GEOMORFOLOGI JAWA
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
(2110115120017)
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat rahmat dan limpahan-Nya lah Saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
tentang GEOMORFOLOGI JAWA dalam memenuhi tugas Geomorfologi
Indonesia.
Akhir kata Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya untuk
Saya, tetapi juga untuk kita semua.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jawa merupakan pulau yang berbatasan dengan laut Jawa di sebelah utara,
samudera hindia di sebelah selatan, selat sunda di sebelah barat, dan sebelah timur
berbatasan dengan selat Bali. Jawa merupakan bagian dari lempeng tektonik
Pasifik. Di Indonesia lempeng pasifik disebut lempeng benua, dimana Jawa
merupakan jalur pertemuan 2 lempeng yaitu lempeng Indo-Australia dengan
lempeng Pasifik. Ada 3 gerakan lempeng yaitu : saling ketemu, menjauh, dan
bergeser. Gerakan lempeng di Indonesia adalah saling ketemu.
Lempeng benua dan samudera saling bertumbukan ditandai dengan penunjaman
ke bawah, dimana lempeng samudera dengan massa berat yang lebih besar
menunjam lempeng benua, yang ditunjam adalah massa penyusun material daratan.
Akibat penunjaman tersebut menyebabkan terbentuknya palung dan terjadi formasi
batuan yang tidak selaras sehingga terjadi pergerakan yang mempengaruhi magma
dalam bumi.
Pada saat penunjaman, semakin ke bawah suhu semakin tinggi, sehingga tekanan
tinggi. Pada kedalaman tertentu penunjaman tersebut dapat menghancurkan litosfer
dan menguraikan athenosfer sehingga menyebabkan jalur dalam bersifat vulkanik.
Sumatera, Jawa, dan Bali hampir sama/ sejajar garis penunjamannya. Dari uraian
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pergerakan lempeng tektonik yang terjadi
sangat mempengaruhi kepulauan di Indonesia. Di Jawa jika terjadi gaya endogen
berupa pengangkatan dapat memunculkan busur-busur gunung api.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan umum Pulau Jawa?
2. Bagaimana keadaan Geomorfologi Jawa Barat
3. Bagaimana keadaan Geomorfologi Jawa Tengah
4. Bagaimana keadaan Geomorfologi Jawa Timur
BAB II
PEMBAHASAN
2. Zona Tengah
Ada Persamaan antara zona tengah di Jawa Timur dan di Jawa Barat.
Keduanya merupakan depresi jika dibandingkan terhadap zona disekitarnya
dan kedua-duanya merupakan kedudukan dari gunung berapi. Selain
persamaan ada beberapa perbedaaan, yaitu :
Zona Tengah di Jawa Barat disebut depresi tetapi memiliki
kedudukan yang masih tetap tinggi, contoh: Depresi Bandung
mempunyai ketinggian 675 meter di atas permukaan air laut.
Pada zona tengah Jawa Barat gunung berapi tidak terletak pada garis
lurus sepanjang bagian tengah depresi.
Pada zona tengah Jawa Barat terdapat beberapa igir dari lipatan yang
jarang ditemukan di zona tengah Jawa Timur, dimana keadaanya
berganti-ganti dengan depresi.
Di bagian barat (Banten) yang menunjukan sifat yang berbeda,
dimana tidak terdapat depresi, tetapi terdapat komplek pegunungan
yang sedikit demi sedikit merendah menjadi perbukitan yang rendah
sampai ke ujung sebelah barat pulau Jawa.
Zona Tengah Jawa Barat terdiri dari beberapa bentuk fisiografis, yaitu:
Dataran Tasikmalaya
Gunung Sawal menempati posisi yang terpisah di tengah-tengah
zona tengah. Dan kelompok pegunungan selanjutanya terdapat di
sebelah barat dari dataran Tasikmalaya. Pegunungan ini merupakan
penghalang utama dalam menghubungkan dengan zona selatan,
dimana hanya terdapat celah sempit yang dipergunakan untuk jalur
jalan raya (Galunggung, Talagabodi Cakrabuana).
Dataran Garut.
Kota Garut dikelilingi pada semua sisinya oleh gunung berapi, di
sebelah selatan gunung Kracak Tua dan gunung Cikaruai muda
yang masih berbentuk kerucut yang teratur dan pada sebelah barat
daya, barat dan utara berhubungan dengan gunung-gunung yang
melintang yaitu gunung Papandai, Guntur, Mandalawangi,
Calancang.
Kompleks Pegunungan di Barat Garut.
Gunung yang paling utara ialah gunung Calancang yang tua dan
kompleks, dimana sebagian sudah merupakan zone utara.
Pegunungan dibagi menjadi dua golongan yaitu kelompok gunung
Takuban Prahu dan Pegunungan Malabar yang memanjang dari
timur ke barat gunung Takuban Prahu di batas utara.
Lipatan Rajamandala
Di sebelah dataran Bandung terdapat gunung Rajamandala
memanjang miring memotong zona tengah dan menghubungkan
antara zona selatan dengan zona utara.
Dataran Bandung
Di sepanjang lembah Citarum terdapat tuff air tawar, tanah liat.
Daerah ini telah mengalami patahan dan kemudian terangkat
dibeberapa tempat dan tertutup secara tidak konform oleh tuff
lakustrin baru.
Dataran Cianjur - Sukabumi.
Depresi Cianjur telah mengalami penurunan lebih rendah dari
dataran Bandung. Bagian yang paling dalam lebih kurang 270
meter di atas permukaan air laut. Ditengah Depresi Cianjur-
Sukabumi muncul gunung Gede Panrangro, berupa gunung
kembar.
Kompleks gunung Gede-Pangrango
Gunung tertua pada daerah ini adalah gunung Pangrango Tua
dengan kawahnya yang besar dimana diperdalam karena proses
erosi. Pada sebelah timur terdapat topografi longsoran vulkanis
yang khas yang terdiri dari kubah-kubah tidak beraturan pada
dataran rendah.
Sektor Banten
Bagian paling barat atau sektor Banten dari zona tengah
keadaannya berbeda dengan bagian-bagian lainnya dari zona ini.
Sektor Banten terdiri dari daerah pegunungan yang rumit yang
dibangun baik oleh intrusi maupun batuan berlapis dan terkikis
kuat dengan lembah-lembah yang dalam.
3. Zona Utara
Zona utara terdiri dari :
Daerah Lipatan
Di Jawa timur dan Jawa tengah endapan-endapan berjalan terus
tanpa gangguan selama pleosen dan pletosen tengah bagian bawah.
Di Jawa Barat endapan-endapan diselingi oleh beberapa lapisan
tidak konform, dimana lapisan pleosen atas dari alas Bojong di
Banten serta alas pleosen Ciberang dan kali Glagah diendapkan
sebagai endapan laut terakhir.
Endapan Kipas
Berupa celah yang besar dibagian utara dekat dengan Bogor,
dimana melalui celah ini mengalir bahan vulkanis Gede-Pangrango
dan gunung Salak memencar merupakan kipas alluvial mencapai
dekat Jakarta. Rangkaian lipatan ke timur dari celah ini ditutupi
oleh endapan vulkanik lain pada permukaan yang lebih tinggi.
Jalur Peneplain
Di bagian barat celah Bogor terdapat suatu peneplain dengan ciri-
ciri khusus yang terdiri dari tuff sedikit terlipat diselingi oleh
massa intrusif yang keras dengan puncak yang datar dan
reruntuhan pegunungan tua.
Gunung Cireme dan Sekitarnya
Gunung Cireme berupa gunung muda endapan vulkanisnya
mengalir dan menutupi sebagian besar dari batuan lipatan lapissan
bawahnya yang dibeberapa tempat batuan tadi menonjol dari
batuan vulkanik bagian luar. Aliran vulkaniknya bebas sampai
mencapai laut Cirebon. Pada lereng barat daya terdapat reruntuhan
dari pegunungan tua. Di selatan terdapat pegunungan Celancang
tua yang menutupi zona utara.
Kompleks Takuban Prahu.
Kompleks pegunungan Takuban Prahu merupakan pusat peletusan
yang terletak di utara Bandung. Bagian yang tua telah terpotong/
terkoyak oleh beberapa patahan, dan sebagian dari pegunungan ini
telah longsor. Pergerakan ini ada hubungannya dengan pelipatan
terakhir dari pegunungan Tambakan. Sebagian lereng selatan telah
berbatasan dengan patahan Lembang, dimana bagian utara dari
kompleks ini telah terlempar dan longsor. Dan sisa yang tertinggal
dari pegunungan ini muncul lagi yang muda.
Kompleks Pegunungan di Banten
Kompleks pegunungan yang besar di barat laut yang agak terpencil
berupa komplek pegunungan dengan pusatnya berupa kaldera.
Danau dibagian barat dekat selat Sunda.
C. Geomorfologi Jawa Tengah
Geomorfologi Jawa Tengah dibagi ke dalam beberapa zona yaitu:
1. Zona Selatan
Di zona selatan ini sudah banyak daerah yang tertutup oleh dataran alluvial.
Dataran pantai yang terjadi di pesisir selatan terjadi karena penurunan/
penenggelaman ke bawah permukaan laut. Sisa paling timur dari zona ini
terdapat di pegunungan Progo. Sisa ini berbentuk seperti bentuk dome.
Hanya dibeberapa tempat di Nanggulan terdapat endapan batu-batuan eosen
terdiri dari breksi andesit oligosen, sebagian tertutup oleh batuan kapur
meosen. Setelah beberapa gerakan tektonik sebagian besar daerah tadi
diratakan dan untuk waktu yang lama tetap sebagai dataran rendah.
Selanjutnya karena pergerakan yang terjadi kemudian sebagian dari
peneplain ini terangkat sehingga terjadi dome dan di daerah sekitarnya
mengalami penurunan. Pada puncak dome beberapa bagian dari peneplain
tua masih nampak demikian juga sekelilingnya berupa daerah batuan kapur
yang mempunyai kenampakan topografi karst.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
Kawasan pulau Jawa merupakan pertemuan dua lempeng yaitu lempeng
Indo-Australia dengan lempeng Pasifik.
Gerakan lempeng di Indonesia sangat mempengaruhi kepulauan di
Indonesia.
Jawa mempunyai sifat fisiografi yang khas, karena Jawa beriklim tropis,
merupakan geosiklinal muda, dan jalur orogenesa dengan banyak
vulkanisme yang kuat. Kondisi tersebut mengakibatkan pulau Jawa
mempunyai bentuk yang sempit dan memanjang.
Dari bentuk pulau Jawa yang sempit dan memanjang, terdapat 3 zona pokok
memanjang sepanjang pulau, yaitu : Zona selatan yang kurang lebih berupa
plato, zona tengah yang berupa depresi, dan zona utara yang berupa
rangkaian gunung lipatan.
Ditinjau dari kondisi geologi ketiga zona tersebut mempunyai sifat yang
berbeda, yaitu: zona selatan terdiri dari endapan vulkanik yang tebal dan
bahan-bahan endapan yang terlipat pada waktu periode meosen tengah, zona
tengah ditempati oleh depresi yang diisi oleh endapan vulkanik muda, zona
utara merupakan inti dari geosiklinal muda dimana banyak terdapat lipatan.
Kondisi fisiografi Jawa :
Jawa Timur
Zona plato selatan dimana permukaan plato ini merupakan sebagian
peneplain yang terangkat (uplifted), meliputi baik pada batuan
meosen tua dan batuan kapur meosen muda.
Zona utara atau zona lipatan kondisinya paling lebar di Jawa timur
±87 km dimana dibagi menjadi 2 sub zona yang berbeda, yaitu Igir
Pegunungan Kendeng dan Perbukitan Rembang.
Jawa Tengah
Zona selatan adalah daerah yang tertutup oleh dataran alluvial.
Dataran pantai yang terjadi di pesisir selatan terjadi karena
penurunan/ penenggelaman ke bawah permukaan laut.
Zona tengah di sini bukan merupakan depresi, melainkan suatu
daerah pegunungan yang disebut pegunungan Serayu selatan. Dari
sudut geologi daerah ini mengalami lipatan dan thrusting pada waktu
periode meosen.
Zona utara merupakan peneplain Kendeng yang tertutup dibagian
barat oleh batuan breksea vulkanis yang banyak memiliki kesamaan
dengan Alas Notopuro.
Jawa Barat
Zona selatan merupakan jalur yang bersambung dan luas, berawal
dari Nusa Kambangan sebelah timur ke pelabuhan Ratu di sebelah
barat yang terakhir dibatasi oleh laut yang dalam dari samudera
Hindia.
Zona tengah memiliki kesamaan antara zona tengah di Jawa Timur
dan di Jawa Barat. Keduanya merupakan depresi jika dibandingkan
terhadap zona disekitarnya dan kedua-duanya merupakan kedudukan
dari gunung berapi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/31384807/GEOMORFOLOGI_PULAU_JAWA_doc
http://volcano.fis.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/Makalah-geomorfologi-pulau-jawa.doc
https://geologi.esdm.go.id/geomap/pages/preview/peta-geomorfologi-foto-pulau-jawa-dan-
madura