Penulis :
FAKULTAS TARBIYAH
2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat
meyelesaikan makalah tentang “Substansi Materi Bahasa Indonesia SD/MI Pada Kurikulum
2013”. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran
agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar begi seluruh alam semesta.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia SD/MI,
serta menambah wawasan pembaca makalah dan penulis sendiri. Kami ucapkan terima kasih
kepada Ibu Tutik Dinur Rofiah, S.Pd.I, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia SD/MI, serta pihak-pihak yang ikut serta dalam penyusunan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dalam
hal penulisan maupun dalam kajian materi. Akhirnya, dengan penuh kerendahan hati kami
mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang ada di
dalam makalah ini membawa manfaat bagi penulis dan khususnya pembaca.
Wassalamu’alikum wr.wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain itu, materi bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 juga memperkenalkan
beberapa aspek baru yang lebih menekankan pada pengembangan karakter siswa. Aspek ini
meliputi peningkatan kecakapan hidup, pengembangan kemampuan sosial, dan penguatan
karakter moral. Materi bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 juga memperkenalkan
beberapa konsep dan keterampilan baru seperti literasi informasi, keterampilan berpikir kritis,
dan keterampilan berargumentasi. Semua hal ini bertujuan untuk membantu siswa menjadi
individu yang terampil, mandiri, dan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan
perubahan zaman.
Dengan demikian, materi tentang substansi bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013
sangat penting bagi pengembangan kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara efektif
dan efisien menggunakan bahasa Indonesia, serta membantu siswa menjadi individu yang
terampil, mandiri, dan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan zaman.
Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai Substansi Materi Bahasa Indonesia SD/MI Pada
Kurikulum 2013, bagaimana bahasa Indonesia diajarakan secara terpadu, serta kekurangan
dan kelebihan bahasa Indonesia SD/MI dilaksanakan secara terpadu.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Substansi Materi Bahasa Indonesia SD/MI Pada Kurikulum 2013.
2. Untuk Mengetahui Pengajaran Bahasa Indonesia Secara Terpadu.
3. Untuk Mengetahui Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia Secara Terpadu.
4. Untuk Mengetahui Manfaat Pembelajaran Terpadu.
5. Untuk Mengetahui Model Pembelajaran Terpadu.
6. Untuk Mengetahui Implementasi Pendekatan Terpadu Dalam Pembelajaran Bahasa.
7. Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Bahasa Indonesia SD/MI
Dilaksanakan Secara Terpadu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Solchan T.W.,dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia di SD, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014) Hlm.
131
2
Badan Standar Nasional Pendidikan Republik Indonesia,2006.
3
beberapa disiplin ilmu melalui penggabungan isi, keterampilan, dan sikap, dengan
alasan bahwa kebanyakan masalah dan pengalaman bersifat interdisipliner dan
memerlukan keterampilan yang beragam untuk memecahkannya. Selain itu,
adanya tuntutan interaksi kolaboratif yang tinggi dan memudahkan anak untuk
membuat hubungan antar skemata dan transfer pemahaman antar konteks.
Pembelajaran terpadu, di sisi lain, melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa, sehingga mereka dapat
memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran terpadu fokus pada proses yang dilalui siswa dalam memahami isi
pembelajaran dan dikembangkan keterampilannya dengan cara menghubungkan
berbagai mata pelajaran yang mencerminkan dunia nyata dan dalam rentang
kemampuan dan perkembangan anak. Konsep ini juga memungkinkan untuk
menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda,
dengan tujuan agar siswa dapat belajar dengan lebih baik dan berarti.
Pendekatan pembelajaran terpadu menyesuaikan dengan kebutuhan
perkembangan anak dan bertolak dari teori pembelajaran yang menolak proses
latihan atau hafalan sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur
intelektual anak. Teori ini dianut oleh para tokoh psikologi Gestalt, termasuk
Piaget, yang menekankan pada pentingnya pembelajaran yang bermakna dan
program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.
Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan memilih dan mengembangkan topik
atau tema bersama anak, yang bukan hanya menguasai konsep-konsep mata
pelajaran, tetapi juga menjadikan konsep-konsep mata pelajaran terkait sebagai
alat dan wahana untuk mempelajari dan menjelajahi topik atau tema tersebut.
Berbeda dengan pendekatan konvensional, pembelajaran terpadu lebih
menekankan pada keterlibatan anak dalam proses pembelajaran dan pembuatan
keputusan secara aktif. Pendekatan pembelajaran terpadu ini lebih menekankan
pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing).3
3
Hermawan, dkk., Materi Pokok Pembelajaran Terpadu di SD Modul 1-6, (Jakarta : Universitas Terbuka,
2007), Hlm. 05.
4
2. Karakteristik.
Untuk memahami pembelajaran terpadu, ada beberapa karakteristik yang
perlu dipahami. Perbandingan dengan pembelajaran konvensional yang umumnya
dilakukan oleh guru di sekolah saat ini dapat diobservasi sebagai berikut:
1. Pembelajaran terpadu menempatkan siswa sebagai pusat (student centered),
sesuai dengan pendekatan modern yang memandang siswa sebagai subjek
belajar. Peran guru lebih sebagai fasilitator untuk membantu siswa
melakukan aktivitas belajar.
2. Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk mengalami langsung
(direct experiences) suatu hal sebagai dasar untuk memahami hal yang lebih
abstrak.
3. Pembelajaran terpadu tidak memisahkan mata pelajaran dengan jelas,
terutama di kelas awal sekolah dasar, di mana fokus pembelajaran diarahkan
pada pembahasan tema-tema yang paling berkaitan dengan kehidupan siswa.
4. Pembelajaran terpadu menggabungkan konsep-konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam satu proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami
konsep secara menyeluruh. Hal ini membantu siswa dalam memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pembelajaran terpadu bersifat fleksibel, karena guru dapat mengaitkan bahan
ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain, atau dengan
kehidupan siswa dan lingkungan di sekitarnya.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa, memberi mereka kesempatan untuk mengoptimalkan potensi mereka.4
C. Prinsip-prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia secara Terpadu
Dalam melaksanakan pembelajaran bahasa secara terpadu di sekolah dasar,
terutama saat menggali tema, melaksanakan pembelajaran, dan penilaian, ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Tema yang dipilih harus mudah digunakan untuk menggabungkan berbagai mata
pelajaran dan tidak terlalu luas.
4
Ibid., Hlm. 07
5
2. Tema yang dipilih harus bermakna dan memberikan bekal bagi siswa untuk
belajar lebih lanjut.
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
4. Tema yang dipilih harus mempertimbangkan minat siswa.
5. Tema harus mempertimbangkan peristiwa otentik yang terjadi selama waktu
belajar.
6. Tema harus mempertimbangkan kurikulum dan harapan masyarakat.
7. Tema harus mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.5
5
Ibid. Hlm. 14.
6
2. Siswa dapat memahami hubungan yang bermakna antar materi pembelajaran,
karena materi tersebut lebih berperan sebagai alat untuk mencapai tujuan akhir
daripada tujuan itu sendiri.
3. Pembelajaran terpadu dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, karena
mereka dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih besar, lebih luas, dan
lebih dalam dalam situasi pembelajaran.
4. Kemungkinan terjadinya pembelajaran yang terputus-putus dapat dikurangi, karena
siswa memiliki pengalaman belajar yang lebih terpadu dan memahami proses dan
materi secara lebih terpadu.
5. Pembelajaran terpadu memberikan penerapan-penerapan dunia nyata yang dapat
meningkatkan transfer pembelajaran.
6. Pemaduan antar mata pelajaran dapat meningkatkan penguasaan materi
pembelajaran.
7. Pengalaman belajar antar mata pelajaran dapat membentuk pendekatan
menyeluruh terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan
kemandirian siswa dalam pemikirannya.
8. Motivasi belajar dapat ditingkatkan karena siswa akan terlibat dalam "konfrontasi
yang melibatkan banyak pemikiran" dalam pokok bahasan yang dihadapi.
9. Pembelajaran terpadu dapat membantumenciptakan struktur kognitif atau
pengetahuan awal siswa yang dapat menjembatani pemahaman tentang konsep-
konsep yang sedang dipelajari.
10. Pembelajaran terpadu dapat meningkatkan kerjasama antara para guru, siswa, dan
sumber belajar lainnya, dan membuat belajar menjadi lebih menyenangkan serta
dilakukan dalam situasi yang lebih nyata dan bermakna.
E. Model pembelajaran Terpadu
Fogarty (1991) menyatakan bahwa ada sepuluh cara atau model untuk
merencanakan pembelajaran terpadu, yang melibatkan cara memadukan konsep,
keterampilan, topik, dan unit tematisnya.
7
Kesepuluh model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested,
(4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan
(10) networked.6
Dari kesepuluh model tersebut, terdapat tiga model pembelajaran terpadu yang
paling cocok atau tepat diterapkan di sekolah dasar, yaitu model jaring laba-laba
(webbing), model keterhubungan (connected), dan model keterpaduan (integrated).
Berikut adalah penjelasan tentang ketiga model pembelajaran terpadu tersebut
beserta kelebihan dan kelemahannya dalam pelaksanaannya.
1. Model Pembelajaran Jaring Laba-Laba (Webbed)
Model pembelajaran webbed merupakan model yang sangat populer.
Model ini didasarkan pada pendekatan tematis yang digunakan sebagai
penghubung bahan dan kegiatan pembelajaran. Dalam konteks ini, tema
digunakan untuk mengaitkan kegiatan pembelajaran baik dalam satu mata
pelajaran tertentu (intrabidang studi) maupun antar mata pelajaran (antarbidang
studi). Untuk memudahkan pemahaman, dapat dilihat gambar atau ilustrasi di
atas.
Model pembelajaran ini adalah model terpadu yang menggunakan pendekatan
tematik. Pendekatan ini dimulai dengan menentukan tema, yang kemudian
dikembangkan menjadi subtema dengan memperhatikan keterkaitannya dengan
mata pelajaran yang terkait. Dari subtema tersebut, diharapkan aktivitas siswa
dapat berkembang dengan sendirinya. Kekuatan dari model pembelajaran
terpadu jaring laba-laba meliputi faktor motivasional yang dihasilkan dari
pemilihan tema yang diminati, kemudahan dalam penggunaannya oleh guru
yang belum berpengalaman, dan kemampuannya untuk memudahkan
perencanaan kerja tim dalam mengembangkan tema ke dalam semua bidang isi
pelajaran.
Namun, terdapat juga kelemahan dalam model pembelajaran terpadu
jaring laba-laba, seperti kesulitan dalam menyeleksi tema yang tepat, adanya
kecenderungan untuk merumuskan tema yang dangkal, fokus pada kegiatan
6
Ibid., Hlm. 21.
8
daripada pengembangan konsep, dan kurangnya perhatian terhadap misi
kurikulum.
2. Model Keterhubungan (Connected)
Model keterhubungan mengasumsikan bahwa setiap butir pembelajaran
dapat diterapkan pada satu induk mata pelajaran. Misalnya, pembelajaran
kosakata, struktur, membaca, dan menulis dapat diterapkan pada mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia. Namun, pembentukan kemampuan berbahasa dan
bersastra secara utuh tidak terjadi secara otomatis. Oleh karena itu, guru perlu
mengintegrasikan butir-butir pembelajaran dan proses pembelajaran secara
terpadu. Model pembelajaran keterhubungan adalah model pembelajaran
terpadu yang secara sengaja menghubungkan konsep, topik, keterampilan,
tugas, bahkan ide-ide antara mata pelajaran yang berbeda. Kekuatan model
pembelajaran keterhubungan adalah mengaitkan ide-ide dalam satu mata
pelajaran, mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus-menerus, dan
memudahkan transfer atau pemindahan ide-ide tersebut dalam memecahkan
masalah. Namun, kelemahan model pembelajaran keterhubungan adalah tetap
adanya pemisahan antara mata pelajaran, guru tidak didorong untuk bekerja
secara bersama-sama, dan kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang
lebih global dengan mata pelajaran lain dapat diabaikan.
3. Model Keterpaduan (Integrated)
Model terpadu menggabungkan topik-topik dari berbagai mata
pelajaran yang memiliki esensi yang sama dalam satu topik tertentu. Misalnya,
topik evidensi dapat dimasukkan ke dalam mata pelajaran tertentu, seperti
Pengetahuan Alam, untuk mencegah muatan kurikulum yang berlebihan. Dalam
model ini, butir pembelajaran dari berbagai mata pelajaran dapat dimasukkan ke
dalam satu topik tertentu, seperti dalam pembelajaran membaca di mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang dapat dihubungkan dengan Matematika dan
Pengetahuan Alam. Model ini sangat baik diterapkan di SD. Model ini
menggunakan pendekatan antarmata pelajaran dan menggabungkan beberapa
mata pelajaran dengan menetapkan prioritas kurikuler dan menentukan
keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih. Kekuatan model
terpadu antara lain memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan
keterhubungan antara berbagai mata pelajaran, memungkinkan pemahaman
9
antar mata pelajaran, dan mampu membangun motivasi. Namun, model ini
memiliki kelemahan, seperti sulit diterapkan secara penuh, menghendaki guru
yang trampil, percaya diri dan menguasai konsep, sikap, dan keterampilan yang
sangat diprioritaskan, serta menghendaki tim antarmata pelajaran yang
terkadang sulit dilakukan baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan.
F. Implementasi Pendekatan Terpadu Dalam Pembelajaran Bahasa
Implementasi pendekatan terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat
dilakukan dengan menggabungkan unsur-unsur yang terkait dengan bahasa Indonesia,
seperti keterampilan berbicara, menulis, membaca, dan mendengarkan, dengan unsur-
unsur dari mata pelajaran lain atau topik yang sedang dibahas dalam kelas.7
Contohnya, ketika mempelajari novel dalam bahasa Indonesia, pendekatan
terpadu dapat diterapkan dengan mengintegrasikan unsur-unsur dari mata pelajaran
lain, seperti sejarah atau sosiologi, untuk membahas latar belakang historis atau sosial
dari novel tersebut. Selain itu, penggunaan pendekatan terpadu juga dapat membantu
siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, karena mereka akan
diminta untuk mempertimbangkan berbagai sudut pandang dari unsur-unsur yang
digabungkan dalam pembelajaran.
Selain itu, pendekatan terpadu juga dapat diterapkan dengan menggabungkan
keterampilan bahasa Indonesia dengan keterampilan lain, seperti keterampilan
teknologi informasi atau keterampilan seni. Misalnya, siswa dapat diminta untuk
membuat presentasi tentang sebuah topik tertentu dalam bahasa Indonesia dan
menggunakan keterampilan teknologi informasi untuk memperkaya presentasi
tersebut.8
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, implementasi pendekatan terpadu
dapat membantu siswa untuk lebih memahami dan menghargai bahasa Indonesia
sebagai bahasa yang terkait dengan budaya dan kehidupan sehari-hari mereka, serta
membantu mereka mengembangkan keterampilan yang diperlukan dalam berbagai
bidang kehidupan
7
Meri, Y. N., Peningkatan Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Webbed dan
Connected Berbasis Brai Based Learning, (2015) Hlm. 339.
8
Arianto, Model Pembelajaran Terpadu Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara, (2018)
Hlm. 1978
10
G. Kelebihan dan Kekurangan Bahasa Indonesia SD/MI Dilaksanakan Secara
Terpadu.
Pembelajaran bahasa Indonesia secara terpadu di SD/MI mengacu pada
pendekatan yang mengintegrasikan keterampilan bahasa seperti membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara ke dalam kurikulum untuk meningkatkan kemampuan
bahasa siswa secara menyeluruh. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari
pembelajaran bahasa Indonesia secara terpadu di SD/MI:
Kelebihan:
1) Memperkuat keterampilan bahasa secara menyeluruh: Pendekatan terpadu dapat
membantu siswa mengembangkan keterampilan bahasa secara komprehensif,
karena keterampilan bahasa yang satu saling terkait dengan keterampilan bahasa
yang lain.
2) Meningkatkan pemahaman: Dalam pembelajaran bahasa Indonesia secara
terpadu, siswa diberi kesempatan untuk mengaitkan pengetahuan yang mereka
miliki dengan situasi dunia nyata, dan oleh karena itu, dapat meningkatkan
pemahaman mereka tentang konteks yang berbeda.
3) Efektif dalam mengintegrasikan keterampilan belajar: Pendekatan terpadu dapat
memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan belajar yang lebih efektif,
seperti keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi.
Kekurangan:
1) Membutuhkan waktu yang lebih banyak: Pendekatan terpadu membutuhkan
waktu dan persiapan yang lebih banyak oleh guru, yang dapat mengganggu
jadwal pengajaran.
2) Tidak fleksibel: Pendekatan terpadu sering kali kurang fleksibel karena
melibatkan banyak keterampilan dan topik yang terintegrasi, sehingga sulit untuk
melakukan penyesuaian dengan cepat.
3) Tidak terfokus: Tidak terdapat fokus khusus pada salah satu keterampilan bahasa
seperti membaca, menulis, mendengarkan, atau berbicara, sehingga kurang efektif
dalam mempertajam keterampilan tertentu.9
9 Kurniawan, A., ‘’Pengembangan Bahan Ajar Terintegrasi untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris
Siswa Sekolah Dasar’’, Jurnal : Pengajaran dan Penelitian Bahasa, Vol 10 No 4 2019, Hlm. 763-770.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makna kata "substansi" berasal dari bahasa Inggris "substance" dan berasal dari bahasa
Latin "substantia" yang berarti inti atau bahan hakikat. Dalam konteks pembelajaran Bahasa
Indonesia SD, mengkaji substansi materi ajar berarti menyelidiki isi pokok atau inti dari
materi ajar tersebut.
Dalam teori, terdapat dua konsep yang memiliki hubungan erat, yaitu kurikulum terpadu
dan pembelajaran terpadu. Kurikulum terpadu mencakup beberapa disiplin ilmu melalui
penggabungan isi, keterampilan, dan sikap, dengan alasan bahwa kebanyakan masalah dan
pengalaman bersifat interdisipliner dan memerlukan keterampilan yang beragam untuk
memecahkannya. Pembelajaran terpadu, di sisi lain, melibatkan beberapa mata pelajaran
untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa, sehingga mereka dapat
memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Dalam melaksanakan pembelajaran bahasa secara terpadu di sekolah dasar, terutama saat
menggali tema, melaksanakan pembelajaran, dan penilaian, ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tema yang dipilih harus mudah digunakan untuk menggabungkan berbagai mata
pelajaran dan tidak terlalu luas.
2. Tema yang dipilih harus bermakna dan memberikan bekal bagi siswa untuk
belajar lebih lanjut.
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
4. Tema yang dipilih harus mempertimbangkan minat siswa.
5. Tema harus mempertimbangkan peristiwa otentik yang terjadi selama waktu
belajar.
6. Tema harus mempertimbangkan kurikulum dan harapan masyarakat.
12
7. Tema harus mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
Ada beberapa manfaat dari pembelajaran terpadu yang dapat diperoleh, yaitu sebagai
berikut:
Fogarty (1991) menyatakan bahwa ada sepuluh cara atau model untuk merencanakan
pembelajaran terpadu, yang melibatkan cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan
unit tematisnya. Kesepuluh model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested,
(4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10)
networked. Dari kesepuluh model tersebut, terdapat tiga model pembelajaran terpadu yang
paling cocok atau tepat diterapkan di sekolah dasar, yaitu model jaring laba-laba (webbing),
model keterhubungan (connected), dan model keterpaduan (integrated).
14
DAFTAR PUSTAKA
Meri, Y. N., Peningkatan Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran IPA Terpadu Tipe
Webbed dan Connected Berbasis Brai Based Learning, (2015) Hlm. 339.
15