TUJUAN PEMBELAJARAN
OLEH :
KELOMPOK 5
SISKA JUNITA (2030111134)
WIDIA YONA MUFLIHA (2030111153)
YELVINA (2030111159)
DOSEN PENGAMPU :
ERIKA SARI, M.Pd
Puji syukur tiada henti-hentinya kami ucapkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah Strategi Pembelajaran MI/SD yang berjudul "Tujuan Pembelajaran" ini
dengan lancar, serta kami dapat memaksimalkan kemampuan kami dalam
penyusunan makalah ini dengan baik. Dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih
banyak kepada dosen pengampu mata kuliah ini yaitu ibu Erika Sari, M.Pd yang
telah memberikan amanah kepada kelompok kami untuk menyusun makalah ini
dengan baik. Sehingga kami dapat belajar dan menambah pengetahuan dengan
materi yang kami susun ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan komponen terpenting dalam kehidupan
seharihari. Pembelajaran mempunyai peranan dan fungsi yang cukup penting
bagi kehidupan manusia, baik pendidikan dalam aspek kognitif, afektif (sikap,
maupun psikomotorik). Oleh karena itu, sudah menjadi suatu keharusan bagi
manusia untuk dapat merasakan proses tersebut. pembelajaran diakui sebagai
kekuatan yang dapat mendorong manusia mencapai kemajuan peradaban.
Selain itu pendidikan memberikan bekal kepada manusia untuk menyongsong
hari esok yang lebih cerah dan lebih manusiawi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah dalam latar belakang, maka penulis dalam
hal ini akan merumuskan permasalahan dalam beberapa pertanyaan.
1. Apa pengertian tujuan pembelajaran?
2. Apa saja spesifikasi tujuan pembelajaran?
1
3. Apa saja taksonomi tujuan pembelajaran?
4. Apa saja perumusan tujuan pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka didapatkan tujuan penulisan
makalah dalam beberapa manfaat.
1. Untuk mengetahui pengertian tujuan pembelajaran
2. Untuk mengetahui spesifikasi tujuan pembelajaran
3. Untuk mengetahui taksonomi tujuan pembelajaran
4. Untuk mengetahui perumusan tujuan pembelajaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tujuan Pembelajaran
Tujuan merupakan hasil usaha yang diinginkan, yakni hasil yang diinginkan
pada akhir serangkaian kegiatan. Tujuan hendaknya dinyatakan sebelum
pelaksanaan kegiatan, dan perlu diriview secara terus menerus baik isi (substansi)
maupun teknis penulisannya.
Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang
diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi
(Gerlach dan Ely, 1980). Tujuan pembelajaran itu merupakan bentuk harapan
yang dikomunikasikan melalui pertanyaan dengan cara menggambarkan
perubahan yang diinginkan pada diri siswa, yakni pernyataan tentang apa yang
diinginkan pada diri siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajar. Menurut
(Suryosubroto, 1990: 20-21) tujuan pembelajaran adalah rumusan secara
terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh peserta belajar sesudah ia melewati
kegiatan instruksional yang bersangkutan dengan berhasil.
Pentingnya perumusan tujuan di dalam kegiatan pembelajaran adalah karena
adanya beberapa alasan:
1. Memberikan arah kegiatan pembelajaran. Bagi guru, tujuan pembelajaran
akan mengarahkan pemilihan strategi dan jenis kegiatan yang tepat.
Sedangkan bagi siswa, tujuan itu mengarahkan siswa untuk melakukan
kegiatan belajar yang diharapkan dan mampu menggunakan waktu seefesien
mungkin.
2. Untuk mengetahui kemajuan belajar dan perlu tidaknya pemberian
pembelajaran pembianaan bagi siswa (remedial teaching). Dengan tujuan
pembelajaran itu guru akan mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai
tujuan pembelajaran tertentu, dan tujuan pembelajaran yang mana yang
belum dikuasai.
3
3. Sebagai bahan komunikasi. Dengan tujuan pembelajaran guru dapat
mengkomunikasikan tujuan pembelajarannya kepada siswa sehingga siswa
dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti proses pembelajaran
4
2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) merupakan hasil belajar yang
dinyatakan dalam bentuk untuk kerja siswa yang dapat diamati dalam bersifat
spesifik. Perumusan tujuan pembelajaran khusus yang didasarkan pada tujuan
pembelajaran umum adalah lebih mudah dan lebih jelas di dalam menyajikan
tujuan pembelajaran.
Rumusan itu dapat memperjelas jenis unjuk kerja siswa yang diinginkan
dalam rangka mencapai tujuan umum. Ini berarti bahwa setiap tujuan
pembelajaran khusus hendaknya relevan dengan tujuan pembelajaran umum.
Rumusan tujuan khusus adalah memberikan definisi tentang istilah dengan
kata-katanya sendiri.
5
Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna
dari materi pembelajaran. Hal ini dapat ditunjukkan melalui penerjemahan
materi pembelajaran, dan melalui mengestimasikan kecenderungan masa
depan. Kemampuan yang termasuk dalam kategori ini adalah memahami
makna, menyatakan kembali informasi dengan kat-katanya sendiri,
menafsirkan, mengekstrapolasi, menterjemahkan, menjelaskan atau
menafsirkan makna dari suatu pernyataan, mereaksi atau menyelesaikan
masalah, membuat contoh, mengkritik, mengklasifikasi, meringkas,
memuat ilustrasi, mereview, mendiskusikan, melaporkan, menulis,
membuat estimasi dan membuat teori.
c. Penerapan (application)
Penerapan mengacu pada kemampuan menggunakan materi
pembelajaran yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan kongkrit. Hal
ini mencakup penerapan hal-hal seperti aturan, metode, konsep, prinsip-
prinsip, dalil dan teori. Hasil pembelajaran ini memerlukan tingkat
pemahaman yang lebih tinggi.
d. Analisis (analysis)
Analisis mengacu pada kemampuan memecahkan material ke
dalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya. Hal
ini mencakup identifikasi bagian-bagian, analisis hubungan antar bagian
dan mengenali prinsip-prinsip pengorganisasian. Hasil belajar ini
mencerminkan tingkat intelektual lebih tinggi dari pemahaman dan
penerapan, karena memerlukan pemahaman isi dan bentuk structural
materi pembelajaran yang telah dipelajari.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-bagian
dalam rangka membentuk struktur yang baru. Hal ini mencakup
memproduksi komunikasi yang unik (tema atau percakapan), perencanaan
operasional (proposal), atau seperangkat hubungan yang abstrak (skema
untuk mengklasifikasi informasi). Hasil belajar ini menekankan perilaku
6
kreatif, dengan penekanan dasar pada pembentukan struktur atau pola
baru.
f. Penilaian (evaluation)
Penilaian mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang
nilai materi pembelajaran (pernyataan, novel, evaluasi, puisi, laporan)
untuk tujuan tertentu. Keputusan itu didasarkan pada kriteria tertentu,
mungkin berupa kriteria internal (organisasi) atau kriteria ekternal
(relevansi terhadap tujuan) dan siswa dapat menetapkan kriteria sendiri.
7
diklasifikasikan ke dalam minat siswa, yakni minat yang menekankan
pencarian dan penikmatan kegiatan tertentu.
c. Penilaian (valuving)
Penilaian berkaitan dengan harga atau nilai yang melekat pada
objek fenomena atau perilaku tertentu pada diri siswa. Penilaian ini
berentangan dari penerimaan nilai yang lebih sederhana (keinginan
memperbaiki keterampilan kelompok), sampai pada tingkat kesepakatan
yang kompleks (bertanggung jawab agar berfungsi secara efektif pada
kelompok). Penilaian didasarkan pada internalisasi seperangkat nilai
tertentu, namun menunjukkan nilai-nilai yang diungkapkan didalam
perilaku yang ditampakkan oleh siswa.Tujuan pembelajaran yang
diklasifikasikan kedalam sikap dan apresiasi akan masuk kedalam kategori
ini.
d. Pengorganisasian (organization)
Pengorganisasian berkaitan dengan perangkaian nilai-nilai yang
berbeda, memecahkan kembali konflik-konflik antar nilai dan mulai
menciptakan system nilai yang konsisten secara internal. Hasil belajar ini
dapat berkaitan dengan konseptualisasi nilai (mengenali tanggung jawab
setiap individu untuk memperbaiki hubungan antar manusia) atau
pengorganisasian system nilai (mengembangkan rencana kerja yang
memenuhi kebutuhan sendiri baik dalam hal peningkatan ekonomi
maupun pelayanan sosial). Tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan
pengembangan pandangan hidup dapat dimasukkan kedalam kategori ini.
e. Pembentukan Pola Hidup (organization by a value complex)
Pada tingkat ranah afektif ini individu siswa memiliki system nilai
yang telah mengendalikan perilakunya dalam waktu yang cukup lama
sehingga mampu mengembangkannya menjadi karakteristik gaya
hidupnya. Perilaku pada tingkat ini adalah bersifat pervasive, konsisten
dan dapat diramalkan. Hasil belajar pada tingkat ini mencakup berbagai
aktivitas yang luas, namun penekanan dasarnya adalah pada kekhasan
perilaku siswa atau siswa memiliki karakteristik yang khas
8
3. Ranah Psikomotorik (psychomotoric domain)
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya
kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek
dan koordinasi syaraf. Penjabaran ranah psikomotorik ini sangat sukar karena
sering kali tumpang tindih dengn ranah kognitif dan afektif.
Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Elizabet Simpson
adalah sebagai berikut:
a. Persepsi (perception)
Persepsi ini berkaitan dengan penggunaan organ penginderaan
untuk memperoleh petunjuk yang memandu kegiatan motorik. kategori ini
berentangan dari rangsangan penginderaan (kesadaran akan adanya
stimulus), melalui pemberian petunjuk pemilihan (memilih petunjuk yang
relevan dengan tugas), sampai penerjemahan (menghubungkan persepsi
pada petunjuk dengan tindakan di dalam sesuatu perbuata tertentu).
b. Kesiapan (set)
Kesiapan mengacu pada pengambilan tipe kegiatan tertentu.
Kategori ini mencakup kesiapan mental (kesiapan mental untuk bertindak),
kesiapan jasmani (kesiapan jasmani untuk bertindak) dan kesiapan mental
(keinginan untuk bertindak). Pada tingkat ini persepsi terhadap petunjuk
menjadi syarat penting.
c. Gerakan terbimbing (guided response)
Gerakan terbimbing berkaitan dengan tahap-tahap awal didalam
belajar keterampilan kompleks.Ia meliputi peniruan (mengulangi tindakan
yang didemontrasikan oleh guru) dan mencoba-coba (dengan
menggunakan pendekatan gerakan ganda untuk mengidentifikasikan
gerakan yang baik). Kecukupan unjuk kerja ditentukan oleh guru atau oleh
seperangkat criteria yang sesuai.
d. Gerakan terbiasa (mechanism)
Gerakan terbiasa berkaitan dengan tindakan unjuk kerja dimana
gerakanyang telah dipelajari itu telah menjadi biasa dan gerakan dapat
9
dilakukan dengan sangat menyakinkan dan mahir. Hasil belajar pada
tingkat ini berkaitan dengan keterampilan unjuk kerja dari berbagai tipe,
namun pola-pola gerakannya kurang kompleks dibandingkam dengan
tingkatan berikutnya yang lebih tinggi.
e. Gerakan kompleks (complex overt response)
Gerakan kompleks berkaitan dengan kemahiran unjuk kerja dari
tindakan motorik yang mencakup pola-pola gerakan yang kompleks.
Kecakapan ditunjukkan melalui kecepatan, kehalusan, keakuratan dan
yang memerlukan energy minimum. Kategori ini mencakup pemecahan
hal-hal yang tidak menentu (bertindak tanpa ragu-ragu)dan unjuk kerja
otomatis (gerakan dilakukan dengan mudah dan pengendalian yang baik).
Hasil belajar pada tingkat ini mencakup kegiatan motorik yang sangat
terkoordinasi).
f. Penyesuaian (adaption)
Penyesuaian berkaitan dengan keterampilan yang dikembangkan
sangat baik sehingga individu siswa dapat memodifikasi pola-pola gerakan
sesuai dengan persyaratan-persyaratan baru atau ketika menemui situasi
masalah baru.
g. Kreativitas (originality)
Kreativitas mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk
disesuaikan dengan situasi tertentu atau masalah-masalah tertentu. Hasil
belajar pada tingkat ini menekankan aktivitas yang didasarkan pada
keterampilan yang benar-benar telah dikembangkan.
10
Tujuan pembelajaran yang baik akan mengandung empat unsur pokok yaitu:
1. Siswa (Audiences)
Tujuan pembelajaran khusus disamping menunjukkan jenis kegiatan yang
harus dilakukan juga hasil yang harus dicapai oleh siswa, setelah mengalami
proses pembelajaran.
2. Perilaku (behavior)
Komponen perilaku siswa menggambarkan apa yang akan terjadi, atau
unjuk kerja yang akan menjadi penanda bahwa belajar telah terjadi.
3. Kondisi (condition)
Komponen kondisi pada tujuan adalah bersifat tetap, yakni konteks
dimana perilaku siswa aka ditampilkan. Kondisi itu biasanya menspesifikan
materi pembelajaran, sumber daya yang diperlukan atau keterbatasan yang
dihadapi.
4. Kriteria (criterion)
Komponen criteria pada tujuan merupakan bagian yang menyatakan
tentang seberapa baik perilaku siswa aka ditampilkan. Kriteria ini dapat
diungkapkan seperti presentase jawaban yang benar, waktu penyelesaian dan
sejenisnya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang ada pada bab dua, penulis dapat menarik
beberap kesimpulan agar dapat mempermudah pembaca dalam memahami isi
dari makalah yang telah di buat. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai
berikut:
Tujuan pembelajaran itu merupakan bentuk harapan yang
dikomunikasikan melalui pertanyaan dengan cara menggambarkan perubahan
yang diinginkan pada diri siswa, yakni pernyataan tentang apa yang diinginkan
pada diri siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajar.
· Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) merupakan hasil pembelajaran yang
dinyatakan dalam ukuran cukup umum yang mencakup serangkaian hasil
belajar yang bersifat spesifik.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) merupakan hasil belajar yang
dinyatakan dalam bentuk untuk kerja siswa yang dapat diamati dalam
bersifat spesifik.
Benyamin S. Bloom mengusulkan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah
belajar ,yaitu
1. Ranah Kognitif (cognitive domain)
2. Ranah Afektif (affective domain)
3. Ranah Psikomotorik (psychomotoric domain)
Tujuan pembelajaran yang baik akan mengandung empat unsur pokok yaitu:
1. Siswa (Audiences)
2. Perilaku (behavior)
3. Kondisi (condition)
4. Kriteria (criterion)
12
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak
sekali kesalahan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun selalu
penulis tunggu sebagai media koreksi untuk pembuatan makalah selanjutnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Gerlach & Ely. (1980). Boston, MA: Allyn and Bacon. Copyright by:
Pearson Education.
14