Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KETERAMPILAN BAHASA

STRATEGI DAN MODEL PENGEMBANGAN


KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA MI/SD

OLEH :
KELOMPOK 3
RISKA AULIA AKMAL ( 2030111124 )
SISKA JUNITA ( 2030111134 )
VIOLA KAMARA ( 2030111150 )

DOSEN PENGAMPU :
RATMIATI, M.PD

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN BATUSANGKAR
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. yang
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad Saw. Selaku penutup
dari segala Nabi dan Rasul yang diutus dengan sebaik– baik agama, sebagai
rahmat untuk seluruh manusia, sebagai personifikasi yang utuh dari ajaran islam
dan sebagai tumpuan harapan pemberi cahaya syariat di akhirat kelak.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari ibuk Ratmiati, M.Pd pada mata kuliah Keterampilan Berbahasa. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang strategi dan model
pengembangan keterampilan menyimak pada siswa mi/sd bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibuk Ratmiati, M.Pd selaku


Dosen Mata Kuliah Keterampilan Berbahasa yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah
yang kami tekuni.

Penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu , kritik dan saran yang membangun akan penulis
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Strategi Peningkatan Daya Simak ................................................................ 2
B. Model Pembelajaran Menyimak Di Sekolah ............................................... 8
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 12
B. SARAN ...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterampilan menyimak adalah suatu bentuk keterampilan berbahasa yang
bersifat reseptif. Keterampilan menyimak baru diakui sebagai komponen
utama dalam pembelajaran bahasa pada tahun 1970 yang ditandai munculnya teori
Total Psysical Response dari James Asher, The Natural Approach, dan Silent
Period. Ketiga teori ini menyatakan kegiatan keterampilan menyimak ialah proses
psikomotorik untuk menerima gelombang suara melalui telinga dan
mengirimkannya impuls-impuls tersebut ke otak. Proses tersebut merupakan
suatu pemulaan dari suatu proses interaktif ketika otak bereaksi terhadap impuls-
impuls untuk mengirimkan sejumlah mekaninsme kognitif dan afektif yang
berbeda. Strategi merupakan suatu seni merancang kegiatan proses pembelajaran.
Strategi pembelajaran bahasa adalah tindakan pengajar melaksanakan rencana
mengajar bahasa. Sedangkan strategi pembelajaran keterampilan menyimak
adalah seni merancang tindakan pelaksanaan proses pembelajaran mengenai
kemampuan menginformasikan kembali pemahamannya melalui keterampilan
berbicara maupun menulis

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah

1. Apa saja strategi peningkatan daya simak


2. Apa saja model-model Pengembangan materi Pembelajaran menyimak

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut kita dapat mengetahui

1. Strategi peningkatan daya simak


2. Model-model Pengembangan materi Pembelajaran menyimak

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Strategi Peningkatan Daya Simak


Secara umum kata menyimak diartikan dengan mendengarkan
(memperhatikan) baik- baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Dalam hal ini,
terdapat perbedaan antara kata mendengar dan menyimak. Tarigan (1987:27)
menyatakan, “Memang tidak dapat disangkal bahwa di atas bumi ini terdapat
banyak telinga yang kegiatannya hanya sampai tingkat mendengar saja.”

Dengan demikian menyimak dapat diartikan dengan mendengarkan atau


mendengar dengan penuh perhatian. Perbuatan menyimak atau mendengarkan
bersifat sengaja dan bertujuan, sedangkan mendengar bisa saja tidak sengaja dan
tanpa tujuan.

Menyimak dapat dipandang sebagai suatu proses. Achsin (1981:3)


menyatakan, “Menyimak tergolong kegiatan mental yang kreatif, lebih aktif
daripada mendengar. Di dalamnya terdapat proses mental (psikis) dalam berbagai
strata, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, proses penyusunan
pemahaman dan penafsiran sampai ke proses penggunaan dan penyimpanan
bunyi yang diterima itu.”

Menurut Mulyati (2012:37) menyatakan bahwa secara umum, ada dua


strategi yang bisa digunakan untuk menyimak bahasa, yaitu:

1. Memusatkan Perhatian
Agar dapat menyimak bahasa dengan baik, maka harus memusatkan
perhatian dengan baik juga. Penutur membangun isyarat visual dan
verbal untuk menyampaikan dan mengarahkan perhatian penyimak. Isyarat
visual, misalnya gesture, tulisan atau kerangka informasi penting, dan
perubahan ekspresi wajah. Isyarat verbal meliputi jeda, intonasi, dan
pengulangan informasi penting.
2. Membuat Catatan

Membuat catatan dapat membantu aktivitas menyimak karena mendorong


penyimak untuk berkonsentrasi, menyediakan bahan simakan untuk diulang
kembali dan membantu mengingat apa yang telah disimak.

2
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menyimak di sekolah yaitu
sebagai berikut:

1. Menggunakan Teknik Pembelajaran yang Relevan dan Bervariasi


Berdasarkan pandangan pembelajaran sebagai suatu sistem, guru Bahasa
Indonesia tidak boleh menentukan teknik pembelajaran secara sembarang
dalam perencanaan pembelajaran menyimak. Berdasar pada KTSP
(kurikulum tingkat satuan pendidikan), misalnya, teknik pembelajaran yang
harus dipilih adalah teknik pembelajaran yang benar-benar relevan untuk
mencapai kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran menyimak.
Selain memperhatikan relevansinya dengan kompetensi dasar atau tujuan
pembelajaran yang harus dicapai, teknik pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran menyimak bahasa Indonesia di sekolah, harus bervariasi. Upaya
ini bertujuan untuk mewujudkan pembelajaran menyimak yang menarik
perhatian dan menyenangkan siswa di sekolah.
Selain teknik dengar-jawab yang biasa digunakan di sekolah, masih
banyak teknik lain sebagai pilihan, yakni sebagai berikut:
a. Teknik dengar-terka,
Teknik yang menuntut reaksi siswa menerka secara lisan dengan spontan.
b. Teknik dengar-tanya
Dengan teknik ini guru membacakan atau memperdengarkan rekaman
kalimat-kalimat yang merupakan jawaban pertanyaan. Kemudian siswa
bertanya sesuai dengan jawaban yang telah dibacakan atau diperdengarkan
oleh guru.
c. Teknik dengar-sanggah
Dengan teknik ini guru membacakan atau memperdengarkan rekaman
beberapa kalimat pertanyaan yang salah, kemudian siswa menyanggah,
membantah, dan memprotes pertanyaan-pertanyaan itu.
d. Teknik dengar-cerita

Dengan teknik ini guru membacakan atau memperdengarkan rekaman sebuah


cerpen atau puisi. Setelah itu, beberapa siswa secara satu per satu

3
disuruh menceritakan kembali secara singkat garis besar cerita atau puisi
itu.
e. Teknik dengar-bisik berantai
Dengan teknik ini siswa berlatih menyimak pesan dari seseorang (boleh
dari guru atau siswa tertentu) melalui berbisik, kemudian menyampaikan
pesan itu kepada siswa lain, seperti apa yang disimaknya. Dalam
pelaksanaanya seluruh siswa dalam satu kelas dapat dibagi menjadi
beberapa kelompok. Setiap kelompok dapat beranggotakan 10-15 orang.
f. Teknik dengar-baca
Dengan teknik ini guru membagikan sebuah bacaan, kemudian guru
menyuruh siswa untuk membacanya dalam hati. Di dalam kelas siswa
terbagi atas 5-6 kelompok. Setelah itu, guru mengajukan beberapa
pertanyaan yang berhubungan isi bacaan.
g. Teknik dengar-tulis (dikte)
Teknik dengar-tulis (dikte) mirip dengan teknik dengar-ulang (ucap).
Materi yang digunakan dalam penggunaan teknik dengar-ulang (ucap),
dapat digunakan dalam penggunaan teknik dengar-tulis. Teknik dengar-
ulang (ucap) menuntut reaksi bersifat lisan, sedangkan teknik dengar-tulis
(dikte) menuntut reaksi yang bersifat tulisan.
h. Teknik dengar-salin
Penggunaan teknik ini menimbulkan reaksi siswa untuk menyalin dengan
baik hasil simakannya dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.

2. Menggunakan Bahan Pembelajaran Menyimak yang Relevan

Bahan pembelajaran menyimak adalah bahan yang kalau dipelajari atau


dilatihkan siswa, maka dia akan memiliki kompetensi menyimak tertentu.
Sama seperti pemilihan teknik pembelajaran menyimak, bahan pembelajaran
menyimak tidak boleh ditentukan secara sembarang.

4
Bahan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menyimak,
haruslah bahan pembelajaran yang benar-benar relevan dengan kompetensi
atau tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Selanjutnya, bahan
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menyimak, haruslah
bahan simakan yang tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Ini
berarti bahwa bahan pembelajaran yang harus dipersiapkan, harus bahan
simakan yang relevan dengan tingkat kemampuan kognitif dan kemampuan
intelektual siswa.

Untuk memenuhi keperluan itu, guru wajib mengenal karakteristik


siswanya sebab dengan modal pengalaman itulah dia dapat
mempertimbangkan secara cermat apakah bahan simakan sudah relevan
untuk siswa yang harus dibelajarkannya.

Bahan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menyimak,


haruslah bahan simakan yang menarik perhatian siswa. Sebab bahan simakan
yang demikian ikut serta mengefektifkan sekaligus meningkatkan kualitas
pembelajaran menyimak. Untuk mendapatkan bahan pembelajaran yang
menarik, guru harus memanfaatkan pengalamannya mengenai karakteristik
siswanya di dalam mempertimbangkan isi pembicaraan apa saja yang
diminati, dan disenangi oleh siswanya serta dapat memberi kepuasan
intelektual kepada mereka.

3. Menggunakan Media Pembelajaran yang Bervariasi

Pada pembicaraan terdahulu telah dinyatakan bahwa pembelajaran


menyimak yang penyampaian bahan simakannya terus-menerus secara lisan
atau membacakan, akan terasa monoton dan membosankan siswa. Tetapi,
kalau penyampaiannya dilakukan dengan menggunakan media yang
bervariasi, pembelajaran menyimak akan lebih menarik dan menyenangkan
siswa. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menyimak
bahasa Indonesia, guru harus menggunakan media pembelajaran yang
bervariasi. Untuk lebih memacu siswa dalam memahami bahan simakan, guru

5
dapat menggunakan alat-alat seperti kaset VCD, LCD, laptop, flas disk,
dan sebagainya dalam pembelajaran menyimak di sekolah..

4. Mengelola Ruang Belajar dengan Baik


Akustik ruang belajar turut menentukan keefektifan pembelajaran
menyimak. Ruang belajar yang panas (gerah), lembab, pengap, hiruk- ikuk
dan hingar-binger dari luar ruang belajar, dan lalu-lalangnya orang-orang
akan mengganggu proses pembelajaran menyimak. Selain itu, buku-buku dan
alat-alat pelajaran lain yang terbuka dan terletak di atas meja siswa, akan
dapat mengganggu konsentrasi siswa.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan keefektifan pembelajaran menyimak
di sekolah, guru harus mengelola ruang belajar dengan baik. Guru harus
bekerja sama dengan siswa untuk menciptakan suasaana ruang belajar yang
kondusif. Sebab ruang belajar yang berkondisi nyaman akan memberi
jaminan keberhasilan bagi pembelajaran menyimak itu sendiri.

5. Melaksanakan Evaluasi dengan Baik

Evaluasi merupakan salah satu komponen pembelajaran menyimak.


Pelaksanaannya bertujuan untuk menilai kemampuan menyimak siswa setelah
mereka mengikuti suatu pembelajaran menyimak. Pembelajaran menyimak
dirasakan tidak selesai kalau tidak diakhiri dengan evaluasi.

Evaluasi dapat menjadi motivasi belajar bagi siswa. Karena pada


umumnya siswa berkeinginan memperoleh nilai yang tinggi. Oleh karena itu,
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menyimak, guru seyogianya
melaksanakan evaluasi dengan baik dalam pembelajaran menyimak

Untuk pelaksanaan evaluasi kemampuan menyimak di sekolah, para guru


dapat mempedomani pelaksanaan UKBI, tetapi untuk pengembangan
instrumen evaluasinya guru harus menyesuaikannya dengan tingkat
kemampuan kognitif siswa di sekolah. Bentuk instrumen evaluasi
kemampuan menyimak dapat ditentukan berdasarkan kemudahan dan
keobjektifan penilaiannya.

6
6. Berasumsi yang Benar

Talib (1989:53) menyatakan bahwa bagi kebanyakan manusia tujuh puluh


persen waktu kehidupan setiap hari (selain waktu tidur) digunakan dalam
berkomunikasi lisan (mendengarkan dan berbicara); dan sebagian besar
waktu itu digunakan untuk mendengarkan. Ini berarti bahwa bagi kebanyakan
manusia aktivitas mendengarkan lebih banyak daripada berbicara. Senada
dengan hal itu, seperti telah dinyatakan terdahulu, Paul T. Rankin seperti
dikutip oleh Setyaningsih (2007:1) menunjukkan, “...dalam kehidupan
42%kegiatan menyimak, 25% berbicara, 14% membaca, dan 11% kegiatan
menulis.”

Berdasarkan informasi itu, asumsi yang benar ialah bahwa kemampuan


menyimak dalam kehidupan manusia sangat penting; pembelajarannya di
sekolah tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, guru Bahasa Indonesia harus
berasumsi demikian agar asumsi itu ikut menyemangati dan mendukung
peningkatan kualitas pembelajaran menyimak di sekolah.

7. Memberi Pelatihan Perencanaan Bahan Pembelajaran Menyimak

Salah satu kesulitan yang dihadapi guru dalam pembelajaran menyimak


adalah perencanaan bahan pembelajarannya. Banyak guru yang belum bisa
mengemas bahan pembelajaran (bahan simakan) dengan menggunakan kaset
VCD, video dan mengambil bahan dari radio, televisi, dan sebagainya. Oleh
karena itu, guru-guru seperti itu perlu mendapat pelatihan. Kepala sekolah
dapat meminta bantuan kepada pihak yang berkompeten. LPMP (Lembaga
Penjamin Mutu Pendidikan), misalnya, akan dapat memberi pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan itu.

7
B. Model Pembelajaran Menyimak Di Sekolah
Berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran menurut Kurikulum,
materi pembelajaran keterampilan menyimak adalah sebagai berikut:

1. Menyimak Berita

Berita merupakan kabar atau informasi yang disampaikan kepada orang


lain. Penyampaian berita dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis baik
langsung atau melalui berbagai media. Untuk pembelajaran menyimak, bahan
simakan berita dapat diambil secara langsung dari penutur atau pembicara,
diskusi, seminar,dsb., dan dapat pula diambil dari media radio, televisi, dsb.

Setelah siswa menyimak, selanjutnya siswa minta untuk:

 Menuliskan pokok-pokok berita.


 Menuliskan isi berita, dan
 Memberi tanggapan.

Untuk penilaian menyimak berita, dapat dilihat dari:

 Aspek kebahasaan yang terdiri atas indikator nada/irama, diksi dan


struktur kalimat,
 Aspek nonkebahasaan dengan indikatior penguasaan topik, keberanian,
penalaran, dan gerak/mimik.

Masing-masing indikator diberi nilai/skor.

2. Menyimak Wawancara

Tujuan pembelajaran menyimak wawancara adalah melatih kepekaan


siswa dalam menerima atau mencari informasi. Informasi ini dapat digunakan
untuk mendukung keterampilan berbahasa yang lainnya seperti berbicara dan
menulis. Pembelajaran menyimak wawancara dapat dilakukan secara
langsung atau dari rekaman kaset atau video.

Setelah siswa menyimak, siswa ditugasi untuk memahami isi wawancara


itu dengan cara berikut:

 Mencatat hal-hal yang penting menarik,


 Melaporkan hal-hal penting dan menarik,
 Menyimpulkan isi wawancara.

8
Penilaian menyimak wawancara ini dapat dilakukan dengan melihat
kemampuan :

 Aspek kebahasaan (pemahaman isi, ketepatan penangkapan isi, ketahanan


konsentrasi)
 Aspek pelaksanaan dan sikap (menghormati, menghargai, kritis)

Masing-masing aspek/indikator diberi nilai/skor yang sudah ditentukan.

3. Menyimak Laporan Perjalanan

Laporan dari berbagai kegiatan memiliki ragam dan gaya bahasa berbeda-
beda sesuai dengan jenis atau macam yang dilaporkan. Untuk laporan
perjalanan (sesuai dengan Kurikulum 2004) biasanya sangat bersifat
subjektif. Oleh karena itu biasanya laporan perjalanan memiliki diksi yang
sangat bervariasi menurut pelapornya. Materi simakan yang disajikan harus
dipilih yang menarik dan tidak membosankan, sehingga siswa dapat
mengikuti alur dan memahami isi laporan itu.

Setelah menyimak, siswa ditugasi (secara individu atau kelompok) untuk:

 Menuliskan pokok laporan perjalanan,


 Menuliskan kembali laporan perjalanan
 Menanggapi laporan perjalanan.

Penilaian menyimak lapora perjalanan dapat dilihat dari :

 Aspek kebahasaan (pemahaman isi, kelogisan penafsiran, ketahanan


keionserntrasi)
 Aspek pelaksanaan dan sikap (menghargai, kesungguhan, kritis)

Masing-masing aspek dan indikator diberi nilai dan skor yang sudah
ditentukan.

4. Menyimak Pidato

Menyimak pidato adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi dan juga


menambah wawasan. Dengan bertambahnya pengetahuan dan wawasan
seseorang akan lebih mampu berpikir dan bertindak. Materi pidato dapat
diambil secara langsung maupun melalui rekaman kaset atau video. Supaya
simakan menarik perhatian siswa, sebaiknya materi yang diberikan menarik,
aktual, bahasanya komunikatif.

9
Setelah siswa menyimak tugas siswa selanjutnya adalah :

 Menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan oleh guru,


 Menemukan hal-hal yang penting dalam pidato,
 Menyimpulkan isi pidato.

Penilaian menyimak pidato ini dapat dilakukan dengan melihat kemampuan


siswa memahami pidato lewat aspek kebahasaan dan nonkebahasaan.

5. Menyimak Dialog
Tujuan menyimak dialog adalah siswa dapat memahami isi dialog baik
yang tersurat maupun yang tersirat. Materi simakan dialog dapat diambil
secara langsung atau rekaman. Agar menarik perhatian siswa, topik dialog
bersifat aktual.
Setelah siswa menyimak dialog, selanjutnya siswa melakukan kegiatan
berikut:
 Mencatat hal-hal yang penting dalam dialog,
 Menyatakan informasi tersrat dalam dialog,
 Menyimpulkan isi dialog, dan
 Mengomentari isi dialog dari narasumber.

Penilaian menyimak dialog dapat dilakukan dengan melihat kemampuan


siswa melalui:

 Aspek kebahasaan (pemahaman isi, kelogisan berpikir, vokalisasi, struktur


kalimat)
 Aspek pelaksanaan dan sikap (menghargai, konsentrasi/kesungguhan,
kritis)

Masing-masing aspek dan indikator diberi nilai dan skor yangsudah


ditentukan.

6. Menyimak Berita
Bentuk wacana yang dipergunakan dalam tes kemampuan menyimak
berita bisa berupa pertanyaan-pertanyaan singkat. Siswa menyimak berita
kemudian diberi pertanyaan-pertanyaan singkat. Apabila semua jawaban bisa
dijawab berarti tujuan dari menyimak berita tersebut berhasil. Bisa dengan
dialog. Penyimak menyimak isi dialog yang dibicarakan. Kemudian
menuliskan kembali isi dialog dan dilaporkan secara lisan. Selain itu, bisa
juga dengan ceramah. Penyimak bisa menyimak isi ceramah yang
disampaikan. Bisa juga dengan mendengarkan berita secara langsung,

10
penyimak menyimak isi berita. Apabila semua itu berhasil maka tujuan dari
menyimak juga berhasil.
7. Menyimak petunjuk
Menyimak petunjuk dapat dikatakan sebagai keterampilan berbahasa yang
melibatkan indra untuk dapat menyimak petunjuk yang merupakan kata atau
kalimat yang harus dilakukan. Menyimak petunjuk yaitu mendengarkan atau
menyimak ketentuan yang memberikan arahan atau bimbingan bagaimana
melakukan sesuatu dengan menggunakan media atau suatu alat yang akan
membantu jalannya pembelajaran.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara umum kata menyimak diartikan dengan mendengarkan
(memperhatikan) baik- baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Menyimak
dapat diartikan dengan mendengarkan atau mendengar dengan penuh perhatian.
Perbuatan menyimak atau mendengarkan bersifat sengaja dan bertujuan,
sedangkan mendengar bisa saja tidak sengaja dan tanpa tujuan.

Menurut Mulyati (2012:37) menyatakan bahwa secara umum, ada dua


strategi yang bisa digunakan untuk menyimak bahasa, yaitu memusatkan
perhatian agar dapat menyimak bahasa dengan baik, membuat catatan agar
dapat membantu aktivitas menyimak.

Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran menyimak di sekolah yaitu


menggunakan teknik pembelajaran yang relevan dan bervariasi, menggunakan
bahan pembelajaran menyimak yang relevan, menggunakan media pembelajaran
yang bervariasi, mengelola ruang belajar dengan baik, melaksanakan evaluasi
dengan baik, berasumsi yang benar, memberi pelatihan perencanaan bahan
pembelajaran menyimak

Model pembelajaran menyimak di sekolah diantaranya yaitu menyimak berita,


menyimak wawancara, menyimak laporan perjalanan, menyimak pidato,
menyimak dialog, menyimak berita, menyimak petunjuk.

B. SARAN
Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk lebih mendalami
isi makalah kiranya dapat merujuk pada sumber aslinya yang tercantum dalam
daftar pustaka. Kritik dan saran yang membangun tentunya sangat diharapkan
untuk kesempurnaan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, H.G. 1987. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

Achsin, A. 1981. Pengajaran Menyimak. Jakarta: Penlok Tahap II P3G


Depdikbud.

Mulyati, 2012. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Talib, A.A.A. 1989. Pengajaran dan Pengujian Bahasa. Kuala Lumpur: Nurin
Enterprise.

Setyaningsih, N.H. 2007. “Pengembangan Keterampilan Menyimak di


Sekolah.” Pendalaman Materi Ajar Bahasa Indonesia Materi TOT
Guru Pemandu/Instruktur Bahasa Indonesia Sekolah. Semarang: LPMP
Jawa Tengah

13
LAPORAN HASIL WAWANCARA

DI SDN 09 TANJUNG ALAM

Topik Wawancara :Strategi Pembelajaran yang digunakan Guru dalam


Keterampilan Menyimak Siswa MI/SD

Narasumber :Teti Nurhayati, S.Pd.

Jabatan :Guru Kelas VI

Waktu dan Tempat Kegiatan

Hari/Tanggal :Selasa, 28 September 2021

Jam :10.00 s/d selesai

Tempat :SDN 09 Tanjung Alam, Kec. Tanjuang Baru, Kab. Tanah


Datar

Hasil Wawancara

1. Apa strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam keterampilan menyimak


di sekolah Bapak/Ibuk?
Jawaban:
Strategi pembelajaran menyimak secara langsung Direct Listening

2. Bagaimana cara Bapak/ibuk dalam menerapkan strategi pembelajaran yang


digunakan dalam keterampilan menyimak di sekolah?
Jawaban:
Proses pembelajaran dilakukan dengan urutan model pembelajaran yang
dipilih sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dikuasai
peserta didik. Skenario pembelajaran disesuaikan dengan sintak atau langkah-
langkah model Direct Listening. Guru atau siswa membacakan sebuah bacaan
siswa yang lain menyimak dan menjawab pertanyaan yang kita bacakan. Dan
guru juga Memberikan pengarahan kepada siswa agar mampu menyimak
dengan baik dan memfasilitasi media pembelajaran yang mampu
mengembangkan daya tangkap siswa.

14
3. Strategi apa yang Bapak/Ibuk terapkan kepada siswa selama belajar daring?

Jawaban:

Berhubung di daerah terpencil yang tidak semua orang tua mempunyai hp


jadi ada yang diberikan tugas yang di ambil oleh orang tua ke sekolah. Ada
juga yang dikirim lewat WhatsApp untuk yang punya hp dengan cara
Mengirimkan pesan suara suatu teks cerita, siswa menyimak setelah itu siswa
menjawab pertanyaan dengan pesan suara juga.

4. Apakah strategi yang Bapak/Ibuk terapkan bisa meningkatkan semangat belajar


siswa?
Jawaban:
Bisa asalkan kita bisa merangkul dan memahami siswa dengan kondisi
sekarang ini. Namun jika dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka
hasilnya tentu lebih baik yang tatap muka, karena jika anak tidak mengerti
materi bisa ditanyakan secara langsung. Berbeda dengan belajar dari rumah,
lebih sulit untuk berdiskusi mengenai pembelajaran.

Kesimpulan:

Dari hasil wawancara dengan salah seorang guru kelas 6 di SDN 09


Tanjung Alam terkait strategi yang digunakan guru dalam keterampilan
menyimak siswa MI/SD yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran
menyimak secara langsung Direct Listening. Proses pembelajaran dilakukan
dengan urutan model pembelajaran yang dipilih sesuai dengan karakteristik
Kompetensi Dasar yang akan dikuasai peserta didik. Skenario pembelajaran
disesuaikan dengan sintak atau langkah-langkah model Direct Listening. Guru
atau siswa membacakan sebuah bacaan siswa yang lain menyimak dan menjawab
pertanyaan yang kita bacakan.

Dan strategi yang digunakan selama belajar online untuk siswa di daerah
terpencil yang tidak semua orang tua mempunyai hp jadi ada yang diberikan tugas
yang di ambil oleh orang tua ke sekolah. Ada juga yang dikirim lewat WhatsApp
untuk yang punya hp dengan cara Mengirimkan pesan suara suatu teks cerita,
siswa menyimak setelah itu siswa menjawab pertanyaan dengan pesan suara juga.
Strategi yang digunakan selama belajar online bisa terampkan asalkan kita bisa
merangkul dan memahami siswa dengan kondisi sekarang ini. Namun jika
dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka hasilnya tentu lebih baik yang

15
tatap muka, karena jika anak tidak mengerti materi bisa ditanyakan secara
langsung.

16

Anda mungkin juga menyukai