PROPOSAL SKRIPSI
ANDI MILWADI
ANDI MILWADI
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT penulis haturkan karena atas ridho dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul Rancangan
Peledakan Untuk Memenuhi Target Produksi Dan Estimasi Biaya Produksi
Peledakan Pada PT. Semen Bosowa Maros Kabupaten Maros Provinsi
Sulawesi Selatan
Penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi ini Atas bantuan,
bimbingan, dukungan serta saran-saran dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Bambang
Triyanto, ST.,MT. selaku dosen pembimbing pertama, Bapak Yulius Ganti
Pangkung S.T.,M.Eng. selaku dosen pembimbing kedua dan semua dosen jurusan teknik
pertambangan Universitas Papua yang telah memberikan masukan selama penyusunan
proposa skripsi ini, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada teman- teman
tambang angkatan 2012 serta semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan
dalam penyusunan proposal ini.
Andi Milwadi
I.
JUDUL
Rancangan Peledakan Untuk Memenuhi Target Produksi Dan Estimasi
Biaya Produksi Peledakan Pada PT. Semen Bosowa Maros Kabupaten Maros
Provinsi Sulawesi Selatan
II.
LATAR BELAKANG
Perkembangan kemajuan teknologi dan pembangunan pada zaman modern
ini telah memberikan hasil yang sangat bermanfaat bagi pembangunan di bidang
industri dan bidang pertambangan. Untuk menunjang pembangunan infrastruktur
di Indonesia diperlukan bahan baku, antara lain yaitu batugamping
PT. Semen Bosowa Maros merupakan perusahaan industri semen yang
terletak di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan yang melakukan
penambangan batugamping (limestone) sebagai bahan baku untuk pembuatan
semen. Salah satu tahapan kegiatan penambangan batugamping yaitu dengan
kegiatan peledakan batuan.
Pemboran merupakan kegiatan yang dilaksanakan terlebih dahulu yang
bertujuan untuk membuat lubang ledak, peledakan yaitu kegiatan lanjutan dari
pemboran untuk memisahakan batuan dari batuan induknya, kegiatan ini
merupakan kegiatan utama dalam tahap operasi produksi sehingga dalam
pelaksanaannya harus dilakukan secara optimal untuk mencapai target produksi
dari perusahaan, salah satu hal yang sangat penting dalam pencapaian target
produksi yaitu dengan mengefektifkan rancangan peledakan yang menyangkut
geometri pemboran dan geometri peledakan, selain rancangan teknis peledakan
,sangat penting juga untuk mengetahui biaya produksi, pengeluaran biaya minimal
dengan produksi maksimal itu merupakan tuntutan dari suatu industri perusahaan
sehingga informasi terkait biaya produksi harus diketahui sebelum melaksanakan
kegiatan operasi produksi khususunya dalam kegiatan peledakan.
III.
MASALAH PENELITIAN
Masalah yang akan yang akan diteliti adalah:
1. Menentukan geometri peledakan, jumlah unit alat bor untuk penyediaan lubang
ledak dan jumah bahan peledak yang digunakan untuk memenuhi target
produksi per waktu di PT. Semen Bosowa Maros,
2. Menghitung biaya produksi peladakan di PT. Semen Bosowa Maros serta
faktor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi peledakan.
Manfaat penelitian
1. Mendapatkan informasi tambahan untuk peneliti terkait kegiatan peledakan
pada PT. Semen Bosowa Maros
2. PT. Semen Bosowa Maros memperoleh informasi terkait masalah dalam
kegiatan peledakan saat ini dan penyelesaian masalah yang ditemukan oleh
peneliti, informasi ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk kelancaran
produksi untuk kedepannya.
VI.
HIPOTESIS
Target produksi peledakan batugamping pada PT. Semen Bosowa Maros
belum tercapai
Geometri Peledakan
Pola pemboran dan peledakan
Kebutuhan bahan peledak dan perlengkapannya
Produksi peledakan
Cukup banyak masukan yang harus diperhaitkan dalam merancang
dihasilkan akan berkurang sehingga tidak cukup besar untuk membongkar batuan
yang akan diledakkan, sedang jika diameter lubang tembak terlalu besar maka
lubang tembak tidak cukup untuk menghasilkan fragmentasi yang baik, terutama
pada batuan yang banyak terdapat kekar dengan jarak kerapatan yang tinggi.
Diameter lubang tembak yang kecil juga memberikan patahan atau hancuran yang
lebih baik pada bagian atap jenjang. Hal ini berhubungan dengan stemming,
dimana lubang tembak yang besar maka panjang stemming juga akan semakin
besar dikarenakan untuk menghindari getaran dan batuan terbang, sedangkan jika
menggunakan lubang tembak yang kecil maka panjang stemming dapat dikurangi.
ukuran diameter lubang ledak yang akan dipilih tergantung pada
1. Volume massa batuan yang akan dibongkar (volume produksi),
2. Tinggi jenjang dan konfigurasi isian,
3. Fragmentasi yang diinginkan, dan
4. Alat muat yang digunakan.
2. Kedalaman Lubang Tembak
Kedalaman lubang tembak biasanya disesuaikan dengan tinggi jenjang yang
diterapkan. Untuk mendapatkan lantai jenjang yang rata maka kedalaman lubang
tembak harus lebih besar dari tinggi jenjang, yang mana kelebihan daripada
kedalaman ini disebut dengan sub drilling.
3. Arah Lubang Tembak
Arah pemboran secara teoritis ada dua, yaitu pemboran tegak dan pemboran
miring. Arah penjajaran lubang bor pada jenjang haeud sejajar untuk mrnjamin
keseragaman burden dan spasi dalam geometri peledakan. Geometri peledakan
Geometri peldakan yang ditentukan terlebih dahulu ialah burden. jika B
sudah ditentukan maka besaran yang lain seperti spasi, stemming,Subdriling,
tinggi jenjang, panjang kolom isian dapat ditentukan. Untuk penentuan geometri
peledakan dapat ditentukan menurut R.L. Ash dan C.J Konya.
VII.1.2.1
Burden adalah jarak tegak lurus antara lubang tembak dengan bidang bebas
yang panjangnya tergantung pada karakteristik batuan. Menentukan ukuran
burden merupakan langkah awal agar fragmentasi batuan hasil peledakan, vibrasi,
airblast dapat memuaskan.
B=
Kb x De
(ft)
..........................................................................................(6.1)
12
Atau
B=
Kb x De
(m)
.........................................................................................(6.2)
39.3
Keterangan:
B
= Burden
Kb
= Burden ratio
De
Kb = 30 x Af1 x Af1...........................................................................................(6.3)
Af1 =
( Dstd
D )
1/3
...........................................................................................(6.4)
( SG . V e2 )
1/3
.............................................................................(6.5)
Keterangan:
Af1
Af2
Dstd
SG
Keterangan :
S
= spasi
Ks
= Burden
Spasi yang lebih kecil dari ketentuan akan menyebabkan ukuran batuan
hasil peledakan terlalu hancur. Tetapi jika spasi terlalu besar dari ketentuan akan
menyebabkan banyak terjadi bongkah (boulder) dan tonjolan (stump) di antara
dua lubang ledak setelah peledakan
Berdasarkan cara urutan peledakannya, pedoman penentuan spasi adalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Peledakan serentak, S = 2B
Peledakan beruntun dengan delay interval lama (second delay), S = B
Peledakan dengan millisecond delay, S antara 1B hingga 2B
Jika terdapat kekar yang saling tegak lurus, S antara 1.2B 1,8B
Peledakan dengan pola equilateral dan beruntun tiap lubang tembak dalam satu
= Stemming
Kt
= Burden
Keterangan :
J
= Subdrilling
Kj
= Burden
Kh
= Burden
= Steamming
De
SG
= powder factor
VII.1.2.2
H
L
St v
SG r
..............................................................................................................(6.13)
Keterangan:
B
= burden (ft)
De
Stv
SGr
2. Spasi (S)
Spasi adalah jarak diantara lubang ledak dalam satu garis yang sejajar
dengan bidang bebas, jika spasi yang terlalau besar akan menghasilkan
fragmentasi yang tidak baik dan dinding akhir yang ditinggalkan relatif tidak
datar, sebaliknya bila spasi terlalu kecil dari jarak burden maka akan
mengakibatkan tekanan sekitar stemming yang lebih dan mengakibatkan gas hasil
ledakan dihamburkan ke atmotsfir diikuti suara bising (noise) jarak spasi menurut
Konya, didasarkan pada jenis detonator listrik yang digunakan dan berapa besar
nilai perbandingan antara tinggi jenjang dan jarak burden. Bila perbandingan
antara L/B lebih kecil dari 4 maka digolongkan jenjang rendah dan lebih besar
dari 4 digolongkan jenjang tinggi. Misal tinggi jenjang 6 meter dan burden
menurut perhitungan antara 2.3-2.7 meter. maka perbandingan L/B masih
dibawah 4. Jenis detonator yang digunakan adalah delay detonator maka
persamaan yang digunakan ialah:
1. Serentak Tiap Baris Lubang Ledak
Untuk tinggi jenjang rendah (low benches)
S = ( L+2B)/3 ................................................................................................(6.14)
Untuk tinggi jenjang yang besar (high benches)
S = 2B ...........................................................................................................(6.15)
2. Beruntun Dalam Tiap Baris Lubang Ledak
Untuk tinggi jenjang rendah (low benches)
S = ( L+ 7B)/8 ................................................................................................(6.16)
Untuk tinggi jenjang yang besar (high benches)
S = 1.4B .........................................................................................................(6.17)
Keterangan:
S
= Spasi (m)
= Burden (m)
3. Stemming (T)
Stemming adalah tempat material penutup di dalam lubang ledak, yang
letaknya di atas kolom isian bahan peledak. Fungsi stemming adalah agar terjadi
keseimbangan tekanan dan mengurung gas-gas hasil ledakan, sehingga dapat
= Stemming (m),
= Burden (m)
4. Subdrilling (J)
Dalam penentuan tinggi subdrilling yang baik untuk memperoleh lantai
jenjang yang relatif rata setelah peledakan. Adapun persamaan untuk menentukan
jarak subdrilling menurut Konya adalah sebagai berikut:
J = 0.3 x B ......................................................................................................(6.19)
Keterangan :
J
= Subdrilling (m),
= Burden (m).
= Subdrilling
= Stemming
10
= B x stiffness ratio.................................................................................(6.23)
Keterangan:
L
= Burden (ft)
Fragmentas
i
Ledakan
Udara
Batu
Terbang
Getaran
Tanah
Buruk
Besar
Banyak
Besar
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Kecil
Sedikit
Kecil
Sangat
Sangat
Sangat
Kecil
Kecil
Kecil
Memuaskan
Komentar
Banyak Muncul Back-Back
Dibagian Toe
Bila Memungkinkan,
Rancang Ulang
Control, Fragmentasi Baik
Tidak Akan Menambah
Keuntungan Bila Stiffness
Rati Diatas 4
TF =
x 100%
............
(6.26)
Keterangan:
Tf
Wo
Wt
12
Drr =
Drr
Veq
Ek
60
....(6.30)
Keterangan :
Drr
Hr
Ctr
13
Ct
n
Keterangan :
Ctr =
.....(6.31)
Ct
= jumlah pengamatan
H
n
Keterangan :
Hr =
..(6.32)
= jumlah pengamatan
V
H
Keterangan :
Veq =
..(6.33)
WP
WT
Keterangan :
Ek =
X 100%........(6.34)
Ek
WP
WT
Depresiasi =
modal kerja.
AI =
(n + 1)
2n
X 100%
...............(6.36)
..(6.37)
2. Biya operasi
Biaya operasi disebut juga biaya variabel yaitu semua biaya yang
dikeluarkan untuk mengoperasikan peralatan dalam pekerjaan penambangan.
Secara teoritis biaya-biaya yang harus dibuat dalam biaya operasi antara lain:
a. Biaya bahan bakar
Biaya bahan bakar ini dihitung dengan mengalikan jumlah bahan
bakar yang dikonsumsi alat dengan satuannya. Jumlah konsumsi bahan
bakar ini agak sulit ditentukkan secara akurat karena faktor yang
mempengaruhinya, misalnya HP mesin, efisiensi kerja, faktor lapangan
dan faktor alat itu sendiri. Konsumsi bahan bakar secara umum dapat
ditentukan dengan rumus:
Mesin Diesel
qf = Hp x f x 0,15...(6.38)
Mesin Bensin
qf = Hp x f x 0,23...(6.39)
Dimana:
15
qf
= faktor efisiensi
q=
C
T
(6.40)
Dimana:
q
HP
c. Biaya ban/trackshoe
Biaya ban dihitung untuk alat-alat yang beroda ban dan biasanya
dipengaruhi harga satuan ban dan usia pelayanan ban itu sendiri. Untuk
menentukkan usia pelayanan ban memang agak sulit karena usia ban ini
banyak dipengaruhi kondisi kerja di lapangan, terutama medan kerja yang
sangat bervariasi. Dengan mengetahui usia pelayanan ban/trackshoe maka
biaya dapat dihitung dengan rumus:
Biaya ban/trackshoe
=
Harga ban/trackshoe
Usia pelayanan
(6.41)
16
adalah
metode
penelitian
deskriptif
dengan
cara
membuat
17
Penelitian ini dilakukan selama satu bulan yaitu dari tanggal 25 juli-25
agustus 2016 dan bertempat di PT. Semen Bosowa Maros, Kabupaten Maros,
Sulawesi Selatan. Waktu penelitian yang direncanakan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 8.1 Rencana Kerja Penelitian
Waktu Pelaksanaan
Juli 2016
Agustus 2016
3 4 5 1 2 3 4
Kegiatan
Persiapan
Pengambilan Data Lapangan
Pengolahan Data
Analisisi Data
Penyusunan Laporan
Konsultasi Pembimbing
Seminar Hasil
Keterangan:
Waktu Pelaksanaan Kegiatan
VIII.3 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: meteren, alat
tulis dan kamera.
VIII.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut
ini:
Studi Literatur
Pengamatan Lapangan
Perumusan Masalah
Pengambilan Data
Data primer
geometri peledakan, pola pemboran,
cycle time alat bor,pola peledakan,
Data skunder
curah hujan, target produksi
perusahaan dan spesifikasi
bahan peledak, harga bahan
peledak dan perlengkapan,
data pemakaian bahan bakar
dan minyak pelumas, harga
alat bor, spare part alat bor,
gaji juru ledak/asisten
18
19
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN DAN SiMBOL
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Hipotesis
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Optimalisasi
2.2 Pola Pemboran
20
IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat
3.2 Alat
3.3 Prosedur Penelitian
3.4 Variabel Pengamatan
3.5 Analisis data
5.1 Hasil
21
5.2 Pembahasan
VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
22
DAFTAR PUSTAKA
Ash, R.L 1990,Design of Blasting Round, Surface Mining, B.A. Kennedy
Editor, Society for Mining,Metallurgy, and Explotion, Inc. Page. 565584.
Konya,C.J dan Walter, E.J,Rock Blasting And Overbreak control.National
Highway Institute, pracision blasting services, Montville, U.S.A, page.
89-100.
Koesnaryo. S.2001 Pemboran Untuk Penyediaan Lubang ledak Univesitas
Pembangunan Nasional, Yogyakarta
Diklat Angkatan VI, PT Karimun Granite-Riau 1996, Supervisory Teknik
Peledakan Institut Teknologi Bandung
23