Anda di halaman 1dari 16

KAJIAN TEKNIS PENGELOLAAN AIR LIMPASAN PADA TAMBANG

BAUKSIT DI PT. ANTAM UBPB TAYAN KALIMANTAN BARAT

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa


pada Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya

Oleh :
Novita Vitri Utami
03021181320009

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2016
A. JUDUL
KAJIAN TEKNIS PENGELOLAAN AIR LIMPASAN PADA TAMBANG
BAUKSIT PT. ANTAM UBPB TAYAN, KALIMANTAN BARAT
B. LOKASI
PT. Aneka Tambang Unit Bisnis Pertambangan Bauksit Tayan, Kalimantan
Barat

C. BIDANG ILMU
Teknik Pertambangan

D. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai curah


hujan yang cukup tinggi. Pada industri pertambangan, tingginya curah hujan
tersebut dapat menghambat kegiatan operasional penambangan. Untuk itu perlu
adanya sistem penyaliran pada lokasi penambangan. Sebagai salah satu kegiatan
penunjang yang dilakukan pada aktivitas penambangan, khususnya penambangan
dengan metode open cast maka pengelolaan air limpasan harus memerlukan
penanganan yang baik, sehingga kegiatan operasional penambangan yang telah
direncanakan tidak terganggu serta penanganan lingkungan dapat dilakukan
secara optimal sesuai yang diharapkan.
PT. Antam (Persero), Tbk merupakan salah satu perusahaan pertambangan
yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melakukan kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi mineral logam di Indonesia. PT. Antam (Persero), Tbk
UBPB Tayan merupakan salah satu unit bisnis pertambangan bauksit yang
dimiliki oleh PT. Antam (Persero), Tbk yang berada di Kecamatan Tayan Hilir,
Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Metode penambangan yang
dipakai pun adalah metode tambang terbuka dengan sistem penambangan open
cast. Kegiatan utama di PT Antam UBP Bauksit berupa stripping overburden, top
soil handling, digging (penggalian), loading (memuat), hauling (mengangkut),
dumping dan proses pencucian bauksit di washing plant.
Genangan air yang berasal dari air hujan yang tidak meresap ke dalam tanah
(Run Off Water) merupakan masalah besar yang dapat mengganggu kegiatan
penambangan, apalagi bila mengganggu aktifitas alat. Implikasinya tidak lain
adalah menurunnya produksi penambangan yang dapat membawa dampak
kerugian pada perusahaan. Di samping itu material-material yang dibawa oleh air
limpasan tersebut bila tidak ditangani dengan baik akan berdampak terhadap
lingkungan ekosistem di sekitarnya.

E. PERUMUSAN MASALAH
Adapun perumusan masalah dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah dimensi dan lokasi saluran, sumuran dan kolam pengendapan
telah mampu mengatasi debit air yang ada di areal penambangan?
2. Apakah sistem pemompaan yang diterapkan telah memenuhi standar
sesuai dengan sistem pengelolaan air limpasan?
3. Apakah jumlah pompa yang digunakan sudah cukup untuk mengatasi
debit air limpasan yang ada?

F. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dalam penelitian Tugas Akhir ini diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan apakah dimensi dan lokasi saluran, sumuran dan kolam
pengendapan telah mampu mengatasi debit air yang ada di areal
penambangan
2. Menentukan apakah sistem pemompaan yang diterapkan telah memenuhi
standar sesuai dengan sistem pengelolaan air limpasan
3. Menentukan apakah jumlah pompa yang digunakan sudah cukup untuk
mengatasi debit air limpasan yang ada

G. PEMBATASAN MASALAH
Dalam penelitian tugas akhir ini penulis hanya membatasi pada
pengkajian teknis pengelolaan air limpasan pada tambang bauksit yang hanya
meliputi pengeolaan sistem air limpasan, dimensi dan lokasi sumur telah
mampu mengatasi debit air limpasan, dan mengetahui sistem pemompaan
apakah sudah sesuai untuk mengelola air limpasan.

H. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan agar proses pemecahan masalah di
daerah penelitian lebih terarah dan mempermudah dalam langkah penulisian,
maka dilakukan metode penelitian sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk memperoleh bahan-bahan pustaka
berupa teori-teori yang nantinya dapat menunjang dalam menyelesaikan
permasalahan. Bahan-bahan pustaka yang berhubungan dengan
pengelolaan air limpasan. Pengambilan data-data yang digunakan dalam
pembuatan penelitian ini catchment area, pompa aktual, luas kolam
pengendapan serta berbagai informasi yang berhubungan dengan
penelitian ini.
2. Observasi lapangan
Dengan melakukan pengamatan secara langsung untuk mengetahui
Pengambilan data-data yang digunakan dalam pembuatan penelitian ini
catchment area, pompa aktual, luas kolam pengendapan Serta mencari
informasi pendukung yang berkaitan dengan permasalahan yang akan
dibahas
3. Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang diteliti,
maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Data Primer
Merupakan data yang diambil dari pengamatan dilapangan
dengan mencatat secara sistematis, data tersebut meliputi:
1) Data catchment area
2) Debit pompa aktual
3) Dimensi sump
4) Luas kolam pengendapan
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan berdasarkan referensi
dari perusahaan dan buku-buku handbook atau laporan perusahaan yang
mendukung :
1) Gambaran umum daerah penelitian
2) Curah hujan
3) Peta Topografi
4) Spesifikasi Pompa
4. Pengolahan Data
Data dari pengamatan di lapangan diolah secara manual melalui
dasar teori yang sudah diperoleh dari bahan-bahan pustaka yang
menunjang dan pengolahan menggunakan software-software yang
mendukung
5. Analisis data
Merupakan analisa pengolahan data yang dilakukan dengan tujuan
memperoleh kesimpulan akhir berupa dimensi dan lokais sumuran sudah
mampu mengatasi debit air limpasan, dan pompa yang digunakan telah
cukup untuk mengatasi debit air limpasan yang ada.
6. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil
anlisis data yang telah dilakukan dengan permasalahan yang diteliti. Untuk
mempermudah dalam penyelesaian penelitian ini, maka telah dibuat maka
telah dibuat sebuah bagan alir kerangka penelitian pada (Gambar 1)

KAJIAN TEKNIS PENGELOLAAN AIR LIMPASAN PADA TAMBANG


BAUKSIT PT. ANTAM UBPB TAYAN, KALIMANTAN BARAT

PERMASALAHAN :

1. Apakah dimensi dan lokasi saluran, sumuran dan kolam pengendapan telah
mampu mengatasi debit air yang ada di areal penambangan?
2. Apakah sistem pemompaan yang diterapkan telah memenuhi standar sesuai
dengan sistem pengelolaan air limpasan?
3. Apakah jumlah pompa yang digunakan sudah cukup untuk mengatasi debit
air limpasan yang ada?
STUDI LITERATUR

OBSERVASI LAPANGAN

PENGAMBILAN DATA

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

1) Data catchment area 1) Gambaran umum daerah


2) Debit pompa aktual penelitian
3) Dimensi sump 2) Curah hujan
4) Luas kolam pengendapan 3) Peta Topografi
4) Spesifikasi Pompa

PENGOLAHAN DATA

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

I. TINJAUAN PUSTAKA
Untuk melakukan studi ini, ada beberapa dasar teori yang digunakan
sebagai landasan dalam penelitian ini. Dasar teori yang digunakan adalah:
A. Daur Hidrologi
Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km3 air: 97,5% adalah
air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, air
danau, air tanah dan sebagainya. Hanya 0,001% berbentuk uap di udara. air di
bumi ini mengulangi terus-menerus sirkulasi-penguapan, presipitasi dan
pengaliran keluar (outflow). Air menguap ke udara dari permukaan tanah dan laut,
berubah menjadi awan sesudah melalui beberapa proses dan kemudian jatuh
sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan. Sebelum tiba di
permukaan bumi sebagian langsung menguap ke udara dan sebagian tiba di
permukaan bumi. Tidak semua bagian hujan yang jatuh ke permukaan bumi
mencapai permukaan tanah. Sebagian akan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan
dimana sebagian akan menguap dan sebagian lagi akan jatuh atau mengalir
melalui dahan-dahan ke permukaan tanah. Sebagian air hujan yang tiba di
permukaan tanah akan masuk ke dalam tanah (infiltrasi). Bagian lain yang
merupakan kelebihan akan mengisi lekuk-lekuk permukaan tanah, kemudian
mengalir ke daerah-daerah yang rendah, masuk ke sungai-sungai dan akhirnya ke
laut. Tidak semua butir air yang mengalir akan tiba ke laut. Dalam perjalan ke laut
sebagian akan menguap, dan kembali ke udara.
Sebagian air yang masuk ke dalam tanah keluar kembali segera ke sungai-
sungai (disebut aliran intra = interflow). Tetapi sebagian akan tersimpan sebagai
air tanah (groundwater) yang akan keluar sedikit demi sedikit dalam jangka waktu
yang lama ke permukaan tanah d daerah-daerah yang rendah (groundwater runoff
= limpasan air tanah). Jadi sungai itu mengumpulka 3 jenis air limpasan, yakni
limpasan permukaan (surface runoff), aliran intra (interflow) dan limpasan air
tanah (groundwater runoff) yang akhirnya akan mengalir ke laut. Singkatnya ialah
: uap dari laut dihembus ke atas daratan (kecuali bagian yang telah jatuh sebagai
presipitasi ke laut), jatuh ke daratan sebagai presipitasi (sebagian jatuh langsung
ke sungai-sungai dan mengalit langsung ke laut). Sebagian dari hujan atau salju
yang jatuh di daratan menguap dan meningkatkan kadar uap di atas daratan.
Bagian yang lain mengalir ke sungai dan akhirnya ke laut. Besarnya komponen-
komponen daur hidrologi sangat berbeda-beda dari satu ke lain daerah. Beberapa
daerah mempunyai curah hujan yang kecil tetapi mudah menimbulkan banjir pada
permukaan, menaikkan tingkat kelembaban dan mudah merembes ke massa tanah
yang lebih dalam. Bagian daur hidrologi yang berhubungan dengan presipitasi
pada massa tanah pada dasarnya mempuyai 3 komponen utama :
1. Infiltrasi ke dalam tanah dan perkolasi ke tingkat yang lebih dalam di
dalam tanah yang menghasilkan penyimpanan air tanah.
2. Limpasan air permukaan dan aliran bawah permukaan tanah ke sungai-
sungai.
3. Penguapan dari tanah dan oleh tanaman.
B. Infiltrasi
Infiltrasi adalah proses merembesnya air ke dalam tanah. Kapasitas infiltrasi
air hujan dari permukaan ke dalam tanah sangat bervariasi yang tergantung pada
kondisi tanah pada saat ini. Disamping itu infiltrasi dapat berubah-ubah sesuai
dengan intensitas curah hujan. Kecepatan infiltrasi semacam ini disebut laju
infiltrasi. Sedangkan laju infiltrasi maksimum yang terjadi pada kondisi tertentu
disebut kapasitas infiltrasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi antara lain
ialah : dalamnya genangan diatas permukaan tanah dan tebal lapisan jenuh,
kelembaban tanah, penyumbatan ruang antara padatan didalam tanah oleh bahan
yang halus, pemampatan oleh manusia atau hewan, struktur tanah, vegetasi dan
udara yang terdapat di dalam tanah.
C. Limpasan
Limpasan adalah bagian presipitasi (juga kontribusi air permukaan dan bawah
permukaan) yang terdiri atas gerakan gravitasi air dan nampak pada saluran
permukaan dari bentuk permanen maupun terputus-putus. Macam-macam
limpasan:
1. Limpasan permukaan : bagian limpasan yang melintang di atas permukaan
tanah menuju saluran sungai.
2. Limpasan bawah permukaan : limpasan ini merupakan sebagian dari limpasan
permukaan yang disebabkan oleh bagian presipitasi yang berinfiltrasi ke
tanah permukaan dan bergerak secara lateral melalui horizon-horizon tanah
bagian atas ke dalam tanah.
Debit aliran maksimum dianalisis berdasarkan metode Rasional USSCS
(1973) berikut ini :

Q = 0,278. C . I .A..........................................................................................(1)

Keterangan :

Q = debit air limpasan maksimum (m3/detik)


C = koefisien limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = Luas daerah tangkapan hujan(km2)
(Suripin, 2003 :79).

Tabel Koefisien Pengaliran Oleh Dr. Wononobe


Kondisi Daerah Pengaliran Koefisien Pengaliran ( C )

Daerah Pegunungan Yang Curam 0.75 – 0.90

Daerah Pegunungan Tersier 0.70 – 0.80

Tanah Bergelombang Dan Hutan 0.50 – 0.75

Tanah Dataran Yang Ditanami 0.45-0.60

Persawahan Yang Dialiri 0.70 – 0.80

Sungai Didaerah Pegunungan 0.75 – 0.85

Sungai Kecil di Dataran 0.45 – 0.75

Koefisien limpasan merupakan bilangan yang menunjukkan perbandingan


besarnya limpasan permukaan, dengan intensitas curah hujan yang terjadi pada
tiap-tiap daerah tangkapan hujan. Koefisien limpasan tiap-tiap daerah berbeda.
Dalam penentuan koefisien limpasan faktor-faktor yang harus diperhatikan
adalah:
1) Kerapatan vegetasi
2) Daerah dengan vegetasi yang rapat, akan memberikan nilai C yang kecil,
karena air hujan yang masuk tidak dapat langsung mengenai tanah,
melainkan akan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan, sedangkan tanah yang
gundul akan memberi nilai C yang besar.
3) Tata guna lahan
Lahan persawahan atau rawa-rawa akan memberikan nilai C yang kecil
daripada daerah hutan atau perkebunan, karena pada daerah persawahan
misalnya padi, air hujan yang jatuh akan tertahan pada petak-petak sawah,
sebelum akhirnya menjadi limpasan permukaan.
4) Kemiringan tanah
Daerah dengan kemiringan yang kecil (<3%), akan memberikan nilai C
yang kecil, daripada daerah dengan kemiringan tanah yang sedang sampai
curam untuk keadaan yang sama.
D. Dimensi Saluran
Dimensi saluran yang akan dibuat didasarkan pada debit air limpasan yang
akan dialirkan pada saluran. Hal ini dilakukan agar air limpasan dapat ditampunng
dan dialirkan pada daerah tertentu apabila terjadi hujan sehingga genagan air pada
area penambangan dapat diatasi.

Untuk mementukan dimensi saluran digunakan Persamaan Manning


sebagai berikut :
2 1
1
Q= X R3 X S 2 ………………………………………………….(2)
n

Keterangan :
3
Q = Debit air saluran ( m )
dtk

N = Koefisien kekasaran Manning

R = Jari-jari hidrolis ½ h ( m )

S = Kemiringan memanjang saluran ( % )

A = Luas penampang saluran ( m2 )

E. Sistem Pemompaan
Pada sistem penirisan/drainase tambang, pemompaan dilakukan dengan
tujuan untuk memindahkan air dari tempat yang berelevasi lebih rendah ke daerah
yang berelevasi lebih tinggi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kapasitas atau debit


pemompaan, antara lain :

1. Static Head (Hs)


Static head adalah kehilangan tenaga akibat perbedaan elevasi antara sisi isap
dengan sisi keluar, static head dapat dirumuskan sebagai berikut :

Hs = H2 – H1 ………………………………………………………........(3)

Keterangan :
Hs = Static Head
H2 = Elevasi sisi keluar

2. Velocity Head (Hv)


Velocity head adalah kehilangan tenaga akibat kecepatan zat cair/fluida yang
melewati pipa, velocity head dapat dirumuskan sebagai berikut :

Hv = ………………………………………………………………….(4)

Keterangan :
V = Kecepatan aliran fluida dalam pipa
g = Percepatan gravitasi bumi

Kecepatan aliran fluida dapat ditentukan dengan :

V= ………………………………………………………………….(5)

Keterangan :
V = Kecepatan fluida dalam pipa
Q = Debit air yang keluar
A = Luas penampang pipa

3. Kerugian Head dalam Jalur Pipa


Kerugian head dalam jalur pipa secara umum dapat dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut :
Hf = f ...................................................................................................(6)

Keterangan :
Hf = Kerugian head
V = Kecepatan fluida dalam pipa
g = Percepatan gravitasi
f = Koefisien kerugian

Koefisien kerugian pada belokan pipa


Koefisien kerugian pada belokan pipa dapat dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut :

f = [ 0,131 + 1,847 ( )0,5…………………………………………..(7)

Keterangan :
f = Koefisien kerugian
D = Diameter dalam pipa
R = Jari-jari lengkungan sumbu belokan
ᴓ = Sudut belokan

Pembesaran penampang secara mendadak (D1<D2)


Pembesaran penampang secara mendadak dapat dinyatakan dengan rumus
sebagai beriku :
Hf = f ……………… f ͌ 1…………………………………….(8)
Keterangan :
V1 = Kecepatan fluida pada penampang pipa 1
V2 = Kecepatan fluida pada penampang pipa 2
f = Koefisien kerugian (=1)
g = Percepatan gravitasi

Pengecilan penampang pipa secara mendadak (D1>D2)


Pengecilan penampang pipa secara mendadak dapat dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut :

Hf = f …………………………………………………………...(9)

Keterangan :
V2 = Kecepatan fluida pada penampang pipa 2
g = Percepatan gravitasi
f = koefisien kerugian (=1)
Kerugian pada katup
Kerugian pada katup dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Hfk = fk

Keterangan :
Hfk = Kerugian pada katup
fk = Koefisien kerugian katup
V2 = Kecepatan fluida pada penampang pipa 2
g = Percepatan gravitasi

4. Daya Pompa
Daya pompa dapat dinytakan dengan rumus sebagai berikut :
D=Q. . hp
Keterangan :
D = Daya pompa
Q = Debit air
= Berat jenis zat cair
hp = Tambahan tenaga persatuan berat zat

J. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 15
Januari 2017 sampai dengan 15 Maret 2017 dengan perincian kegiatan
sebagai berikut :

JADWAL RENCANA KEGIATAN PENELITIAN


Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6
1 Orientasi lapangan
2 Pengumpulan Referensi Data
3 Pengolahan Data, Konsultasi dan Bimbingan
4 Penyusunan dan Pengumpulan Draft Laporan

K. PENUTUP
Demikian proposal permohonan Tugas Akhir yang saya rencanakan
dilakukan di PT. ANTAM UBPB Tayan Kalimantan Barat. Besar harapan
saya untuk dapat melakukan Tugas Akhir dan mendapat sambutan yang baik
dari pihak perusahaan. Melihat keterbatasan dan kekurangan yang saya
miliki, maka saya sangat mengharapkan bantuan dan dukungan baik moril
maupun materil dari pihak perusahaan untuk Tugas Akhir ini.
Bantuan yang sangat kami harapkan dalam pelaksaan Tugas Akhir ini
adalah :
1. Adanya bimbingan selama Tugas Akhir.
2. Kemudahan dalam mengadakan penelitian (akomodasi) ataupun
pengambilan data-data yang diperlukan selama melaksanakan kegiatan
Tugas Akhir.
Semoga hubungan baik antara pihak industri pertambangan dengan
pihak institusi pendidikan pertambangan di Indonesia tetap berlangsung
secara harmonis demi kemajuan dunia pendidikan dan perkembangan industri
pertambangan Indonesia. Atas perhatian dan bantuan yang diberikan, kami
ucapkan terima kasih

L. DAFTAR PUSTAKA

Ciputra Frida Pratama. 2011. “Pengaruh Penambahan H2O2 pada Sianidasi


Emas dari Batuan Mineral”. Jurnal Jurusan Teknik Metalurgi ITS
Surabaya Vol 19 No. 1. Diakses tanggal 24 Januari 2016

Coulson. J.M , 1955. “Chemical Engineering”. International Student Edition,


Singapore.

Herling D. Tangkuman. 2008. “Pengaruh Konsentrasi Sianida Terhadap


Produksi Emas”. Jurnal Jurusan Kimia Fakultas MIPA UNSRAT
Manado Vol. 1 No. 1. Diakses tanggal 24 Januari 2016
Marsden, J.O. dan House. C, L. 2006. “The Chemistry Gold Extraction”,
Society for Mining, Metallurgy, and Exploration, inc. USA

Yannoupoulos. J,C. 1991. “The Extractive Metallurgy of Gold”. Van


Noustrand Reinhold. New York

Anda mungkin juga menyukai