C2)
13. Setelah melihat tayangan video interaktif pada proses pembelajaran siswa dapat
mengklasifikasikan syarat-syarat tata cara memandikan dan mengkafani jenazah
dengan benar (C2)
14. Setelah melihat tayangan video interaktif pada proses pembelajaran siswa dapat
Menyimpulkan hikmah memandikan dan mengkafani jenazah dengan benar (C5)
15. Setelah melihat tayangan video/artikel pada proses pembelajaran siswa dapat
Mempraktekkan tata cara memandikan dan mengkafani jenazah sesuai syariat Islam
dengan benar. (P3)
16. Setelah melihat tayangan video/artikel pada proses pembelajaran siswa dapat
menyajikan paparan tentang tatacara memandikan dan mengkafani jenazah.dengan
benar (P3)
Integrasi GE : Pilar VI Keterampilan Hidup
Integrasi Leadership : Bersikap diri Positif yang baik

M. Materi Pembelajaran
Faktual :
Kematian merupakan ketentuan Allah Swt. (sunatullah). Tidak ada seorang pun yang
dapat menghindarinya. Kematian merupakan hal yang pasti, cepat atau lambat, pasti
akan datang. Semua makhluk hidup akan merasakan mati. Tidak ada seorang pun,
baik kaya miskin, berpangkat atau orang biasa, tua muda, maupun yang siap atau tidak
siap, semuanya akan menjemput kematian.

Kematian menjemput seseorang dengan beragam sebab, dan beraneka


ragam cara kematian itu. Di Indonesia, setiap hari 50 orang meninggal karena
narkoba; 85% kematian di jalan raya didominasi anak muda, belum lagi yang
dijemput kematian di rumah sakit, di atas ranjang tanpa penyebab yang pasti,
dan beribu macam kematian yang menimpa anak manusia, bahkan ada yang
baru berusia seminggu, sebulan, bahkan belum setahun sudah ditimpa kematian.

Kenapa harus ada kematian? Begitu juga kenapa ada kehidupan? Keduanya siklus
hidup yang harus dilalui manusia. Hidup berarti pilihan, tergantung manusia, mau
memilih di jalan kebenaran atau keburukan. Allah Swt. sudah memberikan segalanya,
saat manusia berada di dunia diberinya panca indera, akal, qalbu (hati nurani),
diturunkan para Nabi dan Rasul agar diteladani, dan di antaranya dibarengi dengan
wahyu. Apalagi adanya hidup dan mati itu sebagai ujian bagi manusia, siapa yang
paling baik amalnya
Konseptual :
 Pelaksanaan tatacara penyelenggaraan jenazah
 Tata cara memandikan jenazah
 Tata cara mengkafani jenazah
 Tata cara menyolati jenazah
 Tata cara menguburkan jenazah

Prosedural
 Menjelaskan tata cara memandikan jenazah
 Menjelaskan tata cara mengkafani jenazah
 Menjelaskan tata cara menyolati jenazah
 Menjelaskan tata cara menguburkan jenazah

Metakognitif:
 Menyajikan paparan tentang tatacara penyelenggaraan jenazah.
 Menyajikan paparan tentang hikmah dan manfaat tatacara penyelenggaraan
jenazah.

N. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
2) Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
3) Metode : Ceramah, diskusi, Tanya jawab dan demonstrasi

O. Media Pembelajaran
Media :
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
 Al-
 Ppt : terlampir
 Video link : https://www.youtube.com/watch?v=Uk8XC-TINxs
 LKPD : terlampir
 Artikel link : https://www.merdeka.com/peristiwa/ridwan-kamil-14-hari-yang-sangat-
melelahkan-kematian-eril-kehilangan-dahsyat.html

Alat/Bahan :
 Laptop & infocus
P. Sumber Belajar
 Buku Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI, Kemendikbud,
 Internet
https://www.youtube.com/watch?v=Uk8XC-TINxs
https://digislamic.id/#/login
 Buku refensi yang relevan,
 LCD Proyektor
 Tafsir al-
 Kitab asbabunnuzul dan asbabul wurud
 Lingkungan setempat

Q. Langkah-Langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru :

Orientasi

 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada


Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi

 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan


pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi

 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari


dalam kehidupan sehari-hari.
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

 Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini
dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang
materi :
 Tata cara pengurusan jenazah (memandikan, mengkafani, menyolatkan dan
menguburkan)
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan

 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM
pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 105 Menit )

Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

Stimulation KEGIATAN LITERASI

(stimullasi/ 11. Peserta didik bersama guru saling memberi dan menjawab
salam serta menyampaikan kabar serta berdoa (Religius)
pemberian
12. Guru menanyakan kabar, kerapihan pakaian, kebersihan

rangsangan) (mandiri/disiplin)
13. Guru mengecek kesiapan belajar Peserta didik dan
melakukan presensi pada Digislamic
14. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (communication)
15. Guru menyampaikan apersepsi materi sebelumnya dan
menanyakan kegiatan pembelajaran sebelumnya di RPP 1
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

Orientasi Siswa CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)


pada Masalah
Tahap 1:

7. Guru menyajikan sebuah permasalahn melalui sebuah


gambar dan kasus pada PPT (TPACK).
8. Siswa mengamati gambar dan kasus untuk memusatkan
perhatian pada topik tata cara pengurusan jenazah. (Saintifik
Mengamati)
9. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan atas masalah yang ada dalam
gambar interaktif tersebut yang berhubungan dengan materi
tata pengurusan jenazah.
Orientasi peserta didik pada masalah

9. Guru membagi kelas dalam kelompok yang terdiri dari 4 5


orang siswa secara heterogen
10. Guru memberikan LKPD untuk didiskusikan dalam kelompok
kasus-kasus yang berkaitan dengan pengurusan jenazah
dan cara mengatasinya. (Critical Thingking)
Kelompok 1 : Memandikan Jenazah
Kelompok 2 : Mengkafani Jenazah
Kelompok 3 : Menyolati Jenazah
Kelompok 4 : Menguburkan Jenazah
11. Guru memotivasi peserta didik untuk ikut berperan aktif
dalam proses pembelajaran dan pemecahan masalah
12. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada pertemuan pertama

Mengorganisasi 3. Guru menginstruksikan peserta didik untuk membuka bahan


Siswa untuk ajar Tata cara pengurusan jenazah pada Digislamic, yaitu

Belajar video pembelajaran, Modul pembelajaran, dan LKPD


Link digislamic
https://digislamic.id/#/login
LKPD
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

Terlampir
Link Video
https://www.youtube.com/watch?v=Uk8XC-TINxs
Link pengumpulan tugas
Digislamic

Peserta didik diskusi kelompok mengenai yang harus


didiskusikan serta pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab untuk memecahkan masalah pada LKPD
(Critical thinking, kreatif, Mandiri, Bernalar Kritis).

Membimbing COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL


Penyelidikan THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Individual dan
 Peserta didik berdiskusi dalam kelompok mengumpulkan
Kelompok
informasi melalui aplikasi Jamboard untuk menciptakan dan
membangun ide mereka sendiri dalam merumuskan masalah
terkait materi dalam LKPD (Collaboration, Communication,
Mandiri, Bernalar Kritis).
 Peserta didik mengidentifikasikan alternatif solusi terkait
masalah yang dirumuskan dari hasil membaca modul
pembelajaran, maupun pengalaman hidup. (Critical thinkin,
kreatif, Mandiri, Bernalar Kritis).
 Guru membimbing siswa dalam memecahkan masalah

Mengembangkan CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)


dan Menyajikan
15. Peserta didik dibimbing guru melakukan analisis terhadap
Hasil Karya.
pemecahan masalah yang telah ditemukan peserta didik.
Collaboration, Communication, Mandiri, Bernalar Kritis).
16. Mendiskusikan hasil pengamatan dengan memperhatikan
pertanyaan-pertanyaan pada LKPD
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

17. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok dan


ditanggapi oleh kelompok lain. (Colaboration, Critical
Thinking, Bernalar Kritis, Kreatif)

18. Setiap siswa melakukan presentasi dari laporan


penyelesaian LKPD yang telah selesai dikerjakan oleh siswa.
(Keterampilan Abad 21: Communication)

19. Guru memberikan penghargaan serta penguatan kepada


siswa atas hasil presentasi siswa.

20. Siswa lain memberikan apresiasi.


21. Guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi yang
telah dipelajari peserta didik dengan soal-soal yang telah
dipersiapkan

Menganalisis dan COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)


Mengevaluasi
 Peserta didik membuat kesimpulan dengan bimbingan guru
Proses
tentang poin/konsep penting (tata cara memandikan,
Pemecahan mengkafani, menyolati, dan menguburkan jenazah) yang
Masalah. didapat dari kegiatan pembelajaran. (Critical thinkin, kreatif,
Mandiri, Bernalar Kritis).
 Guru memeriksa pekerjaan siswa untuk penilaian portofolio.
 Peserta didik bersama guru melakukan evaluasi hasil belajar
mengenai materi yang dipelajari tersebut. (Creatif Thinking,
Collaboration, Bernalar Kritis).

Catatan : Selama pembelajaran Dalil- dalil al-
kepedulian terhadap jenazah berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin
tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup (15 Menit)


1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

Peserta didik :

Penutup (10 Menit)


 Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dan memberi penguatan dengan
merangkum kembali tentang tata cara memandikan, mengkafani, menyolatkan dan
menguburkan beserta dengan masalah dan cara menanganinya
 Mengagendakan materi yang harus dipelajari terlebih dahulu pada pertemuan
berikutnya tentang mendemonstrasikan masing-masing proses pengurusan jenazah

pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran.
 Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja
dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran
 Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran kepada kelompok yang memiliki
kinerja dan kerjasama yang baik.

R. Penilaian Hasil Pembelajaran


7. Penilaian Skala Sikap

pernyataan-pernyataan yang tersedia!

Lembar Pengamatan Sikap Spiritual

Nama Peserta Didik :


Kelas :
Tanggal Pengamatan :
Materi Pokok :

Pilihan Jawaban

No. Pernyataan Skor


Sangat
Setuju
Setuju

Setuju
Ragu-

Tidak
Ragu

1. Meyakini bahwa kehidupan 4


di akhirat lebih kekal.
2. Meyakini bahwa setiap
kehidupan akan 4
mengalami kematian.
3. Kita harus peduli
terhadap orangyang
terkena musibah, karena 4
ia sangat membutuhkan
pertolongan dari orang
lain.
4. Meyakini bahwa dengan
membantu orang lain yang
kesusahan, maka padat 4
saat kita kesusahan akan
banyak yang membantu.
5. Meyakini bahwa setiap
perbuatan yang dilakukan 4
di dunia akan dibalas kelak
di akhirat.
JUMLAH SKOR 20

2. Lembar Pengamatan Sikap Sosial

IPK : Menunjukkan prilaku rela berqurban dalam kehidupan sehari-hari

Nama Peserta Didik :


Kelas :
Tanggal Pengamatan :
Materi Pokok :

Melakukan
No Sikap yang diamati Ya Tidak
1 Menunjukkan sikap peduli terhadap sesama dalam
bentuk pengurusan jenazah
2 Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kerja sama dalam
penyelenggaraan jenazah di masyarakat

3 Menunjukkan sikap tolong menolong dalam menghadapi


musibah kematian dengan mengurus jenazah
Jumlah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA AL-Muslim Tambun - Bekasi


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Pelaksanaan tatacara penyelenggaraan jenazah
Alokasi Waktu : 3 Jam Pelajaran @45 Menit (Pertemuan 3)

S. Kompetensi Inti
 KI-1:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
 KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,

 KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
 KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan

T. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator

1.7 Menerapkan 1.7.1 Menerapkan penyelenggaraan


penyelenggaraan jenazah jenazah sesuai dengan ketentuan

sesuai dengan ketentuan syariat Islam

syariat Islam

2.7 Menunjukkan sikap tanggung 2.7.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab


jawab dan kerja sama dalam dan kerja sama dalam

penyelenggaraan jenazah di penyelenggaraan jenazah di


masyarakat
masyarakat
2.7.2 Memiliki kepedulian terhadap jenazah
dalam kehidupan sehari-hari.
3.7 Menganalisis pelaksanaan
penyelenggaraan jenazah
3.7.9 Menjelaskan pengertian menyolatkan
dan menguburkan jenazah sesuai
syariat Islam
3.7.10 Mengklasifikasikan syarat-syarat tata
cara menyolatkan dan menguburkan
jenazah
3.7.11 Menyimpulkan hikmah menyolatkan
dan menguburkan jenazah
4.7 Menyajikan prosedur 4.7.5 Mempraktekkan tata cara menyolatkan

penyelenggaraan jenazah dan menguburkan jenazah sesuai syariat


Islam.
4.7.6 Menyajikan paparan tentang makna,
dalil, dan hikmah tatacara menyolatkan
dan menguburkan jenazah.

U. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melihat tayangan video interaktif pada proses pembelajaran siswa dapat
menerapkan penyelenggaraan jenazah sesuai dengan ketentuan syariat Islam
dengan benar. (A5)
2. Setelah melihat tayangan video interaktif pada proses pembelajaran siswa dapat
memiliki kepedulian terhadap jenazah dalam kehidupan sehari-hari.(A5)
3. Setelah melihat tayangan video interaktif pada proses pembelajaran siswa dapat
menjelaskan pengertian menyolatkan dan menguburkan jenazah sesuai syariat Islam
dengan benar (C2)
4. Setelah melihat tayangan video interaktif pada proses pembelajaran siswa dapat
mengklasifikasikan syarat-syarat tata cara menyolatkan dan menguburkan jenazah
dengan benar (C2)
5. Setelah melihat tayangan video interaktif pada proses pembelajaran siswa dapat
Menyimpulkan hikmah menyolatkan dan menguburkan jenazah dengan benar (C5)
6. Setelah melihat tayangan video/artikel pada proses pembelajaran siswa dapat
Mempraktekkan tata cara menyolatkan dan menguburkan jenazah sesuai syariat
Islam dengan benar. (P3)
7. Setelah melihat tayangan video/artikel pada proses pembelajaran siswa dapat
menyajikan paparan tentang makna, dalil, dan hikmah tatacara menyolatkan dan
menguburkan jenazah dengan benar (P3)
Integrasi GE : Pilar VI Keterampilan Hidup
Integrasi Leadership : Bersikap diri Positif yang baik
V. Materi Pembelajaran
Faktual :
Pengurusan Jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/ muslimah.
Sebagian muslim harus melibatkan diri untuk mengurusnya, tidak boleh
semuanya abai, cuek atau masa bodoh, meskipun hukumnya fardhu kifayah,
kecuali bila hanya terdapat satu orang saja, maka hukumnya .
Maksud dari fardhu kifayah adalah jika sebagian kaum muslimin sudah
melaksanakan, maka kaum muslim yang lainnya tidak terkena kewajiban/ dosa.
Sebaliknya, jika tidak ada satu pun, maka berdosa semuanya, tentu yang terkena
dosa adalah kaum muslim yang berada tidak jauh dari tempat tinggal jenazah.
Mengurus jenazah meliputi 4 (empat) kegiatan: (1) memandikan, (2) mengkafani, (3)
menyalatkan, dan (4) menguburkan
Konseptual :
1. Tata cara menyolati jenazah yang meliputi :
a. Pihak yang paling utama menyolatkan
b. Syarat sah sholat jenazah
c. Sunah sholat jenazah
d. Rukun sholat jenazah
e. Tata cara sholat jenazah
2. Tata cara menguburkan jenazah
a. Sunnah menguburkan
b. Tata cara menguburkan jenazah
c. Takziah
d. ziarah

Prosedural
 Menjelaskan tata cara menyolati jenazah
 Pihak yang paling utama menyolatkan
 Syarat sah sholat jenazah
 Sunah sholat jenazah
 Rukun sholat jenazah
 Tata cara sholat jenazah
 Menjelaskan tata cara menguburkan jenazah
 Sunnah menguburkan
 Tata cara menguburkan jenazah
 Takziah
 Ziarah

Metakognitif:
 Menyajikan paparan tentang tatacara penyelenggaraan jenazah.
 Menyajikan paparan tentang hikmah dan manfaat tatacara penyelenggaraan
jenazah.

W. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Saintifik
2) Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
3) Metode : Ceramah, diskusi, Tanya jawab dan demonstrasi

X. Media Pembelajaran
Media :
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
 Al-
 Ppt : terlampir
 Video link :
https://www.youtube.com/watch?v=Uk8XC-TINxs

https://www.youtube.com/watch?v=TJMnAkf8-cI
https://www.youtube.com/watch?v=g7qHgusT1FU
 LKPD : terlampir

Alat/Bahan :
 Laptop & infocus
Y. Sumber Belajar
 Buku Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI, Kemendikbud,
 Internet
https://www.youtube.com/watch?v=Uk8XC-TINxs
https://www.youtube.com/watch?v=TJMnAkf8-cI
https://www.youtube.com/watch?v=g7qHgusT1FU
https://digislamic.id/#/login
 Buku refensi yang relevan,
 LCD Proyektor
 Tafsir al-
 Kitab asbabunnuzul dan asbabul wurud
 Lingkungan setempat

Z. Langkah-Langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru :

Orientasi

 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada


Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi

 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan


pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi

 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari


dalam kehidupan sehari-hari.
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

 Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini
dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang
materi :
 Tata cara pengurusan jenazah (menyolatkan dan menguburkan)
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan

 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM
pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 105 Menit )

Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran

Stimulation KEGIATAN LITERASI

(stimullasi/ 16. Peserta didik bersama guru saling memberi dan menjawab
salam serta menyampaikan kabar serta berdoa (Religius)
pemberian
17. Guru menanyakan kabar, kerapihan pakaian, kebersihan

rangsangan) (mandiri/disiplin)
18. Guru mengecek kesiapan belajar Peserta didik dan
melakukan presensi pada Digislamic
19. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (communication)
20. Guru menyampaikan apersepsi materi sebelumnya dan
menanyakan kegiatan pembelajaran sebelumnya di RPP 1

Orientasi Siswa CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)


pada Masalah
Tahap 1:
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

10. Guru menyajikan sebuah permasalahan melalui sebuah


video (TPACK).
11. Siswa mengamati video untuk memusatkan perhatian pada
topik tata cara pengurusan jenazah. (Saintifik Mengamati)
12.Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan atas masalah yang ada dalam video
interaktif tersebut yang berhubungan dengan materi tata
pengurusan jenazah.
Orientasi peserta didik pada masalah

13. Guru membagi kelas dalam kelompok yang terdiri dari 4 5


orang siswa secara heterogen
14. Guru memberikan LKPD untuk didiskusikan dalam kelompok
kasus-kasus yang berkaitan dengan pengurusan jenazah
dan cara mengatasinya. (Critical Thingking)
Kelompok 1 : Memandikan Jenazah
Kelompok 2 : Mengkafani Jenazah
Kelompok 3 : Menyolati Jenazah
Kelompok 4 : Menguburkan Jenazah
15. Guru memotivasi peserta didik untuk ikut berperan aktif
dalam proses pembelajaran dan pemecahan masalah
16. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada pertemuan pertama

Mengorganisasi 4. Guru menginstruksikan peserta didik untuk membuka bahan


Siswa untuk ajar Tata cara pengurusan jenazah pada Digislamic, yaitu

Belajar video pembelajaran, Modul pembelajaran, dan LKPD


Link digislamic
https://digislamic.id/#/login
LKPD
Terlampir
Link Video
 https://www.youtube.com/watch?v=TJMnAkf8-cI
 https://www.youtube.com/watch?v=g7qHgusT1FU
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

Link pengumpulan tugas


Digislamic

Peserta didik diskusi kelompok mengenai yang harus


didiskusikan serta pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab untuk memecahkan masalah pada LKPD
(Critical thinking, kreatif, Mandiri, Bernalar Kritis).

Membimbing COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL


Penyelidikan THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Individual dan
 Peserta didik berdiskusi dalam kelompok mengumpulkan
Kelompok
informasi melalui aplikasi Jamboard untuk menciptakan dan
membangun ide mereka sendiri dalam merumuskan masalah
terkait materi dalam LKPD (Collaboration, Communication,
Mandiri, Bernalar Kritis).
 Peserta didik mengidentifikasikan alternatif solusi terkait
masalah yang dirumuskan dari hasil membaca modul
pembelajaran, maupun pengalaman hidup. (Critical thinkin,
kreatif, Mandiri, Bernalar Kritis).
 Guru membimbing siswa dalam memecahkan masalah

Mengembangkan CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)


dan Menyajikan
22. Peserta didik dibimbing guru melakukan analisis terhadap
Hasil Karya.
pemecahan masalah yang telah ditemukan peserta didik.
Collaboration, Communication, Mandiri, Bernalar Kritis).
23. Mendiskusikan hasil pengamatan dengan memperhatikan
pertanyaan-pertanyaan pada LKPD
24. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok dan
ditanggapi oleh kelompok lain. (Colaboration, Critical
Thinking, Bernalar Kritis, Kreatif)
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

25. Setiap siswa melakukan presentasi dari laporan


penyelesaian LKPD yang telah selesai dikerjakan oleh siswa.
(Keterampilan Abad 21: Communication)

26. Guru memberikan penghargaan serta penguatan kepada


siswa atas hasil presentasi siswa.

27. Siswa lain memberikan apresiasi.


28. Guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi yang
telah dipelajari peserta didik dengan soal-soal yang telah
dipersiapkan

Menganalisis dan COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)


Mengevaluasi
 Peserta didik membuat kesimpulan dengan bimbingan guru
Proses
tentang poin/konsep penting (tata cara memandikan,
Pemecahan mengkafani, menyolati, dan menguburkan jenazah) yang
Masalah. didapat dari kegiatan pembelajaran. (Critical thinkin, kreatif,
Mandiri, Bernalar Kritis).
 Guru memeriksa pekerjaan siswa untuk penilaian portofolio.
 Peserta didik bersama guru melakukan evaluasi hasil belajar
mengenai materi yang dipelajari tersebut. (Creatif Thinking,
Collaboration, Bernalar Kritis).

Catatan : Selama pembelajaran Dalil- dalil al- ng
kepedulian terhadap jenazah berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin
tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup (15 Menit)

Peserta didik :

Penutup (10 Menit)


1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

 Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dan memberi penguatan dengan


merangkum kembali tentang tata cara memandikan, mengkafani, menyolatkan dan
menguburkan beserta dengan masalah dan cara menanganinya

siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran.
 Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja
dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran
 Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran kepada kelompok yang memiliki
kinerja dan kerjasama yang baik.

AA. Penilaian Hasil Pembelajaran


8. Penilaian Skala Sikap

pernyataan-pernyataan yang tersedia!

Lembar Pengamatan Sikap Spiritual

Nama Peserta Didik :


Kelas :
Tanggal Pengamatan :
Materi Pokok :

Pilihan Jawaban

No. Pernyataan Skor


Sangat
Setuju
Setuju

Setuju
Ragu-

Tidak
Ragu

1. Kematian itu cara Allah Swt. agar 4


manusia tidak ada yang gagal
menempuh kehidupan di dunia.

2. Kaya miskin, tua muda, cantik dan


4
biasa saja, semua itu hanya
topeng dunia yang nanti akan
diminta pertanggung jawaban.

3. Jika seseorang itu sudah terbujur


kaku (meninggal), lalu dimandikan
4
dan dikafani, semestinya
menyadarkan setiap manusia
agar jangan diperbudak oleh
duniawi dan menuruti nafsu yang
buruk.

4. Menshalatkan jenazah itu


berhubungan erat dengan
4
kewajiban shalat 5 waktu yang
tidak boleh ditinggalkan.

5.
4
kepedulian sosial, agar jangan
abai kepada pihak lain yang
terkena musibah.

JUMLAH SKOR 20

3. Lembar Pengamatan Sikap Sosial

IPK : Menunjukkan prilaku rela berqurban dalam kehidupan sehari-hari

Nama Peserta Didik :


Kelas :
Tanggal Pengamatan :
Materi Pokok :
Melakukan
No Sikap yang diamati Ya Tidak
1 Menunjukkan sikap peduli terhadap sesama dalam
bentuk pengurusan jenazah
2 Menunjukkan sikap tanggung jawab dan kerja sama dalam
penyelenggaraan jenazah di masyarakat

3 Menunjukkan sikap tolong menolong dalam menghadapi


musibah kematian dengan mengurus jenazah
Jumlah

Lampiran 3 :

Pedoman Wawancara Guru

Pewawancara :

Responden :

Hari/Tanggal :

Waktu :

1. Apakah pada pembelajaran PAI siswa selalu memperhatikan penjelasan guru?


2. Apakah siswa terlihat aktif dalam pembelajaran?
3. Apa saja hambatan yang ditemui pada saat proses pembelajaran?
4. Bagaimana pendapat ibu dengan pembelajaran menggunakan media animasi dalam
pembelajaran PAI?
5. Adakah saran dan perbaikan yang perlu dilakukan oleh guru dalam pembelajaran
PAI menggunakan media animasi?
Lampiran 4:

Pedoman Wawancara Siswa

Pewawancara :

Responden :

Hari/Tanggal :

Waktu :

1. Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran PAI materi tata cara berpakaian


dalam Islam yang baru kamu ikuti?
2. Apakah cara belajar dengan menggunakan media animasi cocok dan sesuai dengan
kondisi siswa dan untuk pelajaran PAI?
3. Apakah ada kesulitan yang kamu alami selama proses pembelajaran dengan media
animasi berlangsung?
4. Apakah kamu dapat memahami tata cara berpakaian dalam Islam dengan
menggunakan metode pembelajaran poster comment?
5. Apakah guru sering menggunakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan
keaktifan, kerjasama, serta prestasi dan hasil belajar seperti dengan menggunakan
metode ini?
Lampiran 5 :

Hasil Observasi Guru Siklus I dan Siklus II

Skor
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1. Menyiapkan alat-alat, ruangan, dan
media
2. Memeriksa kesiapan siswa
3. Melakukan kegiatan apersepsi
4. Menyampaikan Indikator pencapaian
kompetensi
5. Melaksanakan pembelajaran secara
runtut
6. Menguasai kelas
7. Merespon partisipasi keaktifan siswa
8. Membantu siswa dalam membentuk
sikap tekun dan kritis
9. Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi
10. Melakukan refleksi atau membuat
kesimpulan dengan melibatkan
peserta didik/siswa
Skor rata-rata (%)
(jumlah nilai keseluruhan:10) x 20

Keterangan :
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Cukup Baik
2 : Kurang
1 : Sangat Kurang

Lampiran 6 :
Hasil Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II

Skor
No. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1. Tempat duduk masing-masing siswa
2. Kesiapan siswa menerima
pembelajaran
3. Menjelaskan mengenai kompetensi
yang akan dicapai
4. Keterlibatan dalam proses
pembelajaran
5. Interaksi antara guru, siswa, dan
materi pembelajaran
6. Mengemukakan pendapat ketika
diberi kesempatan
7. Kerjasama tim
Skor rata-rata (%)
(jumlah nilai keseluruhan:10) x 20

Keterangan :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Cukup Baik
2 : Kurang
1 : Sangat Kurang
Lampiran 7 :

Proses Kegiatan Penelitian


Gambar 1 5 Buah Tali
Gambar 2 Kain Kafan

Gambar 3 Lembar kain kafan, baju kurung dan cawat


Gambar 4 Manekin
Gambar 5 LKPD siswa
Gambar 6 Presentasi Memandikan jenazah
Gambar 5 Proses mengkafani

Anda mungkin juga menyukai