Soft - Strong
Ground Breaking
Mechanical Ground Breaking
9 Free Digging
gg g
9 Ripping
9 Rock Cutting
Rock Blasting
Rock Cutting
Machines
No-Drilling
No
Drilling
No-Blasting
No-Loading
No-Crushing
Kerugian
Tidak flexible
Inherently safer
TBMTunnelBoringMachine
MTMMobileTunnelMiner
T3HeavyDutyRoadHeader>100t
T2Mediumsizedroadheader7090t
T1Compactroadheader4065t
CM C i
CMContinuousMiner
Mi
Unconfined CompressiveStrength(MPa)
50
100
150
200
250
Soft Rock
Roadheader
Roadheader
TBM
C ti
Continuous
Mi
Miner
Mobile Miner
Shearer
Raise Borer
9
Limestone quarry
UCS 40 - 110 MPa, 187 t/h
Surface Miners
Parameter
Cutting width [mm]
Cutting depth/height
[mm]
Capacity
Weight [t]
Installed power [kW]
Manufacturer
Phosporite
UCS 50 MPa, 700 t/h
Middle
Drum
Front Cutting
Boom
Front Cutting
Wheel
250 - 4200
5250
7100
0 - 800
1000/5500
0 - 2900
135
540
450 - 1200
750
3340
Wirtgen/
Bitelli /Huron
Voest Alpin
Krupp
Frdertechnik
s Teknologi Mineral U
UPN Veteran Yogyakarta. 15 Juni 2013 - S
SK
Grround Breaking witho
out Blasting Fakultas
11
Penerowongan
12
13
Nusantara Tunnel
Kapasitas
250 000 orang/hari
Sepanjang
p j g 20 km berada dibawah wilayah
y p
padat
Konstruksi
Twin tunnel 17 km panjang, dia 5.7m
Tantangan Geoteknik
Jangka panjang: amblesan karena pemompaan air tanah
Timbul ground settlement akibat penggalian terowongan
MRT
Deformasi horison batuan saat Earth Pressure Balanced
Shield Tunneling
Tunneling
Penerowongan
Tambang Bijih
Bawah
B
h Tanah
T
h
Lower Kalamazo copper ore body (San Manuel, Arizona USA) ore
body development 12800 m by TBM (Cigla, Yagiz, Ozdemir)
16
Klasifikasi Roadheader
Grround Breaking witho
out Blasting Fakultas
s Teknologi Mineral U
UPN Veteran Yogyakarta. 15 Juni 2013 - S
SK
Luas
L
Penggalian
(m2)
UCS
(MPa)
RQD (%)
Tipe
Berat (ton)
Cutterhead
Power (kW)
Light Duty
8 40
8-40
50 - 170
25
40 60
Medium Duty
40-70
160 230
30
60 90
Heavy Duty
70-110
250 300
40
90 110
< 80
Extra Heavy
D t
Duty
> 110
350 400
45
110 - 140
< 60
17
Road Headers
Aplikasi RH:
9
9
9
9
Variasi jenis batuan, sifat geomekanik, struktur geologi dan hidrogeologi mengijinkan
Saat peledakan menjadi suatu batasan
Meningkatkan safety
Berkurang kebutuhan ground support dan tenaga kerja
(Peng, 1978)
19
(Peng, 1978)
20
Continuous Miner Di
Tambang Batubara
Bawah Tanah
(Peng, 1978)
21
P j
Panjang
T
Tunnell [m]
[ ]
Penggunaan TBM
0.33
> 1.5
TBM
S l ti
Selection
Guidelines
23
24
25
Open Machines
Shield Machines
Double Shield Machines.
In solid rock the tunnelling is
made with open machines
without anyy shield.
Under good conditions an open TBM can operate with a constant advance rate,
as the rock support will be installed independent from the excavation from the
L2 area on the back up system.
26
Tamrock
28
Informasi Umum
Sifat
MassaBatuan
dan Sifat Batuan
Ut h
Utuh
Excavatability
Informasi Mesin
Gali
Karakteristik
Kinerja Mesin
G li
Gali
Informasi Teknikal & Operasional
FC
F
A h
Arah
Penggalian
FN
Back Clearance
Angle
Break Out
Angle
w
30
Mekanisme Indenter
Penetrasi pick menimbulkan tegangan geser
sehingga
hi
chip
hi terbongkar
b
k kkeluar
l
Tegangan-tegangan geser dibangkitkan oleh
gaya lateral pick dan vektornya tergantung
FN
FN
31
31
Persamaan Empirik
1 Sifat Mekanik atau Sifat Indeks batuan utuh & karakteristik mesin gali
1.
2. Sifat Mekanik, massa batuan & karakteristik mesin gali
32
Fracture Mechanics
Secara tradisional keruntuhan
material karena stress > strength
Tahun 1920-an, Griffith &
selanjutnya Irwin menginisiasi
energy concept for crack growth
Indenter
I d t pada
d pengeboran
b
&
penggalian mekanis menimbulkan
rekahan & ber-propagasi searah
1 & tegaklurus
g
3
Propagasi rekahan membentuk
chips sehingga memberikan
peluang indenter (pick/mata bor)
untukk terus maju
j
(W
(Wang,
1996)
CSIRO Geomechanics Division Melbourne
Mode I:
Opening
Mode II:
In-plane shear
Mode III:
Out-of-plane shear
K2aI = a
KI = a
ij =
K
f ij ( )
2 r
KI berhubungan dengan stress field sekitar sebuah ujung rekahan (crack tip) terhadap far
field boundary conditions
Dalam kondisi ini tegangan pada crack tip tsb menjadi tak terbatas
Satuan KI adalah Pam,
Pam dan nilainya tertentu
SFI merupakan solusi perhitungan untuk sebuah crack dalam kondisi tegangan tarik
Solusi numerik analitik menggunakan KI
Perilaku
Konstitutif
Batuan
Volumetric Strain = V = A + 2 L
Stress
Strength failure
Yield point
3. Stable crack propagation
Fracture initiation
Crack closure
1. Closing cracks
Strain
Estimation
E
ti ti off the
th specific
ifi d
destruction
t ti work
k
Wz from the stress-strain curve of a rock
sample under unconfined compression
37
Drilling
g rates vs. UCS
& vs. Destruction
Work
Cl
Classification
ifi ti
off Atlas
Atl Copco
C
COP
1440 - 20 kW. (Thuro, 1997)
38
39
40
FC
Back Clearance
Angle
FN
F C (kN )
1.00
0.50
G
Gaya
P t
Potong
& Energi
E
i Potong
P t
B t
Batuan
P i
Pasir
0.00
Tipikal Gaya Potong & Energi Potong Batuan
10
Distance (cm)
12
14
16
Mesin
Berat
Mesin
Medium
32 MJ/m3
20 MJ/m3
Mesin hanya dapat memotong batuan ini secara ekonomis bila berbentuk
perlapisan setebal kurang dari 0.3 m. Modifikasi mungkin diperlukan.
25 MJ/m3
15 MJ/m3
Kinerja penggalian buruk. Pergantian pick aus secara regular akan membantu
kebutuhan energi gali & me-ngurangi bagian aus. Lebih baik pakai point attack
pick dengan kecepatan rendah dan besi sangga samping akan memperbaiki
stabilitas.
20 MJ/m3
12 MJ/m3
Kinerja penggalian sedang. Untuk batuan abrasive perlu sering periksa pick,
karena p
pick tajam
j
akan memperbaiki
p
kinerja.
j
17 MJ/m3
8 MJ/m3
Kinerja sedang - baik dengan keausan rendah. Pick diganti regular untuk batuan
abrasiv.
8 MJ/m3
5 MJ/m3
PICK
Ft
/2
2r
/2
t d/cos
Fc
Tensile stress
Radial compressive
stress
g
Shank berbentuk lingkaran
memungkinkan berputarnya
pick pada pemegangnya dan
memastikan seluruh bagian
Fc =
16 t
Cos c
2
td
tip digunakan
Fc = Gaya gali pada saat hancur (MN)
t = UTS (MPa)
c = UCS (MPa)
d = Kedalaman penggalian (m)
= Tool edge angle
43
(Kramadibrata, 1996)
c
[BI] = = BrittlenessIndex
t
[RMF] =
= Rock Mass Factor
c
N
= Rock Cuttability Index
L c
600
500
400
300
200
100
Height (m)
[RCI] =
Po
ower (kW)
Prediksi Kinerja
Tipikal Surface Miner
-1
0
10
20
30
40
Time (s)
50
60
70
44
350
300
250
Produksi (m3/j
/jam)
200
150
Lapangan
100
50
Gehring
0
10
12
14
16
18
20
22
24
UCS (MPa)
45
L* =
Gehring (1992)
k1 = Relatif cuttability batuan utuh: 6 15
k2 = Pengaruh kekar/bidang perlapisan: 1 2.5
k3 = Pengaruh kondisi cutting spesifik: 3.5 4.5
k1 x k 2 x k 3
N
c
100
2
3
46
VARCI
[mm]
<0.5
Moderate performance
Not applicable
0.5 0.8
0.8 1.5
1.5 2.5
2.5 5.0
5.0 10.0
47
48
49
50
(Kramadibrata dkk,
dkk 2000 & 2006)
10
Depth-m
Level 40
m
Level 70
m
Level 100
m
UCSi
(MPa)
15.31 [2]
25.93 [4]
47.61 [4]
RQD (%)
80 [17]
95 [20]
100 [20]
Joint
condition
[10]
[10]
[10]
Joint
spacing
(m)
0.12 [8]
0.28 [10]
20 [20]
Water
condition
Wet [7]
RMR
44
Wet [7]
51
Wet [7]
61
Q (m3/hr)
8
6
y = 2.51x-0.47
R2 = 0.99
0
0 05
0.05
01
0.1
0 15
0.15
02
0.2
0 25
0.25
cm2/Em
03
0.3
0 35
0.35
10
8
Q (m3/hr)
6
y = 26454.50x-2.13
R 2 = 1.00
4
2
0
40
45
50
RMR
55
60
65
Perusahaan Tambang
1. PT Bukit Asam
2. PT Aneka Tambang Pongkor
3. PT Freeport Indonesia
4. PT Bumi Resources
5 PT Bumi Resources Mineral
5.
6. Voest Alpine Fordertechnik Zeltweg Austria
7. Krupp Fordertechnik Rheinhausen Germany
Semua material yang berada di dalam presentasi ini diperoleh oleh penulis seorang dan bersama kolega dari
hasil penelitian laboratorium, penelitian lapangan, literatur survey dari makalah, website dan brosur dan juga
hasil penelitian para kolega Staf Akademik, mantan mahasiswa S1, S2 dan S3 di Laboratorium Geomekanika
dan Peralatan Tambang ITB. Pekerjaan penelitian selalu dibantu oleh para Teknisi dan Mekanik di
Laboratorium. Material presentasi ini tidak akan dapat dibuat dengan baik tanpa bantuan mereka semua.
52