Anda di halaman 1dari 6

KONSEP DAN NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN BERDASARKAN

KEARIFAN LOKAL

MK. KEPEMIMPINAN
DOSEN PENGAMPU : Dra. EFFI ASWITA LUBIS,M.Pd,M.Si

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2

1. CICIH KURNIA WATI TONDANG (7203142019)


2. FEBRINA SINAGA (7203342029)
3. NOVIA INGGIT KARTIKA (7203142028)
4. MUHAMMAD RYAN ADYATMA (7202142001)

KELAS 1C
PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
BAB I.
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada prinsipnya manusia itu memiliki tabiat madani (sipil dan sosial) dalamartian
manusia itu harus memiliki hubungan sosial. Adanya hubungan sosial antaramanusia
membuat manusia mudah dalam memenuhi kebutuhan – kebutuhannya. Sebutsaja seperti
makan, untuk mendapattkan makanan yang ada manusia membutuhkan banyak manusia lain
untuk proses penciptaan makanan tersebut, mulai dari petani,tengkulak, dan pedagang, kerena
tidak semua pekerjaan itu dapat dilakukan manusia itudengan sendirinya. Demikian juga
untuk mempertahankan diri manusia butuh bantuanmanusia lainnya, disinilah pentingnya
kehidupan sosial, berkelompok, berorganisasi.Dalam setiap kelompok organisasi masyarakat
tersebut dibutuhkan pemimpinuntuk menjadi panutan dan teladan serta pemberi perintah dan
pengawasan agarkelompok bisa bertahan terhadap segala ujian dan tantangan.

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan
tercapaitujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang
pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian
memimpin,mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau
sekelompok orangtanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang
yang aktifmembuat perencanaan , mengkoordinasi, serta memimpin pekerjaan untuk
mencapai tujuan bersama-sama.

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh


pemimpinkepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Pengertian itu
mengandungdua pengertian inti yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu
Mempengaruhi perilaku orang lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi diarahkan untuk
mempengaruhiorang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan
ataupundiarahkan oleh orang yang memimpinnya.

1.2 Tujuan

1. Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin?


2. Apa & bagaimana menjadi pemimpin yang melayani dan sejati?
3. Bagaimana hubungan kearifan lokal dengan kepemimpinan?

1.3 Tujuan

1. Melatih menyusun makalah dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan dan


kreatifitas mahasiswa
2. Agar lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang
kepemimpinan dan kearifan lokal.
BAB II
PEMBAHASAN

1.2 Permasalahan

Teori kepemimpinan terus berkembang, banyak teori yang lahir


tentangkepemimpinan. Nilai-nilai kepemimpinan masih sangat banyak, ada yang bersumber
dari barat, maupun dari timur. Ada yang disebut sebagai teori kepemimpinan modern, ada
pulayang tradisional, yang jika kita mau lihat lebih jauh dari teori-teori itu
sebenarnyamempunyai tujuan yang sama, mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan
bersama.Kebanyakan dari kita sering menganut pola kepemimpinan barat yang tentunyatidak
selalu tepat digunakan di Indonesia. Kearifan lokal dalam memimpin banyak ditemuidi
Indonesia. Namun belum banyak diaplikasikan pada keterampilan dan seni memimpinsaat
ini, kajian tentang hal tersebut masih sangat minim. Masalahnya adalah mengapa nilai-nilai
kepemimpinan perlu dikembangkan. Adakah nilai-nilai kepemimpinan yang sudahdimiliki di
Indonesia, yang mampu menjawab tantangan global.

1.3 Analisis

Nilai-nilai adalah ukuran tentang kebaikan atau kebenaran yang dipraktekkan dalam
kehidupan individu maupun organisasi (Kane & Associates). Kepemimpinan adalah suatu
proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama
(Rauch & Behling, 1984, 46). Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk
membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada
kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs
& Jacques, 1990, 281). Tugas utama seorang pemimpin sesungguhnya adalah mengulurkan
tangan, dalam pengertian membuka hati dan pikiran, menyediakan waktu dan tenaga, untuk
bekerja bagi orang yang dipimpinnya. Bekerja dalam hal ini ialah menciptakan dan
membangun harapan bersama, merumuskan cita-cita bersama, menetapkan tujuan, mengelola
dan menentukan arah, mencari jalankeluar, mendorong, melindungi, dan seterusnya. Bagi
para pemimpin pemerintahan, tentusaja uluran tangan dimaksud adalah untuk rakyat. Sikap
itu seyogyanya dimulai dengan keterbukaan, ketiadaan prasangka apalagi kepentingan dari
maksud baik, untuk merangkul sesama.

Kearifan Lokal Indonesia mengajak kita semua untuk memiliki, dan menggunakan
sifat-sifat cerdas, dapat dipercaya, jujur, adil, berani, tegas, tanggung jawab dan lain-lain.
Kearifan lokal atau Local wisdom merupakan solusimengatasi dinamika masyarakat dengan
tingkat pluralitas yang tinggi dengan memberikan karakter yang terpuji, tidak mengumbar
janji, tidak mementingkan diri atau kelompok, memberikan keteladanan, kehidupan yang
beriman dan bertakqwa yaitu kehidupan yang didasarkan pada atau dilandasi pemahaman,
penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dianut secara konsisten dan konsekuen,
bekal kecerdasan intelektual, emosionaldan spiritual yang komprehensif. Meskipun demikian,
kepemimpinan yang berdasarkan kearifan lokal ini harus jelas dan sterukur.
Ing ngarso sung tulodo. Prinsip ini berarti bahwa seorang pemimpin harus
memberikan contoh bagi orang yang dipimpinnyakarena posisinya yang di depan, maka ia
akan dilihat oleh semua orang sehingga setiap kata-kata dan perbuatannya akan selalu diihat
dan dicatat oleh masyarakat dan bawahannya. Makna Ing Ngarso SunTulodo adalah menjadi
seorang pemimpin harus mampu memberikan suritauladan bagi orang – orang disekitarnya.
Sehingga yang harus dipegang teguh oleh seseorang adalah kata suritauladan. Dalam ajaran
Ki Hajar yang pertama ini menggambarkan situasi dimana seorang pemimpin bukan hanya
sebagai orang yang berjalandi depan, namun juga harus menjadi teladan bagi orang-orang
yang mengikutinya. Kata Ing Ngarso tidak dapat berdiri sendiri, jika tidak mendapatkan
kalimat penjelas dibelakangnya. Artinya seorang yang berada didepan jika belum memberi
teladan maka belum pantas menyandang gelar 'pemimpin'. Jika kita melihat kepemimpinan
dari orang-orang dalam sejarah, maka dapat kita lihat betapa perbuatan sang pemimpin
menjadi inspirasi bagi orang yang dipimpinnya.

Ing madyo mbangun karso artinya ketika berada di tengah seorang pemimpin harus
mampu memotivasi. Seorang pemimpin tidak selayaknya selalu memberikan perintah, tetapi
juga memberikan motivasi dan dorongan bagi para bawahannya. Ing Madyo artinya ditengah-
tengah, Membangun berarti membangkitkan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai
bentuk kemauan atauniat. Jadi makna dari kata itu adalah seseorang pemimpin, meskipun ia
sangat sibuk, ia harus mampu membangkitkan atau menggugah semangat orang yang
dipimpinnya. Ajaran kedua ini sarat dengan makna kebersamaan, kekompakan, dan
kerjasama. Seorang pemimpin tidak hanya melihat kepada orang yang dipimpinnya,
melainkan ia juga harus berada di tengah - tengah orang yang dipimpinnya. Merupakan hal
yang tidak terpuji bila seorang pemimpin hanya diam dan tak berbuat apa -apa sedangkan
orang yang dipimpinnya menderita. Selain itu pemimpin harus kreatif dalam memimpin,
sehingga orang yang dipimpinnya mempunya iwawasan baru dalam bertindak. Di samping
itu, seorang pemimpin juga harus melindungi semua orang yang dipimpinnya.

Tut Wuri adalah Mengikuti dari dibelakang Handayani berarti memberikan motivasi
(semangat) dan Moral, jadi secara lengkap Ing Ngarso Sun Tulodo - Ing Madyo Mangun
Karso - Tut Wuri Handayani ("di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di
belakang memberi dorongan") bahwa seorang pemimpin pada saat didepan anggotanya harus
memberikan contoh yang baik dalam segala hal khususnya perilaku pada saat ditengah-
tengah masyarakat harus mampu memberikan ide dan prakarsa , Pada saat dibelakang harus
bisa memberikan semangat dan dorongan moral.
BAB III.
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau


bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat memahamiorang yang
dipimpinnyasehingga mereka dapat bekerja dengan baiksesuai dengan kemampuan
dan potensinya.
3. Ing ngarso sung tulodho, ing madaya mangun karsa, tutwuri handayani. Motto
tersebutterjemahan langsungnya adalah “didepan memberikan teladan, di
tengahmenggerakkan, di belakang memberikan dorongan”.
4. Konsep kepimpinan Ki HajarDewantara ini lebih menekankan pada aspek
peranseseorang dalam suatu organisasi.

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa kajin makalah yang kami lakukan ini tidak terlepas dari
kekurangan, dan masih jauh dari kata sempurna. Kesalahan-kesalahan yang kami lampirkan
pada makalah ini sekiranya dapat menjadi pelajaran bagi pembaca agar tidak mengulangi hal
serupa.Kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
agar menjadi evaluasi bagi kami kedepannya. Semoga kajian makalah kami ini berguna bagi
pembaca dalam menambah wawasan dan pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/6394938/KEPEMIMPINAN_BERBASIS_KEARIFAN_LOKAL

Anda mungkin juga menyukai