Anda di halaman 1dari 14

MINI RISET

MK. Bahasa Indonesia

Study Program S1 Bilingual


Natural Science Education

Score:
WAWANCARA GURU MENGENAI PENGGUNAAN BAHASA
INDONESIA

Nama : 1. Geovani Siallagan (4193151004)

2. Sherly Christina Octavia (4193151013)

3. Winanta Sitanggang (4193351012)

Dosen Pengampu : Salmah Naelofaria, S.Pd., M.Pd.

Program Studi : S1 Bilingual Pendidikan IPA 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


MEDAN

MEI 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberi kami kesempatan untuk menyelesaikan makalah Mini Riset. Dengan rahmat dan
kuasa-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Mini Riset. Makalah ini disiapkan untuk
memenuhi tugas dari ibu Salmah Naelofaria, S.Pd., M.Pd. dalam mata kuliah Bahasa
Indonesia Universitas Negeri Medan.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Salmah


Naelofaria, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen mata kuliah Bahasa Indonesia dan juga atas
bimbingan selama proses pembuatan makalah mini riset ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan bagi para pelajar dan pembaca. Akhir kata kami
mengucapkan terimakasih.

Medan, 20 Mei 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1


1.2 Tujuan...................................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................................ 3

2.1 Pengertian Bahasa Indonesia ..................................................................................3


2.2 Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-Hari...............................3
2.3 Manfaat Menggunakan Bahasa Indonesia...............................................................4
2.4 Pengenalan Bahasa Pada Anak Usia Dini................................................................6

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................................7

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................................7


3.2 Bentuk Penelitian ....................................................................................................7
3.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................7

BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................8

BAB V PENUTUP..............................................................................................................10

5.1 Kesimpulan..............................................................................................................10
5.2 Saran........................................................................................................................10

REFERENSI........................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan media yang digunakan anggota suatu kelompok sosial untuk
berkomunikasi, berinteraksi, dan sebagai identitas diri. Bahasa dapat menggiring kita menembus
ruang dan waktu. Melalui bahasa, kita dapat mempelajari ilmu pengetahuan, sejarah, maupun
adat istiadat suatu bangsa dalam masa tertentu. Bahasa mampu merekam berbagai hal tersebut
dalam bentuk lisan maupun tulisan. Semua itu merupakan fungsi bahasa yang telah lama
diemban oleh bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional Negara Indonesia yang merupakan bahasa
pemersatu. Bahasa Indonesia sudah diajarkan sejak tingkat SD, SMP, dan SMA. Oleh karena itu
sebaiknya setelah jenjang SMA bahasa Indonesia sudah dikuasai atau setidaknya mempunyai
pengetahuan yang memadai tentang Bahasa Indonesia. Namun faktanya, masih sedikit
mahasiswa yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia secara maksimal.

Bahkan saat ini, sebagian besar komunikasi tidak resmi antarwarga pun sudah sering
menggunakan bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa daerah masing-masing. Bahasa
Indonesia yang seharusnya menjadi bahasa kedua setelah bahasa daerah (bahasa ibu), kini justru
bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa pertama, sedangkan bahasa daerah telah menjadi bahasa
kedua bahkan telah menjadi bahasa ketiga (bahasa asing) bagi pemilikinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang paling utama, terutama di


SD/MI kelas rendah maupun kelas tinggi. Dikatakan demikian karena dengan bahasa siswa dapat
menimba ilmu pengetahuan, teknologi, seni, serta informasi yang ditularkan dari pendidik.
Dalam makalah ini akan membahas penelitian tentang pengalaman seorang guru bilingual dalam
belajar bahasa Indonesia semasa sekolah.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan Mini Riset

Adapun tujuan dari penulisan Mini Riset (MR) ini adalah:

1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Bahasa Indonesia” di UNIMED.

1
2. Mengetahui pengalaman belajar Bahasa Indonesia pada salah satu guru Bilingual.
3. Sebagai media informasi tentang pengalaman belajar Bahasa Indonesia.

Adapun manfaat dari penulisan makalah Mini Riset (MR) ini adalah:

Setelah pembaca makalah ini, maka setidaknya pembaca akan memahami pentingnya
bahasa Indonesia melalui pengalaman seorang guru, sehingga ini akan menambah wawasan bagi
penyusun serta pembaca.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa merupakan alat komunikasi yang umum dalam masyarakat. Bahasa diucapkan
dan didengar, bukan ditulis dan dibaca. Disamping tetap ada yang diucapkan dan didengarkan.
Seseorang yang memiliki kemampuan berbicara akan lebih mudah dalam menyampaikan ide
atau gagasan kepada orang lain, keberhasilan mengunakan ide itu sehingga dapat diterima oleh
orang yang mendengarkan atau yang diajak berbicara. Pemahaman bahasa sebagai fungsi sosial
menjadi hal pokok manusia untuk mengadakan interaksi sosial dengan sesamanya. Bahasa
bersifat arbitrer oleh karena itu, bahasa sangat terkait dengan budaya dan sosial ekonomi suatu
masyarakat penggunanya (Puspitasari, 2019)

Bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah
bahasa yang terpenting di wilayah Indonesia. Dalam UUD 1945 pasal 36 dinyatakan bahwa
“Bahasa negara adalah bahasa Indonesia”. Artinya, bahasa Indonesia telah diakui keberadaannya
sebagai bahasa negara dan telah dilindungi oleh aturan hukum (Devianty, 2021)

2.2 Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang berfungsi sebagai alat komunikasi
mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Tidak semua warga Negara Indonesia mengerti
apa makna dari bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sesungguhnya belum tentu bahasa
Indonesia yang benar itu baik dan bahasa Indonesia yang baik itu benar. Bahasa Indonesia yang
baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi serta efektif dalam penyampaian
maksud kepada lawan bicara. Sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia
yang sesuai dengan kaidah bahasa baku. Sudah sebagai sebuah keharusan mengenai kemampuan
dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebagai warga Negara Indonesia
seharusnya mampu menggunakan bahsa Indonesia yang baik dan benar tanpa memandang dari
generasi apa orang tersebut. Hal ini menjadi sebuah keharusan karena dalam kedudukannya
bahasa Indonesia sebagai bahasa kebanggaan nasional, identitas nasional dan alat pemersatu
bangsa (Azizah, 2019)

3
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus dalam kehidupan sehari-hari
harus sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi nonformal
seperti di warung, di pasar, di rumah dan lain-lain hendaknya menggunakan bahasa Indonesia
yang tidak terlalu terikat. Sedangkan pada situasi formal seperti kuliah, seminar, rapat dan lain-
lain, menggunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal serta memperhatikan kaidah bahasa
Indonesia yang berlaku, seperti kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan
kalimat dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah – kaidah bahasa kurang ditaati, maka
pemakaian bahasa Indonesia tersebut tidak benar atau tidak baku. Jadi, berbahasa Indonesia yang
baik dan benar adalah pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan juga
mengikuti kaidah bahasa yang benar. Agar penggunaan bahasa Indonesia dapat digunakan dalam
berkomunikasi di lingkungan masyarakat, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain
sebagai berikut :

1. Isi atau makna, yaitu berhubungan dengan pikiran, gagasan atau perasaan yang
disampaikan
2. Keadaan pemakaian bahasa, yaitu yang berhubungan dengan suasana tempat, atau
waktu bahasa
3. Khalayak/sasaran, yaitu yang berkenaan dengan usia, kelamin, pendidikan, pekerjaan
dan kedudukan
4. Sarana saluran yang digunakan, umpamanya melalui telepon, radio, televisi
5. Cara berhubungan langsung atau tidak langsung, misalnya melalui forum rapat, televisi,
radio, dan surat.

2.3 Manfaat Menggunakan Bahasa Indonesia

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan bahasa indonesia dalam kehidupan
sehari-hari adalah sebagai berikut:

a) Mempermudah dalam komunikasi,

Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan
sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan
komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang
kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita. Sebagai alat

4
komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan
memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam
aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. Pada saat kita
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu, kita ingin
dipahami oleh orang lain, kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain,
kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita, kita ingin mempengaruhi orang
lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini
pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan
bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita. Pada saat
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan apakah
bahasa yang kita gunakan mudah dipahami orang lain atau tidak. Oleh karena itu, seringkali kita
mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”. Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-
orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh
masyarakat umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau
wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena
bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau makro akan memberi nuansa lain pada
bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, nuansa tradisional.

b) Mempermudah kita untuk berintegrasi dan beradaptasi secara social,

Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia
memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam
pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota
masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat
komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok
sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan
menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-
tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan
masyarakatnya. Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula
sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial
tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi
yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita

5
akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan
bahasa standar pada orang tua atau orang-orang yang kita hormati.

2.4 Pengenalan Bahasa pada Anak Usia Dini

Masa kanak-kanak adalah usia yang paling tepat untuk mengembangkan bahasa. Anak
usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik
maupun mental. Maka tepatlah bila dikatakan bahwa usia dini adalah usia emas (golden age).
Perkembangan awal lebih penting dari pada perkembangan selanjutnya, karena dasar awal sangat
dipengaruhi oleh belajar dan pengalaman. Perkembangan bahasa untuk anak usia dini meliputi
empat pengembangan yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Pengembangan
tersebut harus dilakukan seimbang agar memperoleh pengembangan membaca dan menulis yang
optimal. Perkembangan bahasa untuk anak taman kanak-kanak berdasarkan acuan standar
pendidikan anak usia dini no. 58 tahun 2009, mengembangkan tiga aspek yaitu menerima
bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan. kemampuan bahasa anak khususnya pada
kategori reseptif yaitu menerima bahasa, pada tingkat pencapaian perkembangan yakni
menyimak perkataan orang lain dan memahami cerita. Adapun upaya untuk meningkatkan
keterampilan mendengarkan pada anak bisa dilakukan dengan cara kegiatan mendengarkan
bercerita, mendengarkan suara-suara binatang, menebak suara, menyimak cerita, pesan berantai,
menirukan suara, menirukan kalimat, menjawab pertanyaan, mendengarkan radio, mendengarkan
kaset cerita untuk anak, lagu-lagu anak, dan lain sebagainya. Adapun metode pembelajaran yang
sesuai dengan pendidikan anak usia dini adalah metode bercerita, bercakap-cakap, tanya jawab,
karyawisata, demonstrasi, sosiodrama, eksperimen, proyek, dan pemberian tugas.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini berlangsung pada hari sabtu 15 Mei 2021, melalui aplikasi zoom meeting.
Hal ini dilakukan karena adanya kendala jarak dan pandemi Covid-19 yang sedang melanda
Indonesia saat ini. Penelitian ini berlangsung sekitar kurang lebih 30 menit.

3.2 Bentuk Penelitian

Penelitian kami merupakan penelitian kualitatif yaitu wawancara. Wawancara merupakan


proses pengumpulan data, dimana menggunakan informasi/data dari informan yang menjawab
pertanyaan yang diajukan untuk kepentingan penelitian (Rachmawati, 2007). Dalam riset
kuantitatif tipe wawancara yang kami gunakan adalah bentuk wawancara tidak berstruktur, tidak
berstandard, informal, atau berfokus dimulai dari pertanyaan umum dalam area yang luas pada
penelitian. Pada penelitian ini narasumber kami adalah salah satu guru paud yaitu ibu Sintia
Theresia Ginting. Pada penelitian ini kami memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari oleh guru bahasa Inggris.
Kami memberikan sekiranya sekitar delapan pertanyaan yang yang saling berkaitan. Dimana
Geovani Siallagan memberikan tiga pertanyaan, Sherly Cristina Octavian tiga pertanyaan dan
Winanta Sitanggang sebanyak dua pertanyaan. Pada penelitain ini topik yang kami gunakan
adalah pengalaman seorang guru bilingual dalam belajar bahasa Indonesia semasa sekolah.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan wawancara atau interview. Wawancara
adalah situasi berhadap-hadapan antara pewawancara dan responden yang dimaksudkan untuk
menggali informasi yang diharapkan, dan bertujuan mendapatkan data tentang responden dengan
minimum bias dan maksimum efisiensi (Hakim, 2013). Melalui wawancara inilah peneliti
menggali informasi/data, informasi mengenai penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari narasumber kami. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas terpimpin,
artinya pertanyaan yang dilontarkan tidak terpaku pada pedoman wawancara dan dapat
diperdalam maupun dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan.

7
BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh hasil bahwa, pengalaman dalam belajar bahasa
Indonesia menurut narasumber merupakan pelajaran yang menyenangkan. Hal ini dikarenakan
banyak hal-hal yang dapat di eksplor terkait dengan surat menyurat, bercerita, mengarang,
menyusun atau merangkai kalimat/cerita. Terlebih lagi dikatakan bahwa saat sekolah dasar
pelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan dengan menarik sehingga tidak bosan dalam belajar
bahasa Indonesia. Sehingga hal itu menjadi awal untuk selalu menyukai pelajaran bahasa
Indonesia sampai pada jenjang sekolah berikutnya.

Manfaat yang diperoleh dalam mempelajari pelajaran bahasa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari adalah penulisan dengan menggunakan ejaan yang disempurnakan, sehingga
memudahkan dalam membuat surat-menyurat. Sedangkan, manfaat yang paling terasa dalam
mempelajari bahasa Indonesia adalah kemudahan dalam menulis surat lamaran kerja sebagai
guru. Selain itu, pelajaran bahasa Indonesia memiliki pengaruh yang cukup besar terutama
terkait dengan tata cara komunikasi, moderator. Dimana hal ini sangat membantu dalam
pendidikan bahkan saat mencari pekerjaan.

Berdasarkan hasil pengamatan penggunaan bahasa Indonesia untuk anak-anak di zaman


sekarang terutama anak paud, penggunaan bahasa Indonesia sedikit menurun. Hal ini mungkin
dikarenakan usia yang terbilang masih dini sehingga perlu adanya peran guru dalam
mengajarkan ejaan yang disempurnakan dan kata-kata baku bahasa Indonesia.

Dalam mempelajari materi bahasa Indoneia terdapat beberapa kesulitan dalam belajar
bahasa Indonesia yaitu saat kelas X SMA. Hal ini terjadi karena saat itu guru bahasa Indonesia
sakit, sehingga diganti oleh guru lain yang bukan ahli di bidangnya. Pada saat mengajar, metode
yang diberikan dan pelajaran yang diberikan oleh guru pengganti sulit untuk dipahami, terutama
dalam mengajarkan materi Prosa. Hal ini dikarenakan guru tersebut kurang memiliki dasar-dasar
dalam mengajarkan materi. Hal tersebut mempengaruhi nilai ujian. Sedangkan, hal-hal yang
menyenangkan dalam belajar bahasa Indonesia adalah metode pembelajaran yang digunakan
oleh guru dalam mengajar yaitu metode diskusi, dimana metode ini tidak menimbulkan
kebosanan atau monoton sehingga membuat siswa senang dalam belajar bahasa Indonesia. Selain

8
itu hal yang menyenangkan lainnya adalah saat materi tentang drama. Dimana materi ini
mengajarkan untuk kerja sama kelompok.

Hal yang perlu diperbaiki selama belajar bahasa Indonesia terutama pembelajaran di
Indonesia adalah metode pembelajaran yang digunakan. Sebaiknya dalam mengajar bahasa
Indonesia seorang guru harus menggunakan metode yang menarik, menyenangkan, dan mudah
dimengerti terutama saat di sekolah dasar. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesan kepada
siswa bahwa belajar bahasa Indonesia itu menyenangkan.

Penggunaan bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting terutama untuk anak
usia dini. Karena saat usia tersebut menjadi dasar bagi siswa untuk memberikan kesan yang
menyenangkan sehingga untuk jenjang yang berikutnya peserta didik dapat mudah untuk
memahami materi bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan suatu materi atau pelajaran dapat
mudah untuk diserap jika kita terlebih dahulu menyukai pelajaran tersebut sehingga
memudahkan otak untuk menyerap berbagai informasi.

Berikut link Youtoube hasil wawancara dengan seorang guru: https://youtu.be/81NlzrRrIuU

9
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil mini riset yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa sangatlah
penting belajar bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara
Indonesia yang digunakan sebagai bahasa perantara di antara penggunaan bahasa-bahasa daerah
yang cukup beragam di Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia sendiri dimulai saat kita
memasuki bangku sekolah dimana kita dididik dan diajarkan cara penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar serta lingkupan pengaplikasiannya. Selain itu melalui pembelajaran ini kita
diajarkan tata cara berbahasa yang baik dengan sopan dan santun.

5.2 Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna, dan kami sangat mengharapkan saran demi
perbaikan kedepannya. Kami juga mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang sudah
berpartisipasi di dalam pembuatan makalah ini sehingga bisa diselesaikan tepat pada waktunya.

10
REFERENSI

Azizah, A. R. (2019). Volume 5 nomor 2, september 2019 33. 5(September), 33–39.

Hakim, L. N. (2013). Ulasan Metodologi Kualitatif: Wawancara Terhadap Elit. Aspirasi, 4(2),
165–172. https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/501

Devianty, R. (2021). PERAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA DAERAH DALAM


PENDIDIKAN KARAKTER. Die Satzung Des Völkerbundes, 130–143.
https://doi.org/10.1515/9783112372760-018

Puspitasari, A. (2017). Menumbuhkan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar Dalam
Pendidikan Dan Pengajaran. Tamaddun, 16(2), 81–87.
https://doi.org/10.33096/tamaddun.v16i2.55

Rachmawati, I. N. (2007). Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif: Wawancara. Jurnal


Keperawatan Indonesia, 11(1), 35–40. https://doi.org/10.7454/jki.v11i1.184

11

Anda mungkin juga menyukai