Anda di halaman 1dari 9

MAKALA GEOLOGI DAN GEOMORFOLOGI JAWA

Disusun Oleh:

Fransiska Stepani

220109501027

Kelas Pendidikan Geografi B

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayanya sehingga makalah berjudul “ Geologi dan Geomorfologi Jawa” ini
dapat etrselesaikan dengan baik.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dosen pengampu mata Geologi
dan Geomorfologi Jawa yang telah memberikan bimbingan kepada kami mulai dari
melakukan praktikum hingga menyusun laporan ini.

Mengingat penulis hanyalah manusia yang telah menyusun makalah ini, sudah
pasti tidak akan lepas dari salah dan khilaf, maka dari itu penulis memohon maaf sebesar –
besarnya jika ada kata yang tidak enak di hati. Mengingat hal di atas, maka kami memohon
para pembaca laporan ini agar memberikan saran dan kritik yang membangun kepada kami,
agar untuk menyusun laporan di lain hari kesalahan tersebut tidak akan terulang lagi.

Makassar, 12 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah Tujuan
BAB III PEMBAHASAN

A. Sejarah Geologi Pulau Jawa


B. Proses Terbentuknya Pulau Jawa
C. Struktur Geologi Pulau Jawa
D. Morfologi Pulau jawa
E. Klasifikasi zona Fisiografi pulau Jawa
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pembentukan geologi pulau jawa?
2. Bagaimana bentuk morfologi pulau jawa?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini ialah untuk
mengetahui sejarah terbentuknya geologi dan bentukan morfologi pulau jawa.

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Geologi Pulau Jawa


Menurut para ahli, Pulau Jawa terbentuk akibat peristiwa vulkanik, yakni
terjadinya gempa yang disebabkan oleh tubrukan dua lempeng benua Australia dan
Asia sekitar 20 juta tahun sebelum masehi. Pada saat itu, daratan wilayah jawa
tengah dan jawa timur belum muncul dan masih berupa lautan. Kemudian sekitar
Lima juta tahun yang lalu konfigurasi serta bentuk pulau-pulau diIndonesia sudah
mirip dengan yang ada saat ini. Pulau Jawa dan pulau Sumatra sudah terdapat
gunung-gunung api yg aktif hingga saat ini. Patahan-patahan di sumatra masih saja
bergerak, juga saat itu patahan-patahan Jawa mulai terbentuk dan semakin jelas.
Pendapat mengenai anggapan bahwa kawasan jawa tengah dan jawa timur
dulunya merupakan dasar laut, ialah dengan di temukanya fosil – fosil binatang laut
berusia jutaan tahun di beberapa tempat di pulau ini. Salah satunya adalah sangiran
dan wonosari, Jawa tengah. Bukti lainya ialah dengan banyaknya dijumpai gunung
gamping di daerah selatan Pulau Jawa. Yang menurut para ahli geologi/kebumian,
bahwa gamping itu dulunya terumbu karang yg hidup dan berada di laut. Sebagai
contoh Pulau Seribu atau Great Barier di sebelah timur Australia.
Konon, proses tersebut terjadi pada 20-36 juta tahun yang silam. Anak benua
yang di selatan sebagian terendam air laut, sehingga yang muncul di permukaan
adalah gugusan-gugusan pulau yang merupakan mata rantai gunung berapi.
Gugusan pulau-pulau di Asia Tenggara, yang sebagian adalah Nuswantoro
(Nusantara), yang pada zaman dahulu disebut Sweta Dwipa. Dari bagian daratan ini
salah satunya adalah gugusan anak benua yang disebut Jawata, yang satu potongan
bagiannya adalah pulau Jawa.

B. Proses Terbentuknya Pulau Jawa


1. Pengaruh pergerakan lempeng
1) Kala kapur hingga oligosen tengah diperkirakan busur vulkanis terbentuk di
Pulau Jawa dan satu busur vulkanis terbentuk di daratan Pulau Jawa.
2) Busur non volkanis di perkirakan berumur eosen, tersusun oleh fragmen
kerak bumi yang tertimbun pada jalur subdaksi dan mengandung kwarsa.
3) Antar busur volkanis dan non volkanis terdapat cekungan busur luar yang
relative dalam, terletak di sekitar pantai utara Jawa.
4) Akhir miosen dan oligosen terjadi perubahan tegas yaitu jalur subdaksi
bergeser ke selatan.
5) Busur volkanis diperkirakan di pantai selatan Pulau Jawa sekarang. Gung
api muncul di dasar laut membentuk deretan gunung api. Aktivitas vulkanik
ini merupakan tahap pertama pembentukan Pulau Jawa.
6) Satu busur gunungapi dengan laut dangkal yang luas sampai Kalimantan
(sampai pliosen tengah)
7) Busur dalam bergeser ke utara hingga pantai utara Jawa, laut dangkal
mengalami pengangkatan membentuk daratan sehingga sedimen marin
muncul ke atas permukaan laut. Kala pliosen kuarter garis besar pulau Jawa
sudah terbentuk.
8) Akhir pliosen di perkirakan Pulau Jawa sering tenggelam yang muncul
hanya perbukitan di bagian selatan Jawa.
2. Pengaruh Iklim
1) Pada zaman kuarter terjadi perubahan tegas iklim di bumi.
2) Sebelumnya pada zaman tersier iklim di wilayah Indonesia merupakan iklim
tropis lembab dengan suhu rata-rata pertahun lebih tinggi dari sekarang.
3) Perubahan iklim menyebabkan berbagai peristiwa seperti terjadinya zaman
es dan zaman pencairan es, yang akibatnya terbentuk teras marin,
pembentukan sedimen pada lingkungan marin di darat dan pembentukan
sedimen darat di lingkungan marin.
4) Pengaruh iklim tersebut berpengaruh pada proses pelapukan, erosi, abrasi,
dan gerak masa batuan, yang sangat menentukan bentukan geomorfologis
dan pembentukan tanah.
C. Struktur Geologi Pulau Jawa
Perkembangan tektonik pulau Jawa dapat dipelajari dari pola-pola struktur
geologi dari waktu ke waktu. Struktur geologi yang ada di pulau Jawa memiliki
pola-pola yang teratur. Secara geologi pulau Jawa merupakan suatu komplek sejarah
penurunan basin, pensesaran, perlipatan dan vulkanisme di bawah pengaruh stress
regime yang berbeda-beda dari waktu ke waktu. Secara umum, ada tiga arah pola
umum struktur yaitu arah Timur Laut –Barat Daya (NE-SW) yang disebut pola
Meratus, arah Utara – Selatan (N-S) atau pola Sunda dan arah Timur – Barat (E-W)
(Gambar 7).
Perubahan jalur penunjaman berumur kapur yang berarah Timur Laut –
Barat Daya (NE-SW) menjadi relatif Timur – Barat (E-W) sejak kala Oligosen
sampai sekarang telah menghasilkan tatanan geologi Tersier di Pulau Jawa yang
sangat rumit disamping mengundang pertanyaan bagaimanakah mekanisme
perubahan tersebut. Kerumitan tersebut dapat terlihat pada unsur struktur Pulau
Jawa dan daerah sekitarnya.
a. Pola Meratus
Pola Meratus di bagian barat terekspresikan pada Sesar Cimandiri, di bagian
tengah terekspresikan dari pola penyebarab singkapan batuan pra- Tersier di daerah
KarangSambung. Sedangkan di bagian timur ditunjukkan oleh sesar pembatas
Cekungan Pati, “Florence” timur, “Central Deep”. Cekungan Tuban dan juga
tercermin dari pola konfigurasi Tinggian Karimun Jawa, Tinggian Bawean dan
Tinggian Masalembo. Pola Meratus tampak lebih dominan terekspresikan di bagian
timur.
Dari data stratigrafi dan tektonik diketahui bahwa pola Meratus merupakan
pola yang paling tua. Sesar-sesar yang termasuk dalam pola ini berumur Kapur
sampai Paleosen dan tersebar dalam jalur Tinggian Karimun Jawa menerus melalui
Karang Sambung hingga di daerah Cimandiri Jawa Barat. Sesar ini teraktifkan
kembali oleh aktivitas tektonik yang lebih muda.
b. Pola Sunda
Pola Sunda berarah Utara - Selatan, di bagian barat tampak lebih dominan
sementara perkembangan ke arah timur tidak terekspresikan.Ekspresi yang
mencerminkan pola ini adalah pola sesar-sesar pembatas Cekungan Asri, Cekungan
Sunda dan Cekungan Arjuna.
Pola Sunda pada Umumnya berupa struktur regangan.Pola Jawa di bagian barat
pola ini diwakili oleh sesar-sesar naik seperti sesar Beribis dan sesar-sesar dalam
Cekungan Bogor. Di bagian tengah tampak pola dari sesar-sesar yang terdapat pada
zona Serayu Utara dan Serayu Selatan . Di bagian Timur ditunjukkan oleh arah
Sesar Pegunungan Kendeng yang berupa sesar naik.
Pola Sunda lebih muda dari pola Meratus. Data seismik menunjukkan Pola
Sunda telah mengaktifkan kembali sesar-sesar yang berpola Meratus pada Eosen
Akhir hingga Oligosen Akhir.
c. Pola Jawa
Pola Jawa menunjukkan pola termuda dan mengaktifkan kembali seluruh
pola yang telah ada sebelumnya (Pulunggono, 1994 dalam Natalia dkk., 2010 ).
Data seismik menunjukkan bahwa pola sesar naik dengan arah barat-timur masih
aktif hingga sekarang.
D. Morfologi Pulau jawa
Pulau Jawa memiliki sifat fisiografi yang khas, dan hal ini disebabkan
karena beberapa keadaan. Satu di antaranya adalah iklim tropis, disamping itu ciri-
ciri geografisnya disebabkan karena merupakan geosinklinal muda dan jalur
orogenesa dengan banyak vulkanisme yang kuat. Karena kekuatan inilah
mengakibatkan Pulau Jawa berbentuk memanjang dan sempit.
Perubahannya dalam bagian-bagian tertentu sepanjang dan searah dengan
panjangnya pulau, dari tepi satu ke tepi yang lainnya. Sifat relief yang disebabkan
oleh iklim tropis sudah diketahui dan dipetakan di Indonesia. Curah hujan yang
besar dan temperatur yang tinggi menyebabkan pelapukan yang cepat dan intensif,
juga denudasi, gejala yang mengikuti adalah erosi vertikal.
Perbedaan topografi yang disebabkan adanya perbedaan batu-batuannya
nampak kurang jelas bila dibandingkan dengan daerah iklim lain, meskipun lembah
kecil mempunyai tebing yang curam. Akibatnya banyak hujan berarti banyak air
yang harus dibuang, sehingga banyak parit alam (guliy) yang begitu rapat.
Karena banyaknya parit-parit yang rapat tersebut topografinya terkikis-kikis.
Akibatnya sisa-sisa permukaan yang dulu pernah terangkat hilang dalam waktu
yang singkat.Sebaliknya peneplain dan lain-lain yang permukaannya datar juga
terbentuk dalam waktu yang singkat dari pada iklim yang lainnya. Dalam hal ini
mungkin mengherankan mengapa topografi Pulau Jawa semuanya belum
merupakan peneplain? Hal ini karena erosi dan denudasi dapat diimbangi orogenesa
muda dan epirogenesa yang masih bergerak, yang mana gerak pelipatan masih terus
berlangsung dalam sebuah periode dari era pleistosen, tapi di balik itu semua
gunung berapi banyak mengeluarkan bahan-bahan material yang lebih banyak
daripada apa yang dihasilkan oleh gejala erosi pada permukaan tanah.

E. Klasifikasi zona Fisiografi pulau Jawa


a. Zona Selatan
Kurang lebih berupa plato, berlereng (miring) ke arah selatan menuju Laut
Hindia dan di sebelah utara berbentuk tebing patahan. Kadang zona ini begitu
terkikis sehingga kehilangan bentuk platonya. Di Jawa tengah bagian dari zona
ini telah ditempati oleh dataran aluvial.
Di zona selatan ini lapisan yang lebih tua terdiri dari endapan vulkanis yang
tebal (breksi tua) dan bahan-bahan endapan (seperti tanah anulatus) yang terlipat
pada waktu periode miosen tengah. Di bagian selatan zona ini mengalami
lipatan sedikit saja, tetapi lipatan ini menjadi lebih kuat dekat batas sebelah
utara. Daerah ini merupakan daerah peralihan ke zona tengah. Bagian ini
ditutupi secara tidak selaras (unconform) oleh bahan-bahan yang tidak terlepas
dari miosen atas.
Di banyak tempat lapisan ini telah dipengaruhi gerakan miring (tilted).
Dibeberapa tempat dasar (alas/bed) miosen atas ini terdiri dari batuan kapur
yang mempunyai pengaruh yang sangat nyata pada topografi. Endapan yang
lebih muda dari miosen muda mungkin pleistosen tua hampir tidak ada.
b. Zona Tengah
Di Jawa Timur dan sebagian dari Jawa Barat merupakan depresi. Ditempat-
tempat tersebut muncul kelompok gunung berapi yang besar. Di Jawa Tengah
sebagian dari zona tengah ditempati oleh rangkaian pegunungan serayu selatan,
berbatasan disebelah utaranya dengan depresi yang lebih kecil, lembah serayu.
Juga di bagian paling barat daerah Banten ditempati oleh bukit-bukit dan
pegunungan.
Seperti di Jawa Timur zona ini ditempati oleh depresi yang diisi oleh
endapan vulkanik muda. Sifat geologisnya hanya dapat dilihat dari Jawa Tengah
dan Jawa Barat. Gerakan orogenesa miosen tengah dan miosen muda sangat
kuat (terkuat) di zona ini dan sering menyebabkan lipatan menjungkir atau
membentuk struktur yang menjorok menyebabkan batuan tertier juga lapangan
pretertier tertutup. (Pegunungan Jiwo, daerah Lekulo di Jawa Tengah,
Pegunungan Raja Mandala, Lembah Cimandiri dan Banten bagian selatan).
Pada periode neogene terdapat juga beberapa lapisan tak selaras dan sedikit
lipatan yang terjadi pada atau setelah akhir neogen. Pegunungan berapi dan
gerakan lipatan yang terdapat didepresi tengah menyebabkan terbentuknya
topografi-topografi yang khas.
c. Zona Utara
Terdiri dari rangkaian gunung lipatan berupa bukit-bukit rendah atau
pegunungan dan diselingi oleh beberapa gunung-gunung api. Dan ini biasanya
berbatasan dengan dataran aluvial.
Di zona ini lapisan neogen muda lebih tebal dibanding zona lainnya, dan ini
adalah inti dari gerakan geosinklinal muda. Lipatan yang lebih tua terjadi sejak
dari periode miosen atas. Lipatan ini nampak lebih jelas dari zona tengah tetapi
juga dapat dilihat di zona utara dari jawa tengah. Di lain tempat pengendapan
bahkan mungkin berlangsung selama periode miosen tengah dan miosen atas.
Di igir Pegunungan Kendeng (Jawa Timur) pengendapan pada geosinklinal
berjalan terus sampai pleistosen tengah. Selama pleistosen tengah orogenesa
dihasilkan dari lipatan yang keras dengan lipatan yang terbalik (upturned fold
and thrust). Lebih menuju ke periode kwarter mungkin dapat dilihat tetapi
pelipatan pleistosen tengah berjalan terus dan menonjol.
Di daerah ini lapisan neogen jauh lebih tipis daripada di Pegunungan
Kendeng dan terdiri sebagian dari batuan kapur. Zona ini terletak di sebelah
utara dari poros geosinklinal neogen, membentuk daerah peralihan antara masa
dataran yang sekarang ditempati oleh Laut Jawa yang terjadi pada zaman
miosen dengan poros Pegunungan Kendeng itu sendiri. Beberapa pengendapan
berjalan terus selama periode atau bagian dari era pleistosen, selama mana
gerakan lipatan sedikit mengakhiri pengendapan.
DAFTAR PUSTAKA

Natalia, Eka P., Taufiq Andhika , Roid Faqih M., Dharmaleksa S.E.P, Ade AkhyarNurdin ,
Belly Dharana Kertiyasa , Novianto Dwi Nugrohao, Bayu Hari Utomo. 2010.”Geologi
Pulau Jawa”. Univesitas Jenderal Soedirman: Purbalingga.

Bemmelen K.W.Van.1949. The Geology of Indonesia vol.general Geology of Indonesia


and Adjecent Archipelagoes.Government Printing Office : Haque.

Putnam John.1964. Geology.Oxford Univercity Press : New York.

Whittow Jhon.1984.Dictionary of phisical Geography.penguin Books : Hiedlesex

Lluly,james,Cs.1963.Principle of Geology.Modern Asia Editions.Tokyo

Herrels,Robert M.1951.A Texbook of Geology. Harper & Erotners Publisehers,New york.

Anda mungkin juga menyukai