Anda di halaman 1dari 27

PERSEBARAN ENDAPAN

BATUGAMPING DI INDONESIA

Nama kelompok
Ahmad Saifur 11160980000016
Abid Zulfaqor 11160980000033
Ahmad Syahal S 11160980000042
Bella Puspa O 11160980000044
Latar Belakang

Batu gamping/Batu Kapur/Limestone adalah batuan sedimen non


klastik yang utamanya tersusun oleh kalsium karbonat (CaCO3) dalam
bentuk mineral kalsit. Batu gamping banyak tersebar dari barat
Indonesia sampai ke timur Indonesia. Batu gamping banyak digunakan
pada bahan baku industry seperti pembuatan semen, cat, dan reagen
flotasi pada pengolahan tembaga.
Penyebaran Batu Gamping di Indonesia

Berdasarkan sifatnya
1. Organik: Jenis ini berasal dari pengembangan cangkang atau rumah
kerang dan siput.
2. Mekanik: Bahannya tidak jauh beda dengan batu kapur secara organik
yang membedakannya adalah terjadinya perombakan dari bahan batu
kapur tersebut kemudian terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan
tidak jauh dari tempat semula.
3. Kimia: jenis batu kapur yang terjadi dalam kondisi iklim dan suasana
lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air tawar.
Berdasarkan Lingkungan Pembentukan
1. Pembentukan Batugamping pada Lingkungan Laut
Kebanyakan batugamping terbentuk di laut dangkal, tenang, dan pada perairan yang hangat.
Lingkungan ini merupakan lingkungan ideal di mana organisme mampu membentuk cangkang kalsium
karbonat dan skeleton sebagai sumber bahan pembentuk batugamping. Ketika organisme tersebut
mati, cangkang dan skeleton mereka akan menumpuk membentuk sedimen yang selanjutnya akan
terlitifikasi menjadi batugamping.
2. Pembentukan Batugamping pada Lingkungan Evaporasi
Batugamping juga dapat terbentuk melalui penguapan. Stalaktit, stalakmit dan formasi gua
lainnya (sering disebut speleothems) adalah contoh dari batugamping yang terbentuk melalui
penguapan. Di sebuah gua, tetesan air akan merembes dari atas memasuki gua melalui rekahan
ataupun ruang pori di langit-langit gua, kemudian akan menguap sebelum jatuh ke lantai gua.
Potensi batu kapur di Indonesia sangat besar dan tersebar hampir merata di seluruh
kepulauan Indonesia, hal ini dicirikan dengan adanya pabrik semen yang dibangun. Mulai dari
Pulau Sumatera terdapat di Lhonga (Aceh), Batu Raja, Toba, Nias, Lampung, dan Riau.
Sebagian besar cadangan batu kapur Indonesia terdapat di Sumatera Barat.
Beberapa daerah lain yang merupakan penghasil utama batu kapur adalah Pulau Jawa.
Berbagai wilayah di daerah ini antara lain Serang, Citayam, Cibadak, Cibinong, Sukabumi,
Cirebon, Gombong, Pacitan, Trenggalek, Tulungagug, Ponorogo, ngawi, Bojonegoro, Tuban,
Lamongan, Nganjuk, Jember, Bondowoso,Banyuwangi, Pamekasan, Sumenep dan Gresik.
Bahkan di wilayah provinsi Jawa Timur sendiri, potensi yang saat ini masih tersedia adalah
sebesar 1.259.438.298 M.
Selanjutnya di wilayah Kalimantan, potensi batuan gamping atau batuan kapur ini yang
terbesar adalah di provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Terdapat pula di
Sulawesi (Tonasa), Sulawesi Tenggara (Donggala), dan Nusa Tenggara Timur (Kupang).
Pulau Sumatra
Wilayah sumatra memiliki suatu zona patahan yang begitu besar yaitu patahan Semangko,
tetapi di zona patahan tersebut banyak ditemukanya batuan sedimen karbonat berupa
batugamping. Litologi batuan yang terbentuk pada daerah kelurusan Mega-fault di sumatra
dengan radius 10-20 km dari zona patahan tersebut terdapat sediment karbonatan berupa
batugamping dengan fragmen-fragmen terdiri dari lithifikasi organsime yang didominasi oleh Filum
Protista, filum Molusca, filum Ostcoda dan filum Enchinodermata (Sumber ; A.J Barbet et
al,Sumatra. 2005).
Pulau Jawa
Perkembangan tektonik pulau Jawa dapat dipelajari dari pola-pola struktur geologi dari waktu
ke waktu. Struktur geologi yang ada di pulau Jawa memiliki pola-pola yang teratur. Secara geologi
pulau Jawa merupakan suatu komplek sejarah penurunan basin, pensesaran, perlipatan dan
vulkanisme di bawah pengaruh stress regime yang berbeda-beda dari waktu ke waktu.
Jawa Barat
Keberadaan batuan gamping di wilayah Jawa Barat disebabkan karena adanya mandala sedimentasi.
Didasarkan pada mayoritas ciri sedimen, Soedjono (1984) membagi daerah Jabar menjadi 3 mandala
sedimentasi, yaitu mandala paparan kontinen yang terletak di utara, diikuti oleh Mandala Cekungan
Bogor di bagian tengah, dan ke arah barat terdapat mandala Banten.
Mandala paparan kontinen bertepatan dengan zona stratigrafi dataran pantai utaranya Van
Bemmelen. Dicirikan oleh pola pengendapan paparan, umumnya terdiri dari endapan gamping,
lempung dan pasir kwarsa serta lingkungan pengendapannya dangkal. Kedalamannya mencapai lebih
dari 5000m. Mandala Cekungan Bogor meliputi beberapa zona fisiografi Van Bemmelem (1949), yakni
Zona Bogor, Zona Bandung, dan Zona Pegunungan Selatan.
Jawa Tengah
Pola struktur di jawa tengah memperlihatkan adanya 3 arah utama yaitu baratlaut-tenggara,
timurlaut-barat daya, timur-barat. Di daerah loh ulo dimana batuan pra-terser dan tersier tersingkap
dapat dibedakan menjadi 2 pola struktur utama yaitu arah timurlaut-baratdaya, dan barat-timur.
Hubungan antar satu batuan dengan yang lainnya mempunyai lingkungan dan ganesa pembentukan
yang berbeda yang terdapat didalam mlange.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pola yang arah timurlaut-baratdaya yang sangat
dominan didaerah ini. Data gaya berat dari untung dan sato 1979, sepanjang penampang utara-selatan
melalui bagian tengah jawa tengah dan dilengkapi dengan data geologi permukaan memperlihatkan
perbedaan yang sangat mencolok pada urut-urutan lapisan miosen antara bagian utara dan bagian
selatan jawa tengah. Bagian utara jawa tengah urut-urutan lapisan miosen sebagian besar terdiri dari
endapan laut dalam yang berupa kipas-kipas turbidit. Jenis endapan tersebut menyebar sampai hampir
dekat cilacap. Tetapi keselatannya stratigrafinya berubah dan didominasi oleh endapan laut dangkal
dengan lingkungan yang tenang seperti batu pasir dan batugamping.
Jawa Timur
Indentasi Jawa Timur, seperti halnya indentasi Jawa Tengah, dicirikan oleh hilangnya
Pegunungan Selatan Jawa dan hadirnya depresi. Depresi ini kini diduduki kota Lumajang dan
merupakan wilayah pengaliran sungai-sungai yang berasal dari kedua dataran tinggi di
sebelah barat dan timur depresi. Kehadiran Pulau Nusa Barung tepat di tengah indentasi
selatan ini sangat menarik, posisinya sama dengan Tinggian Karangbolong pada sistem
indentasi Jawa Tengah, lebih-lebih lagi pulau ini pun disusun oleh batu gamping Miosen yang
ekivalen dengan batu gamping di Karangbolong. Batuan pra-tersier tidak tersingkap di daerah
Jawa Timur. Bagian tengahnya ditempati oleh jalur volkanik kwarter.
Pulau Nusa Tenggara
Kondisi fisik Nusa Tenggara sangat berbeda dengan kawasan lainnya di Indonesia. Kepulauan ini
terdiri dari pulau-pulau vulkanis dan rangkaian terumbu karang yang tersebar di sepanjang lautan
yang terdalam di dunia, dan tidak memiliki pulau besar, seperti Jawa dan Sumatera. Asal-usul
kepulauan ini dan proses-proses yang dialami dalam pembentukan pulau-pulau yang sampai
sekarang masih terjadi sangat mempengaruhi posisi, ukuran, dan bentuk pulau. Batugamping dan
konglomerat dari gunungapi2 tua terangkat membentuk tebing pantai, misalnya di dekat Kuta
dan Blongas di Lombok selatan (bandingkan dengan pantai Uluwatu, Bali selatan).
Pulau Kalimantan
Sebaran batu gamping di Pulau Kalimantan banyak ditemukan pada formasi-formasi geologi
tertentu di Kalimantan yang dominan menyebar pada bagian Timur Pulau Kalimantan.
Sebaran formasi geologi yang ditemukan adanya batu gamping di Kalimantan mencapai
6.928.824,52 ha, dari jumlah tersebut sebagian besar telah teridentifikasi mengalami proses
pelarutan yang ditandai dengan ditemukannya sistem gua pada daerah-daerah tertentu dan
morfologi karst yang mecapai 5.553.346,85 Ha, sedangkan formasi geologi dengan batu
gamping yang belum teridentifikasi mengalami proses pelarutan seluas 1.375.477,67 Ha.
Pulau Sulawesi
Terjadinya Sulawesi akibat tabrakan dua pulau (Sulawesi bagian Timur dan
Sulawesi bagian Barat). Perbedaan geomorfologi kedua pulau yang bertabrakan
secara dahsyat itu menciptakan topografi yang bergulung gulung, di mana satu
barisan gunung segera diikuti barisan gunung lain, yang tiba-tiba dipotong secara
hampir tegak lurus oleh barisan gunung lain. Sederhananya, Sulawesi adalah
pulau gunung, lembah, dan danau, sementara dataran yang subur, umumnya
terdapat di sekeliling danau-danau yang bertaburan di keempat lengan pulau
Sulawesi.
Pulau Maluku
Satuan morfologi terbagi ke dalam dua satuan morfologi, yakni : daerah perbukitan rendah
bergelombang dan pegunungan. Daerah perbukitan rendah bergelombang menempati paling luas
di bagian timur dan tengah lengan selatan Halmahera dengan ketinggian mencapai 500 m,
tersusun dari batuan sedimen berumur Neogen. Sungai umumnya berpola sejajar dan bermuara di
Laut Halmahera. Meander dijumpai di beberapa sungai besar seperti S. Akalemo, S. Wali, S. Besui,
dan S. Sawat. Daerah pegunungan terdapat di P. Bacan dan bagian barat lengan selatan Halmahera
dengan ketinggian berkisar dari 600 m hingga 2.000 m. dengan G. Sibela sebagai puncak tertinggi.
Daerah pegunungan tersusun dari batuan gunungapi dan metamorf. Terdiri dari batugamping
terumbu dan breksi gunungapi, banyak terdapat fosil, berumur Pliosen Tengah.
Pulau Papua
Peristiwa tektonik penting yang melibatkan Papua adalah OrogenesaMelanesia yang berawal
dipertengahan Miosen yang diakibatkan oleh adanya tumbukan Kraton Australia dengan Lempeng Pasifik.Hal
ini mengakibatkandeformasi dan pengangkatan kuat batuan sedimen Karbon-Miosen (CT), dan membentuk
Jalur Aktif Papua.
Pada bagian belakang busur Lempeng kontinental Australia terjadi pemekaran yang mengontrol proses
sedimentasi dari Kelompok Batugamping New Guinea selama Oligosen Awal Miosen dan pergerakan lempeng
ke arah utara berlangsung cepat dan menerus. Jalur sesar naik pegunungan tengah (JSNPT) merupakan jalur
sesar sungkup yang berarah timur-barat dengan panjang 100 km, menempati daerah pegunungan tengah Irian
Jaya. Batuannnya dicirikan oleh kerak benua yang terdeformasikan sangat kuat. Sesar sungkup telah
menyeret batuan alas yang berumur perm, batuan penutup berumur mesozoikum dan batuan sedimen laut
dangkal yang berumur tersier awal ke arah selatan. Di beberapa tempat kelompok batuan ini terlipat kuat.
Satuan litologi yang paling dominan di JSNPT ialah batu gamping new guinea dengan ketebalan mencapai
2000 m.
Periode dari Pergerakan Orogenesa
Batuan Gamping di Indonesia
Geological Age Location Remarks
sekis, fisit, kuarsit dan andesit, andesit, kaolin,
Cenozoic Miosen Pakan Badaeue
pasir kuarsa, batugamping, sirtu, dan lempung
Cenozoic Miosen Lhok Nga batu Gamping, granit, sirtu
Cenozoic Miosen Indrapuri batu Gamping, serpentinit
Cenozoic Miosen Tapak Tuan batu sabak, batu gamping, limestone
Cenozoic Eosen - Oligosen Bahorok, Langkat batuan greywacke, kuarsit
batu lempung, batu pasir, batu lanau, serpih,
Cenozoic oligosen - holosen Penen, Deli Serdang
andesit, diorit
Cenozoic oligosen - holosen Parapat, Simalungun Batu Pasir, Batu Konglomerat, Batu serpih
Cenozoic Karbon - Pleistosen Balige, Tapanuli Utara batupasir, batulanau dan perselingan antara napal dan batupasir.
Cenozoic Miosen Bancah Lawas, Padang Panjang batu gamping, konglomerat
Cenozoic Pliosen - Miosen Karang Putih, Indarung batu gamping, batu lempung
Cenozoic Eosen - Miosen Singkarak, Tanah Datar Limestone, Konglomerat, Shale, Sandstone, Quartz
Cenozoic Pliosen - Miosen Kolok, Sijunjung Batu Gamping, Shale, batu lempung
Geological Age Name keterangan
Batuan Vulkanik batugamping koral,andesittik, basaltik,
PALEOZOIC Permo-Carbon Silungkang
tufa
Oligosen-Miosen Kampar Kiri Konglomerat dan Batu pasir kasar
Oligocene-Miosen Sungai mahat, Bangko
Batu Gamping , Batu pasir
Pleistosen Sungai Penuh, Kerinci Batuan sedimen
Oligosen-Pleistosen Lebong Utara dan muara air kasam, Rj Lebong
Batu Gamping , Batu pasir
Batuan volkanik yang termasuk dalam satuan batuan
Oligosen awal - Tengah Lubuk durian, Bengkulu Utara
gunungapi andesit basalt.

Oligosen Muara Dua dan Pedagan, Lahat Terdiri dari konglemerat, tufa, breksi vulkanik andesitik,
endapan lahar, aliran lava dan batupasir kuarsa.

Terdiri dari batugamping terumbu, kalkarenit dengan


Miosen Tengah Batu raja, komering Ulu
sisipan serpih gampingan dan batupasir gampingan,
CAINOZOIC
merupakan fasies terumbu neritik
Paleogen Pematang Emas, Lampung Selatan
Batuan metamorf (sekis, genes, filit, kuarsit)

Neogen Rangkas Bitung, Lebak sedimen tua yang terintrusi oleh batuan beku dalam seperti
batuan beku, granit, granodiorit, diorit dan andesit.

Oligosen Tengah Cibodas dan Cibinong, Bogor Batu pasir kuarsa, perselingan konglomerat dengan batuan
lempung dan sisipan tipis batubara

batupasir kuarsa, konglomerat, batulempung karbonan,


Oligosen - Miosen Jampang Tengah dan Cibadak, Sukabumi lignit dan lapisan arang tipis-tipis yang diendapkan pada
lingkungan fluvial-deltaik.
Quarter Pangkalan, Karawang
Terdiri dari konglemerat, tufa, dan batu pasir
Geological Age Name Remarks
Cenozoic Miosen Mio Pliosen Palimanan Lapisan Batu gamping yang disisipi oleh lempung. Lapisan batu gamping paling
tebal sebesar 160 m.
Cenozoic Oligosen - Holosen Taranju, Sukaraja, Cibalong, Cijulang, Padaherang, Terdiri dari batu pasir,tufan, batu gamping, kalkarinit, lempung, dan napal.
Pangandaran, Kalipuncang, dan Ciamis Penyebarannya mulai dari perbukitan rendah, pebukitan sepanjang pantai, dan
aliran Sungai
Cenozoic Miosen Tengah Pliosen Awal Nusakambangan, Cilacap Terdiri dari batupasir, kalkarenit, napal, tuf, batulempung dan batugamping.

Cenozoic Oligosen Miosen Awal Batugamping terumbu, batugamping bioklastik dan sisipan batugamping pasiran
Karangbolong, Kebumem

Cenozoic Miosen Pamotan, Rembang Terdiri dari batulempung, batugamping pasiran, batupasir dan lignit.
Diendapkan pada laut dangkal.
Cenozoic Eosen Tengah Miosen Awal Pg. Kidul, Wonogiri Berupa batupasir berlapis baik, batulanau, batulempung, serpih, tuf dan
aglomerat. Batugamping berlapis dan batugamping terumbu.

Cenozoic Eosen Tengah - Oligosen Nanggulan dan Wonosari Formasi ini terdiri-dari napal dan batugamping berselingan dengan batupasir dan
serpih. Tipe endapan laut dangkal
Cenozoic Pliosen - Holosen Merakurak, Tuban Pada umumnya batugamping ini berongga-rongga dan banyak didapatkan
retakan-retakan yang telah terisi oleh kalsit. Batugamping ini meruapakan 80 %
dari seluruh cadangan batugamping.
Cenozoic Miosen Awal - Plistosen Socah Timur, Labang, dan Kamal, Bangkalan Terdiri dari batulempung, napal dan batugamping terumbu dan batugamping
dolomitan
Cenozoic Miosen Tengah - Pliosen Bt.Butok, Bebulu Darat dan Labangka, Pasir Batulempung pasiran, batupasir kuarsa, batulanau sisipan batubara, napal,
batugamping dan lignit. Diendapkan dalam lingkungan litoral-laut dangkal.
Lapisan paling tebal mencapai 900m
Mesozoic Cenozoic Cretaceous Akhir - Plistosen Padangbatung dan Kandanganung, Hulu Sungai Selatan Terdiri atas perlingan konglomerat, batupasir wacke dan batulanau, bersisipan
batugamping, breksi, batulempung, konglomerat dan basal. Ada formasi yang
bersisipan dengan batubara. Terbentuk pada lingkungan laut dangkal.

Cenozoic Oligosen Akhir - Holosen Praya dan Sengkol, Lombok Tengah Tersusun oleh batuan Gunungapi dengan lensa Batugamping mengandung biji
sulfida dan urat kuarsa
Cenozoic Miosen Awal - Holosen Babatan, Lamongan Tersusun atas batu gamping, dolomitan, dan batu lanau. Diendapkan di
lingkungan Neritik dan daratan.
Geological Age Name Remarks

Batugamping dan batupasir gampingan serta rombakan batuan


Cenozoic Miosen Awal Plampang, Sumbawa
gunungapi gampingan

Cenozoic Miosen Tengah Tente dan Sepe, Bima


Batugamping tufaan, batupasir kuarsa, tufa dan konglomerat

Eosen awal sampai miosen


Cenozoic Tonassa, Pangkep Batugamping koral pejal dan batugamping bioklastika dan kalkarenit
tengah

Cenozoic
Miosen Toili, Banggai Batugamping, napal, bersisipan serpih dan batu pasir

Eosen akhir sampai miosen


Cenozoic Metaromben, Kendari Kalsilutit dan batugamping oolit
awal

Cenozoic Miosen P. Muna dan P. Buton Serpih, napal, lanau dan batupasir
Cenozoic Miosen Daruba, P. Buton Batugamping terumbu
Cenozoic
Paliosen eosin Wasile, Halmahera Batupasir serpih merah
Cenozoic
Oligosen - Awal Miosen P. Biak Batulempung dan batupasir

Cenozoic Pliosen Abe Pantai, Jayapura Dolomit dan Kalsit


Cenozoic
Plistosen Kupang batugamping koral, batu gamping terumbu.

Anda mungkin juga menyukai