Anda di halaman 1dari 24

Pencucian batu bara dengan 'Chance Cone'

kurangi abu
Minggu, 25 Mei 2014 16:14 WIB | 12.213 Views
Pewarta: Syarif Abdullah

Batu bara (FOTO ANTARA/Asep Fathulrahman)


pencucian batu bara menggunakan Chance Cone relatif murah sehingga sangat mungkin
untuk dilakukan. Selain murah penggunaan hematit sebagai media juga sangat efektif karena
dapat digunakan dalam jumlah kecil dengan hasil yang baik.
Bandung (ANTARA News) - Metode pencucian batu bara menggunakan Chance Cone
dengan media hematit, dapat mengurangi kadar abu batu bara dari tambang, yang dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan, kata Peneliti Pusdiklat Minerba Pusat Teknologi
Mineral Batu bara, Wanda Adinugraha.

"Kadar abu batu bara dari tambang yang relatif tinggi jika dibiarkan dapat merusak
lingkungan," kata Wanda di Bandung, Minggu.

Menurut Wanda, pencucian batu bara menggunakan Chance Cone relatif murah sehingga
sangat mungkin untuk dilakukan. Selain murah penggunaan hematit sebagai media juga
sangat efektif karena dapat digunakan dalam jumlah kecil dengan hasil yang baik.

"Hematit dipilih karena memiliki derilitas tinggi sehingga bisa digunakan dalam jumlah kecil
dengan hasil yang cukup baik," katanya.

Ia menjelaskan proses pencucian batu bara dengan menggunakan Chance Cone cukup mudah
untuk dilakukan. Hematit sebagai media pencucian diremukkan dan digerus terlebih dahulu
kemudian dilakukan analisis ayak. Selanjutnya hematit dicuci untuk kemudian dianalisis
kembali.

"Persiapan media ini merupakan salah satu proses penting sebelum pencucian batu bara
dilakukan," kata Wanda.

Lebih lanjut ia menjelaskan setelah persiapan media hematit selesai proses pencucian
kemudian dilanjutkan dengan pemrosesan batu bara. Batu bara dimasukkan ke dalam mesin
penghancur untuk kemudian diayak dan dimasukkan kembali ke dalam mesin penghancur.

Setelah itu dilakukan pengayakan kembali dan dilakukan uji endap-apung dan kemudian
disimpan.

Chance Cone terdapat sebuah pengaduk yang berfungsi menjaga stabilitas media. Di dalam
Chance Cone juga ditambahkan sebuah pengumpan sehingga kecepatan adukan menjadi
konstan.

"Semakin tinggi kesepatan aduk dan semakin halus umpan maka akan semakin tinggi kadar
abu yang dihasilkan," kata Wanda menambahkan.
Judul daru
Analisa proksimat batubara Sanggo, Bayah menunjukkan bahwa kandungan abu batubara
tersebut adalah 27,42 persen, sehingga pembakaran batubara tersebut dapat menimbulkan
akibat yang negatip terhadap lingkungan dan juga merusak tungku pembakaran batubara.
Studi pengurangan kandungan abu batubara telah dilakukan di laboratorium. Batubara
tersebut dicuci dengan menggunakan larutan magnetit berdasarkan metode-metode sink and
float test. Perlakuan ini didasarkan pada perbedaan spesifik graviti antara mineral-mineral
batubara (sumber abu) dengan batubara. Parameter-parameter yang berlaku dalam studi
adalah sebagai berikut: spesifik graviti: 1,3; 1,4; 1,5; 1,6; 1,7; kecepatan putaran 1.500 RPM;
besar butir: -3+7; -7+12; -40+80, -80+100 dan -100 mesh dan waktu pengadukan 15 menit.
Hasil penelitian ini menghasilkan sebuah grafik washability curve, dimana pencucian
batubara dengan spesific gravity larutan magnetit 1,4 menghasilkan perolehan batubara
bersih (clean coal) atau pengurangan kandungan abu yang semakin besar dengan semakin
kecilnya atau halusnya butir yang digunakan pada pencucian batubara tersebut. Hasil
pencucian batubara dengan menggunakan ukuran butir -100 mesh menghasilkan hasil yang
optimal dengan perolehan batubara bersih 50 persen dengan kandungan abu 10 persen dan
pengurangan kandungan abu sebesar 63 persen.

RINGKASAN
PT. Trubaindo Coal Mining merupakan salah satu perusahaan pertambangan
batubara yang terletak pada kecamatan Muara lawa, kabupaten Kutai Barat. Sistem
penambangan batubara yang digunakan adalah sistem tambang terbuka.
Penambangan batubara menghasilkan dua produk batubara, yaitu batubara bersih dan
batubara kotor. Batubara kotor adalah batubara yang mengandung pengotor seperti
lempung dan pasir yang menurunkan kualitas batubara. Oleh karena itu, diperlukan
pencucian batubara untuk meningkatkan kualitas batubara.
Batubara kotor PT. Trubaindo Coal Mining memiliki kadar abu 27%. Target
produksi unit pencucian batubara yaitu 10.000 ton/bulan dengan kualitas kadar abu
10%, sedangkan produksi nyata dari unit pencucian pada kuartal I tahun 2013 adalah
7.000 ton/bulan dengan kualitas kadar abu 8%. Dengan demikian, target produksi
tidak tercapai dalam aspek kuantitas produksi. Produksi batubara yang tidak tercapai
disebabkan oleh faktor-faktor yang mengurangi waktu kesediaan produksi unit
pencucian. Waktu kesediaan produksi pada kuartal I tahun 2013 adalah 900 jam.
Faktor yang mengurangi waktu kesediaan produksi yaitu corrective maintenance
sebesar 218.91 jam, preventive maintenance sebesar 102.50 jam, idle time sebesar
40.36 jam, dan delay time sebesar 34.64 jam. Faktor-faktor diatas menyebabkan
waktu produksi efektif 5.46 jam/hari dari waktu kesediaan 10 jam/hari.
Untuk mengurangi kehilangan waktu kesediaan tersebut diperlukan perbaikan
terhadap tiap-tiap faktor yang menyebabkan kehilangan waktu kesediaan.
Pemeriksaan terjadwal adalah perbaikan untuk meningkatkan kesediaan mesin.
Pompa memerlukan pemeriksaan selama 0,5 jam setiap 10 hari, Availabilitas mesin
vibrating feeder tidak perlu ditingkatkan, Perawatan terhadap rotary screen breaker
setiap 7 hari, Perawatan terhadap scrubber setiap 15 hari, vibrating screen setiap 23
hari, product conveyor selama 0,5 jam setiap 28 hari, reject conveyor A setiap 5 hari,
reject conveyor B setiap 35 hari.
Pemeriksaan berkala meningkatkan availabilitas mesin pompa dari 92,16%
menjadi 98,996%, avalabilitas mesin rotary screen breaker dari 88,49% menjadi
98,52%, availabilitas mesin scrubber dari 95,53% menjadi 99,30%, availabilitas
mesin vibrating screen dari 98,56% menjadi 99,56%, availabilitas product conveyor
dari 98,09% menjadi 99,63%, availabilitas mesin reject conveyor A dari 93,98%
menjadi 98,09%, avabilitas mesin reject conveyour B dari 99,56% menjadi 99,70 %.
Dengan peningkatan availabilitas, simulasi produksi unit pencucian menjadi 7.793,77
ton/bulan dan tidak mencapai target produksi.
vii
SUMMARY
PT. Trubaindo Coal Mining is a coal mining company located in the sub
district of Muara lawa , West Kutai district . The coal mine system use is open pit
system. Coal mining produces two products of coal, clean coal and dirty coal. Dirty
coal is a coal contains mineral matter like clay and sand which degrade the quality of
coal. Therefore, coal washing is necessary to improve the quality of the coal.
PT. Trubaindo Coal Mining’s dirty coal has 27 % ash content. The coal
washing plant’s production goal is 10,000 tones / month with the quality of ash is 10
% , while the actual production of washing plant in the first quarter of 2013 was
7,000 tons / month with quality of ash is 8 % . Thus, there is less to achieve
production target in quantity production aspects. Less coal production reached due to
factors that reduce the production time of washing plant. The availability the
production time in the first quarter of 2013 was 900 hours. Factor that reduces the
availability of the production time is 218.91 hours of corrective maintenance,
preventive maintenance is 102,50 hours, idle time is 40,36 hours , and the delay time
is 34,64 hours . All these factors lead to make effective production time to be 5,46
hours / day from 10 hours / day .
To reduce the downtime, it is require repairs the factors which make
downtime. Periodic inspection is a improvement way to increase machine availability
value. Pumps require inspection for 0.5 hours every 10 days , vibrating feeder
machine does not need to be improved , inspection of RSB every 7 days , inspection
of the scrubber every 15 days , inspection of vibrating screen every 23 days ,
inspection of the product conveyor for 0.5 hours every 28 days , inspection of reject
conveyor A every 5 days , inspection of reject conveyor B every 35 days .
Periodic inspection of the pump increases machine availability 92.16 % to
98.996%, machine availability of rotary screen breaker from 88.49 % to 98.52 % ,
availability of scrubber machine from 95.53 % to 959.30 % , availability of vibrating
screen machine from 98.56 % to 99.56 % , availability product conveyor of 98.09 %
to 99.63 % , availability of reject conveyor A machine from 93.98 % to 98.09 % ,
availability reject conveyor B machine from 99.56 % be 99.70 % . production
simulation of washing plant shows production level at 7.793,77 tonnage/month and it
is still not good enough for production target.

Abstract

PT. Trubaindo Coal Mining merupakan salah satu perusahaan pertambangan batubara yang
terletak pada kecamatan Muara lawa, kabupaten Kutai Barat. Sistem penambangan batubara
yang digunakan adalah sistem tambang terbuka. Penambangan batubara menghasilkan dua
produk batubara, yaitu batubara bersih dan batubara kotor. Batubara kotor adalah batubara
yang mengandung pengotor seperti lempung dan pasir yang menurunkan kualitas batubara.
Oleh karena itu, diperlukan pencucian batubara untuk meningkatkan kualitas batubara.
Batubara kotor PT. Trubaindo Coal Mining memiliki kadar abu 27%. Target produksi unit
pencucian batubara yaitu 10.000 ton/bulan dengan kualitas kadar abu 10%, sedangkan
produksi nyata dari unit pencucian pada kuartal I tahun 2013 adalah 7.000 ton/bulan dengan
kualitas kadar abu 8%. Dengan demikian, target produksi tidak tercapai dalam aspek
kuantitas produksi. Produksi batubara yang tidak tercapai disebabkan oleh faktor-faktor yang
mengurangi waktu kesediaan produksi unit pencucian. Waktu kesediaan produksi pada
kuartal I tahun 2013 adalah 900 jam. Faktor yang mengurangi waktu kesediaan produksi
yaitu corrective maintenance sebesar 218.91 jam, preventive maintenance sebesar 102.50
jam, idle time sebesar 40.36 jam, dan delay time sebesar 34.64 jam. Faktor-faktor diatas
menyebabkan waktu produksi efektif 5.46 jam/hari dari waktu kesediaan 10 jam/hari. Untuk
mengurangi kehilangan waktu kesediaan tersebut diperlukan perbaikan terhadap tiap-tiap
faktor yang menyebabkan kehilangan waktu kesediaan. Pemeriksaan terjadwal adalah
perbaikan untuk meningkatkan kesediaan mesin. Pompa memerlukan pemeriksaan selama 0,5
jam setiap 10 hari, Availabilitas mesin vibrating feeder tidak perlu ditingkatkan, Perawatan
terhadap rotary screen breaker setiap 7 hari, Perawatan terhadap scrubber setiap 15 hari,
vibrating screen setiap 23 hari, product conveyor selama 0,5 jam setiap 28 hari, reject
conveyor A setiap 5 hari, reject conveyor B setiap 35 hari. Pemeriksaan berkala
meningkatkan availabilitas mesin pompa dari 92,16% menjadi 98,996%, avalabilitas mesin
rotary screen breaker dari 88,49% menjadi 98,52%, availabilitas mesin scrubber dari 95,53%
menjadi 99,30%, availabilitas mesin vibrating screen dari 98,56% menjadi 99,56%,
availabilitas product conveyor dari 98,09% menjadi 99,63%, availabilitas mesin reject
conveyor A dari 93,98% menjadi 98,09%, avabilitas mesin reject conveyour B dari 99,56%
menjadi 99,70 %. Dengan peningkatan availabilitas, simulasi produksi unit pencucian
menjadi 7.793,77 ton/bulan dan tidak mencapai target produksi. PT. Trubaindo Coal Mining
is a coal mining company located in the sub district of Muara lawa , West Kutai district . The
coal mine system use is open pit system. Coal mining produces two products of coal, clean
coal and dirty coal. Dirty coal is a coal contains mineral matter like clay and sand which
degrade the quality of coal. Therefore, coal washing is necessary to improve the quality of the
coal. PT. Trubaindo Coal Mining’s dirty coal has 27 % ash content. The coal washing plant’s
production goal is 10,000 tones / month with the quality of ash is 10 % , while the actual
production of washing plant in the first quarter of 2013 was 7,000 tons / month with quality
of ash is 8 % . Thus, there is less to achieve production target in quantity production aspects.
Less coal production reached due to factors that reduce the production time of washing plant.
The availability the production time in the first quarter of 2013 was 900 hours. Factor that
reduces the availability of the production time is 218.91 hours of corrective maintenance,
preventive maintenance is 102,50 hours, idle time is 40,36 hours , and the delay time is 34,64
hours . All these factors lead to make effective production time to be 5,46 hours / day from 10
hours / day . To reduce the downtime, it is require repairs the factors which make downtime.
Periodic inspection is a improvement way to increase machine availability value. Pumps
require inspection for 0.5 hours every 10 days , vibrating feeder machine does not need to be
improved , inspection of RSB every 7 days , inspection of the scrubber every 15 days ,
inspection of vibrating screen every 23 days , inspection of the product conveyor for 0.5
hours every 28 days , inspection of reject conveyor A every 5 days , inspection of reject
conveyor B every 35 days . Periodic inspection of the pump increases machine availability
92.16 % to 98.996%, machine availability of rotary screen breaker from 88.49 % to 98.52 % ,
availability of scrubber machine from 95.53 % to 959.30 % , availability of vibrating screen
machine from 98.56 % to 99.56 % , availability product conveyor of 98.09 % to 99.63 % ,
availability of reject conveyor A machine from 93.98 % to 98.09 % , availability reject
conveyor B machine from 99.56 % be 99.70 % . production simulation of washing plant
shows production level at 7.793,77 tonnage/month and it is still not good enough for
production target.

Anda mungkin juga menyukai