Anda di halaman 1dari 6

7 BUSUR MAGMATISME

Busur magmatisme atau zona erupsi magma pada dasarnya dikontrol oleh

pergerakan lempeng/ permukaan bumi. Pada awalnya sekitar tahun 1960 an

berkembanglah teori lempeng tektonik. Tektonik adalah ilmu yang memepelajari

pergerakan dan deformasi lapisan luar bumi dalam skala besar. Tektonik

lemepeng mempelajari hubungan antara deformasi ini dengan keberadaan dan

pergerakan lempeng atau plates di atas selubung atas yang plastis.

Kunci utama tektonik lempeng adalah adanya lempeng litosfer yang padat

dan kaku ‘terapung’ di atas selubung bagian atas yang bersifat plastis. Kerak bumi

dan selubung teratas bersifat padat disebut litosfer. Di bawah samudra tebalnya

sekitar 50 km dan dibawah benua sampai 100 km. Lapisan di bawah litosfer

adalah astenosfer yaitu lapisan lentur, tidak kaku atau plastis. Lapisan ini sampai

pada kedalamn 500 km di dalam selubung.

Litosfer terdiri dari lempeng-lempeng yang besar dan kecil ‘terapung’ di atas

astenosfer sebagai lempeng benua dan lempeng samudra. Oleh karena tiap

lempeng bergerak sebagai uit tersendiri di permukaan bumi yang bulat, maka

interaksi antar lempeng terjadi pada batas-batas lempeng. Batas-batas lempeng

dapat berbentuk :

a. Divergen ; di mana lempeng – lempeng bergerak saling menjauh,

mengakibatkan material dari dari selubung naik ke atas memebentuk lantai

samudra yang baru.

b. Konvergen ; di mana lempeng- lempeng bertemu,menyebabkan salah satu

lempeng menyusup di bawah yang lain, masuk ke selubung


c. Transform ; di mana lempeng saling bergesekan, tanpa membentuk atau

merusak litosfer

Produk divergen erat kaitannya dengan pemekaran lempeng dan pemekaran

lempeng sering terjadi pada punggungan samudra. Disini, di mana lempeng saling

menjauh sumbu punggungan samudra , terbentuk celah yang segera terisi oleh

lelehan batuan yang terinjeksi dari astenosfer di bawahnya. Material- material ini

perlahan mendingin dan membentuk lantai samudra baru.

Bila dua lempeng bertemu atau bertumbukan, ujung salah satu tertekuk (

melengkung ) kebawah dan menyusup di bawah yang lain. Dan terus turun sampai

ke astenosfer. Karena masuk dalam astenosfer yang suhunya tinggi ia menjadi

panas dan kehilangan kekakuannya. Meskipun pada dasarnya semua zona

konvergen sama, akan tetapi tumbukan lempeng ini dipengaruhi dipengaruhi oleh

tipe material kerak yang terlibat. Tumbukan dapat terjadi antar lempeng benua

dan lempeng samudra, tumbukan dua lempeng samudra, dan tumbukan lempeng

benua dan lempeng benua. Hasil dari pergerakan lempeng ini pun di kemas

sebagai zona atau busur magmatisme. Busur magmatisme tersebut adalah :

1. Back Arc Basin

Terbentuk sebagai hasil sampingan dari zona subduksi,yaitu pertemuan

lempeng benua dan lempeng samudra dimana lemepeng samudra tertekuk ke

bawah menyusup di bawah lempeng benua menuju astenosfer. Gejala ini

diperlihatkan oleh menipisnya kerak dan suatu bukaan cekungan yang


melengkung. Oleh karena itu disebut sebagai cekungan belakang zona subduksi.

Sehingga jenis magma yang di hasilkan pada busur ini adalah magma basaltis.

2. Volcanic Arc/Continental Arc

Selain back arc basin produk lain dari zona subduksi sebagai busur

magmatisme adalah volcanic arc atau disebut juga continental arc. Terbentuk dari

pertemuan lempeng benua dengan lempeng samudra dimana lempeng samudra

menyusup ke bawah menuju astenosfer. Gejala ini biasanya di perlihatkan oleh

jajaran gunung api di atas lempeng benua sebagai akibat dari dorongan arus

konveksi dari selubung. Produk magma yang dihasilkan adalah magma

intermediet.

3. MOR

Mid Oceanic Ridge atau disingkat mor merupakan salah satu busur

magmatisme dari pola divergen yaitu pola pergerakan lempeng yang saling

menjauh. Dalam hal ini lempeng yang saling menjauh adalah dua lempeng

samudra di mana gejala yang di timbulkan oleh pergerakan lempeng ini adalah

terbentuknya gunung api di dasar samudra sebagai akibat dari dorongan arus

konveksi yang mendorong lapisan di atasnya . Jenis magma yang di hasilkan di

busur magmatisme ini adalah magma basaltis.


4. Island Arc

Sama halnya dengan proses yang terjadi pada pembentukan busur magmatis

volcanic arc yaitu pertemuan anatara dua lempeng. Bedanya pada island arc

lempeng yang bertumbuk adalah dua lempeng samudra dimana salah salah satu

lempeng mununjam ke bawah menuju astenosfer kemudian meleleh pada suhu

tertentu yang menyebabkab arus konveksi ke atas yang mendorong lapisan di

atasnya. Sehingga gejalanya diperlihatkan oleh terbentuknya pulau-pulau di

tengah samudra dan juga gunung api kecil. Jenis magma yang di hasilkan di busur

magmatisme ini adalah magma bertipe basaltis.

5. Continental Rift Zone


Proses yang terjadi pada zona ini mirip dengan proses pada busur MOR yaitu

pembentukan yang dikontrol oleh pergerakan divergen. Bedanya pada mor

pergerakan lempenng yang saling menjadi antara dua lempeng samudra

sedangkan pada zona ini pergerakan lempenng yang saling menjauh adalah dua

lempeng benua. Gejala yang di perlihatkan adalah terbentuknya gunung-gunung

api muda dan kecil-kecil di atas dataran benua. Jenis magma yang di hasilkan

adalah jenis magma asam.

6. Oceanis Island ( hotspot )

Merupakan busur magmatisme dimana magma menerobos ke atas melalui arus

konveksi tanpa pergerakan lempeng yang terjadi di lantai samudra. Di

interpretasikan bahwa zona magmatisme ini termasuk zona lemah sehingga

magma dapat menerobos ke atas membentuk rangkaian struktur vulkanik ataupun

gunung api. Jenis magma yang dihasilkan adalah magma basaltis.


7. Continental intraplate ( hotspot )

Sama seperti pada proses pembentukan busur magmatisme pada oceanic

island pada busur continental drift juga terbentuk akibat erupsi langsung oleh

magma yang naik ke atas akibat arus konveksi dari selubung. Bedanya pada busur

ini terjadi di lempeng benua. Gejala yang ditimbulkan juga sama yaitu berupa

struktur vulkanik dan gunung api. Sedangkan magma yang dihasilkan adalah

magma asam.

Anda mungkin juga menyukai