Anda di halaman 1dari 26

By : Kohyar de

Sonearth
TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH GEOLOGI INDONESIA
GEOLOGI PULAU JAWA

DISUSUN OLEH
EKA NATALIA P.
TAUFIQ ANDHIKA
ROID FAQIH M.
DHARMALEKSA S.E.P.
ADE AKHYAR NURDIN
BELLY DHARANA KERTIYASA
NOVIANTO DWI NUGROHO
BAYU HARI UTOMO

2010

(H1F006014)

(H1F006020)

(H1F006028)

(H1F007009)

(H1F007016)

(H1F007024)

(H1F007043)
(H1F007056)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PURBALINGGA
2009

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

TATANAN GEOLOGI PULAU JAWA


Secara

garis

besar

perkembangan

tektonik

Pulau

Jawa

tidak

berbeda banyak dengan perkembangan Pulau Sumatra. Hal ini disebabkan


disamping keduanya masih merupakan bagian dari batas tepi lempeng Mikro
Sunda, juga karena masih berada dalam sistim yang sama, yaitu interaksi
konvergen antara lempeng India-Australia dan Lempeng Eurasia demgam
lempeng Mikro Sunda.
Perbedaan utama

dalam pola

interaksi

ini terletak

pada

arah

mendekatnya lempeng India-Australia ke lempeng Sunda. Di Jawa, arah


tersebut hadir hamper tegaklurus.

Beberapa gejala geologi yang

agak

berlainan dengan di Sumatra adalah:


1. Produk gunung api muda mempunyai susunan yang lebih basa bila
dibandingkan dengan di Sumatra.
2. Gunung api berumur Tersier Akhir kebanyakan terletak atau bertengger di
atas endapan marin berumur Neogen, sedangkan di Sumatra terletak di atas
batuan Pra-Tersier
3. Batuan dasar di Pulau jawa terdiri dari komplek mlange berumur
Kapur-Tersier Awal
4. Di Pulau jawa tidak dijumpai adanya tanda-tanda unsure kerak benua

Unsur-unsur tektonik yang membentuk Pulau Jawa adalah:


1. Jalur subduksi Kapur-Paleosen yang memotong Jawa Barat, Jawa Tengah dan
terus ke timurlaut menuju Kalimantan Tenggara
2. Jalur magma kapur di bagian utara Pulau Jawa
3. Jalur magma Tersier yang meliputi sepanjang pulau terletak agak ke
bagian selatan
4. Jalur subduksi Tersier yang menempati punggungan bawah laut di selatan
pulau Jawa
5.

Palung laut yang terletak di selatan pulau Jawa dan merupakan batas
dimana lempeng/ kerak samudra menyusup ke bawah pulau Jawa (jalur
subduksi sekarang).

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

A. FISIOGRAFI REGIONAL
Pulau Jawa secara fisiografi dan struktural, dibagi atas empat bagian
utama (Bemmelen, 1970) yaitu: Sebelah barat Cirebon (Jawa Barat) Jawa
Tengah (antara Cirebon dan Semarang) Jawa Timur (antara Semarang dan
Surabaya) Cabang sebelah timur Pulau Jawa, meliputi Selat Madura dan
Pulau Madura Jawa Tengah merupakan bagian yang sempit di antara bagian
yang lain dari Pulau Jawa, lebarnya pada arah utara-selatan sekitar 100 120
km. Daerah Jawa Tengah tersebut terbentuk oleh dua pegunungan yaitu
Pegunungan Serayu Utara yang berbatasan dengan jalur Pegunungan Bogor di
sebelah barat dan Pegunungan Kendeng di sebelah timur serta Pegunungan
Serayu Selatan yang merupakan terusan dari Depresi Bandung di Jawa Barat.
Pegunungan Serayu Utara memiliki luas 30-50 km, pada bagian
barat dibatasi oleh Gunung Slamet dan di bagian timur ditutupi oleh
endapan gunung api muda dari Gunung Rogojembangan, Gunung Prahu
dan Gunung Ungaran. Gunung Ungaran merupakan gunung api kuarter
yang menjadi bagian paling timur dari Pegunungan Serayu Utara. Daerah
Gunung Ungaran ini di sebelah utara berbatasan dengan dataran aluvial
Jawa bagian utara, di bagian selatan merupakan jalur
Kuarter

(Sindoro,

Sumbing, Telomoyo,

Merbabu),

gunung api

sedangkan

pada

bagian

timur

berbatasan

dengan Pegunungan Kendeng (Gambar 1).

Bagian utara Pulau Jawa ini merupakan geosinklin yang memanjang dari
barat ke timur (Bemmelen, 1970).

Sketsa fisiografi Pulau Jawa bagian tengah


(Bemmelen,1943 vide Bemmelen, 1970, dengan modifikasi)

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

B. TATANAN TEKTONIK
Perkembangan tektonik pulau Jawa dapat dipelajari dari polapola struktur geologi dari waktu ke waktu. Struktur geologi yang ada di pulau
Jawa memiliki pola-pola yang teratur. Secara geologi pulau Jawa merupakan
suatu komplek sejarah penurunan basin, pensesaran, perlipatan dan
vulkanisme di bawah pengaruh stress regime yang berbeda-beda dari waktu
ke waktu. Secara umum, ada tiga arah pola umum struktur yaitu arah Timur

Laut Barat Daya (NE-SW) yang disebut pola Meratus, arah Utara
Selatan (N-S) atau pola Sunda dan arah Timur Barat (E-W). Perubahan
jalur penunjaman berumur kapur yang berarah Timur Laut Barat Daya
(NE-SW) menjadi relatif Timur Barat (E-W) sejak kala Oligosen
sampai sekarang telah menghasilkan tatanan geologi Tersier di Pulau
Jawa

yang

sangat

rumit

disamping

mengundang

pertanyaan

bagaimanakah mekanisme perubahan tersebut. Kerumitan tersebut dapat


terlihat pada unsur struktur Pulau Jawa dan daerah sekitarnya.

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

Pola Meratus di bagian barat terekspresikan pada Sesar Cimandiri, di


bagian tengah terekspresikan dari pola penyebarab singkapan batuan
pra-Tersier di daerah Karang Sambung. Sedangkan di bagian timur
ditunjukkan oleh sesar pembatas Cekungan Pati, Florence timur,
Central Deep. Cekungan Tuban dan juga tercermin dari pola konfigurasi
Tinggian Karimun Jawa, Tinggian Bawean dan Tinggian Masalembo. Pola
Meratus tampak lebih dominan terekspresikan di bagian timur.
Pola Sunda
lebih dominan

berarah

sementara

terekspresikan. Ekspresi

yang

Utara-Selatan,

di

perkembangan
mencerminkan

bagian

ke

barat

arah

pola

ini

tampak

timur
adalah

tidak
pola

sesar-sesar pembatas Cekungan Asri, Cekungan Sunda dan Cekungan


Arjuna. Pola Sunda pada Umumnya berupa struktur regangan.
Pola Jawa di bagian barat pola ini diwakili oleh sesar-sesar naik seperti
sesar Beribis dan sear-sear dalam Cekungan Bogor. Di bagian tengah tampak
pola dari sesar-sesar yang terdapat pada zona Serayu Utara dan Serayu
Selatan. Di bagian Timur ditunjukkan oleh arah Sesar Pegunungan Kendeng
yang berupa sesar naik.
Dari

data

stratigrafi

dan

tektonik

diketahui

bahwa

pola

Meratus merupakan pola yang paling tua. Sesar-sesar yang termasuk


dalam pola ini berumur Kapur sampai Paleosen dan tersebar dalam jalur
Tinggian Karimun Jawa menerus melalui Karang Sambung hingga di
daerah Cimandiri Jawa Barat. Sesar ini teraktifkan kembali oleh aktivitas
tektonik yang lebih muda. Pola Sunda lebih muda dari pola Meratus. Data
seismik menunjukkan Pola Sunda telah mengaktifkan kembali sesar-sesar
yang berpola Meratus pada Eosen Akhir hingga Oligosen Akhir.
Pola

Jawa

menunjukkan

pola

termuda

dan

mengaktifkan

kembali seluruh pola yang telah ada sebelumnya (Pulunggono, 1994).


Data seismik menunjukkan bahwa pola sesar naik dengan arah barattimur masih aktif hingga sekarang.

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

Fakta lain yang harus dipahami ialah bahwa akibat dari pola struktur
dan persebaran tersebut dihasilkan cekungan-cekungan dengan pola
yang

tertentu

pula.

Penampang

stratigrafi

yang

diberikan

oleh

Kusumadinata, 1975 dalam Pulunggono, 1994 menunjukkan bahwa ada


dua kelompok cekungan yaitu Cekungan Jawa Utara bagian barat dan
Cekungan Jawa Utara bagian timur yang terpisahkan oleh tinggian Karimun
Jawa.
Kelompok

cekungan

Jawa

Utara

bagian

barat

mempunyai

bentuk geometri memanjang relatif utara-selatan dengan batas cekungan


berupa sesar-sesar dengan arah utara selatan dan timur-barat. Sedangkan
cekungan yang terdapat di kelompok cekungan Jawa Utara Bagian
Timur

umumnya mempunyai geometri memanjang timur-barat dengan

peran struktur yang berarah timur-barat lebih dominan.


Pada Akhir Cretasius terbentuk zona penunjaman yang terbentuk di
daerah Karangsambung menerus hingga Pegunungan Meratus di Kalimantan.
Zona ini membentuk struktur kerangka struktur geologi yang berarah
timurlaut-baratdaya. Kemudian selama tersier pola ini bergeser sehingga
zona penunjaman ini berada di sebelah selatan Pulau Jawa. Pada pola ini
struktur yang terbentuk berarah timur-barat.
Tumbukkan antara lempeng Asia dengan lempeng Australia
menghasilkan gaya utama kompresi utara-selatan. Gaya ini membentuk
pola sesar geser (oblique wrench fault) dengan arah baratlaut-tenggara,
yang kurang lebih searah dengan pola pegunungan akhir Cretasisus.
Pada periode Pliosen-Pleistosen arah tegasan utama masih sama,
utara-selatan. Aktifitas tektonik periode ini menghasillkan pola struktur
naik dan lipatan dengan arah timur-barat yang dapat dikenali di Zona
Kendeng. Meskipun secara regional seluruh pulau Jawa mempunyai
perkembangan tektonik yang sama, tetapi karena pengaruh dari jejak-jejak
tektonik yang lebih tua yang mengontrol struktur batuan dasar,
khususnya pada perkembangan tektonik yang lebih muda, terdapat

perbedaan antara Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

Secara regional di pulau Jawa dapat dibedakan adanya 3 satuan tektonik,


yaitu:
a) Cekungan Jawa Utara, yang terdiri dari cekungan Jawa Baratlaut (NW
Java Basin) dan cekungan Jawa Timurlaut (NE Java Basin)
b) Daerah cekungan Bogor-Kendeng
c) Daerah cekungan Pegunungan Selatan

Gambar pola struktur Pulau Jawa

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

1) TATANAN TEKTONIK JAWA BARAT


Van

Bammelen

Banten

sangat

beranggapan
mendekati

bahwa

sifat-sifat

secara

fisiografis

daerah

pulau

Sumatera,

apabila

dibandungkan dengan bagian sebelah timurnya.


kemiripan

bentuk-bentuk

morfologinya,

Kecuali beberapa

juga

adanya

produk

vulkanisme yang banyak tufa asam, seperti halnya tufa lempung yang
asam.
a. Pola Struktur
Berdasarkan

data

gayaberat,seismic,

citra

Landsat/foto

udara

pengamatan di lapangan, di Jawa Barat ini dapat dibedakan menjadi


3, yaitu:
Arah baratlaut-tenggara
Tmur-barat
Utara-selatan (dominan)
Namun berdasarkan citra Landsat dan sebaran episentrum gempa,
ada satu lagi yaitu arah timurlaut-baratdaya yang menonjol di
sudut baratdaya Pulau Jawa (Cimandiri/Sukabumi).
Pola baratlaut-tenggara hanya dapat direkam dengan gayaberat,
yang berarti letaknya dalam dan mungkin hingga batuan dasar. Pola
sesar ditafsirkan sebagai kelanjuttan tektonik tua Sumatra. Pola
berarah barat-timur umumnya berupa sesar naik ke arah utara dan
melibatkan sedimen Tersier. Sedangkan yang berarah utara-selatan di
bagian Utara Jawa , dari data seismic Nampak memotong batuan
Tersier, ternyata juga mengontrol bedrock. Memisahkan segmen
Banten dari bogor dan pegunungan selatan.

b. Satuan-satuan Tektonik
Batuan tertua tersingkap di Jawa Barat adalah batuan berumur
eosen awal di Ciletuh yang berupa olisostrom. Satuan ini berhubungan
secara tektonis dengan batuan ofiolit yang mengalami breksiasi
dan serpentinisasi pada jalur-jalur kontaknya. Batuan ofiolit
tersebut ditafsirkan merupakan bagian dari melange yang mendasari
olisostrom

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

yang berumur eosen awal. Dengan demikian maka satuan tektonik

tertua di Jawa Barat adalah jalur subduksi Pra eosen.


Satuan tektonik lainnya adalah jalur magma tersier.
Sepanjang jalur pantai selatan pulau Jawa, terdapat kumpulan
batuan vulkanik yang dinamakan formasi Andesit tua old andesite
formation yang berumur oligosen-miosen awal. Di Jabar, bagian
dari formasi ini disebut formasi Jampang. Ciri-ciri batuannya
merupakan endapan aliran gravitasi seperti lava dan kadangkadang memperlihatkan struktur bantal.
Penelitia terhadap sebaran dan umur batuan vulkanik Tersier lainnya
di Jawa Barat, ternyata Jalur Magma Tersier jauh lebih luas lagi,
yaitu hamper
Dengan

meliputi

demikian

seluruh

terdapat

bagian

tenggara

kemungkinan

Jawa

bahwa

Barat.
kegiatan

vulkanik selama Tersier ini bermula di Selatan Jawa (miosen


awal) dan kemudian secara berangsur bergeser ke utara.
Satuan

tektonik

lainnya

adalah

jalur

magma

atau

vulkanik kwarter , menempati bagian tengah Jawa Barat atau


dapat juga dikatakan berlawanan dengan Jalur Magmatik Tersier
muda.
c. Mandala Sedimentasi
Didasarkan

pada

mayoritas

cirri

sedimen,

Soedjono

(1984) membagi daerah Jabar menjadi 3 mandala sedimentasi, yaitu


mandala paparan kontinen yang terletak di utara, diikuti oleh
Mandala Cekungan Bogor di bagian tengah, dan ke arah barat
terdapat mandala Banten.
Mandala

paparan

kontinen

bertepatan

dengan

stratigrafi dataran pantai utaranya Van Bemmelem.


oleh

pola pengendapan

endapan

paparan,

umumnya

zona

Dicirikan

terdiri

dari

gamping, lempung dan pasir kwarsa serta lingkungan

pengendapannya dangkal. Kedalamannya

mencapai

lebih

dari

5000m.Mandala Cekungan Bogor meliputi beberapa zona fisiografi


Van Bemmelem (1949), yakni Zona Bogor, Zona Bandung, dan
Zona Pegunungan Selatan. Mandala

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

sedimentasi ini dicirikan oleh endapan aliran gravitasi yang sebagian


besar

terdiri

dari

fragmen

batuan

beku

dan

sedimen,

seperti andesit,tufa dan gamping. Ketebalannya mencapai 7000m.


Mandala sedimentasi Banten mempunyai cirri-ciri yang serupa
dengan Mandala Bogor dan Paparan Kontinen.

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

2) TATANAN TEKTONIK JAWA TENGAH


Secara fisiografi, jawa tengah dibagi menjadi 4
bagian:

Dataran pantai selatan

Pegunungan serayu selatan

pegunungan serayu utara, dan

Dataran pantai utara


Salah satu batuan tertua di pulau jawa tersingkap di jawa tengah tepatnya
didaerah sungai LOH-ULO.
a. Pola struktur
Pola struktur di jawa tengah memperlihatkan adanya 3 arah utama
yaitu baratlaut-tenggara, timurlaut-barat daya, timur-barat.
Di daerah loh ulo dimana batuan pra-terser dan tersier tersingkap
dapat dibedakan menjadi 2 pola

struktur utama

yaitu arah

timurlaut-baratdaya, dan barat-timur.hubungan antar satubatuan


dengan

yang

lainnya

mempunyai

lingkungan

dan

ganesa

pembentukan yang berbeda yang terdapat didalam mlange.


Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pola yang arah
timurlaut-baratdaya yang sangat dominan didaerah ini.
Data

gaya

berat

dari

untung

dan

sato

1979,

sepanjang

penampang utara-selatan melalui bagian tengah jawa tengah dan


dilengkapi dengan data geologi permukaan

memperlihatkan

perbedaan yang sangat mencolok pada urut-urutan lapisan miosen


antara bagian utara dan bagian selatan jawa tengah.
Bagian utara jawa tengah urut-urytan lapisan miosen sebagian
besar terdiri dari endapan laut dalam yang berupa kipas-kipas
turbidit. Jenis endapan tersebut menyebarsampai hamper dekat
cilacap. Tetapi keselatannya stratigrafinya berubah dan didominasi
oleh endapan laut dangkal

dengan

lingkungan

yang

tenang

seperti batupasit dan batugamping.


b. Satuan-satuan tektonik
Batuan tertua dijawa tengah tersingkap di dua tempat yaitu di lohulo dan di Bayat (pegunungan jiwo, selatan kota klaten).batuan
yang

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

berumur kapur itu bercampur aduk, terdiri dari ofiolit,sedimen laut


dalam,

batuan

malihan

berderajat

fasies

sekis

hijau

yang

tercampur secara tektonik dalam masadasar serpih sampai batu


sabak

dengan bongkah-bongkah

batupasir

greywackey

yang

termalihkan, masa dasarnya memperlihatkan bidang-bidang belah


gerus dengan arah sama.

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

3) TATANAN TEKTONIK JAWA TIMUR


Indentasi Jawa Timur, seperti halnya indentasi Jawa Tengah,
dicirikan oleh hilangnya Pegunungan Selatan Jawa dan hadirnya depresi.
Depresi ini kini diduduki kota Lumajang (kita sebut saja Depresi
Lumajang) dan merupakan wilayah pengaliran sungai-sungai yang
berasal dari kedua dataran tinggi di sebelah barat dan timur depresi.
Kehadiran Pulau Nusa Barung tepat di tengah indentasi selatan ini
sangat menarik, posisinya sama dengan Tinggian Karangbolong pada
sistem indentasi Jawa Tengah, lebih-lebih lagi pulau ini pun disusun
oleh batugamping Miosen yang ekivalen dengan batugamping di
Karangbolong.
Batuan pra-tersier tidak tersingkap di daerah Jawa Timur.
Bagian tengahnya ditempati oleh jalur volkanik kwarter. Satuan-satuan
fisografi yang dapat dibedakan terdiri dari (selatan ke utara)
a. Pegunungan Selatan
b. Jalur Depresi Tengah
c. Jalur Kendang
d. Depresi Randublatung
e. Zona Rembang yang dapat diteruskan ke pulau Madura
Pegunugnan Selatan di Jawa Timur berkembang sebagai fasies
volkanik dan karbonatan yang berumur Miosen. Di sebelah utara dari jalur
volkanik kwarter adalah jalur Kendeng yang terdiri dari endapan
Tersier yang agak tebal. Menurut Genevraye dan Samuel (1972), tebalnya
lapisan Tersier di sini mencapai beberapa ribu meter. Dekat kota Cepu
daerah ini terlipat dan tersesarkan dengan kuat. Di beberapa tempat
lapisan-lapisan itu bahkan terpotong-potong oleh sesar naik dengan
sudut kemiringan yang kecil.
Apakah indentasi Jawa Timur merupakan miniatur indentasi
Jawa Tengah? Sebagian ya, tetapi sebagian lagi tidak. Beberapa pola
indentasi Jawa Tengah dapat diterapkan di sini. Pegunungan Selatan di
wilayah ini tenggelam. Depresi Lumajang diapit dua sesar besar di sebelah
barat dan timurnya. Dua sesar besar ini telah memutuskan dan mengubah
kelurusan jalur gunungapi Kuarter di Jawa Timur.

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

Ini masih butuh penelitian lebih lanjut, tetapi beberapa pemikiran


dapat

dikemukakan.

Dua sistem sesar

besar

Lumajang merupakan penyebab terjadinya

pembatas Depresi

indentasi dan depresi

tersebut. Apakah sistem sesar besar itu merupakan pasangan sesar besar
sinistral (BD-TL) dan dextral (BL-Tenggara) seperti halnya indentasi
Jawa Tengah ? Ini akan memuaskan untuk menjawab munculnya
Pulau Nusa Barung di tengah Pegunungan Selatan yang tenggelam,
dan tenggelamnya Selat Madura di sebelah utara indentasi PasuruanSitubondo. Tetapi, ini sulit untuk menerangkan terjadinya kelurusan
gunungapi Semeru-Bromo-Penanjakan yang utara-selatan di Kompleks
Semeru-Tengger di sebelah barat Depresi Lumajang dan kelurusan utaraselatan gunungapi Argopuro-Kukusan di Kompleks Iyang (Yang, Ijang)
di sebelah timur Depresi Jawa Timur.
Keberadaan

sesar

besar

utara-selatan

sedikit

melengkung menghadap depresi Lumajang adalah penyebab indentasi


dan

depresi Lumajang.

kelurusan
gunung

gunungapi
ini

tersebar

Sesar

besar

ini

dapat

Semeru-Bromo-Penanjakan.

menjelaskan
Puncak-puncak

utara-selatan. Bila kita berdiri di puncak

Penanjakan (2775 m) sebelah utara Bromo (2329 m), maka melihat ke


utara akan nampak laut Selat Madura, melihat ke selatan akan nampak
gunung Bromo dan Semeru. Kelurusan ini membuat
Tengger

menyucikan

masyarakat

ketiga gunung

yang

dianggapnya sebagai atap dunia itu. Sebenarnya, di bawah ketiga


gunung ini terdapat

sesar

besar

yang

juga konon bertanggung

jawab telah menenggelamkan Pegunungan Selatan Jawa di wilayah ini.


Sesar besar ini telah diterobos magma sejak Plistosen atas sampai
Holosen menghasilkan gunung-gunung di kawasan Kompleks Tengger.
Semacam erupsi linier dalam skala besar telah terjadi dari selatan ke
utara di sepanjang sesar ini berganti-ganti selama Plistosen sampai
Kuarter. Dari selatan ke utara ditemukan pusat2 erupsi sbb. : Semeru,
Jembangan, Kepolo, Ayek-Ayek, Kursi, Bromo, Batok, dan Penanjakan.
Yang masih suka meletus sampai kini adalah Semeru dan Bromo. Danau

kawah Ranu Kembolo, Ranu Pani, dan Ranu Regulo merupakan maar sisa
erupsi gunung Ayek2 yang terletak

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

di antara Kaldera Tengger dan Semeru. Yang pernah mendaki Semeru


pasti pernah melalui pos-pos Ranu Pani dan Ranu Kembolo ini.
Di sebelah barat Depresi Lumajang, yaitu di Kompleks Iyang,
terdapat juga sesar besar utara-selatan walaupun tak sepanjang sesar besar
di bawah Tengger dan sedikit melengkung menghadap depresi Lumajang.
Gunung tua Iyang (Plistosen atas) terbelah mengikuti rekahan
utara-selatan. Rekahan ini juga menjadi pusat-pusat erupsi gunung di
Kompleks Iyang, yaitu: gunung Malang (2008 m), Kukusan
(2200 m) dan Cemorokandang (2223 m). Di tengah sesar rekahan ini
kini gunungapi Kuarter Argopuro (3088 m) berlokasi.
Tentang kejadian kaldera pasir Tengger, van Bemmelen (1937 :
The volcano-tectonic structure of the Residency of Malang, De Ingenieur
in Ned. Indie, 4,9,IV,p. 159-172) punya teori menarik. Kompleks Tengger
telah terobek mengikuti rekahan berbentuk sabit yang melengkung
cekung ke utara. Oleh retakan ini sayap utara kompleks Tengger
tenggelam dan runtuh ke utara. Runtuhnya atap dapur magma
menyebabkan aliran lava basaltik dalam jumlah besar yang menyebar
seperti delta di kedua ujung robekan. Peristiwa ini telah menelan bagian
atas puncak Tengger, sehingga membentuk kaldera Tengger yang
diisi pasir volkanik. Runtuhnya Tengger ini akibat berat materi
volkaniknya sendiri yang membebani batuandasarnya yang berupa
sediment marin Tersier yang plastis. Bagian utara kompleks Tengger
runtuh dan lengser ke utara menuju depresi Selat Madura yang sedang
tenggelam. Kompresi ke utara akibat runtuhan ini telah menekan
bagian utara pantai Jawa Timur yang kini berupa perbukitan di
Grati dan Semongkrong di sekitar Pasuruan. Bukit2 ini anomali
sebab terjadi di sekitar pantai utara yang ditutupi sediment alluvial
pantai.
Model volkano-tektonik runtuhan seperti ini juga dipakai
van Bemmelen untuk menerangkan kejadian bukit-bukit Gendol di

dekat Menoreh yang berasal dari runtuhan sayap Merapi ke sebelah


baratdaya.

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

C. ANALISA TEKTONIK PULAU JAWA


Meskipun

pulau

Jawa

dan

Sumatra

dalam

tektonik

regionalnya mempunyai kedudukan yang sama, yaitu sebagian bagian


tepi daripada lempeng Mikro Sunda yang berinteraksi secara konvergen
dengan kerak samudra dari lempeng Hindia-Australia, namun tatanan
geologi

dan strukturnya menunjukkan sifat-sifat yang lebih komplek

dibangind

dengan Sumatera.

Tatanan

yang

komplek

ini

mungkin

disebabkan karena dijumpai jejak jalur subduksi Kapur Paleosen yang


memotong

serong

pulau

Jawa dengan arah timurlaut

baratdaya.

Sedangkan pulau Jawa sendiri mempunyai arah yang pararel ddengan jalur
subduksi Tersier dan sekarang, yang dengan sendirinya akan menanamkan
jejak-jejak deformasinya yang lebih menonjol, yaitu barat timur
Di Jawa, jalur-jalur subduksi yang dapat dikenali adalah
1) Jalur subduksi Akhir Kapur yang sekarang mempunyai arah hamper
baratdaya-timurlaut
2) Jalur tumbukan Tersier yang terletak di selatan Pulau Jawa,
berimpit dengan punggungan bawah laut dengan arah barat-timur
Dengan menerapkan konsep perkembangan tektonik yang sama seperti
di Sumatera,

maka

berdasarkan

data

pola

struktur,

tektonik

dan

sedimentasi, perkembangan tektonik dari Pulau Jawa dapat digambarkan


sebagai berikut:
1)

Pada jaman Kapur Atas Paleosen, interaksi konvergen antara


lempeng

Hindia-Australia

dengan

lempeng

Mikro

Sunda,

membentuk jalur subduksi yang arahnya barat timur. Jalur tersebut


adalah

singkapan mlange

Bayat,

dan

Meratus

yang

terdapat

di

Ciletuh,

Luh-Ulo,

di Kalimantan Tenggara. Busur magmanya

terletak di utara atau skitar laut Jawa dan pantai Utara Jawa sekarang
2)

Di daerah-daerah yang terletak antara jalur subduksi dan busur

magma terdapat cekungan pengendapan muka busur dengan endapanendapan didominasi oleh volkaniklastik dan turbidit, sedangkan pada
jalur subduksi terdapat cekungan-cekungan terbatas upper slope basin
dengan endapan olistostrom (Formasi Ciletuh di Jawa Barat, Formasi
Karangsambung dan Totogan

di

Jawa

Tengah).

Jalur

subduksi

mungkin bergeser ke selatan

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

secara berangsur (akrasi) sampai menjelang Oligosen Akhir. Pada jaman


Eosen

itu

juga

disertai

oleh

pengangkatan

terhadap

jalur

subduksi, sehingga di beberapa tempat tidak terjadi pengendapan.


Pada saat itu terjadi

pemisahan yang penting antara bagian utara

Jawa dengan cekungannya yang dalam dari bagian selatan yang


dicirikan

oleh lingkungan pengendapan darat, paparan dan dangkal.

Proses pengangkatan tersebut berlangsung hingga menjelang Oligosen


Akhir. Proses yang dampaknya cukup luas (ditandai oleh terbatasnya
sebaran endapan marin Eosen Oligosen di Jawa dan wilayah paparan
Sunda), dihubungkan pula dengan berkurangnya kecepatan gerak lempeng
Hindia-Australia (hanya 3 cm/tahun). Gerak tektonik pada saat itu
didominasi

oleh

sesar-sesar bongkah,

dengan cekungan-cekungan

terbatas yang diisi oleh endapan aliran gayaberat (olistotrom dan


turbidit)
3) Oligosen Akhir Miosen Awal, terjadi gerak rotasi yang pertama
sebesar 20

ke arah yang berlawanan dengan jarum jam dari

lempeng Sunda (Davies, 1984). Menurut Davies, wilayah-wilayah yang


terletak di bagian tenggara lempeng atau sekitar Pulau Jawa dan Laut
Jawa bagian timur,
akan mengalami pergeseran-pergeseran lateral yang cukup besar
sebagai akibat gerak rotasi tersebut. Hal ini dikerenakan letaknya yang
jauh dari poros rotasi yang oleh Davies diperkirakan terletak di
kepulauan ANAMBAS.
Akibat gerak rotasi tersebut, gejala tektonik yang terjadi wilayah
pulau Jawa adalah:
a. Jalur subduksi Kapur-Paleosen yang mengarah barat-timur berubah

menjadi timur timurlaut-barat baratdaya (ENE WSW)


b.

Sesar-sesar geser vertical (dip slip faults) yang membatasi


cekungan-cekungan muka busur dan bagian atas lereng (Upper
slope basin), sifatnya berubah menjadi sesar-sesar geser mendatar.
Perubahan gerak daripada
terjadinya

sesar

tersebut

akan

memungkinkan

cekungan-cekungan pull apart khususnya di Jawa

Tengah utara dan Laut Jawa bagian timur, termasuk Jawa Timur dan
Madura.

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

Menjelang akhir Miosen Awal, gerak rotasi yang pertama daripada


lempeng Mikro Sunda mulai berhenti.
4)

Miosen Tengah terjadi percepatan pada gerak lempeng Hindia0

Australia dengan 5-6 cm/th dan perubahan arah menjadi N20 E


pada saat menghampiri lempeng Mikro Sunda. Pada Akhir Miosen
0

Tengah, terjadi rotasi yang edua sebesar 20-25 , yang diacu oleh
membukanya laut Andaman (Davies, 1984)
5)

Berdasarkan

data

kemagnitan

purba,

gerak

lempeng

Hindia-

Australia dalam menghampiri lempeng Sunda, mempunyai arah yang


0

tetap sejak Miosen Tengah yaitu dengan arah N20 E. Dengan arah
yang demikian, maka sudut interasi antara lempeng Hindia dengan
0

Pulau Jawa akan berkisar antara 70 (atau hampir tegak lurus)


Perubahan pola tektonik terjadi dijawa barat sebagai berikut :
a)

Cekunagn

muka

busur

eosin

yang

menampati

cekunagn

pengendapan bogor, berubah statusnya menjadi cekunagn belakang


busur, dengan pengendapan turbidit (a.l. Fm. Saguling)
b)

Sebagai

penyerta

daripada

interksi

lempeng

konvergen,

tegasan kompresip yang mengembang menyebapkan terjadinya


sesar-sesar
naik yang arahnya sejajar dengan

jalur subduksi dicekunagn

belakang busur. Menurut SUJONO (1987), sesar- sesar tersebut


mengontrol sebaran endapan kipas-kipas laut dalam.
Dijawa tengah pengendapan kipas-kipas turbidit juga berlangsung

didalam cekungan belakang busur yang mengalami gerak-gerak


penurunan melalui sesar-sesar bongkah dan menyebapkan terjadinya sub
cekungan. Bentuk dari pada subcekungan dikontrol oleh sesar-sesar
tua yang memotong batuan dasar yang mengalami peremajaan, yaitu
yang berarah barat laut-tenggara (NW-SE) dan timur laut barat daya (NESW).
6)

Data

mengenal

umur

batuan

volkanik

tersier

menunjukan

adanya kecenderungan bahwa kegiatan volkanisme berangsur bergeser


keutara, sehingga busur magma tersier atas berada disebelah utara dari
jalur magma oligosen.

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

Dijawa tengah terdapat pusat kegiatan volkanisme atas dibagian tengah


pulau, yang seolah-olah memisahkan cekungan belakang busur menjadi
2 bagian, yakni Cekungan jawa tengah utara dan selatan.
Denagn bergesernya secara berangsur pusat kegiatan magma pada
jaman terser atas hingga sekarang kearah utara, maka sebagian
besar

dari cekungan-cekungan

yang

menempati

Bogor-kendeng

basinal area dan Southern Mountain. Akan mengalami perubahan


status dari cekungan belakang busur menjadi cekungan Intra-Arc atau
Intra Masif. Cekungan-cekungan belakang busur berkembang dijwa barat
utara (NW.Java Basin), jawa tengah utara (N.Central Java Basin), dan
NE.Java Basin termasuk Madura.

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

D. VOLKANISME
Posisi pulau Jawa dalam kerangka tektonik terletak pada batas aktif
(zona penunjaman) sementara berdasarkan konfigurasi penunjamannya
terletak pada jarak kedalaman 100 km di selatan hingga 400 km di utara zona
Benioff. Konfigurasi memberikan empat pola busur atau jalur
magmatisme, yang terbentuk sebagai formasi-formasibatuan beku dan
volkanik. Empat jalur magmatisme tersebut menurut Soeria Atmadja dkk.,
1991 adalah :
a. Jalur volkanisme Eosen hingga Miosen Tengah, terwujud sebagai
Zona Pegunungan Selatan.
b. Jalur volkanisme Miosen Atas hingga Pliosen. Terletak di sebelah
utara jalur Pegnungan Selatan. Berupa intrusi lava dan batuan beku.
c. Jalur volkanisme Kuarter Busur Samudera yang terdiri dari sederetan
gunungapi aktif.
d.

Jalur

volkanisme Kuarter Busur Belakang,

jalur

ini ditempati

oleh sejumlah gunungapi yang berumur Kuarter yang terletak di belakang


busur volkanik aktif sekarang.
Magmatisme Pra Tersier
Batuan

Pra-Tersier

di

pulau

Jawa

hanya

tersingkap

di

Ciletuh,

Karang Sambung dan Bayat. Dari ketiga tempat tersebut, batuan yang dapat

dijumpai umumnya batuan beku dan batuan metamorf. Sementara itu,


batuan yang menunjukkan aktifitas magmatisme terdiri atas batuan asal
kerak samudra seperti, peridotite, gabbro, diabase, basalt toleit. Batuanbatuan ini sebagian telah menjadi batuan metamorf.
Magmatisme Eosen
Data-data yang menunjukkan adanya aktifitas magmatisme pada Eosen
ialah adanya Formasi Jatibarang di bagian utara Jawa Barat, dike basaltik
yang memotong Formasi Karang Sambung di daerah Kebumen Utara,
batuan berumur Eosen di Bayat dan lava bantal basaltik di sungai Grindulu
Pacitan. Formasi Jatibarang merupakan batuan volkanik yang dapat dijumpai
di setiap sumur pemboran. Ketebalan Formasi Jatibarang kurang lebih
1200 meter.

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

Sementara di daerah Jawa Tengah dapat ditemui di Gunung Bujil yang berupa
dike basaltik yang memotong Formasi Karang Sambung, di Bayat
dapat ditemui di kompleks Perbukitan Jiwo berupa dike basaltik dan stok
gabroik yang memotong sekis kristalin dan Formasi Gamping-Wungkal.
Magmatisme Oligosen-Miosen Tengah
Pulau

Jawa

terentuk

oleh

rangkaian

gunungapi

yang

berumur

Oligosen-Miosen Tengah dan Pliosen-Kuarter. Batuan penyusun terdiri


atas batuan volkanik berupa breksi piroklastik,breksi laharik, lava, batupasir
volkanik tufa yang
Pembentukan

terendapkan dalam

lingkungan darat

dan laut.

deretan gunungapi berkaitan erat dengan penunjaman

lempeng samudra Hindia pada akhir Paleogen. Menurut Van Bemmelen


(1970) salah satu produk aktivitas volkanik saat itu adalah Formasi Andesit
Tua.
Magmatisme Miosen Atas-Pliosen
Posisi jalus magmatisme pada periode ini berada di sebelah utara
jalur magmatisme periode Oligosen-Miosen Tengah. Pada periode in
aktivitas magmatisme tidak terekspresikan dalam bentuk munculnya

gunungapi, tetapi berupa intrusi-intrusi seperti dike, sill dan volkanik


neck. Batuannya berkomposisi andesitik.
Magmatisme Kuarter
Pada periode aktifitas kuarter ini magmatisme muncul sebagai kerucutkerucut gunungapi. Ada dua jalur rangkaian gunungapi yaitu : jalur utama
terletak di tengah pulau Jawa atau pada jalur utama dan jalur belakang busur.
Gunungapi pada jalur utama ersusun oleh batuan volkanik tipe toleitik,
kalk alkali dan kalk alkali kaya potasium. Sedangkan batuan volkanik yan
terletak di belakan busur utama berkomposisi shoshonitik dan ultra potasik
dengan kandungan leusit.

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

Magmatisme Belakang Busur


Gunung

Ungaran

merupakan

magmatisme

belakang

busur

yang terletak di Kota Ungaran, Jawa Tengah dengan ketinggian sekitar 2050
meter di atas permukaan laut. Secara geologis, Gunung Ungaran terletak
di atas batuan yan tergabung dalam Formasi batuan tersier dalam
Cekungan Serayu Utara di bagian barat dan Cekungan Kendeng di bagian
utara-timur. Gunung Ungaran merupakan rangkaian paling utara dari
deretan

gunungapi

Merbabu-Gunung

(volcanic
Ungaran.

lineament)
Beberapa

Gunung

peneliti

Merapi-Gunung

menyatakan

bahwa

fenomena itu berkaitan dengan adanya patahan besar yan berarah utaraselatan.
Komposisi batuan yang terdapat di Gunung Ungaran cukup bervariasi,
terdiri dari basal yang mengandung olivin, andesit piroksen,
andesit hornblende dan dijumpai juga gabro. Pada perkembangannya,
Gunung Ungaran mengalami dua kali pertumbuhan, mulanya
menghasilkan batuan volkanik tipe basalt andesit pada kala Pleistosen
Bawah. Perkembangan selanjutnya pada Kala Pleistosen Tengah berubah
menjadi cenderung bersifat andesit untuk kemudian roboh. Pertumbuhan

kedua mulai lagi pada Kala Pleistosen Atas dan Holosen yang
menghasilkan Gunung Ungaran kedua dan ketiga. Saat ini Gunung Ungaran
dalam kondisi dormant.

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

By : Kohyar de
Sonearth

2010

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

Januari
2009.
Geologi
http://ptbudie.wordpress.com/

Gunung

Ungaran.

Wordpress.

Asikin, Sukendar. Geologi Struktur Indonesia. Bandung. ITB Press


Rovicky.

Juni 2006. Patahan-patahan


http://rovicky.wordpress.com/

yang

Membelah

Pulau

Jawa.

Satyana,

Awang. 27 Desember 2007. Indentasi JawaTimur, Depresi


Lumajang, dan Kelurusan Semeru-Bromo-Penanjakan. IAGI.
http://www.mail-archive.co m/iagi-net@iagi.or.id/msg20811.ht ml

Simandjuntak. 2004. Tektonika. Bandung. Pusat Penelitian dan Pengembangan


Geologi bandung

Boleh ngopi asal cantumin dong, pembuat aslinya di Daftar Pustaka, OK!!

Anda mungkin juga menyukai