PSIKOLOGI
KEPENDIDIKAN
S1 PENDIDIKAN EKONOMI
CRITICAL BOOK REPORT – FE
SKOR NILAI:
PSIKOLOGI KEPENDIDIKAN
NAMA: SILVI AULIA SITORUS
NIM: 7202141002
DOSEN PENGAMPU: FITRAWATY, SP, M.Si
MATA KULIAH: PSIKOLOGI KEPENDIDIKAN
KELAS: C PENDIDIKAN EKONOMI
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas CRITICAL BOOK REPORT, mata kuliah Psikologi
Kependidikan. Penulis juga berterima kasih kepada Ibu Dosen (FITRAWATY, SP, M.Si.) selaku
dosen pengampu mata kuliah Profesi Kependidikan.
Didalam CRITICAL BOOK REPORT ini membandingkan buku Psikologi Pendidikan
karya Prof. Dr. Sri Milfayetty, S.Pso., MS.Kons dengan buku Psikologi Pendidikan dalam
Perspektif Baru karya Purwa Almaja Prawira. Pembuatan CRITICAL BOOK REPORT ini
bertujuan untuk pemenuhan salah satu tugas KKNI mata kuliah Psikologi Pendidikan dan
sebagai bahan perkuliahan.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu
penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, serta penulis juga mengharap kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................................1
1.3 Manfaat...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1 Identitas Buku.........................................................................................................2
2.1.1 Identitas Buku Utama (1)...........................................................................2
2.1.2 Identitas Buku Pembanding (2)..................................................................2
2.2 Ringkasan Buku......................................................................................................3
2.2.1 Ringkasan Buku Utama (1)........................................................................3
2.2.2 Ringkasan Buku Pembanding (2)..............................................................10
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Buku............................................................................19
BAB III PENUTUP...........................................................................................................21
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................21
3.2 Saran.......................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Psikologi pendidikan merupakan bahan ajar yang dapat digunakan untuk membantu
untuk mengembangkan kompetensi pedagogik bagi profesinal guru, terutama dalam menguasai
konsep untuk memahami perilaku dan proses kognitif di dalam proses belajar dan pembelajaran.
Kompetensi ini dibangun melalui proses belajar, sehingga hasilnya diperoleh berupa
pembaharuan pengetahuan, kemampuan untuk mengemas perasaan, pembahasan sikap,
kecakapan dalam bertindak dan tumbuhnya kesadaran untuk bertanggung jawab.
Mengingat betapa urgensinya persoalan psikologi dalam kehidupan manusia khususnya
dalam dunia pendidikan maka factor ini mendorong psikologi terus dikaji dan dipelajari oleh
banyak orang, guru, pengacara, manajer perusahaan, pembina dan lain sebagainya.
Perkembangan psikologi pada akhirnya mencuat dan melintas lewat pemekaran disiplin, hal ini
menjadikan psikologi berhak menjadi psikologi-psikologi praktis yang termasuk di dalamnya
adalah psikologi pendidikan.
Mempertimbangkan factor pertama bahwa psikologi pendidikan adalah perangkat utama
untuk kegiatan belajar mengajar. Ilmu pengetahuan sebagai unsur kebudayaan maka kehadiran
dan perkembangan sejalan atau seirama dengan tingkat wujud kerja serta proses ilmu
pengetahuan itu selalu hadir dalam aktivitas sehari-hari manusia. Psikologi ini diharapkan dapat
membantu pendidik dalam menerapkannya dalam proses belajar dan pembelajaran.
1.2 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam pembuatan Critical Book Review ini ialah:
1. Dapat membandingkan buku dalam satu topik materi kuliah Psikologi Pendidikan
terhadap dua buku yang berbeda.
2. Menilai kekurangan dan kelebihan buku Psikologi Pendidikan karya Prof. Dr. Sri
Milfayetty, S.Pso., MS.Kons dengan buku Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru
karya Purwa Almaja Prawira.
3. Memenuhi tugas individu Critical Book Report mata kuliah Psikologi Pendidikan.
1.3 Manfaat
Adapun yang menjadi manfaat dalam pembuatan Critical Book Riview ini ialah:
1. Dapat menerapkan pembelajaran yang sistematis berdasarkan isi buku tersebut.
2. Dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa yang dapat menambah
pengetahuan dan wawasan.
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identitas Buku
2.1.1 Identitas Buku Utama (1)
Judul Buku : Psikologi Pendidikan
Penulis : Prof. Dr. Sri Milfayetty, S.Pso., MS.Kons
Penerbit : PPs Unimed
Tahun Terbit : 2018
Kota Terbit : Medan
Tebal Buku : 204 Halaman
Bahasa : Indonesia
ISBN : 978-602-8207-18-8
3
2.2 Ringkasan Buku
Generasi data ini adalah generasi yang telah bergeser dari Generasi X (1960-1980) dan
Generasi Y (1980-2000) ke generasi C atau Gen C mulai tahun 2000 hingga sekarang. Genersi X
ciri khasnya berpendidikan tinggi, aktif, menjunjung keluarga. Generasi Y, ciri khasnya adalah
sika menunda kedewasaan dan terlalu dekat dengan orang tua. Generaasi C mewakili generasi
yang selalu clicking, conncted, communicating, content-centric, computerized, dan community-
centric.
Sejalan dengan karakteristik generasi C ini dan perlunya merubah model pembelajaran
konvensional menjadi kontemporer, maka diperlukan pengkajian psikologi pendidikan yang
berbeda dari yang sebelumnya. Perubahan tersebut meliputi tujuan belajar, materi, strategi,
media, dan evaluasi.
Perkembangan kebutuhan belajar peserta didik saat ini sudah jauh berbeda sehingga tidak
mencukupi lagi jika dilaksanakan dengan pembelajaran yang konvensional. Saat ini diharapkan
pendidik mampu melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan untuk menumbuhkan
kegemaran peserta didik belajar. Selain itu, pendidik diharapkan terampil menggunakan
teknologi agar proses pembelajaran menjadi efektif.
Psikologi pendidikan terdiri dari dua kata, psikologi dan pendidikan. Psikologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang proses kognitif dan perilaku. Sedangkan pendidikan adalah ilmu
yang mempelajari nilai-nilai karakter dan cara menanamkannya. Namun definisi psikologi
pendidikan sebagai terapan ilmu psikologi dalam pendidikan memiliki arti sendiri, yakni ilmu
yang mempelajari proses belajar dan pembelajaran pada lingkungan pendidikan. Tujuan
psikologi pendidikan adalah untuk memahami dan meningkatkan proses belajar dan
pembelajaran.
Mendidik perlu diletakkan pada landasan filosofi pendidikan yang benar, kuat, dan
bermakna besar. Keberhasilan pendidikan ditandai dengan kualitas manusia terdidik yaitu tidak
hanya mengetahui yang benar tetapi juga bertindak mulia. Semua orang harus bertanggung
jawab membuat lintasan menuju masa depan dirinya sendiri dan secara kolektif bersama orang
lain untuk masa depan bangsa dan seluruh umat manusia.
Belajar adalah inti pendidikan. Seorang pendidik dianggap efektif dalam mendidik jika
menguasai materi pelajaran, menggunakan strategi pembelajaran yang egektif, punya keahlian
dalam bidang perencanaan dan penentuan tujuan, manajemen kelas, motivasi, komunikasi,
bekerja dengan kelompok etnis dan cultural yang berbeda dan teknologi, memiliki motivasi dan
4
komitmen kerja. Meningkatkan diri dengan menggunakan riset yang dilakukan sendiri ataupun
yang dilakukan orang lain.
Psikologi pendidikan sebagai cabang psikologi yang memfokuskan diri pada pemahaman
proses belajar mengajar di dalam lingkungan pendidikan akan membantu pendidikan dalam
melaksanakan tugas mendidik, terutama dalam pemanfaatan riset-riset yang dapat digunakan
untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Demikian juga halnya, mendidik adalah sains dan seni sehingga pemahaman tentang
psikologi pendidikan akan membentu pendidik secara luwes dalam menghadapi beribu persoalan
yang terjadi di dalam kelas. Pengkajian psikologi pendidikan akan membantu guru menjadi
pendidik yang dapat membantu peseta didiknya menemukan kebenaran dan sekaligus mampu
bertindak mulia.
BAB 3 BELAJAR
Belajar adalah mendapatkan sesuatu yang baru. Dapat berupa pemikiran dan pengetahuan
baru, perasaan yang lebih terkemas, sikap yang lenih baik, kecakapan yang lebih baik serta
tumbuhnya kesadaran untuk bertanggungjawab. Belajar tidak sama dengan kematangan. Akan
tetapi, kematangan distimulasi oleh faktir belajar dan sebaliknya belajar tidak efektif jika
diberikan tak sesuai dengan kematangan yang diperllukan untuk mempelajari sesuatu.
5
d. Perkembangan diri
Konsep diri berkembang melalui evaluasi diri yang konstan pada berbagai macam situasi.
Pada diri remaja proses perkembangan konsep dapat berlangsung pada saat mempertanyakan
hasil kerjanya. Pada usia remaja konsep diri sering dihubungkan dengan penampilan fisik dan
penerimaan sosial maupun prestasi sekolah. Konsep diri sering dianggap sebagai dasar
perkembangan sosial maupun emosional.
e. Perkembangan moral
6
BAB 5 PENDEKATAN DAN TEKNIK BELAJAR
Belajar dapat didefinisikan sebagai proses mendiptakan hubungan sesuatu yang sudah
ada dengan sesuatu yang baru. Beberapa pendekatan belajar menurut para ahli dikemukakan
sebagai berikut.
a. Pendekatan Behavior
Belajar adalah perubahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relatif permanen di
dalam diri individu yang tampak dari tampilan individu (oven behavior). Definisi ini
menekankan hasil belajar pada perilaku yang dapat di obsevasi dan di ukur.
Thorndike dalam teori connectionismmengemukakan bahwa belajar adalah proses “staming in”
(diingat), forming, hubungan antara stimulus dan respon. Dari penelitian Thorndike disimpulkan
bahwa belajar adalah pembentukan hubungan atau koneksi antara stimulus dan respin dan
penyelesaikan masalah yang dapat dilakukan dengan cara trial and error. Faktor penting yang
mempengaruhi belajar adalah reward atau pernyataan kepuasan dari suatu kejadian.
b. Pendekatan kognitif
Dalam pendekatan kognitif, belajar sianggap sebagai sesuatu yang aktif. Individu
berinisiatif mencari pengalaman untuk belajar, mencari informasi untuk menyelesaikan masalah,
mengatur kembali dan mengorganisasi apa yang mereka ketahui untuk mencapai pelajaran baru.
c. Tekniik belajar
Teknik belajar merupakan cara yang dapat ditempuh untuk belajar efektif. Beberapa
bentuk teknik belajar yang diterapkan adalah:
1. Sikap mental.
2. Rencana belajar.
3. Berkonsentrasi.
4. Mengikuti pelajaran.
5. Tujuan belajar.
6. Teknik mengingat.
7
BAB 6 MODEL PEMBELAJARAN
a. Model Pembelajaran Langsung
Pengajaran langsung merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Model ini
dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu seperti : menghafal rumus, informasi factual) dan
pengetahuan procedural (pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu yang terstruktur
dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap.
Diskusi kelas digunakan untuk memperbaiki cara berpikir dan keterampilan berkomunikasi
siswa dan untuk meningkatkan semangat siswa terlibat di dalam pelajaran. Tujuan pembelajaran
diskusi kelas adalah untuk meningkatkan cara berpikir siswa dengan jalan membantu siswa
membangkitkan pemahaman isi pelajaran. Untuk menumbuhkan keterlibatan dan partisipasi
siswa dan untuk membantu siswa memiliki keterampilan komunikasi dan proses berpikir.
8
BAB 7 MOTIVASI BELAJAR
Motivasi belajar adalah keinginan, perhatian, kemauan siswa dalam belajar.
Wloodkowski (2007) menyebutkan bahwa motivasi belajar adalah arah dan ketahanan perilaku
siswa dalam belajar. Motivasi belajar tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah goyah
untuk mencapai sukses, meksipun dihadang banyak kesulitan. Komponen utama motivasi belajar
adalah kebutuhan, dorongan, dan tujuan belajar.
Adapun kompinen-komponen motivasi belajar adalah sebagai berikut:
a. Attention (perhatian siswa terhadap pelajaran di sekolah muncul didorong oleh rasa ingin
tahu.
b. Relevansi, menunjukkan adanya hubungan materi pelajaran dengan kondisi siswa.
c. Confidence (percaya diei) yaitu perasaan mampu dalam diri siswa yang merupakan
potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan.
d. Satisfaction (kepuasan).
Motivasi belajar juga penting diketahui guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang
motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru terutama dalam membangkitkan dan
memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. Manfaat lainnya adalah untuk
mengetahui dan memahami keanekaragaman motivasi belajar siswa di kelas.
Motivasi belajar merupakan faktor psokologis yang mengalami perkembangan,
dipengaruhi kondisi fisiologis serta kematangan psikologis siswa. Beberapa unsure yang
mempengaruhi menurut Dimyanti (2002) adalah cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa,
kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar, dan pembelajaran
serta upaya guru dalam membelajarkan siswa.
9
manajemen kelasa ini adalah bagaimana guru dapat mengendalikan seluruh aktivitas kelas agar
efektif mencapai tujuan pembelajaran.
BAB 9 PENILAIAN
Evaluai merupakan suatu proses pengumpulan ingormasi dalam rangka penentuan nilai
kepada sesuatu atau objek termasuk program pendidikan berdasarkan suatu kriteria tertentu. Di
samping evaluasi dikenal juga sebagai penilaian. Asesmen merupakan proses pengumpulan
informasi yang memungkinkan guru dapat mendeskripsi perkembangan atau hasil belajar yang
dicapai siswa secara menyeluruh dengan menggunakan berbagai cara. Tes merupakan instrument
yang digunakan dalam melakukan evaluasi atau asesmen. Tes sebagai seperangkat pertanyaan
atau tugas yang memiliki kriteria benar atau salah. Pengukuran juga digunakan dalam rangka
pengumpulan data untuk melakukan evaluasi atau asesmen. Pengukuran merupakan instrument
pengumpulan data kuantitatif atau sesuatu atau objek.
1. Tahap persiapan.
2. Tahap pelaksanaan.
3. Tahap penilaian.
10
2.2.2 Ringkasan Buku Pembanding (2)
BAB 1
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
A. Pendahuluan
Proses pendidikan sesungguhnya telah berlangsung sejak bayi manusia dilahirkan ke
dunia. Sesederhana apa pun bentuk pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya
pastilah telah menjadi transfer nilai-nilai pendidikan pada anak tersebut.
B. Psikologi Cabang Ilmu Filsafat
Psikologi berasal dari bahasa yunani psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti
ilmu. Dari kedua kata tersebut, psikologi diartikan sebagai ilmu jiwa, psikologi termasuk dalam
cabang ilmu filsafat, yang di pelajari dalam psikologi adalah hakikat jiwa manusia. Orang yang
paling berperan dalam perkembangan psikologi adalah demokritus. Ia merupakan filsuf pertama
didunia yang memerhatikan pentingnya pengaruh keluarga terhadap pembentukan kepribadian
anak. Ahli lain selain demokritus adalah plato yang telah mengembangkan sistem pendidikan
dan hubungan dengan prinsip-prinsip psikologisnya, aristoteles yang percaya pada teori daya
jiwa dan mementingkan proses intelektual, thomas aquino, J.J Rousseau dengan semboyan “
back to nature”, John Locke dengan teori tabularasa-nya, dll. Pada tahun 1879, Wilhelm M.
Wundt mendirikan laboratorium psikologi eksperimen yang pertama didunia, di Leipzig, Jerman.
Hasil penelitiannya ditulis dalam beberapa karyanya, diantaranya berjudul Psysiologische
psychologie.
C. Sejarah dan Perkembangan Psikologi Pendidikan
Menurut Chauhan (1979), psikologi pendidikan adalah suatu proses pendidikan yang
mencoba membangun tingkah laku manusia semenjak berusia muda hingga tercapai tujuan akhir
dari tujuan nasional.
Rintisan kerja dalam psikologi pendidikan dilakukan oleh Hebart dan Frobel, pada awal
abad ke-20 psikologi berkembang dengan munculnya eksperimen-eksperimen belajar. Dengan
demikian, psikologi pendidikan itu telah berusia panjang. Namun, kehadiran psikologi
pendidikan ini dalam kancah sunia pendidikan dirasakan belum sebanding dengan umur
sebenarnya.
11
BAB II
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
A. Pendahuluan
Pada hakikatnya guru adalah pembimbing atau pemimpin siswa dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya dengan proses pembelajaran. Oleh karena itu,
kehadiran dan penguasaan psikologi pendidikan amat diperlukan agar pembelajaran pada siswa
disekolah dapat berhasil dengan baik.
B. Psikologi sebagai Proses Studi Profesional
Kedudukan ilmu psikologi pendidikan terdapat dalam kurikulum pendidikan sehingga
bagi guru atau calon guru harus mempelajari ilmu psikologi pendidikan yang merupakan syarat
kompetensi guru.
C. Defenisi Psikologi Pendidikan
Menurut Crow and crow, Psikologi pendidikan adalah penerapan prinsip-prinsip ilmiah
tentang reaksi tingkah laku manusia yang mempengaruhi proses pembelajaran.
D. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Ruang lingkup psikologi pendidikan, menurut Fudyartanto (2002) ada 5 cakupan :
Tinjauan mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak
Dasar dan potensi anak didik
Proses dan teori belajar
Evaluasi potensi dan hasil belajar
Membina kesehatan mental dan fisik siswa
E. Psikologi Pendidikan sebagai Ilmu Pengetahuan
Psikologi pendidikan dikelompokkan ke dalam tinjauan ilmu pengetahuan karena telah
memenuhi segala apa yang di persyaratkan sebagai ilmu pengetahuan.
F. Metode yang digunakan dalam psikologi pendidikan
Sebagai ilmu pengetahuan lazim dalam psikologi pendidikan sering kali dilakukan
penelitian-penelitian ilmiah, yang dilakukan dengan metode-metode ilmiah, yaitu : metode
angket, metode klinis, metode kasus, metode eksperimen, metode tes, teknik bimbingan dan
konseling, dll.
12
BAB 3
PRINSIP SISTEM PSIKOLGI DAN SUMBANGSIHNYA DALAM PENDIDIKAN
A. Sistem Psikologi Daya
Menurut Plato, pada dasarnya jiwa manusia mempunyai tiga kelompok kemampuan atau
daya, yaitu daya berfikir, daya perasaan. Prinsip dari psikologi daya adalah adanya daya-daya
dalam jiwa manusia. Sedangkan menurut Aristoteles, psikologi daya pada prinsipnya melibatkan
adanya pengalaman. Kemudian aristoteles merumuskan hukum asosiasi ingatan, yaitu asosiasi
sama saat, persamaan, perlawanan, perturutan, dan logis.
B. Sistem Psikologi Strukturalisme
E.B Tichener (1867-1927) mengemukakan tujuan psikologi strukturalisme adalah
mempelajari mental rill, bukan konsep perasaan. Prinsip psikologi strukturalisme pada dasarnya
adalah adanya anggapan bahwa jiwa (Mind) menusia terdiri atas gabungan unsur-unsur jiwa.
C. Sistem Psikologi Fungsionalisme
Sistem ini pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat oleh William James (1842-
1910) yang berhasil menerbitkan karyanya yang berjudul The Principles of Psychology.
Pendukung psikologi fungsionalisme berpendapat bahwa kesadaran mental tidak pasif atau
hanya sebagai penerima saja, tetapi bersifat aktif dalam setiap situasi.
D. Sistem Psikologi Behaviorisme
Psikologi behaviorisme adalah psikologi tingkah laku dan menekankan pada tingkah
laku, menurut Watson lingkungan sangatlah penting dibanding dengan faktor-faktor keturunan
dalam menentukan tingkah laku.
E. Sistem Psikologi Analisis
Menurut Freud, untuk mempelajari kehidupan jiwa tidak cukup hanya mempelajari
bagian jiwa yang sadar dan tingkah laku yang tampak, harus diteliti sampai kebagian yang tidak
sadar, sebab banyak sekali keinginan yang ditekankan dalam lapisan tidak sadar dan secara terus
menerus memengaruhi tingkah laku manusia.
F. Sistem Psikologi Gesalt
Dalam teori gesalt, adanya kemampuan memproses informasi merupakan penanda harkat
kemanusiaan yang tertinggi.
BAB IV
PRINSIP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Pertumbuhan pada manusia berhubungan dengan adanya perubahan-perubahan yang
terjadi pada aspek biologis, meliputi anatomi dan fisiologi. Pertumbuhan dan perkembangan
mulai dari bayi hingga dewasa berjalan selaras. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak
secara normal diperlukan gizi yang baik dan cukup.
B. Hereditas
1. Prinsip-prinsip Hereditas
13
Prinsip reproduksi, hereditas yang diturunkan kepada anak oleh orang tuanya
menurut prinsip ini adalah berbeda satu dengan yang lain. Antara orang tua
dengan keturunannya memiliki ciri yang berbeda-beda.
Prinsip konformitas, berdasarkan prinsip ini setiap jenis atau golongan akan
menghasilkan jenisnya sendiri bukan jenis yang lainnya.
Prinsip variasi, prinsip ini memberikan landasan berfikir bahwa sel-sel benih
berisi banyak determinan yang mempunyai mekanisme percampuran sehingga
menghasilkan perbedaan-perbedaan individual.
2. Mekanisme Hereditas
Mekanisme hereditas merupakan cara-cara pewarisan sifat orang tua kepada anaknya .
C. Hukum Perkembangan Manusia
Hukum-hukum perkembangan manusia yang telah ada dalam pembahasan psikologi
pendidikan, yaitu : hukum tempo perkembangan, hukum irama perkembangan, hukum atau masa
peka dalam perkembangan, hukum atau teori rekapitulasi perkembangan, hukum teori masa
mendatang, hukum teori eksplorasi.
D. Manfaat Bermain untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Manfaat bermain bagi anak yaitu sebagai pendidikan dan sebagai alat perawatan.
BAB V
KECERDASAN
A. Pengertian Kecerdasan
1. Konsep Kecerdasan Menurut Vernon (1935)
a. Kecerdasan ditinjau secara biologis
Ditinjau dari ilmu biologis, kecerdasan diartikan sebagai kemampuan dasar manusia
yang secara relative diperlukan untuk penyesuaian diri pada alam sekitar yang baru.
Meskipun, pada kenyataannya di dunia ini terdapat banyak orang yang mempunyai
kecerdasan yang tinggi tidak mampu menyesuaikan dirinya pada alam sekitar dengan
baik.
b. Kecerdasan ditinjau secara psikologis
Tinjauan psikologis mengenai kecerdasan merujuk adanya pengaruh-pengaruh rekatif
keturunan dan lingkungan sekitar terhadap perkembangan kecerdasan individu.
c. Kecerdasan ditinjau secara operasional
Secara operasional kecerdasan didefinisikan dalam pelaksanaan atau dalam
aplikasinya secara operasional dengan menggunakan istilah-istilah yang pasti.
Definisi kecerdasan secara operasional memakai pernyataan-pernyataan dari kondisi-
kondisi yang diobservasi sehingga pernyataan kalimatnya berisi terma yang benar dan
salah.
B. Tipe Kecerdasan Manusia
14
Kecerdasan Riil.
Kecerdasan abstrak.
Kecerdasan social.
C. Perkembangan Kecerdasan Dewasa Ini
Pada kenyataannya penelitian kecerdasan pada individu tidak berhenti sampai di situ.
Hingga dewasa ini, para ahli psikologi terus berupaya melakukan penelitian-penelitian untuk
dapat mengungkapkan kecerdasan manusia secara lebih lengkap dan sempurna mengingat arti
penting masalah kecerdasan dalam mengembangkan sumber daya manusia di muka bumi.
Howard Gardner (1993) mengemukakan bahwa kecerdasan seseorang meliputi unsur-
unsur, yaitu:
1. Kecerdasan matematika-logika.
2. Kecerdasan bahasa.
3. Kecerdasan musical.
4. Kecerdasan visual spasi.
5. Kecerdasan kinestetik.
6. Kecerdasan interpersonal.
7. Kecerdasan intrapersonal.
8. Kecerdasan naturalis.
D. Kecerdasan Emosi
Emosi adalah perasaan tertentu yang bergejolak dan dialami seseorang seta berpengaruh
pada kehidupan manusia. Istilah kecerdasan emosi berakar dari konsep social intelligence, yaitu
suatu kemampuan memahami dan mengatur untuk bertindak secara bijak dalam hubungan
antarmanusia (Thorndike, 1920).
Salover dan Mayer dalam Aisah Indiati (2006) komponen dasar kecerdasan emosi, emosi
diri sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati),
membina hubungan dengan orang lain.
E. Kecerdasan Spiritual
Menurut Danar Zohar dan Ian Marshal (2000). Kecerdasan spiritual adalah
menumbuhkan fungsi manusiawi seseorang sehingga membuat mereka menjadi kreatif, luwes,
berwawasan luas, spontan, dapat menghadapi perjuangan hidup, menghadapi kecemasan dan
kekhawatiran, dapat menjembatani antara diri sendiri dan orang lain, seta menjadi lebih cerdas
secara spiritual dan beragama.
F. Atribut Kecerdasan Manusia
15
3. Tingkat Keabstrakan.
4. Tingkat ekonomis.
5. Tingkat penyesuaian dengan tujuan.
6. Tingkat social.
7. Tingkat keoriginalan.
BAB VI
Teori Kecerdasan
Dewasa ini setidaknya telah dikenal empat teori kecerdasan, yaitu:
1. Teori Daya
Teori daya menganggap bahwa jiwa terdiri atas daya-daya yang terpisah. Teori belajar
juga mengenal adanya teori daya. Padahal, belajar oleh ahli psikologi diklasifikasikan ke
dalam kecerdasan seseorang, maka teori daya juga dipandang sebagai teori kecerdasan.
Berdasarkan hasil eksperimen psikologi, didalam otak manusia, yang disebut daya itu
tidak terpisah satu dengan yang lain. Dengan demikian, terdapat konsep teori daya yang
tidak sesuai dengan kenyataan atau fakta. Oleh karena itum teiru daya sekarang ini mulai
ditinggalkan orang.
2. Teori Dwi Faktor
Teori dwi factor kali pertama dicetuskan oleh Charles Spearman, psikologi dari Inggris
dan Penulis buku The Abilities of Man. Ia meneliti abilitas manusia berupa kemampuan-
kemampuan manusia dengan bermacam-macam tes kemampuan. Ia menganalisi hasil tes
dengan melihat korelasi skornya menggunakan teknik analisis factor. Dari hasil tentik
anallisi factor, Spearman mengusulkan kemampuan intelektual mempunyai dua factor,
yaitu kemampuan-kemampuan umum yang disebut dengan factor G dan kemampuan-
kemampuan khusus yang disebut factor S
3. Teori Multifaktor
Menurut teori multifactor, kecerdasan umum itu tidak ada, yang ada adalah kecerdasan
khusus. Hubungan-hubungan khusus yang dibentuk oleh S dan R tersebut
selanjutnyamembentuk sistem hubungan yang disebut neurologis. Semakin banyak
kemampuan manusia membentuk hubungan S dan R, hal itu akan menentukan orang
semakin cerdas. Dengan begitu, seseorang dengan ubungan S dan R yang kecil ia akan
memiliki kecerdasan yang kurang.
4. Teori Kelompok Faktor
Menurut teori kelompok factor, kecerdasan seseorang tidak hanya sitentukan oleh satu
factor G, tetapi juga oleh beberapa factor G. setiap factor G mendasari beberapa factor S
sehingga terdapat kelompok-kelompok factor, yaitu satu factor G dengan sejumlah factor
S. Tiap-tiap kelompok factor merupakan satu kelompok kemampuan mental primer.
Dengan demikian, kecerdasan manusia terdiri dari sejumlah factor mental primer dan
setiap factor primer memiliki kesatuan psikologi dan fungsional sendiri yang mendasati
16
sekelompok operasi mental. Tiap-tiap factor mental primer relative bebas dari factor
mental primer lainnya.
BAB VII
STRUKTUR DAN HIERARKI INTELEK
A. Pendahuluan
Kecerdasan individu tidak tersusun dari hanya satu factor saja, tetapi banyak factor.
Dengan kata lain, kecerdasan individu mempunyai struktur tertentu yang akan diterangkan pada
pembahasan sub-bab. Struktur intelek itu sendiri terdiri dari beberapa hal dan operasinya
diklasifikasikan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
B. Sturuktur Intelek Individu
Guilford mengajukan tiga dimensi intelek sebagai ganti model intelek yang ada
sebelumnya. Ketiga dimensi intelek yang diajukan oleh Guilford tersebut adalah:
1. Operasi Intelek
Menurut J.P Guilford, operasi intelek adalah sesuatu hal yang dikerjakan oleh
individu dalam kaitannya dengan kemampuan-kemampuan individu mengerjakan
sesuatu pekerjaan atau tugas-tugas.
2. Isi Intelek
Isi intelek menunjukkan hakikat materi atau informasi sebagai sesuatu hal yang telah
dikerjakan oleh operasi intelek. Menurut Guilford, dimensi isi digolongkan mejadi
empat macam, yaitu figural, simbul, semantic, dan perilaku yang masing-masing
golongan tersebut.
3. Hasil Intelek
Dimensi produk atau hasil intelek merupakan segala sesuatu yang dapat diproduksi
oleh suatu operasi dengan isi intelek tertentu. Guilford membuat klasifikasi dari
produk aktivitas intelek yang terdiri dari unit, kelas, relasi atau hubungan
transformasi, dan implikasi.
C. Hierarki Intelek Individu
P.E Vernon dalam penelitiannya, ia mengajukan bagan hierarki kecerdasan yang terdiri
dari beberapa factor kecerdasan, yaitu kelancaran asosiasi, tata bahasa, perbendaharaan kata,
penghitunhan, pengukuran konsep dan rumus, pengetahuan geometri, visualisasi dalam tiga
dimensi, informasi mekanika, informasi elektris, kelistrikan, dan penilaian stress, tekanan jiwa.
17
BAB VIII
A. Pengertian Motivasi
Motivasi memiliki akar kata dari bahhasa latin movere, yang berarti gerak atau dorongan
atau bergerak. Dengan begitu, memberikan motivasi bisa diartikan dengan memberikan daya
dorong sehingga sesuatu yang motivasi tersebut dapat bergerak. Untuk memberikan pemahaman
yang jelas mengenai motivasi.
1. Motif organis, yaitu motof-motif yang berhubungan dengan kebutuhan biologis individu,
seperti motif untuk memakan dll.
2. Motif objektif, mencakup motif lain yang bukan sekedar memenuhi kebutuhan
biologis,melainkan juga kebutuhan di atasnya.
Perkembaangan konsep keinginan bebas yang dikemukakan oleh plato tersebut ditolak
oleh para penganut filsafat kontemporer yang selanjutnya memunculkan konsep hedonisme etik.
Paham hedonisme etik mengatakan bahwa perbuatan manusia disebabkan mencari kesengan dan
menghindari kesusahan yang dinilai secara etis adalah baik dan manusiawi. Itulah sebab konsep
ini kemudian dinamakan hedonisme etik.
Dalam psikologi dikenal ada beberapa teori motivasi, mulai dari teori motivasi
fisikologis, teori aktualisasi diri dari maslow, teori dari murrary, teori motivasi hasil dll.
18
BAB IX
A. Penyesuaian Diri
Sehat dan sakit merupakan kondisi biopsikososial yang menyatu padu dengan kehidupan
umat manusia. Keadaan yang sehat atau sakit tersebut terus saja terjadi dalam kehidupan dunia.
Manusia atau individu akan memerankan sebagai orang sakit atau sehat.
19
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Buku
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari kedua buku yang sudah penulis bandingkan penulis dapat menyimpulkan bahwa
buku pertama yaitu Psikologi Pendidikan karya Prof. Dr. Sri Milfayetty, S.Pso., MS.Kons. kajian
teori dalam buku ini sangat difokuskan kepada psikologi pendidikan, bagaimana seorang guru
mengetahui hal-hal apa saja yang harus dipahami oleh guru guna memahami pikologi seorang
siswa. Buku ini mudah dipahami bagi mereka calon pendidik untuk mengetahui dan memahami
bagaimana psikologi dan teori belajar yang dapat diterapkan kepada siswa. Dan buku kedua
yang penulis pakai sebagai pembanding yaitu buku Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru
karya Purwa Almaja Prawira kajian teorinya nya lebih terfokus pada psikologi peserta didik
dengan cakupan materi yang cukup luas tetapi diterangkan secara mendetail sehingga tidak
membingungkan pembaca.
Kedua buku ini sangatlah bagus dan sangat cocok bagi seseorang yang ingin mempelajari
perkembangan psikologi, meskipun kedua buku ini memiliki perbedaan serta kelebihan dan
kekurangan yang terdapat didalamnya tetapi pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu
bagaimana seorang pembaca dapat dengan mudah mengerti dan memahami serta
mengaplikasikan setiap materi yang sudah dibacanya dalam kehidupan sehari-hari melalui kedua
buku yang bertemakan perkembangan peserta didik ini.
4.2 Saran
Kedua buku ini pada dasarnya sangat baik digunakan sebagai panduan memahami materi
psikologi pendidikan. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman yang selalu berubah maka
alangkah baiknya jika kedua buku ini diperbaharui seperti buku pembanding agar memberikan
rangkuman dan uji kompetensi untuk menguji pengetahuan pembaca terhadap materi yang ada di
buku pembanding.
22
DAFTAR PUSTAKA
Purwa Almaja Prawira. 2016. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Jogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
23