TKP.335
1.
DOSEN
2.
PENILAIAN
: Absen > 80 %
Tugas = 25 %
Mid Tes = 30 %
Ujian = 45 %
Nilai akhir :
A > x + 1,5 SD
B > x + 0,5 SD
C > x 0,5 SD
D > x 1,5 SD
E < x 1,5 SD
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Endapan bahan galian merupakan salah satu jenis sumber daya mineral.
Endapan bahan galian pada umumnya tersebar secara tidak merata di dalam kulit
bumi baik jenis, jumlah maupun kadarnya.
Sumber daya mineral (endapan bahan galian) memiliki sifat khusus
dibandingkan dengan sumber daya yang lain, yaitu yang disebut wasting assets
atau non renewable resource yang artinya bila endapan bahan galian tersebut
ditambang di suatu tempat, maka bahan galian tersebut tidak akan tumbuh atau tidak
dapat diperbaharui kembali. Atau dengan kata lain industri pertambangan merupakan
industri dasar tanpa daur, oleh karena itu di dalam mengusahakan industri
pertambangan selalu berhadapan dengan sesuatu yang serba terbatas, baik lokasi,
jenis, jumlah maupun mutu materialnya. Keterbatasan ini ditambah lagi dengan usaha
meningkatkan keselamatan kerja serta menjaga kelestarian lingkungan hidup. Jadi di
dalam mengelola sumber daya mineral diperlukan penerapan sistem penambangan
yang sesuai dan tepat, baik ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis, agar
perolehannya dapat optimal.
Maksud dan tujuan industri pertambangan adalah untuk memanfaatkan
sumber daya mineral yang terdapat di dalam kulit bumi demi kesejahteraan umat
manusia.
Adapun industri pertambangan di suatu daerah akan memberikan baik dampak
positif maupun dampak negatif terhadap lingkungan di sekitarnya.
metode
penambangan
yang
segala
kegiatan
atau
aktivitas
BAB II
KAJIAN SISTEM TAMBANG TERBUKA
2.1 Cara Memilih Sistem Penambangan
Tambang
Terbuka
(surface
mining)
didefinisikan
sebagai
segala
1. Sistem penambangan yang sesuai dengan kondisi lapangan. Untuk ini ada
beberapa hal pula yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Data mineralogis
b. Sifat fisik, mekanik dan kimia dari Ore dan Country Rock, seperti
kekerasan, inpermeability dan sebagainya
c. Keadaan geologi, seperti strukturnya apakah adanya patahan atau lipatan dan
sebagainya
d. Ukuran, bentuk dan letak endapan
e. Kadarnya, yaitu kadar rata-rata dan penyebarannya
f. Modal yang tersedia
g. Ada atau tidaknya bahan pembantu di daerah tersebut (tergantung kepada
sistem apa yang dipakai
Dengan adanya sistem penambangan yang baik, akan meningkatkan Mining
Recovery. Pengertian Mining Recovery adalah perbandingan antara endapan
yang berhasil ditambang dengan endapan yang diperkirakan ada menurut
perhitungan berdasarkan data hasil eksplorasi.
2. Efisiensi kerja yang tinggi, dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
a. Memilih alat, maksudnya jumlah dan tipe alat yang sesuai
b. Koordinasi yang baik terhadap alat-alat
c. Organisasi yang sesuai/cocok untuk kondisi tersebut
d. Buruh yang terlatih untuk tugasnya masing-masing
modal. Sehingga harus diusahakan untuk mengambil ore nya sebanyak mungkin.
Dan pada umumnya, kalau ada ore yang tertinggal sukar untuk mengambilnya
kembali. Karena itu, bagian-bagian yang ditinggalkan hanyalah terbatas kepada
bagian-bagian yang tersukar untuk diambil saja. Bagian-bagian yang tersukar ini akan
membutuhkan biaya yang lebih mahal/besar, apabila ditambang. Sebagai contoh
Tambang Tembaga di Tembaga Pura yang diusahakan oleh Freeport, diperkirakan
cadangannya 30 juta ton, dan yang tidak mungkin diambil bijihnya hanya 4 juta ton.
Dengan demikian pada usaha pertambangan ada hal-hal yang kontradiktif di
dalam memilih sistem penambangannya, yaitu :
1. Dengan aman, biaya maksimal, tetapi tidak didapatkan keuntungan yang
besar
2. Tidak/kurang aman, biaya tidak begitu besar, dan mendapatkan
keuntungan yang besar.
Di sinilah letak perbedaan antara ilmu-ilmu rekayasa dengan ilmu-ilmu
matematik. Kalau pada ilmu rekayasa disebut open long solution, jawabannya
tidak hanya satu, banyak alternatif. Sedangkan pada ilmu matematik disebut one
answer solution, yaitu hanya terdapat satu jawaban atau alternatif saja.
4. Penggunaan alat-alat mekanis yang ukurannya besar dapat lebih leluasa bergerak,
sehingga dengan demikian produksinya lebih besar. Sebagai bahan perbandingan
adalah Tambang Terbuka yang terbesar dewasa ini (di Chuqui Canata, Chili,
USA) 150.000 ton/hari, sedangkan Tambang Bawah Tanah terbesar dewasa ini
hanya 5.000 ton/hari
5. Mining Recovery rata-rata lebih besar karena batas-batas endapan lebih mudah
dilihat/diketahui dan dapat dimanfaatkan secara keseluruhan.
6. Pemakaian bahan peledak dapat lebih efisien, leluasa dan hasilnya lebih baik. Di
samping karena bahan peledak lebih mudah/cepat diencerkan oleh udara,
sehingga gas-gas beracunnya kurang berbahaya, dan biasanya pada permukaan
bumi selalu dijumpai sekurang-kurangnya dua freeface (bidang bebas).
7. Relatif lebih aman, karena bahaya yang mungkin akan timbul hanyalah sebagai
akibat kelongsoran. Sedangkan pada Tambang Bawah Tanah disamping
kelongsoran, juga disebabkan gas-gas beracun, kebakaran, keruntuhan dan
sebagainya.
2. Strip Mine
Adalah Tambang Terbuka yang khusus diterapkan untuk endapan-endapan
horisontal, terutama untuk batubara; dapat juga pada endapan garam yang
mendatar.
Contoh Tambang batubara di Tanjung Enim (lihat gambar 2.2)
3. Quarry
Adalah Tambang Terbuka yang diterapkan pada endapan mineral industri
(industrial minerals).
Contoh, Quartz-Quarry, Sand-Quarry, Sulphur-Quarry, Marble-Quarry, AndesiteQuarry (di Bantul-Purwokerto), Granite-Quarry (di P. Karimun), LimostoneQuarry (di Tagagapura-Padalarang).
Gambar 2.1
OPEN PIT/OPEN CAST DAN OPEN CUT/OPEN MINE
Gambar 2.2
STRIP MINE
4. Alluvial Mining
Dapat dikatakan sebagai Placer Mining ataupun di Australia disebut Beachmine, yaitu cara penambangan untuk endapan placer atau alluvial.
Contoh, Tambang Cassiterite di Pulau Bangka, Belitung dan sekitarnya; Tambang
Ilmenite di Cilacap; Tambang Intan di Kalimantan Selatan.
STUDI KELAYAKAN
BAB III
PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA
Q
t
3. Ukuran dan batas maksimum daripada kedalaman tambang pada akhir operasi
penambangan
4. Kemiringan Tebing (Bench), dengan bantuan data tentang ukuran dan batas
maksimum dari kedalaman pada akhir operasi, maka kemiringan bench dapat
diperhitungkan secara iterasi berdasarkan data fisik batuan. Semakin curam atau
miring semakin menguntungkan, karena apabila tebing landai mungkin ukuran
tambang akan besar dan volume overburden yang dibuangkan akan lebih besar
pula.
5. Stripping Ratio nya. Karena dalam perencanaan perlu ditentukan beberapa luas
daerah kuasa pertambangan yang diminta, maka seberapa banyak overburden
yang perlu dibuang; kemana pembuangannya, apakah seluas daerah yang diminta
dapat menampung overburden nya.
Stripping Ratio sama dengan tiga atau lebih besar lagi belum tentu
menguntungkan, karena untung atau tidaknya perusahaan dipengaruhi oleh nilai
bahan galian itu sendiri.
Misalnya : emas bila Stripping Ratio nya = 3 baru dikatakan menguntungkan,
tetapi batubara dengan stripping ration = 3 tidaklah dikatakan menguntungkan.
6. Cut Off Grade
Ada 2 (dua) pengertian daripada cut off grade, yaitu :
a. Kadar terendah yang masih memberikan keuntungan apabila bijih tersebut
ditambang
b. Kadar terendah rata-rata yang masih menguntungkan apabila bijih tersebut
ditambang
Pengaruh daripada cut off grade ini pada penentuan batas cadangan dan
mixing. Cut off Grade bertambah besar, maka nilai cadangan akan turun,
demikian pula sebaliknya.
Untuk menambah faktor-faktor 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 dibutuhkan data eksplorasi tentang
3. Keadaan pasaran daripada produk yang nantinya akan dihasilkan baik masih
berbentuk bijih ataupun konsentrate. Keadaan pasaran tidak hanya harganya saja,
tetapi prospektifnya, apakah cenderung untuk stabil atau tidak. Bila harganya
akan naik peningkatan produksinya berangsur-angsur saja atau lambat-lambat
saja. Keadaan pasaran ini mempengaruhi cut off grade. Sedangkan yang
menentukan harga-harga dari cut off grade ini adalah pimpinan (manager).
Bila data ini sudah lengkap, maka barulah diadakan perencanaan (design).
Semua data yang telah diuraikan di atas, pada pokoknya dapat dibagi kedalam dua
golongan, yaitu : data untuk pertimbangan ekonomis (economical considerations) dan
data untuk pertimbangan teknis (technical consideration).
Pertimbangan Ekonomis
Data untuk pertimbangan ekonomis dalam melakukan design pada Tambang
Terbuka yang terpenting ada 4 (empat) macam, yaitu :
1. Nilai (value) daripada endapan bijih per unit berat (P). Dan biasanya dinyatakan
dalam ($/ton) atau (Rp/ton).
Misalnya :
endapan emas 10 gram/ton; harga emas 1 gram Rp. 750,maka nilai endapan bijih ini = Rp. 7.500,Misalkan 60% Fe2O3/ton; Harga Fe = Rp. 100,- /kg, maka nilainya adalah :
60
x Rp. 100,-/kg x 1000 kg = Rp. 6.000,- / ton bijih
100
ton"overburden"
x ongkos penggalian / ton
ton"ore"
1000
x Rp 100,-/ton
500
= Rp 200,-/ton bijih
4. Cut off Grade, akan menentukan batas-batas cadangan sehingga menentukan
bentuk akhir penambangan. Dengan demikian luas cadangan yang memenuhi
syarat sebagai ore dapat dihitung.
BESR =
PC
Cob
dimana :
BESR
Cob
: $
: $
c. Treatment cost
: $
: $
: $
: $
: $
d. Stripping cost
: $
e. Smelter recovery
: 90%
Jadi value = 25,2 lb/ton ore x 25 c/lb Cu = $ 6,30,- per ton ore
**) BESR =
6,7
Cob
0,40
1,40
TABEL 3.1
PERHITUNGAN ONGKOS
% Cu
Mine & Mill Cost
Gen Cost & Depr
Total Cost I
Treatment Cost
Total Cost II
Price (25 c/lb)*)
Profit (Net Value)
BESR**)
1,4
$ 0,50
$ 1,35
$ 1,85
$ 1,77
$ 3,62
$ 6,30
$ 2,68
6,7
1,2
0,50
1,35
1,85
1,46
3,31
5,40
2,09
5,2
1,0
0,50
1,35
1,85
1,17
3,02
4,50
1,48
3,7
0,8
0,50
1,35
1,85
0,99
2,75
3,60
0,85
2,1
0,6
0,50
1,35
1,85
0,65
2,50 (b)
2,70 (a)
0,20
0,5
Dengan cara yang sama dapat dihitung untuk metal yang berharga 30 c/lb dan
35 c/lb. Sedangkan grafik BESR untuk metal yang berharga 25 c/lb, dapat dilihat
pada Gambar 3.1
Gambar 3.1
GRAFIK BESR
BESR setiap tahun akan berubah-ubah. Pada saat menambang BESR tidak
ada, pada saat berproduksi BESR, dari kecil lalu membesar. Grafik BESR akan naik
pada saat produksi dan pembuangan overburden seimbang.
Di dalam operasi penambangan terdapat 2 (dua) pilihan, yaitu melakukan
Stripping of overburden terlebih dahulu, kemudian baru menggali ore, ataupun
menggali overburden (Stripping of overburden) dalam batas-batas tertentu, kemudian
diikuti pula dengan penggalian ore.
Keuntungan melakukan Stripping of overburden secara keseluruhan setelah
mengambil ore, adalah :
a. Begitu overburden terkupas, maka akan didapatkan ore secara terusmenerus
b. Pengontrolan akan lebih mudah
Adapun kerugiannya, adalah selama menggali overburden tidak berproduksi,
jadi BESR-nya kecil sekali. Sedangkan keuntungan melakukan Stripping of
overburden dalam batas tertentu, kemudian diadakan penggalian ore (dimana
kegiatan stripping of overburden terus berlangsung), adalah sekaligus dengan
mengerjakan stripping of overburden dapat berproduksi. Sehingga ongkos
stripping dapat ditutupi dengan penjualan ore, oleh karena itu tidak memerlukan
penanam modal yang besar (dibandingkan dengan cara pertama). Dan kerugiannya
Gambar 3.2
HUBUNGAN KERJA ANTARA STRIPPING OF OVERBURDEN
DENGAN PENGGALIAN ORE
Suatu ketika design dapat berhenti (merupakan limit), yaitu bila c menjadi
sangat besar. Pada saat ini, sistem open pit atau Tambang Terbuka dapat diubah
menjadi Tambang Bawah Tanah. Misal : Kiruna Mine di Swedia
Untuk endapan yang luas/lebar, maka harus diambil pada zone-zone tertentu
(pengambilan orenya) sebagai sample, untuk menentukan kadar rata-ratanya.
Jangan kadar rata-rata dari keseluruhannya. Untuk daerah-daerah yang miskin dan
batuannya kompak dibuat bench-nya yang agak curam. Dan kalau overburdennya
tidak sama pada bagian-bagian tertentu, maka perlu dibagi dalam zone-zone (lihat
Gambar 3.3), disebut pula zoning.
Gambar 3.3
ZONING
Mengenai naik turunnya harga mineral dapat diketahui sejak tahun 1930 di
dalam literature yang disusun oleh para Mineral Economist (orang yang
mempelajari tentang ekonomi suatu mineral). Dari pertimbangan ekonomis yang
terakhir daripada grade suatu ore, ditentukan oleh manager. Dimana
dipengaruhi pula oleh kemajuan teknologi atau pemasarannya. Kalau harga logam
naik, maka cut off grade diperluas.
Sebagai contoh : Suatu endapan besi sekunder menurut penyelidikan geologi
dan eksplorasi memiliki bed rock yang mengandung kadar Fe yang kecil sekali.
Cadangan adalah sebagai berikut :
a. yang berkadar 60 % Fe2O3, berjumlah 1 juta ton
b. yang berkadar 60 % Fe2O3, - 55 % berjumlah 5 juta ton
c. yang berkadar 55 % Fe2O3 50% berjumlah 5 juta ton
Material yang menutupi endapan dengan kadar yang berkadar 60 % Fe 2O3
berjumlah 25 juta ton. Berapakah stripping ratio bila cut off grade berturut-turut
59,5 %; 54,5 %; dan 49,5 %. Untuk dapat menghitung stripping ratio perlu dicari
jumlah ore dan jumlah overburden nya (lihat Gambar 3.4).
Gambar 3.4
CONTOH PERHITUNGAN STRIPPING RATIO
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Cut off grade 59,5 %
Dengan menurunkan cut off grade, maka design pun akan berubah. Ada
kemungkinan dengan menurunkan cut off grade, keuntungan pun tidak bertambah,
karena dipengaruhi kemajuan teknologi, Cut off grade yang rendah banyak
memerlukan
ongkos-ongkos
pengolahan
(untuk
reagent,
filter-flotasi
dan
sebagainya).
Tetapi pada umumnya, menurunkan Cut off grade maka keuntungan akan
bertambah. Bila cut off grade diturunkan, maka persen recovery akan naik, namun
belum tentu mendatangkan keuntungan. Ini perlu adanya kompromi antara designer
dengan pihak pengelola terlebih dahulu.
Hasil pada suatu penambangan hendaknya mempunyai kadar-kadar rataratanya yang konstan. Karena kalau kadar rata-ratanya tidak konstan, maka
pengolahan setiap hari harus berubah, misalnya jumlah reagent yang diperlukan, alatalatnya dan sebagainya. Jadi dapat dikatakan tidak praktis.
Bagaimana caranya agar kadar rata-rata tersebut konstan? Yaitu dengan cara
mixing atau blending, agar bijih homogen. Alat-alat harus disebarkan pada
tempat-tempat tertentu untuk memudahkan mixing adalah sebagai berikut:
Misalnya pada 3 buah tempat yaitu A, B dan C (lihat gambar 3.5) endapan
dengan kadaryang berbeda-beda. Bijih pada daerah A dengan kadar a %,
jumlah b ton; bijih pada daerah B dengan kadar c% jumlah 4 ton; bijih pada
daerah c dengan kadar e %, jumlah f ton. Maka kadar rata-rata adalah :
axb cxd cxf
x100%
bd f
Daerah
Kadar (%)
Jumlah (ton)
Gambar 3.5
SALAH SATU CONTOH MIXING DI DALAM OPERASI
PENAMBANGAN
Pertimbangan Teknis
Mempertimbangkan Pengaruh Struktur Geologi
Slope Stability juga tergantung kepada struktur geologinya, yaitu joints,
fault ataupun fold. Terutama pengaruh yang mudah dilihat adalah pada daerahdaerah yang merupakan stratifikasi (perlapisan) bahan-bahan sedimen.
Gambar 3.6
CARA MEMBUAT BENCH
Bila materialnya kompak, maka bench dibuat seperti tampak pada gambar
3.6a. Dan bila materialnya tidak kompak, maka bench dibuat seperti gambar 3.6b.
Kalau struktur geologinya miring (perlapisannya miring), maka bench dibuat
menurut kemiringan struktur, lihat gambar 3.7.
Gambar 3.7
CARA MEMBUAT BENCH PADA DAERAH PERLAPISANNYA MIRING
Gambar 3.8
CARA MEMBUAT BENCH YANG TIDAK BENAR
Lihat gambar 3.8, andaikata cara pembuatan benchnya begini, maka
mengakibatkan bench stabil; bila datang banjir, mungkin akan runtuh karena
terdapat bidang yang lemah.
Secara teknis bench yang stabil seperti gambar 3.6b, kemungkinan runtuh
pada musim hujan adalah tipis. Dan kalau strukturnya berbentuk faunt, maka
sebaiknya dibuat seperti gambar 3.9.
Gambar 3.9
CARA MEMBUAT BENCH PADA DAERAH FAUNTED
mekanis seperti power-shovel, trucks dan alat-alat berat lainnya. Jadi dimensi
bench dapat bermacam-macam untuk mendapatkan suatu produksi yang
diinginkan.
Gambar 3.10
DIMENSI BENCH BERDASARKAN ALAT-ALAT YANG DIPAKAI
Wmin
Wt
Ls
Wb
1
y)
2
Gambar 3.11
LEBAR BENCH MENURUT HEAD QUARTER DEPARTEMENT OF THE
ARMY
Lin
Kemudian
dimana :
L0
Cd
Gambar 3.12
PENGERTIAN TINGGI OPTIMUM DAN TINGGI MAKSIMUM BENCH
Dari thesis RK Gandhy, yaitu Estimating Bench Design Parameters for
Open Cut Excavation, Rolls. Mo, 1969, memberi formulasi terhadap dimensi
bench adalah sebagai berikut :
Wmin = Rs + G + 5 Wt + Z ............................................ di dalam ft
dimana :
Wmin
Rs
Wt
Gambar 3.13
LEBAR BENCH MENURUT FORMULASI RK GANDHY (1969)
5 Wt disediakan untuk tempat alat angkut (trucks), dengan perincian 3 ft
untuk tempat truck dan 2 ft untuk aliran truck tersebut.
Pada tambang besar semua bench digali, maka pekerjaan harus diatur
sedemikian rupa, sehingga alat-alat tidak sampai menganggur, penggalian dan
penyebaran diatur sedemikian rupa urut-urutan kerjanya.
dimana :
Lo
Cd
Disamping itu Gandhy membagi formulasi lain tentang dimensi bench, yaitu :
Lmin = 2 (Rs + 2 Wt) ft
dimana :
Lmin = lebar minimum bench
1
L
2 2b cos - b ........................ ft
13
Sf
dimana :
Sf
= Swell factor
= konstanta factor =
y
; y = lebar bagian yang dibor
L
1
L
2 2b cos - bL ..................... ft
13
Sf
= 4,3 Cd + 23 ........................................... ft
Untuk mencari G :
G
= 2,7 Cd + 15 ........................................... ft
Pertimbangan Ekologi
BAB IV
TAHAPAN OPERASI TAMBANG TERBUKA
Gambar 4.1
TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN
4.1.2. Eksplorasi
Penyelidikan
eksplorasi
merupakan
kegiatan
lanjutan
dari
1. Penyelidikan geologi secara lebih teliti baik kea rah horizontal maupun
vertical.
2. Melakukan pengambilan percontoh secara sistematis dan lebih terinci
(detail) dengan cara melakkan pemboran inti (core drilling) membuat
terowongan buntu (adit) atau sumur uji (test pit).
Gambar 4.2
BUKIT YANG AKAN DIHITUNG BESAR VOLUMENYA
Rumus ini untuk bentuk yang tidak teratur, misalnya kalau dilihat dari
atas counturnya bengkok-bengkok. Bila bentuknyateratur atau hamper
bundar, maka volumenyaper interval counter (antara L1 dan L2), maka :
Volumenya : ( L1 + L2 ) x 1/3 t ( ini adalah volume bagiannya )
2
Jadi volume keseluruhannya adalah : penjumlahan dari volume-volume
bagiannya.
4.2.1.
1. Macam-macam overburden
Overburden (tanah penutup) dapat dimasukkan dalam 6 (enam) kelas :
a. Material yang paling mudahdigali (sangat lunak)
-
OLEH
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2009