Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

GEOMORFOLOGI INDONESIA

MORFOLOGI PULAU BALI

DOSEN PEMBIMBING :

Rika Despica, S.Pd, M.Si

DISUSUN OLEH :

Kelompok 6

Zikri Hidayat (19030010)

Adini Adia Fitri (19030016)

Linda Amelia (19030019)

Dike Armita (19030027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PGRI SUMATERA BARAT

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan atau menyusun makalah ini yang
membahas tentang “Morfologi Pulau Bali”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari dosen pembina mata kuliah dan rekan-rekan yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa Meridhoi
segala usaha kita, Aamiin.

Padang, 7 Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................................. 1


....................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
....................................................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................ 2
....................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3

A. Karakteristik Pulau Bali............................................................................................. 3


B. Tektonik Setting Pulau Bali....................................................................................... 4
C. Topografi dari Pulau Bali........................................................................................... 4
D. Geomorfologi dari Pulau Bali.................................................................................... 5
E. Potensi Fisik dari Pulau Bali...................................................................................... 8
F. Keadaan Alam dan Penduduk Pulau Bali.................................................................. 12

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 13

A. Kesimpulan................................................................................................................ 13
....................................................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 14

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada di kawasan rawan bencana. Ini
disebabkan karena Indonesia terletak di antara tiga pertemuan lempeng aktif dunia, yaitu
lempeng Indo-Australia yang cenderung bergerak ke utara, lempeng Eurasia yang bergerak ke
selatan, dan lempeng Pasifik yang bergerak dari timur ke barat. Akibat dari pertemuan ketiga
lempeng tersebut menyebabkan terjadinya penekanan pada lapisan bawah bumi yang
mengakibatkan wilayah negara kepulauan Indonesia memiliki morfologi yang bergunung-
gunung dan relief yang relatif kasar.

Pulau Bali merupakan bagian dari busur kepulauan Sunda Kecil yang terbentuk sebagai
akibat proses subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia. Proses subduksi ini
tidak hanya menimbulkan aktivitas tektonik tetapi juga aktivitas vulkanik Gunungapi. Serupa
dengan busur kepulauan lainnya, busur Sunda Kecil ditandai oleh bidang pusat gempa yang
menukik yang dikenal sebagai Zona Benioff-Wadati. Daerah Bali dan sekitarnya merupakan
salah satu kawasan dengan tingkat aktivitas kegempaan yang tinggi di Indonesia. Subduksi
lempeng Eurasia dengan kecepatan 7 cm per tahun, telah menghasilkan efek berupa struktur
geologi sesar aktif di daerah Bali dan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan perubahan bentuk
dari daerah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Karakteristik Pulau Bali?
2. Bagaimanakah Tektonik Setting Pulau Bali?
3. Bagaimana Topografi dari Pulau Bali?
4. Bagamana Geomorfologi Dari Pulau Bali?
5. Bagaimanakah Potensi Fisik dari Pulau Bali?
6. Bagaimana Keadaan Alam dan Penduduk Pulau Sulawesi?

1
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Karakteristik Pulau Bali?
2. Untuk Mengetahui Bagaimanakah Tektonik Setting Pulau Bali?
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Topografi dari Pulau Bali?
4. Untuk Mengetahui Bagamana Geomorfologi Dari Pulau Bali?
5. Untuk Mengetahui Bagaimanakah Potensi Fisik dari Pulau Bali?
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Keadaan Alam dan Penduduk Pulau Sulawesi?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Pulau Bali

Secara geografis Provinsi Bali terletak pada 8°3'40" - 8°50'48" Lintang Selatan dan
114°25'53" - 115°42'40" Bujur Timur. Pulau Bali merupakan daerah kepulauan nusantara bagian
tengah dan dikelilingi oleh laut. Relief dan topografi Pulau Bali di tengah-tengah terbentang
pegunungan yang memanjang dari barat ke timur. Provinsi Bali terletak di antara Pulau Jawa dan
Pulau Lombok.

Batas Adminitrasi Pulau Bali antara lain:

1. Utara : Laut Bali


2. Timur : Selat Lombok (Provinsi Nusa Tenggara Barat)
3. Selatan : Samudera Indonesia
4. Barat :Selat Bali (Propinsi Jawa Timur)

Secara administrasi, Provinsi Bali terbagi menjadi delapan kabupaten dan satu kota, yaitu
Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Karangasem, Klungkung, Bangli, Buleleng,
dan Kota Denpasar yang juga merupakan ibukota provinsi. Selain Pulau Bali Provinsi Bali juga
terdiri dari pulau-pulau kecil lainnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa

3
Ceningan di wilayah Kabupaten Klungkung, Pulau Serangan di wilayah Kota Denpasar, dan
Pulau Menjangan di Kabupaten Buleleng. Luas total wilayah Provinsi Bali adalah 5.634,40 ha
dengan panjang pantai mencapai 529 km.

Pulau Bali merupakan daerah pegunungan dan perbukitan yang meliputi sebagian besar
wilayah. Relief Pulau Bali merupakan rantai pegunungan yang memanjang dari barat ke timur.
Di antara pegunungan itu terdapat gunung berapi yang masih aktif, yaitu Gunung Agung (3.142
m) dan Gunung Batur (1.717 m). Beberapa gunung yang tidak aktif lainnya mencapai ketinggian
antara 1.000 - 2.000 m.

B. Tektonik Setting Pulau Bali

Pulau Bali merupakan bagian dari busur kepulauan Sunda Kecil yang terbentuk sebagai
akibat proses subduksi lempeng Indo-Australia kebawah lempeng Eurasia. Pulau Bali memiliki
tatanan tektonik yang unik serta memiliki cekungan yang berada di bagian utara Pulau Bali.
Cekungan ini terjadi akibat adanya struktur geologi sesar naik belakang busur. Tatanan tektonik
Pulau Bali dikatakan unik karena diapit oleh dua sumber gempa, yaitu sesar naik belakang busur
di bagian utara dan subduksi lempeng Indo-Australia di selatan.

C. Topografi dari Pulau Bali

Rantai pegunungan yang membentang di bagian tengah Pulau Bali menyebabkan wilayah
ini secara geografis terbagi menjadi dua bagian yang berbeda, yaitu Bali Utara dengan dataran
rendah yang sempit dari kaki perbukitan dan pegunungan dan Bali Selatan dengan dataran
rendah yang luas dan landai. Ditinjau dari kemiringan lerengnya, Pulau Bali sebagian besar
terdiri atas lahan dengan kemiringan antara 0 - 2 % sampai dengan 15 - 40 %. Selebihnya adalah
lahan dengan kemiringan di atas 40 %.

Ditinjau dari ketinggian tempat, Pulau Bali terdiri dari kelompok lahan sebagai berikut:

1. Lahan dengan ketinggian 0 - 50 m di atas permukaan laut mempunyai permukaan yang cukup
landai meliputi areal seluas 77.321,38 ha.

2. Lahan dengan ketinggian 50 - 100 m di atas permukaan laut mempunyai permukaan berombak
sampai bergelombang dengan luas 60.620,34 ha.

4
3. Lahan dengan ketinggian 100 - 500 m di seluas 211.923,85 ha didominasi oleh keadaan
permukaan bergelombang sampai berbukit.

4. Lahan dengan ketinggian 500 - 1.000 m di atas permukaan laut seluas 145.188,61 ha.

5. Lahan dengan ketinggian di atas 1.000 m di atas permukaan laut seluas 68.231,90 ha.

D. Geomorfologi Dari Pulau Bali

Geomorfologi berasal dari kata “geo” dan “morfologi”, geo artinya bumi dan morfologi
artinya bentuk muka bumi. Jadi geomorfologi adalah bentuk muka bumi. Morfologi wilayah
Provinsi Bali terdiri dari daerah dataran rendah pantai, sungai, rawa, danau, dataran vulkanik,
serta dataran sendimen yang berbentuk landai dengan kemiringan 0 - 5 % dan ketinggian
berkisar 0 - 25 m di atas permukaan laut. Karst : 90 % Marin : 6 % Vulkanik : 1 % Daratan : 2 %
Kondisi morfologi ini mempunyai tingkat erosi permukaan yang kecil, dan beberapa tempat
merupakan daerah abrasi serta proses pengendapan aktif, terutama di daerah Teluk Benoa,
Singaraja, dan Gilimanuk. Namun dalam penekananya lebih mengutamakan pada
bentanglahan/landform/bentuklahan.
1. Bentuk Lahan Pulau Bali

5
a). Bentuklahan asal vulkanis, adalah bentuklahan yang bersumber dari aktivitas gunung
berapi, saat terjadi erupsi material-material yang muncul seperti lava, aglomerat, bom,
lapili, pasir dan tuffa. Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali
terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan diantara pegunungan
tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta
gunung yang tidak berapi yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas, dan Gunung Seraya.
b) Bentuklahan asal struktural, adalah bentuklahan yang terjadi karena adanya proses
tektonik. Proses ini meliputi pengangkatan, penurunan, dan pelipatan kerak bumi, sehingga
membentuk lipatan dan patahan. Selain itu ada pula struktur horizontal yang lazimnya
merupakan stuktur asli sebelum mengalami perubahan. Perbedaan lapisan menyebabkan
relief positif dan negative, yang positif menghasilkan bentuk gunung atau bukit sedangkan
yang negative menghasilkan bentuk lembah atau cekungan. Di Bali daerah patahan yang
berada di desa Angseri, Kabupaten Tabanan menyebabkan keluarnya sumber air panas, di
Kabupaten buleleng yaitu di daerah Banjar juga terdapat air panas. Hal ini dikarenakan
oleh batuan di bawah gunung Watukaru yang sifatnya impermeable atau batuan yang sulit
ditembus magma, panas bumi keluar pada patahan di dua daerah tersebut.
c) Bentuklahan asal proses denudasional, merupakan bentuklahan yang terbentuk dari proses
pelapukan, erosi, dan gerak masa batuan, dan proses pengendapan. Pelapukan merupakan
pecahnya batuan akibat kerjasama semua proses pada batuan baik secara mekanik, maupun
kimia. Pelapukan yang terjadi ini belum menyebabkan perpindahan partikel batuan ke
tempat lain, dengan terjadinya pelapukan tersebut maka merupakan awal terjadinya evolusi
bentuklahan khususnya dimulai dari evolusi lereng yang membatasi bentuklahan tersebut.
Ada 3 proses bentuklahan yaitu lereng utama mundur, lereng utama mengecil dan lereng
utama menjadi pendek. Pada umunya keadaan seperti ini terjadi di Bali pada daerah yang
memiliki kemiringan terjal, seperti daerah Kintamani dan Busungbiu.
d) Bentuklahan asal proses fluvial, merupakan bentuklahan yang berasal dari terjadinya erosi,
transportasi dan proses pengendapan. Pada umumnya di Bali Selatan daerah Kotamadya
Denpasar dan Badung merupakan daerah dataran Banjir, karena ketinggian wilayah yang
rendah dan pengendapan tanah alluvial yang dimanfaatkan untuk daerah persawahan. Di
kabupaten Tabanan juga terdapat dataran aluvial dimana banyak terdapat endapan tanah
vulkanik yang diakibatkan oleh adanya erosi di daerah hulu, daerah Tabanan terkenal

6
dengan julukan lambung padi karena sebagian besar daerah persawahan berada pada
kabupaten Tabanan dengan memanfaatkan dataran aluvial ini.
e) Bentuklahan asal proses marin, merupakan bentuklahan yang terjadi di daerah pesisir
pantai akibat dari proses tektonik, hasil letusan gunung berapi, dan perubahan muka air
laut. Berdasarkan morfologinya, daerah pesisir dapat dikelompokkan kedalam 4 macam
yaitu:
(a) pesisir bertebing terjal(cliff).
(b) pesisir bergisik.
(c) pesisir berawa payau.
(d) terumbu karang.
Pada bentang lahan pesisir (coastal landscape) tercangkup perairan laut yang disebut
dengan pantai atau tepi laut, adalah suatu daerah yang meluas dari titik terendah air laut
pada saat surut hingga ke arah daratan sampai mencapai batas efektif dari gelombang.
Daerah bandara Ngurah Rai sampai jimbaran, garis pantai yang terhubung dengan bukit
badung merupakan daerah rawa-rawa atau payau dimana terdapat berbagai jenis hutan
mangrove. Daerah seperti ini terbentuk oleh adanya sedimen material berbutir  halus dan
pantai yang relative dangkal. Di Bali bagian selatan memilki fenomena pantai yang sangat
indah seperti di pantai Nusa Dua yang memiliki pasir putih,  hal ini terjadi karena abrasi
yang terjadi pada batuan karst di daerah tersebut. Beda halnya dengan pantai-pantai yang
umumnya ada di daerah bali yang memiliki pantai berpasir hitam. seperti di pantai soka
yang ada di Tabanan.
f) Bentuklahan asal proses pelarutan, merupakan bentuklahan yang terbentuk di daerah
kapur, karena batuan-batuan kapur yang mudah terlarut. Hidrogeologi Karst. Beberapa
lokasi di Bali yang mempunyai kawasan karst yang berkembang antara lain: Pulau Bali
bagian selatan seperti di Pecatu, Jimbaran. Di pulau Nusa Penida juga daerah karst karena
memiliki batuan gamping yang melimpah. Bukit karst yang berbentuk: kerucut, kubah, dan
ellipsoid.
Ciri-ciri daerah karst antara lain:

a.  Daerahnya berupa cekungan-cekungan.

b.  Terdapat bukit-bukit kecil.

7
c.  Sungai-sungai yang nampak dipermukaan hilang dan terputus ke dalam tanah.

d.  Adanya sungai-sungai di bawah permukaan tanah

e. Adanya endapan sedimen lempung berwama merah hasil dari pelapukan batugamping.

f.  Permukaan yang terbuka nampak kasar, berlubang-lubang dan runcing.Fenomena


kawasan karst merupakan fenomena unik yang terdapat di permukaan bumi.Secara
geomorfologis, kawasan karst merupakan daerah yang dominan berbatuan karbonat.

E. Potensi Fisik dari Pulau Bali


1. Potensi Alam

a. Menjangan island

Salah satu atraksi utama di tnbb adalah mengunjungi bukit karang di sekitar pulau
menjangan. MJBR mengadakan sebuah paket wisata perahu yang memiliki pemandu menuju
pulau menjangan untuk melakukan snorkeling serta diving di bawah air. Perjalanan memancing
juga ditawarkan, tetapi di luar area pantai yang dilindungi.

b. Taman Nasional Bali Barat

TNBB memiliki area seluas 19.000 ha, didirikan tahun 1985 dengan menyediakan
lingkungan yang alami dan diatur oleh Pemerinta Bali tahun 1986. TNBB dibagi menjadi 3 area
atau zona: Zona utama atau zona inti (dapat dimasuki dengan izin), zona hutan cadangan
(terbuka untuk kunjungan dengan tidak melakukan perusakan), zona pemanfaatan intensif
(pembangunan yang dibatasi oleh hukum). Resort kami memiliki 382 ha di dalam area
pemanfaatan intensif. MJBR membuat paket tour (dengan berjalan atau dengan kendaraan) di
TNBB untuk melakukan bird-watching, wildlife viewing, serta mountain climbing.

c. Terumbu Karang

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Terumbu karang di Indonesia merupakan sebuah
destinasi yang sangat hebat bagi sebagian besar penggemar Diving dan Snorkeling. MJBR
memiliki ragam warna tumbuhan yang terdapat di karang, Anemones yang tersembunyi serta
ikan-ikan kecil yang biasanya ditemukan di dekat karang. Jangan juga melewatkan Karang
Nestled di perairan hangat Bali.

8
2. Potensi Flora

a. Hutan Mangrove

Hutan Mangrove Indonesia dikenal sebagai tempat dari seperempat populasi mangrove di
dunia. Mangrove adalah tumbuhan semak perairan tropis dari jenis Rhizophora. Mangrove
mempunyai akar nafas dan akar penyaring garam yang dapat bertumbuh dengan subur di air
payau (air payau adalah air asin, namun kadar asin pada air payau tidak setinggi air laut)
Ada berbagai macam jenis tanaman mangrove di dunia, dan beberapa diantaranya dapat
ditemukan di areal MJBR, antara lain:

• Bakau Putih (Rhizophora apiculata),

• Bakau Pandak (Rhizophora stylosa),

• Bakau ( Rhizophora lamarckii dan Rhizophora mucronata),

• Cabe-cabe (Aegiceras floridum),

• Api-api (Avicennia marina),

• Buta-buta (Excoecaria agallocha),

• Nyirih Bunga (Xylocarpus granatum)

Beberapa spesies mangrove berada pada areal yang memiliki intensitas air garam yang
tinggi, sedangkan beberapa lainnya berada pada areal sumber air payau, seperti sungai. Ada
beberapa jenis mangrove yang peka terhadap kadar garam, dan tumbuh lebih dekat dengan
pinggir pantai. Jenis lainnya tumbuh pada lahan kering, tetapi ada yang berada terpisah dari
ekosistem. Di bali, hutan mangrove dapat di lihat di bagian selatan dan barat bali, terutama di
daerah pantai, seperti di Teluk Banyuwedang, Benoa, dan Nusa Lembongan. Hutan mangrove
juga dapat ditemukan di Teluk Gilimanuk, Teluk Pegametan, dan pada sungai di areal Perancak.

b. Pohon Pilang

9
Pohon pilang dikenal sebagai habitat dari Jalak Bali yang sering ditemukan di Bali Barat.
Jalak Bali sering membangun sarangnya di dalam lubang pohon, hal tersebut dikarenakan
terdapat banyak lubang pada pohon pilang, saat banyak Burung Pelatuk yang mencari semut di
pohon. Kulit Pohon Pilang akan mengelupas dengan alami setiap 15-20 tahun sekali. Setelah
mengelupas, batang pohon akan menjadi putih dan licin , kemudian melindungi Jalak Bali
terlindungi dari predator seperti ular untuk memanjat batang Pohon Pilang.

3. Potensi Fauna

a. Jalak Bali

Jalak Bali pada tahun 1962 Dikatagorikan sebagai jenis satwa endemik Bali, yaitu satwa
tersebut hanya terdapat di Pulau Bali (saat ini hanya di dalam kawasan Taman Nasional Bali
Barat), dan secara kehidupan liar tidak pernah dijumpai dibelahan bumi manapun di dunia ini.
Oleh Pemerintah Daerah Propinsi Bali dijadikan sebagai Fauna Symbol Propinsi Bali.

Adapun ciri-ciri/karakteristik dari Jalak Bali dapat dikemukakan sebagai berikut :

 Bulu, Sebagian besar bulu Jalak Bali berwarna putih bersih, kecuali bulu ekor dan ujung
sayapnya berwarna hitam.
 Mata berwarna coklat tua, daerah sekitar kelopak mata tidak berbulu dengan warna biru
tua.
 Jambul, Burung Jalak Bali mempunyai jambul yang indah, baik pada jenis kelamin jantan
maupun pada betina.
 Kaki, Jalak Bali mempunyai kaki berwarna abu-abu biru dengan 4 jari jemari (1 ke
belakang dan 3 ke depan).
 Paruh runcing dengan panjang 2 – 5 cm, dengan bentuk yang khas dimana pada bagian
atasnya terdapat peninggian yang memipih tegak. Warna paruh abu-abu kehitaman
dengan ujung berwarna kuning kecoklat-coklatan.
 Ukuran, Sulit membedakan ukuran badan burung Jalak Bali jantan dan betina, namun
secara umum yang jantan agak lebih besar dan memiliki kuncir yang lebih panjang.
 Telur, Jalak Bali mempunyai telur berbentuk oval berwarna hijau kebiruan dengan rata-
rata diameter terpanjang 3 cm dan diameter terkecil 2 cm.

10
Segala jenis serangga seperti semut, rayap, dan ulat merupakan makanan bagi jalak bali
yang ditambahkan dengan buah dan biji-bijian. Keunikan dari Jalak Bali adalah mereka senang
menggunakan lubang Burung Pelatuk sebagai sarangnya. Saat musim kawin berakhir, Jalak Bali
hidup berkelompok yang terdiri dari 40 individu Kita dapat melihat kecantikan burung-burung
tersebut dengan melakukan kegiatan Bird Watching Tower pada pagi hari. Burung-burung
tersebut sering terlihat berterbangan di sekitar pohon pilang atau pohon kusambi di MJBR.

b. Menjangan (Rusa Jawa)

Keindahan alam yang terlihat di resort akan terasa kurang sempurna tanpa adanya spesies
yang menarik, seperti hewan Menjangan (Cervus Timorensis). Hewan cantik ini biasanya keluar
pada malam hari, namun dapat juga ditemukan saat mereka mencari makan dan bermain di
rumput sepanjang hari. Seperti kebanyakan pria yang mencoba untuk menarik perhatian lawan
jenisnya, menjangan jantan menghias tanduknya dengan rumput dan ranting untuk mencari
perhatian menjangan betina dan menakut-nakuti lawannya. Hal seperti ini hanya dapat terjadi
selama musim kawin. Saat musim kering, kita dapat melihat kelompok menjangan yang sedang
berenang dari pulau menjangan ke kawasan MJBR untung mencari air. Hal yang mengagumkan
adalah bahwa jarak antara pulau menjangan dan MJBR adalah 150 meter.

c. Malayan Pangolin

(Scaly Anteater) Malayan Pangolins atau biasa disebut Trenggiling merupakan hewan yang
sangat unik dan menarik, dimana hewan tersebut memililiki lapisan kulit yang dapat bergerak
dan duri yang dapat dinaikkan hingga mengingatkan kita kepada lapisan baja milik naga atau
pucuk pohon cemara. Mereka juga biasa disebut “hewan pemakan semut”, karena mereka hanya
memakan semut dan rayap. Secara fisik, mereka memiliki panjang tubuh 78-88cm termasuk
ekornya. Trenggiling jantan memiliki tipikal tubuh yang lebih besar daripada yang betina.
Trenggiling terkadang dapat ditemukan secara berpasangan, namun sebagian besar mereka lebih
suka menyendiri di malam hari serta bersifat malu-malu.

4. Potensi Bangunan

 Bali Tower

11
Bali Tower merupakan salah satu dari sekian banyak hal menyenangkan di MJBR. Sejalan
dengan kepedulian MJBR terhadap daerah konservasi, sebelum membangun tower ini, mereka
telah menghitung jumlah tumbuhan yang ada dan menghitung ulang semua tumbuhan setelah
tower ini selesai dibuat. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui dengan tepat berapa jumlah
tumbuhan yang rusak akibat perkembangan fisik dari MJBR. Sedikit cerita mengenai Bali Tower
dimana bangunan ini di bangun dengan kayu dari pohon Bengkirai. Pohon Bengkirai merupakan
pohon asli dari pedalaman hutan Kalimantan dan dibawa ke MJBR. Menariknya, kayu Bengkirai
ini dapat diangkat oleh pri Bali yang berjumlah ratusan, Kayu ini dibawa mengelilingi MJBR
hingga ke pintu masuk area gedung. Masing-masing Kayu ini memiliki panjang 28 m dengan
diameter 80 cm. Maka dari itu, Restaurant yang terletak di Bali Tower ini dinamakan “Puri
Bengkirai”.

F. Keadaan Alam dan Penduduk Pulau Bali

Keadaan alam Pulau Bali memanjang dari barat ke timur yang dikelilingi oleh lautan.
Pantai-pantai di Bali merupakan dataran rendah yang sempit, kecuali bagian selatan. Pantai-
pantai yang terkenal antara lain: Pantai Sanur, Pantai Kuta, Bedugul, Tanjung Benoa, dan lain-
lain. Pegunungan di Bali membentang dari barat ke timur, di antaranya: Gunung Merbuk,
Gunung Patas, Gunung Batur, Gunung Abang, Gunung Bratan, dan Gunung Agung. sekitar 70%
penduduk di Bali Selatan bekerja dengan bercocok tanam. Sebaliknya, di Bali Utara lahan
pertaniannya sempit, sehingga penduduk Bali Utara lebih banyak menanam tanaman
perkebunan, di antaranya: kopi, teh, tebu, dan kelapa.

BAB III

12
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pulau Bali merupakan daerah pegunungan dan perbukitan yang meliputi sebagian besar
wilayah. Relief Pulau Bali merupakan rantai pegunungan yang memanjang dari barat ke timur.
Di antara pegunungan itu terdapat gunung berapi yang masih aktif, yaitu Gunung Agung (3.142
m) dan Gunung Batur (1.717 m). Beberapa gunung yang tidak aktif lainnya mencapai ketinggian
antara 1.000 - 2.000 m.

Pulau Bali merupakan bagian dari busur kepulauan Sunda Kecil yang terbentuk sebagai
akibat proses subduksi lempeng Indo-Australia kebawah lempeng Eurasia. Pulau Bali memiliki
tatanan tektonik yang unik serta memiliki cekungan yang berada di bagian utara Pulau Bali.
Cekungan ini terjadi akibat adanya struktur geologi sesar naik belakang busur. Tatanan tektonik
Pulau Bali dikatakan unik karena diapit oleh dua sumber gempa, yaitu sesar naik belakang busur
di bagian utara dan subduksi lempeng Indo-Australia di selatan.

B. Saran

Adapun saran kami sebagai penyusun makalah ini, penulis berharap kita bersama-sama
mempelajarai lebih detail terkait dengan geomorfologi Indonesia khususnya pulau Bali.
Sehingga pada nantinya kita mendapatkan wawasan tentang Geomorfologi Indonesia pada
umumnya. Setelah mendapatkan pengetahuan tentang potensi fisik yang sudah disediakan oleh
alam, kita dapat memanfaatkan dengan baik serta menjaga dan melestarikannya.

DAFTAR PUSTAKA

13
Riyono, Elvin, K.N. Suarbawa, dan I Ketut Sukarasa.2021. Identifikasi Deformasi Pulau Bali
Berdasarkan Rekaman Data GPS, Menggunakan Software GAMIT/GLOBK 10.6. Buletin
Fisika, 22(1), 47-52.
Haris, Nurul Afdal.2016.Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara. https://www.slideshare.net
(diakses tanggal 7 Januari 2021)

14

Anda mungkin juga menyukai