Anda di halaman 1dari 40

Kuliah ke 1

PERPETAAN & UKUR TMBANG

PERPETAAN

Anton Sudiyanto
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN – FTM
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
2017
KONTRAK PERKULIAHAN
Mata Kuliah : PERPETAAN & UKUR TAMBANG
Jumlah SKS : 3 SKS
Dosen Pengampu: 1. Ketut Gunawan, Ir, MT (Koord)
2. Peter Eka Rosadi, Ir, MT
3. Sudaryanto, Ir, MT
4. Anton Sudiyanto, Ir, MT
Komponen Penilaian :

Unsur Bobot Skor Maks Prosentase


Tugas 0,15 100 15 %
Kuis 0,10 100 10 %
UTS 0,35 100 35 %
UAS 0,40 100 40 %
Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan dengan cara
menjumlahkan skor (total skor) dikalikan dengan bobot
masing-masing. Jumlah ini selanjutnya dikonversi ke dalam
nilai huruf dengan rincian sebagai berikut:
Nilai Angka Nilai Huruf Harkat Sebutan
81 – 100 A 4 Istimewa
76 – 80 B+ 3,5 Baik Sekali
66 – 75 B 3 Baik
61 – 65 C+ 2,5 Cukup Baik
51 – 60 C 2 Cukup
31 – 50 D 1 Kurang
≤ 30 E 0 Gagal
Aturan Kuliah:
a. Jumlah pertemuan tatap muka adalah 14 kali, apabila karena suatu hal
dengan terpaksa harus dilakukan penggantian jadwal kuliah, maka jadwal
pengganti ditentukan berdasarkan kesepakatan antara dosen dan
mahasiswa.

b. Untuk bisa mengikuti Ujian Akhir Semester, mahasiswa wajib memenuhi


minimal 12 kali kehadiran.

c. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan perkuliahan kurang dari 12 kali dalam


satu semester, mata kuliah yang diikutinya dinyatakan tidak lulus dengan
nilai E

d. Mahasiswa yang ber kaos oblong tanpa kerah dilarang mengikuti kuliah

e. Keterlambatan hadir di klas maksimal 10 menit setelah jadwal yang


ditentukan.
f. Mahasiswa dengan alasan yang dapat diterima (mis. praktikum, ke dokter,
ada kuliah reguler pada jam yang sama) diperbolehkan terlambat atau
mengikuti klas lain dengan menulis surat keterangan yang menyatakan
alasan kepindahan jadwal kuliah pengganti.

g.Tidak ada toleransi nilai bagi mahasiswa yang melakukan tindakan tidak
jujur dalam mengerjakan tugas, quiz, dan/atau ujian.

h.Ketidakhadiran mengikuti kuliah yang dinyatakan dengan surat ijin sebelum


perkuliahan maka dianggap hadir hanya diberikan kepada mahasiswa yang
mengikuti KP atau KKN regular.

i. Ujian susulan hanya dapat diberikan kepada mahasiswa yang tidak dapat
mengikuti ujian pada waktu yang telah dijadwalkan karena alasan yang bisa
diterima (misalnya, sakit – dengan surat ijin dokter, ada keluarga yang
meninggal), dengan seijin jurusan dan nilai maksimal 80.
MATERI KULIAH
TAHAPAN UMUM KEGIATAN PERTAMBANGAN
Survey Tinjau / Prospeksi
IUP
EKSPLORASI Eksplorasi

Teknis

Evaluasi/Studi kelayakan Lingkungan

Ekonomis

Tidak Layak Layak

Arsip Persiapan Penambangan


Pembongkaran
Pemuatan Penambangan
Pengangkutan
Pengolahan

REKLAMASI Pemurnian / Ekstraksi

Pemasaran
IUP
OPERASI PRODUKSI
Pasca Tambang
Peran Perpetaan

Pendahuluan  Pemetaan topografi

 Eksplorasi
Rinci / detil  Pemetaan titik bor
singkapan
lokasi sampling

 Development  Sarana-prasarana/Infra struktur

 Penambangan  Kemajuan penambangan

 Reklamasi & Pasca tambang


PETA (TOPOGRAFI/RUPA BUMI)
Gambaran keadaan permukaan bumi pada bidang horisontal dengan skala tertentu
meliputi unsur-unsur alamiah (sungai, gunung, lembah, dll) dan unsur-unsur buatan
manusia (bangunan, jalan, saluran irigasi, batas pemilikan lahan, dll) yang disajikan
dengan konfigurasi tertentu.

Besaran – besaran yang diukur :

1. Arah  Azimuth, bearing

2. Jarak  Jarak miring, jarak sebebarnya, jarak datar

3. Sudut  Sudut dalam, sudut luar

4. Ketinggian  Tinggi diatas permukaan air laut, tinggi lokal.


 Pemetaan Terestris :
Pemetaan dimana seluruh data yang digunakan diperoleh
langsung dari pengukuran-pengukuran pada permukaan
bumi (WP, theodolit, TS)  Metoda Tachymetri

 Pemetaan Extra Terestris:


Pemetaan tidak secara langsung dipermukaan bumi,
melainkan menggunakan benda-benda angkasa (satelit)
GPS

 Fotogrametris :
Pemetaan dimana sebahagian datanya diperoleh dari foto
hasil pemotretan udara.
Titik Kerangka Dasar :

Sejumlah titik yang dibuat dan dipasang dilapangan (diberi tanda


pengenal, terbuat dari kayu atau beton),yang merupakan Kerangka
Dasar pemetaan berfungsi sebagai titik pengikat pengukuran titik-titik
detil, serta pengontrol pengukuran titik-titik lainnya.

Titik Detil:

Titik-titik yang ada dilapangan, antara lain merupakan titik pojok


bangunan, batas pemilikan lahan, pinggir jalan, tepi sungai, perubahan
tinggi muka tanah dan titik-titik lain yang letak dan kerapatannya
ditentukan untuk menggambarkan bentuk permukaan tanah.
MACAM – MACAM PETA

1. Menurut Isinya :
a. Peta Geologi
Memuat informasi tentang keadaan geologi suatu daerah, bahan-bahan
yang membentuk lapisan tanah yang disajikan dengan simbol ltithologi
dan struktur tertentu.

b. Peta Hidrografi
Memuat informasi tentang keadaan dasar lautan, kedalaman air serta
keterangan-keterangan lain yang diperlukan untuk pelayaran (navigasi).

c. Peta Kadaster
Memuat informasi tentang batas-batas pemilikan tanah, kelas tanah dan
keterngan yang berhubungan dengan status tanah.

d. Peta Irigasi
Memuat informasi tentang jaringan irigasi di suatu wilayah pengairan,
baik saluran-saluran pembawa, saluran pembuang dan bangunan irigasi.
e. Peta jalan
Memuat informasi tentang jaringan jalan-jalan di suatu wilayah untuk
keperluan perhubungan.

f. Peta Kota
Memuat informasi tentang jaringan jalan, gedung-gedung dan keterangan
lain di wilayah perkotaan.

g. Peta Relief
Memuat informasi tentang bentuk permukaan tanah serta kondisinya.

h. Peta Kemajuan Tambang


Memuat informasi tentang kemajuan penambangan (material yang telah
digali) dengan terget produksi tertentu dalam periode waktu tertentu,
sebagai kontrol kegiatan penambangan suatu bahan galian.
2. Menurut Skalanya :
a.Peta Teknis
Menyajikan informasi umum tentang keadaan permukaan bumi yang
mencakup wilayah yang tidak luas. Dibuat untuk merencanakan dan
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan Teknik Sipil (pembuatan gedung,
jalan, saluran irigasi dll) maupun Pertambangan (rencana
penambangan, tata letak tambang dll). Umumnya dibuat dengan skala
1 : 10.000 dan lebih besar lagi.

b.Peta Topografi
Menyajikan informasi umum tentang keadaan permukaan bumi dalam
wilayah yang luas, misalnya Kabupaten, Propinsi dan Negara. Peta
Topografi dikenal sebagai Peta Dasar, digunakan sebagai sarana
perencanaan umum suatu pekerjaan pengembangan wilayah, untuk
melakukan Survei Tinjau dan Eksplorasi bahan galian.
Umumnya dibuat dengan skala 1 : 10.000 sampai 1 : 100.000.

c.Peta Geografi
Merupakan peta ikhtisar, dibuat berwarna dengan skala lebih kecil dari
1 : 100.000, contoh : Atlas.
SKALA PETA
Perbandingan jarak mendatar antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya
dipermukaan bumi (di lapangan).
Cara Menyatakan Skala Peta :
1. Skala Teknis (Enginers scale).
Dengan menuliskan hubungan antara jarak di peta dengan jarak di
lapangan dalam bentuk persamaan, Contoh 1 cm = 500 m.

2. Skala Numeris (Numerical Scale) :


Dengan menuliskan angka perbandingan. Contoh 1 : 100; 1: 1000,
1:10.000

3. Skala Grafis (Graphical Scale) :


Suatu garis lurus dibagi dalam bagian-bagian yang sama, misalnya 1 cm. Pada setiap
ujung bagian garis dituliskan angka jarak sebenarnya.

0 1 2 3 4 5

0 50 100 150 200 250 m


SKALA PETA & PENGGUNAANNYA

Skala Peta Penggunaan

1 : 100 s/d Perencanaan Lokasi, Dam, Bangunan


1 : 500(skala besar)
1: 500 s/d Perencanaan Lokasi, Jalan, Irigasi,
1 : 2.500 Terowongan, Perencaan Tambang.

1 : 5000 s/d Perencanaan Kota, Batas IUP / IUPK


1 : 15.000(skala
menengah)

1 : 25.000 s/d Perencanaan Umum


1 : 100.000(skala kecil)
LEGENDA DAN ORIENTASI PETA

LEGENDA
Daftar simbul dengan keterangannya, agar peta mudah dibaca.
Simbul-simbul digunakan untuk membedakan :

 Jalan raya, jalan kereta api, jalan produksi, jalan setapak.


 Sungai, saluran irigasi, penyaliran tambang, selokan.
 Laut, danau
 Sawah, ladang, padang rumput.
 Bangunan seperti : jembatan, gorong-gorong, pemukiman.
 Macam-macam tanaman spt : perkebunan karet, teh, kopi
 Dan lain-lain
Orientasi Peta
Suatu garis vertikal yang digambarkan dengan arah panah yang
menunjukan arah Utara.

Di dalam Perpetaan dikenal 3 macam arah utara :


1. Utara peta didasarkan pada arah utara geografi di titik awal/titik nol sistem
proyeksi peta (Sistem Umum)

2. Utara peta didasarkan kepada arah utara geografi disuatu titik Kerangka
Dasar tertentu (Sistem Setempat)

3. Utara peta didasarkan kepada arah utara magnit di satu titik Kerangka
Dasar tertentu (Sistem Setempat).

Kutub utara geografi dan kutub utara magnit tidak berimpit, arah Utara
Magnit menyerong terhadap arah utara geografi. Besar penyimpangan
kedua arah tersebut disebut : Deklinasi Magnit.

Pada peta harus jelas, arah utara mana yang digunakan.


KLASIFIKASI PENGUKURAN

A. Berdasarkan Alam :

1. Pengukuran Daratan (Land Surveying)


a. Pengukuran topografi, untuk memperoleh gambaran
unsur-unsur alam & buatan manusia, serta gambar-
topografis permukaan tanah.

b. Pengukuran Kadaster, untuk memperoleh gambar


batas pemilikan lahan, luas pemilikan lahan.

c. Pengukuran Teknik Sipil.

d. Pengukuran Kota.

2. Pengukuran Perairan (Marine of Hydrographic Surveying)


Pengukuran untuk memperoleh gambaran permukaan dasar
laut, danau dll.
3. Pengukuran Astronomi
Pengukuran menggunakan benda langit sebagai sarana untuk
menentukan posisi absolut tempat-tempat di muka bumi
(Lintang, Bujur), serta menentukan Azimuth.

B. Berdasarkan Tujuannya
1. Pengukuran Tambang

2. Pengukuran untuk keperluan militer

3. Pengukuran Teknik Sipil

4. Pengukuran Geologi

5. Pengukuran Arkheologi
C. Berdasarkan Metoda & Alat Yang Digunakan
1. Pengukuran Triangulasi
2. Pengukuran Trilaterasi
3. Pengukuran Polygon
4. Pengukuran Offset
5. Pengukuran Tachymetri
6. Plane table survey
7. Aerial survey.

Metode 1, 2 dan 3 digunakan untuk pengukuran titik-titik Kerangka


Dasar Geodesi.

Metode 4, 5 dan 6 digunakan untuk pengukuran titik-titik detil.

Metode 7 digunakan untuk pengukuran cara Fotogrametris


D. Berdasarkan Luas Areal Yang Diukur

1. Plane Surveying
Pengukuran untuk daerah yang relatif sempit (dimensi
terpanjang < 55 km), permukan bumi dianggap sbg
bidang datar.

2. Geodetic Surveying
Pengukuran untuk daerah yang luas (dimensi terkecil
> 55 km), permukaan bumi harus diperhitungkan sbg
permukaan yang melengkung (ellipsoid).
KERANGKA DASAR PEMETAAN

1. KERANGKA DASAR HORISONTAL (KDH)


Posisi lateral titik-titik Kerangka Peta [Mempunyai koordinat bidang
datar (X, Y)], Metode pengukurannya : Triangulasi, Polygon .

2. KERANGKA DASAR VERTIKAL (KDV)


Posisi vertikal / ketinggian (Z) titik-titik Kerangka Peta, umumnya
sebagai bidang datum permukaan air laut rata-rata.
Metode pengukurannya : Sipat datar memanjang

Penentuan Titik Kerangka Dasar :


a. Luas daerah yang dipetakan
b. Bentuk daerah yang dipetakan
c. Kondisi daerah yang dipetakan (tertutup/terbuka/relief)
Mengingat fungsi dari Titik Kerangka Dasar, maka pemasangannya :
a. Ditempatkan menyebar merata di seluruh daerah yang dipetakan
dengan kerapatan tertentu.
b. Terbuat dari bahan yang tahan lama (beton, kayu).
c. Pemasangannya cukup kuat dilokasi yang stabil & aman.
d. Diberi kode tertentu supaya mudah dikenal.

Pada prakteknya dilapangan titik-titik KDH dan titik-titik KDV tidak


dibuat sendiri-sendiri, akan tetapi menjadi satu titik.

Pada pemetaan yang mencakup daerah yang luas, penyelenggaraan


Titik Kerangka Dasar dilakukan secara bertingkat:
1). Titik-Titik Utama/Primer (P),
2). Titik-titik Sekunder (S)
3). Titik-titik Tersier
4). Titik-titik Quarter (Q).
TITIK KERANGKA DASAR

Titik Jarak Ketelitian Metoda Alat

P 20 – 40 km ± 0,07 m Triangulasi Total station


S 10 – 20 km ± 0,53 m Triangulasi Total station
T 3 – 10 km Triangulasi Total Station
Q 1 – 3 km Polygon Theodolit,
TAHAPAN
PENGUKURAN ORIENTASI / SURVEI
LAPANGAN

PERENCANAA
N

PENGUKURA
N

KERANGKA DETIL KERANGKA


DSR DSR
HORISONTAL VERTIKAL

KOREKSI & PERHITUNGAN

MENYUSUN DAFTAR
KOORDINAT
PERALATA
N GPS Geodetic Trimble
Topcon TL 20 GF Shokkia DT 500
Nikon NE - 102 Total Station Leica
Terima Kasih

Selamat Belajar
PERSIAPAN

RECONNAISSANCE

LETAK BM DAN PEMASANGAN


TITIK-TITIK KERANGKA PETA

PENGIKATAN
BM DAN PENGIRING BM

PENGUKURAN /
PENGIKATAN TINGGI DAN PENGOLAHAN DATA
KONTROL VERTIKAL UTAMA
PENGUKURAN KONTROL HORISONTAL
PENGUKURAN KERANGKA PETA & PENGUKURAN
KONTROL VERTIKAL UTAMA DETIL

PENGOLAHAN DATA & DIGITASI PETA

PEMBUATAN LAPORAN
2
1 β2
αA1 A : Titik Ikat (Ttk. Kontrol)
β1
1, 2, 3 ..: Titik Poligon
β6 β3
3
αA1 : Azimuth A-1(Az. Awal)
A
Β : Sudut mendatar (sudut dalam
β5
5 β4

POLIGON TERTUTUP 4

β2 AB & CD : Titik Ikat (Ttk


αAB β3 Kontrol)
A 1 1, 2 : Titik Poligon
β1
2 Β : Sudut mendatar
β4
B αAB : Azimuth AB (Az. Awal)
POLIGON TERIKAT C D
SEMPURNA

MACAM – MACAM BENTUK


POLIGON
POLIGON TERIKAT SEBAGIAN
A, B : Titik Ikat (BM)
αAB αB1
α : Asimuth
1 3
A β β : Sudut mendatar
B 1, 2, 3 : Titik Poligon
2

POLIGON LEPAS

2 4
1 3

POLIGON
3
CABANG
2
A

1
B

1a 1b
METODA PENGUKURAN TITIK DETIL
1. Metode Koordinat Siku-Siku :

2. Metode Azimuth dan Jarak


3. Metode Sudut Dan Jarak
PENGAMBILAN TITIK DETIL
PETA LOKASI TITIK BOR G. PENDUL

BM2

BM1

B1 B2 B3 B4

B5 B6 B7 B8

B9 B10 B11 B12 B13

B14 B15 B16 B17 B18


PERHITUNGN

Kontrol bacaan benang silang : 2 Bt = Ba + Bb Ba

Bt

Bb

Ti
B2
Δh

BM1 Dt
Δh

1. Jarak datar ( Dt ) : Koreksi azimuth :

BBM1B2  (LBBM1B2 180)  (BBM1B2 180)  LBBM1B2


2. Beda tinggi antar dua titik (Δh) 4
Ditambah (+) 180o bila B/LB<180o
Ditambah (-) 180o bila B/LB>180o
TOLERANSI KESALAHAN

1. Kesalahan Linier Jarak


Untuk ketelitian poligon, dinyatakan dengan kesalahan linier jarak yaitu
perbandingan antara kesalahan penutup dan jarak total dari sisi poligon yang
dirumuskan sebagai berikut :
  fL
 HD , dimana fL = (k x ) 2  (k y ) 2

 HD = Jumlah jarak sisi poligon.


Toleransi yang diberikan yaitu ≤ 1 : 10.000, artinya pada jarak 10.000 m atau
10 km, kesalahan yang diperbolehkan adalah 1 m.
 

2. Kesalahan sudut
Kesalahan pengukuran sudut untuk pengukuran poligon yang teliti adalah :
10” N , dimana N adalah jumlah titik sudut poligon.
3. Kesalahan tinggi
Toleransi kesalahan tinggi dapat dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut :
 
sh = K Dtkm
(K : I = 6 mm; II = 8 mm; III = 10 mm)

Anda mungkin juga menyukai