Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Tentang PT. Wijaya Karya Bitumen. Tbk


2.1.1 Sejarah dan Landasan Pendirian Perusahaan
PT Wijaya Karya Bitumen Tbk, sebagai salah satu anak perusahaan
dari PT Wijaya Karya (Persero), Tbk (WIKA), merupakan bagian dari
ekspansi perusahaan yang mengkhususkan diri dalam industri aspal di Pulau
Buton yang dikenal sebagai Aspal Buton (asbuton).
Bisnis pertambangan Asbuton sudah dimulai sejak jaman penjajahan
Belanda pada tanggal 21 Oktober 1924, sedangkan pemberian konsesi
pertambangan Asbuton selama 30 tahun untuk seorang pengusaha Belanda
bernama A. Volker. PT Sarana Karya berubah menjadi Badan Usaha Milik
Negara Perusahaan sejak 30 Januari 1984, berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 3 Tahun 1984.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 91
Tahun 2013, tanggal 24 Desember 2013, seluruh saham PT Sarana Karya
(Persero) dijual kepada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Sejak 30 Juni 2014
PT Sarana Karya berubah nama menjadi PT Wijaya Karya Bitumen.
Komposisi PT Wijaya Karya Bitumen atau PT WIKA Bitumen: PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk: 99% dan PT Wijaya Karya Bangunan: 1%. Perusahaan
akan dikembangkan untuk memasuki industri pengolahan Asbuton, menjadi
produk bernilai tambah aspal yang dapat digunakan sebagai bahan untuk jalan
dan industri bahan pendukung lainnya.
Program pengembangan industri pengolahan Asbuton Produk akan
diproduksi menjadi Asbuton Ekstraksi oleh kualitas produk dan nilai tambah
tinggi produk yang terdiri dari:

Bahan Baku;

Asbuton Granular;

Asbuton Ekstraksi.

2.1.2 Visi Perusahaan


Sebagai Entitas Anak dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. yang bergerak
di bidang usaha penambangan dan industri pengolahan Aspal Buton
(Asbuton), Perusahaan menetapkan VISI : Menjadi Salah Satu Penyedia
Dan Pengembang Aspal Alam Terbaik Di Asia
2.1.3 Misi Perusahaan
1. Memimpin pasar Aspal Buton di Asia.
2. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dengan kesesuaian
mutu, ketepatan waktu dan harga bersaing.
3. Menerapkan sistem manajemen dan teknologi yang dapat memacu
peningkatan efisiensi, konsistensi mutu, keselamatan dan kesehatan kerja
yang berwawasan lingkungan.
4. Tumbuh dan berkembang bersama mitra kerja secara sehat dan
berkesinambungan.
5. Mengembangkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai.
2.1.4 Penambangan Aspal Buton dan Pendirian PT. Sarana Karya
(Persero)
Penambangan Asbuton telah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda,
tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1924 saat pemberian Konsesi Penambangan
Asbuton selama 30 tahun kepada seorang pengusaha Belanda bernama A.
Volker. Sejak dimulainya usaha penambangan Asbuton hingga saat ini, status

dan legalitas Perusahaan sebagai pengelola telah mengalami beberapa kali


perubahan, yaitu sebagai berikut:
a. Periode 21 Oktober 1924 sampai 19 Agustus 1926, pemilikan dan
pengelolaan

Perseroan

oleh A.

Volker sebagai

pemegang

Kontrak

Eksplorasi dan Eksploitasi Pertambangan Aspal di Pulau Buton.


b. Periode 19 Agustus 1926 sampai 21 Oktober 1954, pemilikan dan
pengelolaan dilaksanakan oleh suatu perusahaan perseroan Belanda,
yaitu N.V. Mijnbow En Cultuur Maatshapij Boeton (MMB).
c. Periode 21 Oktober 1954 sampai 12 Mei 1961, pengelolaan dilakukan oleh
Kementerian Pekerjaan Umum, Jawatan Jalan-jalan dan Jembatan.
d. Pada tanggal 12 Mei 1961 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3
tahun 1961, didirikan Perusahaan Aspal Negara (PAN), di mana Bagian
Butas pada Direktorat Jalan-jalan dan Jembatan dilebur menjadi
Perusahaan Aspal Negara.
e. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 3 tahun 1984 tanggal 30
Januari 1984, Perusahaan Aspal Negara (PAN) diubah bentuknya menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero). Realisasi perubahan Perusahaan Aspal
Negara menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dilaksanakan dengan
pendirian PT Sarana Karya (Persero) pada tanggal 1 September 1984, yang
dilandaskan pada :

Undangundang No. 9 tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan


Pemerintah Pengganti Undang undang No. 1 tahun 1969 tentang
Bentuk-Bentuk Usaha Negara (Lembaran Negara Tahun 1969 No. 16
Tambahan Lembaran Negara No. 2890) menjadi Undang undang
(Lembaran Negara Tahun 1969 No. 40, Tambahan Lembaran Negara
No. 2904).

Undangundang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas


(Lembaran Negara Tahun 1995 No. 13, Tambahan Lembaran Negara

No. 3537).
Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan
Perseroan (PERSERO) (Lembaran Negara tahun 1998 No. 15,
Tambahan Lembaran Negara No. 3587).

2.1.5 Perubahan Nama Perusahaan menjadi PT WIKA Bitumen


Berdasarkan Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
PT Sarana Karya yang telah di-Aktakan oleh M. Nova Faisal, SH., M.Kn.,
Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) di Jakarta, dengan akta no.
83 tanggal 30 Juni 2014 yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya
Nomor AHU-05084.40.20.2014 Tahun 2014 tanggal 07 Juli 2014, diputuskan
bahwa menyetujui mengubah nama Perseroan dari yang semula bernama PT
Sarana Karya berubah menjadi PT Wijaya Karya Bitumen (WIKA
BITUMEN) dan menyetujui penjualan sebagian saham milik PT Wijaya Karya
(Persero) Tbk. Sebanyak 50 (lima puluh) saham atau sebesar Rp. 50.000.000,(lima puluh juta rupiah) kepada PT Wijaya Karya Bangunan Gedung, yang
berkedudukan di Jakarta Timur.

Nama Perusahaan
Company Name
PT Wika Bitumen (d/h PT Sarana Karya)
Berdiri pada September 1, 1984
Alamat Kantor Pusat
Banabungi, Pasarwajo, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara
Alamat Kantor Jakarta
Jakarta Ofice
Signature Park lantai 3 Suite 03-06
Jl MT. Haryono Kav. 22, Jakarta 12820
T. 021-2938 6554
F. 021-2938 6826
E. wikabitumen@gmail.com
Kepemilikan
PT Wijaya Karya (Perero) Tbk

Bidang Usaha
Pengembang Aspal Alam Buton
Buton Natural Asphalt Developer
Kantor Cabang
Jl. Kartini No. 1 Bau-Bau, P. Buton
Sulawesi Tenggara
T. 0402-2822158
F. 0402-2821270
Jl. Kakatua No. 12, Makasar
Sulawesi Selatan
T. 0411-872859
F. 0411-872859

2.1.6 Maksud Dan Tujuan Pendirian Perusahaan


Sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan
tujuan pendirian dari Perusahaan adalah untuk turut melaksanakan dan
menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di Bidang Ekonomi dan
Pembangunan Nasional pada umumnya serta pembangunan di bidang :
a. Pertambangan.
b. Industri Konstruksi.
c. Perdagangan.
d. Pengangkutan dan
e. Jasa Pelabuhan.
2.1.7 Kegiatan Perusahaan
Sebagai bagian dan menjadi bagian strategi pengembangan pendukung
(back-ward) dari sinergi usaha WIKA Group, posisi PT WIKA Bitumen
diarahkan untuk mengembangkan usaha penyediaan produk Aspal Buton yang
berkualitas secara terintegrasi mulai dari penambangan hingga industri produk
yang dapat dihasilkan dari material tambang tersebut dan pada akhirnya

memberi nilai tambah yang tinggi untuk usaha WIKA Group. Adapun program
pengembangan produk yang sedang dan akan dilakukan, antara lain:
a. Asbuton Curah
b. Asbuton Granular
c. Asbuton Ekstraksi.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham di Luar
Rapat

PT Sarana Karya yang telah di aktakan oleh M. Nova Faisal, SH.,

M.Kn., Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) di Jakarta dengan
Akta No. 53 tanggal 16 April 2014 yang diantaranya berisi keputusan untuk
melakukan

perubahan

kegiatan

perseroan,

maka

Perseroan

dapat

melaksanakan kegiatan usaha :


1. Mengadakan penyelidikan eksplorasi, eksploitasi, pengolahan batuan aspal
dan semua jenis bitumen di seluruh Pulau Buton dan sekitarnya serta
wilayah lainnya di Republik Indonesia.
2. Mengolah, mengelola, dan mengembangkan batuan aspal dan semua jenis
bitumen menjadi produk industri yang bernilai tambah tinggi untuk
infrastruktur perhubungan serta industri lainnya.
3. Mengolah, mengelola, dan mengembangkan hasil alam dan bahan galian
lainnya menjadi produk industri yang bernilai tambah tinggi untuk
infrastruktur perhubungan serta industri lainnya.
4. Melaksanakan usaha perdagangan dan mengembangkan jaringan distribusi
untuk memperdagangkan hasil produk industri aspal dan semua jenis
bitumen serta produk turunan lainnya untuk pasar dalam dan luar negeri.
5. Mengangkut hasil produksi pertambangan dan hasil produksi industri
olahan batuan aspal dan semua jenis bitumen serta produk turunan lainnya.

6. Mengembangkan dan melaksanakan jasa bongkar muat untuk kapal


dan/atau tongkang di pelabuhan khusus Perseroan di Wilayah Republik
Indonesia.

2.1.8 Budaya Perusahaan


Budaya Perusahaan dipandang perlu diupayakan untuk secara konsisten
menjaga dan meningkatkan kinerja Perusahaan serta tingkat pelayanan kepada
Pelanggan. Mengacu pada Budaya Perusahaan yang diterapkan oleh seluruh
Entitas Anak WIKA Group, maka ditetapkan Budaya Perusahaan WIKA
Bitumen sebagai berikut :

Nilai-Nilai Perusahaan (Values)


Menerapkan CIBERTI sebagai Nilai-Nilai yang digunakan menjadi acuan

dalam melaksanakan setiap tindakan pelaksanaan tugas, yakni :


1. Commitment

: Berbuat sesuai kesepakatan dan janji.

2. Innovation

: Selalu mencari sesuatu yang lebih baik.

3. Balance

: Menjaga keseimbangan semua aspek.

4. Excellence

: Memberikan hasil lebih baik.

5. Relationship

: Hubungan kemitraan yang baik untuk para pihak.

6. Team Work

: Sinergi, kerja sama intra dan lintas unit kerja.

7. Integrity

: Keutuhan dan Ketulusan

Penjabaran nilai-nilai tersebut dilakukan dalam perilaku keseharian,


menjadi

ciri/kepribadian

manusia

WIKA

Bitumen

serta brand

image Perusahaan.

Paradigma Perusahaan
Dalam menjalankan usahanya, setiap insan WIKA Bitumen bekerja
berlandaskan paradigma berikut :
1. Kepemimpinan dan keteladanan mendorong kinerja ekselen.
2. Kecepatan, kecermatan dan efisiensi adalah faktor esensial.
3. Pengetahuan dan kompetensi adalah aset utama untuk meraih
keunggulan.
4. Setiap aktivitas dan perubahan wajib memberikan nilai tambah.
5. Inovasi dan kepuasan pelanggan adalah komitmen setiap karyawan.

Lini Bisnis ( Corporate Business Lines )


Saat ini PT Sarana Karya , telah menjadi Anak Perusahaan PT Wijaya

Karya (Persero) Tbk atau sering disebut PT WIKA Bitumen Terobosan penting
yang yang dilakukan adalah membuat perencanaan matang untuk memasuki
industri pengolahan Asbuton, menjadi produk bitumen bernilai tambah tinggi
yang

dapat

dipergunakan

sebagai

material

untuk

infrastruktur

jalan/perhubungan serta material penunjang industri lainnya.


Dengan program pengembangan industri pengolahan, maka produk
Asbuton PT WIKA Bitumen, akan terdiri atas :
a. Asbuton Curah.
b. Asbuton Granular.
c. Asbuton Ekstraksi.
PT WIKA Bitumen memiliki dua (2) lokasi Izin Usaha Pertambangan
(IUP) di Pulau Buton :

IUP Lawele Area Code KW 97 PP 0127 dengan luas 100 Ha, sesuai
Keputusan Bupati Buton Nomor : 79 Tahun 2011 berlaku selama 10 tahun,
sampai tanggal 24 Januari 2021

IUP Pasar wajo Kabungka Kode Wilayah DU 6/Sutra dengan luas 318,526
Ha, sesuai Keputusan Bupati Buton Nomor : 177 Tahun 2011 berlaku
sampai 10 Tahun sampai tanggal 1 Maret 2021.
Kegiatan PT WIKA Bitumen mencakup berbagai aktifitas sebagai

berikut : Jasa Pelabuhan seperti

jasa bongkar - muat untuk kapal-

kapal/tongkang di Pelabuhan Khusus PT WIKA Bitumen yang terletak di


Banabungi Pulau Buton.
2.2

Lokasi dan Kesampaian Daerah

Kabupaten Buton memiliki wilayah daratan seluas 2.488,71 km atau 248.871


ha dan wilayah perairan laut diperkirakan seluas 21.054 km, berbatasan
dengan:

Sebelah utara
Sebelah selatan
Sebelah barat
Sebelah timur

:
:
:
:

Kabupaten Buton Utara


Laut Flores Kabupaten Buton Selatan
Kota Baubau
Kabupaten Wakatobi

Untuk mencapai lokasi dari PT. Wijaya Karya Bitumen (Wika) dapat
melalui beberapa alternative perjalanan, yaitu :

Jalur udara, Kendari Bau-Bau dapat dijangkau dengan waktu 35 menit


dengan menggunakan pesawat terbang, 45 menit menuju Kabupaten

Buton dengan mengunakan kendaraan mobil


Jalurlaut, Kendari Bau-Bau dapat dijangkau 5 jam dengan menggunakan
kapal, 45 menit menuju Kabupaten Buton dengan mengunakan kendaraan
mobil.

Sumber :Google Earth, 2015


Gambar 2.2 PetaLokasi Dan Kesampaian Daerah

2.3 Geologi Regional


Daerah Pasarwajo termasuk bagian peta geologi lembar Buton, Sulawesi
Tenggara. Keadaan umum daerah penyelidikan sebagian besar merupakan daerah
perbukitan dengan ketinggian antara 100 m sampai maksimal 700 mdpl serta
mempunyai kemiringan lereng yang sangat terjal.
2.4 Stratigrafi
Dengan mengacu pada Peta Geologi Lembar Buton , Sulawesi Tenggara, di
daerah Pasar wajo terdapat 9 formasi batuan di mana urutannya dari tua kemuda
yaitu :
Komplek Ultrabasa Kapontori

Merupakan komplek batuan malihan tertua, umur formasi ini sekitar


Permo Karbon. Batuannya terdiri atas peridotit, serpentin dan gabro, setempat
terbreksikan dan tergeruskan. Penyebaran batuan komplek Ultra basa ini
memanjang dengan arah Timur laut Barat daya. Dibagian Barat daya Komplek
Ultra basa Kapontori ini muncul sebagai Horst dengan kontak tidak selaras
terhadap beberapa formasi yang lebih muda.
Formasi Winto
Formasi Winto terdiri atas perselingan serpih, batu pasir, konglomerat, dan
sisipan batu gamping berumur Trias Atas. Serpih biasanya berlapis tipis sampai
sedang, berwarna abu-abu sampai kecoklatan atau kehitaman, berbitumen, sering
bersisipan dengan batu pasir halus sampai sedang dan batu gamping tipis
berwarna putih. Terdapat sisa tumbuhan berwarna coklat sampai kehitaman,
berlembar, sisipan tipis batubara dijumpai hanya pada tempat tertentu berlapis dan
dijumpai perlapisan sejajar, silang siur dan gelembur gelombang. Batu pasir
berwarna abu-abu sampai kecoklatan, gampingan, padat, sering terdapat urat
kuarsa, dibeberapa tempat dalam formasi Winto menyebabkan rembesan minyak.
Salah satu contoh rembesan minyak tersebut diantaranya yang muncul di Kumele
Winto.
Formasi Ogena
Formasi Ogena terdiri atas batu gamping pelagos, bersisipan klastika halus
dan batu gamping pasiran dan batu pasir. Umur formasi Ogena diperkirakan
terendapkan dalam lingkungan laut dalam. Batu pasir umumnya berlapis,
berwarna abu-abu tua, ukuran butir halus sangat halus, lanauan, gampingan ,
sering di jumpai struktur sedimen perlapisan sejajar.

Formasi Tobelo

Formasi Tobelo tersebar mengikuti pola umum perlipatan didaerah itu.


Litologinya tersusun atas kasilitit, berlapis baik, kaya akan radilaria. Umur
Formasi diperkirakan antara Kapur Paleosen dan terbentuk pada lingkungan
pengendapan Batial.
Anggota Batu gamping Formasi Tondo
Tersusun atas batu gamping, umumnya gamping terumbu dan juga
kalkarenit. Anggota batu gamping ini merupakan bagian bawah dari Formasi
Tondo. Kedudukan stratigrafinya dengan Formasi Tondo menjari-jemari.
Formasi Tondo
Formasi Tondo tersusun atas konglomerat, batu pasir kerikilan,
perselingan batu pasir, batu lanau dan batu lempung. Pada formasi Tondo ini
sering kali dijumpai rembesan aspal kepermukaan membentuk urat-urat aspal.
Formasi Tondo diendapkan dalam lingkungan pengendapan neritik hingga Batial
Bawah pada Miosen Tengah sampai Miosen Atas.
Formasi Sampolakosa
Litologi terutama terdiri atas batu pasir gampingan-lempung. Batu pasir
gampingan umumnya berukuran butir halus sampai sedang abu-abu sampai abuabu kehitaman, berlapis tebal sampai massif. Pada banyak tempat seperti di Desa
Wining terimpregnasi oleh aspal, mengandung bitumen, dan pada tempat-tempat
tertentu dijumpai rembesan aspal murni menembus sampai kepermukaan. Formasi
Sampolakosa diendapkan dalam lingkungan pengendapan neritik-batial pada
Miosen Atas sampai Pliosen Bawah.

Formasi Wapulaka

Formasi ini sebagian besar berupa batu gamping, batu gamping pasiran,
batu pasir gampingan. Batu gamping terutama sebagai gamping terumbu
ganggang atau koral, topografi batuan ini memperlihatkan undak-undak
pantai purba dan topografi kuarst.

Sumber :buku putih kab.buton


Gambar 2.4 Peta Geologi Pulau Buton
2.5 Topografi
Kabupaten Buton memiliki sungaisungai, yaitu: Sungai Sampolawa di
Kecamatan Sampolawa, Sungai Wintodan Tondo di Kecamatan Pasarwajo,
Sungai Malaoge, Tokulodan Sungai Wolowa di Kecamatan Lasalimu. Permukaan
tanah pegunungan yang relatif rendah ada juga yang bisa digunakan untuk usaha
yang sebagian besar berada pada ketinggian 100-500 m diatas permukaan laut,
kemiringan tanahnya mencapai 40.

2.6 Vegetasi

Kabupaten Buton merupakan dataran rendah dan sebahagian berbukit


dengan keadaan tanah yang sangat subur terutama yang terletak pada pesisir
pantai sangat cocok untuk pertanian baik tanaman pangan maupun tanaman
perkebunan.
2.7 Iklim dan Curah Hujan
Keadaan iklim di Wilayah Kabupaten Buton pada umumnya sama seperti
daerah daerah lain di Indonesia dimana mempunyai dua musim, yakni musim
hujan dan musim kemarau. Pengukuran iklim dipusatkan di Stasion Meteorologi
Kls III Betoambari Kota Baubau. Musim hujan terjadi di antara bulan Desember
sampai dengan bulan April. Pada saat tersebut, angin barat bertiup dari Benua
Asia serta Lautan Pasifik banyak mengandung uap air.
Musim kemarau terjadi antara bulan Juli dan September, pada bulan-bulan
tersebut angin Timur yang bertiup dari Benua Australia sifatnya kering dan kurang
mengandung uap air. Khusus pada bulan April dan Mei di daerah Kabupaten
Buton arah angin tidak menentu, demikian pula dengan curah hujan, sehingga
pada bulan-bulan ini dikenal sebagai musim pancaroba

Data Curah Hujan (CH) dan Hari Hujan (HH) PT. Wijaya Karya Bitumen

Tabel. 2.7 Data Curah Hujan Tahun 2015


Bulan

CH (mm)

HH (Hari)

CH/Hujan

Januari

203

17

11,94

Februari

173

15

Maret

250

15

16,66

April

303

17

17,82

Mei

444

21

21,14

Juni

338

18

18,77

Juli

113

11

10,27

Agustus

96

10

9,6

September

Oktober

11

11

November

83

41,5

Desember

368

19

19,36

2.8 Pengolahan Aspal Alam

11,53

Sampai saat ini penambangan aspal alam hanya dilakukan di Kabungka yang
dilakukan dengan cara tambang terbuka. Penambangan dilakukan dengan cara
mengupas tanah penutup, kemudian batuan aspalnya dieksploitasi dengan geyan
breaker untuk menghancurkan material aspal, pengecilan ukuran, pemilihan kadar,
dan pencampuran. Kadar bitumen berkisar antara 3-15% dengan hasil
pencampuran berkisar antara 6,5-7%.
Lapisan asbuton yang relatif keras (batuan induknya pasir) digalih dengan
buldozer (ripping) dan batuan induknya kapur digali dengan geyan breaker. Hasil
galian asbuton diangkut ke crusher plant untuk dipecah menjadi dua macam
ukuran, diayak/disaring dalam bentuk curah. Asbuton curah diangkut ke
pelabuhan Banabugi untuk dimuat ke kapal/tongkang dengan alat muat ship
loader/conveyor dan selanjutnya dikirim kedaerah-daerah yang memerlukan di
Indonesia.
Pemasaran menjadi kendala utama apabila penjualan/pengaspalan. Aspal
tidak lancar, produksi juga akan terpaksa diturunkan.
Produksi Aspal Indonesia terdiri dari aspal alam oleh PT. Wijaya Karya
Bitumen dan aspal minyak yang dihasilkan oleh empat dai delapan kilang minyak
dari pertamina, yaitu Kilang Pangkalan Brandan, Musi, Cilacap, dan Wonokromo.
Potensi cadangan aspal alam di Pulau Buton saat ini berjumlah 5,72 ton
dengan kadar bitumen 20-30% Mengingat jumlah cadangan tersebutn, untuk
memasok kebutuhan aspal di Indonesia yang saat ini lebih dari 500.000 ton sangat
tidak mungkin. Oleh karena itu cadangan yang masih dapat dimanfaatkan sebagai
pelapis permukaan jalan dan pengikatan agregat sebagai aspal hot mix. Konsumsi
diarahkan ke Indonesia kawasan Timur yang mempunyai jarak tidak terlalu jauh,
sehingga pengangkutan tidak memerlukan ongkos tinggi.
Penggunaan asbuton oleh Bina Marga mencakup program pemeliharaan,
penunjang, peningkatan dan pembangunan jalan, jembatan.

Anda mungkin juga menyukai