Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RUTIN 10

Nama: Novida Hensary Sinaga

Nim : 3213331013

Kelas: GEOGRAFI D21

Dosen pengampu: Dwi Wahyuni Nurwihastuti,S.Si,M.Sc.

GEOLOGI DAN GEOMORFOLOGI PULAU SULAWESI

A. GEOLOGI PULAU SULAWESI

Sulawesi dan pulau-pulau kecil di sekitarnya mempunyai kondisi geologi yang kompleks. Hal ini
disebabkan kawasan itu merupakan tempat tumbukan aktif dari tiga lempeng (tripple junction):
Lempeng Hindia-Australian yang bergerak relatif ke arah utara, Lempeng Samudra Pasifik bergerak
relatif ke barat, dan Lempeng Eurasi yang relatif diam. Tumbukan ketiganya mengakibatkan (di
antaranya) kawasan itu mempunyai struktur geologi dan stratigrafi yang rumit, serta komposisi batuan
yang beragam. Akan tetapi, kerumitan itu justru menarik para ahli ilmu kebumian dari dalam dan luar
negeri untuk meneliti.

Pulau Sulawesi mempunyai bentuk seperti huruf “K” yang ujung kiri atasnya memanjang dan berputar
searah jarum jam sehingga hampir barat-timur. Bagian itu dinamai Lengan Utara, sedangkan bagian di
bawahnya yang memanjang baratlaut-tenggara diberi nama Lengan Timur. Kaki kirinya (belakang)
disebut Lengan Selatan dan kaki kanan (depan) dinamai Lengan Tenggara. Daerah pertemuan keempat
lengan itu dinamai bagian Tengah Sulawesi, sedangkan bagian yang melengkung, menghubungkan
bagian Tengah Sulawesi dengan Lengan Utara disebut Leher Sulawesi.

Kondisi geologi P. Sulawesi bagian barat berbeda dengan bagian timurnya. Bagian Barat Sulawesi
meliputi Lengan Selatan, bagian barat Tengah Sulawesi, Leher Sulawesi, dan Lengan Utara. Bagian
Timurnya terdiri atas Lengan Timur, bagian timur Tengah Sulawesi, dan Lengan Tenggara. Bagian Barat
Sulawesi didominasi oleh batuan hasil kegiatan gunungapi dan batuan sedimen. Di lain pihak, Bagian
Timurnya didominasi oleh dua kelompok besar batuan yang mempunyai asal berbeda: batuan asal
lempeng samudra dan batuan asal lempeng benua. Batuan klastik dan karbonat yang umumnya
berumur Neogen, dinamai Molasa Sulawesi, melampar luas di kedua bagian Sulawesi itu.

Batuan tertua di Bagian Barat Sulawesi adalah mélange, batuan Malihan dan granit, yang ditindih oleh
sedimen flysch berumur Kapur Akhir. Kala Paleogen dan Neogen daerah ini didominasi oleh batuan
gunungapi disertai dengan batuan sedimen klastika dan karbonat laut dangkal. Di ujung Lengan Utara
kegiatan gunungapi masih aktif sampai sekarang.

Bagian Timur Sulawesi disusun oleh batuan asal samudra (kepingan samudra) dan benua (kepingan
benua), yang kemudian ditutupi oleh Molasa Sulawesi. Batuan asal samudra, yang diberi nama Lajur
Ofiolit Sulawesi Timur atau Kompleks Ofiolit Sulawesi, yang diduga berasal dari punggung tengah
samodra (mid-oceanic ridge) merupakan kompleks ofiolit terluas nomor tiga di dunia. Kompleks Ofiolit
ini terdiri atas batuan peridotit (lersolit, harsburgit, dan dunit), gabro-gabro mikro, retas-retas
piroksenit, diabas (dolerit), basal, dan endapan pelagos laut dalam berupa rijang radiolaria, serpih atau
batugamping merah. Umurnya, berdasarkan pentari khan K-Ar dan kandungan fosil dalam sedimen laut
dalamnya adalah Kapur Akhir-Oligosen Akhir.

Batuan asal benua diduga merupakan kepingan benua yang terpisah dari pinggir utara Australia.
Kepingan benua yang mempunyai berbagai ukuran ini tersebar mulai ujung timur Lengan Timur Sulawesi
sampai P. Buton. Dua kepingan benua terbesar adalah Kepingan Benua Banggai-Sula di Lengan Timur
dan Kepingan Benua Sulawesi Tenggara di Lengan Tenggara Sulawesi. Batuan tertua di kedua kepingan
benua ini adalah batuan malihan berumur Karbon Akhir, yang ditindih takselaras oleh batuan gunungapi
dan diterobos oleh batuan granitan. Kedua batuan itu berumur sama Trias Tengah–Trias Akhir
(kemungkinan co-magmatic). Ketiga jenis batuan itu menjadi batuan alas bagi batuan sedimen yang
diendapkan kemudian, berturut-turut sedimen klastika (Trias-Jura) dan karbonat (Kapur). Batuan
sedimen yang didominasi karbonat Eosen-Oligosen, menumpang takselaras di atas batuan Mesozoikum
tersebut.

Pada akhir dan setelah terjadi tumbukan antara kepingan benua dan kepingan samudra pada Oligosen
Akhir-awal Miosen Tengah, di Bagian Timur dan Bagian Barat Sulawesi terendapkan Molasa Sulawesi.
Batuan Molasa Sulawesi ini terbentuk pada sekitar Miosen Awal-Pliosen, berupa sedimen klastika halus-
kasar dan karbonat, yang diendapkan pada lingkungan darat–laut dangkal. Akibat dari tumbukan yang
masih aktif sampai sekarang, P. Sulawesi dan daerah sekitarnya mempunyai beberapa struktur geologi
utama (sesar) yang umumnya juga masih aktif. Struktur geologi utama tersebut di antaranya Sesar Palu-
Koro, Sesar Walanae, Sesar Matano, Sesar Naik Batui, Sesar Naik Poso, Sesar Balantak, Sesar Gorontalo
dan Tujaman (Parit) Sulawesi Utara. Sesar-sesar utama itu juga mengakibatkan terbentuknya sesar-sesar
lokal, lipatan, dan cekungan di berbagai tempat.

Berdasarkan sejarah tektonik regional, tektonik P. Sulawesi dan daerah sekitarnya dapat dibagi menjadi
lima tektonik, yaitu

(1) tektonik ekstensional Mesozoikum;

(2) tunjaman Kapur;

(3) tunjaman Paleogen;

(4) tumbukan Neogen; Dan


(5) tunjaman Ganda Kuarter.

Tektonik ekstensional Mesozoikum merupakan peristiwa di mana kepingan benua yang sekarang berada
di Bagian Timur Sulawesi, terpisah dari tepi utara Australia. Selama perjalanan ke utara kepingan benua
itu pecah menjadi beberapa kepingan yang lebih kecil. Pada Kapur, tunjaman yang miring ke barat
terjadi di proto Sulawesi (sebelum pada kedudukan sekarang). Tunjaman Paleogen berhubungan dengan
pergerakan kepingan benua ke barat baratlaut bertubrukan dengan tunjaman di bagian timur Sulawesi
dan zona akrasi Kapur Awal Benua Eusrasia. Batuan gunungapi Paleogen di Lengan Selatan Sulawesi
ditafsirkan sebagai hasil subduksi kepingan benua dari Australia dengan tepi timur Kraton Sunda.
Tumbukan Neogen merupakan peristiwa pengalihtempatan beberapa kepingan benua ke barat
baratlaut sehingga menabrak kompleks ofiolit di Bagian Timur Sulawesi. Tumbukan Paleogen ini sangat
penting dalam pembentukan P. Sulawesi dan daerah sekitarnya. Tunjaman Kuarter terjadi di utara dan
tunjaman ganda terjadi di timur laut Sulawesi. Di utara Lengan Utara Sulawesi, kerak samudra Laut
Sulawesi menghunjam di bawah Lengan Utara Sulawesi. Penunjaman ini menghasilkan gunungapi aktif
di Lengan Utara Sulawesi. Tunjaman ganda di timur laut Sulawesi menghasilkan gunungapi aktif di ujung
timur Lengan Utara Sulawesi.

B. GEOMORFOLOGI PULAU SULAWESI

• Pulau ini hampir seluruhnya merupakan pegunungan dan dikelilingi oleh laut dalam.

• Bebrapa danau telah terbentuk diantara lembah dan pegunungan dibagian tengah pulau meliputi
danau poso, danau towuti, danau matana, termasuk danau limboto.

• Sulawesi terletak pada pertemuan 3 lempeng besar yaitu lempeng indo-australia yg bergerak ke arah
utara, lempeng pasifik yg bergerak ke arah barat dan lempeng eurasia yg bergerak kearah selatan-
tenggara serta lempeng yg lebih kecil yaitun lempeng filipina.

• Sulawesi membentuk link antara gugusan pulau asiatik timur dgn sistem pegunungan sunda.

• Pulau sulawesi memiliki empat buah lengan dgn proses tektonik yg berbeda-beda membentuk satu
kesatuan mosaik geologi.

• Berdasarkan keadaan litotektonik pulau sulawesi dibagi 4 yaitu :

1. Mandala barat (west north sulawesi volcano- vlutonic arc)

Mandala baratmemanjang dri lengan utara sampai dgn lengan selatan pulau sulawesi. Secara umum
busur ini terdiri dari batuan selatan pulau sulawesi. Secara umum busur ini terdiri dari batuan volkanik-
plutonik berusia paleogen-kuarter dgn batuan sedimen berusia mesozoium-tersier dan batuan malahan.

2. Mandala tengah (central sulawesi metamorfic belt)


Berupa batuan malihan yg ditumpangi batuan bancuh (atau melange yaitu batuan yg tercampur baik
ukuran maupaun jenisnya berasal dari proses pembentukan yg berbeda tercampur oleh proses tektonik
atau sedimentasi) sebagia bagian dari blok australia.

Batuan magmatik potassic calc-alkaline berusia akhir miosen disulawesi tengah terdapat dbagian kiri
bentangan zona sesar palu-koro, dimana batuan granit diwilayah tersebut berkorelasi dgn subduksi
microcontinent banggai sula dgn pulau sukawesi pada.

3. Mandala timur (east sulawesi ophiolite belt)

• Sabuk ini terdiri ats batuan-batuan mafik dan ultramafik disertai batuan sedimen pelagis dan melange
dibeberapa t4. Batuan ultramafik dominan dilengan tenggara, tetapi batuan mafik dominan lebih jauh
keutara, terutama disepanjang pantai utara lengan tenggara sulawesi.

• Sekuens ofiolit yg lengkap terdapat dilengan timur, meliputi batuan mafik dan ultramafik, pillow lava
dan batuan sedimen pelagis yg didominasi limestone laut dalam serta interkalasi rijang berlapis.

4. Banggai-sula dan tukang besi

• Fragmen benua banggai-sula dan tukang besi diwilayah sulawesi bersama-sama dgn area sulawesi
tengah dan tenggara diyakini berasal dari bagian benua australia utara. Dataran ini masa jurassic
bergerak ketimur laut memisahkan diri dari australia keposisi sekarang.

• Batuan metamorfik distribusikan secara luas dibagian timur sulawesi tengah dan pulau kabaena.
Batuan metamorf tersebut dapat dibagi menjadi fasies amfibolit dan epidot-amfibolit dan kelompok
dynamometamorfic tingkat rendah glaukofan atau fasies blueschist.

Anda mungkin juga menyukai