RIAM MARLINA A MT
Kelas Kerjasama
Teknik Pertambangan-STTIND Padang
MEKANIKA DAN MEKANIKA BATUAN
MEKANIKA Bagian dari ilmu fisika yang mempelajari pengaruh beban pada objek tertentu.
Menurut Meriam & Kraige (2012) mekanika adalah bagian tertua dari ilmu fisika, awal perkembangannya
bersamaan dengan awal perkembangan rekayasa
Dokumen tertua Archimedes (212 – 287 SM) mengenai prinsip tuas dan gaya apung
Mengacu pada ilmu dasar mekanika yang diterapkan pada batuan (Hudson &
Mekanika Batuan Harrison, 1997)
REKAYASA GEOTEKNIK
REKAYASA GEOTEKNIK
Rekayasa geoteknik menggunakan prinsip mekanika tanah dan mekanika batuan untuk meneliti kondisi
di bawah permukaan dan materialnya, menentukan sifat fisik dan mekaniknya, stabilitas lubang bukaan,
menilai risiko yang dialami suatu konstruksi
Sejarah Mekanika Batuan Coulomb 1773, Von Karman 1911 proses keruntuhan batuan
UNDERGROUND CONSTRUCTION
Eupalinian aqueduct di Pulau Samos, Yunani dibangun 520 SM. Dibangun oleh Insinyur Yunani Eupalinos
of Megara dan dimulai pada kedua sisi Gunung Kastro
Baker Street Station (London) dibuka pada tahun 1863 merupakan stasiun kereta api bawah tanah tertua
di dunia
Wapping Tunnel di bangun di Liverpol Inggris pada tahun 1829 merupakan terowongan kereta api pertama
yang dibuat di bawah kota
Thames Tunnel London dibuka pada tahun 1843 merupakan terowongan bawah air pertama dan
merupakan terowongan pertama yang menggunakan perisai penerowongan (tunneling shield)
LANTAS, KAPAN KONSTRUKSI BAWAH TANAH
DI INDONESIA DI MULAI ?
Tambang bawah tanah di Lebong Bengkulu beroperasi 1896 oleh Mijnbouw Maatscappij Redjang Lebong
***Emas di Puncak Monas berasal dari Lebong Tandai Bengkulu
Lubang tambang batubara bawah tanah Mbah Suro di Sawahlunto 1989 - 1932
Terowongan Rel Kereta Api Sasaksaat dibangun pada 1902 – 1903 sepanjang 949 meter
PLTA Sigura-gura dibangun 9 Juni 1978 berada di 200 meter dibawah tanah dengan terowongan sepanjang 1
km
INTRODUCTORY Pembongkaran
(Breaking/loosening
/excavating)
Penambangan adalah salah satu kegiatan pertambangan
yang bertujuan untuk memisahkan material berharga dari Kegiatan untuk membongkar material
batuan induknya. (waste, ore, coal) yang masif menjadi
terberai. Metode pemberaiian yang
KEGIATAN bisa digunakan adalah
PENAMBANGAN pemboran&peledakan, penggarukan
(ripping), dan pemecahan (breaking)
Pemuatan
Pengangkutan (Mucking/Loading)
(Hauling)
Metode rancangan untuk menilai kestabilan lubang bukaan menurut Bieniawski (1984) adalah :
Metode
Metode
analisis
analisis
Metode analitik Metode observasi Metode empirik
Metode Analitik
Metode ini menggunakan parameter input yang bervariasi untuk melakukan analisis perbandingan kemantapan lu
bang bukaan, kriteria keruntuhan yang sesuai dapat digunakan sebagai tools untuk identifikasi mekanisme kerunt
uhan.
Metode analitik pada perancangan lubang bukaan bawah tanah mencakup beberapa teknik yaitu :
a. Closed Form
Tegangan dan perpindahan (displacement) karena penggalian massa batuan sehingga akan mengakibatkan
perubahan distribusi tegangan pada massa batuan. Kirsch (1898) menurunkan persamaan tegangan radial,
tegangan tangensial, dan tegangan geser di sekitar terowongan.
Permodelan numerik
Terzaghi’s
Terzaghi’s Rock
Rock
Barton’s “Q”
Mass
Mass
Classification Classification
Classification
Deere’s
Deere’s Rock
Rock
Rock Mass Quality
Quality
Rating (RMR) Designation
Designation (RQD)
(RQD)
Tunnelman’s
Tunnelman’s
Rock Structure
Ground
Ground
Rating (RSR) Classification-soils
Classification-soils
• Metode empiris dengan menggunakan klasifikasi massa batuan, dasarnya adalah untuk merancang sistem
penyangga awal karena metode ini hanya berhubungan dengan beban batuan lepas.
• Beban batuan lepas yang melebihi tekanan batuan asli, beban squeezing atau swelling, maka metode empiris
tepat digunakan, tetapi apabila tekanan batuan asli lebih besar daripada beban batuan lepas, maka metode
empiris tidak dapat digunakan.
Metode Empirik
Kualitas massa batuan dapat diketahui menggunakan klasifikasi massa batuan dengan Rock Mass Rating
dan Q-System
Parameter-parameter yang digunakan untuk Parameter yang digunakan dalam perhitungan Q System
mengklasifikasikan massa batuan dengan sistem RMR: adalah :
- RQD
- Kuat tekan uniaksial batuan utuh. - Jumlah set kekar (Jn)
- Rock Quality Designation (RQD). - Kekasaran kekar (Jr)
- Spasi bidang diskontinu. - Alterasi pada kekar (Ja)
- Kondisi bidang diskontinu.- - Keadaan air tanah pada kekar (Jw)
- Kondisi air tanah. - SRF (Stress Reduction Factor)
- Orientasi bidang diskontinu terhadap penggalian.
Sistem penyangga berdasarkan RMR (after Bieniawski, 1989 untuk Rock Tunnel dengan sistem penggalian Drill and Blast
Batuan Sangat Baik (Kelas I) Full Face, dengan Umumnya tanpa penyanggaan, adakalanya pengukuran dilakukan untuk memakai “spot bolting”
RMR 81 - 100 Kemajuan 3 m
Batuan Baik Full Face, dengan kemajuan 1 – 1,5 m Lokalisasi, bolts pada atap sepanjang 3 m 50 mm di atap Tidak ada
(Kelas II) penyangga komplet 20 m dari face adakalanya dengan wire mesh
RMR 61 - 80
Batuan Sedang Top heading dan bench, dengan Bolt Sistematis panjang 4 m dengan spasi 50 – 100 mm di atap dan 30 mm di Tidak ada
(Kelas III) kemajuan 1,5 – 3 m. 1,5 – 2 m di atap dan di dinding. Pada atap dinding (sides).
RMR 41 – 60 Penyanggan dimulai setelah dibuat dengan wire mesh.
peledakan dan 10 m dari face.
Bantuan jelek Top heading dan bench, dengan Bolt sistematis panjang 4 – 5 m dengan spasi 100 – 150 mm di atap dan 100 mm Ribs ringan – sedang dengan spasi 1,5 m
(Kelas IV) kemajuan 1 – 1,5 di top heading. 1 – 1,5 m di atap dan di dinding dengan wire di dinding (sides)
RMR 21 – 40 Lakukan penyanggaan setiap 10 m mesh.
penggalian dari face.
Batuan Sangat Jelek Multiple drifts dengan kemajuan 0,5 – Bolt sistematis panjang 5 – 6 m dengan spasi 150 – 200 mm di atap, 150 mm di Rib sedang – berat dengan spasi 0,75 m dengan
(Kelas V) 1,5 m di top heading. Buat penyangga 1 – 1,5 m di atap dan di dinding dengan wire dinding (sides), dan 50 mm pada steel lagging dan forepoling.
RMR < 20 setiap penggalian. mesh. Buat Bolt di lantai (invert) face
Shotcrete d segera dipasang setelah
peledakan.
Parameter Selang Nilai
1 Kuat PLI > 10 4 - 10 2–4 1-2 Untuk nilai yang kecil
Tekan (MPa) di pakai hasil UCS
Batuan UCS > 250 100 – 50 – 100 25 – 50 5-25 1-5 <1
Utuh (MPa) 200
Pembobotan 15 12 7 4 2 1 0
2 RQD (%) 90 – 100 75 – 90 50 – 75 25 - 50 25
Pembobotan 20 17 13 8 3
No. Kelas I II III IV V 3 Jarak Diskontinuitas >2m 0,6 – 2 m 200 - 600 60 – 200 mm < 60 mm
mm
Stand-up time 20 Tahun 6 Bulan 1 Minggu untuk 10 jam untuk 30 Menit untuk span Pembobotan 20 15 10 8 5
Rata-rata untuk span 15 untuk span span 2,5 m 1m 4 Kondisi Permukaa Agak Agak Slikensided/g Gouge lunak > 5 mm,
m span 8 5m Diskontinuitas n sangat kasar, kasar, ouge < 5 mm, atau separasi > 5
m
kasar, separasi separasi atau mm, menerus
Kohesi Massa > 400 300 – 200 – 300 100 – 200 < 100 tidak < 1 mm, < 1 mm, separasi 1 –
Batuan (Kpa) 400 menerus, agak sangat 5 mm,
Sudut Geser > 45 35 – 45 25 – 35 15 – 25 < 15 tidak lapuk lapuk menerus
Dalam Massa renggang,
Batuan (derajat) tidak lapuk
Pembobotan 30 25 20 10 0
5 Airtan Aliran / Tidak ada < 10 10 – 25 25 – 125 > 125
ah 10 m panjang
tunnel (L/min)
Tekanan pori 0 < 0,1 0,1 – 0,2 0,2 – 0,5 > 0,5
dibagi
tegangan
utama
Keadaan Kering Lembab Basah Menetes Mengalir
Umum
Pembobotan 15 10 7 4 0
Metode Empirik
Klasifikasi massa batuan dan sistem penyangga berdasarkan Q system (Barton, et al, 1993) yang cocok diterapkan
pada jenis massa batuan yang terkekarkan.
- Span Maksimum
- Tekanan Penyangga
Metode Observasi
Metode ini dilakukan pada tahap perancangan terowongan dimana pada beberapa kasus diterapkan setelah
konstruksi, meliputi teknik pemantauan batuan, NATM, dan analisis interaksi batuan-penyangga dengan
menggabungkan permodelan numerik untuk perhitungan perilaku displacement dan radius zona plastis pada lubang
bukaan
Brady dan Brown (1999), agar sebuah sistem pemantauan dapat memenuhi persyaratan
ekonomis yang handal, sistem tersebut harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :
Kecepata Pergerakan
Perpinda
Konverge
Rekahan
sepanjang /
n rambat han
Subsiden
nsiantara pada
memotong
gelombamassa kekar /
dua titikbatuan
ng batuanrekahan
Muka,
Perubahan
kanan,
kemiringan
n aliran
lubang bor
rtanah
Metode Observasi
Kriteria dalam analisis lubang bukaan adalah sebagai berikut :
Perpindahan
Merupakan salah satu besaran primer yang diukur pada kegiatan pemantauan di tambang bawah tanah, ya
ng diukur adalah :
Perpindahan absolut dari beberapa ttik pada batas galian atau, dengan kesulitan yang lebih tinggi, di da
lam massa batuan
Perpindahan relatif antara dua titik pada batas galian
Kriteria analisis kestabilan lubang bukaan diterapkan dengan kriteria klasifikasi perpindahan :
0.30
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
-0.05
Shotcrete pada
permukaan/surface agar air tidak
masuk ke lubang bukaan
STUDI KASUS 1
Awal Eksisting
Uji Lab
Pemodelan
Pemodelan
Pertama
Lubang Bukaan
Awal Tanpa
Penyangga
Pemodelan Kedua
Lubang Bukaan
Awal Dipasang
H Beam
Pemodelan Ketiga
Lubang Bukaan
Eksisting
Pemodelan
Keempat
Lubang Bukaan
Resupport
Analisis
Sigma 1 (σ1)
Analisis
Sigma 3 (σ3)
Analisis
Strength Factor
Penyebab Ketidakmantapan