Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“GEOLOGI DAN GEOMORFOLOGI PULAU SULAWESI”

Dosen Pengampu : Dra. Dwi Wahyuni Nurwihastuti, S. Si., M. Sc.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

Nama : Claudia Athaya Diva (3201131002)


Dwi Afdila Kirani (3202131006)
Elfi Yulita (3203331009)
Epi Nirwana Matondang (3201131009)
Maharani Safitri (3203131017)

Kelas : Geografi E 2020


Matkul : Geologi & Geomorfologi Indonesia

FAKULTAS ILMU SOSIAL


JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami kelompok 4 dapat menyelesaikan tugas
makalah Geologi dan Geomorfologi Indonesia ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Ucapan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Geologi dan Geomorfologi Indonesia
dan kepada semua pihak yang telah berkontribusi, sehingga makalah ini telah disusun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan tugas ini. Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan,
kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran dari
pembaca agar dapat memperbaiki tugas ini demi perbaikan dimasa depan.

Medan, April 2021

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................5

2.1 Karakteristik Pulau Sulawesi.......................................................................................................5

2.2 Geomorfologi Pulau Sulawesi.....................................................................................................5

2.3 Geologi Pulau Sulawesi...............................................................................................................8

2.4 Kondisi Iklim Pulau Sulawesi......................................................................................................9

2.5 Kondisi Tanah Pulau Sulawesi..................................................................................................10

2.6 Kondisi Hidrologi Pulau Sulawesi.............................................................................................10

2.7 Potensi Fisik Pulau Sulawesi.....................................................................................................10

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan................................................................................................................................13

3.2 Saran..........................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan jumlah sekitar 17.000 pulau. Dari
beberapa pulau tersebut terdapat 5 pulau besar, yaitu Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi
dan Irian. Kepulauan Indonesia tidak lepas dari sejarah pembentukannya baik proses endogen
maupun eksogen. Dari 17.000 pulau dan 5 pulau besar tersebut, kami tertarik membahas
salah satu pulau terbesar di Indonesia yaitu Sulawesi dengan keadaan geomorfologinya.
Pulau Sulawesi merupakan sebuah pulau dalam wilayah Indonesia yang terletak di antara
pulau Kalimantan di sebelah Barat dan kepulauan Maluku di sebelah Timur.Dengan luas
wilayah sebesar 174.600 km², Sulawesi merupakan pulau terbesar ke-11 di dunia. Secara
administratif pulau Sulawesi dibagi menjadi enam provinsi yaitu provinsi Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara dan Gorontalgo.

Kerangka morfologi pulau Sulawesi menyerupai huruf K besar atau bunga Mawar
laba-laba yang membujur dari utara ke selatan dan tiga semenanjung yang membujur ke
timur laut, timur, dan tenggara, yang terdiri dari 4 cabang yang sempit (lengan) yang
dipisahkan oleh teluk-teluk dan dipersatukan dibagian tengah. Pulau ini dibatasi oleh Selat
Makasar di bagian barat dan terpisah dari Kalimantan serta dipisahkan juga dari Kepulauan
Maluku oleh Laut Maluku.Sulawesi berbatasan dengan Borneo di sebelah barat, Filipina di
utara, Flores di selatan, Timor di tenggara dan Maluku di sebelah timur. Sulawesi sendiri
dikelilingi oleh palung-palung dalam.Proses-proses geologis di Sulawesi sangat
aktif.Sulawesi merupakan salah satu pulau yang bentuknya meramping dan terletak di
Indonesia bagian timur yang dilewati oleh jalur pegunungan Pasifik yang bersifat Vulkan dan
terbentuk oleh adanya pertemuan tiga lempeng yaitu, lempeng Eurasia, Indoaustralia, dan
Pasifik.Oleh karena itu wilayah pulau Sulawesi sangat rawan oleh bencana alam baik gunung
meletus ataupun gempa bumi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana karakteristik pulau Sulawesi?
2. Bagaimana kondisi geomorfologi pulau Sulawesi?
3. Bagaimana kondisi geologi pulau sulawesi?
4. Bagaimana kondisi ilklim, tanah, hidrologi, dan potensi fisik pulau Sulawesi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik pulau Sulawesi.
2. Untuk mengetahui bagaimana kondisi geomorfologi pulau sulawesi.
3. Untuk mengetahui kondisi geologi pulau Sulawesi.
4. Untuk mengetahui kondisi iklim, tanah, hidrologi, dan potensi fisik pulau Sulawesi.

4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Pulau Sulawesi

Pulau Sulawesi mempunyai bentuk yang berbeda dengan pulau lainnya. Kerangka
pulau Sulawesi berbentuk menyerupai huruf ”K” besar, yang terdiri dari empat lengan yaitu,
Lengan Utara, Lengan Tengah, Lengan Tenggara, dan Lengan Selatan yang dipisahkan oleh
teluk-teluk dalam dan dipersatukan dibagian tengah. Pulau Sulawesi terletak pada zone
peralihan antara Dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul dan dikelilingi oleh laut yang
dalam.Dibagian utara dibatasi oleh basin Sulawesi (5000–5500 m). Di bagian Timur dan
Tenggara di batasi oleh laut Banda utara dan Laut Banda Selatan dengan kedalaman
mencapai 4500–5000 m. Sedangkan untuk bagian Barat dibatasi oleh Palung Makasar (2000-
2500m).

Sebagian besar daerahnya terdiri dari pegunungan dan dataran rendah yang terdapat
secara sporadik, terutama terdapat disepanjang pantai.Dataran rendah yang relatif lebar dan
padat penduduknya adalah di bagian Lengan Selatan. Secara geologi, Sulawesi merupakan
wilayah yang geologinya sangat komplek, karena merupakan perpaduan antara dua rangkaian
Orogen (Busur kepulauan Asia timur dan sistem pegunungan Sunda).Sehingga hampir
seluruhnya terdiri dari pegunungan, sehingga merupakan daerah paling berpegunungan di
antara pulau- pulau besar di Indonesia.

2.2 Geomorfologi Pulau Sulawesi

Pulau Sulawesi mempunyai bentuk yang berbeda dengan pulau lainnya. Apabila
melihat busur-busur disekelilingnya. Benua Asia, maka bagian convaknya mengarah ke Asia
tetapi Pulau Sulawesi memiliki bentuk yang justru convaknya yang menghadap ke Asia dan
terbuka ke arah Pasifik, oleh karena itu Pola Sulawesi sering disebut berpola terbalik atau
inverted arc. Pulau Sulawesi terletak pada zone peralihan antara dangkalan Sunda dan
dangkalan Sahul dan dikelilingi oleh laut yang dalam. Dibagian utara dibatasi oleh Basin
Sulawesi ( 5000 – 5500 m ). Berdasarkan orogenesanya dapat dibagi ke dalam tiga daeran
(Van Bemmelen, 1949) sebagai berikut :

1. Orogenese di bagian Sulawesi Utara. Meliputi lengan Utara Sulawesi yang


memanjang dari kepulauan Talaud sampai ke Teluk Palu–Parigi. Daerah ini
merupakan kelanjutan ke arah Selatan dari Samar Arc. Termasuk pada daerah ini
adalah Kepulauan Togian, yang secara geomorfologis dikatakan sebagai igir Togian
(Tigian Ridge). Daerah orogenese ini sebagain termasuk pada inner arc, kecuali
kepulauan Talaud sebagai Outer Arc.

2. Orogenese di bagian Sulawesi Sentral. Dibagian sentral ini terdapat tiga struktur
yang menjalur Utara – Selatan sebagai berikut :

5
a. Jalur Timur disebut Zone Kolonodale. Jalur Timur terdiri atas lengan timur
dan sebagian yang nantinya bersambung dengan lengan Tenggara. Sebagai
batasnya adalah garis dari Malili – Teluk Tomori. Daerah ini oleh singkapan-
singkapan batuan beku ultra basis.
b. Jalur Tengah disebut Zone Poso. Jalur Tengah atau Zone Poso, batas Barat
jalur ini adalah Medianline. Zona ini merupakan Graben yang memisahkan
antara Zona Barat dan Timur. Dibagian Utara Zone ini terdapat Ledok Tomini
dan di Selatannya terdapat Ledok Bone. Daerah ini ditandai oleh mayoritas
batuan Epi sampai Mesometamorfik crystalline schist yang kaya akan
muscovite.
c. Jalur Barat disebut Zone Palu. Jalur Barat atau Zona Palu, ditandai oleh
terdapat banyaknya batuan grano – diorite, crystalline schist yang kaya akan
biotite dan umumnya banyak ditemui juga endapan pantai. Zona ini dibagian
Utara dibatasi oleh Teluk Palu – Parigi, di Selatan dibatasi garis dari Teluk
Mandar – Palopo. Dari Teluk Mandar – Palopo ke arah selatan sudah termasuk
lengan Selatan – Sulawesi. Daerah jalur Barat ini merupakan perangkaian
antara lengan Utara Zone Palu dan lengan selatan merupakan satuan sebagain
Inner Arc.

3. Orogenese di bagian Sulawesi Selatan. Secara garis besar tangan selatan Sulawesi
merupakan kelanjutan Zone Palu (Zone bagian barat Sulawesi Tengah) dan tangan
tenggara merupakan kelanjutan dari tangan Timur Sulawesi (Zone Kolonodale).
Secara Stratigrafi antara lengan selatan dan lengan tenggara banyak memiliki
kesamaan, begitu juga antara Zone Palu Lengan Utara dengan Zone Kolonodale
Lengan Timur dilain fihak. Walaupun demikian diantaranya terdapat perbedaan-
perbedaan sebagai contoh bagian ujung selatan (di Selatan D. Tempe) banyak
kesamaannya dengan P. Jawa dan Sumatera sedangkan ujung selatan lengan tenggara
lebih banyak kesamaannya dengan Boton Archipelago dan Group Tukang Besi.

Secara rincifisiografi Sulawesi adalah sebagai berikut :

1. Lengan Utara Sulawesi. Pada lengan ini, fisiografinya terbagi menjadi tiga bagian
berdasarkan aspek geologinya, ketiga bagian tersebut adalah :
a. Seksi Minahara. Merupakan ujung timur dari lengan utara sulawesi dengan
arah timur laut barat daya yang bersambung dengan pegunungan sangihe yang
di dirikan oleh aktifitas vulkanis pegunungan soputan.
b. Seksi Gorontalo. Merupakan bagian tengah dari lengan utara sulawesi dengan
arah timur ke bawah, namun aktifitas vulkanis sudah padam yang lebar
daratanya sekitar 35 – 110 km, tapi bagian baratnya menyempit 30 km ( antara
teluk dondo dipantai utara dan tihombo di pantai selatan ). Seksi ini dilintasi
oleh sebuah depresi menengah yang memanjang yaitu sebuah jalur antara
rangkaian pegunungan di pantai utara dan pegunungan di pantai selatan yang
disebut zone limboto.
c. Jenjang Sulawesi Utara. Merupakan lengan utara sulawesi yang arahnya dari
utara ke selatan dan terdapat depresi ( lanjutan zone limboto di gorontalo )
6
yang sebagian besar di tutup oleh vulkan – vulkan muda, sedangkan antara
lengan utara dan lengan timur di pisahkan oleh teluk tomini yang lebarnya 100
km di bagian timur dan sampai 200 km di bagian barat sedangkan dasar
teluknya semakin dangkal kea rah barat ( ( kurang dari 2000 meter ) dan di
bagian tengah teluk tomini tersebut terdapat pegunungan di bawah permukaan
air laut dengan bagian tinggi berupa kepulauan togian.

2. Lengan Timur. Lengan timur sulawesi arahnya timur laut barat daya dan dapat di
bedakan menjadi tiga bagian. Tiga bagian tersebut adalah : 
a. Bagian Timur. berupa semenanjung Bualeno yang di pisahkan dengan
bagian tengah oleh tanah genting antara teluk poh dan teluk besama.
b. Bagian tengah. dibentuk oleh pegunungan Batui dengan pegunungan
Batulumpu yang arahnya timurlaut-baratdaya yang berangsur-angsur
lenardari 20 km di timur sampai 80 km di utara Bunku. 
c. Bagian barat. merupakan pegunungan tinggi yang membujur antara garis
ujng Api sampai Teluk Kolokolo bagian timur dan garis Lemoro sampai
teluk Tomini di barat dan lebarnya sekitar 75-100 km.

3. Lengan Tenggara. Batas antara lengan tenggara dengan bagian tengah sulawesi
adalah berupa tanah gentingantara teluk Usu dengan teluk Tomori yang lebarnya 100
km. Sedangkan lengan tenggara Sulawesi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Bagian Utara, berupa massip-mass Peridotit dari pegunungan Verbeek yang di
tengahnya terdapat dua graben yaitu danau Matana dan Danau Tomini yang
letaknya berada antara teluk Palopo ( Ujung utara teluk Bone ) dengan Teluk
Tolo.
b. Bagian Tengah, berupa Pegunungan Mekongga di sebelah barat dan sediment
peridorit di sebelah timur yang di batasi oleh Pegunungan Tangeasinua,
sedangkan antara kedua pegunungan tersebut terdapat basin yang dialiri
sungai Konewha, sedangkan kea rah tenggara jalur ini tenggelam dan
membentuk teluk-teluk dan pulau-pulau kecil serta berkelanjutan sampai
kepulauan Manui.
c. Bagian Selatan, merupakan suatu depresi yang membujur dari arah barat ke
timur yang membentang antara Kendari dan Kolaka yang diisi dataran Aluvial
yang berawa sedangkan di bagian selatannya berupa pegunungan dan bukit-
bukit yang teratur dengan membujug barat ke timur.

4. Lengan Selatan. Bagian sulawesi selatan merupakan daerah yang dibatasi oleh garis
Tenggara-Barat Lauit dari muara sungai Karama sampai Palopo. Batas lengan utara
dari garis Timur Laut-Barat Daya dari palopo sampai teluk Mandar. Namun secara
geologis bagian barat lengan sulawesi tengah termasuk Pegunungan Quarles yang
lebih dekat hubungnnya dengan bagian selatan dengan lempengan selatan. Fisiografi
lengan selatan berupa pegunungan seperti pegunungan yang ada di antara Majene
yang membujur utara-selatan, antara pegunungan Quarles dengan pegunungan
Latimojong dipisahkan oleh lembah Sadang dan diantara lembah Sadang dan teluk

7
Bone terdapat Pegunungan Latimojong yang membujur dari utara ke selatan dengan
ketinggian sekitar 3000 mdpl.Pada bagian utara dan selatan lengan ini dipisahkan oleh
depresi dengan arah baratlau-tenggara yang terdapat danau-danau seperti Tempe,
Sidenreng, dan danau Buaya. Ciri Khas lengan selatan :
 Merupakan sayap yang didominasi oleh keberadaan Gunung Lampobatang
dengan tinggi 2871 meter.
 Batuan yang dominan adalah batuan andesit.
 Daerahnya subur.
 DAS sempit dan sungainya pendek.
 Terdapat danau Tempe.

2.3 Geologi Pulau Sulawesi

Kondisi geologi P. Sulawesi bagian barat berbeda dengan bagian timurnya. Bagian
Barat Sulawesi meliputi Lengan Selatan, bagian barat Tengah Sulawesi, Leher Sulawesi, dan
Lengan Utara. Bagian Timurnya terdiri atas Lengan Timur, bagian timur Tengah Sulawesi,
dan Lengan Tenggara. Bagian Barat Sulawesi didominasi oleh batuan hasil kegiatan
gunungapi dan batuan sedimen. Di lain pihak, Bagian Timurnya didominasi oleh dua
kelompok besar batuan yang mempunyai asal berbeda: batuan asal lempeng samudra dan
batuan asal lempeng benua. Batuan klastik dan karbonat yang umumnya berumur Neogen,
dinamai Molasa Sulawesi, melampar luas di kedua bagian Sulawesi itu.

Batuan tertua di Bagian Barat Sulawesi adalah mélange, batuan Malihan dan granit,
yang ditindih oleh sedimen flysch berumur Kapur Akhir. Kala Paleogen dan Neogen daerah
ini didominasi oleh batuan gunungapi disertai dengan batuan sedimen klastika dan karbonat
laut dangkal. Bagian Timur Sulawesi disusun oleh batuan asal samudra (kepingan samudra)
dan benua (kepingan benua), yang kemudian ditutupi oleh Molasa Sulawesi. Batuan asal
samudra, yang diberi nama Lajur Ofiolit Sulawesi Timur atau Kompleks Ofiolit Sulawesi,
yang diduga berasal dari punggung tengah samodra (mid-oceanic ridge) merupakan kompleks
ofiolit terluas nomor tiga di dunia. Berdasarkan sejarah tektonik regional, tektonik P.
Sulawesi dan daerah sekitarnya dapat dibagi menjadi lima tektonik, yaitu :
1. Tektonik ekstensional Mesozoikum. Tektonik ekstensional Mesozoikum merupakan
peristiwa di mana kepingan benua yang sekarang berada di Bagian Timur Sulawesi,
terpisah dari tepi utara Australia.
2. Tunjaman Kapur. Pada Kapur, tunjaman yang miring ke barat terjadi di proto
Sulawesi (sebelum pada kedudukan sekarang).
3. Tunjaman Paleogen. Tunjaman Paleogen berhubungan dengan pergerakan kepingan
benua ke barat baratlaut bertubrukan dengan tunjaman di bagian timur Sulawesi dan
zona akrasi Kapur Awal Benua Eusrasia.
4. Tumbukan Neogen. Tumbukan Neogen merupakan peristiwa pengalihtempatan
beberapa kepingan benua ke barat baratlaut sehingga menabrak kompleks ofiolit di
Bagian Timur Sulawesi.
5. Tunjaman Ganda Kuarter. Tunjaman Kuarter terjadi di utara dan tunjaman ganda
terjadi di timur laut Sulawesi. Di utara Lengan Utara Sulawesi, kerak samudra Laut

8
Sulawesi menghunjam di bawah Lengan Utara Sulawesi. Penunjaman ini
menghasilkan gunungapi aktif di Lengan Utara Sulawesi. Tunjaman ganda di timur
laut Sulawesi menghasilkan gunungapi aktif di ujung timur Lengan Utara Sulawesi.

Secara geologis, Pulau Sulawesi dan sekitarnya merupakan daerah kompleks.


Kompleksitas ini disebabkan oleh konvergensi antara tiga lempeng litosfer: lempeng
Australia yang bergerak ke utara, lempeng Pasifik ke arah barat-bergerak, dan lempeng
Eurasia selatan-tenggara-bergerak. Berdasarkan keadaan litotektonik Pulau Sulawesi dibagi 4
yaitu :
a. Mandala barat (West & North Sulawesi Volcano-Plutonic Arc) sebagai jalur
magmatik (Cenozoic Volcanics and Plutonic Rocks) yang merupakan bagian ujung
timur Paparan Sunda.
b. Mandala tengah (Central Sulawesi Metamorphic Belt) berupa batuan malihan yang
ditumpangi batuan bancuh sebagai bagian dari blok Australia.
c. Mandala timur (East Sulawesi Ophiolite Belt) berupa ofiolit yang merupakan segmen
dari kerak samudera berimbrikasi dan batuan sedimen berumur Trias-Miosen.
d. Banggai–Sula and Tukang Besi Continental fragments kepulauan paling timur
Banggai-Sula dan Buton merupakan pecahan benua yang berpindah ke arah barat
karena strike-slip faults dari New Guinea.

2.4 Kondisi Iklim Pulau Sulawesi

Iklim dapat didefinisikan sebagai ukuran statistik cuaca untuk jangka waktu tertentu,
dan cuaca menyatakan status atmosfer pada sembarang waktu tertentu. Unsur cuaca atau
unsur iklim terdiri dari penerimaan radiasi matahari (kerapatan flukas pada permukaan datar
di permukaan bumi), lama penyinaran matahari, suhu udara, kelembaban udara, tekanan
udara, kecepatan dan arah angin, penutupan awan, presipitasi (embun, hujan, salju) dan
evaporasi/evapotranspirasi. Ada beberapa sifat khas dari iklim Sulawesi, terutama mengenai
curah hujan, yaitu :
1. Sulawesi terletak di daerah peralihan antara rezim hujan Indonesia Barat dan
Indonesia Timur. Garis peralihan itu terletak pada kira-kira 1200 BT atau di lintang
Banteang di Sulawesi Selatan. Tempat-tempat pada lintang tersebut memperoleh
hujan maksimum pada bulan Januari, sedangkan tempat-tempat di sebelah timur
lintang tersebut memperoleh hujan terbanyak pada bulan Mei atau Juni.
2. Sulawesi terdiri dari daratan yang sempit dan bergunung, sehingga pengaruh laut
terhadap cuaca sangat besar. Akibatnya di beberapa tempat perubahan cuaca terjadi
sangat cepat. Cuaca terang pada suatu saat bisa dalam sekejap berubah manjadi
mendung dan hujan. Sehingga sering terjadi pula dilanda angin kencang pada musim
pancaroba.
3. Punggung-punggung pegunungan yang cukup rapat mengakibatkan terlindungnya
tempat-tempat dari angin pembawa hujan, sehingga tempat itu memperoleh hujan
sangat sedikit.
Selain sifat khas iklim di Sulawesi diatas, curah hujan di Sulawesi tidak berbeda
dengan yang terdapat di pulau-pulau lainnya, seperti :

9
1. Pantai sebelah timur selamanya lebih kering dari pantai barat. Tetapi pantai barat di
sebelah selatan Mamuju sampai Majene tidak demikian, hal itu disebabkan oleh angin
yang berhembus ke arah pantai arahnya hampir sejajar dengan pantai dari Mamuju-
Majene itu.
2. Makin tinggi suatu tempat, jumlah hujan yang turun semakin banyak.

2.5 Kondisi Tanah Pulau Sulawesi

1. Tanah Vulkanis. Ciri-Cirinya :


 Butir tanahnya halus hingga menyerupai abu
 Tidak mudah terbang bila ditiup angin
 Tanahnya sangat subur Banyak mengandung unsur hara yg dibutuhkan
tumbuhan
2. Tanah Laterif. Ciri-cirinya :
 Warnanya kekuning-kuningan sampai merah
 Tanahnya tdk subur
 Tanahnya tandus
3. Tanah Kapur. Ciri-cirinya :
 Tanahnya tidak subur
 Cocok untuk tanaman kayu jati
 Memiliki kandungan bahan organik yg rendah Secara umum, kondisi
tanahnya kurang subur, erosi lebih besar.

2.6 Kondisi Hidrologi Pulau Sulawesi

Kondisi hidrologi pulau Sulawesi sangat menarik yaitu dilihat dari sungai besar yang
mengalir di pulau Sulawesi yaitu : sungai Konawe, disungai ini berdiri Bendungan
Wawotobi yang mampu mengairi sawah seluas 18.000 Ha, sungai Lasolo, sungai Roraya,
sungai Sampolawa, sungai Wandasa, sungai Kabangka Balano, sungai Laeya dll.

2.7 Potensi Fisik Pulau Sulawesi

Propinsi Sulawesi memiliki wilayah perairan yang potensial untuk pengembangan


usaha perikanan dan pengembangan wisata bahari, karena disamping memiliki bermacam-
macam hasil ikan, juga memiliki panorama laut yang sangat indah. Beberapa jenis ikan hasil
perairan laut Sulawesi Tenggara yang banyak ditangkap nelayan adalah : Cakalang, Teri,
Layang, Kembung, Udang dll, disamping itu terdapat pula hasil lain seperti : Teripang, Agar-
agar, Japing-japing, Lola, Mutiara dll. Hasil Penelitian yang telah dilakukan oleh ahli
kelautan Indonesia dan luar negeri menunjukkan bahwa Buton Timur (Kepulauan Tukang
Besi) memiliki potensi perairan untuk wisata bahari yang sangat indah bila dibandingkan
dengan daerah-daerah wisata bahari lainnya di Indonesia.
1. Potensi Fisik Sulawesi Utara.
a. Potensi pariwisata. Sulawesi Utara memiliki banyak sekali potensi fisik, salah
satunya adalah potensi pariwisata yang sangat menarik. Potensi pariwisata

10
yang sangat terkenal dan mempunyai potensi yang sangat menarik di Sulawesi
Utara salah satunya adalah Taman Nasional Laut Bonaken. Taman Nasional
Bunaken adalah taman laut yang terletak di Sulawesi Utara, yang terbentuk
karena adanya pergerakan tiga lempeng yaitu lempeng Australia, Eurasia,
Pasifik sehingga membentuk taman laut yang indah. Taman Nasional Bunaken
terletak di Kelurahan Bunaken, Kecamatan Bunaken, kota Manado. Terletak
pada koordinat 1⁰40'LU 124⁰39'BT / 1,667⁰LU124,56⁰BT dan memiliki luas
sekitar 890km2. 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut,
sementara 3% sisanya merupakan daratan.
b. Potensi pertambangan. Selain potensi pariwisata, Sulawesi Utara juga
memiliki potensi pertambangan yang cukup menarik yaitu pertambangan
batubara. Batubara termasuk salah satu bahan bakar fosil. Pengertian
umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan
organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses
pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan
oksigen.

2. Potensi Fisik Sulawesi Tenggara.


a. Taman Nasional Wakatobi. Wakatobi adalah salah satu potensi fisik yang ada
di Sulawesi Tenggara. Taman Nasional Wakatobi terbentuk sejak jaman
tersier hingga akhir jaman miosen. Pembentukan di kawasan ini akibat adanya
proses geologi berupa sesar geser, sesar naikmaupun sesar turun dan lipatan
yang tidak dapat dipisahkan dari gaya tektonik yang berlangsung sejak jaman
dahulu hingga sekarang.
b. Air Terjun Morama. Air Terjun Moramo terbentuk karena adanya bebatuan
yang mengalami erosi dan jatuh ke bawah dari ketinggian. Air terjun dapat
berupa buatan yang biasa digunakan di taman. Air Terjun Moramo terletak di
kawasan Hutan Suaka Alam Tanjung Peropa, Sulawesi Tenggara dan
merupakan air terjun bertingkat (cascade) yang indah dengan ketinggian
sekitar 100 meter. Dari ketinggian tersebut, air mengalir melewati tujuh
tingkatan utama. Di samping 7 tingkatan utama tersebut, terdapat juga 60
tingkatan kecil yang sekaligus berfungsi sebagai tempat penampungan air
(semacam kolam air).

3. Potensi Fisik Sulawesi Tengah. Adapaun potensi fisik yang dimiliki oleh Sulawesi
Tengah adalah potensi pertambangan. Potensi pertambangan yang paling unggul
adalah nikel. Bijih nikel diperoleh dari endapan nikel laterit yang terbentuk akibat
pelapukan batuan ultramafik yang mengandung nikel 0.2-0.4 % (Golightly, 1981).
Jenis-jenis batuan tersebut antara lain olivine, piroksin, dan amphibole (Rajesh, 2004).
Nikel laterit umumnya ditemukan pada daerah tropis, dikarenakan iklim yang
mendukung terjadinya pelapukan, selain topografi, drainase, tenaga tektonik, batuan
induk, dan struktur geologi.
4. Potensi Fisik Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan sangat banyak potensi pertambangan
salah satunya adalah petambangan batu bara. Batu bara adalah salah satu bahan bakar

11
fosil. Pengertian umumnya dalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari
bahan organic, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk memalui proses
pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hydrogen dan oksigen.

12
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian makalah tersebut, didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Pulau Sulawesi merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia, yang bentuknya
sangat unik yaitu berbentuk menyerupai huruf ”K” besar, yang terdiri dari empat
lengan yaitu lengan Utara, lengan Selatan, Lengan Tenggara dan Lengan Timur dan
disatukan dibagian tengah.
2. Secara administratif pulau Sulawesi dibagi menjadi enam provinsi yaitu provinsi
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi
Utara, Gorontalo. Dari masing-masing pembagian wilayah tersebut banyak sekali
sumber daya alam atau potensi fisik yang dapat dimanfaatkan, yaitu hasil
pertambangan yang berupa emas, nikel, aspal, dll. Juga dari sektor perairan seperti
Taman Nasional Bunaken yang indah dengan biota lautnya yang beraneka ragam,
Wakatobi dan pariwisata bawah laut lainnya.

3.2 Saran
Adapun saran kami sebagai penyusun makalah ini, penulis berharap kita bersama-
sama mempelajarai lebih detail terkait dengan geomorfologi Indonesia khususnya pulau
Sulawesi. Sehingga pada nantinya kita mendapatkan wawasan tentang Geomorfologi
Indonesia pada umumnya. Setelah mendapatkan pengetahuan tentang potensi fisik yang
sudah disediakan oleh alam, kita dapat memanfaatkan dengan baik serta menjaga dan
melestarikannya.
Dengan adanya pembuatan makalah ini, penulis berharap dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan baru mengenai pulau Sulawesi kepada guru. Selain itu juga
penulis berharap guru dapat mengaplikasikan dengan baik pelajaran geomorfologi sehingga
dapat menunjang proses pembelajaran geografi secara keseluruhan dan peserta didikpun
dapat dengan mudah memahami mengenai geomorfologi khususnya geomorfologi pulau
Sulawesi.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://hanageoedu.blogspot.com/2011/12/geomorfologi-pulau-sulawesi.html

https://murinlapan93.blogspot.com/2018/03/geomorfologi-pulau-sulawesi.html

https://anggajatiwidiatama.wordpress.com/2017/08/23/geologi-sulawesi/

14

Anda mungkin juga menyukai