Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

GEOMORFOLOGI PULAU BALI DAN NUSA TENGGARA


Disusun untuk memenuhi tugas
Geomorfologi Indonesia

Disusun Oleh :
Nama : Riska Dwi Amelia
NIM : 2251100012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmad dan
karuniaNya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan makalah Geomorfologi Pulau
Bali dan Nusa Tenggara dengan tepat waktu.Penyusunan makalah Geomorfologi Pulau Bali dan
Nusa Tenggara ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh dosen di
Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Geografi.
Penyusunan makalah ini dapat terlaksana dengan baik. Walaupun di dalam penyusunannya
terdapat banyak kendala yang telah saya lewati, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu . Untuk itu pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi orang lain dan dapat menjadi
referensi sumber ilmu. Penulis sudah berupaya menyajikan makalah ini dengan sebaiknya, akan
tetapi apabila ada kesalahan dalam makalah ini maka penulis berharap agar para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran untuk makalah ini menjadi lebih lagi. Akhir kata saya mengucapkan
banyak terima kasih.

Hormat saya
Penulis,

Riska Dwi Amelia

ii
DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………... ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………. iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………... 1
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………………….. 1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Geomorfologi Pulau Bali …………………………………………………………… 2
2.1.1 letak geografis …………………………………………………………….. 2
2.1.2 Topografi ………………………………………………………………….. 2
2.1.3 Morfologi ………………………………………………………………….. 2
2.1.4 Stratigrafi ………………………………………………………………….. 3
2.1.5 Komplek Daerah Vulkanik Pulau Bali ……………………………………. 3
2.2 Geomorfologi Nusa Tenggara ………………………………………………………. 4
2.2.1 Fisiografi Pulau Nusa Tenggara …………………………………………. 4
2.2.2 Morfologi dan Bentuk Lahan Pulau Nusa Tenggara ………………………. 5
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….. 8
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada di kawasan rawan bencana. Hal
tersebut disebabkan karena Indonesia melewati tiga pertemuan lempeng aktif yaitu Indo-
Australia yang bergerak ke utara, lempeng Eurasia yang bergerak ke selatan, dan lempeng
Pasifik yang bergerak dari timur ke barat. Akibat dari pertemuan ketiga lempeng tersebut
menyebabkan terjadinya penekanan pada lapisan bawah bumi yang mengakibatkan wilayah
negara kepulauan Indonesia memiliki morfologi yang bergunung-gunung dan relief yang
relative kasar.
Pulau Bali dan Nusa Tenggara merupakan bagian dari busur kepulauan Sunda Kecil yang
terbentuk sebagai akibat proses subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia.
Proses subduksi ini menimbulkan aktivitas tektonik dan juga aktivitas vulkanik Gunungapi.
Serupa dengan busur kepulauan lainnya, busur sunda kecil ditandai oleh bidang pusat gempa
yang menukik yang dikenal dengan Zona Benioff-Wadati. Daerah Bali dan sekitarnya
merupakan salah satu kawasan dengan tingkat aktivitas kegempaan yang tinggi di Indonesia.
Subduksi lempeng eurasia dengan kecepatan 7 cm per tahunnya telah menghasilkan efek
berupa struktur geologi sesar aktif di daerah Bali dan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan
perubahan bentuk dari daerah ini.
Nusa Tenggara dapat dibagi menjadi 4 struktur tektonik busur belakang yang terletak di
laut Flores, busur dalam yang dibentuk oleh kepulauan vulkanik diantaranya Bali, Lombok,
Sumbawa, Comodo, Rinca, Flores Andora, Solor, Lombok, Pantar, Dialor, dan Wetar.
Vulkanik Busur luar yang dibentuk oleh kepulauan non-vulkanik antara lain Dana, Raijua,
sawu, Roti, Semau dan Timor. Dan dibagian depan busur dibagian ke dalam dua bagian yaitu
inner are (busur dalam) dan busur luar dan bagian dalam adalah lembah yang dalam
diantaranya lembah Lombok dan sewu.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaiman kondisi struktur geomorfologi Pulau Bali?
2. Bagaimana kondisi struktur geomorfologi Nusa Tenggara?
1.3 Tujuan
1. Untuk menggambarkan geomorfologi Pulau Bali
2. Untuk menggambarkan geomorfologi Nusa Tenggara

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Geomorfologi Pulau Bali

2.1.1 letak geografis


Secara geografis Bali terletak pada 803’40” – 8050’48” LS dan 114025’53” – 115042’40”
BT. Pulau bali adalah daerah kepulauan nusantara bagian tengah dan dikelilingi oleh laut. Relief
dan topografi pulau bali di tengah terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur.
2.1.2 Topografi
Sebagian besar wilayah Bali merupakan daerah pegunungan dan perbukitan. Relief pulau
bali merupakan rantai pegunungan yang memanjang dari barat ke timur. Rantai pegunungan
yang membentang di bagian tengah pulau Bali menyebabkan wilayah ini terbagi menjadi dua
bagian yang berbeda, yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dari kaki bukit
maupun pegunungan dan Bali selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai.
2.1.3 Morfologi
Morfologi wilayah bali terdiri dari daerah dataran rendah, pantai, sungai, rawa, danau,
dataran vulkanik, dan dataran sedimen yang berbentuk landai. Kondisi morfologi ini
mempunyai tingkat erosi yang kecil, dan beberapa tempat merupakan daerah abrasi serta proses
pengendapan aktif terutama di daerah Teluk Benoa, Singaraja, dan Gilimanuk.

2
2.1.4 Stratigrafi
1. Formasi Ulakan
Formasi ini terdiri dari stumpuk batuan yang berkisar dari lava bantal dan breksi basal
dengan sisipan gampingan, formasi ini merupakan formasi tertua berumur Miosen Atas. Bagian
atas formasi ulaka adalah formasi Surga terdiri dari tufa, nafal dan batu pasir.
2. Formasi Selatan
Formasi ini menempati sepanjang selatan, batuan sebagin besar berupa batuan gamping keras.
3. Formasi Batuan Gunung Api Pulaki
Kelompok batuan ini berumur pliosen, merupakan kelompok batuan beku yang umumnya
bersifat basal, terdiri dari lava dan breksi.
4. Formasi Prapatagung
Kelompok batuan ini berumur Pliosen, menempati daerah Prapatagung di ujung barat
Pulau Bali. Selain batugamping dalam formasi ini terdapat pula batu pasir gampingan dan napal.
5. Formasi Asah
Formasi ini terdiri dari breksi beromponen kepingan batuan bersifat basal, lava, obsidian.
Batuan ini umumnya keras.
6. Formasi Batuan Gunungapi Kuarter Bawah
Kwarter di Bali di dominasi oleh batuan yang berasal dari kegiatan gunung api.
Berdasarkan morfologinya pulau Bali ditempati oleh bentukan tertua terdiri dari lava, breksi
dan tufa.
7. Formasi Batuan Gunungapi Kwarter
Kegiatan vulkanis pada kwarter menghasilkan terbentuknya sejumlah kerucut yang
umumnya kini telah tidak aktif lagi. Gunungapi tersebut menghasilkan batuan tufa dan endapan
lahar Buyan-Beratan dan Batur.
2.1.5 Komplek Daerah Vulkanik Pulau Bali
1. Komplek vulkanik di Bali bagian barat wilayah ini meliputi daerah pegunungan mulai dari
Gunung Patas kearah barat sampai dekat Gilimanuk. Puncak-puncak seperti gunung kelatakan,
gunung sangiang, gunung merbuk, dan gunung mesehe termasuk didalam unit ini. Jenis
batuannya lava breksi, batu pasir, dan tufa merupakan bahan induk tanah yang terbentuk
didaerah yang bertoporafi barat ini.
2. Komplek Gunung Buyan – Beratan Gunung Buyan – Beratan adalah komplek pegunungan di
bagian tengah Bali dan puncak-puncak gunung yang saat dapat kita lihat seperti membentengi
daerah tersebut merupakan bagian dari gunungapi Beratan Buyun Purba. Tetapi karena proses
geomorfologi juga terjadi di sana seperti terjadinya proses denudasi, sehingga kenampakannya
kini telah berubah dan kaldera gunung beratan buyan kini kenampakannya tidak sejelas kaldera

3
yang terdapat di Gunung Batur. Daerah ini mempunyai kemiringan yang landau sampai terjadi
di beberapa tempat. Daerah berada di dataran tinggi yang subur sehingga lahan di daerah
Candikuning dan Pancesari dominan dimanfaatkan untuk lahan pertanian.
3. Komplek gunung api Batur, Kaldera Batur merupakan ketel raksasa berukuran 13,8 x10 km.
Kaldera ini tertutup dari segala arah, merupakan salah satu kaldera terbesardan terindah di
dunia (van Bemmelen, 1949) dalam (I.S. Sutawidjaya, 1990). Pematang kaldera tingginya
berkisar antara 1267 m 2152 m (Puncak G. Abang). Didalam Kaldera I terbentuk Kaldera II
yang berbentuk melingkar dengan garis tengahlk. 7 km. Dasar Kaldera II terletak antara 120 -
300 m lebih rendah dari UndakKintamani (dasar Kaldera I). Di dalam kaldera tersebut terdapat
danau yang berbentuk bulan sabit yang menempati bagian tenggara yang panjangnya 7,5
km,lebar maksimum 2,5 km, kelilingnya 22 km, luasnya 16 km.
4. Komplek Gunung Agung dan Gunung Seraya, Komplek ini terletak pada bagian timur
pulau Bali dengan titik tertinggi sekaligus titik tertinggi di Bali setinggi
3.148 m (dpal) dan terakhir meletus pada Maret 1963. merupakan komplek gunungapi
yang cukup luas. Disebelah timur klungkung terdapat medan lahar yang cukup luas dari hasil
letusan gunung Agung.Timbunan lahar yang sangat luas juga terdapat di lereng utara Gunung
Agung, mulai dari Batu dawa disebelah barat Culik, dekat Tianyar. Diantara medan lahar
tersebut terdapat deretan pegunungan yang terbentuk dari aliran lava pada periode erupsi
sebelumnya. Medan lahar berupa batu-batu, krikil campur pasir, aliran lava berupa masa padat
yang besar dari batuan beku berongga, berwarna coklat merah. Gunung Seraya memiliki
karakteristik lahan yang berbeda dengan gunung Agung. Gunungapi ini sudah tidak aktif pada
periode yang cukup lama, sehingga proses denudasi lebih dominan membentuk lembah-
lembah bekas pengikisan yang sangat dalam. Denudasi yang lanjut ini mengakibatkan solum
tanah tipis pada lereng-lerengnya, sedangkan pada bagian yang agak datar solum tanahnya
tebal berwarnacoklat dengan tekstur liat berdebu
2.2 Geomorfologi Nusa Tenggara
Pulau-pulau di Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geantiklinal, yang merupakan
perluasan busur Banda di sebelah barat. Pegunungan geantiklinal tersebut bercabang di daerah
sawu. Salah satu cabangnya membentuk sebuah ambang yang turun ke laut melewati Raijua dan
Dana, berakhir kea rah punggungan bawah laut di selatan Jawa. Cabang lain merupakan rantai
penghubung dengan busur dalam yang melintasi daerah dekat sunda.
Nusa tenggara atau yang dikenal dengan kepulauan sunda kecil ialah gugusan pulau bali di
sebelah timur pulau jawa, dari pulau bali di sebelah barat sehingga Pulau Timor di sebelah timur.
Kepulauan Sunda kecil termasuk wilayah negara Indonesia kecuali bagian timur Pulau Timor yang
termasuk wilayah negara Timor Timur. Kepulauan ini terdiri dari tida buah provinsi, Kepulauan
ini terdiri dari tida buah provinsi, yaitu Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Bali.
Secara geologis sunda kecil memiliki karakteristik yang khas karena terdiri dari pulau-pulau kecil
yang tersebar dimulai dari Pulau Bali hingga Pulau Timor. Pulau-pulau di wilayah Sunda Kecil
memiliki banyak gunung api yang masih aktif, gunung api ini merupakan jaluran dari pegunungan
Busur Sunda (Jaluran Pegunungan
2.2.1 Fisiografi Pulau Nusa Tenggara
Nusa Tenggara berada diantara bagian timur Pulau Jawa dan Kepulauan Banda terdiri dari pulau-
pulau kecil dan lembah sungai. Secara geologi nusa tenggara berada pada Busur Banda. Rangkaian

4
pulau ini dibentuk oleh pegunungan vulkanik muda. Pada teori lempeng tektonik, deretan
pegunungan di nusa tenggara dibangun tepat di zona subduksi indo-australia pada kerak Samudra
dan dapat di interprestasikan kedalam magmanya kira-kira mencapai 165 km-200 km sesuai
dengan peta tektonik Hamilton (1979). Sesuai dengan teori tektonik lempeng, Nusa tenggara dapat
dibagi menjadi 4 struktur trktonik yaitu Busur belakang yang terletak di laut Flores, Busur dalam
yang dibentuk oleh kepulauan vulkanik diantaranya Bali, Lombok, Sumbawa, Comodo, Rinca,
Flores, Andora, Solor, Lomblen, Pantar, Alor, Kambing dan Water. Busur volkanik luar yang
dibentuk oleh kepulauan non-volkanik diantaranya Dana, Raijua, Sawu, Semua dan Timor, dan
bagian depan busur dibagi kedalam dua bagian yaitu inner arc dan outer arc dan bagian dalam ialah
lembah yang dalam diantaranya lembah Lombok dan sewu.
A. Nusa Tenggara Bagian Barat
Kondisi geologi wilayah NTB dengan batuan tertua berumur tersier dan yang
termuda berumur kuarter. Batuan tersier di Lombok terdiri dari perselingan batupasir
kuarsa, batulempung, breksi, lava, tufa dengan lensa-lensa batugamping, batu gamping dan
desit. Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari terumbu koral terangkat, epiklastik, hasil
gunungapi dan batu gamping koral. Wilayah Nusa Tenggara Barat terletak pada pertemuan
dua lempeng besar yaitu lempeng Hindia-Australia dan lempeng Eurasia yang berinteraksi
dan saling berbenturan satu dengan yang lain.
B. Nusa Tenggara bagian Timur
Bagian timur Nusa Tenggara mulai dari Alor-Kambing-Water-Romang yang disebut
orogene timor dengan pusat undasi di L. Flores. Evolusi orogenic daerah Nusa Tenggara
bagian timur ini agak kompleks karena pada masa Mosozoikum muda terjadi
penggelombangan yang termasuk sirkum Australia menghasilkan busur dalam dari Pulau
Sumba kearah timur laut dan busur luar melalui Pulau Saw uke timur laut. Namun
memasuki periode tersier daerah ini mengalami penggelombangan dengan pusat undasi di
laut flores sebagai bagian dari sistem pegunungan Sunda. Adapun daerah undasi di
Orogene Timor sebagai berikut :
a. Busur dalam : Alor-kambing-water-Romang, tidak memperlihatkan tanda-tanda
vulkanis
b. Palung Antara : Pulau Sumba- Laut sawu
c. Busur luar : Dana -raijua-Sawu-Rote-Semua-Timor
d. Backdeep : Punggungan batutaza
2.2.2 Morfologi dan Bentuk Lahan Pulau Nusa Tenggara
Secara terperinci, jenis tanah di Nusa Tenggara terdiri atas tanah latosol, aluvial coklat, dan
mediteran. Secara morfologi, ada tanah dataran, berbukit, juga bergunung-gunung. Pulau-pulau di
Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geantiklinal, yang merupakan perluasan busur Banda di
sebelah barat. Geantiklinal yang membujur dari timur sampai pulau-pulau Romang, Wetar,
Kambing, Alor, Pantar, Lomblen, Solor, Adonara, Flores, Rinca, Komodo, Sumbawa, Lombok
dan Bali. Sedangkan dibagian selatan dibentuk oleh pulau-pulau Timor, Roti, Sawu, Raijua dan
Dana. Punggungan geantiklinal tersebut bercabang di daerah Sawu. Salah satu cabangnya
membentuk sebuah ambang yang turun ke laut melewati Raijua dan Dana, berakhir ke arah

5
punggungan bawah laut di selatan Jawa. Cabang lain merupakan rantai penghubung dengan busur
dalam yang melintasi daerah dekat Sunda.
A. Palung Belakang
Di sebelah timur Flores dibentuk oleh bagian barat basin Banda selatan. Di sebelah utara
Flores dan Sumbawa terbentang laut Flores, yang dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Laut Flores Barat laut, berupa dataran (platform) yang luas dan dangkal, yang
menghubungkan lengan selatan Sulawesi dengan dangkalan Sunda.
2) Basin Flores Tengah, berbentuk segitiga dengan puncak terletak di sebelah selatan
volkan Lompobatang, yang berhubungan dengan depresi Walanae. Sedangkan
dasarnya terletak di sepanjang pantai utara Flores, yang merupakan bagian terdalam (-
5140).
3) Laut Flores Timur terdiri dari punggungan dan palung diantaranya, yang
menghubungkan lengan selatan Sulawesi dengan punggungan bawah laut Batu Tara.
B. Busur Dalam
Busur dalam Nusa Tenggara merupakan kelanjutan dari Jawa menuju Busur Dalam
Banda. Di Nusa Tenggara merupakan punggungan geantiklinal. Selat diantara pulau di
bagian barat dangkal dan menjadi lebih dalam ke arah timur.
Struktur umum Lombok di sebelah utara merupakan zone volkanis dengan volkan
aktif Rinjani (zone Solo), dataran rendah Mataram (subzone Blitar). Di selatan berupa
pegunungan selatan dengan materi kapur Tertier dan breksi volkanis.
Bali dipisahkan oleh selat Bali terhadap Jawa. Zone di Bali sama dengan Jawa.
Bagian utara merupakan bagian terluas terdiri dari volkan-volkan. Kuarter yang masih
aktif, menunjukkan kelanjutan kompleks volkan muda di Jawa. Dataran Denpasar yang
membentang pada kaki selatan volkan termasuk sub zone Blitar di Jawa. Dataran ini
dihubungkan oleh tanah genting yang menyempit dengan bukit-bukit kapur Tertier Ulu
Watu (213 m) yang dapat dibandingkan dengan semenanjung Blambangan. Pulau Nusa
Panida (529 m) antara Bali dan Lombok juga terdiri dari kapur Tertier ini.
Fisiografi Sumbawa yang khas adalah adanya depresi yang memisahkan
geantiklinal menjadi beberapa bagian, diantaranya berupa teluk di bagian timur. Teluk
tersebut dipisahkan dari laut oleh pulau Mojo yang memberikan sifat khas dari depresi
antar pegunungan pada puncak geantiklinal. Sisi utara ditumbuhi oleh beberapa volkan
muda. Volkan Ngenges, Tambora dan Soromandi menghasilkan batuan leucit. Sedimen
tertier dan batuan kapur alkali disebarkan secara luas di pulau Sumbawa. Hal ini
memberikan gambaran bahwa zone pegunungan Selatan Jawa terdapat di seluruh pulau
Sumbawa dan depresi menengah yang disebut zone Solo. Teluk Saleh merupakan sebuah
depressi terpencil dari zone Solo.
Pulau Flores dipisahkan dari Sumba oleh selat Sape. Komodo dan Rinca termasuk
ke dalam puncak geantiklinal Flores Tengah, yang terdiri dari batuan volkanis lebih tua
(Tertier) dan intrusi magmatis yang dapat dibandingkan dengan Pegunungan Selatan Jawa.
Volkan-volkan yang lebih muda muncul di sepanjang pantai selatan Flores Barat. Di Flores

6
Timur geantiklinal itu berupa sumbu yang tenggelam sehingga batuan volkanis yang lebih
tua dan intrusi granodiorit tidak begitu banyak, serta hanya terdapat volkan muda yang
muncul dibagian puncaknya. Geantiklinal itu bersambung disepanjang Solor, Adonara,
Lomblen dan Pantar, dimana pulau-pulau tersebut terdiri dari volkan yang aktif. Sumbu itu
kemudian melalui Alor, Kambing, Wetar dan Romang. Di bagian ini busur dalam tidak
memiliki volkan aktif. Pulau-pulau tersebut tersusun dari endapan volkanis Tertier akhir
yang sebagian terdapat di bawah permukaan laut.
C. Palung Antara dengan Sumba
Palung ini berada di antara busur dalam volkanis Jawa-Bali-Lombok dan
punggungan dasar laut sebelah selatan Jawa. Bagian terdalam terdapat di selatan Lombok,
bercabang dua ke arah timur menjadi dua cabang yaitu sebelah utara dan selatan Sumba.
Cabang-cabang ini merupakan penghubung antara palung sebelah selatan Jawa dan Basin
Sawu antara Flores timur dan Roti. Lereng yang curam pada Wetar dan basin Sawu serta
dasar laut yang datar menunjukkan adanya penurunan permukaan bumi. Sedangkan ujung
timur dan baratnya dibatasi oleh pengangkatan seperti sembul (horst) di Kisar dan
Sumba. Kedua pulau tersebut secara morfologis termasuk zone palung antara.
D. Busur Luar
Pulau-pulau di nusa tenggara yang termasuk busur luar adalah: Dana, Raijua, Sawu,
Roti, Seman dan Timor. Punggungan dasar laut dari selatan Jawa muncul sampai 1200 m
dibawah permukaan laut, selanjutnya turun ke arah timur sampai 4000 m. Palung antara
tersebut sebagian terangkat. Selanjutnya sumbu geantiklinal itu naik lagi sampai ke pulau-
pulau Sawu, Dana, Raijua, dan Sawu.
Pulau sawu mempunyai terumbu karang yang tingginya 300 m dpl dan mengelilingi
pulau ini yang tersusun dari batuan pre-tertier. Punggungan dana-Raijua-Sawu serong
terhadap punggungan Roti-Timor, dari tempat itu dipisahkan oleh selat Daong. Pulau Roti
tersusun dari sedimen terlipat kuat dan tertutup oleh batu karang kuater yang tingginya 430
m dpl. Timor merupakan hasil geantiklinal yang lebar. Disamping itu terdapat depressi
memanjang di puncaknya, melalui Teluk Kupang sampai perbatasan Timor Leste dan
berakhir di muara sungai Lois.
E. Palung Depan
Palung depan Jawa dari sistem pegunungan Sunda itu membentang ke arah timur.
Sampai di Sumba kedalamannya berkurang dan di sebelah selatan Sawu melengkung ke
timur laut sejajar dengan Timor. Sampai di pulau Roti dipisahkan oleh punggungan (1940
m) terhadap palung Timor. Palung di selatan Jawa itu di bagian selatan dibatasi oleh
pengangkatan dasar laut yang tidak jelas batasnya melalui Pulau Chrismast menuju dasar
laut yang dalamnya 3000-4000 m. bagian timur palung Timor ini dibatasi oleh dangkalan
Australia atau dangkalan Sahul.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Struktur geologi regional Bali dimulai dengan adanya kegiatan di lautan selama kala
Miosen Bawah yang menghasilkan batuan lava bantal dan breksi yang disisipi oleh batu
gamping.
2. Pada dasarnya kepulauan Sunda Kecil merupakan kepulauan hasil bentukan pergerakan
lempeng Indo-Australia, yang bergerak kearah utara sehingga mendesak lempeng Eurasia
atau lempeng Asia Tenggara.
3. Ditinjau dari sudut pandang geologis, Nusa Tenggara terletak pada satu sistem busur
Sunda-Banda yang mana juga merupakan faktor utama dalam proses pembentukan
rangkaian kepulauannya yang bersifat vulkanik, khususnya pegunungan vulkanik muda.

8
DAFTAR PUSTAKA
Vertsappen, H. 2013. Gris Besar Geomorfologi Indonesia.Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press (GMUP)
Dena, Kadek. 2012. Kondisi Geologi dan Topografi Pulau Bali. Singraja : Geografi USB.
Purnomo, Dony. 20100. Pulau Bali. Singaraja : Geografi USB.
Umam, Qoidul. 2015. “Geomorfologi Pulau Nusa Tenggara”.
https://qoidul.blogspot.com/2017/04/geomorfologi-pulau-nusa-tenggara.html?m=1 , diakses 10
November 2023.
Assidiqy, Raad. 2015. “Struktur Geologi Bali dan Nusa Tenggara”
https://www.academia.edu/12174893/Struktur_Geologi_Bali_dan_Nusa_Tenggara , diakses 10
November 2023.

Anda mungkin juga menyukai