Anda di halaman 1dari 18

PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3 (TIGA)

1. Yarman Sia Harefa (202117058)


2. Silih Mentari Zega (202117049)
3. Arikasian Zendrato (202117005)
4. Idam Kurnia Putri Hulu (202117022)
5. Ruti Faeri Telaumbanua (202117047)
6. Ester Hia (202117014)

Kelas / Semester : B / II
Mata Kuliah : Dasar-Dasar Dan Proses Pembelajaran Matematika

Dosen Pengampu : Drs. Amin Otoni Harefa, M.Pd.

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI

FAKULTAS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM (FPMIPA)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Makalah yang berjudul “PENDEKATAN
DAN METODE PEMBELAJARAN” ini sebagai pemenuhan tugas pada mata kuliah Dasar-dasar
dan Proses Pembelajaran Matematika. Selama penyusunan makalah ini banyak kendala yang
dihadapi, namun berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak semua kendala tersebut
dapat teratasi. Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis, penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada berbagai pihak yang telah
mengambil bagian dalam penyelesaian makalah ini .

Penulis merasa masih banyak kelemahan dan kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran


bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.

Gunungsitoli, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................................................1


B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
C. Tujuan .............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................2

A. Pengertian Metode Pembelajaran....................................................................................2


B. Macam-macam Metode Pembelajaran.............................................................................2
C. Pengertian Pendekatan Pemberlajaran...........................................................................10
D. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran....................................................................10

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................14

A. Kesimpulan ...................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................15

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak
untuk menghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk
menghubungkannya dengan kehidupan sehari – hari. Akibatnya? Ketika anak didik lulus dari
sekolah, mereka pintar secara teoritis, akan tetapi mereka miskin aplikasi.
Maka dari itulah kami menyusun makalah ini untuk memberi penjelasan sedikit
tentang Pendekatan & Metode Pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga ditujukan sebagai
tugas mata kuliah Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Metode Pembelajaran?
2. Apa saja jenis-jenis Metode Pembelajaran?
3. Apa yang dimaksud dengan Pendekatan Pembelajaran?
4. Apa saja jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Metode Pembelajaran
2. Untuk mengetahui jenis – jenis metode pembelajaran
3. Untuk mengetahui pendekatan pembelajaran
4. Untuk mengetahui jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti,
metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Keberhasilan
implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode
pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan
melalui penggunaan metode pembelajaran. 
Cara atau metode mengajar yang digunakan untuk menyampaikan informasi berbeda dengan
cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan, dan
sikap (kognitif, psikomotor, efektif). Khusus metode mengajar di dalam kelas, efektivitas suatu
metode dipengaruhi oleh faktor tujuan, faktor siswa, faktor situasi, dan faktor guru itu sendiri.
Dengan memiliki pengetahuan secara umum mengenai sifat berbagai metode, seorang guru
akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dalam situasi dan kondisi pengajaran
yang khusus. 

B. Macam–macam Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan
secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Peranan guru dan murid
berbeda secara jelas, yaitu guru terutama dalam menuturkan dan menerangkan secara aktif,
sedangkan murid mendengarkan dan mengikuti secara cermat serta membuat catatan tentang
pokok persoalan yang diterangkan oleh guru. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan metode
ceramah bergantung sebagian besar padanya.
Metode ini dipergunakan :
a) Bila akan menyampaikan sesuatu kepada orang banyak.

2
b) Bila guru seorang pembicara yang baik dan berwibawa hendaklah merangsang anak didik
untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
c) Bila tidak ada metode – metode yang lain yang mungkin dipergunakan, dan materi yang
akan disampaikan cukup banyak.
d) Bila bahan yang akan disampaikan merupakan instruksi.

Ada beberapa alasan mengapa metode ceramah sering digunakan. Alasan ini sekaligus
merupakan keunggulan metode ini :
1) Ceramah merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam
hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan – peralatan yang
lengkap. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan
demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang
banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok – pokoknya oleh guru dalam waktu yang
singkat.
3) Ceramah dapat memberikan pokok – pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru
dapat mengatur pokok – pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4) Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas
merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.
Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan
persiapan–persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk
mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya :
1) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang
dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang
diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan
tergantung pada apa yang dikuasai guru.

3
2) Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.
Verbalisme adalah “penyakit” yang sangat mungkin disebabkan oleh proses ceramah.
Oleh karena itu, dalam proses penyajiannya guru hanya mengandalkan bahasa verbal dan
siswa hanya mengandalkan kemampuan auditifnya. Sedangkan, disadari bahwa setiap
siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap
materi pembelajaran melalui pendengarannya.
3) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap
sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di
dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses
pembelajaran, pikirannya melayang kemana – mana, atau siswa mengantuk, oleh karena
gaya bertutur guru tidak menarik.
4) Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa
yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya,
dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya
sudah paham.

2. Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas
dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa
hanya sekedar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran
lebih konkret. 
Metode ini dipergunakan apabila siswa menunjukkan keterampilan tertentu.
a) Untuk memudahkan berbagai penjelasan, sebab penggunaan bahasa dapat lebih terbatas,
untuk menghindari verbalisme.
b) Untuk membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh
perhatian sebab akan menarik.

4
Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di
antaranya :
1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa
disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi.
3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini
kebenaran materi pembelajaran.
Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa
kelemahan, di antaranya :
1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan
yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak
efektif lagi.
2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan – bahan, dan tempat yang memadai yang
berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan
ceramah.
3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru
dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan
kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

3. Metode Diskusi
Diskusi adalah kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah untuk mengambil
keputusan. Diskusi selalu diarahkan kepada pemecahan masalah yang menimbulkan berbagai
macam pendapat dan akhirnya diambil suatu kesimpulan.
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberi
kesempatan kepada para siswa (kelompok – kelompok siswa) untuk mengadakan
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun
berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.

5
Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab
pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat keputusan
(Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi.
Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara
bersama – sama.
Metode diskusi dilakukan bila ada soal – soal sebaiknya pemecahannya diserahkan
kepada siswa.
a) Untuk mencari keputusan suatu masalah.
b) Untuk menimbulkan kesanggupan pada anak didik dalam merumuskan pikirannya secara
teratur sehingga dapat diterima orang lain.
c) Untuk membiasakan anak didik suka mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda
dengan pendapatnya sendiri, membiasakan bersikap toleran. 
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan belajar
mengajar, antara lain :
1) Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan
gagasan dan ide – ide.
2) Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan.
3) Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di
samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya :
1) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang
memiliki keterampilan berbicara.
2) Kadang – kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3) Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang – kadang tidak sesuai dengan yang
direncanakan.
4) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak
terkontrol. Akibatnya, kadang – kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga
dapat mengganggu iklim pembelajaran.

6
Jenis – jenis Diskusi :
1) Diskusi Kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang
dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan
dalam jenis diskusi ini adalah : pertama, guru membagi tugas sebagai pelaksanaan
diskusi, misalnya siapa yang akan menjadi moderator, siapa yang menjadi
penulis. Kedua, sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan
masalah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit. Ketiga, siswa diberi kesempatan
untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator. Keempat, sumber
masalah memberi tanggapan, dan kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi.
2) Diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok – kelompok.
Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan guru
menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi – bagi ke
dalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi
dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.
3) Simposium
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari
berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium dilakukan untuk memberikan
wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para penyaji memberikan pandangannya
tentang masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan
hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya.
4) Diskusi panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang
panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang di hadapan audiens. Diskusi panel berbeda
dengan jenis diskusi lainnya. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat secara langsung,
tetapi berperan hanya sekedar peninjau para panelis yang sedang melaksanakan diskusi.
Oleh sebab itu, agar diskusi panel efektif perlu digabungkan dengan metode lain,
misalnya dengan metode penugasan. Siswa disuruh untuk merumuskan hasil pembahasan
dalam diskusi.

7
4. Metode Pemberian Tugas Belajar (Resitasi)
Metode pemberian tugas belajar resitasi sering disebut metode pekerjaan rumah yaitu
metode dimana siswa diberi tugas di luar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan metode ini siswa
dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah, tetapi dapat diperpustakaan, di
laboratorium, di kebun percobaan, dan sebagainya untuk dipertanggung jawabkan kepada
guru.
Metode resitasi dilakukan apabila guru mengharapkan agar semua pengetahuan
yang diterima siswa lebih mantap. Untuk mengaktifkan siswa mempelajari sendiri suatu
masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan soal – soal sendiri, mencoba sendiri, dan
agar siswa-siswi lebih rajin.
Kelebihan metode resitasi :
1) Baik sekali untuk mengisi waktu luang yang konstruktif.
2) Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan sebab dalam metode ini
siswa harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang telah dikerjakan.
3) Membisakan siswa giat belajar.
4) Memberikan tugas siswa yang bersifat praktis umpamanya membuat laporan tentang
peribadatan di daerah masing – masing, kehidupan sosial dan sebagainya.
Selain memiliki kelebihan, resitasi juga memiliki kekurangan, diantaranya :
1) Sering kali tugas dirumah itu dikerjakan oleh orang lain sehingga siswa tidak tahu
menahu pekerjaan tersebut.
2) Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individual siswa dalam kemampuan dan
minat belajar.
3) Sering kali siswa tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup menyalin hasil pekerjaan
temannya.
4) Apabila tugas itu selalu banyak atau terlalu berat, akan menganggu keseimbangan mental
siswa.

5. Metode Tanya-Jawab
Metode tanya jawab ialah suatu metode di dalam pendidikan dan pengajaran di mana
guru bertanya sedangkan murid – murid menjawab tentang bahan materi yang ingin
diperolehnya.
8
Dalam proses belajar-mengajar, bertanya memegang peranan yang penting, sebab
pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengajuan yang tepat akan :
a) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar – mengajar.
b) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang
dibicarakan.
c) Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif siswa, sebab berpikir itu sendiri adalah
bertanya.
d) Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar
dapat menentukan jawaban yang baik.
e) Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.
Metode Tanya – Jawab dilakukan :
a) Sebagai ulangan pelajaran yang telah diberikan.
b) Sebagai selingan dalam pembicaraan.
c) Untuk merangsang anak didik agar perhatiannya tercurah kepada masalah yang sedang
dibicarakan.
d) Untuk mengarahkan proses berpikir.
Metode Tanya – Jawab memiliki kelebihan, antara lain :
1) Kelas akan hidup karena anak didik aktif berpikir dan menyampaikan pikiran melalui
berbicara.
2) Baik sekali untuk melatih anak didik agar berani mengembangkan pendapatnya dengan
lisan secara teratur.
3) Timbulnya perbedaan pendapat di antara anak didik, atau guru dengan anak didik, akan
membawa kelas ke dalam suasana diskusi.
Selain memiliki kelebihan, metode tanya – jawab juga memiliki kelemahan,
diantaranya adalah :
1) Apabila terjadi perbedaan pendapat akan banyak waktu untuk menyelesaikannya.
2) Kemungkinan akan terjadi penyimpangan perhatian anak didik, terutama apabila terdapat
jawaban – jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya, tetapi bukan sasarannya yang
dituju.
3) Dapat menghambat cara berpikir, apabila guru kurang menguasai teknik pemakaian
metode ini.
9
C. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang
digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.

D. Macam – Macam Pendekatan Pembelajaran


Ada beberapa macam pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar, antara lain :
1. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan
melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar
mengetahui, mengingat dan memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi target
penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan masalah
dalam kehidupannya. Dengan demikian proses pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil
belajar, sehingga guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif
dengan prinsip membelajarkan – memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa.
Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya.
Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Guru bertugas
mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk merumuskan, menemukan
sesuatu yang baru bagi kelas yang dapat berupa pengetahuan, keterampilan dari hasil
“menemukan sendiri” dan bukan dari “apa kata guru”.
Penggunaan pembelajaran kontekstual memiliki potensi tidak hanya untuk
mengembangkan ranah pengetahuan dan keterampilan proses, tetapi juga untuk
mengembangkan sikap, nilai, serta kreativitas siswa dalam memecahkan masalah yang
terkait dengan kehidupan mereka sehari – hari melalui interaksi dengan sesama teman,
misalnya melalui pembelajaran kooperatif, sehingga juga mengembangkan keterampilan
sosial (Dirjen Dikmenum, 2002:6).

10
2. Pendekatan Konstruktivisme
Kontruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual. Yaitu bahwa
pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba(Suwarna,2005).
Menurut Caprio (1994), McBrien Brandt (1997), dan Nik Aziz (1999)  kelebihan teori
konstruktivisme ialah pelajar berpeluang membina pengetahuan secara aktif melalui proses
saling pengaruh antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru. Pembelajaran
terdahulu dikaitkan dengan pembelajaran terbaru. Perkaitan ini dibina sendiri oleh pelajar.
Menurut teori konstruktivisme, konsep-konsep yang dibina pada struktur kognitif seorang
akan berkembang dan berubah apabila ia mendapat pengetahuan atau pengalaman
baru. Rumelhart dan Norman (1978) menjelaskan seseorang akan dapat membina konsep
dalam struktur kognitifnya dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan
yang sedia ada padanya dan proses ini dikenali sebagai accretion. Selain itu, konsep-konsep
yang ada pada seseorang boleh berubah selaras dengan pengalaman baru yang dialaminya
dan ini dikenali sebagai penalaan atau tuning. Seseorang juga boleh membina konsep-konsep
dalam struktur kognitifnya dengan menggunakan analogi, iaitu berdasarkan pengetahuan
yang ada padanya. Menurut Gagne, Yekovich, dan Yekovich (1993) konsep baru juga boleh
dibina dengan menggabungkan konsep-konsep yang sedia ada pada seseorang dan ini
dikenali sebagai parcing.
Pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam proses pembelajaran kerena belajar
digalakkan membina konsep sendiri dengan menghubungkaitkan perkara yang dipelajari
dengan pengetahuan yang sedia ada pada mereka. Dalam proses ini, pelajar dapat
meningkatkan pemahaman mereka tentang sesuatu perkara.
Kajian Sharan dan Sachar (1992, disebut dalam Sushkin, 1999) membuktikan kumpulan
pelajar yang diajar menggunakan pendekatan konstruktivisme telah mendapat pencapaian
yang lebih tinggi dan signifikan berbanding kumpulan pelajar yang diajar menggunakan
pendekatan tradisional. Kajian Caprio (1994), Nor Aini (2002), Van Drie dan Van Boxtel
(2003), Curtis (1998), dan Lieu (1997) turut membuktikan bahawa pendekatan
konstruktivisme dapat membantu pelajar untuk mendapatkan pemahaman dan pencapaian
yang lebih tinggi dan signifikan.

11
3. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada
bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses
pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah
persoalannya dan konsep dasarnya (Suwarna, 2005).

4. Pendekatan Induktif
Ciri utama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi adalah menggunakan data
untuk membangun konsep atau untuk memperoleh pengertian. Data yang digunakan
mungkin merupakan data primer atau dapat pula berupa kasus-kasus nyata yang terjadi
dilingkungan.
Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan deduktif dimulai
dengan menyajikan generalisasi atau konsep. Dikembangkan melalui kekuatan argumen
logika. Contoh urutan pembelajaran: (1) definisi disampaikan; dan (2) memberi contoh, dan
beberapa tugas mirip contoh dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji pemahaman
siswa tentang definisi yang disampaikan.

5. Pendekatan Konsep
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa dibimbing
memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya. Dalam
proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan subkonsep yang menjadi fokus.
Dengan beberapa metode siswa dibimbing untuk memahami konsep.

6. Pendekatan Proses
Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan
siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan,
menafsirkan, dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan
dikembangkan sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan
langsung siswa dalam kegiatan belajar.
Dalam pendekatan proses, ada dua hal mendasar yang harus selalu dipegang pada setiap
proses yang berlangsung dalam pendidikan. Pertama, proses mengalami. Pendidikan harus
12
sungguh menjadi suatu pengalaman pribadi bagi peserta didik. Dengan proses mengalami,
maka pendidikan akan menjadi bagian integral dari diri peserta didik; bukan lagi potongan-
potongan pengalaman yang disodorkan untuk diterima, yang sebenarnya bukan miliknya
sendiri. Dengan demikian, pendidikan mengejawantah dalam diri peserta didik dalam setiap
proses pendidikan yang dialaminya

7. Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat


National Science Teachers Association (NSTA) (1990 :1) memandang STM sebagai the
teaching and learning of science in thecontext of human experience. STM dipandang sebagai
proses pembelajaran yang senantiasa sesuai dengan konteks pengalaman manusia. Dalam
pendekatan ini siswa diajak untuk meningkatakan kreativitas, sikap ilmiah, menggunakan
konsep dan proses sains dalam kehidupan sehari-hari.Definisi lain tentang STM
dikemukakan oleh Penn State (2006:1) bahwa STM merupakan an interdisciplinary approach
whichreflects the widespread realization that in order to meet the increasingdemands of a
technical society, education must integrate acrossdisciplines.
Dengan demikian, pembelajaran dengan pendekatan STM haruslah diselenggarakan
dengan cara mengintegrasikan berbagai disiplin (ilmu) dalam rangka memahami berbagai
hubungan yangterjadi di antara sains, teknologi dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa
pemahaman kita terhadap hubungan antara sistem politik, tradisi masyarakat dan bagaimana
pengaruh sains dan teknologi terhadap hubungan-hubungan tersebut menjadi bagian yang
penting dalampengembangan pembelajaran di era sekarang ini.
Hasil penelitian dari National Science Teacher Association (NSTA) (dalam Poedjiadi,
2000) menunjukan bahwa pembelajaran sains dengan menggunakan pendekatan STM
mempunyai beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan cara biasa. Perbedaan tersebut
ada pada aspek : kaitan dan aplikasi bahan pelajaran, kreativitas, sikap, proses, dan konsep
pengetahuan. Melalui pendekatan STM ini guru dianggap sebagai fasilitator dan informasi
yang diterima siswa akan lebih lama diingat. Sebenarnya dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan STM ini tercakup juga adanya pemecahan masalah, tetapi masalah
itu lebih ditekankan pada masalah yang ditemukan sehari – hari, yang dalam pemecahannya
menggunakan langkah – langkah  ilmiah.

13
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti,
metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Keberhasilan
implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode
pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan
melalui penggunaan metode pembelajaran.
Ada beberapa macam metode, diantaranya :
a) Metode Ceramah
b) Metode Demonstrasi
c) Metode Diskusi
d) Metode Pemberian Tugas Belajar (Resitasi)
e) Metode Tanya – Jawab
Metode – metode diatas memiliki kelebihan dan kelemahan masing – masing. Disamping itu
juga ada pendekatan dalam pembelajaran. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan
metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina. “Strategi Pembelajaran”. (Jakarta : Kencana, Cetakan ke-10. 2013)


Ahmadi, Abu, dkk. “Strategi Belajar Mengajar”. (Bandung : CV Pustaka Setia, Cetakan ke-2.
2005)
Hasibun, J.J. dkk.  “Proses Belajar Mengajar”. (Bandung : Remadja Karya, Cetakan ke-2. 1986)
http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/
http://groups.yahoo.com/group/sd-islam/message/1907
http://bubudcitra.worpress.com/

15

Anda mungkin juga menyukai