Anda di halaman 1dari 14

Ilmu Ukur Tambang

Tujuan ILMU UKUR TAMBANG :


1. Menyajikan secara grafis (rencana/bagian dr rencana) pekerjaan bwh tnh, btk dan
kejadian gambaran penyebaran bhn galian serta struktur yang ada dr kenampakan
perm bumi.
2.
Memecahkan
berbagianianai
permasalahan
dlm ILMU
UKUR
TAMBANG (eksplorasi, konstruksi, eksploitasi).
Hal-Hal penting dlm ILMU UKUR TAMBANG
1. Penerangan pada underground traversing untuk pembacaan sudut
vertikal/horizontal, benang silang, pita ukur dll sangat dibutuhkan.
2. Daerah pengukuran tdk luas/terbatas sehingga sulit dlm pemasangan instrument
maupun pengukurannya.
3. Menggunakan plumbobs Dengan tali penggantungnya pada titik station sehingga
untuk penetapannya lebih sulit drpada pengukuran permukaan.
4. Rambu tdk digunakan krn tinggi mine haulage tunnel biasanya lebih pendek dr
rambu sebagian gantinya Dengan menggunakan plumbobs.
INSTRUMENT & PERALATAN ILMU UKUR TAMBANG
1. Instrumen Optik : theodolite
2.Dumpey level : alat untuk menentukan elevasi di bwh tnh Dengan perbedaan
ketinggian Dengan cara menarik garis ketinggian.
3. Rambu
4. Kompas : kompas ayun, tali
5. Pita ukur/meteran:
-untuk setting stasiun ukur dan melakukan pekerjaan Dengan teliti digunakan ukuran
200 ft x 3/8 in, skala ukur digulung.
-untuk pengukuran dipermukaan digunakan 300-400 ft, skala dindai setiap 5-10 ft
-untuk offset, tinggi instrumen, height of shot digunakan 6-8 ft
6. Plumb bob
7. Lampu penerangan
Keuntungan :
-lampu baterai lebih berat dr lampu karbit, sebaiknya memiliki ikat pinggang extra
untuk tempat baterai.
-lampu baterai hrs diisi setiap hari tetapi surveyor masih membutuhkan lampu karbit
saat mereka bekerja di daerah terpencil yang jauh dr listrik.
8. Kaca pembesar
9. Stambangtion
10. tempat peralatan yang berisi : plumb bob, tali plumb bob extra, alat untuk
menutup sambungan Dengan saluran kompressor, tongkat pancang, kotak yang
berisi pengait dan material sekrup, paku, tali manila, kain katun tipis.
11. Peralatan kantor : penthograph, planimeter, penggaris baja, copy flex, kalkulator,
tinta warna.
METODE PENGUKURAN
Pembacaan Sudut Horizontal
1. Pembacaan Langsung

teleskop disetel di belakang sasaran Dengan plat pada nol menggunakan penjepit
bwh, kemudian teleskop dibalik ke depan sasaran menggunakan penjepit atas
sehingga sudut terbaca. Instrumen terbagi dr 0-360 Dengan arah ke kanan diukur
searah jarum jam.
2. Defleksi
teleskop di set di belakang sasaran Dengan posisi jarum pada titik nol menggunakan
penjepit bwh kemudian teleskop dibalik ke depan sasaran menggunakan penjepit
atas dan vernier akan terbaca. Instrumen terbagi dr 0-180 pada akhir. Sudut yang
terbaca mrpkn sudut defleksi/deviasi dr titik tembak ke kiri/kanan dr salah satu titik
akhir.
3. Dengan Bearing
Teleskop dibalik dan diset di belakang sasaran Dengan piringan yang telah disetel
pada benang terakhir subjek yang terbaca pada stasiun sebelumnya menggunakan
penjepit bawah, teleskop dibalik ke sasaran tembakan menggunakan penjepit atas
dan bearing subjek tembakan terbaca pada piringan. Instrumen terbagi dlm bbrp
kuadran seperti sebuah kompas Dengan titik 0 pada U-S dan titik 90 pada T-B.
4. Dengan Azimuth
Teleskop dibalik dan diset di belakang sasaran Dengan setting piringan pada
azimuth terakhir subjek seperti pembacaan dr station sebelumnya Dengan
menggunakan penjepit bawah, teleskop dibalikan ke sasaran tembakan
menggunakan penjepit atas dan bearing subjek tembakan terbaca dr piringan.
Instrumen terbagi dr 0-360 ke arah kanan/searah jarum jam. Sesudah mengambil
FS piringan yang ada dikiri dijepit dan Dengan menggunakan posisi seperti ini tanpa
seting ulang kecuali hrs melaksanakan pengambilan BS pada station berikutnya.
5. Dengan Repetisi
Teleskop yang berada pada posisi normal diset ke belakang sasaran Dengan
piringan pada posisi nol memakai penjepit bawah, kemudian tanpa loncatan dibalik
kedepan sasaran tembakan menggunakan penjepit atas dan sudut terbaca dr
piringan sertambang dicatat, selanjutnya tanpa diset ulang pembacaan 2 dilakukan.
Pembacaan sudut dpt diulang pada saat pembacaan ke 2 kapan saja diinginkan.
Vernier dibaca pada akhir pengukuran dan sudut ini berbeda nomor repetisinya,
dimana sudut antara subjek sudut terakhir hrs sesuai Dengan setting pertama.
Instrumen terdiri dr 0-360 ke arah kanan.
Bearing :
Suatu sudut yang diukur ke kiri/kanan antara garis utara, selatan dengan titik
tertentu
Azimuth :
Suatu sudut yang diukur dr titik utara ke suatu titik tertentu menurut arah jarum jam.
Pembacaan Sudut Vertikal
Sudut vertikal didpt Dengan menghubungkan jarak miring peta untuk menentukan
jarak horizontal dan vertikal antara pojok2 pada akhir pencatatan. Sudut vertikal
diukur langsung dimana sudut yang ada diatas/bwh garis horizontal diukur hanya 1
kali.
Pengukuran Jarak

1. Dengan rangkaian/ikatan
2. Dengan pembacaan stadia
3. Dengan perekaman :
-pengukuran singkat antar pancang
-pengukuran panjang Dengan rentang2 bebas
Ploting
1. Dengan sudut dan jarak
2. Dengan cara azimuth / bearing dan jarak
3. Dengan cara koordinat.
PENGUKURAN TAMBANG BAWAH TANAH
Tujuan:
-Mengetahui arah/kemajuan penggalian bwh tnh
-Mengetahui volume broken ore/bat yang tergali
-Mengetahui posisi/keddkn lub bukaan thd permukaan topografi.
Macamnya:
-Pengukuran sudut horizontal (double)
-Pengukuran sudut vertikal (double)
-pengukuran jarak
-pengukuran tinggi alat/instrumen
-pengukuran tinggi plumb bob yang digantung
-pengukuran kiri dan kanan instrumen maupun plumb bob untuk mengetahui lebar
bukaan
-kolom catatan, mis : tinggi level
Data yang harus diambil:
a. Dengan kompas :
1. Surface Traversing :
-Azimuth BS, Azimuth FS, Vertical angle (VA) FS, slope distance (SD) FS
2. Underground traversing :
-Azimuth BS, Azimuth FS, Vertcal Angle FS, Slope Distance FS, Detil ke arah FS
meliputi (jarak instrument ke dinding sebelah kiri bukaan/L dan jarak instrumen ke
dinding sebelah kanan/R bukaan)
b. Dengan Theodolite
1. Surface traversing :
Tinggi instrumen, Skala lingk Horizon BS, skala lingk Hor FS, Vertical angle FS, jarak
optis FS (Ba, Bb, Bt)
2. Underground traversing
Tinggi Instrumen, tinggi unting FS, skala lingk Hor BS, skala lingk hor FS, vertical
angle FS, slope distance, detil ke arah FS meliputi (jarak instrumen ke dinding
sebelah kiri bukaan/L, jarak instrumen ke dinding seb kanan bukaan/R, tinggi
bukaan dr floor ke roof)
Data yang hrs dihitung :
-Azimuth awal dr base line - Bearing FS
-Angle rght
-Horizontal distance
-Azimuth FS
-Latitude
-Departure
-Vertical distance
-Koordinat titik FS
-Grade

-Tinggi titik FS
Prosedur:
1. Pasang alat
2. Mencatat tinggi Instrumen
3. Mencatat jarak kanan kiri instrumen
4. Mengatur instrumen termasuk penyeimbangan nivo
5. Mulai pada 0 dan mengambil BS Dengan gerak perlahan
6. Melepaskan penggerak atas dan bidik FS
7. Membaca dan mencatat HA, melepaskan penggerak bagianian bwhnya dan putar
lingkaran Vertikal ke depan operator dan baca VA
8. Mengarahkan teleskop ke BS Dengan menggerakan penggerak bagian bawah
9. Melepaskan penggerak bagian atas dan bidik FS
10. Membaca HA dan VA, pada sudut data pembacaan VA untuk ke 2 kalinya tdk
perlu. Jangka HA dibaca double ulangi proses setelah posisi 0 dan tempatkan
teleskop dlm posisi langsung
11.Setelah semua pengukuran reguler lengkap, pembantu membawa ujung 0 dr pita
ke patok FS dan diukur SD. Sebelum memulai pengukuran instrument hrs
ditempatkan ke arah patok FS.
12. Gerakan ke patok FS dan catat HS
Diposkan oleh Senju kira Sabtu, 10 November 2012 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

PERATURAN TENTANG STUDY KELAYAKAN


TAMBANG
1. Pendahuluan

Studi kelayakan tambang merupakan kegiatan untuk menghitung dan


mempertimbangkan suatu endapan bahan galian ditambang dan atau diusahakan secara
menguntungkan. Sebelum kegiatan perencanaan dan perancangan tambang diperlukan
kegiatan study kelayakan yang menyajikan beberapan informasi.
Studi kelayakan selain merupakan salah satu kewajiban normatif yang harus dipenuhi
dan prasyarat untuk memperoleh IUP Operasi Produksi. Sesungguhnya apabila dipahami
secara benar, studi kelayakan merupakan dokumen penting yang berguna bagi berbagai
pihak, khususnya bagi pelaku usaha, pemerintah, dan investor atau perbankan.
Dengan demikian, dokumen studi kelayakan bukan hanya seonggok tumpukan kertas
yang di dalamnya memuat konsep, perhitungan angka-angka dan gambar-gambar semata,
tetapi merupakan dokumen yang sangat berguna bagi manajemen dalam mengambil
keputusan strategik apakah rencana tambang tersebut layak untuk dilanjutkan atau tidak.
Hal lain yang harus dipahami adalah, studi kelayakan bukan hanya mengkaji secara
teknis, atau membuat prediksi/ proyeksi ekonomis, juga mengkaji aspek nonteknis lainnya,
seperti aspek sosial, budaya, hukum, dan lingkungan. Studi kelayakan selain berguna dalam
mengambil keputusan jadi atau tidaknya rencana usaha penambangan itu dijalankan, juga
berguna pada saat kegiatan itu jadi dilaksanakan, yaitu:

a) Dokumen studi kelayakan berfungsi sebagai acuan pelaksanaan kegiatan, baik acuan kerja di
lapangan, maupun acuan bagi staf manajemen di dalam kantor;
b) Berfungsi sebagai alat kontrol dan pengendalian berjalannya pekerjaan;
c) Sebagai landasan evaluasi kegiatan dalam mengukur prestasi pekerjaan, sehingga apabila
ditemukan kendala teknis ataupun nonteknis, dapat segera ditanggulangi atau dicarikan jalan
keluarnya;
d) Bagi pemerintah, dokumen studi kelayakan, merupakan pedoman dalam melakukan
pengawasan, baik yang menyangkut kontrol realisasi produksi, kontrol keselamatan dan
kesehatan kerja, kontrol pengendalian aspek lingkungan, dan lain-lain.
1) Pendahuluan, ringkasan, pengertian-pengertian
2) Umum : lokasi, iklim, topografi sejarah, kepemilikan, status lahan, transportasi,dll
3) Permasalahan lingkungan : kondisi kini, baku, permasalahan yang perlu dilindungi, reklamasi
lahan, study khusus, perizinan.
4) Faktor geologi : keberadaan endapan, genesa, struktur, mineralogy dan petrografi.
5) Cadangan bahan galian : prosedur eksplorasi, penemuan bahan galian, perhitungan jumlah
cadangan, dan kadar rata-rata.
6) Perencanaan tambang : development, dan eksploitasi
7) Pengolahan : fasilitas ditempat yang diperlukan
8) Bangunan dipermukaan : lokasi dan perencanaan konstruksi
9) Fasilitas pendukung : listrik, pengadaan air, jalan masuk, lokasi tanah buangan, perumahan,
dll
10) Karyawan : tenaga kerja dan staff
11) Pemasaran : survey ekonomi terhadap permintaan dan penawaran, harga kontrak jangka
panjang, lahan pengganti, dll
12) Biaya : perkiraan biaya development dan biaya eksploitasi baik langsung tidak langsung dan
biaya keseluruhan, biaya pengolahan, transportasi, peleburan, dll
13) Evaluasi ekonomi : evaluasi cadangan, klarifikasi cadangan dan sumber daya alam
14) Proyeksi keuntungan : perhitungan keuntungan minimal (margin) yang didasarkan pada
kisaran COG dan harga
Tahap perencanaan tambang yaitu :
1) Pengumpulan data, pengolahan data utama dan penunjang
2) Perencanaan tambang
3) Perencanaan penunjang tambang
4) Tolak ukur teknikal yaitu :
a) Penyebaran geologi (stratigrafi, struktur, dll)
b) Mutu bahan galian (sebaran kadar, kadar yang ditambang, COG, pencampuran)
c) Pembatas geoteknik/geomekanik (kuat tekan, kuat geser, kuat tarik)
d) Pembatas hidrologi, geohidrologi (air tanah, permeabilitas)
e) Pembatas topografi (keterjalan lereng bukit)
f) Pembatas geometri endapan (ketebalan, kedalaman, jarak dan tata ruang)
g) Pembatas cara penambangan dan peralatan yang digunakan
h) Manajemen (proyek, perencanaan, operasi)
i) Teknologi penambangan, pengolahan, dan pemanfaatan
Tolak ukur tata lingkungan :

a)
b)
c)
d)
e)
f)

Keadaan awal
Keadaan selama penambangan
Keadaan pasca penambangan
Multiflier effect dari proyek
Nilai tambah
Manajemen lingkungan
Tolak ukur keekonomian :
a) Nilai aset yang dimiliki
b) Tersedianya pasar (jarak,/lokasi, skala operasi, jumlah, spesifikasi mutu, harga, kurun waktu
kontrak, pesaing, dll
c) Titik pulang pokok
d) Harga produk
e) Biaya operasi
f) Biaya investasi
g) Penyiapan dana investasi
h) Badan usaha dan pengurusan
i) Laba dan kemampulabaan
j) Resiko dan ketidakpastian
Rancangan tolak ukur ultimate (penggalian, penimbunan) :
a) Lokasi,
b) Geometri ultimate (batas penggalian, batas penimbunan, bentuk)
c) Urutan penambangan/penimbunan
d) Rencana produksi keseluruhan (jumlah, mutu, nisbah kupas, jadwal, umur tambang)
e) Rencana bagan alir
f) Rencana tata letak
g) Rencana interior tambang
h) Rencana alat
i) Rencana jalan angkut
j) Rencana penirisan
Rancangan Tambang Sektoral :
a) Geometri tambang sektoral/tiap blok 5 tahunan (batas, bentuk, dll)
b) Cadangan tertambang sektoral
c) Urutan penggalian/penimbunan sektoral
d) Rencana
produksi
(jumlah,
mutu,
nisbah
kupas,
jadwal)
Rencana Investasi :
a) Telaah kelayakan secara tekno-enviro-ekonomi (kelayakan usaha dari tambang tersebut)
b) Mencari sumber dana investasi
Modal sendiri
Modal pinjaman
Bank, dalam perbankan dikenal istilah 3R dan 5C dalam pemberian pinjaman kredit
Return (bunga pinjaman)
Repayment capacity (kemampuan pengembalian)
Risk bearing ability (faktor resiko)
Character, capacity, capital, collateral, dan condition (5C)

Pasar modal
Rencana Pemasaran :
a) Jumlah, berkaitan dengan : kemampuan produksi dari tambang, kemampuan pengangkutan
dari prasarana angkutan ke pelabuhan
b) Mutu, berkaitan dengan : konsumen/jenis pemanfaatan seperti semen, PLTU, teknologi yang
sanggup mengubah produk yang dihasilkan, produk tunggal, produk olahan, dll.
c) Jangka waktu, meliputi : kontrak jangka panjang (5 - 10 tahun), kontrak jangka menengah (2
- 4 tahun) dan kontrak jangka pendek (6 - 12 bulan)
d) Lokasi, berkaitan dengan : jarak, cara mengangkut dan sebaran, biaya angkutan
e) Harga, meliputi : harga promosi, harga bersaing, harga jangka panjang, jangka pendek, harga
berkaitan dengan laba, jadi harga harus lebih besar daripada biaya (biaya investasi + biaya
operasi)
f) Pesaing dan kebersaingan
g) Peraturan yang berlaku

2. Peraturan mengenai studi kelayakan tambang

Studi kelayakan tambang diatur dalam:


a) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2007
TENTANG KEGIATAN USAHA PANAS BUMI Bagian Keempat Pasal 15 Ayat 1 sampai 4
1) Pemegang IUP dapat melakukan Studi Kelayakan setelah menyelesaikan Eksplorasi dan
menyampaikan laporan Eksplorasi rinci kepada Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya.
2) Dalam hal Eksplorasi dilakukan oleh Menteri, Badan Usaha dapat langsung melakukan studi
kelayakan setelah mendapatkan IUP.
3) Badan Usaha wajib melakukan Studi Kelayakan sesuai dengan kaidah teknik pertambangan
yang baik dan benar serta standar Studi Kelayakan Panas Bumi.
4) Studi Kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi studi:
a) penentuan cadangan layak tambang di seluruh Wilayah Kerja;
b) penerapan teknologi yang tepat untuk Eksploitasi dan penangkapan uap dari sumur
produksi;
c) lokasi sumur produksi;
d) rancangan sumur produksi dan injeksi;
e) rancangan pemipaan sumur produksi;
f) perencanaan kapasitas produksi jangka pendek dan jangka panjang;
g) sistim pembangkit tenaga listrik dan/atau sistim pemanfaatan langsung;
h) upaya konservasi dan kesinambungan sumber daya Panas Bumi;
i)rencana keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan lingkungan dan teknis pertambangan
Panas Bumi; dan
j)rencana pasca tambang sementara.
b) PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR TAHUN
2010 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN
MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN Paragraf 3 Pasal 40 sampai Pasal 43

1)

2)

1)

2)

1)

2)

3)

Pasal 40
Paling lambat pada akhir masa tahap eksplorasi, atau pada setiap saat, pemegang
IUP Eksplorasi dapat melakukan tahapan kegiatan studi kelayakan pada sebagian atau
seluruh WIUP nya setelah menyampaikan dan disetujuinya laporan eksplorasi
lengkap, laporan RKAB dan RKTTL tahap studi kelayakan oleh pemberi izin.
RKAB dan RKTTL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai peraturan
perundang-undangan, antara lain memuat :
a. Kegiatan yang eksplorasi yang telah dilakukan dan hasil eksplorasi yang diperoleh.
b. Realisasi pengeluaran biaya yang telah dikeluarkan.
c. Rencana kegiatan pada studi kelayakan, meliputi eksplorasi detail
untuk meningkatkan status sumberdaya dan cadangan, studi geoteknik, geohidrologi,
sampling, analisa contoh, pemboran detail, evaluasi sumberdaya dan cadangan, pengambilan
contoh ruah, studi dan atau percobaan pengolahan, studi kelayakan, studi amdal
d. Rencana biaya yang akan dikeluarkan pada tahap studi kelayakan
e. jadwal pelaksanaan rencana kegiatan seperti tercantum pada tahap studi kelayakan;
Pasal 41
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan evaluasi
terhadap Laporan Eksplorasi Lengkap, laporan RKAB dan RKTTL sebagaimana dimaksud
pada pasal 12 ayat (2) dan (3), dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak
diterimanya laporan.
Apabila dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya laporan tidak
ada tanggapan atas Laporan Eksplorasi Lengkap, RKAB dan RKTTL sebagaimana
dimaksud ayat (1), oleh pemberi izin, maka laporan tersebut dianggap memadai dan
pemegang IUP dapat melanjutkan kegiatan ke tahap studi kelayakan.
Pasal 42
Pemegang IUP Eksplorasi yang telah selesai melakukan tahap kegiatan studi kelayakan pada
sebagian/seluruh WIUP nya, atau dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan
sebelum tanggal berakhir masa berlakunya IUP Eksplorasi, wajib menyampaikan laporan
studi kelayakan dan laporan studi AMDAL, Laporan Rencana Reklamasi, Laporan Rencana
Penutupan tambang, untuk dipresentasikan dan mendapat persetujuan dari Menteri,
Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya atau instansi yang berwenang,
Presentasi hasil studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dihadiri wakil
dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota.
Dalam hal wakil dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tidak hadir, dapat diwakilkan pada pemerintah provinsi.
Pasal 43
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya harus
menerbitkan surat persetujuan hasil evaluasi Laporan Studi Kelayakan, AMDAL, Rencana
Reklamasi, Rencana Penutupan Tambang, yang disampaikan pemegang IUP Eksplorasi
dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak laporan dinyatakan
lengkap dan benar.

c) PERATURAN
MENTERI
ENERGI
DAN
SUMBER
DAYA
MINERAL
NOMOR
TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN KEGIATAN USAHA
PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM DAN BATUBARA Paragraf 3 Pasal 50 sampai
Pasal 52
Pasal 50
1) Dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sejak berakhirnya tahap kegiatan eksplorasi, atau pada
setiap saat, pemegang IUP/IUPK Eksplorasi mineral logam atau batubara dapat melakukan
tahapan kegiatan studi kelayakan pada sebagian atau seluruh WIUP/WIUPK-nya setelah
menyampaikan dan disetujuinya laporan eksplorasi lengkap dan laporan RKAB tahap studi
kelayakan oleh pemberi izin.
2) Kegiatan tahap studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi antara lain: in
fill drilling, pembuatan terowongan eksplorasi, uji metalurgi dan/atau pengolahan, studi
geotekenik, geohidrologi, studi kelayakan, studi AMDAL uji penambangan dan peralatan
tambang, perhitungan cadangan dan perencanaan tambang.
3) RKAB studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai peraturan
perundang-undangan, antara lain memuat :
a. kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan dan hasil eksplorasi yang diperoleh;
b. realisasi pengeluaran biaya yang telah dikeluarkan;
c. rencana kegiatan pada tahap studi kelayakan;
d. rencana biaya yang akan dikeluarkan pada tahap studi kelayakan; dan
e. jadwal pelaksanaan rencana kegiatan seperti tercantum pada tahap studi kelayakan.
Pasal 51
1) Pemegang IUP/IUPK Eksplorasi yang telah selesai melakukan tahap kegiatan studi
kelayakan pada sebagian atau seluruh WIUP/WIUPK-nya, atau dalam jangka waktu paling
lambat 6 (enam) bulan sebelum tanggal berakhir masa berlakunya IUP/IUPK Eksplorasi,
wajib menyampaikan laporan studi kelayakan termasuk laporan studi AMDAL, untuk
dipresentasikan dan mendapat persetujuan dari Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota
sesuai kewenangannya atau instansi yang berwenang.
2) Laporan kegiatan studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup antara
lain informasi mengenai:
a) hasil penyelidikan geologi yang mendalam dan pembuktian endapan-endapan bijih dalam
WIUP/WIUPK termasuk cadangan-cadangan bijih atau batubara yang terukur, terunjuk, dan
terkira sepanjang diperlukan bagi kelayakan ekonomis daripada pengusahaan untuk
dipertimbangkan dan pengujian-pengujian serta pengambilan contoh endapan-endapan yang
bernilai tersebut sesuai dengan rencana kerja yang telah disetujui;
b) hasil pengamatan dan informasi yang terinci mengenai lokasi untuk kegiatan
operasi produksi yang termasuk dalam pengusahaan berikut penyiapan peta-peta dan
gambar-gambar yang berhubungan dengan mengenai lokasi-lokasi tersebut;
c) hasil studi kelayakan teknis dan ekonomis mengenai penambangan, pengangkutan,
pemuatan dan pengapalan bijih/batubara, konsentrat-konsentrat dan hasil dalam bentuk lain
dari WIUP/WIUPK, termasuk penyelidikan teknis tentang kemungkinan lokasi pelabuhan,
jalan-jalan penghubung dari tambang ke pelabuhan sungai dan cara pengangkutan lain yang
cocok;

d) hasil penyelidikan tentang setiap kemungkinan pengaruh pengangkutan dengan


menggunakan tongkang atau kapal;
e) hasil penyelidikan tentang lokasi dan rancang bangun lapangan terbang dan termasuk
fasilitas pelabuhan dan pendaratan, apabila dianggap perlu;
f) penyelidikan dan perencanaan bagi pengembangan suatu yang berhubungan dengan
kemungkinan tetap yang sesuai, termasuk rancang bangun fasilitas perumahan dan fasilitas
sosial, kebudayaan dan kemasyarakatan sejauh diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang mungkin berkembang akibat kegiatan-kegiatan perusahaan dalam waktu 5
(lima) tahun setelah dimulainya periode operasi;
g) hasil studi tentang kebutuhan tenaga kerja dimeudian hari untuk pengusahaan dengan
memperkirakan jenis dan lamanya pelatihan yang diperlukan untuk menjamin penggantian
tenaga kerja asing oleh tenaga kerja Indonesia dana penggunaan tenaga kerja setempat
semaksimal mungkin sejalan dengan operasi yang aman dan efisien dari pengusahaan;
h) hasil studi dampak fisik mengenai pengaruh yang akan timbul terhadap lingkungan hidup
sebagai akibat kegiatan pengusahaan, studi tersebut akan dilakukan dengan berkonsultasi
dengan konsultan independen yang memenuhi persyaratan;
i) hasil penyelidikan tentang jumlah dan jenis usaha setempat yang mungkin diperlukan untuk
melayani kebutuhan pengusahaan dan pemukiman tetap yang mungkin berkembang dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun setelah dimulainya kegiatan operasi produksi;
j) penelitian metalurgi dan pemasaran untuk menentukan kemampuan hasil perolehan mineral
dan penjualannya serta kontrak penjualannya;
k) penelitian pemasaran untuk menentukan kemampuan hasil perolehan batubara dan
kemungkinan penjualan batubara yang telah ditingkatkan mutunya serta persyaratan kontrak
yang sesuai terhadap produk yang dapa dijual;
l) hasil penyelidikan pendahuluan tentang kelayakan mendirikan fasilitas pengolahan dan
pemurnian, yang cukup untuk memperkirakan modal dan biaya operasi serta kemungkinan
sumber tenaga listrik yang diperlukan dikemudian hari;
m) hasil analisa keuangan yang menyeluruh, berdasrakan kriteria yang tepat untuk suatu usaha
pertambangan, atas aliran kas (cash flow) yang prospek dan tingkat pengembalian (rate of
return) dari pengusahaan;
n) hasil penyelidikan tentang fasilitas penyediaan air yang sesuai untuk keperluan usaha
pertambangan, industri, dan pemukiman tetap; dan
o) hasil studi AMDAL atau UKL-UPL yang telah disetujui oleh instansi yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
p) Presentasi hasil studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dihadiri wakil
dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dinas teknis pemerintah provinsi, dan
dinas teknis pemerintah kabupaten/kota yang membidangi pertambangan mineral dan
batubara.
q) Dalam hal wakil dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tidak hadir, dapat diwakilkan pada dinas teknis pemerintah provinsi yang
membidangi pertambangan mineral dan batubara.
Pasal 52
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya harus menerbitkan
surat persetujuan hasil evaluasi Laporan kegiatan Studi Kelayakan termasuk AMDAL/UKL-

UPL yang disampaikan pemegang IUP Eksplorasi dalam jangka waktu paling lama 14
(empat belas) hari kerja sejak laporan dinyatakan lengkap dan benar.
d) LAMPIRAN XIII b KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000 TANGGAL :3 November 2000 Tentang PEDOMAN
PENYUSUNAN LAPORAN STUDI KELAYAKAN, EKSPLOITASI DAN PRODUKSI
A . Format Laporan Studi Kelayakan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I : PENDAHULUAN
1 . Latar Belakang
2 . Maksud dan Tujuan
3 . Ruang Lingkup dan Metode Studi
4 . Pelaksana Studi
5 . Jadwal Waktu Studi
BAB II : KEADAAN UMUM
1 . Lokasi dan Luas Wilayah Kuasa Pertambangan (KP), Kontrak Karya
(KK), Perjanjian Karya Pengusahaan Batubara (PKP2B) Eksploitasi yang dimohon.
2 . Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat
3 .Keadaan Lingkungan Daerah,Penduduk, Mata PencaharianPenduduk, Keadaan Flora,
Fauna,Iklim, Sosial Ekonomi dan lain-lain
4 . Topografi dan Morfologi
BAB III : GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN
1 . Geologi
a . Litologi
b . struktur
c . Geoteknik
2 . Keadaan Endapan
a . Bentuk dan Penyebaran Endapan
b . Sifat dan Kualitas Endapan
c . Cadangan
1) Cara Perhitungan Cadangan
2) Klasifikasi dan Jumlah Cadangan (insitu, miniable, marketable, dilengkapi dengan perhitungan
stripping ratio dan cut off grade)
BAB IV : RENCANA PENAMBANGAN
1. Sistem/Metode dan Tata Cara Penambangan (dilengkapi bagan a l i r )
2 . Tahapan kegiatan Penambangan (termasuk penanganan tanah penutup)
3 . Rencana Produksi (kuantitas, kualitas, cut off grade, stripping r a t i o )
4 . Peralatan (jenis, jumlah dan kapasitas)
5 . Jadwal Rencana Produksi dan Umur Tambang
6. Rencana Penanganan/Perlakuan Bahan Galian yang Belum Terpasarkan (kualitas rendah,
belum ekonomis masa sekarang)

7 . Rencana Pemanfaatan Bahan Galian dan Mineral Ikutan


8 . Rencana Penanganan/Perlakuan Sisa Cadangan pada Pasca Tambang.
BAB V : RENCANA PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN ATAU PENCUCIAN
1 . Studi/Percobaan Pengolahan/ Pemurnian
2 . Tatacara Pengolahan dan Pemurnian
a . Tahapan Pengolahan
b . Bagan Alir
c . Recovery Pengolahan
3 . Peralatan Pengolahan (jenis, jumlah dan kapasitas)
4 . Hasil Pengolahan dan Rencana Pemanfaatan Mineral Ikutan
5 . Jenis, Jumlah, Kualitas Hasil Pengolahan dan Tailing
BAB VI : PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN
1 . Tata Cara
2 . Peralatan (jenis, jumlah, kapasitas)
BAB VII : LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1 . Lingkungan (mengacu kepada dokumen Amdal atau UKL dan UPL)
a . Dampak kegiatan (tambang, pengolahan dan sarana penunjang).
b . Pengelolaan lingkungan
1 ) Pengelolaan limbah (tambang, pengolahan dan sarana penunjang).
2) Rencana Reklamasi dan Pemanfaatan Lahan Pasca Tambang.
3 ) Penanganan Air Asam Tambang (kalau ada).
c . Pemantauan Lingkungan
2 . Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a . Organisasi
b . Peralatan
c . Langkah-langkah pelaksanaan K-3 Pertambangan
d . Rencana Penggunaan dan Pengamanan Bahan Peledak dan Bahan Berbahaya lainnnya.
BAB VIII : LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Bagan Organisasi
2. Jumlah dan kriteria Tenaga Kerja Tetap dan Tidak Tetap dalam Bentuk Tabel
3. Tingkat Gaji dan Upah
4. Sistem Kerja (kontrak, borongan dan lain-lain).
BAB IX : PEMASARAN
1 . Bagan Organisasi
2 . ProspekPemasaran
a . Dalam Negeri
b . Luar Negeri
BAB X : INVESTASI DAN ANALISIS
KELAYAKAN
1 . Investasi
a . Modal Tetap
1) Pengurusan perizinan dan eksplorasi
2) Pembebasan Lahan
3) Konstruksi atau Rekayasa

4) Peralatan (penambangan, pengolahan, pegangkutan dan lain-lain).


b . Modal Kerja
c . Sumber Dana
2 . Analisis Kelayakan
a .Biaya Produksi (termasuk biaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan K-3)
b . Pendapatan Penjualan
c . Cash Flow (aliran uang tunai)
d . Perhitungan Discounted Cash Flow Rate of Return/ Interal Rate of Return
(DCFROR/IRR).
e . Perhitungan Break Even Point (BEP)
f . Waktu Pengembalian Modal
g . Analisa Kepekaan dan Resiko
BAB XI : KESIMPULAN
Memuat secara ringkas hal-hal sebagai berikut :
Luas wilayah yang dimohon/ ditingkatkan ke tahap Eksploitasi
Cadangan (in situ, miniable, marketabel)
Rencana Penambangan (tata cara dan sistem)
Rencana Pengolahan dan pemurnian atau pencucian (kalau ada ) .
Rencana Produksi per-tahun dan umur tambang.
Rencana pemasaran dan harga jual.
Investasi yang diperlukan termasuk modal kerja dan sumber dana.
Hasil analisis kelayakan
Jumlah tenaga kerja (tetap dan harian atau buruh)
Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan
Potensi dan rencana perlakuan bahan galian yang belum dapat dipasarkan dan mineral ikutan
serta bahan galian lain.
LAMPIRAN
1 . Peta situasi wilayah yang akan ditingkatkan ke tahap Eksploitasi dan sekitarnya, skala 1 :
10.000
2 . Peta topografi detail daerah tambang dan sekitarnya, skala minimum 1 : 2.000
3 . Peta penyebaran cadangan dan kualitas, skala minimum 1 : 2.000
4 . Peta situasi tambang (Mining Lay Out) skala 1: 10.000, yang memuat :
a . Kontur topografi
b . Penyebaran bahan galian
c . Bangunan-bangunan penting
d . Batas wilayah eksploitasi
e . Jalan, Perkampungan. stock pile, lokasi pencucian dan pengolahan.
f .Lokasi timbunan waste, tailing dan bahan galian yang belum dapat dipasarkan.
g . Indeks peta rencana pertambangan
h . Dan sebagainya
5 . Peta rencana penambangan dan reklamasi, minimal skala 1 : 2.0000, menggambarkan :
a . Tahapan dan blok-blok yang akan ditambang
b . Tahapan dan blok wilayah yang akan direklamasi per tahun
c . Jalan tambang

d . Lokasi timbunan waste, tailing dan mineral ikutan serta bahan galian yang belum dapat
dipasarkan
6 . Desain tambang dan pengolahan (dalam bentuk peta, penampang, gambar 3 dimensi,
sketsa, bagan
http://kiradminner.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai