DISUSUN OLEH
NIM:4182111019
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya sehingga
saya dapat menyelesaikan penulisan Critical Journal Review ini.
Saya juga berterima kasih kepada Ibu Dosen pengampu mata kuliah
Kewarganegaraan khusunya yang tengah membimbing kami pada mata kuliah ini. Kami
berharap Semoga makalah ini nantinya bermanfaat bagi kita semua terutama pada para
pembacanya.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan lebih dan kurang saya mohon maaf dan
demi perbaikan makalah ini,saya memerlukan kritik beserta saran dari para pembaca
sekalian agar kelak mendapat masukan yang lebih baik untuk kedepannya, akhir kata kami
ucapakan terima kasih.
Penulis
BAB I
PENGANTAR
IDENTITAS JURNAL
1) Jurnal Utama
No ISSN : 2337-8891
2) Jurnal Pembanding
No ISSN : 22337-5205
RINGKASAN JURNAL
1) Jurnal Utama
Pada dasarnya nilai moral merupakan sesuatu yang abstrak,yang mempunyai ciri tertentu
dan dapat dilihat dari tingkah laku, memiliki kaitan dengan istilah
fakta,tindsakan,norma,moral,cita cita,keyakinan dan kebutuhan.Nilai itu ada tetapi tidak
mudah dipahami.Sifatnya yang abstrak dan tersembunyi di belakang fakta menjadi salah satu
penyebab sulitnya dipahami .Ketika manusia dibiicarakan,pemikiran klasik dalasm psikologi
sampai pada proses belajar seseorang,maka jawabannnya adalah faktor bawaan atau faktor
lingkunagn diaman kedua faktor tersebut paling Pada dasarnya nilai moral merupakan sesuatu
yang abstrak, yang mempunyaiciri-ciri terteberpengaruh terhadap perkemabangan diri
manusia.
Faktor bawaan dan faktor lingkungan sangat erat kaitannya dalam proses perolehan
nilai moral seseorang dalam kehidupannya.Pada dasarnya perolehan nilai moral dipandang
sebagai proses regenerasi dari sifat-sifat bawaan yang dimiliki seseorang. Dapat dikatakan
bahwa nilai moral sebagai kontinuitas dari proses psikologis lainnya seperti persepsi, sikap,
dan keyakinan pada diri seseorang. Di lain pihak, ada pula yang mengatakan bahwa perolehan
nilai moral sebagai interaksi sosial antara individu dengan lingkungannya.
Cara pandang seperti ini lebih menekankan pada peran dunia luar sebagai faktor yang
memfasilitasi sistem nilai. Peran orang tua, guru, masyarakat sekitar dan sistem nilai moral
yang dipelihara dalam lingkungan tempat ia tinggal merupakan faktor-faktor penting bagi
proses pemilikan nilai moral pada diri individu. Dalam pandangan filsafat, nilai moral sering
dihubungkan dengan masalah kebaikan. Sesuatu dikatakan mempunyai nilai moral apabila
sesuatu itu berguna, benar (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral), religius
(nilai religi), dan sebagainya. Nilai moral merupakan sesuatu yang ideal dan bersifat baik.
Oleh karena itulah nilai dianggap sebagai sesuatu yang abstrak dan tidak dapat disentuh oleh
panca indera.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Fraenkel (dalam Hamid Darmadi, 2007: 27)
menyatakan bahwa nilai moral ini adanya dalam “people’s minds” (angan-angan manusia)
serta berlainan dengan lainnya. Adapun pendapat yang mirip dengan pandangan Fraenkel ini
adalah Rokeah, yang menyatakan bahwa nilai moral merupakan sesuatu yang berharga yang
dianggap bernilai, adil, baik dan indah serta menjadi pedoman atau pegangan diri. Selanjutnya
menurut Imam Al Ghazali, (dalam Hamid Darmadi, 2007: 27) menyatakan bahwa keberadaan
nilai moral ini dalam “lubuk hati” (Al Qolbu) serta menyatu/bersatu raga di dalamnya menjadi
suara dan hati atau hati nurani (the conscience of man).Nilai moral manusia baru akan
menjadi satu pribadi dan bersatu raga menjadi sistem organik dan personal apabila sudah
mencapai tahap sebagai keyakinan diri atau prinsip serta tersusun sebagai sistem keyakinan
(belief system). Hal ini harus benar-benar diyakini dan menjadi jati dirinya.Siswa dikatakan
bermoral jika mereka memiliki kesadaran moral, yaitu dapat menilai hal-hal yang baik dan
buruk.
Hal-hal yang boleh dilakukan serta hal-hal yang etis dan tidak etis. Siswa yang
bermoral dengan sendirinya akan tampak dalam penilaian atau penalaran moralnya serta pada
perilakunya yang baik, benar, dan sesuai dengan etika. Artinya, ada kesatuan antara penalaran
moral dengan perilaku moralnya.Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka peneliti
menyimpulkan bahwa“Untuk memiliki moralitas yang baik dan benar, seseorang tidak cukup
sekedar telah melakukan tindakan yang dapat dinilai baik dan benar. Seseorang dapat
dikatakan sungguh-sungguh bermoral apabila tindakannya disertai dengan tindakan dan
pemahaman akan kebaikan yang tertanam dalam tindakan tersebut”untuk itu penulis
menerapkannya pada materi demokrasi.Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di
Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang
terlihat bahwa kemampuan guru, khususnya Pendidikan Kewarganegaraan dalam memberikan
pemahaman tentang nilai dan moral pada siswa masih belum optimal. Hal ini dapat terlihat
dari sikap dan tingkah laku siswa sehari-hari.
2) Jurnal Pembanding
PEMBAHASAN
A. KEUNGGULAN JURNAL
B. KELEMAHAN JURNAL
Pada jurnal utam referensinya kurang diaman penulis hanya satu orang sehingga
kurang adanya variasai antar penulis. Materi yang disampain hanya fokus pada topik itubsaaj
saja tanpa ada kaitannya dengan toipk yang lain yang sesuai dengan materi jurnal.Masih
membutuhkan referensi referensi lainnya sebagai sumber pendukung.Terdapat perbedaan
penulisan dsari kedua jurnal tersebut.Pengolahan dsaat pada metode penelitian masih kurang.
BAB IV
IMPLIKASI TERHADAP
a. Teori/Konsep
Jurnal ini dapat digunakan mahasiswa sebagai pendukung materi dalam mata kuliah
Kewarganegaraan karena dilengkapi dengan metode dan model.Jurnal ini juga dapat
digunakan oleh guru agar lebih kreatif lagi dalam mengajar.
b. Program pembangunan di Indonesia
Kurnal ini dapat digunakan dalam program pembangunan di Indonesia khususnya
dibidang pendidikan, dengan jurnal ini guru dapat berimprovisasi dalam menerapkan
metode dan model belajar yang lebih kreatif. Sehingga siswa akan lebih mengerti dan
lebih menyenangkan dalam belajar. Hal ini akan berdampak positif pada kualitas
siswa yang baik untuk pembangunan Indonesia kedepannya.
c. Analisis mahasiswa
Jurnal ini tidak terlalu membuat mahasiswa untuk berpikir kritis, karena jurnal ini
lebih banyak bercerita dan menekankan manuis atau mahasiswa yang demokratis. Dan
pembaca hanya meniru apa yang dibuat dalam jurnas ini.
.
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jurnal ini hanya dapat digunakan sebagai pendukung atau referensi saja dalam
matakuliah Kewarganegaraan, karena kajian materi yang singkat dan sekilas.
B. SARAN
Sebaiknya kajian dalam jurnal ini ditambahkan ataupun dipadatkan agar dapat
digunakan untuk memperbaiki pendidikan yang lebih kreatif.
DAFTAR PUSTAKA