Anda di halaman 1dari 29

MINI RISET PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“MOTIVASI BELAJAR SISWA”

DI SMK NEGERI 1 STABAT

Dosen Pengampu :

Drs. Arifin Siregar, M.Pd

Disusun Oleh : (Kelompok 5)

PTB-A 2022

Muhammad Rahmatullah Ghonia : 5222411001

Dippos Simanjuntak :5223111018

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya,
Kami dapat mengerjakan tugas Mini Riset untuk memenuhi salah satu tugas dari program dalam
KKNI. Harapan Kami, semoga setelah menyelesaikan penulisan Mini Riset ini Kami semakin
memahami tentang bagaimana penulisan pembuatan Mini Riset (jurnal) yang baik dan benar di hari
mendatang.

Disisi lain, dalam mengkritisi ide ini, Kami juga menyadari banyak kekurangan dalam
pengetikan bahasa atau pemilihan kata yang kurang tepat dan mendapatkan pengalaman dan ilmu
yang berharga dalam penyusunan penulisan Mini Riset ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca sifatnya membangun guna menyempurnakan laporan ini, agar
penulisan laporan kami lebih baik lagi untuk kedepan nya dan di lain kesempatan.

Akhir kata, Kami berharap semoga tugas Mini Riset ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
bagi kami khususnya, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan kita kesehatan dan hikmat-
Nya kepada kita semua, atas perhatiannya kami mengucapkan terimakasih.

Binjai, 3 Mei 2023

Kelompok
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................................. 4

B. Identifikasi Masalah ................................................................................................................... 5

C. Rumusan masalah ....................................................................................................................... 6

D. Tujuan ......................................................................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................................................... 7

A. Pengertian Belajar....................................................................................................................... 7

B. Motivasi Belajar ......................................................................................................................... 7

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................................................... 12

A. Tempat Dan Waktu Survey ...................................................................................................... 12

B. Subjek Survei Popolasi dan Sampel Survei .............................................................................. 12

C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................................... 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................................... 13

A. Hasil Penelitian ........................................................................................................................... 13

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................................................... 13

BAB V PENUTUP .............................................................................................................................. 16

A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 16

B. Saran ......................................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 18

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................................... 19

A. Lampiran Angket-angket Responden ....................................................................................... 19

B. DOKUMENTASI ..................................................................................................................... 28
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Para pendidik muncul masalah bagaimana cara menyampaikan ilmu pengetahuan tersebut
kepada para siswa sehingga siswa dapat mengerti tentang ilmu pengetahuan serta wawasan
umum yang telah diajarkan dan perkembangannya, baik mengenai pengertian-pengertian pokok
maupun persoalan yang kompleks. Proses pembelajaran membuat kondisi siswa berhadapan
dengan teori-teoridan soal-soal yang kadang- kadang menjemukan, karena materi pelajaran yang
di hadapi siswa bersifat abstrak. Selain itu Belajar dan Pembelajaran bukan merupakan pelajaran
hafalan sehingga diperlukan praktikum.
Agar para siswa dapat tertarik dengan belajar, maka pada proses pembelajaran tidak hanya
ceramah tetapi perlu dilakukan kegiatan laboratorium yang berupa eksperimen, praktikum,
demonstrasi, peragaan alat peraga, peragaan slide proyektor, diskusi dan lainlain yang
melibatkan laboratorium beserta alat dan bahannya.
Untuk menunjang tercapainya tujuan Belajar dan pembelajaran tersebut harus didukung
oleh iklim pembelajaran yang kondusif. Iklim pembelajaran yangdikembangkan oleh guru
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar siswa.
Kualitas dan keberhasilanpembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketetapatan
guru memilihdan menggunakan metode pembelajaran (Sulistyorini, 2007: 26). Pemilihan model
dan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi siswa merupakan
kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Hal ini didasari oleh asumsi bahwa ketepatan guru dalam memilih model dan metode
pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan dan hasil belajar siswa, karena model dan
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru berpengaruh terhadap kualitas prosesbelajar
yang dilakukannya. Berbagai model masih banyak menggunakan metode pembelajaran
konvensional,seperti metode ceramah, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas, sosio drama,
dansebagainya. Penggunaan metode-metode tersebut masih sering berdiri sendiri, dan ternyata
hasilnya masih kurang memuaskan. Siswa masih diarahkan menjadi siswa yang cerdas dan
terampil.
Di samping menggunakan metode praktik.Menurut Zumbach (2006: 284), praktik yang
ilmiah sebagian besarditandai dengan mengidentifikasi dan memikirkan kembali isu teoritis,
langsung menguji hipotesis yang bersifat percobaan, pengintegrasian dari data empiris kedalam
pembahasan dan teori yang ada dengan peneliti yang lain dalam suatu praktikum. Pembelajaran
ilmu dan wawasan umum yang mendalam sebagian besar dipengaruhi oleh kemampuan sekolah
untuk menyediakan suatu sarana prasaranayang cukup ilmiah. Berdasarkan uraian di atas, maka
dalam penelitian ini akan dikaji pengelolaan pembelajaran.

B. Identifikasi Masalah

Untuk mewujudkan harapan-harapan yang bertujuan untuk menciptakan generasi yang


cerdas, guru harus bersikap responsive dan pro-aktif terhadap berbagai fenomena yang dijumpai
atau dirasakan saat melaksanakan tugas pembelajaran ataupun memberikan materi pembelajaran
menggunakan bantuan dari beberapa media lain yang dapat meningkatkan pemahaman peserta
didik. Selain itu, guru di tuntut untuk lebih kreatif dalam memikirkan dan menelaah problem
pembelajaran yang di jumpai dikelas.
Belajar merupakan elemen penting yang bermanfaat bagi siswa untuk menggali
pengetahuan secara langsung dari alam dan lingkungan sekitar. Kurikulum 1985 menekankan
penerapan caa belajar siswa aktif yang menginginkan peran guru sebagai fasilitor dan tidak
mendominasi pembelajaran dan kemudian di kurikulum 2013, peserta didik dituntut untuk
belajar dengan mandiri dan di tuntut untuk lebih berpikir secara kritis dan rasional.
Pembelajaran tentu memerlukan proses untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Proses pembelajaran dapat dikemas dengan pembelajaran yang dilakukan dengan cara formal
dan informal. Proses belajar dan pembelajaran disekolah dapat mempengaruhi karakteristik
siswa, pemahaman siswa, model, serta strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru agar
mudah dipahami oleh peserta didik sehingga dapat menyerap dan memahami dari materi
pembelajaran yang diberikan oleh guru serta menambah wawasan dan pengetahuan dari peserta
didik.
Sebagai seorang guru kita harus dapat memenuhi kebutuhan dari peserta didik dan
mencari cara bagaimana pelajaran yang di ajarkan tersebut membuat peserta didik tidak jenuh
dan bosan, bersemangat dan aktif dalam pembelajaran yang semaksimal mungkin.
Dalam kesempatan kali ini, materi yang akan kami bahas mengenai Pengaruh Motivasi
Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru
selain metode ceramah, karena siswa memerlukan proses belajar yang menarik sehingga
menarik perhatian, pemahaman dan pemikiran rasional anak sebagai bentuk pemahaman dari
materi pembelajaran yang diberikan.
Dari uraian di atas, kami sebagai penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai
peningkatan pemahaman peserta didik mengenai materi Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi
Belajar Siswa, dengan menggunakan beberapa model pembelajaran yang akan kami paparkan
sebagai program pendukung peningkatkan pemahaman peserta didik mengenai materi Pengaruh
Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
C. Rumusan masalah
Berdasarkan Latar Belakang dan penjelasan Identifikasi Masalah di atas, penelitian ini
dimaksud untuk mengetahui :
1. Bagaimana cara agar mengetahui Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa?
2. Bagaimana konsep metode penyampaian Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar
Siswa?

D. Tujuan
Berdasarkan Latar Belakang dan penjelasan Identifikasi Masalah di atas, penelitian ini
dimaksud untuk mengetahui :
1. Bagaimana cara agar mengetahui Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa? 4
2. Bagaimana konsep metode penyampaian Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar
Siswa?
BAB II

KAJIAN TEORI
A. Pengertian Belajar

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku
sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respons. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus
dan output yang berupa respons. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar
(siswa), sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru tersebut.

B. Motivasi Belajar

Motivasi adalah perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai dengan
dorongan yang berasal dari diri seseorang untuk mencapai tujuan. Dorongan dan reaksireaksi
usaha yang disebabkan karena adanya kebutuhan untuk berprestasi dalam hidup. Hal tersebut
menjadikan individu memiliki usaha, keinginan dan dorong untuk mencapai hasil belajar
yang tinggi. Bahwa Hasil belajar merupakan cerminan kemampuan penguasaan seseorang
atas mata pelajaran yang diajarkan.
Hasil belajar yang tinggi merupakan lambang keberhasilan seseorang siswa dalam
studinya. Peserta didik yang memiliki hasil belajar yang tinggimenunjukkan bahwa yang
bersangkutan memiliki tingkat kemampuan penguasaan yang tinggi pula terhadap mata
pelajaran yang diprogramkan, demikian pula sebaliknya. Dalam pembelajaran faktor
motivasi mempunyai pengaruh penting. Motivasi merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan hasil belajar peserta didik, dalam hal ini yang menjadikan perilaku untuk bekerja
atau belajar dengan penuh inisiatif, kreatif dan terarah.
Sedangkan siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar akan tidak menunjukkan
kesungguhan dalam belajar, sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak memuaskan. Makin
tinggi motivasi belajar peserta didik makin tinggi pula hasil belajar yang diperolehnya, dan
begitu pula sebaliknya. Sedangkan, Gagne menjelaskan bahwa hasil belajar dapat
dihubungkan dengan terjadinya suatu perubahan tingkah laku seseorang dalam
kecenderungan dengan keterampilan dalam proses perkembangannya yang terjadi setelah
proses belajar dengan cara memberikan perlakuan dan latihan tertentu.
MOTIVASI SISWA DALAM BELAJAR
Banyak teori tentang motivasi manusia telah dikembangkan oleh ahli psikologi yang
bekerja dalam satu dari tiga kerangka teori besar, yaitu: behaviorisme, psikologi kognitif, dan
humanisme. Para ahli yang menganut paham bahavior mengatakan bahwa motivasi berawal
dari situasi, kondisi dan objek yang menyenangkan. Jika hal ini memberi kepuasan yang
berkelanjutan maka akan menimbulkan tingkah laku yang siap untuk melakukan sesuatu.
Kaum paham kognitif mengatakan bahwa yang mempengaruhi perilaku individu adalah
proses pemikiran, karena penganut paham kognitif memfokuskan pada bagaimana individu
memproses informasi dan memberikan penafsiran untuk situasi khusus. Penganut paham
humanis mengatakan bahwa manusia bertindak dalam situasi lingkungan dan membuat
pilihan mengenai apa yang dilakukan, tetapi mereka lebih menaruh perhatian pada jalan
umum perkembangan seseorang, aktivitas dari potensi dan menghilangkan
gangguangangguan pada pertumbuhan seseorang.
Dari Koeswara mengatakan bahwa dalam disiplin ilmu psikologi, motivasi
merupakan konsep yang digunakan untuk menerangkan kekuatan-kekuatan yang ada dan
bekerja pada diri organisme atau individu yang menjadi penggerak dan pengarah tingkah
laku individu tersebut. Para teoritikus motivasi dalam menyusun konsepsi teori mengenai
motivasi bisa dikategorikan dalam tiga pendekatan yang utama, yakni:
1) Pendekatan Biologis,
2) Pendekatan Behavioristik, dan
3) Pendekatan Kognitif.
Teeven dan Smith dalam Martaniah menyatakan bahwa motivasi adalah konstruk dan
pengaktifan perilaku, sedangkan komponen yang lebih spesifik dari motivasi yang
berhubungan dengan tipeperilaku tertentu disebut motif.
Motif merupakan faktor penggerak yang menyebabkan timbulnya perilaku tertentu,
sedangkan motivasi struktur dari berbagai motif yang timbul pada diri seseorang. Kemudian
Smith dan Sarason memberikan pengertian motivasi berasal dari kata latin move yang berarti
dorongan atau menggerakkan, dengan demikian motivasi diartikan sebagai daya bergerak
dari dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas demi mencapai suatu tujuan.
Senada dengan di atas Terry dan Franklin menjelaskan bahwa di dalam diri individu yang
menggerakkan individu untuk melakukan tindakan untuk mencapai tujuan tertentu.
McDonald dalam Soemanto menyatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan
tenaga di dalam diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi
dalam usaha untuk mencapai tujuan. Di dalam rumusan ini terlihat ada tiga unsur penting,
yaitu:
1) Bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap diri manusia.
Perkembangan motivasi itu akan memcawa beberapa perubahan sistem neurofisiologis
yang ada dalam organisme manusia, dan penempakannya akan menyangkut kegiatan fisik
manusia.
2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeleng, efeksi seseorang. Dalam hal ini
motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, efeksi dan emosi yang dapat
menentukan tingkah laku manusia.
3) Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya
merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri
manusia, tetapi kemunculannya akan terangsang atau terdorong oleh adanya unsur yang
lain dalam hal ini adalah tujuan.
Motivasi dan belajar adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam kegiatan
belajar diperlukan motivasi yang mendukung belajar siswa. Belajar yang dilandasi oleh
motivasi yang kuat akan memberikan hasil belajar yang lebih baik.Sebagaimana diketahui
belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan dan sikap. Belajar
membawa perubahan perilaku. Perubahan tersebut bukan dalam arti perubahan dari segi
kelelehan fisik, penggunaan akibat obat, penyakit parah atau trauma fisik ataupun
pertumbuhan jasmani. Tetapi berupa perubahan tingkah laku yang secara relatig permanen
dan secara potensial terjadi sebagai hasil usaha belajar.
Slameto menjelaskan bahwa dalam kegiatan belajar, usaha belajar yang mengantarkan
kepada perubahan tingkah laku adalah, dalam hal menerima pelajaran secara tuntas,
menyelesaikan tugas-tugas pelajaran dan mempelajari buku-buku yang menunjang,
mengingat-ingat apa yang sudah dipelajari dan menghubungkan informasi belajar yang baru
diperoleh terhadap struktur kognitif yang sudah ada dalam ingatannya serta menghubungkan
apa yang sudah diketahuinya dengan pekerjaan di lapangan. Dalam pada itu, motivasi
sebagaimana diketahui adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri/pribadi seseorang yang
ditandai oleh dorongan dan reaksi-reaksi dalam usaha untuk mencapai tujuan yang
diinginkannya.
Secara sederhana, motivasi diartikan sebagai keingan untuk mencurahkan segala
tenaga untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Proses ini dirangsang oleh kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan individu. Artinya, dengan didasari atas pemenuhan kebutuhannya maka
seseorang akan berpacu untuk melakukan usaha sehingga pada akhirnya dapat memenuhi apa
yang dibutuhkannya dan terwujud dalam bentuk perilaku tertentu. Pemahaman terhadap
kebutuhan belajar akan merupakan motivasi yang kuat bagi peserta didik untuk berusaha
belajar. Kebutuhan belajar yang jelas dan disadari menimbulkan dorongan kuat untuk
mempelajarinya, sehingga memungkinkan proses belajar dapat berlangsung secara efektif.
Motivasi belajar mempunyai hubungan positif dengan hasil belajar Bahasa suatu mata
pelajaran. Atau kata lain tinggi rendahnya hasil belajar siswa ditentukan oleh tinggi
rendahnya motivasi belajar. Telah banyak temuan penelitian ini, bahwa motovasi belajar
mempunyai hubungan positif dengan hasil belajar suatu mata pelajaran. Maka dengan
demikian motivasi belajar memberikan kontribusi yang besar terhadap pencapaian hasil
belajar siswa. Sumbangan terhadap pencapaian hasil belajar tersebut cukup berarti dan tidak
dapat diabaikan bagi saja, apabila seorang siswa dalam rangka meraih hasil belajar yang
tinggi dalam suatu mata pelajaran. Bagi seseorang siswa yang memiliki motivasi belajar yang
tinggi, mempunyai keinginan dan dorongan untuk belajar suatu mata pelajaran, Siswa yang
mempunyai keinginan dan dorongan untuk belajar suatu mata pelajaran dilandasi oleh adanya
kebutuhan.
Salah satu kebutuhan yang dekat dengan keberhasilan dalam belajar suatu mata
pelajaran adalah kebutuhan berprestasi. Dirasakan adanya suatu kebutuhan untuk dapat
meraih hasil belajar yang tinggi merupakan salah satu jaminan untuk dapat menyelesaikan
kegiatan belajar yang ditempuhnya dengan baik. Siswa yang mempunyai motivasi belajar
yang tinggi, akan ditandai dengan keinginan berani untuk bersaing dan menerima umpan
balik serta dorongan untuk selalu bertanggung jawab dan pencapaian tujuan. Siswa yang
mempunyai keberanian dalam bersaing dan menerima umpan balik akan menjadikan peserta
didik selalu berkompetisi dan mengejar prestasi yang lebih tinggi.
Demikian pula siswa yang memiliki dorongan untuk bertanggung jawab dan
pencapaian tujuan belajar, menjadikan peserta didik untuk selalu disiplin dan terarah dalam
kegiatan belajar suatu mata pelajaran. Oleh karena itu peserta didik yang mempunyai
motivasi belajar yang tinggi, akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibandingkan
dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah. Maka dengan demikian, jika dalam
meningkatkan hasil belajar suatu mata pelajaran, perlu adanya upaya peningkatan motivasi
belajar siswa. Motivasi yang direalisasikan dalam wujud tindakan, merupakan salah satu
faktor yang dapat digunakan untuk memprediksi kemajuan belajar.
Dalam upaya peningkatan motivasi belajar siswa dengan hasil belajar suatu mata
pelajaran, sangat disadari sepenuhnya diperhadapkan pada kenyataan bahwa tidak semua
peserta didik mempunyai motivasi belajar yang sama, ada yang mempunyai motivasi belajar
tinggi, ada yang mempunyai motivasi belajarnya rendah, dan ada pula yang sama sekali tidak
mempunyai motivasi dalam belajar. Dari uraian di atas, bahwa perbedaan motivasi belajar
pada setiap siswa harus diupayak untuk diminimalkan oleh guru, sebab apabila dalam
sekelompok siswa terdapat kesenjangan motivasi belajar yang cukup besar atau didominasi
oleh sebagian besar siswa yang tanpa memiliki motivasi belajar, maka hasil belajar bisa tidak
tercapai secara optimal. Maka untuk itu, guru harus memiliki kemampuan untuk:
1) Mendorong timbulnya motivasi belajar.
2) Mengarahkan motivasi belajar guna mencapai tujuan dalam meraih hasil belajar suatu
mata pelajaran, dan
3) Memantapkan motivasi belajar agar dapat menjamin konsistensi perbuatan belajar
siswanya.
BAB III

METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Survey

a. Tempat Survey
Penelitian ini dilaksanakan di Salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Stabat.
b. Waktu Survey
Adapun penelitian ini di laksanakan pada Jumat, 17 April 2023

B. Subjek Survei Popolasi dan Sampel Survei


Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, apabila seseorang meneliti semua elemen
yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian atau studi
populasi atau studi status. Sampel adalah sebagaian dari subjek dalam populasi yang di teliti,
yang sudah tentu memicu secara respresentativ dalam mewakili populasinya.
a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah Pendidik dan Peserta didik
b. Sampel Sampel pada penelitian ini adalah Peserta didik.

C. Teknik Pgumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,
karena bertujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standart
data yang di tetapkan. Adapun teknik pengumpulan data yang di gunakan pada penelitian ini,
yaitu menggunakan wawancara dan observasi.
a. Metode Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan
pencatatan secara sistematis terhadap objek yang akan di teliti. Observasi di lakukan oleh
peneliti dengan cara pengamatan dan pencatatan.
b. Teknik Pengolahan Data
Analisa data di lakukan menggunakan metode kualitatif dengan cara interpretasi data dan
informasi yang telah dikumpulkan melalui pemahaman mendalam dengan objektifitas
dan reabilitas. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dilakukan sejak awal sampai
sepanjang proses penelitian berlangsung.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

a. Deskripsi Hasil Penelitian


Penelitian ini dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Stabat. Deskripsi hasil
penelitian :

Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi. Dari penelitian yang kami lakukan, Kami
menyimpulkan bahwa peranan guru tersebut dalam perkembangan anak didik adalah dia memotivasi
dengan memberikan ceramah positif atau nasehat-nasehat kecil setiap pembelajaran. Dalam proses
kegiatan belajar mengajar, serta melakukan beberapa kegiatan untuk memicu pemahaman peserta
didik mengenai materi agar lebih logis dan kritis dalam berpikir dan berimajinasi serta kreatif dan
inovatif.

Dalam menyampaikan materi dalam proses belajar mengajar yaitu dengan metode memberikan
pembelajaran yang menarik kepada peserta didik, dengan melakukan beberapa kegiatan tambahan
atau proses pembelajaran yang dibantu dengan multimedia yang tersedia di fasilitas sekolah untuk
meningkatkan mutu pada pribadi peserta didik, kemudian memberikan pertanyaan kecil tentang
materi yang sedang di ulas dengan tujuan menguji pemahaman atau penyerapan materi yang telah di
jelaskan atau disampaikan kepada peserta didik.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Motivasi adalah perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai dengan dorongan
yang berasal dari diri seseorang untuk mencapai tujuan. Dorongan dan reaksi-reaksi usaha yang
disebabkan karena adanya kebutuhan untuk berprestasi dalam hidup. Hal tersebut menjadikan
individu memiliki usaha, keinginan dan dorong untuk mencapai hasil belajar yang tinggi. Bahwa
Hasil belajar merupakan cerminan kemampuan penguasaan seseorang atas mata pelajaran yang
diajarkan. Hasil belajar yang tinggi merupakan lambang keberhasilan seseorang siswa dalam
studinya.

Peserta didik yang memiliki hasil belajar yang tinggimenunjukkan bahwa yang bersangkutan
memiliki tingkat kemampuan penguasaan yang tinggi pula terhadap mata pelajaran yang
diprogramkan, demikian pula sebaliknya. Dalam pembelajaran faktor motivasi mempunyai pengaruh
penting. Motivasi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan hasil belajar peserta didik,
dalam hal ini yang menjadikan perilaku untuk bekerja atau belajar dengan penuh inisiatif, kreatif dan
terarah. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, akan selalu berusaha untuk lebih baik dan ingin
selalu dipandang sebagai siswa yang berhasil dalam lingkungannya.

Maka dengan demikian hasil belajar itu bisa tercapai melalui berbagai bentuk dan merupakan
suatu kemampuan terhadap diri seseorang peserta didik. Proses pembelajaran pada akhirnya
akanmenghasilkan kemampuan seseorang yang meliputi pengatahuan, keterampilan dan sikap.

Perubahan yang terjadi terhadap kemampuan itu merupakan ukuran untuk mengatahui hasil
belajar siswa. Banyak teori tentang motivasi manusia telah dikembangkan oleh ahli psikologi yang
bekerja dalam satu dari tiga kerangka teori besar, yaitu: behaviorisme, psikologi kognitif, dan
humanisme. Motivasi adalah sesuatu perubahan tenaga di dalam diri/pribadi seseorang yang ditandai
oleh dorongan dan reaksi-reaksi usaha untuk mencapai tujuan dalam memenuhi kebutuhannya.
Motivasi dan belajar adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam kegiatan belajar diperlukan
motivasi yang mendukung belajar siswa. Belajar yang dilandasi oleh motivasi yang kuat akan
memberikan hasil belajar yang lebih baik.Sebagaimana diketahui belajar adalah proses orang
memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan dan sikap. Belajar membawa perubahan
perilaku.Perubahan tersebut bukan dalam arti perubahan dari segi kelelehan fisik, penggunaan akibat
obat, penyakit parah atau trauma fisik ataupun pertumbuhan jasmani. Tetapi berupa perubahan
tingkah laku yang secara relatig permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil usaha belajar.

Pemahaman terhadap kebutuhan belajar akan merupakan motivasi yang kuat bagi peserta
didik untuk berusaha belajar. Kebutuhan belajar yang jelas dan disadari menimbulkan dorongan kuat
untuk mempelajarinya, sehingga memungkinkan proses belajar dapat berlangsung secara efektif.

Motivasi siswa dalam belajar bahasa Inggris memiliki konlusi positif, dalam mengungkapkan hasil
belajar bahasa Inggris. Peningkatan motivasi siswa dalam belajar bahasa Inggris. Makin tinggi
motivasi belajar siswa, maka makin tinggi hasil belajar bahasa Inggris, demikian pula sebaliknya
makin rendah motivasi belajar siswa, maka makin rendah hasil belajar bahasa Inggris.

Bagi seorang siswa mempunyai motivasi belajar tidak terlepas dari salah satu tipe dasar
kebutuhan yaitu kebutuhan berprestasi. Manusia yang mempunyai kebutuhan berprestasi tinggi,
mempunyai keinginan tinggi untuk sukses, berani mengambil resiko, sanggup mengambil alih
tanggungjawab dalam tugas, menyukai keunikan, tangkas, cenderung gelisah, senang bekerja keras,
tidak takut menghadapi kegagalan apabila itu terjadi serta kecenderungan menonjolkan diri.

Adanya kecenderungan umum bahwa efek keberhasilan dan kegagalan pada motivasi, yaitu:
(1) motivasi meninggi mengikuti kegagalan diantra individu-individu yang menghasilkan motivasi
berprestasi, (2) motivasi merintangi mengikuti kegagalan diantara individu-individu yang rendah
dalam mengikuti motivasi berprestasi, (3) motivasi menurun mengikuti keberhasilan diantara
individu-individu yang rendah dalam menghasilkan motivasi berprestasi.

Maka dengan demikian motovasi belajar sebagai salah satu dari faktor-faktor psikologis turut
memberikan kontribusi terhadap upaya pencapaian hasil belajar. Dengan kata lain, mencapai hasil
belajar sebenarnya merupakan kata kunci dari motivasi seseorang siswa untuk belajar.

Yang tidak mempunyai motivasi belajar akan tidak menunjukkan kesungguhan dalam
belajar, sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak memuaskan. Makin tinggi motivasi belajar
peserta didik makin tinggi pula hasil belajar yang diperolehnya, dan begitu pula sebaliknya.
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian kami lakukan, dapat kami simpulkan bahwa peranan guru
mengajar untuk meningkatkan mutu pemahaman peserta didik pada saat proses belajar
mengajar terhadap peserta didiknya yaitu guru, selalu mengamati dan memantau apa saja
kebutuhan para peserta didik, dan pelayanan apa yang dibutuhkan dan seperti apa yang dapat
membantu perkembangan kognitif pada peserta didik dan keterampilan perkembangan lain
nya pada peserta didik. Maka dalam hal ini, peranan guru sangat terpenting dan sangat
terpatok pada hal tersebut, dikarena kan peserta didik berpedoman untuk mendapatkan
pendidikan yaitu dari seorang pendidik atau seorang guru di sekolah.
Motovasi belajar mempunyai hubungan positif dengan hasil belajar suatu mata
pelajaran. Maka dengan demikian motivasi belajar memberikan kontribusi yang besar
terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Sumbangan terhadap pencapaian hasil belajar
tersebut cukup berarti dan tidak dapat diabaikan bagi saja, apabila seorang siswa dalam
rangka meraih hasil belajar yang tinggi dalam suatu mata pelajaran. Bagi seseorang siswa
yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, mempunyai keinginan dan dorongan untuk
belajar suatu mata pelajaran, Siswa yang mempunyai keinginan dan dorongan untuk belajar
suatu mata pelajaran dilandasi oleh adanya kebutuhan. Salah satu kebutuhan yang dekat
dengan keberhasilan dalam belajar suatu mata pelajaran adalah kebutuhan berprestasi.
Dirasakan adanya suatu kebutuhan untuk dapat meraih hasil belajar yang tinggi merupakan
salah satu jaminan untuk dapat menyelesaikan kegiatan belajar yang ditempuhnya dengan
baik. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi, akan ditandai dengan keinginan
berani untuk bersaing dan menerima umpan balik serta dorongan untuk selalu bertanggung
jawab dan pencapaian tujuan. Siswa yang mempunyai keberanian dalam bersaing dan
menerima umpan balik akan menjadikan peserta didik selalu berkompetisi dan mengejar
prestasi yang lebih tinggi.
Demikian pula siswa yang memiliki dorongan untuk bertanggung jawab dan
pencapaian tujuan belajar, menjadikan peserta didik untuk selalu disiplin dan terarah dalam
kegiatan belajar suatu mata pelajaran. Oleh karena itu peserta didik yang mempunyai
motivasi belajar yang tinggi, akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibandingkan
dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah.
Maka dengan demikian, jika dalam meningkatkan hasil belajar suatu mata pelajaran,
perlu adanya upaya peningkatan motivasi belajar siswa. Motivasi yang direalisasikan dalam
wujud tindakan, merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan untuk memprediksi
kemajuan belajar.
Dalam upaya peningkatan motivasi belajar siswa dengan hasil belajar suatu mata
pelajaran, sangat disadari sepenuhnya diperhadapkan pada kenyataan bahwa tidak semua
peserta didik mempunyai motivasi belajar yang sama, ada yang mempunyai motivasi belajar
tinggi, ada yang mempunyai motivasi belajarnya rendah, dan ada pula yang sama sekali tidak
mempunyai motivasi dalam belajar.
Dari uraian di atas, bahwa perbedaan motivasi belajar pada setiap siswa harus
diupayak untuk diminimalkan oleh guru, sebab apabila dalam sekelompok siswa terdapat
kesenjangan motivasi belajar yang cukup besar atau didominasi oleh sebagian besar siswa
yang tanpa memiliki motivasi belajar, maka hasil belajar bisa tidak tercapai secara optimal.

B. Saran

Dalam penerapan sistem pendidikan di suatu negara perlu di adakannya evaluasi lebih
lanjut baik dari aspek guru, peserta didik, kurikulum maupun lembaga dan sekolah, sehingga
nantinya tidak terjadi kendala-kendala dalam proses pembelajaran di ruang kelas.
Kami mengetahui bahwa dalam penyelesaian tugas Mini Riset ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang kami miliki, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan rekomendasi, saran ataupun kritik yang sifatnya membangun
guna meyempurnakan tugas kami ini, agar dalam pembuatan tugas yang sama kedepannya
jauh lebih baik. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/287678-pengaruh-motivasi-dalampembelajaran-
dc0dd462.pdf

https://ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/ekonomi/article/view/144

https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article/view/336

https://www.neliti.com/publications/124912/pengaruh-interaksi-sosial-keluarga- motivasibelajar-
dan-kemandirian-belajar-terh
DAFTAR LAMPIRAN
A. Lampiran Angket-angket Responden
1. Angket Siswa Kelas XI DPIB 1 SMK N1 STABAT
2. Angket Siswa Kelas X TKDS SMK N1 STABAT
PERNYATAAN SKOR
NO
SS S R KS TS
Pembelajaran konstruksi bangunan menyenangkan bagi saya.
1
Menyenangkan bila menyelesaikan tugas-tugas konstruksi
2
bangunan dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran menggunakan e-learning membuat saya
3
lebih mudah memahami pembahasan materi konstruksi
bangunan.
Saya mengikuti pelajaran konstruksi bangunan karena saya
4
ingin mengetahui perencanaan dan proses pekerjaan
konstruksi bangunan.
Saya tertarik pada pelajaran ini, karena materi yang
5
disampaikan menarik sesuai dengan yang saya butuhkan
sebagai bekal untuk kegiatan Prakerin.
Saya mengikuti pelajaran ini karena kemauan saya sendiri.
6
saya mengikuti pelajaran ini karena takut dengan guru
7
pengampu.
Fasilitas di sekolah memadai dalam penggunaan media e-
8
learning (PC/ laptop /, tersedia koneksi internet, handphone
berbasis Android).
Saya senang menggunakan media e-learning Edmodo karena
9 tampilannya lebih menarik seperti sosial media Facebook
dalam mengerjakan kuis.
Saya senang menggunakan media e-learning Google
10
classroom karena mudah diakses baik melalui PC/ handphone
berbasis Android dalam pengerjaan kuis.
Pembelajaran menggunakan media e-learning menyenangkan
11
bagi saya.
12 Penggunaan media e-learning memudahkan saya berdiskusi
dengan guru dan sesama teman.
Penggunaan media e-learning Edmodo lebih mudah diakses
13 ketika berdiskusi pada materi konstruksi bangunan.
Penggunaan media e-learning Google class lebih mudah
14 diakses ketika berdiskusi tentang materi konstruksi bangunan.
Ketika saya mengalami kesulitan saya dengan mudah
15 bertanya pada guru dengan menggunakan media e-learning.
Jika saya menemui kesulitan dalam menyelesaikan studi
16
kasus Saya akan berusaha memanfaatkan media e-learning
untuk menyelesaikannya.
Jika saya menemui kesulitan dalam penyelesaian studi kasus
17
saya diam saja.
Saya akan mengumpulkan tugas yang diberikan waktu yang
18
tepat sesuai tenggat waktu yang telah ditentukan dalam
bentuk lembut mengajukan.
Saya tidak dapat mengumpulkan tugas dalam bentuk berkas
19
lunak karena susah.
Pembelajaran material konstruksi bangunan memberikan
20
banyak pengetahuan bagi saya.
Setelah menggunakan media e-learning hasil belajar saya
21
mengalami peningkatan terhadap kompetensi dasar konstruksi
bangunan.
22 Saya lebih suka nonton TV dibanding belajar.
Saya telah merencanakan kegiatan belajar setiap hari.
23
Saya merasa tidak mampu menyelesaikan setiap tugas mata
24
pelajaran yang diberikan

Saya yakin bisa memahami setiap pelajaran yang diajarkan


25
oleh guru.
26 Saya tidak memiliki jadwal belajar dirumah.
Saya percaya bisa mengerjakan setiap tugas yang diberikan
27
oleh guru.
Meskipun saya telah merencanakan untuk belajar sesuai
28
jadwal belajar, saya tetap malas untuk belajar
Meskipun saya tau resiko kegagalan itu ada, saya tidak takut
29
memperjuangkan cita-cita saya.
30 Bila saya ditegur oleh guru saya tidak menghiraukannya.
Meskipun saya tahu tidak akan mendapat prestasi yang baik,
31
saya akan tetap berusaha dan belajar.
Meskipun saya tahu tidak akan mendapat prestasi yang baik,
32
saya akan tetap berusaha dan belajar.
Bila ada PR yang diberikan oleh guru, saya tidak akan
33
menunda mengerjakannya
Ketika saya tidak mengerti tentang apa yang dijelaskan oleh
34
guru di depan, saya akan bertanya
Jika seseorang menghambat aktivitas belajar saya, maka saya
35
akan mencari alternatif untuk mengatasi hambatan itu.
Bila saya mendapat kritikan dari teman, saya merasa putus
36
Asa
Bila saya diberi tugas sekolah oleh guru, saya akan
37
mengabaikannya
Bila ada tugas yang tidak saya ketahui jawabannya, saya
38
menyimpan tugas itu dan memilih bermain.
Bila saya tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas mata
39 pelajaran pada kesempatan pertama, saya akan mengerjakan
tugas-tugas itu sampai berhasil.
Jika menghadapi PR yang sulit, maka saya memilih untuk
40
melihat pekerjaan teman
Ketika saya keliru dan dikritik oleh guru, saya sangat senang
41
karena itu menambah ilmu saya.
Saya merasa sangat malu jika mendapat nilai jelek, karena
42
bagi saya itu hal yang sangat memalukan.
Jika saya mendapat nilai jelek, saya yakin akan mampu
43
memperbaikinya.
Saya takut mencoba sesuatu karena pikiran saya dibayang-
44
bayangi oleh kegagalan.
KETERANGAN :

1. Setiap warna memiliki presentase yang berbeda

5% 25% 50% 75% 100%

2. Tidak semua sama memilih jawaban

3. Pilihan juga memiliki 4 opsi pilihan:

➢ SS : Sangat Sesuai
➢ S : Sesuai
➢ R : Cukup sesuai
➢ KS : Kurang sesuai
➢ TS : Tidak sesuai
B. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai