PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU :
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
nikmat-Nya lah saya bisa menyelesaikan tugas makalah Rekayasa Ide ini.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak FAUZI KURNIAWAN, S.Psi., M.Psi.
sebagai dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah memberikan
saya tugas Rekayasa Ide ini . Laporan ini akan membahas tentang beberapa Aspek
membantu perkembangan pada remaja. Semoga dengan tugas ini, saya mendapatkan
tambahan ilmu yang bermanfaat.
Dalam menyusun makalah ini, saya telah berusaha untuk dapat memberi yang terbaik
dan sesuai harapan, walaupun dalam pembuatan, saya masih banyak sekali kesulitan, karena
keterbatasan ilmu pengetahuan dan sumber referensi serta keterampilan penulisan yang saya
miliki. Saya juga mengharap kritik dan saran agar saya dapat mengerjakan tugas di lain
waktu dengan lebih baik lagi. Terimakasih.
Daftar Isi
BAB I
LATAR BELAKANG
REKAYASA IDE [PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK] 3
Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari pengkajian dan penerapan
psikologoi perkembangan yang secara khusus mempelajari aspek – aspek membantu
perkembangan yang berada pada usia sekolah dan sekolah menengah (remaja). Sebagai
individu yang dalam proses tumbuh dan berkembang maka diperlukan adanya bimbingan dan
pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal sesuai kemampuan fitrahnya.
Di dunia pendidikan proses sosialisasi terdiri terdiri dari beberapa tahap, salah satunya
adalah tahap tugas perkembangan. Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul
pada periode tertentu dalam suatu rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat
berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas
berikutnya. Apabila gagal hal tersebut gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan
pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan –
kesulitan dalam menuntaskan tugas – tugas berikutnya. Oleh karena itu kemampuan untuk
menilai dan memahami lebih jauh tentang perkembangan peserta didik menjadi syarat
penting dalam suatu proses pengajaran.
Telah disebutkan diatas bahwa penerapan perkembangan peserta didik yang khusus
dipelajari pada peserta didik adalah aspek petumbuhan dan perkembangan. Setiap individu
akan mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan tahap yang dijalaninya.
Pembagian fase dapat ditinjau dari analisis biologis.
BAB II
METODOLOGI
Yang dimaksud dengan sitematis, progresif, dan berkesinambungan itu adalah sebagai berikut
:
Sistematis,
Berarti perubahan dalam perkembanganya bersifat saling bergantung atau saling
mempengaruhi antara fisik dan psikologi dan melakukan kesatuan yang harmonis.
Progresif,
berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan mendalam (meluas) baik
fisik maupun psikis.
Berkesinambungan,
Berarti perubahan pada bagian atau funsi organism itu berlangsung secara beraturan
atau berurutan , tidak secara kebetulan atau bahkan meloncat-loncat.
Sudah dijelaskan diatas perkembangan yaitu perubahan dari seseorang lahir hingga
iya mati. Pada penelitian ini saya selaku objek akan melakukan observasi pada masa
perkembangan remaja yang meliputi :
Pada perembangan fisik terlihat nyata pada postur tubuh si anak. Pada usia 11-12 postur
tubuh anak perempuan dan laki-laki memiliki tinggi yang tidak jauh beda. Usia 12-13 tahun
postur tubuh anak perempuan akan lebih tinggi dari laki-laki, sedangkan usia 14-15 tahun
anak laki-laki akan mengejarnya.
Pada masa ini ditandai dengan berlangsungnya perkembangan seksual dan munculnya ciri
primer dan skunder. Adpun ciri primer berkenaan dengan perkembangan alat reproduksi.
Mengalami menstruasi ataupun mimpi basah. Selanjutnya ciri sekunder berkenaan dengan
tumbuhnya rambut halus pada seluruh bada, peubahan suara, membesar buah dada,
tumbuhnya jakun, dan perubahan yang lainnya.
B. Aspek Moral
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin, bentuk
jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1989: 592), moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Secara
terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral, yang dari segi substantif
materiilnya tidak ada perbedaan, akan tetapi formalnya berbeda. Widjaja (1985: 154)
menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan kelakuan
(akhlak). Al-Ghazali (1994: 31) mengemukakan pengertian akhlak, sebagai padanan kata
moral, sebagai perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan
merupakan timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan, tanpa perlu
dipikirkan dan direncanakan sebelumnya. Sementara itu Wila Huky, sebagaimana dikutip
oleh Bambang Daroeso (1986: 22) merumuskan pengertian moral secara lebih komprehensip
rumusan formalnya sebagai berikut :
1. Moral sebagai perangkat ide-ide tentang tingkah laku hidup, dengan warna dasar tertentu
yang dipegang oleh sekelompok manusia di dalam lingkungan tertentu.
2. Moral adalah ajaran tentang laku hidup yang baik berdasarkan pandangan hidup atau
agama tertentu.
3. Moral sebagai tingkah laku hidup manusia, yang mendasarkan pada kesadaran, bahwa ia
terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik , sesuai dengan dan norma yang berlaku
dalam lingkungannya. Agar diperoleh pemahaman yang lebih jelas perlu diberikan ulasan
bahwa substansi materiil dari ketiga batasan tersebut tidak berbeda, yaitu tentang tingkah
laku. Akan tetapi bentuk formal ketiga batasan tersebut berbeda. Batasan pertama dan kedua
Kata moral juga sering disinonimkan dengan etika, yang berasal dari ethos dalam
bahasa Yunani Kuno, yang berarti kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, atau cara
berfikir. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 237) etika diartikan sebagai (1) ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak), (2)
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan (3) nilai mengenai benar dan
salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Sementara itu Bertens (1993: 6)
mengartikan etika sejalan dengan arti dalam kamus tersebut. Pertama, etika diartikan sebagai
nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok
dalam mengatur tingkah lakunya. Dengan kata lain, etika di sini diartikan sebagai sistem nilai
yang dianut oleh sekelompok masyarakat dan sangat mempengaruhi tingkah lakunya.
Sebagai contoh, Etika Hindu, Etika Protestan, Etika Masyarakat Badui dan sebagaimya.
Kedua, etika diartikan sebagai kumpulan asas atau nilai moral, atau biasa disebut kode etik.
Sebagai contoh Etika Kedokteran, Kode Etik Jurnalistik,
3Kode Etik Guru dan sebagainya. Ketiga, etika diartikan sebagai ilmu tentang
tingkah laku yang baik dan buruk. Etika merupakan ilmu apabila asas-asas atau nilai-nilai etis
yang berlaku begitu saja dalam masyarakat dijadikan bahan refleksi atau secara sistematis
dan metodis.
C. Aspek Beragumen
Beragumen adalah salah satu jenis pengembangan yang ditulis dengan tujuan untuk
meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa
penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi,
dan sebab akibat.
Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah
benar dan terbukti.
BAB III
PEMBAHASAN
Keluarga adalah landasan utama yang menjadi faktor penting dalam perkembangan
identitas diri remaja khususnya urusan pendidikan agama untuk anak remaja dan penerapan
segala nilai keagamaan ini yang akan menjauhkan remaja dari berbagai pelanggaran hukum
seperti mencuri, pencabulan dan sebagainya dengan cara menanamkan kesadaran hukum
pada diri seorang remaja. Agar bisa menjalankan tugasnya sebagai fungsi agama, maka
landasan pendidikan agama harus kuat atas dasar agama yang dianut. Beberapa cara yang
bisa dilakukan diantaranya adalah:
*Memberi bimbingan dalam bersikap sopan, saling menghormati dan tidak kasar.
Keluarga juga menjadi tempat remaja untuk belajar nilai budaya yang dianut dan
tentunya belajar tentang macam macam sifat manusia. Seperti Indonesia yang sangat kental
terhadap budaya, agama dan juga suku membuat Indonesia dikenal dengan Bhinneka Tunggal
Ika. Jika seorang anak percaya jika suku dan agama yang dianut adalah yang paling benar,
maka ini mengartikan jika landasan Bhinneka Tunggal Ika dalam keluarga sudah luntur
sehingga keluarga memiliki peran penting untuk menanamkan hal ini yang bisa dilakukan
antara lain dengan:
*Menanamkan pemahaman jasa para pahlawan dan mencintai produk dalam negeri
Kasih sayang yang dijalin sesama anggota keluarga sangat penting untuk memperkuat
ikatan keluarga tersebut supaya bisa terhindar dari penyebab lemah mental pada anak. Kasih
sayang akan sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang remaja sehingga bisa menjadi
pribadi yang menghargai orang lain dan juga makhluk hidup sekaligus menjauhi dari sikap
sewenang wenang. Untuk menumbuhkan rasa kasih sayang, ada beberapa peran keluarga
yang bisa dilakukan seperti:
Seorang remaja juga sangat sering tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari
keluarga yang bisa terjadi karena kesibukan orang tua dan terlihat seolah mengabaikan anak
anak mereka yang bisa menyebabkan timbulnya gejala gangguan mental pada remaja. Jika
hal ini terjadi dan ia bertemu dengan teman atau orang lain yang juga memiliki perilaku
buruk, maka bisa menyebabkan anak remaha terjerumur dalam penyalahgunaan narkoba,
tawuran, sikap buruk dengan teman dan sebagainya.
Jaman modern saat ini menjadi salah satu ancaman pada perkembangan remaja.
Banyak hal yang terjadi seperti kekerasan anak, penyebaran narkoba, pornografi, radikalisme
dan berbagai hal buruk lainnya. Disinilah peranan keluarga sangat penting untuk melindungi
para remaja dari berbagai ancaman tersebut yang bisa dilakukan dengan beberapa hal seperti:
*Memberikan rasa aman di setiap aspek kehidupan agar tidak timbul tanda tanda
stress
* cara memaafkan tanpa dendam dan berani untuk mengakui kesalahan dan perbuatan
Seorang anak remaja akan selalu berkaca dari tindakan yang dilakukan orang orang
sekitar seperti keluarga saat sedang melindungi diri dari bahaya. Peran keluarga disini
menjadi sangat penting agar bisa menumbuhkan kepribadian memimpin yang sangat adil,
amanah dan bertanggung jawab terhadap keluarga, emmaafkan, cepat tanggap, sabar dan juga
lebih peduli.
Remaja merupakan masa yang sangat kritis dalam hal reproduksi dan seks yang
berguna agar remaja mengenali betul tentang kesehatan reproduksi sehingga bisa dijaga
dengan baik atas dasar nilai dan norma yang dianut sekaligus mengenali dengan baik ciri ciri
pubertas remaja. Agar peran keluarga dalam menanamkan pendidikan reproduksi pada
remaja bisa berjalan secara baik, maka bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti:
*Mengenalkan apa saja akibat dari pergaulan bebas serta larangan melakukan sek
sebelum menikah
Tempat terbaik dalam memberi pengajaran tentang perencanaan keuangan untuk para
remaja adalah keluarga dimana fungsi dan peran keluarga dalam hal ini diantaranya adalah:
Keluarga yang sehat dan bersih harus ditanamkan sejak dini khususnya pada remaja.
Semua anak anak dalam usia remaja harus bisa mengenali dan peduli dengan lingkungan
yang bisa dilakukan dengan cara:
10.Pemberi Motivasi
Fakta psikologi remaja saat ini yang terus melakukan pemberontakan tentang nilai
nilai keluarga mengingat masa remaja adalah masa dimana mereka selalu melakukan
pembenaran. Peran keluarga disini adalah sebagai bantuan untuk mempersiapkan seorang
generasi yang bisa bermanfaat untuk lingkungan dan bangsa kelak nanti.
Keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama yang akan diterima mulai bayi, anak
anak dan juga remaja sehingga sudah menjadi bagian dari pendidikan di luar sekolah dalam
memberikan nilai nilai agama, moral dan juga keterampilan.
13.Memberi Informasi
Untuk membentuk mental dan pengajaran pada anak remaja, maka keluarga juga
memiliki pengaruh besar tentang tinggi dan rendahnya budi pekerti seseorang dan tentunya
sangat bergantung dengan budi pekerti yang dimiliki keluarga.
faktor Interaksi sosial dalam memberikan kesepakatan pada anak untuk mempelajari dan
menerapkan standart perilaku yang disetujui masyarakat, keluarga, sekolah, dan dalam
pergaulan dengan orang lain.
A. Kesimpulan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 592), moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti,
atau susila. Secara terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral, yang dari segi
substantif materiilnya tidak ada perbedaan, akan tetapi formalnya berbeda.
B. Saran
Daftar pustaka
http://aidilprasetiyo.blogspot.com/2016/10/peran-guruorang-tua-dan-teman-membantu.html
https://dosenpsikologi.com/peran-keluarga-dalam-perkembangan-remaja