Optimasi stope merupakan proses memperoleh blok yang dilihat dari segi
ekonomis dinilai paling menguntungkan bila dilakukan penambangan dengan
mempertimbangkan parameter lainnya. Desain dalah suatu kegiatan dalam
merencanakan kegiatan produksi pada tambang dengan metode yang digunakan
adalah tambang bawah tanah.
Pada praktikum ini kita akan mempelajari terkait optimasi stope dan desaint serta
penjadwalan pada tambang terbuka.
a. Longwall Mining
Longwall merupakan metode yang digunakan untuk menambang
lapisan batubara/bijih yang relatif datar, tipis, dan horizontal.
Metode ini menggunakan shearer untuk mengekstrak
batubara/bijih dan menjatuhkannya ke sebuah conveyor. Selama
penambangannya, shearer akan bergerak maju dan dilindungi oleh
sebuah sistem penyangga yang disebut hydraulic powered support
yang juga bergerak maju dan meninggalkan batuan di atasnya yang
ambruk dibelakang hydraulic powered support. Metode ini banyak
diterapkan untuk endapan batubara.
b. Sub-level Caving
Sub-level caving memiliki sistem penambangan yang dimulai dari
atas ke bawah dan cocok untuk endapan bijih yang mempunyai
Aturan dari eksplorasi tambang adalah memilih suatu metoda yang paling sesuai
dengan katakteristik alam, geologi dan lingkungan dari deposit mineral (Morison
dan Russel 1973).
Menentukan karakteristik mekanika batuan untuk ore zone, hanging wall, dan
footwall dengan cara yang sama diklasifikasikan menggunakan :
Gambar 3.5
Geometri Lubang Bukaan Tapal Kuda
Sedangkan untuk geometri lubang bukaan rectangular pada metode room and
pillar terdiri dari roof yang merupakan atap, wall sebagai dinding, floor sebagai
lantai, span sebagai tinggi lubang bukaan dan tunnel width sebagai lebar lubang
bukaan seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.6
Geometri Lubang Bukaan Rectangular pada Metode Room and Pillar
Tahap development, semua yang digali adalah batuan tak berharga. Tahap
development termasuk pembuatan jalan masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas
bawah tanah lain. Sedangkan tahap production adalah pekerjaan menggali sumber
bijih itu sendiri. Tempat bijih digali disebut stope (lombong). Disini uang mulai
bisa dihasilkan.
2. Alat Muat
Pemuatan pada tambang bawah tanah hampir sama dengan pemuatan di tambang
terbuka, yaitu broken ore diangkat kemuadin dimasukan kedalam alat angkut
dan selanjutnya dibawa ke lokasi pengolahan/dump sementara. (Saragih, 2014).
Alat muat yang biasanya digunakan pada tambang bawah tanah, antara lain:
a. Overshoot loader, merupakan alat muat yang bekerja dengan cara
mendorong bucket kedalam tumpukan material hingga penuh kemudian
bucket diangkat kebelakang melewati mesinnya dan menumpahkan
muatan ke alat angkut yang berada dibelakangnya tanpa memutar alat
muat.
1) Digerakkan dengan udara bertekanan tinggi (hydraulic)
3. Alat angkut
Pengangkutan dalam tambang bawah tanah adalah pengangkutan
material lepas hasil cutting dari dalam tambang sampai ke permukaan tanah.
Sistem pengangkutan tambang bawah tanah dibagi menjadi :
1. Gathering Haulage, bagian dari sistem pengangkutan yang langsung
berdekatan/berhadapan dengan permukaan kerja.
2. Secondary Haulage, bagian dari sistem pengangkutan yang
mengumpulkan batubara/bijih dari berbagai gathering haulage dan
membawa batubara/bijih ke main haulage.
3. Main Haulage, bagian dari sistem pengangkutan yang membawa
batubara/bijih dari secondary haulage menuju lubang bukaan tambang.
Alat pengangkutan yang biasa digunakan pada penambangan bawah tanah
antara lain:
a. Truck (mine truck), truck yang digunakan pada tambang bawah tanah
hampir sama pada tambang terbuka berdasarkan roda penggeraknya
(wheel drive):
1) Roda penggeraknya roda depan (front wheel drive)
2) Roda penggeraknya roda belakang (real wheel drive)
3) Roda penggeraknya roda depan dan roda belakang (four wheel drive)
4) Roda penggeraknya semua roda belakang (double rear wheel drive)
Pada pengaturan aliran udara dalam ventilasi tambang bawah tanah, berlaku
hukum alam bahwa:
1. Udara akan mengalir dari kondisi bertemperatur rendah ke temperatur yang
lebih tinggi.
2. Udara akan lebih banyak mengalir melalui jalur-jalur ventilasi yang
memberikan tahanan yang lebih kecil dibandingkan dengan jalur bertahanan
yang lebih besar.
3. Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan dalam
ventilasi tambang bawah tanah.
4. Udara akan mengalir dari kondisi bertekanan tinggi ke tekanan yang lebih
rendah.
Jumlah udara yang akan mengalir melalui sebuah sistem ventilasi tergantung pada
perbedaan tekanan antara titik permulaan dan titiik akhir jalur titik
permulaanventilasi dan ukuran dari bukaan. Selain itu terdapat juga faktor lain
yang menyebabkan jumlah udara yang mengalir sedikit adalah kekasaran dari
dinding dan belokan tajam aliran udara serta berapa kali udara berubah arah.
Ketika mengalirkan udara pada jalur yang lurus dengan energi konstan,
Pada sistem ventilasi tentunya terdapat fan atau mesin yang berputar sehingga
udara dapat mengalir secara terus menerus pada suatu tekanan dan menyalurkan
pada tekanan yang lebih tinggi. Energi mekanik dihasilkan dari kipas diubah
menjadi energi potensial (tekanan) dan energi kinetik (kecepatan). Tekanan ini
berguna untuk mengatasi hambatan pada saluran udara. Beberapa jenis fan atau
kipas diantaranya adalah :
Tabel 3.1
Komposisi Udara Segar
Dalam perhitungan ventilasi tambang selalu dianggap bahwa udara segar normal
terdiri dari Nitrogen = 79% dan Oksigen =21%. Selain itu itu dianggap bahwa
udara segar akan selalu mengandung karbondioksida (CO2) sebesar 0.03%. Udara
2. Buat new project dengan cara klik project pilih new , masukkan nama dan
3. Masukkan data block model lalu klik ikon stope optimiser lalu masukan
data parameter yang digunakan
9. Pada bagian design untuk build slopes by combining kita pilih entire
blocks at suitable positions pada use regions defined by kita pilih min/max
10. Lalu pada solver kita masukan data pada kolom solution quality sesuai
dengan data yang dinginkan.
12. Lalu pada staging wireframes lalu isi sesuai data output yang dinginkan
dengan memasukkan data yang sudah disiapkan seperti data stope.
13. Dilanjut pada bagian processing facilities masukan data sesuai dengan data
yang dimiliki dan diinginkan.
3. Lalu membuat ramp dengan klik vixed layer display lalu pilih
underground design. Lalu add centreline untuk membuat jalan masuknya
nyalakan define gradient. Lalu membuat ramp dengan klik ikon decline
masukan data.
6. Lalu membuat stope dari jalan yang dibuat dengan cara klik offset lines
pada offset angled string properties isi sesuai degan daerah yang akan
dilakukan penambangan sesuai dengan elevasi yang diinginkan.
8. Lalu membuat orepass dengan klik offset lines pada offset angled string
properties, buat garis dari tengah daerah stope menuju ke belakang.
. .
10. Membuat shaft pada ventilation shape dengan klik vixed layer display,
pilih underground design. Klik define gradient dan hidupkan section or
elevation sesuaikan dengan koordinat ventilation shape. Klik offset lines
pada offset angled string properties membuat sejauh ore yang ingin
ditambang.
12. Lalu lakukan langkah 5 sampai 9 untuk membuat stope pada setiap elevasi
yang diinginkan didapatkan hasil keseluruhan sebagai berikut.
15. Didapat desain yang terdapat ramp, orepass, shaft, crosscut per elevasi.
17. Lalu untuk DTM pada crosscut di setiap elevasi, klik centreline to solid
lalu isi data sesuai dengan ukuran yang dinginkan. Gabungkan setiap
string pada crosscut dan gunakan crate curve agar belokannya menjadi
tidak tajam.
18. Membuat DTM pada shaft dengan cara yang sama klik centreline to solid
lalu isi data sesuai dengan ukuran yang dinginkan pada shaft untuk
bentuknya mengunakan lingkaran.
19. Membuat DTM pada orepass dengan cara yang sama klik centreline to
solid, pada orepass untuk bentuknya mengunakan lingkaran.
22. Lalu klik crate new round untuk membuat round baru dengan cara klik
new round lalu klik snape to line lakukan pada tunnel yang dibuat.
24. Membuat hole dengan cara klik add holes on line. Lalu masukan data
sesuai dengan data hitungan geometri lubang ledak yang akan dilakukan.
Lakukan pada setiap guides maka akan diperoleh lubang ledak sebagai
berikut.
26. Lalu isi parameter untuk peledakannya dengan cara klik consumables
library lalu masukan data sesuai kolom yang ada pada bagian bulk
explosive isi bahan peledaknya, pada bagian packaged explosive masukan
data innopak plus, pada bagian other masukan data stemming dan plug,
pada bagian detonator sesuaikan pada delay yang diinginkan, pada
booster masukan data booster yang dimiliki, setelah semua klik ok.
29. Lalu melakukan plot round dengan cara klik plot round lalu beri nama file
lalu klik ok.
Pada praktikum acara 3 ini dilakukan optimasi dan desain untuk tambang bawah
tanah menggunakan micromine yang kemudian dilanjutkan dengan rencana
penjadwalan. Terdapat 3 tahap yang harus dilakukan yaitu membuat optimasi
stope, dilanjutkan membuat desain stope, dan penjadwalan. Pembuatan desain
stope untuk tambang bawag tanah ini mencakup dengan pembuatan desain ramp,
shaft, dan ventilasi.
3.9 Kesimpulan
Hasil yang didapat pada praktikum ini adalah sebagai berikut
[1] Alistin, A. (2020). Desain Kemajuan Penambangan Pit II PT. Atika Tunggal
Mandiri Nagari Manggilang Kecamatan Pangkalan Koto Baru kabupaten
Lima Puluh Kota Provinsi Sumatra Barat. Padang: Sekolah Tinggi
Teknologi Industri Padang.
[2] Fadli, Widodo, S., & Ardianto, A. B. (2015). Desain Pit Penambangan
Batubara Blok C Pada PT. Intibuana Indah Selaras Kabupaten Nunukan
Provinsi Kalimantan Utara. Jurnal Geomine, I, 55-62.
[5] Hidayat, T., Djamaluddin, & Nawir, A. (2018). Desain Pit Compartment pada
Hill Konde South Menggunakan Manual Pit dan Automation Pit Desain di
PT. Vale Indonesia Tbk. Jurnal Geomine, VI, 150-156.
[7] Putra, S. A., Yuliadi, & Munir, S. (2019). Optimasi Perancangan Tahapan
Penambangan dan Penjadwalan Produksi Lapisan Tanah Penutup pada
Penambangan Batubara PT. Kalimantan Prima Persada Kabupaten Tapin,
Provinsi Kalimantan Selatan. Prosiding Teknik Pertambangan, V, 629-
637.
[8] Rifandy, A., & Sutan, S. (2018). Optimasi Pit Tambang Terbuka Batubara
dengan Pendekatan Incremental Pit Expansion, BESR dan Profit Margin.
JGP (Jurnal Geologi Pertambangan), II, 14-25.
[10] Yarhamka, I., Maryanto, & Pramusanto. (2016). Perancangan (Design) Pit
dan Pertahapan Tambang pada Penambangan Batubara di PT. Lithoindo
Site PT. Trimata Benua, Kec.Tungkal Ilir, Kab. Banyuasin, Provinsi
Sumatra Selatan. Prosiding Teknik Pertambangan, 2, 123-130.