Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Jujur dan dapat dipercaya adalah modal dasar seorang pemimpin. Tidak hanya anggota tim
yang harus memiliki sifat ini. Dengan dilandasi oleh sifat ini, maka anggota timnya pun
dengan sendirinya akan mengikuti pimpinannya.
Tidak hanya menyalahkan anggota timnya apabila target yang telah ditentukan tidak berhasil
dicapai. Seorang pemimpin pun harus mampu dan mau bertanggung jawab. Karena seorang
pemimpin akan selalu diminta pertanggungjawabannya terhadap apa yang dipimpinnya dan
keputusan yang diambilnya.
Seorang pemimpin hendaknya mampu menentukan skala prioritas. Dengan skala prioritas,
anggota timnya mampu bekerja secara optimal dan mampu menyelesaikan tugas dengan tepat
waktu. Pimpinan yang baik mengetahui kapan waktunya lembur dan kapan waktunya pulang
pagi… 😀
Pendelegasian tugas amat penting. Seorang pemimpin harus bisa mendelegasikan tugas
kepada orang yang tepat. Selain itu, pendelegasian juga merupakan salah satu cara untuk
mempercayai anggota timnya. Sehingga pemimpin mampu menempatkan anggota timnya
sesuatu dengan kapasitas masing-masing anggotanya. The right man on the right job. Dan
yang tidak kalah penting adalah dengan pendelegasian, pemimpin akan bisa lebih fokus
kepada tugas yang lebih penting.
Responsif dalam mengatasi masalah amat penting agar masalah yang muncul bisa dengan
cepat tertangani dan mendapat solusi yang tepat. Sehingga permasalahan tidak berlarut-larut
dan tidak menimbulkan permasalahan baru lainnya.
Setiap pemimpin harus memiliki sikap positif. Hal ini penting, karena dengan sikap positif
akan mampu melihat visinya kedepan dengan optimis, bukan sebagai sebuah beban yang
harus dipikul.
7. Kemampuan Berkomunikasi Efektif
Pemimpin perlu berkomunikasi secara efektif agar pesan yang akan disampaikan jelas, tidak
salah tangkap dan salah arah. Kemampuan ini mutlak dimiliki, karena mampu menyelaraskan
semua anggota timnya mencapai tujuan yang ditentukan.
Seorang pemimpin yang baik memiliki keberanian sosial dan kepercayaan diri yang tinggi.
Sehingga seorang pemimpin mampu mengangkat harkat timnya
Setiap pemimpin yang baik selalu mengembangkan setiap anggota timnya. Karena dengan
SDM yang kuat, tujuan yang hendak dicapai pun akan lebih mudah tercapai.
2. Pemimpin (Leader)
Manajer profesional harus dapat memotivasi, mengaktifkan, serta mengembangkan potensi
karyawannya, bertanggung jawab untuk mengisi posisi yang kosong, dan memberikan
instruksi-instruksi serta pembagian kerja. Seorang manager profesional selalu bekerja keras
sehingga ia dihormati anggotanya. Dia percaya bahwa dia harus bekerja lebih keras daripada
anggotanya untuk memberikan contoh yang baik.
3. Penghubung (Liaison)
Manajer profesional harus dapat memelihara danmemperluas jaringannya atau mitra bisnis.
4. Pemantau (Monitor)
Manajer profesional sebagai pusat saraf informasi internal dan eksternal tentang organisasi.
5. Penyebar (Dissiminator)
Manajer profesional bertugas meneruskan informasi yang diterima dari external kepada
anggota atau karyawannya agar setiap orang memiliki suhu dan pengetahuan yang sama
dalam bekerja.
6. Juru Bicara (Spokesperson)
Manajer profesioal juga meneruskan informasi kepada external atau mitra mengenai rencana,
tindakan, kebijakan dan hasil organisasi berkaitan dengan pengambilan keputusan demi
pencapaian tujuan bisnis. Seorang manager profesional percaya bahwa karyawan atau
anggotanya mampu memberi andil untuk kesuksesan perusahaannya. Ia akan mengajak
anggotanya untuk memberikan masukan-masukan, ide-ide, dan saran-saran untuk pemecahan
masalah yang dihadapi di tempat kerja. Dia juga berkeinginan untuk mendengar, memahami
dan menindak lanjuti kritikan dan tuntutan-tuntutan dari anggotanya.
7. Wirausaha (Enterpreneur)
Manajer profesional pandai dalam mencari peluang dan kesempatan yang ia lihat atau hadapi
serta memprakarsai “proyek-proyek perbaikan” untuk membuat perubahan.
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi
yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional
untuk mencapai tujuan yang di harapakan dan di inginkan.
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang
dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan (Robbins dan Coulter, 2007:284).
Struktur organisasi didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana
organisasi dikelolah (Handoko, 2003:169).
Struktur organisasi adalah pola formal mengelompokkan orang dan pekerjaan (Gibson
dkk, 2002:9).
Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan
organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan Universitas
Sumatera Utara pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem
pimpinan organisasi (Hasibuan, 2004:128).
2.SIMPULKAN STRUKTUR STRUKTUR KEPEMIMPINAN DALAM MASYARAKAT
MENURUT SAUDARA BEDASARKAN RUJUKAN YANG DIDESKRIPSIKAN DIATAS
(NO 1)!
Menurut saya seorang pemimpin harus dapat bekerja dengan optimal sebaik mungkin
karena pemimpin itu memberikan contoh terhadap bawahannya
LEMBAR KERJA 6
Kearifan lokal merupakan kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosopi nilai
nilai,etika,cara cara dan perilaku yang melembanga secara tradisional.
pengetahuan ini menjadi aturan bagi kegiatan sehari hari masyarakat ketika berhubungan
dengan keluarga,tetanggga,masyarakat dan lingkungan sekitar
LEMBAR KERJA 7
1.DESKRIPSIKAN MINIMAL 3 PENDAPAT AHLI TENTANG GAYA GAYA
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI BESERTA RUJUKANYA!
b. Menurut C. Turney (1992) dalam Martinis Yamin dan Maisah (2010: 74)
mandefinisikan kepemimpinan sebagai suatu group proses yang dilakukan oleh seseorang
dalam mengelola dan menginspirasikan sejumlah pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi
melalui aplikasi teknik- teknik manajemen.
Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku yang konsisten yang ditunjukkan
pemimpin dan diketahui oleh pihak lain ketika pemimpin berusaha mempengaruhi orang lain.
Gaya kepemimpinan antara lain gaya kepemimpinan otokratik, gaya kepemimpinan
demokratis, dan gaya kepemimpinan permisif. Jika dikaitkan dengan Kepala Sekolah, maka
Kepala Sekolah dapat menggunakan gaya kepemimpinan tersebut dalam mempengaruhi guru
maupun karyawan yang ada di sekolah yang dipimpinnya. Namun gaya kepemimpinan yang
tepat untuk memotivasi kepala sekolah adalah gaya kepemimpinan demokratis.
Hal ini sesuai pendapat Mifta Thoha (2010: 50) yang mengatakan gaya
kepemimpinan demokratis dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikut sertaan para
pengikut dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Dengan gaya
demokrasi Kepala sekolah secara tidak langsung memotivasi guru agar berpartisipasi dan
bertanggungjawab dalam kegiatan sekolah.
LEMBAR KERJA 8
Otokratik Menurut Sudarwan Danim (2004: 75) kata otokratik diartikan sebagai
tindakan menurut kemauan sendiri, setiap produk pemikiran dipandang benar, keras kepala,
atau rasa aku yang keberterimaannya pada khalayak bersifat dipaksakan. Kepemimpinan
otokratik disebut juga kepemimpinan otoriter.
*) Mifta Thoha (2010: 49) mengartikan kepemimpinan otokratis sebagai gaya yang
didasarkan atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas. Jadi kepemimpinan otokratik
adalah kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dengan sikapnya yang menang
sendiri, tertutup terhadap saran dari orang lain dan memiliki idealism tinggi. Menurut
Sudarwan Danim (2004: 75) pemimpin otokratik memiliki ciri-ciri antara lain:
1. Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh pemimpin.
2. Bawahan, oleh pemimpin hanya dianggap sebagai pelaksana dan mereka tidak
boleh memberikan ide-ide baru.
3. Bekerja dengan disiplin tinggi, belajar keras, dan tidak kenal lelah.
4. Menentukan kebijakan sendiri dan kalaupun bermusyawarah sifatnya hanya
penawar saja.
5. Memiliki kepercayaan yang rendah terhadap bawahan dan kalaupun
kepercayaan diberikan, didalam dirinya penuh ketidakpercayaan.
6. Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu arah.
7. Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu sekarang.
*) Menurut Sudarwan Danim (2004: 75) kepemimpinan demokratis bertolak dari asumsi
bahwa hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan tujuan yang bermutu tercapai. Mifta Thoha
(2010: 50) mengatakan gaya kepemimpinan demokratis dikaitkan dengan kekuatan personal
dan keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan. Menurut Sudarwan Danim (2004: 76) pemimpin demokratis memiliki ciri-ciri
antara lain:
1. Beban kerja organisasi menjadi tanggung jawab bersama personalia organisasi
itu.
2. Bawahan, oleh pemimpin dianggap sebagai komponen pelaksana secara
integral harus diberi tugas dan tanggung jawab.
3. Disiplin akan tetapi tidak kaku dan memecahkan masalah secara bersama.
4. Kepercayaan tinggi terhadap bawahan dengan tidak melepaskan tanggung
jawab pengawasan
5. Komunikasi dengan bawahan bersifat terbuka dan dua arah.
*) Menurut Sudarwan Danim (2004: 76) pemimpin permisif merupakan pemimpin yang tidak
mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya serba boleh. Pemimpin memberikan kebebasan
kepada bawahannya, sehingga bawahan tidak mempunyai pegangan yang kuat terhadap suatu
permasalahan. Pemimpin yang permisif cenderung tidak konsisten terhadap apa yang
dilakukan. Menurut Sudarwan Danim (2004: 77) pemimpin permisif memiliki ciri-ciri antara
lain:
1. Tidak ada pegangan yang kuat dan kepercayaan rendah pada diri sendiri.
2. Mengiyakan semua saran.
3. Lambat dalam membuat keputusan.
4. Banyak “mengambil muka” kepada bawahan.
5. Ramah dan tidak menyakiti bawahan.
Kesimpulan : Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku yang konsisten yang
ditunjukkan pemimpin dan diketahui oleh pihak lain ketika pemimpin berusaha
mempengaruhi orang lain. Gaya kepemimpinan antara lain gaya kepemimpinan otokratik,
gaya kepemimpinan demokratis, dan gaya kepemimpinan permisif. Jika dikaitkan dengan
Kepala Sekolah, maka Kepala Sekolah dapat menggunakan gaya kepemimpinan tersebut
dalam mempengaruhi guru maupun karyawan yang ada di sekolah yang dipimpinnya. Namun
gaya kepemimpinan yang tepat untuk memotivasi kepala sekolah adalah gaya kepemimpinan
demokratis. Hal ini sesuai pendapat Mifta Thoha (2010: 50) yang mengatakan gaya
kepemimpinan demokratis dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikutsertaan para
pengikut dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Dengan gaya
demokrasi Kepala sekolah secara tidak langsung memotivasi guru agar berpartisipasi dan
bertanggung jawab dalam kegiatan sekolah.
Organisasi sebagai kesatuan sosial, yaitu terdiri dari orang atau kelompok orang yang
berinteraksi satu sama lain. Setiap organisasi dituntut selalu peka terhadap aspirasi,
keinginan, tuntutan dan kebutuhan berbagai kelompok dengan siapa organisasi berinteraksi.
Kepemimpinan yang merupakan sesuatu yang wajib dalam kehidupan agar kehidupan
menjadi teratur dan keadilan bias ditegakkan, sehingga tidak berlaku hokum rimba.
Kepemimpinan juga dapat dikatakan penting apabila memanfaatkan dan mengelola potensi
setiap anggota dengan cara yang tepat . Maka dari itu seorang pemimpin dalam
mengendalikan kepemimpinan nya harus mendorong perilaku positif dan meminimalisir
semua yang negatif, mencari pemecahan masalah, mempelajari perubahan di sekitarnya, serta
mencanangkan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan.
LEMBAR KERJA 9
Kepemimpinan ialah kemampuan yang mampu meyakinkan orang lain agar mau
bekerjasama dibawah pimpinannya menjadi kesatuan dari tim untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. James M. Black
• Kepemimpinan merupakan suatu hubungan yang ada dalam diri seseorang atau
pemimpin dan pengaruh yang lain untuk mau bekerja secara sadar dalam kaitannya
dengan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
• Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan yang diselenggarakan dalam
kelompok dalam upaya mereka untuk mencapai tujuan yang ditetapkan William G.
Scott
KESIMPULAN Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.
Widjono Hs
• Operasional adalah batasan pengertian yang dijadikan sebagai pedoman untuk
melakukan suatu kegiatan ataupun pekerjaan.
Rhonda Abrams dan Alice Laplante
• Operasional adalah aspek yang penting karena tanpanya, maka tidak ada yang
dapat dikerjakan.
OPERASIONAL
Kepemimpinan operasional itu bersifat pengawalan atas kebijakan yang diambil
pimpinan dan organisasi.
• Pengawalan tersebut bersifat kontrol, sehingga pemimpin akan terus menerus
berada dalam organisasi yang dipimpin demi tercapainya tujuan organisasi tersebut.
KEPEMIMPINAN OPERASIONAL
3. SUSUN SKENARIO SIMULASI IMPLIMENTASI KEPEMIMPINAN OPERASIONAL?
Definisi Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok
sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai
tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan
sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber
daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengertian Publik
Oleh karena itu, perbedaan manusia yang secara lahiriah berbeda memiliki kebutuhan
yang berbeda pula, sehingga memerlukan suatu penataan kebijakan publik yang artinya
bahwa apa yang ada di luar kepribadian masing-masing individu adalah urusan publik.
Menurut The Lexicon Webster Dictionary cetakan tahun 1978, kata publik diserap dari
bahasa Inggris public yang secara etimologis berasal dari bahasa Latin, publicus yang berarti
for populicus dan populicus berasal dari kata populus yang berarti people.
Selanjutnya kata public diartikan sebagai bukan perseorangan, meliputi orang banyak,
berkaitan dengan atau mengenai suatu negara, bangsa, atau masyarakat, seperti digunakan
dalam frase public finance (keuangan negara), public administration (tata usaha negara),
public service (pelayanan publik), public transport (pengangkutan umum), public relation
(hubungan masyarakat), public interest (kepentingan umum), dan lain-lain.
Sedangkan Emery Bogardus mendefinisikan Publik adalah sejumlah orang yang bersatu
dalam satu ikatan dan mempunyai pendirian sama terhadap suatu permasalahan sosial.
Sebagaimana dinyatakan secara semantik tentang pengertian kata publik di atas bahwa
kata publik meliputi pengertian orang banyak atau masyarakat beserta hubungannya.
Sedangkan di dalam masyarakat itu sendiri terdapat berbagai bentuk masyarakat atau
kesatuan sosial yang lebih kecil seperti suatu keluarga, suku bangsa atau suatu
masyarakat daerah, atau suatu masyarakat profe tertentu, maupun kolektivitas-kolektivitas
sosial seperti pemerintah, negara, rakyat dan lain-lain.
Publik adalah salah-satu kajian dari Ilmu Administrasi Publik yang banyak dipelajari oleh
ahli serta ilmuwan Administrasi Publik. Berikut beberapa pengertian dasar kebijakan publik
yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Dye (1981:1): “Public policy is whatever
governments choose to do or not to do”. Dye berpendapat sederhana bahwa kebijakan publik
adalah apapun yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Sementara
Anderson dalam Public Policy-Making (1975:3) mengutarakan lebih spesifik bahwa: “Public
policies are those policies developed by government bodies and official”.
Berhubungan dengan konteks pencapian tujuan suatu bangsa dan pemecahan masalah
publik, Anderson dalam Tachjan (2006i:19) menerangkan bahwa kebijakan publik
merupakan serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu yang diikuti
dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan suatu
permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan. Seiring dengan pendapat tersebut Nugroho
(2003:52) menjelaskan bahwa kebijakan publik berdasarkan usaha-usaha pencapaian tujuan
nasional suatu bangsa dapat dipahami sebagai aktivitas-aktivitas yang dikerjakan untuk
mencapai tujuan nasional dan keterukurannya dapat disederhanakan dengan mengetahui
sejauhmana kemajuan pencapaian cita-cita telah ditempuh.
Dalam suatu negara demokratis policy level diperankan oleh lembaga yudikatif dan
legislatif, sedang organizational level diperankan oleh lembaga eksekutif. Selanjutnya
operational level dilaksanakan oleh satuan pelaksana seperti kedinasan, kelembagaan atau
kementerian. Pada masing-masing level, kebijakan publik diwujudkan dalam bentuk
institutional arrangement atau peraturan perundangan yang disesuaikan dengan tingkat
hierarkinya. Sementara pattern interaction adalah pola interaksi antara pelaksana kebijakan
paling bawah (street level bureaucrat) dengan kelompok sasaran (target group) kebijakan
yang menunjukkan pola pelaksanaan kebijakan yang menentukan dampak (outcome) dari
kebijakan tersebut. Hasil suatu kebijakan dalam kurun waktu tertentu yang ditetapkan akan
ditinjau kembali (assesment) untuk menjadi umpan balik (feedback) bagi semua level
kebijakan yang diharapkan terjadi sebuah perbaikkan atau peningkatan kebijakan.
Tachjan (2006i:19) menyimpulkan bahwa pada garis besarnya siklus kebijakan publik
terdiri dari tiga kegiatan pokok, yaitu:
1. Perumusan kebijakan
2. Implementasi kebijakan serta
3. Pengawasan dan penilaian (hasil) pelaksanaan kebijakan.
Jadi efektivitas suatu kebijakan publik sangat ditentukan oleh proses kebijakan yang
terdiri dari formulasi, implementasi serta evaluasi. Ketiga aktivitas pokok proses kebijakan
tersebut mempunyai hubungan kausalitas serta berpola siklikal atau bersiklus secara terus
menerus sampai suatu masalah publik atau tujuan tertentu tercapai.
Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam proses kebijakan publik.
Suatu kebijakan atau program harus diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan
yang diinginkan. Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian luas merupakan alat
administrasi publik dimana aktor, organisasi, prosedur, teknik serta sumber daya
diorganisasikan secara bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau
tujuan yang diinginkan.
Van Meter dan Van Horn dalam Budi Winarno (2005:102) mendefinisikan implementasi
kebijakan publik sebagai:
Tahap implementasi kebijakan tidak akan dimulai sebelum tujuan dan sasaran ditetapkan
terlebih dahulu yang dilakukan oleh formulasi kebijakan. Dengan demikian, tahap
implementasi kebijakan terjadi hanya setelah undang-undang ditetapkan dan dana disediakan
untuk membiayai implementasi kebijakan tersebut.
LEMBAR KERJA 12
1. Tugas, adalah suatu kewajiban dalam pekerjaan yang telah ditentukan dalam
organisasi, untuk melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam bidang
masing-masing jabatan.
2. Kekuasan, adalah suatu pekerjaan yang telah diberikan wewenang (tugas),
penyerahan dari tugas-tugas yang dipecaya, seorang memperoleh kekuasaan secara
formal. Misalnya karena adanya surat keputusan dari pimpinan perusahaan yang
berwenang.
3. Tanggung jawabm adalah sutau pekerjaan yang dilakukan organisasi suatu perusahan
yang diperoleh dari atasan terhadap tanggung jawab pekerjaan ataupun kepercayaan
yang diberikan.
Untuk kelancaran dalam memberikan wewenang maka ada beberapa teknis khusu untuk
melakukan pelimpahan wewenang:
Menurut ( Manulang, 1987) Dalam mendelegasikan wewenang , agar proses delegasi itu
berjalan efektif, sedikitnya tiga hal harus diperhatikan yaitu:
1. Delegasi wewenang adalah anak kembar siam dengan delegasi tugas, dan bila kedua-
duanya telah ada harus pula dibarengi dengan adanya, pertanggungjawaban. Dengan kata lain
dalam proses delegasi harus di deleger tugas dan ekuasan dan bila kedu-duanya telah ada
harus pula dibarengi dengan adanya pertanggungjawab. Dengan kata lain, proses delegasi
harus mencakup tigas unsure yaitu delegasi tugas, delegasi wewenang dan adanya
pertanggungjawab.
2. Wewenang yang di delegasikam harus memberikan kepada orang yang tepat, baik
dilihat dari sudut kuelifikasi maupun dari sudut fisik.
Menurut (James A.F. Stoner ,1996) Banyak dijumpai para pimpinan yang tampaknya
enggan untuk melakukan pelimpahan wewennag dalam organisasi atau perusahan yang
dipimpin, keengganan smeentara pimpinan untuk melakukan pelimpahan sebaai wewenng
dengan alas an sebagai berikut :
pemimpin biasanya memberikan suatu tanggung jawab kepada orang lain dalam hal
ini bawahannya untuk melaksanakan kegiatan yang biasanya dikerjakan oleh pemimpin dan
pemimpin bertanggung jawab terhadap tindakan tindakan yang dilakukan oleh bawahan yang
ia beri delegasi
LEMBAR KERJA 13
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan itu adalah suatu
cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu
masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
3).DESKRIPSIKAN PERAN KEPEMIMPINAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DAN KEBIJKAN DALAM ORGANISASI BESERTA RUJUKAN NYA?
d. Implementasi keputusan
e. Evaluasi keputusan
1. Cerna masalah
Sejalan dengan peran kepemimpinan, maka terdapat perbedaan antara
permasalahan tentang tujuan dan metode. Dalam kondisi seperti ini peran pemimpin
adalah mengambil inisiatif dalam hubungannya dengan tujuan dan arah daripada
metode dan cara.
2. Identifikasi alternativ
Kemampuan untuk memperoleh alternativ yang relevan sebanyak-banyaknya.
3. Tentukan proritas
Memilih diantara banyak alternativ adalah esensi dari kegiatan pengambilan
keputusan.
4. Ambil langkah
Upaya pengambilan keputusan tidak berhenti pada tataran pilihan, melainkan
berlanjut pada langkah implementasi dan evaluasi guna memberikan umpan balik.
TUGAS RUTIN
KEPEMIMPINAN
DOSEN PENGAMPU: Drs.Hidir Efendi,M.Pd
DISUSUN OLEH
RINDIANI
5181121003