BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Istilah bentang lahan berasal dari bahasa inggris yaitu landscape yang secara umum
memiliki arti pemandangan. Arti dari kata pemandangan sendiri mengandung dua aspek
yaitu aspek visual dan aspek estetika pada suatu lingkungan tertentu (Zonneveld, 1979
dalam Tim Fakultas Geografi UGM, 1996). Bentuk lahan merupakan bentuk pada
permukaan bumi sebagai hasil perubahan bentuk permukaan bumi melalui proses
geomorfologi yang beroperasi di permukaan bumi baik dalam maupun luar,yang
mencakup semua perubahan fisik maupun perubahan kimia yang terjadi dipermukaan
bumi yang disebabkan oleh tenaga geomorfologi. Salah satunya adalah bentuklahan asal
struktural yang merupakan kelompok besar satuan bentuk lahan yang terjadi akibat
pengaruh kuat struktur geologis, yaitu struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat
pergerakan tektonik dalam kurun waktu tertentu. Misalnya proses pengangkatan,
penurunan dan pelipatan kerak bumi. Contohnya pegunungan lipatan, pegunungan
patahan dan pegunungan kubah.
Istilah karst yang dikenal di Indonesia sebenarnya diadopsi dari bahasa
Yugoslavia/Slovenia. Istilah aslinya adalah ‘krst / krast’ yang merupakan nama suatu
kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota Trieste.
Mooreand Sullivan (1978) menyebutkan bahwa istilah karst diperoleh dari bahasa
Slovenia,terdiri dari kar (batuan) dan hrast (oak), dan digunakan pertama kali oleh
pembuat peta- peta Austria mulai tahun 1774 sebagai suatu nama untuk daerah berbatuan
gamping berhutan oak di daerah yang bergoa di sebelah Barat laut Yugoslavia dansebelah
Timur Laut Italia. Beberapa ilmuwan lain menyebutkan pula bahwa asal mula
ditemukannya daerah yang akhirnya dinamakan karst adalah karena akibat adanya
perumputan (grassing) oleh ternak-ternak pada suatu kawasan, sehingga tersingkaplah
batuan dan fenomena didalamnya yang ternyata sangat khas dan unik. Istilah karst ini
akhirnya dipakai untuk menyebut semua kawasan berbatuan gamping di seluruh dunia
yang mempunyai keunikan dan spesifikasi yang sama, karena prose pelarutan
(solusional), bahkan berlaku pula untuk fenomena pelarutan pada batuan lain seperti
gypsum, serta batuan garam dan anhidratnya. Beberapa istilah dalam karst yang juga
diambil dari daerah ini diantaranya adalah bentukan Polje yang merupakan nama suatu
kota di Yugoslavia, Beberapa istilah bentukan karst yang lain diantaranya adalah bukit
dan tower karst, diaklas, pinacle, cockpit, uvala, doline, sinkhole, goa, lapies,speleothem,
sungai bawah tanah, dll. Bebarapa ahli menggunakan karst sebagai istilah untuk medan
dengan batuan gamping yang dicirikan oleh drainase permukaan yang langka, solum
tanah tipis dan hanya setempat-setempat, terdapatnya cekungan-cekungan tertutup
(dolin), dan terdapatnya sistem drainase bawah tanah (Summerfield, 1991). Ford dan
Wiliam (1996) mendefinisikan secara lebih umum sebagai medan dengan karakteristik
hidrologi dan bentuk lahan yang diakibatkan oleh kombinasi dari batuan mudah larut dan
mempunyai porositas sekunder yang berkembang baik. Karst sebenarnya tidak hanya
terjadi di batuan karbonat, namun sebagian besar karst berkembang di batu gamping.
Ciri utama kawasan karst adalah terdapatnya cekungan-cekungan tertutup yang disebut
sebagai dolin. Apabila dolin saling menyatumembentuk uvala. Di beberapa tempat, dolin
dapat terisi air membentuk danau dolin. Kenampakan permukaan daerah karst selain
doline dan uvala adalah polje, ponor, pinacle, menara karst, atau kubah karst. Kombinasi
dolin dan kubah menyebabkan panorama karst menjadi unik dengan bukit-bukit yang
terhampar luas. Keunikan laindari kawasan karst adalah keberadaan goa dan sungai
bawah tanah. Goa-goa tersebut pada umumnya bertingkat dengan ukuran kurang dari satu
meter hingga ratusan meter persegi dengan bentuk vertikal miring maupun horisontal.
Goa-goa karst hamper semuanya dihiasi dengan ornamen (speleothem) yang sangat
beragam dari mulai yang sangat kecil (helectite) hingga yang sangat besar (column)
dengan bentuk dan warna yang bervariasi.
Rumusan Masalah
1. Apa itu bentuk lahan karst?
2. Apa saja faktor-faktor terbentuknya bentang alam karst?
3. Apa saja bentuk-bentuk alam karst?
Tujuan
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembagan karst
2. Mengetahui bentuk-bentuk bentang alam karst
3. Mengetahui klasifikasi karst
BAB II
LANDASAN TEORI
Definisi
Karst adalah jenis topograpi yang terbentuk pada batu gamping, gypsum dan batuan
lain oleh pelarutan, dan dicirikan oleh zink holes (lubang-lubang luweng) dan
penyaluran bawah permukaan bumi (bates dan jackson, 1987:356). Karst berasal dari
kata krs suatu nama wilayah di Yugoslavia: Lokasi tipe plato batugamping di Dinaric
Alps Yugoslovia barat laut dan italia timur laut.
Air hujan yang mengandung asam bersama-sama dengan asam tanah melarutkan
batuan ditempat-tempat air dapat mengalir seperti kekar, pecahan, sesar, dan bidang
lapisan. Batuan terlarutkan jika kegiatan ini menghasilkan kenampakan permukaan
bumi yang disebut karst.
Didaerah tropik basah pelapukan kimia merupakan proses dominan dalam
menyiapkan massa batuan untuk di erosi dengan cara pembentukan tanah atau
pembentukan zona terlapukkan (rotten rock). Air tanah yang keluar dari zona lapukan
membawa banyak bahan kimia di dalam larutan. Komposisi kimia dalam larutan ini
sangat berbeda dengan komposisi kimia air hujan sehingga mampu memperkuat
proses pelapukan (hidrolisis, hidrasi, pelarutan, dan oksidasi).
Oleh karena itu, pelapukan yang kuat pada batuan yang tidak mudah larut (basalt,
batupasir, granit, dan lain-lain). Dapat menyerupai bentuk karst pada batugamping.
Perbedaannya adalah pada batu gamping terdapat penyaluran internal (bawah
permukaan melewati terowongan-terowongan yang tidak teratur dan rongga-rongga).
Pada batuan yang tidak mudah larut, sistem penyaluran ada di permukaan bumi.
Dalam jangka waktu lama bentuk lahan didaerah yang mudah larut akan berkembang
menjadi karst berbentuk kerucut seperti yang terdapat di gunung sewu (pegunungan
seribu) di pegunungan selatan pulau jawa (Meijernik, 1984:39)
.
2. Porositas dan permeabilitas
Berpengaruh dalam sirkulasi air dalam batuan. Semakin besar porositas
sirkulasi air akan semakin lancar sehingga proses karstifikasi akan semakin intensif.
Faktor Kimia
Kondisi kimia batuan, dalam pembentukan topografi kars diperlukan sedikitnya 60%
kalsit dalam batuan dan yang paling baik diperlukan 90% kalsit. Kondisi kimia media pelarut,
dalam proses karstifikasi media pelarutnya adalah air, kondisi kimia air ini sangat
berpengaruh terhadap proses karstifikasi. Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah larut
dalam air yang mengandung asam.
Air hujan mengikat CO2 di udara dan dari tanah membentuk larutan yang bersifat
asam yaitu asam karbonat (H2CO3).Larutan inilah yang sangat baik untuk melarutkan
batugamping.
Faktor biologis
Aktivitas tumbuhan dan mikrobiologi dapat menghasilkan humus yang menutup
batuan dasar, mengakibatkan kondisi anaerobic sehingga air permukaan masuk ke zona
anaerobic, tekanan parsial CO2 akan meninggkat sehingga kemampuan melarutkannya
juga meningkat.
karst minor adalah bentang alam yang tak dapat diamati pada foto udara atau peta
topografi.
karst mayor adalah bentang alam yang dapat diamati baik didalam foto udara atau
peta topografi.
Bentuk-bentuk topografi karst minor adalah :
1. Lapies
Merupakan bentuk tak rata pada permukaan batugamping akibat adanya proses
pelarutan, penggerusan atau karena proses lain. Klasifikasi Lapies menurut Ritter (1979):
2. Karst Split
Adalah celah pelarutan yang terbentuk dipermukaan. Kars split sebenarnya merupakan
perkembangan dari kars-runnel (solution runnel). Bila jumlah kars runnel banyak dan
saling berpotongan maka akan membentuk kars split (Srijono, 1984 dalam Widagdo,
1984).
3. Parit Karst
Adalah alur pada permukaan yang memanjang membentuk parit.(srijono 1948),
mengemukakan bahwa parit kars ini merupakan kars split yang memanjang
sehingga membentuk parit kars.
4. Palung Karst
Adalah alur pada permukaan batuan yang besar dan lebar, dibentuk oleh proses
pelarutan. Kedalamannya dapat mencapai lebih dari 50 cm. biasanya terbentuk
pada permukaan batuan yang datar atau miring rendah dan dikontrol oleh struktur
yang memanjang.
5. Speleothem
Adalah hiasan yang terdapat didalam gua yang dihasilkan oleh endapan
berwarna putih, bentuknya seperti tetesan air, mengkilat dan menonjol. Hiasan ini
merupakan endapan CaCO3 yang mengalami presipitasi pada saat air tanah yang
membawanya masuk kedalam gua (Sanders, J.E., 1981). V.8). contoh Stalagmit,
Stalagtit dan Masif Column. Massif column adalah bila stalagmite dan stalagtit
bertemu.
6. Fitokarst
Adalah permukaan yang berlekuk-lekuk, dengan lubang-lubang yang saling
berhubungan. Antara lubang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh tepi-tepi yang
tajam, sehingga memberikan bentuk seperti bunga karang pada menara (pinnacles)
kars. Morfologi ini terbentuk karena adanya pengaruh aktifitas biologis yaitu
adanya algae yang yang tumbuh didalam batugampin
2. Uvala
Adalah gabungan beberapa doline sehingga membentuk depresi tertutup besar
dan lantai dasarnya tidak rata. Ukuran diameternya berkisar antara 5 – 1000 meter
dan kedalamannya berkisar antara 1- 200 meter, dindingnya curam.
3. Polje
Depresi tertutup yang besar dengan lantai dasar dan dinding yang curam,
bentuknya tidak teratur dan biasanya memanjang searah jurus perlapisan atau zona
lemah structural.
Ciri-ciri polje:
Dasar yang rata berupa batuan maupun tertutup sedimen,
Cekungan tertutup yang dibatasi perbukitan pada kedua sisi atau salah satu
sisinya,
Mempunyai drainase karstik,
Dasar yang rata mempunyai lebar minimum 400 meter.
Klasifikasi Polje:
Polje perbatasan: terbentuk apabila sistem hidrologi didominasi oleh
sistem alogenik,
Polje struktural: terbentuk oleh patahan dengan dasar berupa batuan
impermeable,
Polje baselevel: terbentuk pada stadium akhir perkembangan karst.
4. Jendela Karst
Adalah lubang pada atap gua yang menghubungkan antara ruang dalam gua
dengan udara diluar yang terbentuk karena atap gua tersebut runtuh, (Twidale,
1976). Disamping itu jendela kars dapat pula terbentuk pada atap sungai bawah
tanah.
5. Lembah Karst (Kars Valley)
Adalah lembah atau alur yang besar yang terdapat pada lahan karst. Lembah ini
terbentuk oleh aliran air permukaan yang mengerosi batuan yang dilaluinya.
Dalam hal ini disebutkan ada empat macam lembah karst, yaitu :
Allogenic Valley, yaitu lembah yang bagian hulunya berada pada batuan
yang kedap air kemudian masuk kedalam daerah karst. Aliran deras maka
lembah yg dibentuk akan panjang.
Lembah Buta (Blind Valley), yaitu lembah atau sungai pada lahan kars
yang secara tiba-tiba berakhir pada suatu tempat dan biasanya pada akhir
lembah ini air permukaan tanah akan masuk kedalam tanah.
Pocket Valley, yaitu lembah yang dimulai dari tempat keluarnya air yang
masuk melalui surupan. Lembah ini umumnya berbentuk huruf U dan
memiliki tebing yang curam, ukurannya tergantung besar kecilnya debit
mata air yang keluar. Sweeting (1973) dalam Ritter (1978) menyebutkan
bahwa panjang lembah ini dapat mencapai 8 km, lebar 1 km dan dalamnya
berkisar antara 300 – 400 meter.
Lembah Kering (Dry Valleys), yaitu lembah yang tidak berfungsi sebagai
penyaluran air permukaan (kering), karena air hujan yang jatuh dan masuk
kedalam lebah ini dengan segera akan meresap kedalam retakan batuan
dasarnya.
6. Gua (Cave)
yaitu serambi atau ruangan bawah tanah yang dapat dicapai dari permukaan dan
cukup besar bila dimasuki oleh manusia (Sanders, 1981). Gua teridiri dari
rangkaian ruangan sehingga kedalamannya dapat mencapai ratusan meter
7. Terowongan
Yaitu lorong bawah tanah yang terbentuk oleh pelarutan dan penggerusan air
tanah atau oleh aliran bawah tanah (Von Engeln, 1942). Terowongan alam
memiliki ukuran yang bervariasi artinya dapat berukuran besar atau kecil. Sebagai
contoh, terowongan di Virginia dapat berukuran mencapai 275 meter, tingginya
23 meter dan lebarnya 40 meter.
Kegelkarst
Dicirikan oleh kumpulan bukit-bukit berbentuk kerucut yang sambung
menyambung. Sela antar bukit kerucut membentuk cekungan dengan bentuk
seperti bintang yang dikenal dengan cockpit. Contoh kegelkarst di Indonesia
antara lain karst gunung sewu dan karst karang bolong.
Bentuk lahan karst mempunyai arti topografi yang terbentuk pada daerah dengan
litologi berupa batuan yang mudah larut,menunjukkan relief yang khas,
penyaluran tidak teratur,aliran sungai secara tiba-tiba masuk ke dalam tanah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan topografi karst adalah pertama
dilihat dari faktor fisik, meliputi: ketebalan batu gamping, porositas, dan
permeabilitas, intensitas struktur. Kemudian faktor kimiawi, meliputi kondisi
kimia batuan dan kondisi kimia media pelarut. Faktor ketiga adalah faktor biologis
berupa vegetasi sekitar bentuk lahan karst.Yang terakhir adalah faktor iklim dan
lingkungan, meliputi mudah larut dan berada di atau dekat permukaan, masif,
tebal, dan terkekarkan, berada pada daerah dengan curah hujan yang tinggi, dan
dikelilingi lembah proses pelarutan pada batu gamping. Klasifikasi karst menurut
para ahli
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Karst adalah istilah dalam bahasa Jerman yang diambil dari istilah Sloveniankuno
yang berarti topografi hasil pelarutan (solution topography)
(Blomm,1979).Sedangkan topografi karst adalah suatu topografi yang terbentuk
pada daerah denganlitologi berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief
yang khas, penyaluranyang tidak teratur, aliran sungainya secara tiba-tiba masuk
kedalam tanah danmeninggalkan lembah kering untuk kemudian keluar ditempat
lain sebagai mata airyang besar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
topografi karst, yaitu:
faktor fisik
faktor kimiawi
faktor biologi
faktor iklim dan lingkungan
Adapun proses yang terjadi untuk bisa membentuk bentuk lahan karst
disebutsebagai karstifikasi. Dalam karstifikasi atau proses pembentukan
bentuklahan karstdidominasi oleh proses pelarutan dengan media air dengan
proses kimiawi. Secaragaris besar, para ahli mengklasifikasikan karst menjadi tiga
macam, yaitu:
Klasifikasi Cvijic
Klasifikasi Gvodeckij
Klasifikasi Sweeting
Bentukan alam permukaan kawasan karst sangat beragam dan tiap
daerahmemiliki ciri atau bentukan yang berbeda.Bentuk lahan kawasan karst
dibagi menjadi bentuk lahan positif dan negatif. Bentuk lahan positif adalah
bentuk lahan yang setaraatau lebih tinggi dari bentuk lahan disekitarnya.
Bentuk lahan positif terdiri dari kerucutkarst, menara karst, mogote, dan turm
karst. Sedangkan bentuk lahan negatif adalahdoline, polje, lembah buta, lapies,
karst split, parit karst, palung karst, dan jendela karst.Setiap bentanglahan akan
selalu mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu, dalam
bentuklahan karst terdapat empat tingakat perkembanganatau stadia, yaitu:
stadia muda, stadia muda lanjut, stadia dewasa, dan stadia tua
Kawasan kars di Indonesia mencakup luas sekitar 15,4 juta hektare dan tersebar
hampir diseluruh Indonesia. Keberadaan kawasan ini menunjukkan bahwa pulau-
pulau Indonesia banyak yang pernah menjadi dasar laut, namun kemudian
terangkat dan mengalami pengerasan.
DAFTAR PUSTAKA