Anda di halaman 1dari 11

Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“Peran Guru Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan dalam Upaya Pembentukan


Karakter Peserta Didik”

Dosen Pengampu :Dra.Katrina Samosir,M.Pd

DISUSUN OLEH

NAMA: SEPTINA SIMANIHURUK

NIM:4182111019

KELAS:DIK A MATEMATIKA 2018

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya sehingga
saya dapat menyelesaikan penulisan Critical Journal Review ini.

Saya juga berterima kasih kepada Ibu Dosen pengampu mata kuliah
Kewarganegaraan khusunya yang tengah membimbing kami pada mata kuliah ini. Kami
berharap Semoga makalah ini nantinya bermanfaat bagi kita semua terutama pada para
pembacanya.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan lebih dan kurang saya mohon maaf dan
demi perbaikan makalah ini,saya memerlukan kritik beserta saran dari para pembaca
sekalian agar kelak mendapat masukan yang lebih baik untuk kedepannya, akhir kata kami
ucapakan terima kasih.

Medan, September 2019

Penulis
BAB I

PENGANTAR

IDENTITAS JURNAL

1) Jurnal Utama

Judul Jurnal : Peran guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan


Nilai Moral yang Terkandung Dalam Materi Demokrasi di kelas VIII SMP
negeri raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang

Jenis Jurnal : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan

No ISSN : 2337-8891

Penulis : Syarif Firmansyah,Hendra Sulistiawan

Volume : Vol. 1, No. 1

Tahun : Juni 2017

Jumlah Halaman : 10 Halaman

Bahasa Jurnal : Bahasa Indonesia

2) Jurnal Pembanding

Judul Jurnal : Peran Guru Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan dalam


Upaya Pembentukan Karakter Peserta Didik

Jenis Jurnal : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan

No ISSN : 22337-5205

Penulis : Fadil Yudia Fauzi ,ismail Arianto,etin Solihatin

Volume : Volume 1 Nomor 2

Tahun : Juni 2013


Jumlah Halaman : 15 Halaman

Bahasa Jurnal : Bahasa Indonesia


BAB II

RINGKASAN JURNAL

1) Jurnal Utama

Pada dasarnya nilai moral merupakan sesuatu yang abstrak,yang mempunyai ciri tertentu
dan dapat dilihat dari tingkah laku, memiliki kaitan dengan istilah
fakta,tindsakan,norma,moral,cita cita,keyakinan dan kebutuhan.Nilai itu ada tetapi tidak
mudah dipahami.Sifatnya yang abstrak dan tersembunyi di belakang fakta menjadi salah satu
penyebab sulitnya dipahami .Ketika manusia dibiicarakan,pemikiran klasik dalasm psikologi
sampai pada proses belajar seseorang,maka jawabannnya adalah faktor bawaan atau faktor
lingkunagn diaman kedua faktor tersebut paling Pada dasarnya nilai moral merupakan sesuatu
yang abstrak, yang mempunyaiciri-ciri terteberpengaruh terhadap perkemabangan diri
manusia.

Faktor bawaan dan faktor lingkungan sangat erat kaitannya dalam proses perolehan
nilai moral seseorang dalam kehidupannya.Pada dasarnya perolehan nilai moral dipandang
sebagai proses regenerasi dari sifat-sifat bawaan yang dimiliki seseorang. Dapat dikatakan
bahwa nilai moral sebagai kontinuitas dari proses psikologis lainnya seperti persepsi, sikap,
dan keyakinan pada diri seseorang. Di lain pihak, ada pula yang mengatakan bahwa perolehan
nilai moral sebagai interaksi sosial antara individu dengan lingkungannya.

Cara pandang seperti ini lebih menekankan pada peran dunia luar sebagai faktor yang
memfasilitasi sistem nilai. Peran orang tua, guru, masyarakat sekitar dan sistem nilai moral
yang dipelihara dalam lingkungan tempat ia tinggal merupakan faktor-faktor penting bagi
proses pemilikan nilai moral pada diri individu. Dalam pandangan filsafat, nilai moral sering
dihubungkan dengan masalah kebaikan. Sesuatu dikatakan mempunyai nilai moral apabila
sesuatu itu berguna, benar (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral), religius
(nilai religi), dan sebagainya. Nilai moral merupakan sesuatu yang ideal dan bersifat baik.
Oleh karena itulah nilai dianggap sebagai sesuatu yang abstrak dan tidak dapat disentuh oleh
panca indera.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka Fraenkel (dalam Hamid Darmadi, 2007: 27)
menyatakan bahwa nilai moral ini adanya dalam “people’s minds” (angan-angan manusia)
serta berlainan dengan lainnya. Adapun pendapat yang mirip dengan pandangan Fraenkel ini
adalah Rokeah, yang menyatakan bahwa nilai moral merupakan sesuatu yang berharga yang
dianggap bernilai, adil, baik dan indah serta menjadi pedoman atau pegangan diri. Selanjutnya
menurut Imam Al Ghazali, (dalam Hamid Darmadi, 2007: 27) menyatakan bahwa keberadaan
nilai moral ini dalam “lubuk hati” (Al Qolbu) serta menyatu/bersatu raga di dalamnya menjadi
suara dan hati atau hati nurani (the conscience of man).Nilai moral manusia baru akan
menjadi satu pribadi dan bersatu raga menjadi sistem organik dan personal apabila sudah
mencapai tahap sebagai keyakinan diri atau prinsip serta tersusun sebagai sistem keyakinan
(belief system). Hal ini harus benar-benar diyakini dan menjadi jati dirinya.Siswa dikatakan
bermoral jika mereka memiliki kesadaran moral, yaitu dapat menilai hal-hal yang baik dan
buruk.

Hal-hal yang boleh dilakukan serta hal-hal yang etis dan tidak etis. Siswa yang
bermoral dengan sendirinya akan tampak dalam penilaian atau penalaran moralnya serta pada
perilakunya yang baik, benar, dan sesuai dengan etika. Artinya, ada kesatuan antara penalaran
moral dengan perilaku moralnya.Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka peneliti
menyimpulkan bahwa“Untuk memiliki moralitas yang baik dan benar, seseorang tidak cukup
sekedar telah melakukan tindakan yang dapat dinilai baik dan benar. Seseorang dapat
dikatakan sungguh-sungguh bermoral apabila tindakannya disertai dengan tindakan dan
pemahaman akan kebaikan yang tertanam dalam tindakan tersebut”untuk itu penulis
menerapkannya pada materi demokrasi.Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di
Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang
terlihat bahwa kemampuan guru, khususnya Pendidikan Kewarganegaraan dalam memberikan
pemahaman tentang nilai dan moral pada siswa masih belum optimal. Hal ini dapat terlihat
dari sikap dan tingkah laku siswa sehari-hari.

2) Jurnal Pembanding

Pendidikam karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang


membantu individu untuk hidup dan bekerja sama sebagai keluarga ,masyarakat,dan
bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapast
dipertanggungjawabkan.Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam
pembentukan karakter.Di dalam dunia pendidikan sejumlah mata pelajaran dapat
membentuk karakter bangsa,salah satu diantaranya mata pelajaran PPKN.PPKN
merupakan mata pelajaran yang sarat isi dengan nilai pancasila untuk membentuk
kepribadian.
PPKN tidak hanya sampai pada penghafalan,melainkan PPKN diterapkan dalam
kehidupan sehari hari psesrta didikperbuatan,nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila
bukan untuk dihafal melainkan untuk dipraktekkan dalam kehidupan nyta.Oleh kasren itu
pembelajaran PPKN perlu mengutamakan perilaku dalam hidup berbangsa dan
bernegara.Pendidikan karakter adalah baik atau unggul suatu system penanaman nilai nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan kesadaran atau
kemauan,dan tindakan untuk melaksanakn nilai nilai tersebut.Akan tetapi di era
globsalisasi saat ini seiring kemajuan teknologi,nilai nilai kesopanan,budaya pekerti
seakan telah diabaikan.Yang mengakibatkan perilaku peserta didik menyimpang.hsal ini
dikarenakan krisis karakter bangsa.Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi
batas yang sewajarnya.
Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal rokok,narkoba,freesex,dsan terlibat
dalam tindakan kriminal lainnya.Fakta ini sudah tidak dapat diungkuri lagi.meningksatnya
tingkat kriminal di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa,tetapi banyak juga
dari kalangan para remaja.Tindsakan kenalan remaja sangat beranekargaman dan
bervariasi dan lebih terbatas jika dibandingkan tindakan kriminal orang dewasa.
BAB III

PEMBAHASAN

A. KEUNGGULAN JURNAL

a. Keterkaitan antar topik


Kajian antar topik pada jurnal ini saling terkait, yakni mengkaji tentang pendidikan
ksarakter dan upaya yang yang harus dilakukan oleh guru PPKn terhadap pendidikan
karakter siswa.
b. Kemutakhiran isi jurnal
Kemutakhiran jurnal ini dapat dilihat dari kajian yang mendukung pendidikan karakter
sesuai kurikulum 2013 dan sumber yang digunakan berdasarkan tahun terbitnya
adalah 2015, 2017 yang berarti terbaru meskipun terdapat bahan bacaan jurnal dari
tahun 1999 dan tahun 2007 atau 2012.
c. Sistematika bahan kajian
Sistematika penyusunan kajian jurnal ini dapat dikatakan sudah baik dan sudah sesuai
dengan penulisan standar jurnal yang tepat. Jurnal juga didisain dengan metode
penelitan yang bervariasi serta penggunaan grafik pengamatan serta keterangannya.

B. KELEMAHAN JURNAL

Pada jurnal utam referensinya kurang diaman penulis hanya satu orang sehingga
kurang adanya variasai antar penulis. Materi yang disampain hanya fokus pada topik itubsaaj
saja tanpa ada kaitannya dengan toipk yang lain yang sesuai dengan materi jurnal.Masih
membutuhkan referensi referensi lainnya sebagai sumber pendukung.Terdapat perbedaan
penulisan dsari kedua jurnal tersebut.Pengolahan dsaat pada metode penelitian masih kurang.
BAB IV

IMPLIKASI TERHADAP

a. Teori/Konsep
Jurnal ini dapat digunakan mahasiswa sebagai pendukung materi dalam mata kuliah
Kewarganegaraan karena dilengkapi dengan metode dan model.Jurnal ini juga dapat
digunakan oleh guru agar lebih kreatif lagi dalam mengajar.
b. Program pembangunan di Indonesia
Kurnal ini dapat digunakan dalam program pembangunan di Indonesia khususnya
dibidang pendidikan, dengan jurnal ini guru dapat berimprovisasi dalam menerapkan
metode dan model belajar yang lebih kreatif. Sehingga siswa akan lebih mengerti dan
lebih menyenangkan dalam belajar. Hal ini akan berdampak positif pada kualitas
siswa yang baik untuk pembangunan Indonesia kedepannya.
c. Analisis mahasiswa
Jurnal ini tidak terlalu membuat mahasiswa untuk berpikir kritis, karena jurnal ini
lebih banyak bercerita dan menekankan manuis atau mahasiswa yang demokratis. Dan
pembaca hanya meniru apa yang dibuat dalam jurnas ini.

.
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jurnal ini hanya dapat digunakan sebagai pendukung atau referensi saja dalam
matakuliah Kewarganegaraan, karena kajian materi yang singkat dan sekilas.

B. SARAN

Sebaiknya kajian dalam jurnal ini ditambahkan ataupun dipadatkan agar dapat
digunakan untuk memperbaiki pendidikan yang lebih kreatif.
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi,Yudia.2013.Peran Guru Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan dalam Upaya


Pembentukan Karakter Peserta Didik.Vol.1 Nomor 2 Juni 2017.

Firmansyah Syarif .2013.Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mengembangkan


Nilai Moral yang Terkandung Dalam Materi Demokrasi Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Sungai
Raya Kepulauan Kabupaten Benkayang.Vol 1Nomor 1 Juni 2017.

Anda mungkin juga menyukai