Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MENGKAJI DAN MENGANALISIS MODEL PENDEKATAN PEMBELAJARAN


BAHASA INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Bahasa Indonesia (Sekolah Dasar)

Dosen Pengampu : Dwi Agus Setiawan, M.Pd.

Disusun oleh:

1. Nur Fatmawati (220401140041)


2. Yulya Reviana (220401140064)

UNIVERSITAS PGRI KANJURUHAN MALANG


2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya jadi makalah yang berjudul “MENGKAJI DAN
MENGANALISIS MODEL DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA”, bisa kami selesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini bisa
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi teman-teman semua mengenai
pengertian dari pendekatan-pendekatan yang terdapat pada pembelajaran bahasa
Indonesia. Begitu juga atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT
karuniani pada kami. Jadi, makalah ini bisa kami susun melalui beberapa sumber
yakni melalui kajian pustaka dan juga melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih pada semua teman-teman yang
sudah menyampaikan kami semangat dan motivasi pada pembuatan tugas ini. Untuk
Dosen Pembimbing kami, Bapak Dwi Agus Setiawan M.Pd dan juga untuk teman-
teman yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, materi serta bahan
yang ada dimakalah ini dapat berguna bagi pembaca. Sebab itu, kami memohon kritik
dan saran yang menciptakan motivasi yang membangun dari makalah kami
selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, bila ada kesalahan pada penulisan atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami buat pada makalah ini, kami mohon maaf
sebesar-besarnya. Penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca
agar bisa membuat makalah yang lebih baik dikesempatan berikutnya.

Malang, 07 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 1

1.1 Latar belakang ................................................................................................................... 1


1.2 Rumusan masalah .............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 2

2.1 Pendekatan whole language dan pendekatan inquiry ........................................................ 2

2.2 Pendekatan konstrutivisme................................................................................................. 5

2.3 Analisis model pembelajaran yang cocok pada pembelajaran bahasa Indonesia dalam
model pembelajaran bahasa DLTA.......................................................................................... 6

2.4 Pendekatan keterampilan proses dan pendekatan tematis ................................................ 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 9

3.2 Saran .................................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Suatu pendidikan akan memiliki kualitas yang tinggi jika guru memiliki kualitas yang
tinggi juga.Sedangkan kualitas guru sangat dipengaruhi oleh pemahamannya tentang
komponen pendekatan serta berbagai metode pengajaran yang diterapkan pada proses
pembelajaran. Usaha guru dalam mengatur dan menggunakan berbagai variabel
pengajaran artinya bagian penting pada keberhasilan peserta didik mencapai tujuan yang
direncanakan. Oleh sebab itu, pemilihan metode strategi serta pendekatan pada kelas yang
bersangkutan sangat penting. Upaya pengembangan strategi mengajar tersebut berlandas
dipengertian bahwa mengajar adalah suatu upaya menyampaikan bimbingan pada peserta
didik untuk melakukan aktivitas belajar. Pada setiap mengikuti proses pembelajaran di
sekolah sudah pasti setiap peserta didik menunggu mendapatkan hasil belajar yang baik,
karena hasil belajar yang baik bisa membantu peserta didik dalam mencapai tujuan.
Tujuan pada pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia ini agar peserta didik dapat
memahami bahan ajar yang disampaikan oleh guru dengan baik.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud pendekatan whole language dan pendekatan inquiry dalam
pembelajaran bahasa Indonesia sekolah dasar?
2. Apa itu pendekatan konstrutivisme?
3. Bagaimana analisis model pembelajaran yang cocok pada pembelajaran bahasa
Indonesia dalam model pembelajaran bahasa DLTA?
4. Apa itu pendekatan keterampilan proses dan pendekatan tematis dalam pembelajaran
bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendekatan whole language dan pendekatan
inquiry dalam pembelajaran bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui pendekatan konstrutivisme
3. Untuk mengetahui analisis model pembelajaran yang cocok pada pembelajaran
bahasa Indonesia dalam model pembelajaran bahasa DLTA
4. Untuk mengetahui pengertian pendekatan keterampilan proses dan pendekatan tematis
dalam pembelajaran bahasa Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendekatan whole language dan pendekatan inquiry


a. Pendekatan whole language merupakan pendekatan pembelajaran bahasa yang
menyajikan pengajaran bahasa secara utuh, artinya tidak terpisah-pisah. Dalam
pendekatan ini beranggapan bahwa bahasa merupakan kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan, oleh sebab itu komponen pembelajaran bahasa seperti (fonem,
morfem, klausa, kalimat, dan wacana) serta keterampilan berbahasa (menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis) dapat ditampilkan secara utuh dalam situasi
yang nyata dan bermakna pada peserta didik. Belajar bahasa ini harus
diintegrasikan ke dalam dan tidak terpisah dari semua aspek kurikulum.
Pengintegrasian ini dirumuskan sebagai pendekatan whole language untuk
perkembangan literacy. Dalam penggunaan keterampilan berbahasa yang beragam
baik dalam pasangan maupun urutannya. Melalui pendekatan whole language ini
kemampuan dan keterampilan dalam menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis dapat dikembangkan secara utuh, operasional, dan menyeluruh. Peserta
didik dapat membentuk sendiri pengetahuannya melalui peran aktifnya dalam
proses pembelajaran secara utuh. Pada pendekatan pembelajaran ini mengajarkan
secara kontekstual, logis, kronologis, komunikatif dan menggunakan proses yang
nyata serta bermakna.

Berikut adalah keterampilan bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan


menulis :
1. Menyimak
Menyimak merupakan kegiatan memahami pesan. Menyimak bisa ditinjau
dari berbagai aspek yaitu, sebagai suatu proses, suatu seni, suatu respons,
suatu sarana, dan sebagai suatu keterampilan. Menyimak sebagai suatu proses
artinya menyimak yang berkaitan dengan keterampilan kompleks, yaitu
memahami, menilai, merespons, dan mendengarkan. Menyimak sebagai suatu
seni yaitu menyimak yang perlu kedisiplinan, partisipasi aktif, konsentrasi,
pemahaman, dan penilaian. Menyimak sebagai suatu respons artinya karena
unsur utama dalam menyimak adalah respons. Menyimak sebagai suatu
keterampilan ialah menyimak yang melibatkan keterampilan aural (yang
berkaitan dengan indra pendengar) dan oral (yang bersangkutan dengan wicara
lisan).
2. Berbicara
Berbicara merupakan kegiatan yang tidak bisa diutarakan pada kehidupan
sehar-hari kita sebagai manusia. Berbicara ialah kegiatan yang memberikan
pesan melalui bahasa lisan. Tujuan utama pembelajaran berbicara di sekolah
dasar yakni melatih siswa untuk bisa berbicara dalam bahasa Indonesia dengan
baik dan benar.
2
3. Membaca
Membaca dihakikatnya adalah sesuatu yang rumit yang melibatkan banyak
hal, tidak hanya melafalkan tulisan, namun juga melibatkan kegiatan visual,
berpikir, psikoliguistik, dan metakognitif (Rahim, 2007:2). Membaca
merupakan suatu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif.
Dalam kemampuan membaca ini tidak hanya memungkinkan seseorang untuk
meningkatkan keterampilan kerja, tetapi juga memungkinkan berpastisipasi
dalam kehidupan sosial budaya, politik, dan memenuhi kebutuhan emosional.
4. Menulis
Menulis ialah suatu aktivitas penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa
tulis sebagai alat atau medianya. Menurut Byrne (1979 : 3) keterampilan
menulis pada hakikatnya ialah bukan sekedar kemampuan menulis simbol-
simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata tersebut disusun menjadi
kalimat berdasarkan peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis.
Keterampilan menulis ialah suatu kemampuan yang menuangkan pendapat
kedalam bahasa melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap,
dan jelas sehingga pendapat tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca.
(Slamet, 2008: 141-145).

Strategi pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan whole


language
Menurut Rafiuddin dan Darmiyati, terdapat strategi pembelajaran yang
menggunakan pendekatan whole language yang dilihat dari sudut pandang
guru dan siswa:
 Pencelupan (immersion) : guru membentuk lingkungan yang
mendukung pembelajar melaksanakan program celup dalam aktivitas
pembelajaran sehari-hari dalam menggunakan bahasa guru, bahasa
teman sebaya, bahasa buku, percakapan informal, bahasa di kelas
informal lagu percakapan informal, bahasa di kelas informal, dan
bahasa yang didapat lagu.
 Demonstrasi : guru terlibat pada peragaan bahasa pemakaian sebagai
sumber pengayaan dan data bagi pembelajar pada merumuskan
struktur kalimat, mengembangkan makna, memperoleh berbagai
kesepakatan sosial, serta pemakaian bahasa di masyarakat (pragmatik)
 Keterlibatan : pembelajar harus dilibatkan secara aktif pada
pembelajaran, dimana terdapat perasaan nyaman dan aman bagi
pembelajar
 Harapan : guru harus punya harapan bahwa pembelajar akan bisa
melaksanakan aktivitas pembelajaran selaras dengan pola atau fase
perkembangan mereka
 Tanggung jawab : pembelajar diberikan kesempatan, kepercayaan,
serta tanggung jawab buat menentukan apa yang mereka pelajari

3
 Pemakaian : melakukan ide belajar bahasa secara bersama-sama, yakni
(1) memahami bahasa, (2) mencoba menggunakannya, (3) pembelajar
mempelajari bahasa pada saat bahasa tersebut digunakan
 Aproksimasi : kekeliruan yang dibuat oleh pembelajar merupakan
tanda bahwa pembelajar sedang dalam proses belajar
 Respons dan umpan balik : keterlibatan guru secara aktif pada
percakapan dengan pembelajar bisa menjadi model buat
mengembangkan sintaksis, semantik, serta pragmatis. Tanggapan yang
diberikan oleh guru di kelas tentang tidak bersifat mengancam.

b. Pendekatan inquiry ialah di mana setiap peserta didik sebagai subjek dalam
belajar. Peserta didik dibebaskan untuk menciptakan makna atau pengertian
berdasarkan interaksi antara yang diketahui, dipercayai, dan dimiliki dengan
fenomena, ide, atau informasi yang telah dipelajari.
Sagala (2010:196) mengatakan bahwa, “pendekatan inquiry merupakan
pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara
berpikir ilmiah”. Pendekatan ini membuat peserta didik lebih banyak belajar
sendiri dan mengembangkan kekreatifan pada memecahkan masalah. Peserta
didik benar-benar ditempatkan sebagai subjek belajar.

Menurut Sudjana (2009:155), terdapat 5 tahapan yang dicapai dalam


melaksanakan pendekatan inquiry sebagai berikut:
1). Perumusan masalah untuk dipecahkan oleh peserta didik
2). Menetapkan jawaban sementara atau lebih yang dikenal dengan kata hipotesis
3). Peserta didik mencari informasi, data, serta fakta yang dibutuhkan untuk
menjawab masalah atau hipotesis
4). Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi pada situasi baru.

Tujuan pendekatan inquiry adalah untuk membantu peserta didik dalam


merumuskan pertanyaan, mencari jawaban dan solusi untuk memuaskan rasa ingin
tahu, mendukung teori serta ide mereka tentang dunia. Namun, tidak perlu
dikatakan lagi bahwa pelajaran berbasis inquiry ini bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan berpikir kritis.

4
2.2 Pendekatan konstrutivisme
Pendekatan konstrutivisme merupakan pendekatan pembelajaran dengan cara
mengajak peserta didik untuk melakukan aktivitas atau interaksi agar peserta didik
bisa melakukan eksplorasi dan bisa menemukan pengetahuannya sendiri. Model
pembelajaran konstrutivisme ini merupakan salah satu cara kerja pembelajaran yang
bertujuan untuk memperoleh pengetahuan yang dimulai dari terjadinya perselisihan
kognitif serta membantu peserta didik untuk meningkatkan pemahaman terhadap isi
atau materi pembelajaran.

Pendekatan konstrutivisme mempunyai kaitan dengan metode pembelajaran


penemuan (discovery learning) dan konsep belajar bermakna (meaningful learning).
Kedua metode tersebut merupakan konteks teori belajar kognitif. Perselisihan
kognitif ini bisa diselesaikan melalui pengetahuan diri (self regulation) dan pada akhir
dari proses pembelajaran akan ditingkatkan sendiri oleh peserta didik dalam melewati
pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya. Para pakar konstrutivisne
memiliki pandangan yang bermacam-macam berita seputar pembelajaran.

Hasil dari proses belajar adalah gabungan antara pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Seseorang bisa dikatakan sudah
menempuh proses belajar jika dia telah bisa mengkontruksi pengetahuan dengan cara
melakukan atau interpretasi baru terhadap lingkungan sosial, budaya fisik serta
intelektual tempat mereka hidup. Dalam menelaah ilmu pengetahuan peserta didik
tidak hanya pasif dalam mendapatkan makna yang diberikan oleh orang lain. Peserta
didik selamanya mencari serta menggali pengetahuan baru untuk memberi makna
baru terhadap pengetahuan yang dipelajari.

Penekanan perihal belajar lebih berpusat pada suksesnya peserta didik dalam
mengorganisasi pengalaman mereka, bukan pada kecermatan siswa dalam melakukan
replikasi (proses) atas apa yang dikerjakan oleh pengajar. Pembelajaran berbasis
konstrutivisme memberi kemungkinan pada peserta didik untuk aktif menggali
pengetahuan yang dapat menaikkan pemahaman terhadap konsep-konsep serta prinsip
yang dipelajari. Tujuan dari cara belajar menggunakan pendekatan konstrutivisme
adalah untuk memaksimalkan pemahaman peserta didik (Cruickshank dan kawan-
kawan, 2006.p.255)

5
2.3 Model pembelajaran bahasa DLTA
Teknik pembelajaran Direct Thinking Activity (DLTA) yaitu teknik pelajaran yang
mengikusertaan sisa dalam proses pembelajaran. Kegunaan teknik Direct Thinking
Activity (DLTA), cocok untuk menyelesaikan persoalan dalam keterampilan
menyimak. Pada proses kegunaannya guru membacakan teks, tetapi pada komponen
tertentu yang berkaitan dengan prediksi dan tujuan pembelajaran, guru berhenti
membaca dan mengajukan pertanyaan terhadap siswa. Teknik pembelajaran Direct
Listening Thinking activity (DLTA) bisa digunakan dalam pembelajaran menyimak,
karena cocok dengan tingkat perkembangan siswa sekolah dasar. Penggunaan teknik
pembelajaran ini diinginkan siswa bisa belajar dengan bagus, sehingga proses
pembelajaran dapat dilakukan secara optimal.

Teknik pembelajaran ini ditujukan supaya siswa memiliki tujuan menyimak serta
memprediksi ucapan yang akan disimak.
Keterampilan menyimak telah digunakan pada tingkat sekolah dasar untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami pelajaran. Secara umum, keterampilan
menyimak bisa diistilahkan sebagai aktivitas komunikatif untuk mendapatkan kabar
dari orang lain dengan pemahaman sendiri. Menyimak sering kali salah diartikan
dengan memperdengarkan, sebab memperdengarkan saja tanpa memahami itu bukan
menyimak. Slamet (2017:81), mengemukakan bahwa menyimak yaitu aktivitas yang
berbeda dengan mendengar. Aktivitas menyimak diterapkan untuk memperdengarkan,
dengan tujuan untuk memahami sebuah makna dari apa yang telah disimak.
Pengembangan keterampilan menyimak di sekolah dasar bisa dilaksanakan dengan
sebagian metode, salah satunya dengan memberikan teknik pelajaran yang bagus,
cocok dengan tujuan pembelajaran yang dibuat untuk menstimuluskan keterampilan
menyimak siswa.

2.4 Pendekatan keterampilan proses dan pendekatan tematis


a. Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya ialah suatu pengelolaan
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang berfokus pada pelibatan siswa secara
aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar (Conny, 1992).
Pendekatan keterampilan proses ini dipandang sebagai pendekatan yang menurut
banyak pakar paling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam
rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin cepat. Pendekatan keterampilam proses ini akan efektif
bila selaras dengan kesiapan intelektual. Oleh karena itu, pendekatan keterampilan
proses ini harus tersusun berdasarkan urutan yang logistik sesuai dengan tingkat
kemampuan dan pengalaman peserta didik. Contohnya, sebelum melaksanakan
penelitian, peserta didik terlebih dahulu harus mengobservasi dan membuat
hipotesis. Karena, agar peserta didik bisa membentuk kembali konsep-konsep
yang terdapat pada pikiran serta mampu mengorganisasikannya.

6
Konsep pendekatan keterampilan proses atau lebih dikenal dengan pendekatan
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). CBSA bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik secara aktif dalam mengembangkan kemampuan
pribadinya dalam hal yaitu :
1. Mempelajari konsep
2. Mempelajari dan melakukan sendiri cara mendapatkan pengetahuan
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, jujur, tekun, disiplin, kreatif terhadap tugas
yang telah diberikan
4. Menemukan sifat dan kemampuan pada diri sendiri
5. Memikirkan, mencoba sendiri dan mengembangkan konsep tertentu
6. Menemukan serta mempelajari gejala atau kejadian yang dapat
mengembangkan gagasan baru
7. Memberikan kemampuan berkomunikasi cara berpikir yang membuat inovasi
baru dan penghayatan nilai-nilai melalui gambar atau penampilan diri
(Dikbud, 1985)

Prinsip pendekatan keterampilan proses


Dalam mencapai tujuan, ada prinsip yang harus dipahami (Conny, 1992), yakni :
1. Kemampuan mengamati
Pengamatan yang dilaksanakan dengan memanfaatkan semua panca indera
yang mungkin bisa digunakan buat memperhatikan hal yang diamati, lalu
mencatat apa yang diamati, memisah bagiannya berdasarkan kritera tertentu,
juga berdasarkan tujuan pengamatan, serta mengolah hasil pengamatan dan
menuliskan hasilnya.
2. Kemampuan menghitung
Kemampuan yang kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam semua
aktivitas manusia memerlukan kemampuan ini.
3. Kemampuan mengukur
Kemampuan mengukur juga kita perlukan dalam kehidupan sehari-hari. Dasar
dari aktivitas ini ialah perbandingan
4. Kemampuan mengklasifikasi
Kemampuan mengklasifikasi ialah suatu kemampuan yang mengelompokkkan
sesuatu yang berupa benda, fakta, informasi, dan gagasan.
5. Kemampuan menemukan hubungan
Suatu kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik. Fakta, informasi,
gagasan, pendapat, ruang, dan waktu merupakan kemampuan menemukan
hubungan. Semuanya merupakan variabel yang menentukan hubungan antar
asikap dan tindakan yang sesuai
6. Kemampuan membuat prediksi
Kemampuan ini ialah suatu kemampuan yang membuat perkiraan yang
didasari oleh penalaran, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan
7
7. Kemampuan melaksanakan penelitian
Kemampuan ini ialah kegiatan penyelidikan untuk menguji suatu gagasan
melalui kegiatan eksperimen praktis
8. Kemampuan mengumpulkan dan menganalisis data
Dalam kemampuan ini, peserta didik harus menguasai bagaimana cara
mengumpulkan dan menganalisis data dalam penelitian kuantitatif maupun
kualitatif
9. Kemampuan menginterprestasikan data
Dalam kemampuan ini, peserta didik harus menginterprestasikan hasil yang
diperoleh dan disajikan dalam bentuk tabel, diagram, maupun grafik
10. Kemampuan mengkomunikasikan hasil
Dalam kemampuan ini, peserta didik harus dilatih untuk mengkomunikasikan
hasil yang telah ditemuinya kepada orang lain dalam bentuk laporan
penelitian, paper, maupun karangan.

b. Pendekatan tematis adalah pendekatan pembelajaran yang memadukan berbagai


kumpulan penglaman belajar, sehingga terdapat hubungan antara satu dengan
yang lainnya, dan bersumber pada sebuah pusat persoalan. Pembelajaran dengan
pendekatan tematik mewajibkan kreativitas guru dalam mengembangkan bahan
ajar pembelajaran. Jika pendekatan tematik yang diajarkan oleh guru, maka guru
harus mempunyai pemahaman yang luas mengenai bahan ajar yang dipilih dalam
berbagai mata pelajaran. Pendekatan tematis menekankan pada pembelajaran yang
mengajak siswa untuk menemukan dan melakukan pengalaman belajarnya sendiri
(learning by doing). Pendekatan ini menekankan bahwa pembelajaran haruslah
bermakna dan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan anak (Gestalt
dan Piaget).

Kelebihan pendekatan tematik :


1. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang
dihadapi dalam lingkungan siswa
2. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, seperti toleransi,
kerjasama, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan
3. Mengembangkan keterampilan berpikir anak sesuai dengan permasalahan
yang dihadapi
4. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih terkesan dan bermakna
5. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak
6. Pengalaman dan kegiatan belajar yang relevan dengan tingkat perkembangan
dan kebutuhan anak.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kualitas guru sangat dipengaruhi oleh pemahamannya tentang komponen pendekatan


serta berbagai metode pengajaran yang diterapkan pada proses pembelajaran. Pada setiap
mengikuti proses pembelajaran di sekolah peserta didik menunggu mendapatkan hasil belajar
yang baik, karena hasil belajar yang baik bisa membantu peserta didik dalam mencapai
tujuan. Tujuan pada pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia ini agar peserta didik dapat
memahami bahan ajar yang disampaikan oleh guru dengan baik.

3.2 Saran

Dengan dibuatnya makalah ini yang judul “ mengkaji dan menganalisis model pendekatan
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sekolah dasar” kami berharap bisa memberikan
manfaat bagi teman-teman yang membaca makalah kami dengan tujuan agar mengetahui
model-model pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar dan mengetahui model
pembelajaran apa yang cocok untuk diterapkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Agustin1*, A. T. (n.d.). Penerapan strategi directed listening thinking activity (DLTA) . 6.

Ahmatika, D. (2017). PENINGKATAN KEMAMPUAN KRITIS SISWA DENGAN PENDEKATAN


INQUIRY/DISCOVERY. Jurnal Euclid, 10.

Aisyah, N. (n.d.). PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES. 35.

HIDAYAH, N. (2014). PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA WHOLE LANGUAGE. Jurnal Pendidikan


dan Pembelajaran Dasar, 14.

Novi Resmini, M. (n.d.). PRINSIP DASAR PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. 18.

Nugroho1, E. (2021). PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN DIRECT LISTENING THINKING . 9.

Pribadi, B. A. (2009). PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN. 18.


10

Anda mungkin juga menyukai