Anda di halaman 1dari 19

TERAPAN FISIKA FLUIDA

I. Pendahuluan

Fluida adalah zat alir adalah zat dalam keadaan bisa mengalir dan memberikan sedikit
hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Ada dua macam fluida yaitu cairan dan
gas. Salah satu ciri fluida adalah kenyataan bahwa jarak antara dua molekulnya tidak tetap,
bergantung pada waktu. Ini disebabkan oleh lemahnya ikatan antara molekul yang disebut
kohesi.

Gaya kohesi antara molekul gas sangat kecil jika dibandingkan gaya kohesi antar
molekul zat cair. Ini mnyebabkan molekul-molekul gas menjadi relatif bebas sehingga gas
selalu memenuhi ruang. Sebaliknya molekul-molekul zat cair terikat satu sama lainnya
sehingga membentuk suatu kesatuan yang jelas meskipun bentuknya sebagian ditentukan oleh
wadahnya.

Akibat yang lainnya adalah sifat kemampuannya untuk dimampatkan.Gas bersifat


mudah dimampatkan sedangkan zat cair sulit. Gas jika dimampatkan dengan tekanan yang
cukup besar akan berubah manjadi zat cair. Mekanika gas dan zat cair yang bergerak
mempunyai perbedaan dalam beberapa hal, tetapi dalam keadaan diam keduanya mempunyai
perilaku yang sama dan ini dipelajari dalam statika fluida.

Fluida terbagi atas dua jenis, yakni fluida tak mengalir (hidrostatika) dan flida mengalir
(hidrodinamika).Penerapannya dalam peralatan teknik di kehidupan sehari-hari saat ini
banyaklah sekali contohnya dari mulai yang sangat sederhana seperti pompa angin hingga
sistem pengeboran minyak lepas pantai.

II. Terapan dalam Kehidupan


1. Dongkrak hidrolik
Prinsip kerja dongkrak hidrolik adalah penerapan dari hukum Paskal yang
berbunyi ”tekanan yang diberikan pada zat cair di dalam ruang tertutup diteruskan sama
besar ke segala arah”.
Gambar model sederhana dongkrak hirolik
Tekanan yang kita berikan pada pengisap yang penampangnya kecil diteruskan oleh
minyak (zat cair) melalui pipa menuju ke pengisap yang penampangnya besar. Pada pengisap
besar dihasilkan gaya angkat yang mampu menggangkat beban.
2. Pompa Hidrolik Ban Sepeda
Prinsip dari pompa ini juga menerapkan hukum Paskal,pada pompa hidrolik ini kita
memberi gaya yang kecil pada pengisap kecil sehingga pada pengisap besar akan dihasilkan
gaya yang cukup besar, dengan demikian pekerjaan memompa akan menjadi lebih ringan,
bahkan dapat dilakukan oleh seorang anak kecil sekalipun.

Gambar pompa hidrolik ban sepeda


3. Mesin hidrolik pengangkat mobil
Mesin hidrolik pengangkat mobil juga menerapkan prinsip hukum Paskal. Prinsip
kerjanya adalah sebagai berikut.
Gambar Mesin Hidrolik Pengangkat Mobil
Udara dengan tekanan tinggi masuk melalui keran K1. Udara ini dimampatkan dalam
tabung A. Tekanan udara yang tinggi ini diteruskan oleh minyak (fluida) ke pengisap B. Pada
pengisap B dihasilkan gaya angkat yang besar sehingga mampu mengangkat beban mobil.
4. Rem Piringan Hidrolik
Ide tekanan zat cair diteruskan melalui zat cair juga digunakan pada mobil untuk sistem
pengereman. Setiap rem mobil dihubungkan oleh pipa-pipa menuju ke master silinder.Pipa-
pipa penghubung dan master silinder diisi penuh dengan minyak rem.

Gambar rem piringan hidrolik


Ketika kita menekan pedal rem, master silinder tertekan. Tekanannya diteruskan oleh
minyak rem ke setiap silinder rem. Gaya tekan pada silinder rem menekan sepasang sepatu rem
sehingga menjepit piringan logam. Akibat jepitan ini, timbul gesekan pada piringan yang
melawan arah gerak piringan hingga akhirnya dapat menghentikan putan roda.
Sepasang sepatu dapat menjepit piringan dengan gaya yang besar karena sepasang
sepatu tersebut dihubungkan ke pedal rem melalui sistem hidrolik. Disini kita menekan silinder
yang luas pengisapnya lebih kecil daripada luas pengisap rem, sehingga pada rem dihasilkan
gaya yang lebih besar. Jika luas pengisap rem dua kali luas pengisap master, maka dihasilkan
gaya rem yang dua kali lebih besar dari gaya tekan kaki pada pedal rem.
Gesekan sepasang sepatu terhadap piringan menimbulkan panas. Oleh karena
permukaan piringan sangat luas jika dibandingkan terhadap luas sepasang sepatu, maka panas
yang timbul pada piringan segera dipindahkan ke udara sekitarnya. Ini mengakibatkan suhu
sepasang sepatu rem hampir tetap (tidak panas).
5. Hidrometer
Hidrometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur massa jenis zat cair. Nilai massa jenis
zat dapat diketahui dengan membaca skala pada hidrometer yang ditempatkan mengapung pada
zat cair. Hidrometer terbuat dari tabung kaca dan desainnya memiliki tiga bagian. Pada alat ini
diterapkan hukum Archimedes

Gambar hidrometer
Agar tabung kaca terapung tegak didalam zat cair, bagian bawah tabung dibebani
dengan butiran timbal. Diameter bagian bawah tabung kaca dibuat lebih besar supaya volume
zat cair yang dipindahkan ke hidrometer dapat mengapung di dalam zat cair
Tangkai tabung kaca didesain supaya perubahan kecil dalam berat benda yang
dipindahkan (sama artinya dengan perubahan kecil dalam massa jenis zat cair) menghasilkan
perubahan besar pada kedalaman tangkai yang tercelup di dalam zat cair. Ini berarti perbedaan
bacaan pada skala untuk berbagai jenis zat cair menjadi lebih jelas.
Dasar matematis prinsip kerja hidrometer adalah sebagai berikut:
Hidrometer terapung di dalam zat cair, sehingga berlaku :
Gaya keatas = berat hidrometer
Massa hirometer m dan luas tangkai A adalah tetap, sehingga tinggi tangkai yang
tercelup didalam zat cair hfberbanding terbalik dengan massa jenis zat cair ρf. Jika massa jenis
zat cair kecil ( ρf kecil), maka tinggi hidrometer yang tercelup didalam zat cair besar
( hf besar). Akan didapt bacaan skala yang menunjukan angka yang lebih kecil. Jika massa
jenis zat cair besar ( ρf besar), maka tinggi hidrometer yang tercelup di dalam zat cair kecil
( hf kecil). Akan didapat bacaan skala yang menunjukan angka yang lebih besar.
6. Kapal Laut
Badan kapal yang terbuat dari besi dibuat berongga. Hal ini menyebabkan volum air laut yang
dipindahkan oleh badan kapal menjadi sangat besar. Gaya keatas sebanding dengan volum air
yang dipindahkan, sehingga gaya keatas menjadi sangat besar. Gaya keatas ini mampu
mengatasi berat total kapal, sehingga kapal laut mengapung di permukaan laut

Gambar pemodelan kapal laut terlihat dari depan

Gambar kapal yang penuh dan kosong


Kapal laut di desain di pabrik dengan kapasitas muatan maksimum tertentu sedemikian
rupa sehingga kapal laut tetap mengapung dengan permukaan air masih jauh dari bagian
geladak. Gambar diatas menunjukan bagian kapal laut yang terbenam dalam air laut untuk
kapal yang sama tetapi berbeda muatan. Gambar kiri untuk berat kapal kosong (tidak
bermuatan) dan kapal kanan untuk yang bermuatan. Tampak bahwa untuk berat kapal yang
bertambah karena muatan harus diimbangi oleh gaya keatas yang harus bertambah besar oleh
karena itu, kapal lebih terbenam di dalam air laut agar volum air yang digantikan oleh kapal
itu bertambah.
7. Kapal Selam
Penerapan hukum Archimedes juga dilakukan pada prinsip kapal selam. Dimana
sebuah kapal selam memiliki tangki pemberat, yang terletak diantara lambung sebelah dalam
dan lambung sebelah luar. Tangki ini dapat diisi dengan udara atau air.

Gambar sebuah kapal selam


Terlihat pada gambar diatas gaya-gaya yang bekerja pada sebuah kapal selam. Jika gaya
keatas Fa lebih besar daripada berat total kapal selam, maka kapal selam terapung.
Untuk dapat membuat kapal selam terbenam kedalam air laut, beratnya harus ditambah
sehingga lebih besar daripada gaya keatas (w>Fa). Hal ini dilakukan dengan membuka katup-
katup yang memungkinkan air laut masuk kedalam tangki pemberat. Sewaktu air laut masuk
melalui katup-katup yang terletak di bagian bawah tangki pemberat, air laut tersebut
mendorong udara dalam tangki keluar melalui katup-katup yang terletak di bagian atas. Air
laut jauh lebih berat daripada udara, sehingga berat total kapalselam menjadi lebih besar dan
membuat kapal selam terbenam. Jika kapal selam dikehendaki menyelam pada kedalaman
tertentu, maka awak kapal harus mengatur volum air laut dalam tangki pemberat sedemikian
sehingga berat total sama dengan gaya keatas. Pada saat tersebut kapal selam melayang pada
kedalaman tertentu dibawah permukaan laut.
Gambar ilustrasi pergerakan kapal selam
Untuk membuat kapal selam mengapung kembali, udara dipompakan ke dalam tangki
pemberat. Udara ini menekan air laut sehingga air laut keluar melalui katup-katup bagian
bawah.Udara jauh lebih ringan daripada air laut sehingga berat total kapal selam menjadi lebih
ringan dan kapal selam mengapung kembali.
8. Balon Udara
Hukum Archimedes juga diterapkan pada balon udara.Seperti halnya zat cair, udara
(yang termasuk fluida) juga melakukan gaya keatas pada benda. Gaya keatas yang dilakukan
udara pada benda sama dengan berat udara yang dipindahkan oleh benda itu. Rumus gaya
keatas yang dilakukan udara tetap seperti persamaan sebelumnya tetapi ρf disini adalah massa
jenis udara. Prinsip gaya keatas yang dikerjakan udara inilah yang dimanfaatkan pada balon
udara.
Gambar balon udara yang naik keatas berdasarkan prinsip gaya keatas yang dikerjakan udara.
Mula-mula balon diisi dengan gas panas sehingga balon menggelembung dan
volumnya bertambah. Bertambahnya volume balon berarti bertambah pula volum udara yang
dipindahkan oleh balon. Ini berarti gaya keatas bertambah besar. Suatu saat gaya keatas sudah
lebih besar daripada berat total balon (berat balon dan muatan), sehingga balon mulai bergerak
naik.
Awak balon udara terus menambah gas panas sampai balon itu mencapai ketinggian
tertentu. Setelah ketinggian yangdiinginkan tercapai, awak balon mengurangi gas panas sampai
tercapai gaya keatas sama dengan berat balon. Pada saat itulah balon melayang di
udara. Sewaktu awk ingin menurunkan ketinggian maka sebagian isi gas panas dikeluarkan
dari balon. Ini menyebabkan volum balon berkurang, yang berarti gaya keatas berkurang .
akibatnya, gaya keatas lebih kecil daripada berat balon, dan balon bergerak turun.
9. Karburator
Fungsi karburator adalah untuk menghasilkan campuran bahan bakar dengan udara,
kemudian campuran ini dimasukan kedalam silinder-silinder mesin untuk tujuan pembakaran.
Gambar karburator
Penampang bagian atas menyempit sehingga udara yang mengalir pada bagian ini
bergerak dengan kelajuan yang tinggi.Sesuai asas Bernoulli, tekanan pada bagian ini
rendah. Tekanan didalam tangki bensin sama dengan tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer
memaksa bahan bakar tersembur keluar melalui jet sehingga bahan bakar bercampur dengan
udara sebelum memasuki silinder mesin.
10. Sayap Pesawat Terbang
Penerapan lain dari asas Bernoulli adalah pada gaya angkat sayap pesawat
terbang. Pesawat terbang dapat terangkat ke udara karena kelajuan udara yang melalui sayap
pesawat.Jika tidak ada udara maka pesawat terbang tidak akan terangkat.
Gaya angkat terbangkitkan karena ada perbedaan tekanan di permukaan atas dan
permukaan bawah sayap. Bentuk airfoil sayap diciptakan sedemikian rupa agar tercipta
karakteristik aliran yang sesuai dengan keinginan. Singkatnya, gaya angkat akan ada jika
tekanan dibawah permukaan sayap lebih tinggi dari tekanan diatas permukaan
sayap. Perbedaan tekanan ini dapat terjadi karena perbedaan kecepatan aliran udara diatas dan
dibawah permukaan sayap. Sesuai hukum Bernoulli semakin cepat kecepatan aliran maka
tekanannya makin rendah. Besarnya gaya angkat yang dibangkitkan berbanding lurus dengan
Luas permukaan sayap, kerapatan udara, kuadrat kecepatan, dan koefisien gaya angkat.
Jadi, untuk pesawat udara, engine berfungsi memberikan gaya dorong agar pesawat
dapat bergerak maju. Akibat gerak maju pesawat maka terjadi gerakan relatif udara di
permukaan sayap. Dengan bentuk geometri airfoil tertentu dan sudut serang sayap (angel of
attack) tertentu maka akan menghasilkan suatu karakteristik aliran udara dipermukaan sayap
yang kemudian akan menciptakan beda tekanan dipermukaan atas dan permukaan bawah sayap
yang kemudian membangkitkan gaya angkat yang dibutuhkan untuk terbang.
Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan
sisi bagian atas yang lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini
menyebabkan garis arus seperti gambar di bawah
Gambar garis arus pada sayap pesawat

Gambar garis arus pada sayap pesawat


Garis arus pada sisi bagian atas lebih rapat dari sisi bagian bawahnya; yang berarti
kelajuan aliran udara pada sisi bagian atas pesawat (v2) lebih besar daripada sisi bagian bawah
sayap (v1). Sesuai dengan asas Bernoulli, tekanan pada sisi bagian atas (P2) lebih kecil daripada
sisi bagian bawah (P1) karena kelajuan udaranya lebih besar. Beda tekanan P1 -
P2menghasilkan gaya angkat sebesar :

dengan A merupakan luas penampang sayap.

Jika nilai P1 - P2 = maka persamaan diatas menjadi :

dengan ρ adalah massa jenis udara.


Pesawat terbang dapat terangkat keatas jika gaya angkat lebih besar daripada berat
pesawat. Jadi, apakah suatu pesawat dapat terbang atau tidak tergantung pada berat pesawat,
kelajuan pesawat, dan ukuran sayapnya. Makin besar kecepatan pesawat, makin besar
kecepatan udara, dan ini berarti bertambah besar sehingga gaya angkat
makin besar. Demikian pula makin besar ukuran sayap (A) makin besar gaya angkatnya. Agar
pesawat dapat terangkat, gaya angkat harus lebih besar daripada berat pesawat ( > mg
). Jika pesawat telah berada pada ketinggian tertentu dan pilot akan mempertahankan
ketinggiannya (melayang di udara), maka kelajuan pesawat harus diatur sedemikian rupa
sehingga gaya angkat sama dengan berat pesawat ( = mg)
Pada dasarnya, ada empat buah gaya yang bekerja pada sebuah pesawat terbang yang sedang
mengangkasa seperti ditunjukan pada gambar
Gambar empat buah gaya yang bekerja pada pesawat
Jika pesawat hendak bergerak mendatar dengan suatu percepatan, maka gaya kedepan harus
lebih besar daripada gaya hambatan, dan gaya angkat harus sama dengan berat pesawat.Jika
pesawat hendak menambah ketinggian, maka gaya angkat harus lebih besar daripada berat
pesawat. Jika pesawat hendak terbang dengan kelajuan tetap pada ketinggian yang tetap, maka
resultan gaya mendatar dan gaya vertikal harus sama dengan nol. Ini berarti bahwa gaya
kedepan sama denmgan gaya hambatan, dan gaya angkat sama dengan berat pesawat.
Tambahan-tambahan
Fenomena Angin
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena
adanya perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya.
Apabila dipanaskan, maka udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih
ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya
berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara
menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi pAnas lagi dan
naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamakan konveksi.
Gambar yang menunjukan pergerakan angin
Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari lainnya. Semakin tinggi tempat,
semakin kencang pula angin yang bertiup. Di siang hari, angin bergerak lebih cepat bila
diandingkan dengan malam hari.
Sedang angin darat dan angin laut terjadi karena perbedaan tekanan udara antara
permukaan laut dan daerah daratan di sekitar pantai. Sebagai akibat adanya sinar matahari yang
meninari kawasan tersebut.
Terjadinya Tsunami
Tsunami adalah istilah dalam bahasa Jepang yang pada dasarnya menyatakan suatu
gelombang laut yang terjadi akibat gempa bumi tektonik di dasar laut. Magnitudo Tsunami
yang terjadi di Indonesia berkisar antara 1,5-4,5 skala Imamura, dengan tinggi gelombang
Tsunami maksimum yang mencapai pantai berkisar antara 4 - 24 meter dan jangkauan
gelombang ke daratan berkisar antara 50 sampai 200 meter dari garis pantai.
Berdasarkan Katalog gempa (1629 - 2002) di Indonesia pernah terjadi Tsunami
sebanyak 109 kali , yakni 1 kali akibat longsoran (landslide), 9 kali akibat gunung berapi dan
98 kali akibat gempa bumi tektonik. Dan yang terakhir terjadi adalah di Aceh dan kawasan
pantai selatan
Yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah : gempa yang terjadi di
dasarkan laut, kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km, magnitudo gempa lebih besar dari
6,0 skala Richter, serta jenis pensesaran gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. Hal diatas
yang memicu terjadinya tsunami di daerah Kepulauan Seram, Ambon, Kepulauan Banda dan
Kepulauan Kai.
Gempa yang menimbulkan tsunami sebagian besar berupa gempa yang mempunyai
mekanisme fokus dengan komponen dip-slip, yang terbanyak adalah tipe thrust (Flores 1992)
dan sebagian kecil tipe normal (Sumba 1977).Gempa dengan mekanisme fokus strike slip kecil
sekali kemungkinan untuk menimbulkan tsunami.
Gambar gelombang tsunami
Visualisasi bagaimana gelombang tsunami dapat terjadi
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah
besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi.
Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa
tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun
secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan kesetimbangan air yang berada di atasnya. Hal
ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumiatau sesar. Gempa bumi juga
banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng
benua.
Kejadian gempa bumi yang menimbulkan gelombang tsunami sehingga menyapu
sejumlah negara dan menimbulkan korban jiwa puluhan ribu jiwa, bermula dari pergeseran
lempeng bumi pada lapisan litosfir di bawah laut. Pergeseran lempeng tersebut terjadi akibat
pertemuan lempeng Australia di bagian Selatan dengan Lempeng Euroasia di bagian Utara.
Pertemuan antarkedua lempeng tersebut menimbulkan salah satu lempeng terdorong ke bawah.
Pergeseran lempeng menimbulkan getaran yang disebut gelombang seismik.
Gelombang tersebut bergerak ke segala arah menjauhi sumber getaran di dalam bumi. Ketika
gelombang tersebut mencapai permukaan bumi, maka getarannya menimbulkan kerusakan,
dan sangat dipengaruhi kekuatan dan jarak dari sumber gempa.
Gerakan vertikal dari dasar laut akan menaikkan atau menurunkan air yang berada di
atasnya. Kejadian itu akan mendorong gelombang bergerak keluar. Gerakan yang semula tidak
terasa dari dalam laut, tiba-tiba muncul sebagai tsunami yang menghantam pinggir pantai.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat
mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Demikian pula halnya
dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini
cukup besar, dapat terjadi mega tsunamiyang tingginya mencapai ratusan meter.
Fenomena Bencana Lapindo Brantas
Peristiwa yg terjadi di Daerah Porong Sidoarjo sebagai akibat eksplorasi minyak oleh
PT Lapindo Brantas ini sangat memprihatinkan. Siapa saja sangat prihatin bahwa operasi
pengeboran dengan niat baik untuk menambah pasokan energi ini mengalami musibah dan
berubah menjadi bencana. Saat ini penelitian dilakukan oleh semua ahli di Indonesia, baik ahli
kebumian, ahli konstruksi, ahli lingkungan, ahli sosial kemasyarakatan dan lain-lain. Penelitian
ini harus ditujukan sebagai suatu pembelajaran untuk lebih mengetahui apa yg terjadi dan apa
yg harus dilakukan. Dan yang lebih penting bahwa penelitian ini bukanlah pengadilan. Bukan
mencari salah siapa tetapi lebih banyak mengapa terjadi.
Dahulu ketika awal-awal eksplorasi minyak di bumi ini, kejadian sumur
yang muncrat dengan minyak yg menyembur ke atas, merupakan kejadian yg mengasyikan
dan tanda-tanda kesuksesan eksplorasi. Pada waktu itu kesadaran keselamatan dan lingkungan
belum secanggih saat ini, sehingga ketika terjadi semburan mereka (para explorer) berfoto
mengabadikan penemuannya.
Saat ini peristiwa muncratnya minyak harus dicegah karena alasan keselamatan serta
lingkungan. Mulai saat munculnya kesadaran inilah, maka muncratnya minyak (fluida) dari
dalam ketika melakukan pengeboran dianggap sebagai musibah atau kecelakaan operasi,
karena tidak hanya minyak yg keluar namun juga air dari dalam bumi termasuk material batuan
dapat ikut ‘mecotot’ keluar.
“Lost” dan “Gain”
Istilah “lost and gain” dalam operasi pengeboran ini sangat lazim dan sangat sering
terjadi. Saat ini sudah ada alat yg disebut BOP (Blow Out Preventer), alat ini yang akan
digunakan ketika terjadi lost-gain, sebagai katup pengaturnya.
Apabila berat jenis lumpur pemboran memiliki berat yg lebih berat dari tekanan formasi maka
akan terjadi masuknya lumpur ke formasi yg porous. Lost merupakan kejadian ketika lumpur
masuk ke formasi ini.
Gambar kalau tidak dipompakan lumpur dari atas

Gambar sedang dipompakan lumpur


Apabila berat jenis lumpur terlalu kecil, maka lumpur tidak kuat menahan aliran fluida
dari pori-pori batuan. Lah, ya saat itu terjadi “gain” atau adanya tambahan fluida yg masuk
kedalam lubang sumur. Kalau hal ini tidak teratasi atau terlewat karena proses
penyemburannya sangat cepat maka aliran fluida dari batuan didalam tanah ini terjadi terus
menerus, Seterusnya fluida akan muncrat keluar melalui lubang sumur dan lubang ditengan
pipa pemboran. Ini yang disebut sebagai semburan liar atau “blowout”. Yang keluar bisa
berupa minyak, gas, ataupun air dan bahkan campuran, dan yang terjadi di Porong ini adalah
keluarnya lumpur yang bersuhu panas.
Kondisi tekanan masing-masing lapisan di dalam bumi sana itu tidak seragam, juga
tidak di setiap tempat sama. Tekanan fluida pada Batugamping (karbonat) di formasi Kujung
di BD-Ridge yang memanjang dari lapangan BD ke daerah Porong ini, berbeda dengan
Bagtugamping kujung di Laut Jawa. Berbeda pula perilaku dan sebaran tekanannya dengan
batugamping di Baturaja Sumatra, berbeda pula dengan yang di Irian. Memang secara mudah
semakin dalam,maka tekanannya semakin besar. Namun ada kalanya sebuah lapisan
mempunyai tekanan yang rendah atau bahkan bila disetarakan dengan tinggi kolom air
memiliki tekanan dibawah berat jenis air. Ketika ada dua zona tekanan yg berbeda inilah pen-
design sebuah sumur harus jeli. Harus tahu dimana harus memasang selubung (casing) yang
tepat. Pipa selubung (casing) ini berfungsi untuk mengisolasi zona bertekanan tidak normal,
sehingga penanganannya lebih mudah tidak menimbulkan komplikasi.
Ketika terjadi komplikasi lost dan gain ini perlu penanganan dengan teknik
khusus. Kedua masalah ini ditangani dengan cara yang sangat khusus pula. Namun kalau hal
ini tidak teratasi sangat mungkin terjadi “cross-flow”, yaitu fluida yg bertekanan tinggi
memasok ke batuan yg memilki tekanan fluida rendah. Seandainya hal ini terjadi terus menerus
maka terjadilah underground blow out, atau semburan liar didalam tanah.
Underground Blowout (semburan liar bawah tanah)

Untuk kasus di Desa Porong Sidoarjo ini semburan liar telah terjadi dengan material
lumpur yg keluar dari lubang-lubang yg bukan dari lubang bor dan juga dari lubang
bor. Lumpur itu telah keluar dari lubang bor utama dan juga melalui celah-celah yg terbentuk
akibat tekanan tinggi dari dalam tanah. Banyak hal yg harus diketahui sebelum berusaha
menghentikan semburan liar ini antara lain :
1. Dimana titik-titik lubang jalan keluarnya lumpur ini
2. Berapa tekanan bawah permukaan tempat keluarnya lumpur ini.
3. Melihat material yg sudah keluar perlu diketahui bagaimana bentuk lubang bor saat ini.
4. Setelah diketahui tentunya perlu juga menentukan peralatan apa saja yang diperlukan.
Akhirnya kita semua berharap semoga bencana Sumur Lapindo akan cepat berakhir karena
telah banyak merugikan warga sekitar utamanya dan infrastruktur sosial dan pemerintahan
yang sudah tidak dapat dihitung lagi dengan nilai uang semata.
Daftar Pustaka
Tersedia : http://aeroblog.wordpress.com/2006/12/06/bagaimana-pesawat-udara- bisa-
terbang/
Tersedia : http://www.fi.itb.ac.id/courses/fi111/Fluida-Statik/statik/statika.html
Tersedia : http://fisikasic.blogspot.com/2007/03/rujukan-umum.html
Tersedia : http://sora9n.wordpress.com/2006/11/15/fisika-sampai-nanti/
Kanginan, Martheen. Ir. 1996. Fisika SMU. Edisi kedua. Jilid 1C. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Tipler, Paul A. 1999. Fisika Untuk Sains dan teknik. Edisi ketiga. Jilid I. Erlangga: Jakarta.
Tersedia : http://www.bmg.go.id/anti_tsu.asp

Anda mungkin juga menyukai