Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SD

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Pengembangan pembelajaran bahasa & sastra Indonesia

Dosen Pengampu : Umi Sumiati As, M.pd

Disusun Oleh Kelompok 3:


Bab = 4

1. Shania Valencia. S (2110910036)


2. Sri Febi Musliha (2110910037)
3. Tin Agnisa R (2110910038)

FAKULTAS PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS TANGERANG RAYA
2023

Komp. Perumahan Sudirman Indah Blok E, Tigaraksa,

Tangerang Banten , Indonesia 15720


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan
karunianya sehingga makalah dengan judul “ Penerapan Pemerolehan Bahasa Kedua Dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia ” ini selesai dengan waktu yang tepat. Kami mengucapkan
terimakasih kepada ibu dosen selaku Dosen pengampu mata kuliah : Pengembangan
Pembelajaran Bahasa dan Sasta Indonesia. Yang telah memberikan tugas ini kepada
kami . Sehingga kami mendapatkan banyak tambahan ilmu pengetahuan .

Kami selaku penyusun makalah ini, berharap semoga makalah yang telah kami susun
ini bisa memberikan banyak manfaat serta menambah ilmu pengetahuan.

Karena keterbatasaan ilmu maupun pengalaman kami, kami yakin makalah ini masih
banyak memiliki kekurangan yang membutuhkan perbaikan,oleh karena itu kami sangat
berharap saran dan kritik yang membangun, demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tangerang, 28 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................3
C. TUJUAN PEMBAHASAN.........................................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN
A. LANDASAN PENYUSUNAN BAHAN AJAR.........................................................................4
B. TAHAP – TAHAP PENYUSUNAN BAHAN AJAR.................................................................7
C. PROBLEMATIKA PENYUSUNAN BAHAN AJAR................................................................9
D. APLIKASI BAHAN AJAR DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA KREATIF
D. BAHASA INDONESIA..............................................................................................................3

BAB III
KESIMPULAN..................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara adalah salah satu cara manusia untuk menyampaikan pesan (berkomunikasi)
melalui lisan. Berbicara adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap anak
jenjang pendidikan. Agar anak mampu mengungkapkan gagasan-gagasan dengan baik dan
benar melalui bahasa lisan.Hal ini guru bahasa indonesia berperan penting untuk membantu
peserta didik mengungkapkan gagasan-gagasan dan cara untuk mengungkapkan gagasan –
gagasan tersebut.
Guru bahasa indonesia dapat mengimplementasikan dengan memberikan materi
pembelajaran atau bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar terdiri atas pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang harus dipelajari oleh siswa. Hal ini harus sesuai dengan standart
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar(KD).
Masalah yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah menentukan atau
memilih materi pembelajarn atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu peserta didik
mencapai kompetensi atau tujuan. Hal ini disebabkan dalam bentuk “materi pokok’’. Menjadi
tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap.
[1]

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah, maka ada beberapa masalah yang menyangkut
Penyusunan Bahan Ajar Berbicara Kreatif / Dramatisasi yang akan di bahas dalam makalah ini,
yaitu:
1. Apa landasan Penyusunan Bahan Ajar?
2. Bagaimana Tahap-Tahap Penyusunan Bahan ajar ?
3. Bagaimana problematika Penyusunan bahan ajar ?
4. Bagaimana aplikasi bahan ajar dalam pembelajaran berbicara kreatif bahasa indonesia di
Madrasah Ibtidaiyah ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan maslah, maka untuk membahas masalah yang ada di dalam makalah
ini,maka didapatkan beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini:
1. Untuk mengetahui landasan Penyusunan Bahan Ajar.
2. Untuk mengetahui Tahap-Tahap Penyusunan Bahan ajar .
3. Untuk mengetahui problematika Penyusunan bahan ajar .
4. Untuk mengetahu aplikasi bahan ajar dalam pembelajaran berbicara kreatif bahasa indonesia di
Madrasah Ibtidaiyah .
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Penyusunan bahan ajar


Pengembangan materi ajar Bahasa dan Sastra Indonesia harus sesuai dengan pendekatan
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu pendekatan komunikatif. Pendekatan
komunikatif lebih menekankan pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia sebagai alat
komunikasi bukan bahasa sebagai ilmu.
Materi ajar dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia lebih menekankan pada
wacana/materi. Wacana/materi dalam hal ini adalah materi yang digunakan dalam berbagai
komunikasi. Seperti : materi lisan dan tulis, materi sastra dan non-sastra, materi formal dan non-
formal, materi narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi atau persuasi, dan beragam materi
lainnya.
Berikut ini adalah Pemilihan materi ajar yang harus memperhatikan landasan konseptual dan
oprasional :
1. Sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Apabila wacana/materi sesuai dengan tujuan pembelajaran, wacana itu berarti sesuai dengan SK
dan KD, sesuai dengan tujuan Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, sesuai juga dengan
Tujuan Pendidkan Nasional.
2. Relevan dengan kebutuhan siswa.
Relevasi dengan kebutuhan siswa baik sekarang maupun pada masa yang akan dating setelah
mereka hidup di masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendekatan life skill.
3. Kontekstual.
Materi atau materi yang kontekstual adalah wacana yang dekat dengan lingkungan siswa.
Wacana yang dipilih harus wacana yang berpijak pada kehidupan siswa
4. Sesuai dengan tingkat siswa.
Materi yang dipilih harus sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, usia siswa, psikologi siswa,
dan tingkat sosial siswa. Hal ini tentu saja sesuai dengan tingkat kesulitan materi ajar.
5. Menarik.
Materi ajar herus mampu menarik minat siswa karena memang disukai oleh siswa. Materi yang
menarik didasari oleh kebutuhan siswa, kehidupan siswa, dan bahasa yang sederhana.

6. Praktis.
Materi ajar yang praktis artinya memiliki kemudahan dan ketepatan ketika digunakan dalam
proses pembelajaran. Materi ajar jangan sampai jadi penghalang untuk pencapaian tujuan
pembelajaran. Jangan menggunakan materi ajar sementara media ajarnya sulit didapat.
7. Menantang.
Materi ajar yang diberikan dalam pembelajaran harus menjadikan masyarakat belajar, dalam hal
ini siswa dan guru, penasaran untuk belajar lebih dalam dan luas.
8. Kaya aksi.
Materi ajar harus mampu mendorong dan member ruang kepada siswa untuk menunjukkan atau
mengaplikasikan kemahiran berbahasa.[2]

B. Tahap-Tahap Penyusunan Bahan Ajar

Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi
dan kompetensi dasar. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan
oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau
bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Secara garis besar langkah-langkah penyusunan bahan ajar meliputi [3]:

1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek
tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar
memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.Setiap aspek standar
kompetensi tersebut memerlukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang berbeda-beda untuk
membantu pencapaiannya.
2. Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
Berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi
jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.Materi pembelajaran aspek kognitif secara
terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
a. Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang,
peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya.
b. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi.
c. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.
d. Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya
langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.
e. Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi),
internalisasi, dan penilaian.
f. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
3. Memilih materi
a. Perhatikan jumlah atau ruang lingkup yang cukup memadai sehingga mempermudah siswa
dalam mencapai standar kompetensi.
b. memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan
mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau
metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya metode mengajarkan
materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan”
(mnemonics), sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”. [4]
c. Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan
adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa.
Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita
ajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau psikomotorik. Berikut adalah
pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran:
1) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa mengingat nama suatu objek,
simbul atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang harus
diajarkan adalah “fakta”.
Contoh:
Jenis-jenis karangan, jenis-jenis paragraph, genre karya sastra.
2) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan untuk menyatakan
suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa
contoh objek sesuai dengan suatu definisi ? Kalau jawabannya “ya” berarti materi yang harus
diajarkan adalah “konsep”.
Contoh :
Seorang guru menunjukkan beberapa karangan kemudian siswa diminta untuk
mengklasifikasikan atau mengelompokkan mana yang termasuk karangan narasi, deskripsi,
eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
3) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menjelaskan atau melakukan
langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu ? Bila “ya” maka materi yang
harus diajarkan adalah “prosedur”.
Contoh:
Langkah-langkah membuat karangan argumentasi, cara-cara membaca sanjak.
4) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menentukan hubungan antara
beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep ? Bila jawabannya
“ya”, berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam kategori“prinsip”.
Contoh:
Cara menulis pantun dan syair, kalimat yang baku.
5) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa memilih berbuat atau tidak berbuat
berdasar pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah? Jika jawabannya “Ya”,
maka materi pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek afektif, sikap, atau nilai.
Contoh:
Apresiasi karya sastra.
6) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa melakukan perbuatan secara fisik?
Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah aspek motorik.
Contoh:
Dalam pelajaran membaca, siswa diharapkan mampu membaca 250 kata permenit. Materi
pembelajaran yang harus diajarkan adalah teknik membaca cepat.
4. Memilih sumber bahan ajar
Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar.
Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku
pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, buku lektronik, dan sebagainya.[5]
C. Problematika Penyusunan Bahan Ajar
Berkenaan dengan penyusunan bahan ajar ini, secara umum masalah yang dimaksud meliputi :
1. Cara penentuan jenis materi,kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian, perlakuan
(treatment) terhadap materi pembelajaran.
Ketepatan dalam menyelesaikan masalah tersebut guru akan menghindarkan guru dari
mengajarkan terlalu sedikit atau terlalu banyak,terlalu dangkal atau terlalu mendalam.
2. Memilih sumber dimana bahan ajar itu didapatkan.
Cenderung sumber bahan ajar dititikberatkan pada buku, padahal banyak sumber bahan ajar
selain buku yang dapat digunakan.[6]

D. Aplikasi Bahan Ajar Dalam Pembelajaran Berbicara Kreatif Bahasa Indonesia Di


Madrasah Ibtidaiyah
Keterampilan berbicara merupakan kemampuan mengungkapkan gagasan mengunakan bahasa
lisan. Materi yang harus diajarkan mencakup banyak hal,misalnya diskusi,wawancara,
memperkenalkan diri, bercerita dan sebagainya. Ketika seorang peserta didik sedang berbicara
harus memperhatikan siapa mitra bicaranya,bagaimana situasinya,kapan dan dimana dia
berbicara, apa pokok masalah yang dibicarakan, ragam bahasa apa yang harus digunakan,
bagaimana pranata sosial budayanya, dan sebagainya. Di samping itu, yang perlu mendapat
perhatian ketika mengajarkan keterampilan berbicara adalah apa yang dikatakan dan bagaimana
cara mengatkannya.[7]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

A. Berikut ini adalah Pemilihan materi ajar yang harus memperhatikan landasan konseptual dan
oprasional :
1. Sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Relevan dengan kebutuhan siswa.
3. Kontekstual.
4. Sesuai dengan tingkat siswa.
5. Menarik.
6. Praktis.
7. Menantang.
8. Kaya aksi.
B. Secara garis besar langkah-langkah penyusunan bahan ajar meliputi :
1.Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
2.Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
3.Memilih materi
4.Memilih sumber bahan ajar
C. Berkenaan dengan penyusunan bahan ajar ini, secara umum masalah yang dimaksud meliputi :
1.Cara penentuan jenis materi,kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian, perlakuan (treatment)
terhadap materi pembelajaran.
2.Memilih sumber dimana bahan ajar itu didapatkan.

B. SARAN
Sebagai guru sebaiknya dalam proses pembelajaran haruslah selalu memunculkan ide-ide
kreatif/dramatisasi dalam mengimplementasikan setiap materi pembelajarannya, agar siswa
semakin terpacu dalam setiap proses pembelajaran yang akan diajarkan, sebagai langkah untuk
menuju tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan sesuai dengan tingkat
siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ghazali,A.Syakur.2010.Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komutatif
Interaktif.Bandung:PT.Refika Aditama.
Pranowo.2014.Teori Belajar Bahasa untuk Guru Bahasa dan Mahasiswa Jurusan Bahasa.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
UNTUKGURU_PengembanganBahanAjar.html. Diposkan oleh Rudianto_di Sabtu, Mei 07 2011
diakses 25 September 2016 Jam 10:21
[1] Pranowo, Teori Belajar Bahasa Untuk Guru Bahasa dan Mahasiswa Jurusan Bahasa,
(Yogyakarta:Pustaka Belajar,2014),hlm.238
[2] UNTUKGURU_PengembanganBahanAjar.html. Diposkan oleh Rudianto di Sabtu, Mei 07,
2011
[3] Pranowo, Teori Belajar Bahasa Untuk Guru Bahasa dan Mahasiswa Jurusan Bahasa,
(Yogyakarta:Pustaka Belajar,2014),hlm.242-244
[4]UNTUKGURU_PengembanganBahanAjar.html. Diposkan oleh Rudianto di Sabtu, Mei 07,
2011
[5] Ibid.
[6] Pranowo, Teori Belajar Bahasa Untuk Guru Bahasa dan Mahasiswa Jurusan Bahasa,
(Yogyakarta:Pustaka Belajar,2014),hlm.242-244
[7] Ibid,.hlm.254

Anda mungkin juga menyukai