Anda di halaman 1dari 16

METODE PENAMPANG

cross section
OLEH :
KELOMPOK 2
MARDHATILLAH 15137015
DENNY PRANANDA L 15137033
JEVINDO ORNANDI G 15137056
TOMMY JOETRA 14137020
Metode Penampang (Cross Section)
Metode cross section adalah salah satu metode
estimasi sumberdaya secara konvensional,
metode ini dibuat dengan tujuan untuk
mengetahui profil endapan pada setiap section
melalui cross section dapat juga mengetahui
kemirangan batubara
Metode cross section dengan pedoman
rule of gradual changes

Metode cross section dengan pedoman rule of


nearest point.
Metode Penampang Vertikal

Metode penampang vertikal menggambarkan kondisi


endapan, bijih, tanah penutup (overburden) pada
penampang-penampang vertikal.
Data yang Diperlukan Untuk Metoda
Cross Section
Peta topografi dengan skala peta representatif
Denah kontur dan peta statigrafi
Peta model endapan atau distribusi titik bor
Peta batasan-batasan sumberdaya (struktur geologi,
hidrologi, dll)
Rekomendasi metoda penampang
Langkah-langkah perhitungan cadangan
dengan metode cross section (penampang)
Menyiapkan peta desain pit yang telah dibuat
Buat lintasan penampang melalui titik-titik lubang bor
Buat sayatan (cross section) pada lintasan penampang lubang bor
tersebut
Hitung luas masing-masing sayatan (cross section) menggunakan
software pengolah gambar.
Menghitung volume antara 2 (dua) sayatan yang
berdekatan dengan cara mengalikan rata-rata luas
sayatan dengan jarak antara sayatan (section) memakai
Langkah-langkah metode penampang vertikal
dilakukan dengan cara sebagai berikut

1. Membuat irisan-irisan penampang melintang yang memotong


endapan batubara yang akan dihitung,
2. Menghitung luas batubara dan overburden tiap penampang,
3. Setelah luasan dihitung, maka volume dan tonase dihitung dengan
rumusan perhitungan. Perhitungan volume tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan satu penampang, dua penampang, tiga
penampang, atau rangkaian banyak penampang
Teknik Pengolahan Data

Penentuan lintasan penampang


Konstruksi penampang (permukaan, geometri endapan,
geometri pit, serta faktor pembatas lainnya)
Perhitungan luas masing-masing elemen
Rumus Mean area

S1,S2 = luas penampang endapan


L = jarak antar penampang
V = volume cadangan

Rumus Kerucut Terpancung


S1 = luas penampang atas
S2 = luas penampang alas
L = jarak antar S1dan S2
V = volume cadangan
Interpretasi
Interpretasi daerah pengaruh erat kaitannya dalam
penentuan batas-batas daerah pengaruh. Berdasarkan
obyeknya, interpretasi daerah pengaruh dibagi menjadi tiga
yaitu:
Interpretasi natural
Interpretasi empirik
Interpretasi analitis
Rumus Obelisk

S1 = luas penampang atas


S2 = luas penampang bawah
L = jarak antara S1& S2
V = volume

Rumus prismoida
S1,S2 = luas penampang ujung
M = luas penampang tengah
L = jarak antara S1dan S2
V = volume cadangan
Contoh Kasus 1
Sumber : jurnal estimasi cadangan batukapur dengan
metoda cross section Vol.VI No.2 2010.
PT. Semen Tonasa merupakan salah satu produsen semen
domestik di Indonesia yang mengelola batukapur. Jika
jarak spasi antar penampang 100 m dengan jumlah
penampang 18 yang mewakili keseluruhan daerah yang
masuk wilayah IUP dengan batas ketinggian perhitungan
terendah pada level 40, maka hitunglah berapa besar
cadangan terukur batukapur tersebut dengan
menggunakan metode cross section.
Contoh kasus 2
Sumber : Skripsi Estimasi sumberdaya pasir batu dengan
metode cross section dan metode contour pada kecamatan
Bantarbolang Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa
Tengah.
Kedalaman estimasi sumberdaya pasir batu pada daerah
penelitian dibatasi pada kontur terendah yang masuk pada
IUP Eksplorasi yang ada di lokasi penelitian yaitu pada
ketinggian 161 mpdl. dengan tebal tanah penutup
(overburden) rata-rata setebal 1,5 meter. Luas dari
wilayah IUP eksplorasi adalah seluas 47.606 m2
Gambar. Peta topografi wilayah IUP daerah
peneliti
Contoh Kasus 3
Studi Perhitungan Cadangan Batu Kapur Pada Quarry Pusar PT. Semen
Baturaja (Persero) Dengan metode Cross Section Dan Software Surpac
6.0.3
Metode Cross Section
sebelum kita menghitung cadangan dengan menggunakan metode cross
section data-data yang dibtuhkan adalah jumlah lubang, luas area, rata-
rata, kedalaman lubang bor, topografi dan kadar CaO batukapur,
kemudian kita dapat menghitung cadangan batukapurnya. Langkah-
langkah untuk menghitung cadangan dengan metode ini adalah:
Membagi penampang menjadi beberapa bagian dan membuat section
width (lebar penampang)
Menghitung luas penampang menggunakan alat planimeter
Setelah dihitung luas masing-masing area maka dikalikan dengan
lebar penampang maka akan diperoleh volume masing-masing
penampang
Setelah diperoleh volume maka dikalikan dengan berat jenis
batukapur maka akan diperoleh tonase batkapur.

Anda mungkin juga menyukai