Disusun Oleh :
NPM : 03101711010
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Makalah dengan judul “Pola-Pola
Belajar”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
penyusunan makalah ini. Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................I
DAFTAR ISI........................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Identifikasi/ Faktor Masalah............................................................................................................2
C. Rumusan Masalah............................................................................................................................5
D. Tujuan..............................................................................................................................................6
E. Manfaat Penelitian...........................................................................................................................6
F. Batasan Istilah..................................................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN
A. TEORI BELAJAR...........................................................................................................................9
B. INDIKATOR-INDIKATOR PENILAIAN POLA BELAJAR.........................................................10
C. HASIL BELAJAR...........................................................................................................................11
D. MOTIVASI BELAJAR....................................................................................................................12
E. MOTIVASI INTRINSIK.................................................................................................................12
F. MOTIVASI EKSTRINSIK..............................................................................................................13
G. FUNGSI MOTIVASI BELAJAR.....................................................................................................13
H. INDIKATOR-INDIKATOR PENILAIAN MOTIVASI BELAJAR................................................13
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru untuk
tugas yang dibebankan kepada guru, karena guru merupakan tenaga profesional yang
dipersiapkan untuk itu. Pembelajaran di sekolah semakin berkembang dari pengajaran yang
lagi sekedar kegiatan mengajar yang mengabaikan kegiatan belajar yaitu sekedar
muka. Akan tetapi kegiatan pembelajaran lebih kompleks lagi dan dilaksanakan dengan
Siddiq(2009:1.9) yaitu :
pembelajaran dalam bentuk alat peraga. Pola pembelajaran ini sangat tergantung pada
2) Pola guru, alat bantu dan siswa. Pada pola ini guru sudah dibantu dengan
berbagai bahan pembelajaran yang disebut alat peraga pembelajaran dalam menjelaskan
3) Pola guru, media dan siswa. Pola pembelajaran ini sudah mempertimbangkan
keterbatasan guru yang tidak mungkin menjadi satu-satunya sumber belajar, guru dapat
menggantikan guru dalam pembelajaran. Jadi po1la no.3 ini, pola pembelajaran bergantian
antara guru dan media dalam berinteraksi dengan siswa.
4) Pola media dan siswa atau pola pembelajaran jarak jauh menggunakan media
hanya sekedar mengajar (seperti pola 1), karena membelajarkan yang berhasil harus
memberikan banyak perlakuan kepada siswa. Peran guru dalam pembelajaran lebih dari
sekedar sebagai pengajar ( informatory ) belaka, akan tetapi guru harus memiliki peran
dalam pembelajaran dan agar pola pembelajaran yang diterapkan juga dapat bervariasi,
maka bahan pembelajarannya harus dipersiapkan secara bervariasi juga. Salah satu
pembelajaran yang harus didesain bervariasi sesuai dengan pola pembelajaran yaitu pada
pelajaran matematika.
belajar tentang konsep-konsep dan struktur abstrak yang terdapat dalam matematika serta
mencari hubungan tentang konsep dan struktur matematika. Belajar matematika harus
melalui proses yang bertahap dari konsep yang sederhana ke konsep yang lebih kompleks.
pendekatan yang sesuai. Sehingga guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
Berdasarkan hasil observasi awal, nilai pada mata pelajaran matematika kelas I
SDN salah satu sekolah di Kota Ternate, khususnya KD : penjumlahan dan pengurangan
bilangan sampai 20 bahwa nilai KKM siswa yang telah ditetapkan oleh SDN adalah 65.
Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui presentase hasil belajar siswa sebagai berikut,
2
dari jumlah siswa kelas 1 yang berjumlah 36 siswa, hasil belajar siswa mengenai materi
atau sekitar 40 % dan 22 siswa belum mencapai KKM yang telah ditetapkan atau 60% dari
jumlah keseluruhan.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di atas mengenai hasil belajar
siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan, diperoleh permasalahan pada hasil
konsep yang terdapat di dalam buku dan belum memanfaatkan media pembelajaran secara
2) sebagian besar siswa belum mampu mencapai target KKM yang telah
ditetapkan sehingga hasil belajar yang dimiliki siswa masih rendah pada meteri
Hal ini disebabkan guru hanya memberikan penjelasan materi pelajaran melalui ceramah
kepada siswa;
4) keaktifan belajar dan kreatifitas belajar siswa masih rendah karena tidak
menjadi kurang efektif, karena siswa kurang merespon terhadap pelajaran yang
disampaikan, dan siswa masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal penjumlahan
karena sebagian besar siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru masih
guru harus menjelaskan kembali secara lebih jelas dengan menggunakan berbagai kata
dengan makna yang sama, misalnya diambil, dihilangkan, atau dibuang sampai siswa
paham akan maksud dari soal pengurangan tersebut sehingga pemahaman siswa tentang
penjumlahan dan pengurangan serta hasil belajar yang dimilikisiswa masih rendah.
Hasil belajar yang dimiliki siswa masih rendah dikarenakan nilai hasil belajar yang
diperoleh hanya beberapa siswa saja yang bisa dikatakan tuntas, sedangkan yang lainnya
belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah.
Sehingga pembelajaran semacam ini menyebabkan siswa menjadi cepat bosan dan tingkat
pemahaman siswa kurang. Maka dari itu peneliti menyajikan media pembelajaran yang
pengurangan bilangan agar siswa dapat dengan mudah memahami materi yang akan
ball”.
Kelebihan dari media pembelajaran “cristal ball” ini jika digunakan dalam
adalah : dengan menggunakan media “cristal ball” ini dapat membantu siswa dalam
mengerjakan soal-soal penjumlahan dan pengurangan dengan mudah, siswa lebih aktif dan
kreatif dalam proses pembelajaran matematika, selain itu warnadari media “cristal ball”
sangat bervariasi dan bentuknya yang bulat dapat menarik perhatian siswa, karena tingkat
perkembangan kemampuan berfikir pada usia siswa kelas 1 SD masih dalam tahap
operasional konkrit dan pada tingkat perkembangan proses berfikir siswa SD adalah
tingkat perkembangan proses berfikir mekanistis, yang artinya siswa akan lebih mudah
Oleh sebab itu, bahan pembelajaran di SD harus lebih bisa menyajikan bahan
4
pembelajaran yang mudah dipahami oleh siswa khususnya kelas I yaitu dengan benda
konkrit yang mudah dihafal sehingga media “cristal ball” ini sangat cocok untuk
diterapkan sebagai media pembelajaran dan perkembangan siswa SD pada usia bermain
dengan menggunakan media “cristal ball” ini siswa dapat belajar dalam suasana bermain
dengan demikian siswa diharapkan mudah memahami konsep dari penjumlahan dan
pengurangan sehingga hasil belajar yang dimiliki siswa nantinya dapat meningkat dengan
baik.
Namun terdapat pula kelemahan dari media “cristal ball” ini yaitu siswa harus
lebih teliti dalam meletakkan media “cristal ball” saat menghitung soal-soal penjumlahan
dan pengurangan. Penggunaan media “cristal ball” masih belum dikenal di seluruh SDN
Kota Ternate sehingga guru belum pernah memanfaatkan media ini, dengan
belajar siswa juga meningkat dan memperoleh manfaat besar sesuai dengan kebutuhan
kurikulum maka perlu dilakukan penelitian tentang pemanfaatan media“cristal ball” untuk
meningkatkan hasil belajar siswa mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai
B. Identifikasi/Fokus Masalah
Dari latar belakang masalah diatas fokus masalah dalam penelitian ini yaitu:
rendahnya nilai yang diperoleh siswa dikarenakan, pada proses pembelajaran guru masih
disampaikan tanpa adanya media pembelajaran yang digunakan sehingga hasil belajar
siswa rendah. Oleh sebab itu, peneliti memanfaatkan media pembelajaran “cristal ball”
yang akan digunakan dalam menerapkan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan
sampai 20 pada siswa kelas I SDN di Kota Ternate yang bertujuan untuk meningkatkan
bilangan setelah memanfaatkan media “cristal ball” pada siswa kelas I SDN
Di Kota Ternate ?
D. Tujuan
belajar siswa mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan pada siswa kelas I
memanfaatkan media “cristal ball” pada siswa kelas I SDN Kota Ternate.
8
BAB II
PEMBAHASAN
Pola Belajar adalah suatu rangkaian belajar seorang siswa yang dilakukan secara
berkelanjutan dan menjadi sebuah kecenderungan. Dalam proses belajar juga memiliki
sebuah gangguan-gangauan yang terdapat dalam faktur pendukung dan factor penghambat
yang akan selalu ada dalam proses belajar yang akan dijalani oleh siswa/i.
Salah satu pola belajar siswa dimana siswa merumuskan dan memecahkan masalah dengan
menggunakan berbagai kaidah logika formal yang telah dikuasainya disebut dengan
Problem solving adalah belajar memecahkan masalah. Pada tingkat ini para peserta didik
belajar merumuskan memecahkan masalah, memberikan respons terhadap rangsangan yang
menggambarkan atau membangkitkan situasi problematik, yang mempergunakan berbagai
kaidah yang telah dikuasainya.
Menurut Sriyono (dalam Roestiyah, 2000:106) menyatakan:
Pola belajar ialah merupakan sejumlah rangkaian prosedur dalam belajar yang dapat
membantu siswa dalam menguasai materi pelajaran. Pola belajar di antaranya pola belajar
mandiri, pola belajar terbimbing, pola belajar kelompok, pola belajar diskusi, dan lain-lain.
Dari masing-masing pola belajar tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Dalam pelaksanaannya pola belajar mandiri telah biasa dilakukan oleh siswa dirumahnya
masing-masing.
9
B. Indikator-indikator Penilaian Pola Belajar
Instrumen yang digunakan dalam penilaian indikator-indikator pola belajar antara lain:
1. Persiapan Belajar
Seorang siswa dikatakan memiliki kesiapan belajar berarti siswa harus sudah
mengetahui apa saja yang nantinya akan dipelajari, materi apa yang akan disipakan oleh
guru dan alat-alat bantu apa saja yang dibutuhkan dalam kegiatanpembelajaran tersebut.
Persiapan belajar pada dasarnya terdiri dari beberapa penilaian, antara lain mengenai
anak didik. Kesiapan maksutnya bahwa anak sudah matang dan sudah mengetahui apa
yang diperlukan untuk menerima tugas pelajaran, atau dengan kata lain bahwa anak
akan bertambah kecepatn belajarnya baik di rumah atau di sekolah jika ada padanya
penting dari proses belajar, siswa dituntut untuk dapat menguasai bahan pelajaran yang
diberikan. Jika guru memberikan pekerjaan rumah, maka siswa harus mampu
pelajaran, apakah belajar sebelum proses pembelajaran dimulai, atau mencatat materi
pelajaran yang dapat membantu dalam proses belajar siswa. Keberhasilan siswa dalam
Menurut Slameto (2003:2), “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
memperoleh perubahan secara keseluruhan, orang satu dengan lainnya tidak dapat
Pembuatan jadwal dan catatan juga merupakan salah satu indikator yang digunakan
untuk menentukan pola belajar siswa. Setiap siswa memiliki pola-pola
tersendiri untuk memahami pembelajaran. Deskriptor yang digunakan untuk
menentukan indikator ini antara lain: mencatat jadwal pelajaran, membuat jadwa
belajar, disiplin melaksanakan jadwal tersebut, metode yang digunakn dalam membuat
catatan, dan membaca kembali materi yang sudah dipelajari.
4. Mengerjakan tugas
sebagai suatu metode atau cara mengajar merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh
guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian
C. Hasil Belajar
Hasil belajar dapat diartikan dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil sendiri bisa
diartikan sebagai perolehan dari apa yang sudah kita lakukan dari sebuah aktifitas atau
proses yang kita lalui. Sedangkan belajar dapat diartikan sebagai usaha kita untuk
pola kita dalam memahami sesuatu. Ketika kita merasakan adanya perubahan, itu
Setiap kegiatan belajar dapat menghasilkan suatu perubahan yang khas sebagai
hasil belajar. Hasil belajar bisa dicapai oleh pe1s1erta didik melalui usaha-usaha
sebagai
perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai secara optimal. Setiap peserta didik
akan memperoleh hasil yang tidak serupa hal itu dikarenakan oleh faktor – faktor yang
D. Motivasi Belajar
Pengertian motif sendiri dalam bahasa Inggris adalah motive berasal dari kata
"motion" yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak. Dari kata motif itu motivasi
dapat diartikan sebagai daya penggerak yang menjadi aktif. Pada saat – saat tertentu
motif dapat menjadi aktif apalgi jika kebutuhan yang ingin dicapai sangatlah tinggi.
bertalian erat dengan suatu tujuan dan cita-cita. Makin berharganya tujuan itu bagiyang
bersangkutan, makin kuat pula motifnya sehingga motif itu sangat berguna bagi
tindakan atau perbuatan seseorang. Guna atau fungsi dari motif-motif itu adalah:tujuan
itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan itu”.
E. Motivasi Intrinsik
kuat berasal dari dalam diri seseorang. Sedangkan menurut John W Santrock (2003 :
476) mengatakan motivasi intrinsik adalah keinginan dari dalam diri seseorang untuk
menjadi kompeten, dan melakukan sesuatu demi usaha itu sendiri. Selain itu
Thursan (2008 : 28) juga mengemukakan motif intrinsik adalahmotif yang mendorong
pengaruh yang kuat karena hal yang berasal dari dalam diri seseorang, keinginan orang
itu sendiri untuk mendapatkan sesuatu di banding dengan pengaruh orang lain.
12
F. Motivasi Ekstrinsik
timbul manakala terdapat rangsangan dari luar individu. Sedangkan menurut Thomas
(2010 : 39) motivasi ekstrinsi adalah motivasi penggerak atau pendorongdari luar yang
diberikan dari ketidak mampuan individu sendiri. Lalu Jhon W Santrock (2003 : 476)
merupakan daya penggerak untuk mendorong seseorang belajar lebih giat lagi.
Setiap variabel yang digunakan dalam suatu penelitian tentu memiliki beberpa
indikator yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan variabel tersebut.
Indikator-indikator yang digunakan dalam motivasi belajar antara lain:
Menurut KBBI, ketentuan merupakan sesuatu yang sudah tentu atau yang telah
rumah. 13
b) Ulet dalam menghadapi kesulitan
Minat merupakan rasa ketertarikan, perhatian, keinginan lebih yang dimiliki seseorang
terhadap suatu hal, tanpa ada dorongan. Minat tersebut akan menetap dan berkembang
pada dirinya untuk memperoleh dukungan dari lingkungannya yang berupa
pengalaman.
14
BAB III
PENUTUP
Dalam hal ini tentunya baik guru maupun siswa harus bisa benar – benar
memilih saat – saat penerapan pola belajar tersebut karena tidak dapat lagi
dipungkiri bahwa beberapa metode belajar secara langsung ataupun tidak langsung
Pola belajar juga sangat mempengaruhi hasil belajar siswa dan juga motivasi belajar
siswa,jika dengan adanya metode belajar ini dapat berpengaruh baik untuk pola belajar
siswa maka juga akan berefek baik bagi hasil dan motivasi belajarnya
15