Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ILMIAH UTS GEOLOGI SULAWESI

“STRUKTUR GEOLOGI SULAWESI”

OLEH:

REZA PRAMADANA

R1C1 17 059

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu….

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan dapat untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat kelak.

Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
Makalah ilmiah ini sebagai tugas UTS dari mata kuliah Geologi Sulawesi dengan judul
“Struktur Geologi Sulawesi”

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan serta kekurangan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen Mata
Kuliah Geologi Sulawesi yang telah membimbing dalam menulis Makalah ini.

Demikian kata pengantar dari saya, semoga Makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Kendari, 12 Januari 2021

Reza Pramadana
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULIAN

1.1 Latar belakang


1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pembentukan Pulau Sulawesi


2.2 Jenis-jenis struktur di Pulau Sulawesi
2.3 sejarah dan mekanisme struktur geologi di Pulau Sulawesi

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sulawesi atau Celebes terletak dibagian tengah kepulauan Indonesia dengan luas wilayah
174.600 km2. Bentukan tektonik yang dihasilkan adalah patahan dan gunung api serta hasil dari
tumbukan tektonik tersebut membentuk pulau Sulawesi menjadi seperti huruf “K”. Pulau
Sulawesi dibagi menjadi empat bagian yaitu busur vulkanik Sulawesi Barat, kontinentaal kerak
Banggai Sula, oseanik kerak Sulawesi Timur serta kompleks metamorf Sulawesi Tengah, 4
wilayah ini terpisahkan dengan batas tektonik dan mempengaruhi satu dengan lainnya.

Pulau Sulawesi terletak antara pertemuan tiga lempeng besar yaitu lempeng Indo
Australia yang bergerak kearah utara, lempeng Pasifik yang bergerak kearah barat dan lempeng
Eurasia yang bergerak kearah selatan-tenggara serta lempeng yang lebih kecil yaitu lempeng
Filipina. Proses tumbukan keempat lempeng tersebut menyebabkan Pulau Sulawesi memiliki
empat buah lengan dengan proses tektonik yang berbeda-beda membentuk satu kesatuan mosaic
geologi. Pulau ini seakan dirobek oleh berbagai sesar seperti; sesar Palu-Koro, sesar Poso, sesar
Matano, sesar Lawanopo, sesar Walanae, sesar Tolo dan lain-lain dimana berbagai jenis batuan
brcampur sehingga posisi stratigranya menjadi sangat rumit.

Beberapa penelitian menjelaskan tentang Struktur Geologi yang membentuk Pulau


Sulawesi sehingga bentukannya menjadi sangat kompleks. Pengumpulan data dalam berbagai
artikel menggunakan berbagai macam sumber pustaka untuk memperoleh informasi, yaitu data
sekunder yang diambil dari beberapa jurnal ilmiah, hasil- hasil penelitian dalam bentuk skripsi,
tesis, desertasi, website resmi daerah yang bersangkutan, serta sumber-sumber lainnya yang
relevan yang dikaji dan diolah sedemikian rupa. Sehingga pembuatan makalah ilmiah ini di latar
belakangi oleh beberapa penjelasan di atas dengan menggabungkan beberapa pendapat para ahli
dan peneliti terdahulu. Guna mengtahui proses serta struktur yang berpangaruh di Pulau
Sulawesi.
1.2 Rumusan Masalah
A. Bagaimana proses pembentukan Pulau Sulawesi?
B. Apa saja jenis-jenis struktur geologi yang ada di Pulau Sulawesi?
C. Bagaimana sejarah dan mekanisme struktur geologi di Pulau Sulawesi?
1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui proses pembentukan Pulau Sulawesi
B. Untuk mengetahui jenis-jenis struktur geologi yang ada di Pulau Sulawesi
C. Untuk mengetahui sejarah dan mekanisme struktur geologi di Pulau Sulawesi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Proses Pembentukan Pulau Sulawesi

Sulawesi dan sekitarnya merupakan daerah yang kompleks karena merupakan tempat
pertemuan tiga lempeng besar yaitu; lempeng Indo-Australia yang bergerak ke arah utara,
lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat dan lempeng Eurasia yang bergerak kea rah
selatan-tenggara serta lempeng yang lebih kecil yaitu lempeng Filipina.

Banyak model tektonik yang sudah diajukkan untuk menjelaskan evolusi tektonik
dari pulau Sulawesi. Ada dua peristiwa penting yang terjadi di Sulawesi bagian barat pada
masa kenozoikum. Yang pertama adalah rifting dan pemekaran lantai samudera di Selat
Makassar pada masa paleogen yang menciptakan ruang untuk pengendapan material klastik
yang berasal dari Kalimantan. Yang kedua adalah peristiwa kompresional yang mulai sejak
miosen. Kompresi ini dipengaruhi oleh tumbukan kontinen di arah barat dan ofiolit serta
fragmen-fragmen busur di kepulauan di arah timur. Fragmen-fragmen ini termasuk
mikrokontinen Buton, Tukang Besi dan Banggai Sula. Kompresi ini menghasilkan Jalur
Lipatan Sulawesi Barat (West Sulawesi Fold Belt) yang berkembang pada Pliosen Awal.
Meskipun ukuran fragmen-fragmen ini relatif kecil, efek dari koalisinya dipercaya menjadi
penyebab terjadinya peristiwa-peristiwa tektonik di seluruh bagian Sulawesi (Calvert, 2003).
Zona Batas Lempeng Indonesia (Hall and Smyth, 2008)

Perkembangan Tektonik Sulawesi (Hall dan Smyth, 2008)

Pembentukan Sulawesi menurut Satyana Awang (2014), dibagi menjadi empat


kejadian, yaitu:
1. 70-50 juta tahun lalu, mulanya Sulawesi Barat masuk pada bagian Sundaland.
Sulawesi Barat pada zaman ini merupakan sebuahbusur kepulauan atau busur
magmatik vulkanik hasil dari subduksi kerak samudera. Busur kepulauan pada wilayah
ini merupakan jalur melange atau juga diketahui sebagai jalur subduksi. Di jalur ini
polarita scurvaturenya selalu cembung ke arah samudera.
2. 50-15 juta tahun lalu, keadaan ini dapat dikatakan lama bertahan, seiring
berkembangnya waktu maka terjadi perubahan yang akan mengubah arah atau
polaritas pada dua busur magmatik serta subduksi Sulawesi dari cembung ke arah
samudera menjadi agak lurus. Penyebabnya adalah dari perubahan tektonikseperti
pembukaan Selat Makassar, pembukaan Teluk Bone, pembukaan Teluk Tomini atau
sebutannya adalah Cekungan Gorontalo, dan juga subduksi Laut Sulawesi.
3. 15-5 juta tahun lalu adalah perubahan drastis pada Pulau Sulawesi. Di zaman ini telah
terjadi benturan, collision dan docking dua mikrokontinen Australia kearah Sulawesi
dari sebelah tenggara (mikrokontinen Buton – Tukang besi) dan dari sebelah timur
(mikrokontinen Banggai-Sula). Di tahun ini sudah terjadi polaritas busur-busur
Sulawesi. Pembalikan polaritas pada busur Sulawesi ini merupakan akibat benturan
mikrokontinen di Banggai-Sula yang terbentur pada titik pusat Sulawesi,bagian tengah,
dan pivot poin.Hal ini dapat dianalogikan sebagai sebuah massa yang mengalami
tolakan ke dalam diakibatkan adanya “tendangan” dari luar. Terbentuknya pulau ini
seperti huruf “K” terjadi pada zaman ini.

4. 5-0 juta tahun yang lalu dan sampai saat ini merupakan zaman terakhir pembalikan
busur- busur Sulawesi. Setelah terjadi benturan akan terjadi post collision tectonic
escape, sesudah benturan Buton – Tukangbesi serta benturan Banggai - Sula, terjadi
tectonic escape yang dilihat sebagai sesar-sesar mendatar kemudian menggeser
Sulawesi. Sesar tersebut bergerak kearah timur (free oceanic edge). Sesar mendatar
besar Palu Koro, Matano, Lawanopo, Kolaka, dan Balantak dijelaskan terjadi dari
proses mekanisme postcollision tectonic escape.

2.2. Jenis-jenis struktur geologi di Pulau Sulawesi

Proses tumbukan keempat lempeng tersebut menyebabkan Pulau Sulawesi memiliki


empat buah lengan dengan proses tektonik yang berbeda membentuk satu kesatuan mosaik
geologi. Pulau ini seakan dirobek oleh berbagai sesar seperti; sesar Palu-Koro, sesar Poso,
sesar Matano, sesar Lawanopo, sesar Walanae, sesar Gorontalo, sesar Batui, sesar Tolo,
sesar Makassar dan lain-lain, dimana berbagai jenis batuan bercampur sehingga posisi
stratigrafinya menjadi sangat rumit. Pada bagian utara pulau Sulawesi terdapat palung
Sulawesi utara yang terbentuk oleh subduksi kerak samudera dari laut Sulawesi, sedangkan
di bagian tenggara Sulawesi terdapat sesar Tolo yang merupakan tempat berlangsungnya
subduksi antara lengan tenggara Pulau Sulawesi dengan bagian utara laut Banda, dimana
kedua struktur utama tersebut dihubungkan oleh sesar Palu-Koro dan Matano. Adapun
dibagian barat Sulawesi terdapat selat Makassar yang memisahkan bagian barat Sulawesi
dengan busur Sunda yang merupakan bagian lempeng Eurasia yang diperkirakan terbentuk
dari proses pemekaran lantai samudera pada masa Miosen, sedangkan dibagian timur
terdapat fragmen-fragmen benua yang berpindah karena strike-slip faults dari New Guinea.

Sesar-sesar di Daerah Sulawesi dan sekitarnya (Tim Revisi Peta Gempa Indonesia, 2010)

Berdasarkan struktur litotektonik, Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya dibagi


menjadi empat, yaitu; Mandala barat (West & North Sulawesi Volcano-Plutonic Arc)
sebagai jalur magmatik yang merupakan bagian ujung timur Paparan Sunda, Mandala
tengah (Central Sulawesi Metamorphic Belt) berupa batuan malihan yang ditumpangi
batuan bancuh sebagai bagian dari blok Australia, Mandala timur (East Sulawesi Ophiolite
Belt) berupa ofiolit yang merupakan segmen dari kerak samudera berimbrikasi dan batuan
sedimen berumur Trias-Miosen dan yang keempat adalah Fragmen Benua Banggai-Sula-
Tukang Besi, kepulauan paling timur dan tenggara Sulawesi yang merupakan pecahan
benua yang berpindah ke arah barat karena strike-slip faults dari New Guinea.
Struktur geologi yang berkembang di Daerah Sulawesi adalah sesar- sesar mendatar
yang berasosiasi dengan sesar-sesar naik.
Hasil analisis struktur geologi seperti pola kelurusan dan arah pergerakan relatif
sesar, mengindikasikan bahwa deformasi di daerah Sulawesi dipengaruhi oleh aktivitas
Sesar Mendatar Palu-Koro dan terusan Sesar Mendatar Walanae.
Mekanisme pembentukan struktur geologi Sulawesi bisa dijelaskan dengan model
simple shear.

Peta Geologi Sulawesi (Hall and Wilson, 2000)

2.1. Sejarah dan Mekanisme Struktur Geologi di Pulau Sulawesi


A. Sejarah Geologi

Sejarah geologi Sulawesi dimulai dengan terendapkannya sedimen bertipe flysch


pada Zaman Kapur. Batuan ini diinterpretasikan terendapkan pada cekungan forearc, di
sebelah barat dari zona subduksi yang menunjam ke barat. Kemungkinan akibat subduksi
ini rnenyebabkan batuan sedimen flysch ini termetamorfkan dan membentuk Satuan Batuan
Metamorf di daerah sulawesi. Pada Eosen Tengah terjadi peregangan Selat Makassar. Di
daerah sulawesi diendapkan Satuan Batufasir pada lingkungan fluvial. Pada Eosen Akhir
terjadi transgresi yang mengendapkan Batupasir-Batulempung lingkungan delta. Pada bagian
yang lebih distal diendapkan Satuan Napal di lingkungan middle neritic. Transgresi terus
terjadi sehingga Cliendapkan Satuan Batugamping pada lingkungan laut dangkal di atas
Satuan Batupasir-Batulempung, sementara Satuan Napal terus terendapkan. Transgresi terus
terjadi hingga Oligosen Tengah sehingga daerah sulawesi ditutup elle1i Satuan Napal pada
lingkungan upper batnyal. Pada saat Miosen Awal, pergerakan sinistral Sesar Palu- Koro dan
WaIanae menyebabkan terjadinya gaya utama berarah baratlaut pada daerah sulawesi. Gaya
ini membentuk orogenesa di daerah sulawesi berupa lipatan, sesar sesar naik berarah
baratdaya - timurlaut, dan sesar-sesar mendatar berarah barat laut - tenggara dan barat
baratlaut - timur tenggara, sebagai struktur-struktur pembentuk sistem sesar anjakan-lipatan.
Kompresi yang terjadi cukup kuat karena mengangkat batuan dasar yaitu Satuan Batuan
Metamorf (Formasi Latimojong) ke permukaan. Orogenesa di daerah sulawesi ini disertai
proses erosi. Memasuki Miosen Tengah aktivitas tektonik terhenti dan terjadi aktivitas
vulkanik yang mengendapkan Satuan Lava Andesit-Basalt. Vulkanisme berhenti pada
Pliosen. Pasca pengendapan Satuan Lava Andesit-Basalt aktivitas tektonik kembali terjadi
yang mereaktivasi sesar-sesar yang sudah ada sehingga satuan lava tersebut terpotong oleh
sesar. Pada saat Holosen - Resen terendapkan satuan aluvial disertai proses erosi yang
membentuk morfologi daerah sulawesi seperti sekarang. Sesar yang ada terhenti sebelum
Kuarter karena sesar tidak memotong lapisan berumur Kuarter. Ringkasan Sejarah geologi
daerah sulawesi dapat dilihat pada tabel berikut:
B. Mekanisme Geologi
Pulau Sulawesi terbentuk di sepanjang tabrakan dari masa Oligosen hingga Miosen yang
terjadi antara Lempeng Eurasia dan fragmen mikro- benua yang mana berasal dari Lempeng
India-Australia. Hal ini dapat dibagi menjadi empat lengan, yang masing- masingnya ditandai
oleh gejala tektonik yang berbeda dengan referensi khusus untuk divergensi di Kalimantan dan
Sulawesi yang terjadi pada masa Kenozoikum (Hamilton, 1979; Rangin et al., 1990; Parkinson,
1991; Bergman et al., 1996 ; Simanjuntak dan Barber, 1996; Hall, 1996).

Pemicu terbentuknya sesar-sesar di Sulawesi adalah gabungan antara mikrokontinen


Benua Australia dan mikro-kontinen Sunda yang terjadi sejak Miosen. Pergerakan dari
pecahan lempeng Benua Australia tersebut relatif ke arah barat. Adanya sesar utama seperti
Sesar Palu-Koro dan Sesar Walanae juga memberikan peranan dalam pembentukan sesar-
sesar kecil di sekitarnya. Data dan hasil analisis struktur geologi, seperti pola kelurusan dan
arah pergerakan relatif sesar, mengindikasikan bahwa deformasi di daerah Sulawesi
dipengaruhi oleh aktivitas Sesar Mendatar Palu-Koro dan terusan Sesar Mendatar Walanae,
dimana mekanisme pembentukan struktur geologi Sulawesi bisa dijelaskan dengan model
simple shear.
Geological map south Sulawesi (modified from Sukamto, 1975; van Leuwen, 1981;
Bergman et al., 1996; van den Bergh, 1999) dalam Armstrong, 2012.

Berdasarkan gambar diatas, terdapat batuan sedimen yang terdiri dari endapan
aluvial, formasi wallanae, anggota batu kapur Tacipi dari formasi walanae, sedimen laut
miosen tengah atas, karbonat miocene oligosen (Formasi Tonasa), klastik eosen-olligosen
(Formasi Malawa), elastik cretaceous atas, basement pra- kapur. Sedangkan terdapat
batuan vulkanik yang terdiri dari vulkanik pleistosen (Lampobatang), vulkanik pliosen,
Miosen tengah-atas (vulkanik Camba), vulkanik eosen (vulkanik ter propilitisasi).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pulau Sulawesi dan sekitarnya merupakan daerah yang kompleks karena merupakan
tempat pertemuan tiga lempeng besar yaitu; lempeng Indo-Australia yang bergerak ke arah
utara, lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat dan lempeng Eurasia yang bergerak kea rah
selatan-tenggara serta lempeng yang lebih kecil yaitu lempeng Filipina. Ketiga lempeng
tersebut saling bertumbukan pada bagian garis khatulistiwa dan menyebabkan bagian tengah
Pulau Sulawesi sebagai dengan keadaan geologi yang dapat dikatakan kompleks.
Pulau Sulawesi terletak di sebelah barat Lempeng Pasifik, di sebelah barat laut
Lempeng Indo-Australia, dan di sebelah timur Lempeng Eurasia, Sulawesi ini memiliki
evolusi tektonik yang mana sangat kuat dan diketahui hal ini dipengaruhi oleh berbagai
macam pergerakan lempeng – lempeng yang mengapitnya. Berdasarkan sejarah tektonik
dari Sulawesi ini ternyata sangat berkaitan erat dengan perisitiwa tektonik regional yang
terjadi di sekitar Sulawesi dan juga dengan adanya kegiatan tektonik lokal yang terjadi di
berbagai bagian dari daerah Sulawesi, seperti misalnya di pemekaran di Selat Makassar,
lalu adanya rotasi di dasar Laut Sulawesi, serta terdapat kegiatan- kegiatan tektonik di timur
Sulawesi yang wilayahnya meliputi daerah seperti Banggai – Sula serta Kendari, lalu Muna
dan Buton. Khususnya di daerah Sulawesi bagian utara merupakan salah satu margin aktif
yang paling rumit dalam jangka waktu geologi, struktur, dan juga tektonik. Wilayah ini
merupakan pusat pertemuan tiga lempeng konvergen, karena interaksi tiga kerak bumi
utama (lempeng) di masa Neogeon.
Struktur geologi yang berkembang di Daerah Sulawesi adalah sesar- sesar mendatar
yang berasosiasi dengan sesar-sesar naik. Dapat diketahui salah satu pemicu utama
terbentuknya sesar-sesar di Sulawesi adalah gabungan antara mikro- kontinen Benua
Australia dan mikro- kontinen Sunda yang terjadi sejak Miosen.
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, F. Sompotan. 2012. Struktur Geologi Sulawesi. Bandung: Perpustakaan Sains


Kebumian Institut Teknologi Bandung.

Nurlia Rachman, Anindita., Nadia Oktariza., Muzani. (2020). Struktur Geologi Pulau.
Sulawesi. JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi), 4, 2.

Anda mungkin juga menyukai