Anda di halaman 1dari 26

RANCANGAN PELEDAKAN UNTUK MEMENUHI TARGET

PRODUKSI DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI


PELEDAKAN PADA PT. SEMEN BOSOWA MAROS
KABUPATEN MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROPOSAL SKRIPSI

ANDI MILWADI

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2016

RANCANGAN PELEDAKAN UNTUK MEMENUHI TARGET


PRODUKSI DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI PELEDAKAN
PADA PT. SEMEN BOSOWA MAROS KABUPATEN MAROS
PROVINSI SULAWESI SELATAN

ANDI MILWADI

Proposal Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengajukan Rencana


Penelitian Guna Penyusunan Skripsi Pada Universitas Papua

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2016

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT penulis haturkan karena atas ridho dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul Rancangan
Peledakan Untuk Memenuhi Target Produksi Dan Estimasi Biaya Produksi
Peledakan Pada PT. Semen Bosowa Maros Kabupaten Maros Provinsi
Sulawesi Selatan
Penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi ini Atas bantuan,
bimbingan, dukungan serta saran-saran dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Bambang
Triyanto, ST.,MT. selaku dosen pembimbing pertama, Bapak Yulius Ganti
Pangkung S.T.,M.Eng. selaku dosen pembimbing kedua dan semua dosen jurusan teknik
pertambangan Universitas Papua yang telah memberikan masukan selama penyusunan
proposa skripsi ini, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada teman- teman
tambang angkatan 2012 serta semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan
dalam penyusunan proposal ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan proposal skripsi ini


masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca
yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Manokwari, November 2016


Penulis,

Andi Milwadi

I.

JUDUL
Rancangan Peledakan Untuk Memenuhi Target Produksi Dan Estimasi
Biaya Produksi Peledakan Pada PT. Semen Bosowa Maros Kabupaten Maros
Provinsi Sulawesi Selatan

II.

LATAR BELAKANG
Perkembangan kemajuan teknologi dan pembangunan pada zaman modern

ini telah memberikan hasil yang sangat bermanfaat bagi pembangunan di bidang
industri dan bidang pertambangan. Untuk menunjang pembangunan infrastruktur
di Indonesia diperlukan bahan baku, antara lain yaitu batugamping
PT. Semen Bosowa Maros merupakan perusahaan industri semen yang
terletak di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan yang melakukan
penambangan batugamping (limestone) sebagai bahan baku untuk pembuatan
semen. Salah satu tahapan kegiatan penambangan batugamping yaitu dengan
kegiatan peledakan batuan.
Pemboran merupakan kegiatan yang dilaksanakan terlebih dahulu yang
bertujuan untuk membuat lubang ledak, peledakan yaitu kegiatan lanjutan dari
pemboran untuk memisahakan batuan dari batuan induknya, kegiatan ini
merupakan kegiatan utama dalam tahap operasi produksi sehingga dalam
pelaksanaannya harus dilakukan secara optimal untuk mencapai target produksi
dari perusahaan, salah satu hal yang sangat penting dalam pencapaian target
produksi yaitu dengan mengefektifkan rancangan peledakan yang menyangkut
geometri pemboran dan geometri peledakan, selain rancangan teknis peledakan
,sangat penting juga untuk mengetahui biaya produksi, pengeluaran biaya minimal
dengan produksi maksimal itu merupakan tuntutan dari suatu industri perusahaan
sehingga informasi terkait biaya produksi harus diketahui sebelum melaksanakan
kegiatan operasi produksi khususunya dalam kegiatan peledakan.

III.

MASALAH PENELITIAN
Masalah yang akan yang akan diteliti adalah:

1. Bagaimana mengefektifkan rancangan peledakan sehingga dapat memenuhi


target produksi pada PT. Semen Bosowa Maros
2. Berapa biaya produksi peledakan pad PT. Semen Bosowa Maros
IV.
BATASAN MASALAH
Penelitian ini diberikan batasan agar dalam pelaksanaanya mengarah pada
tujuan penelitian, adapun batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Objek yang akan diteliti untuk rancangan peledakan di PT. Semen Bosowa
Maros yaitu produksi pemboran, geometri peledakan, dan pengunaan bahan
peledak
2. Metode yang digunakan dalam redesaign geometri peledakan yaitu metode
menurut R. L Ash dan C. J. Konya
3. Biaya produksi yang akan dihitung yaitu biaya kepemilikan alat bor, biaya
operasional (penyediaan lubang ledak) dan biaya peledakan (bahan peledak,
pengisian bahan peledak, hingga penembakan).
V.

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Menentukan geometri peledakan, jumlah unit alat bor untuk penyediaan lubang
ledak dan jumah bahan peledak yang digunakan untuk memenuhi target
produksi per waktu di PT. Semen Bosowa Maros,
2. Menghitung biaya produksi peladakan di PT. Semen Bosowa Maros serta
faktor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi peledakan.
Manfaat penelitian
1. Mendapatkan informasi tambahan untuk peneliti terkait kegiatan peledakan
pada PT. Semen Bosowa Maros
2. PT. Semen Bosowa Maros memperoleh informasi terkait masalah dalam
kegiatan peledakan saat ini dan penyelesaian masalah yang ditemukan oleh
peneliti, informasi ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk kelancaran
produksi untuk kedepannya.
VI.

HIPOTESIS
Target produksi peledakan batugamping pada PT. Semen Bosowa Maros

belum tercapai

VII. TINJAUAN PUSTAKA


VII.1 Dasar teori
VII.1.1 Rancangan peledakan
Peledakan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memisahkan batuan dari
batuan induknya, dalam industri pertambangan, teori peledakan merupakan area
yang sangat menarik dan menantang tetapi sekaligus juga kontroversial, secara
garis besar peledakan batuan dengan bahan peledak meliputi aksi bahan peledak
dan respon massa batuan di sekitarnya di dalam konteks energi, waktu, dan massa.
(Koesnaryo 2001).
Rancangan peledakan mencakup seluruh perhitungan dalam penentuan :
1.
2.
3.
4.

Geometri Peledakan
Pola pemboran dan peledakan
Kebutuhan bahan peledak dan perlengkapannya
Produksi peledakan
Cukup banyak masukan yang harus diperhaitkan dalam merancang

peledakan. Dan masukan-masukan tersebut dapat digolongkan ke dalam faktor


yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol.
a. Faktor rancangan yang tidak dapat dikontrol meliputi geologi, sifat dan
kekuatan batuan, struktur diskontinuitas, kondisi iklim, dan pengaruh air.
b. Faktor rancangan yang dapat dikontrol meliputi geometri pemboran, geometri
peledakan, bahan beledak, arah dan urutan peledakan.
VII.1.2 Geometri pemboran
Geometri pemboran yang dimaksud ialah mencakup:
a.
b.
c.
d.
1.

Diameter lubang ledak


Kedalaman lubang ledak
Arah lubang ledak
Tinggi jenjang dan pola pemboran
Diameter lubang ledak
Diameter lubang tembak yang terlalu kecil menyebabkan faktor energi yang

dihasilkan akan berkurang sehingga tidak cukup besar untuk membongkar batuan
yang akan diledakkan, sedang jika diameter lubang tembak terlalu besar maka
lubang tembak tidak cukup untuk menghasilkan fragmentasi yang baik, terutama
pada batuan yang banyak terdapat kekar dengan jarak kerapatan yang tinggi.
Diameter lubang tembak yang kecil juga memberikan patahan atau hancuran yang

lebih baik pada bagian atap jenjang. Hal ini berhubungan dengan stemming,
dimana lubang tembak yang besar maka panjang stemming juga akan semakin
besar dikarenakan untuk menghindari getaran dan batuan terbang, sedangkan jika
menggunakan lubang tembak yang kecil maka panjang stemming dapat dikurangi.
ukuran diameter lubang ledak yang akan dipilih tergantung pada
1. Volume massa batuan yang akan dibongkar (volume produksi),
2. Tinggi jenjang dan konfigurasi isian,
3. Fragmentasi yang diinginkan, dan
4. Alat muat yang digunakan.
2. Kedalaman Lubang Tembak
Kedalaman lubang tembak biasanya disesuaikan dengan tinggi jenjang yang
diterapkan. Untuk mendapatkan lantai jenjang yang rata maka kedalaman lubang
tembak harus lebih besar dari tinggi jenjang, yang mana kelebihan daripada
kedalaman ini disebut dengan sub drilling.
3. Arah Lubang Tembak
Arah pemboran secara teoritis ada dua, yaitu pemboran tegak dan pemboran
miring. Arah penjajaran lubang bor pada jenjang haeud sejajar untuk mrnjamin
keseragaman burden dan spasi dalam geometri peledakan. Geometri peledakan
Geometri peldakan yang ditentukan terlebih dahulu ialah burden. jika B
sudah ditentukan maka besaran yang lain seperti spasi, stemming,Subdriling,
tinggi jenjang, panjang kolom isian dapat ditentukan. Untuk penentuan geometri
peledakan dapat ditentukan menurut R.L. Ash dan C.J Konya.

VII.1.2.1

Geometri Peledakan Menurut R.L. Ash

R.L. Ash membuat suatu pedoman perhitungan geometri peledakan jenjang


berdasarkan pengalaman empirik yang diperoleh yang diperoleh diberbagai
tempat dengan jenis pekerjaan dan batuan yang berbeda-beda. Sehingga berhasil
mengajukan rumusan-rumusan empirik yang dapat digunakan sebagai pedoman
dalam rancangan awal suatu peledakan batuan. (R.L. Ash 1967 dalam Koesnaryo
2001).
1. Burden (B)

Burden adalah jarak tegak lurus antara lubang tembak dengan bidang bebas
yang panjangnya tergantung pada karakteristik batuan. Menentukan ukuran
burden merupakan langkah awal agar fragmentasi batuan hasil peledakan, vibrasi,
airblast dapat memuaskan.
B=

Kb x De
(ft)
..........................................................................................(6.1)
12

Atau
B=

Kb x De
(m)
.........................................................................................(6.2)
39.3

Keterangan:
B

= Burden

Kb

= Burden ratio

De

= Diameter lubang tembak

Kb = 30 x Af1 x Af1...........................................................................................(6.3)
Af1 =

( Dstd
D )

1/3

...........................................................................................(6.4)

( SG . V e2 )

Af2 = { SGstd .Vest d 2 }

1/3

.............................................................................(6.5)

Keterangan:
Af1

= adjusmant factor untuk batuan yang diledakan

Af2

= adjusmant factor untuk handak yang digunakan

Dstd

= Bobot isi batuan standar (160 1b/Cuft)

= bobot isi batuan yang diledakan

SG

= berat jenis bahan peledak yang digunakan

SGstd = 1.2 (bahan peledak standar)


Ve

= VOD bahan peledak

Vestd = kecepatan detonasi standar (1200 fps)


2. Spasi (S)
Spasi adalah jarak antara lubang tembakdalam satu baris dan sejajar
terhadap bidang bebas,
S = Ks x B ........................................................................................................(6.6)

Keterangan :
S

= spasi

Ks

= Spacing ratio (1.0 2.0)

= Burden

Spasi yang lebih kecil dari ketentuan akan menyebabkan ukuran batuan
hasil peledakan terlalu hancur. Tetapi jika spasi terlalu besar dari ketentuan akan
menyebabkan banyak terjadi bongkah (boulder) dan tonjolan (stump) di antara
dua lubang ledak setelah peledakan
Berdasarkan cara urutan peledakannya, pedoman penentuan spasi adalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Peledakan serentak, S = 2B
Peledakan beruntun dengan delay interval lama (second delay), S = B
Peledakan dengan millisecond delay, S antara 1B hingga 2B
Jika terdapat kekar yang saling tegak lurus, S antara 1.2B 1,8B
Peledakan dengan pola equilateral dan beruntun tiap lubang tembak dalam satu

baris yang sama, S = 1.15B


3. Stemming(T)
Steaming merupakan penutup yang berada dibagian atas lubang ledak,
material stemming umumnya menggunakan cutting hasil pemboran. Adapun untuk
menghitung stemming dipakai persamaan :
T = Kt x B ........................................................................................................(6.7)
Keterangan:
T

= Stemming

Kt

= Stemming ratio (0.7- 1.0)

= Burden

Fungsi stemming adalah untuk meningkatkan confining pressure dari


akumulasi gas hasil ledakan dan menyeimbangkan tekanan didaerah stemming
4. Subdrilling
Subdrilling merupakan panjang lubang ledak pada bagian bawah lantai
jenjang. Subdrilling dimaksudkan agar didapat lantai jenjang yang rata setelah
peledakan. Panjang subdrilling diperoleh dengan mengalikan harga subdrlling
ratio (Kj) dengan nilai burden
J = Kj x B .........................................................................................................(6.8)

Keterangan :
J

= Subdrilling

Kj

= Subdrilling ratio (0.2 0.4)

= Burden

5. Kedalaman lubang tembak (H)


H = Kh x B .......................................................................................................(6.9)
Keterangan:
H

= kedalaman lubang tembak

Kh

= Hole depth ratio

= Burden

6. Charge length (PC)


PC = H T......................................................................................................(6.10)
Keterangan :
PC

= Panjang kolom isian

= Kedalaman lubang tembak

= Steamming

7. Loading density (de)


Loading density adalah jumlah isian handak per meter panjang kolom isian
de = 0.508 De2 (SG)........................................................................................(6.11)
Keterangan:
de

= loading density (Kg/m)

De

= diameter lubang tembak (inch)

SG

= Berat jenis bahan peledak

8. Powder factor (Pf)


Pf = W/E.........................................................................................................(6.12)
Keterangan:
Pf

= powder factor

= berat batuan yang diledakan

= Berat bahan peledak yang digunakan

VII.1.2.2

Geometri Peledakan Menurut C. J. Konya

Untuk memperoleh hasil pembongkaran batuan sesuai dengan yang


diinginkan, maka perlu suatu perencanaan ledakan dengan memperhatkan
besaran-besaran geometri peledakan, berikut ini akan dijelaskan perhitungan
geometri peledakan menurut C. J. Konya

H
L

Sumber: Suwandi, 2009;24


Gambar 6.1 Geometri Peledakan Jenjang
1. Burden (B)
Pemilihan nilai burden yang tepat merupakan keputusan yang terpenting
dalam rancangan peledakan. Burden adalah jarak tegak lurus antara lubang
ledak terhadap bidang bebas terdekat., jarak burden yang telalu kecil akan
menghasilkan bongkaran yang terlalu hancur dan tergeser jauh dari dinding
jenjang dan kemungkinan terjadinya batu terbang yang sangat besar, sedangkan
jika jarak burden terlalu besar akan menghasilkan fragmentasi produk yang
kurang baik, karena gelombang tekan yang mencapai bidang bebas menghasilkan
gelombang tarik yang sangat lemah dibawah kuat tarik batuan, sehingga batuan
dalam area burden tidak hancur besarnya burden tergantung dari karakteristik
batuan, karakteristik bahan peledak dan diameter lubang ledak, secara sistematis
besarnya burden dan hubungannya dengan faktor-faktor tersebut dinyatakan
sebagai berikut menurut C. J. Konya
B = 0..67x De

St v
SG r

..............................................................................................................(6.13)

Keterangan:
B

= burden (ft)

De

= Diameter bahan ledak (inch)

Stv

= Relative bulk strength (ANFO=100)

SGr

= Berat jenis batuan


8

2. Spasi (S)
Spasi adalah jarak diantara lubang ledak dalam satu garis yang sejajar
dengan bidang bebas, jika spasi yang terlalau besar akan menghasilkan
fragmentasi yang tidak baik dan dinding akhir yang ditinggalkan relatif tidak
datar, sebaliknya bila spasi terlalu kecil dari jarak burden maka akan
mengakibatkan tekanan sekitar stemming yang lebih dan mengakibatkan gas hasil
ledakan dihamburkan ke atmotsfir diikuti suara bising (noise) jarak spasi menurut
Konya, didasarkan pada jenis detonator listrik yang digunakan dan berapa besar
nilai perbandingan antara tinggi jenjang dan jarak burden. Bila perbandingan
antara L/B lebih kecil dari 4 maka digolongkan jenjang rendah dan lebih besar
dari 4 digolongkan jenjang tinggi. Misal tinggi jenjang 6 meter dan burden
menurut perhitungan antara 2.3-2.7 meter. maka perbandingan L/B masih
dibawah 4. Jenis detonator yang digunakan adalah delay detonator maka
persamaan yang digunakan ialah:
1. Serentak Tiap Baris Lubang Ledak
Untuk tinggi jenjang rendah (low benches)
S = ( L+2B)/3 ................................................................................................(6.14)
Untuk tinggi jenjang yang besar (high benches)
S = 2B ...........................................................................................................(6.15)
2. Beruntun Dalam Tiap Baris Lubang Ledak
Untuk tinggi jenjang rendah (low benches)
S = ( L+ 7B)/8 ................................................................................................(6.16)
Untuk tinggi jenjang yang besar (high benches)
S = 1.4B .........................................................................................................(6.17)
Keterangan:
S

= Spasi (m)

= Burden (m)

= Tinggi bench (m)

3. Stemming (T)
Stemming adalah tempat material penutup di dalam lubang ledak, yang
letaknya di atas kolom isian bahan peledak. Fungsi stemming adalah agar terjadi
keseimbangan tekanan dan mengurung gas-gas hasil ledakan, sehingga dapat

menekan batuan dengan energi yang maksimal. Penentuan tinggi stemming


digunakan rumusan seperti yang tertera berikut ini :
T = 0.7 x B .....................................................................................................(6.18)
Keterangan :
T

= Stemming (m),

= Burden (m)

4. Subdrilling (J)
Dalam penentuan tinggi subdrilling yang baik untuk memperoleh lantai
jenjang yang relatif rata setelah peledakan. Adapun persamaan untuk menentukan
jarak subdrilling menurut Konya adalah sebagai berikut:
J = 0.3 x B ......................................................................................................(6.19)
Keterangan :
J

= Subdrilling (m),

= Burden (m).

5. Kedalaman lubang ledak (H)


Kedalaman lubang ledak merupakan jumlah total antara tinggi jenjang
dengan kedalaman subdrilling, dengan perhitungan :
H = L + J .......................................................................................................(6.20)
Keterangan :
H

= Kedalaman lubang ledak (m)

= Tinggi jenjang (m)

= Subdrilling

6. Panjang Kolom Isian (PC)


Panjang kolom isian merupakan panjang kolom lubang ledak yang akan
diisi dengan bahan peledak. Persamaan panjang kolom isian, yaitu :
PC = H T .....................................................................................................(6.21)
Keterangan :
PC

= Panjang kolom isian

= Kedalaman lubang tembak

= Stemming

10

7. Tinggi Jenjang (H)


Berdasarkan perbandingan tinggi jenjang dan jarak burden yang
diterapkan (stiffness ratio), maka akan diketahui hasil dari peledakan tersebut.
Penentuan tinggi jenjang berdasarkan stiffness ratio digunakan persamaan
berikut:
H/B = stiffness ratio.......................................................................................(6.22)
H

= B x stiffness ratio.................................................................................(6.23)

Keterangan:
L

= Tinggi jenjang (ft)

= Burden (ft)

Tabel 6.1 Potensi Terjadi Akibat Variasi stiffness ratio


Stiffnes
Ratio

Fragmentas
i

Ledakan
Udara

Batu
Terbang

Getaran
Tanah

Buruk

Besar

Banyak

Besar

Sedang

Sedang

Sedang

Sedang

Baik

Kecil

Sedikit

Kecil

Sangat

Sangat

Sangat

Kecil

Kecil

Kecil

Memuaskan

Komentar
Banyak Muncul Back-Back
Dibagian Toe
Bila Memungkinkan,
Rancang Ulang
Control, Fragmentasi Baik
Tidak Akan Menambah
Keuntungan Bila Stiffness
Rati Diatas 4

Sumber : Konya, 1991; 101


VII.1.2.3

Fragmentasi Batuan Hasil Peledakan

Penentuan fragmentasi batuan hasil peledakan aktual dilapangan dapat


dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
Wo
Wt

TF =

x 100%

............
(6.26)

Keterangan:
Tf

= tingkat fragmentasi batuan (%)


11

Wo

= Berat batuan hasil peledakan (ton)

Wt

= Berat keseluruhan batuan yang terbongkar (ton)

Fragmentasi hasil peledakan merupakan salah satu petunjuk untuk dapat


mengetahui keberhasilan dari suatu kegiatan peledakan, apabila dalam kegiatan
peledakan tidak menghasilkan ukuran fragmentasi yang diinginkan, maka belum
dapat dikatakan berhasil dalam kegiatan tersebut. Peledakan dikatakan berhasil
apabila banyaknya batuan hasil peledakan yang berupa bongkah (boulder),
dimana jumlah bongkah batuan hasil dari peledakan sebaiknya berkisar antara
10%-15%. (Jimeno dalam Saptono,2006).
Untuk menghitung distribusi rata-rata fragmentasi batuan digunakan
persamaan Kuznetsov berikut:
....
(6.27)
Keterangan:
X
= Ukuran rata-rata fragmentasi batuan (cm)
A
= Faktor batuan
Vo
= Volume batuan yang terbongkar (m3)
Q
= Berat bahan peledak tiap lubang ledak (kg)
Persamaan di atas untuk tipe bahan peledak TNT. Untuk itu Cunningham
memodifikasi persamaan tersebut untuk memenuhi penggunaan ANFO sebagai
bahan peledak. Sehingga pesamaan tersebut menjadi :
.........
(6.28)
Keterangan:
Q
E

= Berat bahan peledak tiap lubang ledak (kg)


= RWS bahan peledak : ANFO = 100, TNT = 115

VII.1.3 Pembobotan Faktor Batuan


Salah satu data masukan untuk model Kuznetsov adalah faktor batuan yang
diperoleh dari indeks kemampuan ledakan atau Blastability index (BI). Nilai BI
ditentukan dari penjumlahan bobot lima parameter yang diberikan oleh Lily
(dalam Hustrulid, 1999), yaitu : Rock mass description (RMD), join plane
spacing (JPS), joint plane orientation (JPO), specific gravity influence (SGI), dan
Mohs hardness (H). Parameter-parameter tersebut kenyataanya sangat bervariasi.
Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

12

Tabel 6.2 Pembobotan massa batuan untuk peledakan

VII.1.4 Produksi alat bor


Produksi alat bor tergantung kecepatan pemboran, volume setara dan
penggunaan efektif mesin bor. Produksi mesin bor dinyatakan dalam m 3/jam,
maka persamaan mesin bor adalah:
P = Drr x Veq x Ek x 60 . (6.29)
Keterangan :

Drr =

= Produksi mesin bor, m3/jam

Drr

= Kcepatan Pemboran rata-rata, m/menit

Veq

= Volume setara, m3/m

Ek

= Efesiensi kerja pemboran, %

60

= 1 jam dinyatakan dalam menit


Hr
Ctr

....(6.30)

Keterangan :
Drr

= Kecepatan pemboran rata-rata, meter/menit

Hr

= Kedalaman lubang bor rata-rata, meter

Ctr

= Waktu siklus pemboran rata-rata, menit

13

Ct
n
Keterangan :
Ctr =

.....(6.31)

Ct

= waktu siklus pemboran, menit

= jumlah pengamatan

H
n
Keterangan :
Hr =

..(6.32)

= kedalaman lubang ledak, meter

= jumlah pengamatan

V
H
Keterangan :
Veq =

..(6.33)

= Volume batuan yang terbongkar, m3

= Kedalaman lubang ledak

WP
WT
Keterangan :
Ek =

X 100%........(6.34)

Ek

= efesiensi waktu pemboran, %

WP

= Waktu yang digunakan untuk kerja pemboran, menit

WT

= Jumlah waktu kerja terjadwal.

VII.1.5 Biaya pemboran lubang ledak


Biaya pemboran lubang ledak terdiri dari biaya kepemilikan dan biaya
operasi.
1. Biaya kepemilikan (Ownership Cost), yaitu biaya tetap atau biaya pasti yang
harus dikeluarkan dalam pemakaian peralatan yang disebabkan oleh investasi
Biaya ini terdiri dari :
a. Total Initial Investment
Merupakan jumlah dari harga beli alat, ongkos angkut, ongkos
pengepakan, ongkos pembongkaran dan perakitan.
b. Depresiasi
Biaya atau konsekuensi dengan menurunkan harga jual peralatan karena
dipakai atau aus dari umur peralatan mulai saat pembelian
14

Total Initial Investment Residual Value


(6.35)
Life In Year
c. Average Investment
Merupakan penanaman modal tahunan selama penggunaan alat sebagai

Depresiasi =

modal kerja.
AI =

(n + 1)
2n

X 100%

...............(6.36)

d. Interest, Taxes, Insurance


Interest adalah bunga yang dikehendaki oleh pemilik alat sebagaimana
kalau menanamkan modalnya di bank, hanya saja disini ia menanamkan
modalnya dalam bentuk alat mekanis. Taxes adalah pajak pajak yang
dibebankan pada alat tersebut. Insurance adalah premium yang harus
ditambahkan dan diperhitungkan untuk menjaga kemungkinan kecelakaan
kerja. biasanya diambil 10 % (bunga 6 %, pajak 2 % dan asuransi serta
ongkos sewa gedung 2 % dari penanaman modal tahunan yang dapat
dihitung dari rumus sebagai berikut
ITI =

10% x AI x Total Initial Investment


Life In Year

..(6.37)

2. Biya operasi
Biaya operasi disebut juga biaya variabel yaitu semua biaya yang
dikeluarkan untuk mengoperasikan peralatan dalam pekerjaan penambangan.
Secara teoritis biaya-biaya yang harus dibuat dalam biaya operasi antara lain:
a. Biaya bahan bakar
Biaya bahan bakar ini dihitung dengan mengalikan jumlah bahan
bakar yang dikonsumsi alat dengan satuannya. Jumlah konsumsi bahan
bakar ini agak sulit ditentukkan secara akurat karena faktor yang
mempengaruhinya, misalnya HP mesin, efisiensi kerja, faktor lapangan
dan faktor alat itu sendiri. Konsumsi bahan bakar secara umum dapat
ditentukan dengan rumus:
Mesin Diesel
qf = Hp x f x 0,15...(6.38)
Mesin Bensin
qf = Hp x f x 0,23...(6.39)
Dimana:

15

qf

= jumlah bahan bakar yang diperlukan

= faktor efisiensi

b. Biaya pelumas dan filter


Merupakan biaya yang diperlukan untuk kebutuhan minyak lunas
dan gemuk lumas. Biaya yang dikeluarkan tergantung dari kebutuhan
setiap jam yang bervariasi sesuai dengan ukuran HP mesin, kapasitas bak
mesin, kondisi ring piston, interval penggatian pelumas dan banyaknya
bagian yang memerlukkan pelumasan serta kondisi kerja.
Namun jika tidak ada data lengkap tentang kebutuhan minyak
pelumas maka dapat ditentukkan dengan rumus:
1,014 HP x f x 0,002716 liter per HP-jam
0,8868 Lb per liter

q=

C
T

(6.40)

Dimana:
q

= Jumlah minyak pelumas yang dikonsumsi

HP

= Horse Power mesin

= kapasitas Crankcase (liter)

= Interval penggantian pelumas (jam)

c. Biaya ban/trackshoe
Biaya ban dihitung untuk alat-alat yang beroda ban dan biasanya
dipengaruhi harga satuan ban dan usia pelayanan ban itu sendiri. Untuk
menentukkan usia pelayanan ban memang agak sulit karena usia ban ini
banyak dipengaruhi kondisi kerja di lapangan, terutama medan kerja yang
sangat bervariasi. Dengan mengetahui usia pelayanan ban/trackshoe maka
biaya dapat dihitung dengan rumus:
Biaya ban/trackshoe
=

Harga ban/trackshoe
Usia pelayanan

(6.41)

d. Biaya reparasi umum


Biaya reparasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk untuk
reparasi dalam pemeliharaan alat secara periodik. Biaya reparasi sangat
sulit ditentukan karena adanya variasi yang sangat tinggi. Untuk lebih
memudahkan perhitungan, biaya reparasi dimulai dari peralatan beroperasi

16

sepanjang umur ekonomis) diperkirakan 80% sampai dengan 90% dari


biaya penyusutan total
e. Biaya Operator
Biaya operator relatif sudah dapat ditentukkan karena hal ini
merupakan ketentuan yang dibuat langsung sebelum operator bekerja.
Biasanya ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku atau kesepakatan
kedua belah pihak. Biasanya dihitung upah dalam setiap jam operasi.
VII.1.6 Analisa Biaya produksi Peledakan
Analisa biaya peledakan terdiri dari beberapa unit biaya diantaranya:
a. Biaya produksi pemboran
b. Biaya penggunaan dynamit
c. Biaya penggunaan ANFO
d. Biaya penggunaan detonator
e. Biaya penggunaan kabel utama
f. Biya penggunaan perlengkapan peledakan (blasterohmeter, machine
blaster
g. Biaya pengisian bahan peledak sampai penembakan ( gaji juru ledak dan
asisten)
Komponen biaya akan dihitunng dengan menggunakan persamaan matematika
sederhana dengan cara menjumlahkan semua biaya tersebut.
VIII. METODE PENELITIAN
VIII.1 Rancangan penelitian
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan menggabungkan
teori dan data lapangan untuk penyelesaian masalah. Metode penelitian yang
digunakan

adalah

metode

penelitian

deskriptif

dengan

cara

membuat

permasalahan yang telah diidentifikasi. Kemudian peneliti berusaha menjelaskan


objek yang diteliti pada saat sekarang, berdasarkan fakta- fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya. (Ibnu Subiyanto 1993)
Penerapan metode deskriptif dalam penelitian ini yaitu, data yang diperoleh
akan diolah kemudian mendapatkan hasil, dari hasil tersebut akan dideskrpsikan,
membentuk suatu paragraf yang berisikan penjelasan mengenai masalah yang
diteliti hingga ditarik beberapa kesimpulan.
VIII.2 Waktu Dan Tempat

17

Penelitian ini dilakukan selama satu bulan yaitu dari tanggal 25 juli-25
agustus 2016 dan bertempat di PT. Semen Bosowa Maros, Kabupaten Maros,
Sulawesi Selatan. Waktu penelitian yang direncanakan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 8.1 Rencana Kerja Penelitian
Waktu Pelaksanaan
Juli 2016
Agustus 2016
3 4 5 1 2 3 4

Kegiatan

Persiapan
Pengambilan Data Lapangan
Pengolahan Data
Analisisi Data
Penyusunan Laporan
Konsultasi Pembimbing
Seminar Hasil
Keterangan:
Waktu Pelaksanaan Kegiatan

VIII.3 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: meteren, alat
tulis dan kamera.
VIII.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut
ini:
Studi Literatur
Pengamatan Lapangan
Perumusan Masalah
Pengambilan Data

Data primer
geometri peledakan, pola pemboran,
cycle time alat bor,pola peledakan,

Data skunder
curah hujan, target produksi
perusahaan dan spesifikasi
bahan peledak, harga bahan
peledak dan perlengkapan,
data pemakaian bahan bakar
dan minyak pelumas, harga
alat bor, spare part alat bor,
gaji juru ledak/asisten

18

Pengolahan data dan analisis data


Hasil dan pembahasan
Kesimpulan dan saran

Gambar 8.1 Bagan Alir Prosedur Penelitian


VIII.5 Variabel Pengamatan
Variabel pengamatan pada penelitian ini adalah geometri peledakan, pola
pemboran, pola peledakan, penggunaan bahan peledak, fragmentasi batuan, dan
biaya produksi peledakn.
VIII.6 Pengolahan Dan Analisis Data
Pengolahan data dibuat dengan menggunakan persamaan yang ada, data
yang diolah selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan rangkaian perhitungan,
sehingga memberikan informasi, kemudian dilakukan analisis sehingga dapat
ditarik pengertian atau kesimpulan sementara, dari kesimpulan sementara ini akan
diulas lebih lanjut dalam pembahasan
Data yang akan dianalisis yaitu rancangan geometri peledakan aktual
maupun teoritis (Konya dan R. L.Ash) dikaitkan dengan tingkat fragmentasi dan
biaya produksi peledakan, dari analisis ini akan diperoleh rancangan peledakan
yang efektif untuk mencapai target produksi perusahaan.

19

VIII.7 Outline Penelitian

HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN DAN SiMBOL
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Hipotesis

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Optimalisasi
2.2 Pola Pemboran

20

2.3 Geometri Peledakan


2.4 Fragmentasi Batuan
2.5 Produksi Alat Bor
2.6 Biaya Produksi Kegiatan Peledakan

IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat
3.2 Alat
3.3 Prosedur Penelitian
3.4 Variabel Pengamatan
3.5 Analisis data

IV KEADAAN UMUM DAERAH

3.1 Sejarah Singkat Perusahaan


3.2 Lokasi Kesampaian Daerah
3.3 Iklim Dan Curah Hujan
3.4 Jam Kerja Perusahaan
3.5 Target Produksi Perusahaan

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

21

5.2 Pembahasan

VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan
6.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

22

DAFTAR PUSTAKA
Ash, R.L 1990,Design of Blasting Round, Surface Mining, B.A. Kennedy
Editor, Society for Mining,Metallurgy, and Explotion, Inc. Page. 565584.
Konya,C.J dan Walter, E.J,Rock Blasting And Overbreak control.National
Highway Institute, pracision blasting services, Montville, U.S.A, page.
89-100.
Koesnaryo. S.2001 Pemboran Untuk Penyediaan Lubang ledak Univesitas
Pembangunan Nasional, Yogyakarta
Diklat Angkatan VI, PT Karimun Granite-Riau 1996, Supervisory Teknik
Peledakan Institut Teknologi Bandung

23

Anda mungkin juga menyukai